MODUL PERKULIAHAN
F032100032
PRAKTEK KERJA INDUSTRI
• Kontrak Perkuliahan
• Komunikasi dalam Organisasi
Abstrak Sub-CPMK 1
01
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
Fakutas Ekonom dan Bisnis Akuntansi Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK
Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan
berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi tersebut terjadi komunikasi.
Komunikasi yang baik (efektif) akan menghasilkan saling pengertian dan terjadilah
hubungan sosial sebagaimana diharapkan.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia
dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehiduapan sehari-hari di rumah
tangga, ditempat pekerjaan, dipasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia
berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Komunikasi
sangat penting bagi kehidupan manusia. Berkembangnya pengetahuan manusia dari hari
ke hari karena komunikasi. Komunikasi juga membentuk sistem sosial yang saling
membutuhkan satu sama lain, maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan.
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti
sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang
yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan
media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang
sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.
Pengertian komunikasi berdasarkan sudut pandang dari para ahli:
1. Onong Cahyana Effendi, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik dengan cara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melewati
media)
2. Raymond Ross, komunikasi merupakan proses menyortir, memilih, serta
pengiriman simbol - simbol yang sedemikian rupa sehingga membantu pendengar
menanggapinya dengan respon atau makna dari pemikiran yang sama dengan
yang dimaksudkan oleh komunikator.
3. Harold Laswell, komunikasi merupakan gambaran mengenai siapa, berbicara apa,
melewati media apa, terhadap siapa, serta apa dampaknya.
4. Gerald R. Miller, komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan
kepada penerima secara sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka
Praktik Kerja Industri
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
2 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
5. Himstreet dan Beaty, komunikasi merupakan sebuah proses pertukaran informasi
antar individu melewati sebuah sistem yang lazim (biasa), baik dengan simbol -
simbol, sinyal - sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
6. Hovland, Janis serta Kelley, komunikasi adalah proses individu mengirimkan
rangsangan (stimulus) yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah
tingkah laku orang lain. Pada pengertian ini mereka berpendapat komunikasi
merupakan sebuah proses.
7. Bovee, komunikasi merupakan sebuah proses pengiriman atau penerimaan
pesan.
8. Laswell, komunikasi merupakan proses yang menggambarkan siapa mengatakan
apa dengan cara apa, terhadap siapa dengan efek apa.
9. Colin Cherry, komunikasi adalah proses dimana pihak - pihak saling
menggunakan informasi untuk mencapai tujuan bersama dan berkaitan dengan
hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan serta pembangkitan
balasannya.
10. Kafried Knapp, komunikasi adalah interaksi antar pribadi yang menggunakan
sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata - kata) dan non verbal.
Sistem ini dapat disosialisasikan dengan cara langsung atau tatap muka atau
melalui media lain seperti tulisan, oral, dan visual.
Tujuan Komunikasi
Secara khusus komunikasi bertujuan untuk :
1. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan
2. Menyusun rencana untuk menyelesaiakan tujuan
3. Mengorganisasi SDM serta sumber daya lainnya secara efekti dan efisisen.
4. Menyeleksi, mengembangkan dan menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang memunculkan
keinginan untuk memberikan kontribusi, dan
6. Mengendalikan prestasi.
Fungsi Komunikasi
1. Kendali: komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam
beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal
yang harus dipatuhi oleh karyawan.
2. Motivasi: komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan
kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik
Praktik Kerja Industri
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
3 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah
standar.
3. Pengungkapan emosional: bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka
merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam
kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota
menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi
menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
4. Informasi: komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan
kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai
dan menilai pilihan-pilihan alternatif
Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral
(menyisi).
Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas.
a. Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau
organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi ini
memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan
kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan
perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
b. Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok
atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan,
Jenis-jenis Komunikasi
1. Komunikasi berdasarkan Penyampaian
Pada umumnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain karena manusia
tidak hanya makhluk individu tetapi juga makhluk sosial yang selalu mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak semua orang
terampil berkomunikasi, oleh sebab itu dibutuhkan beberapa cara dalam
menyampaikan informasi.
Berdasarkan cara penyampaian informasi dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ), yaitu :
a. Komunikasi verbal (Lisan)
Yang terjadi secara langsung serta tidak dibatasi oleh jarak, dimana kedua belah
pihak dapat bertatap muka. Contohnya dialog dua orang. Yang terjadi secara tidak
langsung akibat dibatasi oleh jarak. contohnya komunikasi lewat telepon.
b. Komunikasi nonverbal (Tertulis) Naskah, yang biasanya digunakan untuk
menyampaikan kabar yang bersifat kompleks.
2. Komunikasi berdasarkan Perilaku
Komunikasi bedasarkan prilaku dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi Formal, yaitu komunikasi yang terjadi diantara organisasi atau
perusahaan yang tata caranya sudah diatur dalam struktur organisasinya.
Contohnya seminar.
b. Komunikasi Informal, yaitu komunikasi yang terjadi pada sebuah organisasi atau
perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi serta tidak mendapat
kesaksian resmi yang mungkin tidak berpengaruh kepada kepentingan organisasi
atau perusahaan. Contohnya kabar burung, desas-desus, dan sebagainya.
c. Komunikasi Nonformal, yaitu komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang
bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan
pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang
bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut. Contohnya rapat
mengenai ulang tahun perusahaan.
3. Komunikasi berdasarkan Kelangsungannya Berdasarkan Kelangsungannya
komunikasi dapat dibedakan menjadi:
Praktik Kerja Industri
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
5 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
a. Komunikasi Langsung, yaitu proses komunikasi dilakukan secara langsung
tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan
tidak dibatasi oleh adanya jarak.
b. Komunikasi Tidak Langsung, yaitu proses komunikasinya dilaksanakan dengan
bantuan pihak ketiga atau bantuan alat - alat media komunikasi.
4. Komunikasi Berdasarkan Maksud Komunikasi
Berdasarkan maksud komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Berpidato
b. Memberi Ceramah
c. Wawancara
d. Memberi Perintah alias Tugas
Dengan demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi hal penentu, demikian pula
kemampuan komunikator yang memegang peranan kesuksesan proses
komunikasinya.
5. Komunikasi Berdasarkan Ruang Lingkup
Berdasarkan Ruang Lingkupnya, komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi 3 ( tiga ) macam, yaitu:
Komunikasi vertikal yang terjadi di dalam bentuk komunikasi dari pemimpin kepada
anggota, seperti perintah, teguran, pujian, dan sebagainya.
Komunikasi horizontal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau
perusahaan diantara orang - orang yang memiliki kedudukan sejajar.
Komunikasi diagonal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau
perusahaan diantara orang - orang yang memiliki kedudukan berbeda pada posisi
tidak sejalur vertikal.
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang terjadi antara organisasi atau perusahaan dengan pihak
masyarakat yang ada diluar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi
eksternal dimaksudkan untuk memperoleh pengertian, kepercayaan, bantuan dan
kerjasama dengan masyarakat.
Komunikasi dengan pihak luar bisa berbentuk :
• Eksposisi, pameran, promosi, dan sebagainya.
• Konperensi pers.
• Siaran televisi, radio dan sebagainya.
• Bakti sosial.
Unsur-unsur Komunikasi
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur utama yang wajib terpenuhi karena
merupakan sebuah bentuk kesatuan yang utuh dan bulat. Bila salah satu unsur tidak ada,
maka komunikasi tidak akan terjadi. Setiap unsur dalam komunikasi itu mempunyai
hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan satu sama lainnya.
Unsur-unsur komunikasi tersebut yaitu :
a. Komunikator / pengirim / sender, yaitu orang yang menyampaikan isi pernyataannya
terhadap komunikan. Komunikator bertanggung jawab dalam faktor mengirim kabar
dengan jelas, memilih media yang cocok untuk menyampaikan pesan tersebut, dan
meminta kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik oleh komunikan.
b. Komunikan / penerima / receiver, yaitu dalah penerima pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Dalam proses komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk
dapat mememahami isi pesan yang telah disampaikan dengan baik dan benar.
Penerima pesan juga memberikan umpan balik kepada komunikator untuk memastikan
bahwa pesan telah diterima dan dipahami secara sempurna.
c. Saluran / media / channel, yaitu saluran atau jalan yang dilalui oleh pesan pernyataan
komunikator terhadap komunikan maupun sebaliknya. Pesan dapat berupa kata kata
dan tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat dipakai untuk mengirim
melewati beberapa channel yang berbeda, seperti telepon, televisi, f ax, photo copy dan
sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat kabar
yang bakal disampaikan
PROSES KOMUNIKASI
Menurut Bovee dan Thill dalam buku Business Communication Today, 10e, proses
komunikasi terdiri dari enam tahap:
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
Pengiriman pesan harus mempunyai idea tau gagasan apa yang ingin disampaikan
kepada pihak lain atau audiens. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang
terbentang luas di hadapan kita. Dunia ini penuh dengan berbagai macam informasi
baik yang dapat dilihat, didengar, dibaui, dikecap, maupun diraba.Kemudian disusun
ke dalam suatu memori dalam jaringan otak merupakan persepsi kita terhadap
Praktik Kerja Industri
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
9 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
kenyataan. Persepsi adalah hal yang unik, ide yang ingin disampaikan seseorang
mungkin akan berbeda dengan pemikiran orang lain. Seseorang komunikator harus
dapat menyaring hal-hal yang tidak penting atau tidak relevan dan memusatkan
perhatian pada hal-hal yang memang penting dan relevan.
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Dalam proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan
sempurna. Proses komunikasi dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang lalu
diubah ke dalam bentuk pesan-pesan seperti dalam bentuk kata-kata, ekspresi wajah,
dan sejenisnya, untuk kemudian disampaikan kepada orang lain.
3. Pengirim menyampaikan pesan
Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada
si penerima pesan. Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
terkadang relative pendek, tetapi ada juga yang cukup panjang. Panjang pendeknya
saluran komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap efektivitas
penyampaian pesan.
4. Penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim
mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. Jika seseorang
mengirim sepucuk surat, komunikasi baru bisa terjalin bila penerima surat telah
membaca dan memahami isinya.
5. Penerima menafsirkan pesan
Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat
menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti
dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan.
6. Penerima member tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim
Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai
komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan penerima pesan yang memungkinkan
pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan.
Setelah menerima pesan, komunikan akan memberi tanggapan dengan cara tertentu
dan member sinyal terhadap pengirim pesan. Adanya umpan balik akan dapat
menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar
belakang, pebedaan penafsiran kata-kata, dan perbedaan reaksi secara emosional.
’’Interchange of ideas among the administrators and its particular structure (organization)
and interchange of ideas horizontally and vertically within the firm which gets work done
(operation and management).” (Pertukaran gagasan di antara para administrator dan
karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya
perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi)
dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan
yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).)
Untuk memperoleh kejelasan, komunikasi internal dapat dibagi menjadi dua dimensi dan
dua jenis, yaitu:
Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
1) Komunikasi vertikal
Komunikasi dua arah secara timbal-balik tersebut dalam organisasi penting sekali
karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda organisasi tidak
akan berjalan dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan, atau saran
para karyawan sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat diambil dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi vertikal dapat dilakukan
secara langsung antara pimpinan tertinggi dengan seluruh karyawan, bisa juga
bertahap melalui eselon-eselon yang banyaknya bergantung pada besarnya dan
kompleksnya organisasi. Akan tetapi, bagaimana pun, komunikasi vertikal yang lancar,
terbuka, dan saling mengisi merupakan pencerminan sikap kepemimpinan yang
demokratis, yakni jenis kepemimpinan yang paling baik di antara jenis-jenis
kepemimpinan lainnya.
Seorang manajer atau administrator yang baik, dalam arti kata menyadari
pentingnya mengembangkan komunikasi dengan bawahan, akan berusaha mem-
perluas Areal karena semakin luas bidang ini akan semakin terjalin komunikasi yang
sehat, terbuka, dan timbal- balik. Ia bersedia untuk mendengarkan pendapat dan
saran, bahkan kritik dari staf atau bawahan.
2. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan
anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi
vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak
formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja,
melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja. Dalam
situasi komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menyebar dan menjalar. Dan
yang didesas-desuskan sering kali mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau
tindakan pimpinan yang merugikan mereka.