Anda di halaman 1dari 19

1

MODUL PERKULIAHAN

F032100032
PRAKTEK KERJA INDUSTRI

• Kontrak Perkuliahan
• Komunikasi dalam Organisasi

Abstrak Sub-CPMK 1

Modul ini menjelaskan tentang Diharapkan mahasiswa mampu


konsep dasar komunikasi, menjelaskan dan memahami pengertian
komunikasi berdasarkan sudut pandang
para ahli, proses komunikasi yang efektif,
dimensi komunikasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Tim 5 menteng (2B7321PA)

01
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
Fakutas Ekonom dan Bisnis Akuntansi Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK
Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan
berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi tersebut terjadi komunikasi.
Komunikasi yang baik (efektif) akan menghasilkan saling pengertian dan terjadilah
hubungan sosial sebagaimana diharapkan.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia
dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehiduapan sehari-hari di rumah
tangga, ditempat pekerjaan, dipasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia
berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Komunikasi
sangat penting bagi kehidupan manusia. Berkembangnya pengetahuan manusia dari hari
ke hari karena komunikasi. Komunikasi juga membentuk sistem sosial yang saling
membutuhkan satu sama lain, maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan.

PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti
sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang
yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan
media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang
sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.
Pengertian komunikasi berdasarkan sudut pandang dari para ahli:
1. Onong Cahyana Effendi, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik dengan cara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melewati
media)
2. Raymond Ross, komunikasi merupakan proses menyortir, memilih, serta
pengiriman simbol - simbol yang sedemikian rupa sehingga membantu pendengar
menanggapinya dengan respon atau makna dari pemikiran yang sama dengan
yang dimaksudkan oleh komunikator.
3. Harold Laswell, komunikasi merupakan gambaran mengenai siapa, berbicara apa,
melewati media apa, terhadap siapa, serta apa dampaknya.
4. Gerald R. Miller, komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan
kepada penerima secara sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka
Praktik Kerja Industri
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
2 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
5. Himstreet dan Beaty, komunikasi merupakan sebuah proses pertukaran informasi
antar individu melewati sebuah sistem yang lazim (biasa), baik dengan simbol -
simbol, sinyal - sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
6. Hovland, Janis serta Kelley, komunikasi adalah proses individu mengirimkan
rangsangan (stimulus) yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah
tingkah laku orang lain. Pada pengertian ini mereka berpendapat komunikasi
merupakan sebuah proses.
7. Bovee, komunikasi merupakan sebuah proses pengiriman atau penerimaan
pesan.
8. Laswell, komunikasi merupakan proses yang menggambarkan siapa mengatakan
apa dengan cara apa, terhadap siapa dengan efek apa.
9. Colin Cherry, komunikasi adalah proses dimana pihak - pihak saling
menggunakan informasi untuk mencapai tujuan bersama dan berkaitan dengan
hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan serta pembangkitan
balasannya.
10. Kafried Knapp, komunikasi adalah interaksi antar pribadi yang menggunakan
sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata - kata) dan non verbal.
Sistem ini dapat disosialisasikan dengan cara langsung atau tatap muka atau
melalui media lain seperti tulisan, oral, dan visual.

Tujuan Komunikasi
Secara khusus komunikasi bertujuan untuk :
1. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan
2. Menyusun rencana untuk menyelesaiakan tujuan
3. Mengorganisasi SDM serta sumber daya lainnya secara efekti dan efisisen.
4. Menyeleksi, mengembangkan dan menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang memunculkan
keinginan untuk memberikan kontribusi, dan
6. Mengendalikan prestasi.

Fungsi Komunikasi
1. Kendali: komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam
beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal
yang harus dipatuhi oleh karyawan.
2. Motivasi: komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan
kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik
Praktik Kerja Industri
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
3 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah
standar.
3. Pengungkapan emosional: bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka
merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam
kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota
menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi
menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
4. Informasi: komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan
kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai
dan menilai pilihan-pilihan alternatif

Bentuk - Bentuk Komunikasi


1. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas
atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara
timbal balik.
2. Komunikasi horisontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi
antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung
tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
3. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu
seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam
kedudukan dan bagian.

Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral
(menyisi).
Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas.
a. Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau
organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi ini
memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan
kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan
perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
b. Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok
atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan,

Praktik Kerja Industri


Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
4 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan
masalah-masalah yang ada.
Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara kelompok kerja yang
sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara
manajer-manajer pada tingkat yang sama.

Jenis-jenis Komunikasi
1. Komunikasi berdasarkan Penyampaian
Pada umumnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain karena manusia
tidak hanya makhluk individu tetapi juga makhluk sosial yang selalu mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak semua orang
terampil berkomunikasi, oleh sebab itu dibutuhkan beberapa cara dalam
menyampaikan informasi.
Berdasarkan cara penyampaian informasi dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ), yaitu :
a. Komunikasi verbal (Lisan)
Yang terjadi secara langsung serta tidak dibatasi oleh jarak, dimana kedua belah
pihak dapat bertatap muka. Contohnya dialog dua orang. Yang terjadi secara tidak
langsung akibat dibatasi oleh jarak. contohnya komunikasi lewat telepon.
b. Komunikasi nonverbal (Tertulis) Naskah, yang biasanya digunakan untuk
menyampaikan kabar yang bersifat kompleks.
2. Komunikasi berdasarkan Perilaku
Komunikasi bedasarkan prilaku dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi Formal, yaitu komunikasi yang terjadi diantara organisasi atau
perusahaan yang tata caranya sudah diatur dalam struktur organisasinya.
Contohnya seminar.
b. Komunikasi Informal, yaitu komunikasi yang terjadi pada sebuah organisasi atau
perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi serta tidak mendapat
kesaksian resmi yang mungkin tidak berpengaruh kepada kepentingan organisasi
atau perusahaan. Contohnya kabar burung, desas-desus, dan sebagainya.
c. Komunikasi Nonformal, yaitu komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang
bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan
pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang
bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut. Contohnya rapat
mengenai ulang tahun perusahaan.
3. Komunikasi berdasarkan Kelangsungannya Berdasarkan Kelangsungannya
komunikasi dapat dibedakan menjadi:
Praktik Kerja Industri
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
5 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
a. Komunikasi Langsung, yaitu proses komunikasi dilakukan secara langsung
tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan
tidak dibatasi oleh adanya jarak.
b. Komunikasi Tidak Langsung, yaitu proses komunikasinya dilaksanakan dengan
bantuan pihak ketiga atau bantuan alat - alat media komunikasi.
4. Komunikasi Berdasarkan Maksud Komunikasi
Berdasarkan maksud komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Berpidato
b. Memberi Ceramah
c. Wawancara
d. Memberi Perintah alias Tugas
Dengan demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi hal penentu, demikian pula
kemampuan komunikator yang memegang peranan kesuksesan proses
komunikasinya.
5. Komunikasi Berdasarkan Ruang Lingkup
Berdasarkan Ruang Lingkupnya, komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi 3 ( tiga ) macam, yaitu:
Komunikasi vertikal yang terjadi di dalam bentuk komunikasi dari pemimpin kepada
anggota, seperti perintah, teguran, pujian, dan sebagainya.
Komunikasi horizontal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau
perusahaan diantara orang - orang yang memiliki kedudukan sejajar.
Komunikasi diagonal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau
perusahaan diantara orang - orang yang memiliki kedudukan berbeda pada posisi
tidak sejalur vertikal.
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang terjadi antara organisasi atau perusahaan dengan pihak
masyarakat yang ada diluar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi
eksternal dimaksudkan untuk memperoleh pengertian, kepercayaan, bantuan dan
kerjasama dengan masyarakat.
Komunikasi dengan pihak luar bisa berbentuk :
• Eksposisi, pameran, promosi, dan sebagainya.
• Konperensi pers.
• Siaran televisi, radio dan sebagainya.
• Bakti sosial.

Praktik Kerja Industri


Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
6 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
6. Komunikasi Berdasarkan Jumlah Yang Berkomunikasi
Komunikasi berdasarkan Jumlah yang berkomunikasi, dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi Perseorangan, yaitu komunikasi yang terjadi dengan cara
perseorangan atau individu antara pribadi dengan pribadi mengenai persoalan yang
bersifat pribadi juga.
b. Komunikasi Kelompok, yaitu komunikasi yang terjadi pada kelompok mengenai
persoalan - persoalan yang menyangkut kepentingan kelompok. Perbedaanya
dengan komunikasi perseorangan yaitu komunikasi ini lebih terbuka dibandingkan
dengan komunikasi perseorangan.

7. Komunikasi Berdasarkan Peranan Individu


Dalam komunikasi ini, peranan individu sangat mempengaruhi kesuksesan proses
komunikasinya. Berikut beberapa macam komunikasi berdasarkan peranan individu,
diantaranya:
a. Komunikasi antar individu dengan individu yang lain. Komunikasi ini terjadi secara
nonformal maupun informal, individu bertindak sebagai komunikator mampu
mempengaruhi individu yang lain.
b. Komunikasi antar individu dengan lingkungan yang lebih luas. Komunikasi ini terjadi
karena individu yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan
hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.
c. Komunikasi antar individu dengan dua kelompok atau lebih. Pada komunikasi ini
individu berperan sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih, sehingga
dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
8. Komunikasi Berdasarkan Jaringan Kerja
Didalam suatu organisasi atau perusahaan, komunikasi akan terlaksana berdasarkan
sistem yang ditetapkan dalam jaringan kerja.
a. Komunikasi berdasarkan jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi:
b. Komunikasi jaringan kerja rantai, yaitu komunikasi terjadi menurut saluran
hirarki organisasi dengan jaringan komando sehingga mengikuti pola
komunikasi formal. Komunikasi jaringan kerja lingkaran, yaitu komunikasi terjadi
melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti pola lingkaran.
c. Komunikasi jaringan bintang, yaitu komunikasi terjadi melalui satu sentral dan
saluran yang dilewati lebih pendek.
9. Komunikasi Berdasarkan Ajaran Informasi
Praktik Kerja Industri
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
7 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Komunikasi berdasarkan Ajaran Informasi dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi satu arah, yaitu komunikasi yang berjalan satu pihak saja (one way
Communication).
b. Komunikasi dua arah, yaitu komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways
communication).
c. Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yang terjadi dari bawahan terhadap
atasan.
d. Komunikasi ke bawah, yaitu komunikasi yang terjadi dari atasan terhadap
bawahan.
e. Komunikasi kesamping, yaitu komunikasi yang terjadi diantara orang yang
mempunyai kedudukan sejajar.

Unsur-unsur Komunikasi
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur utama yang wajib terpenuhi karena
merupakan sebuah bentuk kesatuan yang utuh dan bulat. Bila salah satu unsur tidak ada,
maka komunikasi tidak akan terjadi. Setiap unsur dalam komunikasi itu mempunyai
hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan satu sama lainnya.
Unsur-unsur komunikasi tersebut yaitu :
a. Komunikator / pengirim / sender, yaitu orang yang menyampaikan isi pernyataannya
terhadap komunikan. Komunikator bertanggung jawab dalam faktor mengirim kabar
dengan jelas, memilih media yang cocok untuk menyampaikan pesan tersebut, dan
meminta kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik oleh komunikan.
b. Komunikan / penerima / receiver, yaitu dalah penerima pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Dalam proses komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk
dapat mememahami isi pesan yang telah disampaikan dengan baik dan benar.
Penerima pesan juga memberikan umpan balik kepada komunikator untuk memastikan
bahwa pesan telah diterima dan dipahami secara sempurna.
c. Saluran / media / channel, yaitu saluran atau jalan yang dilalui oleh pesan pernyataan
komunikator terhadap komunikan maupun sebaliknya. Pesan dapat berupa kata kata
dan tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat dipakai untuk mengirim
melewati beberapa channel yang berbeda, seperti telepon, televisi, f ax, photo copy dan
sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat kabar
yang bakal disampaikan

Langkah Langkah dalam Berkomunikasi:


1. Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi.
Praktik Kerja Industri
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
8 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Mengenali komunikan (audience).
3. Berorientasi pada tema komunikasi.
4. Menyampaikan pesan dengan jelas.
5. Menggunakan alat bantu yang sesuai.
6. Menjadi pendengar yang baik.
7. Memusatkan perhatian.
8. Menghindari terjadinya gangguan.
9. Membuat suasana menyenangkan.
10. Memanfaatkan bahasa tubuh dengan benar.

Cara Komunikasi yang Efektif


Cara berkomunikasi dengan orang lain memang perlu sebuah teknik dan cara yang
benar. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, ada tiga cara berkomunikasi yaitu
tertulis, lisan dan menggunakan bahasa tubuh. Kemampuan melakukan bentuk-bentuk
komunikasi tersebut akan mendukung kesuksesan seseorang baik dalam belajar, bergaul,
maupun bekerja.
Agar komunikasi efektif, ada beberapa sikap yang perlu dicermati oleh seseorang dalam
berkomunikasi, khususnya ketika melakukan verbal. Sikap yang diperlukan antara lain:
1. Berorientasi pada kebenaran (truth)
2. Tulus (sincerity)
3. Ramah (friendship)
4. Kesungguhan (seriousness)
5. Ketenangan (poise)
6. Percaya diri (self convidence)
7. Mau mendengarkan dengan baik (good listener)

PROSES KOMUNIKASI
Menurut Bovee dan Thill dalam buku Business Communication Today, 10e, proses
komunikasi terdiri dari enam tahap:
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
Pengiriman pesan harus mempunyai idea tau gagasan apa yang ingin disampaikan
kepada pihak lain atau audiens. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang
terbentang luas di hadapan kita. Dunia ini penuh dengan berbagai macam informasi
baik yang dapat dilihat, didengar, dibaui, dikecap, maupun diraba.Kemudian disusun
ke dalam suatu memori dalam jaringan otak merupakan persepsi kita terhadap
Praktik Kerja Industri
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
9 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
kenyataan. Persepsi adalah hal yang unik, ide yang ingin disampaikan seseorang
mungkin akan berbeda dengan pemikiran orang lain. Seseorang komunikator harus
dapat menyaring hal-hal yang tidak penting atau tidak relevan dan memusatkan
perhatian pada hal-hal yang memang penting dan relevan.
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Dalam proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan
sempurna. Proses komunikasi dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang lalu
diubah ke dalam bentuk pesan-pesan seperti dalam bentuk kata-kata, ekspresi wajah,
dan sejenisnya, untuk kemudian disampaikan kepada orang lain.
3. Pengirim menyampaikan pesan
Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada
si penerima pesan. Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
terkadang relative pendek, tetapi ada juga yang cukup panjang. Panjang pendeknya
saluran komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap efektivitas
penyampaian pesan.
4. Penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim
mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. Jika seseorang
mengirim sepucuk surat, komunikasi baru bisa terjalin bila penerima surat telah
membaca dan memahami isinya.
5. Penerima menafsirkan pesan
Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat
menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti
dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan.
6. Penerima member tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim
Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai
komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan penerima pesan yang memungkinkan
pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan.
Setelah menerima pesan, komunikan akan memberi tanggapan dengan cara tertentu
dan member sinyal terhadap pengirim pesan. Adanya umpan balik akan dapat
menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar
belakang, pebedaan penafsiran kata-kata, dan perbedaan reaksi secara emosional.

MUNCULNYA KESALAHPAHAMAN KOMUNIKASI

Praktik Kerja Industri


Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
10 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Di dalam suatu pidato, ada kecenderungan beberapa pesan tidak dapat dimengerti oleh
penerima pesan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat
komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor penghambat komunikasi
dapat dikelompokkan dalam empat masalah utama yang mencakup antara lain masalah
dalam pengembangan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan, dan penafsiran
pesan. Masalah tersebut masing-masing sebagai berikut:
1. Masalah dalam pengembangan pesan
Sumber masalah potensial dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam
memformulasikan suatu pesan. Masalah dalam mengembangkan suatu pesan dapat
mencakup antara lain munculnya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa
dengan situasi yang ada atau masih asing dengan audiens, adanya pertentangan
emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan idea tau gagasan.
2. Masalah dalam menyampaikan pesan
Komunikasi ini dapat juga terganggu karena munculnya masalah penyampaian pesan
dari pengirim ke penerima. Masalah yang paling jelas di sini adalah faktor fisik.
Misalnya, terdapat sambungan kabel yang kurang baik pada sound system-nya
(antara tersambung atau tidak, sehingga muncul bunyi-bunyi aneh), kualitas suara
sound system yang kurang baik, lampu yang tiba-tiba padam, audiens terhalang oleh
pilar (tiang bangunan), salinan surat yang tak terbaca, dan lain-lain. Meskipun
nampaknya sepele, gangguan tersebut dapat menghalangi atau mengganggu suatu
pesan.
3. Masalah dalam menerima pesan
Sebagaimana halnya dengan penyampaian pesan, menerima pesan pun tidak luput
dari masalah. Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara Masalah
dalam menafsirkan pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan
suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, dan kondisi lain yang
dapat mengganggu konsentrasi penerima.
4. Masalah dalam Menafsirkan pesan
Meskipun suatu pesan mungkin hilang selama proses penyampaian pesan, masalah
terbesar terletak pada mata rantai terakhir, saat suatu pesan ditaksirkan oleh
penerima pesan. Perbedaan latar belakang, perbendaharaan bahasa, dan
pernyataan emosional dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara
pemberi dan penerima pesan.
a. Perbedaan Latar Belakang
Bila pengalaman hidup penerima secara mendasar berbeda dengan pengirim
pesan, komunikasi menjadi semakin sulit. Perbedaan usia, pendidikan, jenis
Praktik Kerja Industri
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
11 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
kelamin, status sosial, kondisi ekonomi, latar belakang budaya, temperamen,
kesehatan, kecantikan, popularitas, atau agama dapat mempersulit atau paling
tidak mengganggu proses komunikasi.
b. Perbedaan Penafsiran Kata
Masalah dalam memahami pesan sebenarnya terletak pada bahasa yang
menggunakan kata-kata sebagai symbol untuk menggambakan suatu kenyataan.
Karena latar belakang yang berbeda, baik itu asal-usul daerah, budaya,
pendidikan, usia, maupun yang lain.
c. Perbedaan Reaksi Emosional
Satu hal yang cukup menarik bahwa seseorang mungkin bereaksi secara
berbeda terhadap kata yang sama pada keadaan yang berbeda. Suatu pesan
yang jelas dan dapat diterima di suatu kondisi akan dapat membingungkan dalam
situasi yang berbeda. Hal ini bergantung pada hubungan emosional antara
penerima dan pengirim pesan.

BAGAIMANA MEMPERBAIKI KOMUNIKASI


a. Persepsi
Seorang komunikator yang cerdas harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan
yang akan disampaikan dapat diterima oleh komunikan atau tidak. Bila prediksinya
tepat, audiens akan dapat membaca dan menerima tanggapannya dengan benar.
Kemudian audiens sebagai penerima pesan akan mengantisipasi bagaimana reaksi
komunikator dalam menyusun umpan balik.
b. Ketepatan
Audiens mempunyai suatu kerangka berpikir yang jelas. Agar komunikasi yang
dilakukan mencapai sasaran, seseorang perlu mengekspresikan sesuatu sesuai
dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir mereka.
c. Kredibilitas
Komunikator perlu memiliki suatu keyakinan dan optimism yang tinggi bahwa
audiensnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Komunikator harus
mempunyai suatu keyakinan bahwa substansi atau inti pesan yang ingin disampaikan
kepada pihak lain benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
d. Pengendalian
Audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan yang
disampaikan. Reaksi mereka dapat membuat komunikator tertawa, menangis,
bertindak, mengubah pikiran, atau lemah lembut.
e. Keharmonisan
Praktik Kerja Industri
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
12 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan
yang baik dengan audiens sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai
tujuannya.
Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang
baik dengan audiens sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya.
Seorang komunikator yang baik juga akan menghormati dan berhasil member kesan yang
baik kepada audiensnya.
1. Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati
Memperhatikan maksud dan tujuan berkomunikasi dan audiens yang dituju. Katakana
apa yang dikehendaki dengan menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah
dipahami, dan tidak bertele-tele.
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
Melalui pemilihan saluran komunikasi yang hati-hati, komunikator dapat membuat
audiensnya lebih mudah memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan.
Penyampaian pesan dengan cara lisan akan efektif bila lokasi atau tempat
penyampaian pesan teratur, rapi, nyaman, sejuk dan sebagainya.
3. Mempermudah upaya umpan balik antara pengirim dan penerima pesan
Agar pemberian umpan balik (feedback) tersebut memberikan suatu manfaat yang
cukup berarti, cara dan waktu penyampaiannya harus direncanakan dengan baik.
Kalau komunikator menghendaki umpan balik yang cepat, dapat dipilih sarana
komunikasi yang cepat, misalnya melalui tatap muka atau melalui telepon. Akan
tetapi bila umpan balik tidak terlalu dipentingkan cepat, sarana tertulis (surat) akan
menjadi alternative yang baik untuk menyampaikan pesan,
Komunikasi dalam dunia bisnis merupakan salah satu faktor penting bagi
pencapaian tujuan suatu organisasi, akan tetapi sering kali orang mengabaikan arti
pentingnya komunikasi dalam dunia bisnis.

Dimensi Komunikasi dalam Komunikasi Massa


Beberapa hal ini perlu kita perhatikan apabila membahas mengenai komunikasi massa.
Komunikasi massa memiliki sedikit perbedaan dengan komunikasi sehari-hari. Berikut
adalah beberapa karakteristik komunikasi massa yang perlu kita ketahui :
1. Informasi dalam komunikasi massa dibuat dan disebarkan oleh suatu organisasi
untuk dikonsumsi publik
2. Informasi atau pesan disampaikan melalui media massa kepada publik

Praktik Kerja Industri


Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
13 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Komunikator menyebarkan informasi secara luas dan terus menerus yang
diharapkan dapat mempengaruhi khalayak, bahkan dapat menciptakan opini
publik.
4. Memiliki beberapa unsur yaitu sumber, khalayak, pesan, proses, konteks, dan
media.
5. Penyampaian berlangsung cepat dan tidak terkendala waktu
6. Komunikasi bersifat terencana, terjadwal, dan terorganisir.
7. Isi pesan berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sosial,
politik, ekonomi, maupun gaya hidup.

Berdasarkan ruang lingkup dan pengaruhnya, dimensi komunikasi dalam komunikasi


massa dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Dimensi makro
Dimensi makro lebih menggambarkan hubungan antara media dengan berbagai
institusi, misalkan politik, ekonomi, pendidikan, agama, dan lain sebagainya. Atau kita
bisa mengatakan bahwa dimensi makro adalah dimensi yang memperhatikan dari sisi
media kepada masyarakat luas.
Teori-teori yang mengkaji mengenai dimensi ini biasanya akan menjelaskan bagaimana
kedudukan dan pengaruh media dalam masyarakat.
b. Dimensi mikro
Dimensi mikro memperhatikan bagaimana pengaruh media terhadap suatu kelompok
atau individu. Teori dalam dimensi mikro mempelajari bagaimana hubungan antara media
dengan audiens, dimana di sini lebih ditekankan efek yang terlihat dari individu atau
kelompok sebagai hasil dari media massa. Kita bisa melihat perbedaannya dengan
dimensi makro, yaitu bahwa dimensi mikro memiliki ruang lingkup yang lebih kecil dan
lebih detail.

Sedangkan dari proses komunikasinya, terdapat empat dimensi dalam komunikasi


massa, diantaranya yaitu :
1. Isi
Dalam proses komunikasi, pasti terdapat pesan atau informasi yang disampaikan dari
satu pihak ke pihak lain. Dan pesan inilah yang merupakan dimensi isi. Apabila kita
menilik konteksnya pada komunikasi massa, isi merupakan berita yang kita terima atau
yang dapat kita simpulkan.

Praktik Kerja Industri


Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
14 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Bisa dikatakan isi merupakan dimensi yang sangat penting. Tidak hanya dalam
komunikasi massa, melainkan juga dalam jenis komunikasi lainnya. Tanpa isi, maka tidak
ada komunikasi.
Kecuali apabila pesan tersebut tidak bisa diintepretasikan sehingga komunikan tidak
memahami isi yang disampaikan. Namun, pada dasarnya, setiap komunikasi memiliki
dimensi isi karena penyampaian isi merupakan tujuan komunikasi dalam jaringan.
2. Suara
Dimensi suara sangat penting apabila media yang digunakan menggunakan suara
sebagai komponen utama. Suara dapat menunjang proses penyampaian, bahkan
memperjelas apa yang ingin disampaikan. Ada beberapa media yang membutuhkan
suara sebagai unsur utama, misalnya radio dan televisi. Kita bisa bayangkan bagaimana
bila kedua media tersebut tidak memiliki suara.
Tentu komunikasi tidak akan terjadi. Dan apabila suara tidak berperan secara maksimal,
maka komunikasi juga tidak bekerja maksimal. Namun, setiap media memiliki kebutuhan
yang berbeda.
Misalnya, koran. Koran hanya berisi tulisan dan sedikit gambar, namun tidak
membutuhkan suara. Jadi, intinya dimensi yang satu ini dibutuhkan pada media-media
tertentu.
3. Jaringan
Dalam komunikasi yang ditujukan untuk menjangkau masyarakat luas, suatu
organisasi akan memilih media yang cepat dan efektif dalam penyampaian informasi.
Sebut saja televisi, radio, atau internet. Semua media yang mampu menyebarluaskan
informasi dengan cepat pasti akan membutuhkan jaringan komunikasi jarak jauh tanpa
kabel yang memadahi.
Apabila jaringan buruk, komunikasi tidak akan berjalan dengan semestinya dan imbasnya
masyarakat mungkin akan kesulitan menangkap apa yang ingin disampaikan. Jika sudah
begitu, akan lebih sulit lagi untuk mempengaruhi masyarakat karena masyarakat belum
tentu mengerti apa yang sedang diinformasikan.
Maka dari itu, dalam proses komunikasi, jaringan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi komunikasi.
4. Arah komunikasi
Dalam proses komunikasi, arah dibagi menjadi dua jenis yaitu satu arah dan dua arah.
Komunikasi satu arah terjadi apabila komunikator selalu berpihak sebagai komunikator
dan komunikan tidak bisa membalas atau menyampaikan pesan kepada komunikator.
Misalnya, televisi, radio, dan lain sebagainya. Sedangkan komunikasi dua arah akan
terjadi pertukaran informasi antara kedua belah pihak. Misalnya, percakapan di telepon.
Praktik Kerja Industri
Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
15 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI DALAM
KEHIDUPAN ORGANISASI
1. Komunikasi Internal

Komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrence D. Brennan sebagai:

’’Interchange of ideas among the administrators and its particular structure (organization)
and interchange of ideas horizontally and vertically within the firm which gets work done
(operation and management).” (Pertukaran gagasan di antara para administrator dan
karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya
perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi)
dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan
yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).)

Organisasi sebagai kerangka (framework) menunjukkan adanya pembagian tugas


antara orang-orang di dalam organisasi itu dan dapat diklasifikasikan sebagai tenaga
pimpinan dan tenaga yang dipimpin. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi
pelaksanaan tujuan yang akan dicapai, manajer atau administrator mengadakan
peraturan sedemikian rupa sehingga ia tidak perlu berkomunikasi langsung dengan
seluruh karyawan. Ia membuat kelompok- kelompok menurut jenis pekerjaannya dan
mengangkat seorang sebagai penanggung jawab atas kelompoknya. Dengan demikian
pimpinan cukup berkomunikasi dengan para penanggung jawab kelompok. Dan jumlah
kelompok serta besanya kelompok bergantung pada besar kecilnya organisasi.

Untuk memperoleh kejelasan, komunikasi internal dapat dibagi menjadi dua dimensi dan
dua jenis, yaitu:

a. Dimensi Komunikasi Internal

Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.

1) Komunikasi vertikal

Komunikasi vertikal, yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward communication)


dan dari bawah ke atas (upward communication), adalah komunikasi dari pimpinan
kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal-balik (two-way
traffic communication). Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-
instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi- informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain

Praktik Kerja Industri


Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
16 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
kepada bawahannya. Dalam pada itu, bawahan memberikan laporan-laporan, saran-
saran, pengaduan- pengaduan, dan sebagainya kepada pimpinan.

Komunikasi dua arah secara timbal-balik tersebut dalam organisasi penting sekali
karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda organisasi tidak
akan berjalan dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan, atau saran
para karyawan sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat diambil dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi vertikal dapat dilakukan
secara langsung antara pimpinan tertinggi dengan seluruh karyawan, bisa juga
bertahap melalui eselon-eselon yang banyaknya bergantung pada besarnya dan
kompleksnya organisasi. Akan tetapi, bagaimana pun, komunikasi vertikal yang lancar,
terbuka, dan saling mengisi merupakan pencerminan sikap kepemimpinan yang
demokratis, yakni jenis kepemimpinan yang paling baik di antara jenis-jenis
kepemimpinan lainnya.

Karena komunikasi menyangkut masalah hubungan manusia dengan manusia,


maka suksesnya komunikasi ditentukan oleh frame of reference manusia-manusia
yang terlibat dalam proses komunikasi itu. Pada hakikatnya, tingkah laku manusia
merupakan pencerminan dari frame of reference-nya.

Seorang manajer atau administrator yang baik, dalam arti kata menyadari
pentingnya mengembangkan komunikasi dengan bawahan, akan berusaha mem-
perluas Areal karena semakin luas bidang ini akan semakin terjalin komunikasi yang
sehat, terbuka, dan timbal- balik. Ia bersedia untuk mendengarkan pendapat dan
saran, bahkan kritik dari staf atau bawahan.

2. Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan
anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi
vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak
formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja,
melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja. Dalam
situasi komunikasi seperti ini, desas-desus cepat sekali menyebar dan menjalar. Dan
yang didesas-desuskan sering kali mengenai hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau
tindakan pimpinan yang merugikan mereka.

Praktik Kerja Industri


Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
17 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pemecahan masalah yang timbul akibat proses komunikasi dengan jalur seperti itu
adalah tugas public relations officer (kepala hubungan masyarakat). Tugas pekerjaan
kepala humas sebenarnya tidak hanya ke luar (external), tetapi juga ke dalam (internal).
Oleh karena itu, dalam ruang lingkup kegiatan public relations terdapat apa yang disebut
internal public relations, yang di antaranya mencakup apa yang dinamakan employee
relations, yakni hubungan dengan karyawan. Dalam rangka pelaksanaan employee
relations ini, public relations officer terjun ke bawah, bergaul dengan para karyawan untuk
menampung keluhan, keinginan, atau apa saja yang mungkin berpengaruh pada
pekerjaan.

Praktik Kerja Industri


Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
18 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Efendy.2009. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: Penerbit PT Remaja


Rosdakarya
Bovee, Courtland L., John V. Thill. 2010. Business Communication Today (10 th ed).
New Jersey: Pearson Education, Inc
Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga
https://docplayer.info/73002864-Pengertian-komunikasi.html

Praktik Kerja Industri


Rieke Pernamasari, SE.,M.AK
2021
19 Riaty Handayani,SE.,M.AK
Giawan Nur Fitria, SE.,M.AK Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai