PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan anugerah bagi setiap orang tua dan generasi penerus yang akan
menentukan masa depan bangsa. Setiap orang tua memiliki harapan yang
sangat besar, dapat memiliki seorang anak yang sehat dan sempurna
oleh anak-anak seperti epilepsi, diabetes, cacat mental, cacat fisik, dan
Anggraini,Kusumaningsih 2017).
ini terjadi karena adanya penekanan pada otak akibat gangguan sirkulasi
1
sekitar 1–2 per 1.000 kelahiran bayi di Amerika lahir dengan penyakit
Indonesia yang berkisaran antara 0,2–4 setiap 1.000 kelahiran anak dengan
hidrosefalus sebanyak 100 orang anak. Kejadian hidrosefalus ini juga banyak
Januari 2016. Saat dihadapkan pada kondisi seorang anak yang mengalami
tua mengharapkan dapat mendengar suara dan celotehan dari anaknya, dapat
berkomunikasi dengan anaknya, serta melihat anak sehat seperti anak lainya,
anak tidak dapat melakukannya. Hal itu dapat membuat perasaan orang tua
merasa tidak berharga. Perasaan ini juga muncul akibat anak tidak merespons
2
(CSF) yang diakibatkan reaksi tubuh terhadap keseimbangan produksi dan
tua yang memiliki anak dengan penyakit hidrosefalus tidak begitu saja
langsung menerima, akan tetapi orang tua merasa kaget, stress, tidak merawat
anaknya dengan baik. Peran orang tua sangat penting pada pengasuhan
komunikasi yang baik, tidak semua orang tua mengasuh anaknya yang sakit
kepada anaknya, hal ini merupakan salah satu treatment non medis dan hal ini
sangat penting dilakukan orang tua ketika merawat anaknya yang sakit
hidrosefalus. Kasus ini merupakan salah satu masalah yang sering ditemui di
bidang bedah saraf, yaitu sekitar 40% hingga 50%(Oktaviani, Anggraini, and
Kusumaningsih 2017).
0,5%, Malaysia: anak 5-12 th 15%, India: anak 2-4 th 4%, di Indonesia
3
terdapat 3%. Berdasarkan pencatatan dan pelaporan yang diperoleh dari
catatan register dari ruangan perawatan IKA 1 RSPAD Gatot Soebroto dari
tersebut tidak terlalu berpengaruh pada jenis kelamin, ras dan suku bangsa.
Hidrosefalus dapat terjadi pada semua usia. Hidrosefalus infantil, 46% terjadi
4
tetapi data di RSUD tidak ada (Kompas Lifestyle, 2 ) Hitung > Tabel, vol. I,
2012.).
penyakit hidrosefalus ada 4 orang anak, dengan anak umur 3 bulan, 3 tahun, 7
tahun dan 17 bulan. Anak dengan umur 3 bulan dari Wongka, Satar Mese
Barat, anak dengan umur 4 tahun dari Borong Manggarai Timur, anak dengan
umur 7 tahun dari desa Nggorang Reo, anak dengan umur 17 bulan dari
kecamatan Dau Kabupaten Malang terjawab dalam 5 tema, yaitu : orang tua
memantau dan membantu aktivitas fisik kegiatan anak, orang tua aktif dalam
untuk wilayah Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur sangat tinggi,
5
maka penulis tertarik melakukan kajian literatur tentang “Pengalaman Orang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan kajian
1. Tujuan umum
pengidap hidrosefalus.
2. Tujuan khusus
hidrosefalus.
D. Manfaat kajian
1. Secara teoritis
menambah wacana baru dalam dunia akademis dan menjadi acuan bagi
6
pengidap hidrosefalus yang akan dilaksanakan oleh peneliti berikutnya
2. Manfaat praktis
b. Bagi perawat
7
Hidrosefalus”. Dan juga peneliti mampu meningkatkan pengetahuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori perilaku
perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak
individu.
yang berarti bahwa perilaku itu dapat diatur oleh individu yang
8
harus diselaraskan oleh peran manusia sebagai makhluk individu,
dengan baik, itulah yang disebut dengan bahagia. Ada beberapa hal
kebutuhannya.
tidak hanya ada atau berada di dunia, tetapi mengada. Ciri perilaku
serta keunikan.
makhluk sosial yang harus hidup dengan orang lain dan selalu
9
memerlukan kerja sama dengan sesamanya. Misalnya perbuatan orang
akan berbeda-beda.
sebelumnya.
tetapi hal ini juga terdapat pada perilaku lain yang tampaknya tidak
10
b. Faktor yang mempengaruhi perilaku(Suprihati and Wikan Utami
2015)
a) Keturunan
faktor keturunan
bagi keturunanya
faktor keturunan.
11
masa pertumbuhan. Dalam keturunan terdapat beberapa asas
yaitu :
individu.
maupun kuantitas.
anaknya.
kelompok rasnya.
b). Lingkungan
12
Lingkungan sering disebut miliu, environment atau juga disebut
sebagainya.
13
warna pada jiwa manusia yang hidup di dalamnya. Lingkungan
disekitar kita.
sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah kekayaan budaya bagi
14
berhadapan dengan lingkungan tersebut memungkinkan timbulnya
sebagai berikut:
dikuasainya.
dalamnya.
15
berusaha untuk menyesuaikan dirinya dengan
Perilaku Individu
16
semata-mata ditentukan oleh pembawaan dan lahir. Di lain
perilaku refleks bersyarat dan perilaku yang mempunyai tujuan. Ada sejumlah
perilaku refleks yang dilakukan oleh manusia secara otomatik. Perilaku refleks
di luar lapangan kemampuan manusia serta terjadi tanpa dipikir atau keinginan.
17
mata. Secara umum perilaku refleks mempunyai tujuan menghindari ancaman
berkembang normal.
rangsang tertentu. Reaksi ini wajar dan merupakan pembawaan manusia dan
bahwa manusia belajar atas dasar perilaku yang kompleks atas dasar satuan-
satuan masalah yang sederhana. Dengan demikian gerak refleks adalah kesatuan
Spencer perilaku naluri adalah gerak refleks yang kompleks atau merupakan
yang sederhana. Akan tetapi pendapat ini dibantah, bahwa perilaku refleks tanpa
perasaan sedangkan perilaku naluri disertai dengan perasaan. Ada tiga gejala
18
1. Peningkatan peranan keluarga terhadap perkembangan dari kecil hingga
dewasa
4. Mempertahankan sikap dan kebiasaan orang tua sesuai dengan norma yang
disepakati
5. Pendidikan keluarga yang disesuaikan dengan status anak: anak tunggal dan
anak tiri.
2. Hidrosefalus
19
1. Anatomi
interventrikularis (Monro).
20
opticus dan infundibularis menonjol ke anterior, dan
(aquaductus cerebri).
mediana Magendie.
21
a. Pembentukan CSF
b) Parenchym otak
c) Arachnoid
b. Sirkulasi CSF
22
foramen Magendie menuju cisterna magna. Dari sini mengalir ke
b. Pengertian Hidrosefalus
dalam susunan saraf pusat (SSP). Dalam situasi ini, hilangnya jaringan
CSS. Kondisi seperti itu bukan hasil dari gangguan hidrodinamik dan
23
Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebrospinal dalam
Yuliani, 2001).
serebrospinal(Ngastiyah,2010).
24
tumor, malformasi vaskuler, abses, kista, perdarahan, meningitis, dan
trauma.
susunan saraf pusat, kondisi ini juga dapat diartikan sebagai gangguan
a. Waktu Pembentukan
dilahirkan(Harsono,2006).
25
1. Hidrosefalus Akut, yaitu Hidrosefalus yang terjadi secara
(Cairan Serebrospinal).
minggu(Anonim,2007).
itu.
sumbatan aliran CSS yang terjadi di salah satu atau lebih jalur
2003).
c. Proses Penyakit
c. Klasifikasi
26
Hidrosefalus dapat dikelompokkan berdasarkan dua kriteria besar,
komplikasi hemoragik.
kepala.
d. Etiologi
27
penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak
a. Kelainan bawaan
28
Galeni atau sinus transversus dengan akibat obstruksi
akuaduktus.
29
selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu
sendiri.
e. Patofisiologi
30
f. Pembesaran volume tengkorak (pada penderita muda) akibat
klinis.
f. Penatalaksanaan
31
Terapi diatas hanya bersifat sementara sebelum dilakukan terapi
32
karena kasus yang mempunyai etiologi multifaktor atau mengalami
a. Penanganan sementara
resorpsinya.
33
kontaminasi infeksi dan pemantauan. kelancaran dan fungsi
bahkan kematian.
g. Komplikasi
2. Kerusakan otak
6. Kematian
h. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan fisik:
2. Transiluminasi
b. Pemeriksaan darah:
34
1. Analisa cairan serebrospinal pada hidrosefalus akibat
2. Pemeriksaan radiologi:
belum menutup.
35
orang lain yang melihat kondisi anaknya yang sakit banyak yang
dalam hati, cuek saja dan tetap fokus merawat anaknya yang sakit
sampai sembuh.
dirinya yang sebenarnya, dan hal ini tidak dapat muncul dengan
(Hurlock).
perilaku dari orang tua pada anaknya seperti rasa sayang, kelekatan,
36
merasakan dan mengekspresikan rasa sayang kepada anaknya
(Hurlock).
sembuh.
harus menjaga, merawat sang anak dengan baik, karena anak adalah
titipan yang harus dirawat dengan baik, akhirnya informan I sadar dan
37
akhirnya mau merawat sang anak dengan baik dan benar walaupun
III pada awalnya ketika mengetahui anak yang baru dilahirkan terkena
38
sakit, respon sang anak sedih di wajahnya, sering menangis, apalagi
sakit respon sang anak langsung panas, sakit dan kejang setiap malam
depan anaknya.
khususnya juga orang tua di rumah. Pada hasil penelitian ini orang tua
anak, respon yang diterima oleh orang tua yaitu melihat anaknya
39
menggendong, menyanyikan lagu, komunikasi spiritual seperti
dan ayat suci, memutarkan suara adzan, respon sang anak yang sakit
di pelukannya. Respon yang ada pada sang anak yaitu tenang, nyaman,
40
membagi pengertian, Sumakul (Acta Diurna, 2015 : Volume IV.
No.4.).
yang sakit hydrocephalus. Informan I, II, dan III dan suami sering
Dukungan dari suami sangat dibutuhkan bagi ibu yang mengasuh anak
2017).
ini. Kondisi anak yang sakit tentu saja memberikan dampak perubahan
41
Pada tema mekanisme koping orang tua, terdapat lima
dengan menerima apa yang telah Tuhan berikan, tidak peduli rasa sakit
informan sebanyak 8 orang dengan rentang usia 18– 45 tahun dan usia
anak mulai dari 18 hari–4 tahun. Anak dalam penelitian ini didiagnosa
42
ditemukan tahapan yang sama, yaitu mengingkari, marah, tawar-
Kegiatan Anak
43
terhadap orang lain untuk melakukan segala kebutuhan
orang tua.
Pengobatan Anak
44
Menurut Effendy salah satu fungsi pokok orang tua
anaknya(Istiani, 2013).
45
Penelitian ini, orang tua telah melaksanakan kewajiban
di rumah.
2011).
46
Dalam penelitian ini didapatkan data bahwa orang tua
dan sensoriknya.
atau orang tua. Salah satu prinsip peranan orang tua kepada
47
pemberian perlindungan kepada orang lain secara
yang baik.
48
perkembangan karakter anak. Lingkungan ini dapat
pada saat naik dan turun tangga. Selain itu pada lingkungan
stres yang ditunjukkan dengan perasaan shock, sedih, kecewa, dan malu saat
pertama kali mengetahui kondisi anaknya. Hal yang memicu munculnya stres
pada ibu adalah kondisi fisik anak, persepsi mereka terhadap pandangan orang
49
Keempat subjek mencoba melakukan usaha dalam menghadapi situasi stres
anak, dan beberapa subjek memilih untuk berhenti dari kegiatan di luar rumah
perasaan agar lebih tenang dan kuat dalam menerima kondisi anak, berpikir
positif terhadap situasi yang dihadapi, lebih banyak mendekatkan diri kepada
50
B. KERANGKA TEORI (sumber: maharani 2014, Apryanto,Sari and
Agung 2013).
1. Peningkatan tekanan
intrakranial
Penyebab hidrosefalus:
2. Kerusakan otak
1. kelainan bawaan 3. Infeksi: septikemia,
2. infeksi endokarditis, infeksiluka,
3. neoplasma nefritis, meningitis,
4. perdarahan ventrikulitis, abses otak.
4. Shunt tidak berfungsi
Pengalaman orang tua terhadap anak pengidap
dengan baik akibat
hidrosefalus:
obstruksi mekanik.
1. Proses Penerimaan Orang Tua pada Anak 5. Hematomi subdural,
Hydrocephalus peritonitis, adses
2. Komunikasi Verbal dan Nonverbal dalam abdomen, perporasi organ
Pengasuhan Orang Tua untuk Membangun dalam rongga abdomen,
Tautan Emosi pada Anak Hydrocephalus. fistula, hernia, dan ileus.
3. Koping Orang tua yang Positif 6. Kematian
4. Orang Tua Memantau dan Membantu Aktivitas
Fisik Kegiatan Anak
5. Orang Tua Aktif dalam Memantau dan
Membantu Pengobatan Anak
6. Orang Tua Memfasilitasi Stimulasi
Perkembangan Anak
7. Orang Tua Memantau Interaksi Hubungan
Sosial Anak
8. Orang Tua Menjaga Faktor Lingkungan51
Anak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
sebelumnya yang sejenis, artikel, catatan, serta berbagai jurnal yang berkaitan
dengan menggunakan metode atau teknik tertentu guna mencari jawaban atas
permasalahan yang dihadapi(Sari 2020). Tujuan dari metode ini adalah untuk
menjadi subjek topik yang dicari serta memahami kenapa dan bagaimana hasil
dari penelitian tersebut sehingga dapat menjadi acuan untuk penelitian baru
yang akan dilakukan, Okoli (2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kajian literatur.
52
1. Tujuan
2. Pencarian data
3. Screening
kesehatan dengan kata kunci anak hidrosefalus dan pengalaman orang tua
jurnal yang digunakan mulai dari tahun 2010-2020. Pemilihan jurnal yang
schoolar.
4. Penilaian kualitas
kriteria eksklusi yang dapat membatalkan data atau jurnal yang sudah
53
didapat untuk dianalisis lebih lanjut. Pada penelitian ini kriteria eksklusi
5. Ekstrkasi data
Ekstraksi data dapat dilakukan jika semua data yang telah memenuhi
syarat telah diklasifikasikan untuk semua data yang ada. Setelah proses
screening dilakukan maka hasil dari ekstraksi data ini dapat diketahui
pasti dari jumlah awal data yang dimiliki berapa yang masih memenuhi
6. Analisa data
Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik analisa data yakni
secara kualitatif.
1. Populasi
Populasi yang digunakan oleh peneliti ini adalah jurnal nasional dan
jurnal internasional terindeks sinta yang telah melalui masa screening dan
masuk dalam kriteria inklusi yang telah ditetapkan yakni jurnal yang
54
berkaitan dengan pengalaman orang tua terhadap perawatan anak
populasi.
2. Sampel
a. Kriteria inklusi
hidrosefalus.
b. Kriteria eksklusi
hidrosefalus.
55
BAB IV
A. HASIL
1. Karakteristik responden
inklusi yaitu judul yang membahas tentang pengalaman orang tua terhadap
penelitian ini adalah orang tua yang berusia 18-45 tahun, 19-40 tahun, 38
tahun, dengan rata-rata usia anak 18 hari-4 tahun, 13-16 bulan, 6 tahun, 6
tua yang mempunyai anak dengan hidrosefalus dan sebagian besar tingkat
56
pendidikan di level sekolah dasar, menengah atas dan perguruan tinggi dan
ibu yang buta huruf. Karakteristik ekonomi di strata sosial ekonomi rendah.
2. Karakteristik Jurnal
anak.
berikut:
57
No Nama Judul jurnal Nama jurnal Metode analisis jurnal
Populasi dan Metode, desain Kelom Hasil penelitian
sampel penelitian dan uji pok
analisa data control
1 Mawar Pengalaman Jppni Populasi dalam Metode penelitian Berdasarkan hasil penelitian, pe
Oktavian orang tua vol.01/no.02/ penelitian ini kualitatif dengan memberikan gambaran dan pemaha
i, Lina yang agustus- sebanyak 75 analisis pendekatan pengalaman orangtua yang memiliki
Dewi memiliki november/20 penderita fenomenologi hidrosefalus. Berdasarkan hasil anali
Anggrain anak dengan 16 dengan Jumlah deskriptif dan lima tema yang mengungkapkan
i, hidrosefalus sampel dalam Teknik orangtua, antara lain proses berd
Chatarin penelitian ini pengambilan perawatan, koping orangtua, upaya k
a sebanyak 8 sampel dalam perubahan nilai.
Indriati, responden. penelitian ini ialah
Kusuma non-probability
ningsih sampling, yaitu
dengan cara
purposive
sampling.
2 Ayşe The International The population It was used the Mothers were more interested in pro
58
Gürol, Experienced Journal of in the study focus group experienced by themselves and their c
Yurdagül Problems of Caring were 15 parents methodology and near future and the physiological dim
Erdem, Mothers Sciences who had in-depth interviews disease. However, they were awa
Feyza Having May-August children with for qualitative children’s future, home-care and spec
Yazar Children with 2015 Volume hydrocephalus studies in the study. needs.
Taşbaşi. Hydrocephal 8 Issue 2 and the samples
us: A obtained were 9
Qualitative people
Study
3 Joanna Parents’ 2013 John Twenty-five A cross-sectional Parents can recognize illness symptom
Smith, experiences Wiley & parents interview-based of shunt malfunction and want to col
Francine of living with Sons Ltd participated in survey using health professionals about the manage
Cheater, a child with 1709 Health the interviews. qualitative methods child’s condition. Collaboration w
Hilary hydrocephalu Expectations, was undertaken. requires health professionals to liste
Bekker. s: a cross- 18, pp. Framework concerns and value their experiences
sectional approach
interview- underpinned data
based study analysis.
4 Mukham Pengalaman STIK Saint Sampel pada Penelitian ini Dalam penelitian ini, pengalaman ora
59
mad, orang tua Carolus, penelitian 2 menggunakan meningkatkan kualitas hidup pada an
Agus dalam 2019 orang metode kualitatif, hidrosefalus di kecamatan Dau Kabup
Sholi, meningkatka 01/No.02, responden. dengan pendekatan terjawab dalam 5 tema, yaitu : Orang t
Feriana n kualitas 137–144. case study atau dan membantu aktifitas fisik kegiatan
Ira hidup pada studi kasus. Uji tua aktif dalam memantau dan
Handian anak S analisa data analisis pengobatan anak, Orang tua memfasili
dengan data model Miles perkembangan anak, Orang tua mema
hidrosefalus and Huberman. hubungan sosial anak, Orang tua m
di kecamatan lingkungan anak.
dau
kabupaten
malang
5 Mawar Pengalaman Jppni Sampel dalam Penelitian ini Penelitian ini menghasilkan 5 tema
oktaviani orang tua vol.01/no.02/ penelitian menggunakan berduka, proses perawatan, mekan
yang agustus- sebanyak 8 metode kualitatif orang tua, upaya kesehatan, dan per
memiliki november/20 responden. dengan pendekatan Penelitian ini menyarankan
anak dengan 16 fenomenologi meminimalkan masalah orang tua ya
hidrosefalus deskriptif anak dengan hidrosefalus.
di wisma
kasih bunda
60
semarang
6 Racheal Care giver’s Faculty of The sampel in The Care givers were experiencing financ
kyarimpa experiences nursing and the study as phenomenological psychological problems, lack of socia
Muramu of having a health many as 8 descriptive study cultural constraints and stigma ass
zi, child with sciences, respondents. involved fifteen hydrocephalus. The care givers expe
Talbert hydrocephalu bishop stuart respondents who full of life changes and coping strateg
muhwezi s : a university - were purposively used both problem and emotion foc
phenomenolo mbarara, selected strategies to deal with the ch
gical study at uganda compassionate and responsive care w
ruharo by the participants.
mission
hospital
61
B. PEMBAHASAN
hidrosefalus
ditemukan dalam beberapa proses atau perilaku dari setiap orang tua
hal tidak menyenangkan dari luar, banyak tetangga, orang lain yang
perkataan orang lain, tidak memasukan ke dalam hati, cuek saja dan
tetap fokus merawat anaknya yang sakit sampai sembuh. Hal yang
62
sembuh(Germer). Penelitian lain oleh Yunita (2014), menjelaskan
63
dalam usaha subjek menghadapi kondisi anak dengan kelainan
dari beberapa sub tema antara lain: Orang tua memantau dan
anaknya yang sakit hidrosefalus merasa senang dan ada niat untuk
agar anak tidak merasa minder dan adanya rasa percaya diri dalam diri
anak.
64
1.2 Komunikasi Verbal dan nonverbal dalam Pengasuhan Orang Tua
merawat anaknya yang sakit dan respon sang anak langsung panas,
sakit dan kejang setiap malam. Hal ini yang dialami informan ketika
dengan anak yang sakit hydrocephalus bukan sesuatu yang mudah bagi
anak, respon yang diterima oleh orang tua yaitu melihat anaknya
65
tersenyum, tertawa bahagia, sehingga tidak merasakan kesakitan pada
munculnya stres pada ibu adalah kondisi fisik anak, persepsi mereka
66
dalam usaha subjek menghadapi kondisi anak dengan kelainan
berkomunikasi
ini. Kondisi anak yang sakit tentu saja memberikan dampak perubahan
67
terhadap upaya menerima kondisi anak yang sakit. Pada tema
dengan menerima apa yang telah Tuhan berikan, tidak peduli rasa sakit
68
mengenai penyakit anak, melakukan pengobatan bagi anak, serta
bersyukur dengan menerima apa yang telah Tuhan berikan dan tidak
Anak
anak, orang tua memiliki peran yang penting dimana orang tua
69
individu dari anak hidrosefalus membawa dampak pada kebutuhan
Anak
anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dengan
70
mengetahui adanya fungsi pokok orang tua dalam keluarga, maka
orang tua dalam meningkatkan kualitas hidup pada anak “S” dengan
71
tema, yaitu salah satunya Orang tua aktif dalam memantau dan
orang tua membantu perawatan anak saat berada di rumah. Salah satu
pengobatan anak yang didapatkan dari orang tua adalah rasa perhatian
dan kasih sayang yang tulus terhadap anak walaupun dengan kondisi
dengan kondisi anak mereka dan orang tua bekerja sama dengan tim
72
punya kesempatan yang lebih baik untuk bisa mencapai kapasitasnya
anak ibu lebih tertarik pada masalah yang akan dialami dirinya dan
disekolah di tempat yang khusus atau non formal. Di sekolah ini, anak
dan sensoriknya.
73
kasar dan halus serta perkembangan sensorik. Walaupun anak tidak
kasih sayang kepada orang lain, interaksi hubungan ke orang lain atau
yang baik terhadap orang lain. Penelitian lain oleh Maharani (2014),
74
lebih percaya diri dan optimis terhadap perkembangan kondisi anak
juga merasa percaya diri akan keadaanya. Orang tua juga wajib
anak. Bila anak berada pada lingkungan yang baik maka akan dapat
anak, dan begitu juga sebaliknya lingkungan yang tidak baik juga
75
kondisi anak, berusaha untuk memodulasi perasaan agar lebih tenang
saat naik dan turun tangga. Di luar rumah, orang tua mengawasi cara
nyaman.
saat berjalan naik turun tangga dan saat berada di tempat licin. Selain
itu, pada lingkungan di luar rumah orang tua harus mengawasi cara
76
berjalan anak, membantu anak menyeberangi jika ada motor dan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
membangun tautan emosi pada anak hidrosefalus, koping orang tua yang
positif, orang tua memantau dan membantu aktivitas fisik kegiatan anak,
orang tua aktif dalam memantau dan membantu pengobatan anak, orang tua
hubungan sosial anak dan orang tua menjaga faktor lingkungan anak.
77
B. SARAN
anak Hidrosefalus.
keperawatan
hidrosefalus.
78
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto, Rhonaz Putra Agung, and Fadillah Sari. (2013). “Hidrosefalus Pada
Anak.” Jmj
1: 61–67.
Argie, D., Zafrullah, M., Adam, A., Imron, A., Sobana, M., Sutiono, A. B., & Bedah,
and Banking 2.
Komunikasi, Departemen Ilmu, Fakultas Ilmu, Sosial Dan, Ilmu Politik, and
Universitas
79
Oleh : Sri Ageng Wirdhana.”
Latifah, Luluk, and Iskandar Ritonga. (2020). “Systematic Literature Review ( SLR ):
Indonesia Daya.”
Maharani, Wa Ode. 2014. “Stress Dan Coping Stress Ibu Yang Memiliki Anak
Moura, Ciro José Ribeiro de. 2011. “No Title p.” Phys. Rev. E 3 (10): 53.
879–910. https://doi.org/10.17705/1cais.03743.
80
“Program Studi d Iii Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang
Tahun 2018.
Rahmawati, Chitra Diana, and Shrimarti Rukmini Devy. 2018. “Dukungan Sosial
https://doi.org/10.20473/jpk.v4.i2.2016.129-139.
Rahmayani, Denisa Dwi, Prastiya Indra Gunawan, and Budi Utomo.( 2017). “Profil
Klinis Dan Faktor Risiko Hidrosefalus Komunikans Dan Non Komunikans Pada
https://doi.org/10.14238/sp19.1.2017.25-31.
Anak,” 117–22.
Sena, Purwanza Wahyu, Rasni Hanny, and Juliningrum Perdani Peni. (2017).
(1): 99–107.
81
Suprihati, and Wikan Utami.(2015.) “Analisis faktor ± faktor yang mempengaruhi
Utami STIE AAS Surakarta pendahuluan latar Belakang Dewasa Ini Persaingan
https://kumparan.com/florespedia/kisah-artaliano-bayi-penderita-hidrosefalus-sejak-
lahir-di-manggarai
https://kupang.tribunnews.com/2020/11/17/yayasan-anis-berikan-kursi-bagi-
penderita-hidrosefalus-di-desa-nggorang-kabupaten-mabar
82