Anda di halaman 1dari 23

 

 
I. Konsep Dasar
A.definisi
Definisi Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.
Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses
penyakit khususnya  penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak, 2008).
Imobilisasi adalah suatu kondisi yang relatif, dimana individu tidak saja
kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan
aktifitas dari kebiasaan normalnya (Mubarak, 2008).
Gangguan mobilitas fisik (immobilisasi) didefinisikan oleh North
American  Nursing Diagnosis Association (NANDA) sebagai suatu keadaan
dimana individu yang mengalami atau beresiko mengalami keterbatasn gerakan
fisik. Individu yang mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan fisik antara
lain : lansia, individu dengan penyakit yang mengalami penurunan kesadaran
lebih dari 3 hari atau lebih, individu yang kehilangan fungsi antaomi akibat
perubahan isiolohi (kehilangan fungsi motorik, klien dengan stroke, klien
pengguna kursi roda), penggunaan alat eksternal (seperti gips atau traksi) dan
pembatasan gerakan volunteer (Potter&Perry,2005
B. ETIOLOGI
1. Penyebab utama immobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah, kekakuan otot,
ketidakseimbangan, dan masalah psiokologis.
Penyebab secara umum :
a. Kelainan postur  
b. Gangguan perkembangan otot
c. Kerusakan system saraf pusat
d.Trauma langsung pada system musculoskeletal dan neuromuscular
e. Kekakuan otot Kondisi
  kondisi yang menyebabkan immobilisasi antara lain (Restrick, 2005) :
a.Fall  
b. Fracture
C. Stroke
d. Postoperative bed rest
e.Dmentia and Depression
f. Instability
g. Hipnotic medicine
h. Impairment of vision
i. Polipharmacy
 j. Fear of fall
  C. PATOFISIOLOGI
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot,
skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan
tulang karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai
sistem  pengungkit. Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada kontraksi
isotonik,  peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek. Kontraksi isometrik
menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau
gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan klien untuk latihan kuadrisep. Gerakan
volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun kontraksi
isometrik tidak menyebabkan otot memendek, namun pemakaian energi meningkat.
Perawat harus mengenal adanya peningkatan energi (peningkatan kecepatan  pernafasan,
fluktuasi irama jantung, tekanan darah) karena latihan isometrik. Hal ini menjadi kontra
indikasi pada klien yang sakit (infark miokard atau penyakit obstruksi  paru kronik).
Postur dan Gerakan Otot merefleksikan kepribadian dan suasana hati seseorang dan
tergantung pada ukuran skeletal dan perkembangan otot skeletal. Koordinasi dan
pengaturan dari kelompok otot tergantung dari tonus otot dan aktifitas dari otot yang
berlawanan, sinergis, dan otot yang melawan gravitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan
tegangan otot yang seimbang. Ketegangan dapat dipertahankan dengan adanya kontraksi
dan relaksasi yang  bergantian melalui kerja otot. Tonus otot mempertahankan posisi
fungsional tubuh dan mendukung kembalinya aliran darah ke jantung. Immobilisasi
menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang. Skeletal adalah rangka
pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang: panjang, pendek, pipih, dan ireguler
(tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi dalam pergerakan, melindungi organ vital,
membantu mengatur keseimbangan kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah
merah
E. PATFLODIAGRAM
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Sinar  – X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan hubungan tulang.
b. CT scan (Computed Tomography)
c. MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus, noninvasive, yang
menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan computer untuk memperlihatkan
abnormalitas.
d. Pemeriksaan Laboratorium: Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin dan
SGOT ↑ pada kerusakan otot

E. MANIFESTASI KLINIK
  1. Kontraktur sendi
Disebabkan karena tidak digunakan atrofi dan pendekatan saraf otot.
2. Perubahan eliminasi urine
Eliminasi urine pasien berubah karena adanya imobilisasi pada posisi tegak lurus, urine
mengalir keluar dari pelvis ginjal lalu masuk ke dalam ureter dan kandung kemih akibat gaya
gravitasi.
3. Perubahan sistem integument
Dekubitus terjadi akibat iskemia dan anoreksia jaringan. Jaringan yang tertekan, darah
membentuk dan kontriksi kuat pada pembuluh darah akibat tekanan persistem  pada kulit dan
struktur di bawah kulit sehingga respirasi selular terganggu dan sel menjadi mati.
4. Perubahan metabolik
Ketika cidera atau stres terjadi, sistem endokrin memicu serangkaian respon yang
bertujuan untuk mempertahankan tekanan darah dan memelihara hidup.
5. Perubahan sistem muskulus skeletal
Keterbatasan mobilisasi mempengaruhi otot klien melalui kehilangan daya tahan,
penurunan massa otot atrofi dan penurunan stabilitas.
6. Perubahan pada sistem respiratori
Klien dengan pasca operasi dan imobilisasi beresiko tinggi mengalami komplikasi  pada
paru- paru

G. KOMPLIKASI
HASIL DARI DIAGNOSA DI PATOFLO

BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM OTOT DAN RANGKA
A.        SISTEM OTOT

1.        Pengertian Otot


Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung
dan otot rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit
dan rambut setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
1.         Kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek
2.         Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang
ditimbulkan saat kontraksi
3.         Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi.
Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.

2. Sifat Gerak Otot


Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras,
dan bagian tengahnya menggembung. Untuk menggerakkan tulang dari satu posisi ke
posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam
otot dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya, otot dibedakan menjadi otot
antagonis dan otot sinergis.
a.        Otot Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuann kerjanya berlawanan. Jika otot
pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarikdan
terangkat. Sebaliknya jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan
menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep
dan trisep.
Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) terletak di lengan atas
bagian depan. Ujung bisep yang bercabang dua masing-masing berhubungan dengan tulang
belikat dan lengan atas. Selanjutnya ujung otot bisep yang berlawanan berhuibungan
dengan tulang pengumpil. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga ujung (tiga tendon)
terletak dilengan atas bagian belakang. Trisep berhubungan dengan dengan tulang belikat
dan tulang hasta.
Gerak fleksi terjadi karena bisep berkontraksi dan trisep berelaksasi (gambar a ).
Sebaliknya, ekstensi terjadi karena bisep berelaksasi dan trisep berkontraksi (gambar b).
Otot bisep disebut fleksor karena saat berkontraksi terjadi gerak fleksi. Sebaliknya, otot
trisep disebut ekstensor karena pada saat berkontraksi terjadi gerak ekstensi.

b.        Otot Sinergis


Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama-sama dengan tujuan
yang sama. Otot-otot tersebut berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya
otot-otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot
pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup.

3. Jenis-jenis Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Berdasarkan bentuk dan cara kerjanya, sel otot
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung. Dalam garis
besarnya sel otot dapat kita bagi dalam 3(tiga) golongan yaitu :
1.         Otot polos
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti gelendongan, di
bagian tengah tebesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos memiliki serat yang
arahnya searah panjang sel tersebut mofibril. Serat miofilamen dan masing-masing
miofilamen terdiri dari protein otot yaitu aktin dan miosin.Otot polos bergerak secara
teratur , dan tidak cepat lelah .walaupun tidur otot masih mampu bekerja.oto polos
terdapat pada alat-alat dinding tubuh dalam , misalnya pada diding usus, dinding
pembuluh darah , pembuluh limfe, dinding saluran pencernaan, takea , cabang tenggorok ,
pada muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit , saluran kelamin dan saluran ekskreasi.

  Cara kerja otot polos


Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot menjadi
pendek . kerutan itu terjadi lambat . bila otot itu mendpat suatu ransang, maka reaksi
tehadap berasal dari susunan sara tak sadar(otot involunter), oleh karena itu otot polos
tidak berada di bawah kehendak. Jadi, bekerja di luar kesadaran kita.
Gambar Otot Polos
2.         Otot lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak . letaknya
di pinggir , panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron.sel otot lurik ujung sel nya tidak
menunjukan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen , akibatnya tampak serat-serat
lintang.
Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot rangka, otot kulit dan otot lingkar.
otot–otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakkan
tulang . otot ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka tampak susunannya serabut-serabut
panjang yang mengandung banyak inti sel, dan tanpak adanya garis-garis terang di selingi
gelap yang melintang.
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk otot-otot lurik
,berada di bawah kehendak kita .perlekatannya pada tulang dan kulit, tetapi ada juga yang
terdapat dalam kulit seluruhnya.otot-otot yang merupakan lingkaran di sebuah otot
lingkaran, misalnya otot yang mengelilingi mulut dan mata.

  Cara kerja otot lurik


Bila otot lurik berkotraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut dengan
berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika di rangsang oleh rangsang saraf
sadar(otot olunteer).kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu di sebut otot
sadar,artinya bekerjaya menurut kemauanadar, karena itu di sebut otot sadar,artinya
bekerjaya menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik terhadap
perangsang cepat,tapi tidak tahan kelelahan.
Gambar Otot Lurik
  Klasifikasi Otot Lurik :
1.         Menurut bentuk dan serabutnya
2.         Menurut jumlah kepalanya
3.         Menurut Pekerjaannya
4.         Menurut Letaknya otot ditubuh

1.         Menurut bentuk dan serabutnya


a.         otot serabut sejajar atau bentuk kumparan
b.        otot bentuk kipas, otot bersirip dan otot melingkar/sfingter
2.         Menurut jumlah kepalanya
a.         otot berkepala dua (Bisep)
b.        otot berkepala tiga/triseps
c.         otot berkepala empat/quadriseps
3.         Menurut pekerjaannya, meliputi:
a.         Otot sinergis, otot bekerja bersama-sama
b.        Otot antagonis, yaitu otot yang bekerjanya berlawanan
c.         Otot abduktor, yaitu otot yang menggerakkan anggota menjauhi tubuh
d.        Otot abduktor, yaitu otot yang menggerakkan anggota mendekati tubuh
e.         Otot fleksor, yaitu otot yang membengkokkan sendi tulang atau melipat sendi
f.         Otot ekstensor, otot yang meluruskan kembali sendi tulang kedudukan semula
g.         Otot pronator, ketika ulna dan radial dalam keadaan sejajar
h.        Otot suponator, ulna dan radial dalam keadaan menyilang
i.          Endorotasi, memutar ke dalam
j.          Eksorotasi, memutar ke luar
k.        Dilatasi, memanjangkan otot
i. Kontraksi, memendekkan otot
4.         Menurut letaknya otot-otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan yaitu:
a.         Otot bagian kepala
b.        Otot bagian leher
c.         Otot bagian dada
d.        Otot bagian perut
e.         Otot bagain punggung
f.         Otot bahu dan lengan
g.         Otot panggul
h.        Otot anggota gerak bawah

3. Otot Jantung
Otot jantung (miokardium) hanya dijumpai pada dinding jantung dan vena kava yang
memasuki jantung. Sayatan dinding otot jantung menunjukkan sel-sel otot jantung
menyerupai otot rangka depan satu inti sel setiap satu sel otot jantung yang membentuk
anyaman dengan percabangan pada setiap percabangan sel otot jantung terdapat jaringan
ikat yang disebut diskus interkalaris. Otot jantung mampu berkontraksi secara ritmis dan
terus menerus sebagai akibat dari aktivitas sel otot jantung yang berpautan.

  Cara kerja otot jantung


Gerak otot jantung dikendalikan oleh saraf tak sadar (otonom). Kontraksi dan relaksasi
otot jantung menyebabkan serambi dan bilik jantung menyempit dan melebar secara
berirama yang menimbulkan denyut jantung. Dengan adanya kontraksi dan relaksasi,
darah dipompa ke dalam pembuluh-pembuluh darah dan dialirkan ke seluruh tubuh.
Dalam keadaan normal jantung akan berkontraksi sekitar 72 kali setiap menit.

4. Struktur Anatomi Otot


Jaringan otot rangka tersusun dari sejumlah berkas otot yang dibungkus oleh suatu
selaput yanng disebut fasia superfisialis. Berkas otot tersusun atas serabut otot atau
benang-benang otot yang terbentuk oleh sel-sel otot yang panjang. Sel-sel otot, terutama
otot rangka atau daging secara mikroskopis tampak lurik. Hal ini karena didalam sel otot
terdapat serabut-serabut yaitu benang-benang fibril protein aktin dan miosin. Oleh karena
tersusun dari aktin dan miosin, maka tampak adanya garis gelap dan terang yang
melintang antarsisi.
Garis gelap dan garis terang yang berselang seling ini, dengan menggunakan
mikroskop elektron akan tampak bagian-bagian yang disebut sebagai zona H (daerah
terang di tengah pita gelap A), garis gelap M (di tengah daerah zona H), garis gelap Z
(terletak di tengah daerah terang atau zona I). Seperti gambar dibawah berikut:

5. Perlekatan Otot dengan Tulang


Otot rangka melekat pada tulang. Berdasarkan cara melekatnya tendon pada tulang,
perlekatan ada yang disebut origo dan insersio. Origo dan insersio adalah bagian ujung otot
yang dikenal sebagai tendon.

a)        Origo
Ujung otot yang melekat pada tulang yang tidak bergerak ketika otot berkontraksi
disebut origo. Origo otot rangka berbeda; ada yang dua, seperti otot bisep dan ada yang tiga
seperti otot trisep.

b)        Insersio
Bagian ujung otot lain yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi disebut insersio.

6. Mekanisme Kontraksi Otot


Otot bekerja dengan dua cara, yaitu berkontraksi (memendek dan menebal) dan
relaksasi (kembali ke kkeadaan semula atau mengendur). Keadaan otot yang memendek
(kontraksi) maksimal disebut tonus. Tonus biasanya diikuti dengan relaksasi. Namun
seringkali rangsangan tertentu menyebabkan tonus tidak diikuti oleh relaksasi, keadaan
seperti ini disebut tetanus (kejang).
1.        Kontraksi.
Bagian otot yang berkontraksi adalah sel-sel otot. Pada struktur otot lurik terlihat
adanya filamen protein, yaitu aktin (filamen tipis) dan miosin (filamen tebal).
Rangsangan yang sampai ke sel otot akan mempengaruhi asetilkolin yang peka
terhadap rangsangan. Asetilkolin adalah sejenis neurotransmitter, yaitu zat kimia yang
dapat menanggapi rangsangan pada saraf berikutnya. Asetilkolin diproduksi di ujung
serabut saraf.
Asetilkolin yang lepas akan membebaskan ion kalsium yang berada di antara sel otot.
Ion kalsium ini kalsium ini lalu masuk ke dalam otot sambil mengangkut troponin dan
tropomiosin ke aktin sehingga posisi aktin akan berubah dan mempengaruhi filamen
penghubung.
Selanjutnya, aktin mendekatii miosin, sehingga aktin dan miosin bertempelan
membentuk aktomiosin. Akibatnya, serabut otot menjadi lebih pendek. Pada keadaan
inilah, otot sedang berkontraksi. Setelah itu, ion kalsium masuk kelbali ke plasma sel
sehingga ikatan troponin dan iion kalsium lepas, dan menyebabkan lepasnya perlekatan
aktin miosin. Keadaan ini disebut otot relaksasi.

2. Energi untuk Kontraksi Otot


Kontraksi otot memerlukan energi. Energi yang digunakan disuplai dalam bentuk
energi kimia. Energi ini diambil dari molekul ATP (adenosin trifosfat) dan kreatin fosfat
(CP) yang berenergi tinggi. Energi ini menggerakkan filamen penghubung antara aktin dan
miosin. Kreatin fosfat menyumbangkan fosfor pada ADP selama oto berkontraksi. ATP
yang dihidrolisis akan terurai menjadi ADP , ADP ini pun juga akan terurai menjadi AMP
(adenosin monofosfat).
ATP ADP + P + E
ADP AMP + P + E

Jika perbandingan energi habis, maka otot tidak akan berkontraksi lagi. Untuk gerak
berikutnya, perlu segera di bentuk energi yang bersal dari pemecahan molekul glukosa.
Fase ini disebut fase aerob.
           Secara aerob
Glukosa (C6H12O6) + O2 6H2O + 6CO2 + 38 ATP.
Di dalam otottersimpan gulaotot, yaitu glikogen. Glikogen merupakan bentuk glukosa
cadangan di dalam otot. Seperti halnya glukosa, glikogen siap dibongkar menjadi energi
atau ATP. Glikogen akan dilarutkan menjadi laktasinogen,kemudian diuraikan menjadi
glukosa dan asam susu. Glukosa akan diubah menjadi energi melalui peristiwa respirasi
aerob dan anaerob. Pengubahan glukosa menjadi aerob terjadi jika persediaan oksigen di
otot telah menipis.
           Secara anaerob
Glukosa (C6H12O6) asam laktat + 2 ATP.
Timbunan asam laktat yang berlebihan di dalam otot dapat menyebabkan rasa letih.
Rasa letih akan hilang jika asam laktat telah dioksidasi oleh oksigen menjadi H 2O dan CO2,
serta menghasilkan energi. Energi ini dapat di gunakan untuk mengubah asam laktat
menjadi glukosa.

B.        SISTEM RANGKA


Rangka merupakan alat gerak pasif. Rangka tidak dapat bergerak sendiri, melainkan
dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat
melompat, berjalan, bergoyang, berlari, dan sebagainya.

1.        Fungsi Rangka


a.          Memberi bentuk tubuh. Rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga menyokong
dan menjaga bentuk tubuh.
b.         Formasi sendi-sendi. Tulang-tulang yang berdekatan membentuk persendian yang
bergerak, tidak bergerak, atau sedikit bergerak, bergantung pada fungsional tubuh.
c.          Tempat melekatnya otot. Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi
tempat melekatnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadinya
pergerakan pada manusia.
d.         Pergerakan. Pergerakan pada hewan bertulang belakang (vertebrae) bergantung kepada
otot rangka, yang melekat pada rangka tulang. Sistem kekebalan tubuh. Sumsum tulang
menghasilkan beberapa sel-sel imunitas.Contohnya adalah limfosit B yang membentuk
antibodi.
e.          Perlindungan. Rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:
           Tulang tengkorak melindungi otak, mata, telinga bagian tengah dan dalam.
           Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
           Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan jantung.
           Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu.
           Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi, sistem pencernaan, dan
pinggul.
           Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan siku.
           Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi pergelangan tangan dan
pergelangan kaki.
f.           Produksi sel darah. Rangka tubuh adalah tempat terjadinya hemopoesis, yaitu tempat
pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel darah.
g.          Penyimpanan. Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme
kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat
dalam metabolisme zat besi.
2. Pengelompokan Rangka Manusia
Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian poros tubuh
(aksial) dan bagian alat gerak (apendikular). Bagian aksial terdiri atas 80 tulang pada
manusia dewasa umumnya. Sedangkan bagian apendikular terdiri atas 126 tulang pada
manusia dewasa umumnya.

  Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan rangka yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang,
tulang dada, dan tulang rusuk (tulang iga).
1.         Tulang Tengkorak
Tengkorak manusia tersusun dari 22 buah tulang yang merupakan gabungan tulang-
tulang tempurung kepala (kranium) dan tulang muka. Tulang tempurung kepala berfungsi
untuk melindungi orak. Tulang tempurung kepala tersusun dari tulang dahi (frontal),
tulang kepala belakang (osipital), tulang ubun-ubun (parietal), tulang baji (sphenoid),
tulang tapis (ethmoid), dan tulang pelipis (temporal).
Tulang muka terdapat pada bagian depan kepala. Tulang-tulang muka membentuk
rongga mata untuk melindungi mata, membentuk rongga hidung serta langit-langit dan
member bentuk wajah. Tulang muka terdiri dari tulang rawan atas (maksila), tulang rawan
bawah (mandibula), tulang pipih (zigomatik), tulang air mata (lakrimal), tlang hidung
(nasal), dan tulang langit-langit (palatum).
Gambar: Macam-macam Tulang Tengkorak

2.         Tulang Belakang


Tulang belakang berada di bagian tengah tubuh yang berfungsi untung menopang
seluruh tubuh, melindungi organ dalam tubuh, serta merupakan yempat pelekatan tulang
rusuk. Setiap segmen atau ruas tulang belakang dapat bergerak sedikit. Seluruh gerakan
setiap segmen dapat digabung sehingga memungkinkan orang untuk membungkukkan
tubuh.
Tulang belakang terduiri dari 26 ruas yang terdiri dari 24 ruas tulang belakang, yaitu 7
ruas tulang leher (vertebra servikalis), 12 ruas tulang punggung (vertebra dorsalis), dan 5
ruas tulang pinggang (vertebra lumbalis), serta tulang kelangka dan tulang ekor. Tulang
leher paling atas yang berhubungan dengan tempurung kepala disebut tulang atlas. Tulang
kelangkang (sakrum) fusi dari lima segmen tulang belakang. Sedangkan tulang ekor (koksi)
merupakan fusi dari empat segmen terakhir tulang belakang.

Gambar: Tulang Belakang

3.         Tulang Dada (Sternum) dan Tulang Rusuk


Tulang dada terdiri dari bagian kepala (manubrium), badan (corpus), dan ekor
(processus xiphoideus) yang berupa tulang rawan. Pada tulang dada melekat tulang rusuk
(costae).Tulang rusuk terdiri dari 12 pasang. Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas
tulang belakang. Tulang rusuk dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut :
  Tulang rusuk sejati berjumlah 7 pasang. Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang
belakang, sedangkan ujung depan melekat pada tulang dada.
  Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Ujung belakang melekat pada tulang belakang
dengan ujung depan melekat pada tulang rusuk di atasnya.
  Tulang rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Ujung belakang melekat pada tulang belakang,
sedangkan ujung depan bebas tidak melekat. Tulang rusuk dan tulang dada berfungsi
untuk melindungi jantung dan paru-paru.

  Rangka Apendikuler
Rangka apendikular merupakan rangka pelengkap yang terdiri dari tulang-tulang
anggota gerak atas dan anggota gerak bawah. Tersusun atas tulang tulang yang merupakan
tambahan dari skeleton axial. Skeleton axial terdiri dari :
            Anggota gerak atas

            anggota gerak bawah

            gelang panggung

            bagian akhir dari ruas-ruas tulang belakang

           Tulang anggota gerak atas (extremitas superior)

Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:


1.         Humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya
besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan
merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna
2.         Radius dan ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan
radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar
untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
3.         karpal / pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh
ligamen
4.         metakarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas
berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan
dengan tulang-tulang jari (palanges)
5.         Palanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah
tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.
            Tulang anggota gerak bawah (ekstremitas inferior)

Tulang anggota gerak bawah disusun oleh tulang:


1.         Femur / tulang paha. Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang
panggul sampai ke lutut.
2.         Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan dengan
lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih
besar dinandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh.
Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot
3.         Patela / tempurung lutut. terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. patela
berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang
membentuk lutut
4.         Tarsal / Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang
dengan salah satunya adalah tulang tumit.
5.         Metatarsal / Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar.
6.         Palanges / tulang jari-jari tangan. Tersusunetiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang
ibu jari atas 14 tualng.

            Tulang gelang bahu (klavikula dan scapula / belikat dan selangka)

Tulang gelang bahu disebut juga tulang pectoral bahu tersusun atas 4 buah tulang yaitu
2 tulang belikat (skapula) dan 2 tulang selangka ( klavikula).

Tulang selangka berbentuk seperti huruf "S", berhubungan dengan tulang lengan
atas (humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas,
ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnyaberhubungan
dengan tulang belikat.
Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada
bagian belakang dari tulang rusuk Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat
melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.
            Gelang Panggul

Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggung. Pada anak anak tulang
pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun
(bagian bawah) dan tulang pubis (di bagian tengah).

Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian
dari ruas-ruas tulang belakang. Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan
jaringan ikat yang menghubungkan kedua tulang pubis.
Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama
dengan ruas tulang belakang. melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti
kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin.

3. Bentuk Tulang
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang yang menyusun rangka tubuh manusia
dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, dan
tulang tidak beraturan.

a.         Tulang Pipa (Tulang Panjang)


Tulang pipa merupakan tulang yang berbentuk seperti pipa atau silidris (diafise)
dengan kedua ujung tulang membulat (epifise). Diafise merupakan bagian tengah tulang
yang memanjang dan di tengahnya terdapat rongga, sedangkan epifise merupakan bagian
ujung tulang yang tersusun dari tulang rawan. Diantara epifise dan diafise terdapat
metafise. Metafise tersusun dari tulang rawan. Bagian tengah tulang pipa memiliki rongga
yang didalamnya berisi sumsum tulang. Susum tulang pipa berupa sumsum tulang merah
dan kuning. Sumsum tulang merah merupakan tempat pembentukan sel darah merah,
sedangkann sumsum tulang kuning merupakan temapat pembentukan sel-sel lemak.
Tulang pipa berfungsi untuk persendian. Tulang pipa terdapat pada tulang lengan atas
(humerus), tulang radius/ pengumpil, tulang ulna/ hasta, tulang metakarpal/telapak
tangan.

b. Tulang Pendek
Tulang pendek merupakan tulang-tulang yang lebih kecil dan tidak ada perbedaan
yang nyata antara ukuran panjang dan lebarnya. Bentuk tulang pendek seperti kubus, paku,
atau berbentuk bulat. Tulang pendek terdapat pada tulang pergelangan tangan dan
pergelangan kaki.

c. Tulang Pipih
Tulang pipih merupakan tulang-tulang yang berbentuk lempengan-lempengan pipih
yang lebar. Tulang pipih berfungsi untuk melindungi struktur tubuh di bagian bawahnya
dan dapat di ttemukan padatulang pinggul, belikat, tulang rusuk, tulang dada, gelang bahu
dan tempurung kepala.

d. Tulang Tidak Beraturan


Tulang tidak beraturan merupakan tulang dengan bentuk kompleks yang berhubungan
dengan fungsi khusus. Tulangtidak beraturan ditemukan pada tulang rahang, tulang-tulang
kepala, dan ruas-ruas tulang belakang.
4. Jenis Tulang
Berdasar zat penyusunnya, tulang dibedakan menjadi tulanng keras dan tulang rawan.
a.         Tulang Keras (Osteon)
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas). Osteoblas menghasilkan
sel-sel tulang keras yang disebut osteosit. Osteoblas juga mensekresikan zat-zat inerseluler
yang tersusun dari serabut kolagen yang akan membentuk matriks tempat garam-garam
kalsium didepositkan (ditumpuk). Zat kapur itu dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO 3)
dan kalsium fosfat [Ca(PO4)2] yang diperoleh atau dibawa oleh darah.
Selain terdapat osteoblas (pembentuk tulang), terdapat pula osteoklas yang bersifat
mengikis tulang. Osteoklas adalah sel berinti banyak dan berukuran besar berfungsi untuk
memindahkan matriks dari tulang lamadan menyisakan ruang untuk pembentukan tulang
baru.
Tulang keras memiliki dua macam bentuk yaitu tulang kompak yang padat dan keras
dan tulang spons yang berlubang-lubang dan rapuh. Tulang kompak bentuknya padat,
keras dan membentuk perlindungan luar untuk jaringan tulang lainnya. Tulang spons
terletak di bagian dalam dari tulang kompak, rapuh dan memiliki banyak pori atau rongga-
rongga. tulang spons terdapat pada ujung-ujung dari tulang kompak.

b.         Tulang Rawan (Kaertilago)


Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit, yang
menghasilkan mmatriks berupa kondrin. Kondrosit yang matang dibentuk dari sel-sel
tulang rawan muda yang disebut kondroblas. Tulang rawan diselubungi oleh selaput yang
disebut perikondrium. Kondrosit merupakan sel-sel bulat yang besar denngan sebuah
nukleus bening dan dua buah atau lebih nukleolus (anak inti sel). Kondrosit terdapat dalam
ruang-ruang dii dalam tulang rawan ang disebut lakuna. Dinding lakuna meneball
membentuk kapsula rawan.

Ada tiga tipe tulang rawan, yaitu sebagai berikut:


1.         Tulang rawan hialin
Tulang rawan hialin merupakan tipe tulang rawan yang paling banyak terdapat di
tubuh manusia. Tulang rawan hialin berwarna putih kebiru-biruan dan pada keadaan
segar terlihat bening. Kondrosit terletak di dalam lakuna yang berdinding licin pada
matriks tulang. Tulang rawan hialin terdapat pada semua rangka janin yang belum menjadi
tulang, tulang rawan iga, tulang rawan sendi dari persendian-persendian, dan tulang rawan
pada saluran pernapasan.

2.       Tulang rawan serat


Tulang rawan serat (fibrosa) berwarna buram keputihan dan bersifat keras. Jumlah
selnya lebih sedikit dan berdiri sendiriatau mengelompok. Tulang rawan serat dapat
dijumpai pada ruas tulang belakang.

3.         Tulang rawan elastik


Tulang rawan elastik bberwarna buram kekuningan, serta bersifat fleksibel dan elastis.
Sel-selnya sama dengan sel-sel tulang rawan hialin dan dapat berdiri sendiri atau
berkelompok. Tulang rawan elastik terdapat pada ttelinga laur dan epiglotis (katup tulang
rawan yangmenutup cela menuju trakea).

5. Sel Tulang
Ada lima jenis sel tulang dalam jaringan tulang, yaitu:
            Sel Osteogenik: yang memberikan tanggapan terhadap trauma, seperti fraktura (patah
tulang). Sel ini memberikan perlindingan pada tulang dan membentuk sel-sel baru, sebagai
pengganti sel-sel yang rusak
            Sel osteoblast: merupakan sel-sel pembentuk sel tulang. Cel ini melakukan kegiatan
sintesis dan sekresi mineral-mineral keseluruh subtansi dasar dan subtansi pada daerah
yang memiliki kecepatan metabolisme yang tinggi
            Sel osteosit: merupakan sel tulang dewasa yang terbentuk dari sel osteoblas. Sel-sel tulang

ini membentuk jaringan tulang disekitarnya. Sel osteosit memelihara kesehatan tulang,
menghasilkan enzim dan mengendalikan kandungan mineral dalam tulang, juga
mengontrol pelepasan kalsium dari tulang ke darah.
            Sel osteoklas: merupakan sel tulang yang besar, berfungsi untuk menghancurkan jaringan
tulang. Sel osteoklas berperan penting dalam pertumbuhan tulang, penyembuhan, dan
pengaturan kembali bentuk tulang.
            sel pelapis tulang: dibentuk oleh osteoblas disepanjang permukaan tulang orang dewasa.
sel tulang ini mengatur pergerakan kalsiun dan fosfat dari dan kedalam tulang.
6. Hubungan Antartulang (Artikulasi)
Hubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lain artikulasi atau sendi.
Berdasarkan sifat gerkanya, artikulasi dapat dibedakan sinartrosis (sendi mati),
amfiartrosis (sendi kaku), dan diartrosis (sendi gerak).
1)        Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan antara kedua ujung tulang yang direkatklan oleh suatu
jaringan ikat, yang kemudian mengalami osifikasi (penulangan), sehingga tidak
memungkinkan adanya gerakan. Contohnya adalah hubungan antara tulang tengkorak.
2)        Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah bentuk hubungan antara kedua ujung tulang yang dihubungkan
oleh jaringan kartilago (tulang rawan ), sehingga memungkinkan tetap adanya sedikit
gerakan.
3)        Diartrosis
Diartrosis adalah hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain yang tidak
dihubungkan oleh jaringan sehingga memungkinkan terjadinya gerakan tulang secara lebih
bebas.
Menurut arah geraknya, persendian dibedakan menjadi sendi peluru, sendi engsel,
sendi putar, sendi pelana, sendi luncur, dan sendi kondiloid.
  Sendi peluru
Sendi ini disebut sendi peluru karena dari hubungan dua tulang terjadi gerakan ke segala
arah. Misalnya hubungan antara tulang gelang bahu dengan tulang lengan atas.
  Sendi engsel
Sendi ini disebut sendi engsel karena arah geraknya hanya satu arah seperti engsel pintu.
Misalnya hubungan tulang atau sendi pada siku dan pada lutut.
  Sendi pelana
Sendi ini disebut sendi pelana karena hubungan dua tulang tersebut, tulang yang satu
dapat bergerak ke dua arah seperti orang yang naik kuda di atas pelana. Contohnya
hubungan antara pergelangan tangan dan tulang ibu jari.
  Sendi putar
Sendi ini disebut sendi putar karena dari hubungan dua tulang tersebut, tulang yang satu
dapat berputar, mengitari tulang yang lain. Misalnya hubungan antara tulang atlas dan
tulang pemutar, sehingga kepala kita dapat bergerak berputar.

  Sendi geser atau luncur


Sendi ini disebut sendi luncur atau geser karena dari hubungan dua tulang tersebut hanya
terjadi sedikit gerak pergeseran. Misalnya adalah sendi pada tulang-tulang telapak tangan
dan telapak kaki.
  Sendi kondiloid
Sendi ini terjadi diantara dua tulang yang permukaannya berbentuk oval. Misalnya adalah
hubungan telapak tangan dan ruas jari tangan, serta pada sendi pergelangan tangan.
C.        GANGGUAN PADA SISTEM GERAK MANUSIA

a.        Gangguan Pada Sistem Rangka


  Fraktura sederhana
Merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada disekitarnya.
  Fraktura kompleks
Merupakan fraktura yang melukai otot atau organ yang ada disekitarnya, bahkan
terkadang bagian fraktura dapat muncul ke permukaan kulit.
  Greenstick
Merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang mennjadi dua bagian.
  Comminuted
Merupakan fraktura yang mengakibatkan tulang terbagi menjadi beberapa bagian, tetapi
masih berada di dalam otot.
  Rakhitis
Merupakan penyakit tulang yanng disebabkan kekurangan vitamin D.
  Mikrosefalus
Merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran kecil.
  Osteoporosis
Merupakan gangguan tulang dengan gejala penurunan massa tulang sehingga tulang
rapuh.
  Dislokasi
Merupakan ggangguan yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi
awal.

  Ankilosis
Merupakan gangguan yang terjadi karenatidak berfungsinya persendian.
  Artritis
Merupakan gangguan yang disebabkan adanya peradangan sendi.
  Skoliosis
Melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakbatkan tubuh melenngkung ke
arah kiri atau kanan.
  Kifosis
Perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang
menjadi bongkok.
  Lordosis
Melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah depan sehingga
kepala tertarik ke arah belakang.
  Subluksasi
Gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik ke arah kiri
atau kanan.

b.        Gangguan Pada Otot


  Atrofi
Merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan
untuk berkontraksi.
  Hipertropi
Merupakan otot yang berkembanng menjadi lebih besar dan kuat.
  Hernia Abdominalis
Merupakan sobeknya dinding otot abdominal sehingga usus memasuki sobekan tersebut.
  Tetanus
Merupakan otot yang mengalami kekejangan karena secara terus-menerus berkontraksi
sehingga tidak mampu lagi berkontraksi.
  Distrofi Otot
Merupakan penyakit kronis yang menyebabkan gangguan gerak.
  Miastenia Gravis
Merupakan otot yanng secara berangsur-angsur melemah dan menyebabkan kelumpuhan.

Anda mungkin juga menyukai