Anda di halaman 1dari 11

E-JOURNAL AL-FIDDOH FEBI IAIN KERINCI VOL. 2 NO.

1 (Juni
2021)
ANALISIS PERBANDINGAN PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH
SEBELUM DAN SELAMA PANDEMI COVID-19

Yuserizal Bustami1), Elex Sarmigi2), Alvin Mikola3)


1)
yuserizalbustami@gmail.com
2)
elexsarmigi@gmail.com
3)
alvinmikola1999@gmail.com
1,2,3)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci

ABSTRACT
This study aims to analyze the financial performance based on the profitability ratios of
Islamic Commercial Banks Listed on the Indonesia Stock Exchange before and during the
covid-19 pandemic. The analyzed profitability ratios consist of ROA, ROE, and BOPO. This
type of research is comparative descriptive by using a quantitative approach. The analytical
technique used is a non- parametric comparison test with the Wilcoxon signed test analysis
tool. The results showed that there was no difference between ROA, ROE, and BOPO before
and during the covid-19 pandemic. Keywords: Profitability; ROA; ROE; BOPO; Covid-19

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas
dari Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan selama
pandemi covid-
19. Rasio profitabilitas yang dianalisis terdiri dari ROA, ROE, dan BOPO. Jenis Penelitian ini
bersifat diskriptif komparatif dengan mengunakan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis
yang digunakan yaitu uji beda non parametrik dengan alat analisis wilcoxon signed test. Hasil
penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan antara ROA, ROE, dan BOPO sebelum dan
selama pandemi covid-19.
Kata kunci: Profitabilitas; ROA; ROE; BOPO; Covid-19

1 | Al-Fiddoh_F E B I I A I N K E R I N
CI
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Lembaga keuangan perbankan memiliki peran penting dalam meningkatkan ekonomi
suatu negara. dimana perbankan tersebut mempertemukan suatu pemilik dana dan investor
ataupun pihak lain yang memerlukan dana. Peran inilah yang dikerjakan perbankan untuk
melancarkan arus pembayaran dan pelayanan dalam masyarakat (Saputra, 2015). Bank
merupakan lembaga keuangan yang mana kekayaannya berupa aset keuangan (financial
assets) serta bermotifkan sosial dan profit, Maka bank tidak mencari keuntungan saja
(Hasibuan, 2006). Dalam membangun suatu usaha tentu tujuan pertamanya adalah untuk
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Dalam menjalankannya, di Indonesia
perbankan memiliki dua jenis prinsip kerja dalam mengelola suatu bisnis bagi perusahaannya,
yakni meliputi prinsip syariah dan konvensional.
Perkembangan bisnis perbankan syariah setiap tahunnya sangat baik dan memuaskan.
Perkembangan produk perbankan syariah juga menjadi faktor pendorong masyarakat untuk
menggunakan layanan perbankan syariah. Seperti yang kita ketahui bersama, bank syariah
tidak mengenakan bunga atas produk pembiayaannya, sehingga menarik bagi nasabah untuk
memilih bank syariah sebagai mitranya. Kesehatan bank sebagai tolak ukur terhadap
manajemen bank bertujuan untuk menilai dari pengelolaan bank apakah sudah mempenuhi
asas-asas dari perbankan dan sesuai dengan yang berlaku dari ketentuan kebijakan. Kinerja
dari Laporan keuanagan dapat menentukan tingkat kesehatan bank. Kinerja bank yang baik
biasanya mencerminkan bank yang menjanjikan. Dalam melakukan penilaian suatu kinerja
keuangan bank dapat dikerjakan dengan cara me-review data laporankeuangan, membanding,
menghitungkan dan mengukur. Dalam melakukan perhitungan untuk menganalisis kinerja
keuangan perbankan bisa dilakukan beberapa teknik analisis, salahsatunya ialah analisis rasio.
Analisis rasio biasanya dipergunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos dalam
laporan keuangan yaitu laporan keuangan laba rugi dan neraca. Banyak analisis rasio yang
dapat dipergunakan antaranya yaitu rasio profitabilitas. Rasio tersebut mempunyai tujuan
tersendiri (Kasmir, 2019 ). Analisis profitabilitas yaitu untuk menggukur kesangupan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan mengunakan aset maupun modal dari
perusahaan itu. Memprediksi seberapa banyaknya laba yang didapat oleh perusahaan dalam
periode dapat diukur dengan mengunakan rasio profitabilitas (Dermawan & Djahotman, 2013
).
Perbankan khususnya Bank Umum Syariah dalam upaya untuk terus meningkatkan
kinerja supaya bisa menjadi lebih baik terutama di masa covid-19 ini. Mengukur ataupun
menilai suatu kinerja bank dapat dilakukan dengan melihat hasil rasio laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh bank syariah tersebut. Karena kinerja adalah suatu capaian yang
dilakukan oleh perusahaan ataupun perorangan dari hasil kerja yang dilakukannya dalam
periode tertentu. Guna mengetahui apakah terdapat perbedaan profitabilitas bank umum
syariah sebelum dan selama pandemi covid-19, hal tersebut Peneliti tertarik melakukan
penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Profitabilitas Bank Umum Syariah
sebelum dan selama pandemi covid-19”.

Bank Syariah
Berdasarkan undang-undang No. 10 Tahun 1998, Bank Syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip syariah dan menyediakan jasa
pembayaran dalamusahanya. Menurut Sutan Remy Shahdeiny, Bank Syariah adalah lembaga
yang bertindak sebagai perantara, yang menghimpun dana dari masyarakat dan mengarahkan
kembali dana tersebut kepada mereka yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan, bukan
berdasarkan prinsip bunga, tetapi berdasarkan Islam. Metode pengajaran (Sjahdeini, 2007).
Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008, bisnis perbankan
syariah melibatkan perbankan Syariah dan departemen-departemen bisnis Syariah, termasuk
lembaga, kegiatan
usaha, serta tata cara dan proses untuk menjalankan kegiatan usahanya (Ismail, 2011).

Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi, dan laporan
perubahan modal. Neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aset, hutang dan modal
yang digunakan oleh perusahaan pada tanggal tertentu, serta laba dan rugi. Perhitungan
kerugian (report) menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai Hasil dan biaya yang
dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber,
tujuan atau alasan perubahan modal perusahaan (Munawir, 2007). Laporan keuangan adalah
ringkasan dari proses pencatatan transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku (Zaki,
2008). Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan dinilai sangat penting untuk
evaluasi perusahaan, setiap bagian keuangan perusahaan selalu memegang peranan yang
sangat penting dalam menentukan arah rencana perusahaan (Fahmi, 2013).
Beroperasinya departemen keuangan merupakan prasyarat untuk kelancaran
menjalankan aktivitas departemen lainnya. Jika bagian keuangan menjalankan fungsinya
dengan benar maka laporan keuangan perusahaan yang dihasilkan juga akan ditampilkan
dengan benar. Dengan cara ini, pihak-pihak yang membutuhkan akan dapat memperoleh
laporan keuangan tersebut dan membantu mereka dalam mengambil keputusan sesuai dengan
harapan para pihak yang bersangkutan.

Analisis Laporan Keuangan


Analisis laporan keuangan merupakan upaya untuk membuat informasi dalam laporan
keuangan yang kompleks lebih mudah dipahami. Hal ini sangat berguna bagi para analis
untuk mengetahui status perusahaan dan perkembangan keuangannya, selain itu juga dapat
melihat kelemahan dan keuntungan perusahaan. Menganalisis laporan keuangan berarti
menggali lebih banyak informasi yang terkandung dalam laporan keuangan (Darsono &
Ashari, 2010). Analisis laporan keuangan menguraikan item laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil, dan fokus pada pemahaman situasi keuangan terdalam, agar
memiliki hubungan yang bermakna atau bermakna antara data terkuantifikasi dan data non-
kuantitatif. Proses pengambilan keputusan yang tepat. Informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan hanya dalam bentuk digital yaitu catatan transaksi yang terjadi dalam kurun
waktu tertentu. Alat analisis yang digunakan biasanya analisis laporan keuangan yang berupa
rasio laporan keuangan. Hasil analisis laporan keuangan pada akhirnya dapat menghilangkan
keraguan, ketidakpastian dan pertimbangan pribadi, sehingga meningkatkan kepercayaan
kami terhadap informasi yang ada dan membuat keputusan yang tepat untuk kelangsungan
hidup perusahaan (Darsono & Ashari, 2010).
Tujuan keseluruhan dari analisis laporan keuangan adalah: (1) Menentukan status
keuangan perusahaan selama periode tertentu dan apakah telah mencapai aset, kewajiban,
modal atau hasil usaha. Beberapa periode; (2) Mencari tahu kelemahan-kelemahan yang
dimiliki perusahaan; (3) Menentukan keunggulan yang dimilikinya; (4) Mencari tahu tindakan
korektif apa yang terkait dengan situasi keuangan perusahaan saat ini yang perlu dilakukan di
masa depan; (5) Mengevaluasi apakah di masa depan kinerja manajemen perlu diperbarui,
karena dianggap berhasil atau gagal; (6) Dapat juga digunakan sebagai hasil perbandingan
dengan perusahaan sejenis (Darsono & Ashari, 2010).

Analisis Rasio Keuangan


Untuk mengevaluasi status keuangan dan pencapaian perusahaan, diperlukan beberapa
tolok ukur untuk kegiatan analisis. Tolok ukur yang sering digunakan adalah rasio yang
menghubungkan dua data keuangan satu sama lain. Rasio menggambarkan hubungan atau
pertimbangan antara sejumlah uang tertentu dan jumlah tertentu lainnya.Alat analisis berupa
rasio ini akan menguraikan status atau status keuangan baik atau buruk perusahaan. Rasio ini
disebut juga rasio kuantitas dari satu angka ke angka lainnya, dan dapat dibandingkan untuk
mencari jawaban yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk analisis dan
pengambilan keputusan (Fahmi, 2013).
Analisis rasio adalah suatu analisis yang mengaitkan berbagai perkiraan dalam laporan
keuangan yang berupa analisis rasio keuangan, analisis rasio keuangan adalah suatu metode
yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara pos-pos tertentu dalam neraca atau
laporan laba rugi Teknik analisis sendiri atau kombinasi. Dua laporan. Rasio keuangan
adalah kegiatan membandingkan angka dalam laporan keuangan dengan membagi satu angka
dengan angka lainnya (Fahmi, 2013).

Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas suatu
perusahaan. Rasio tersebut juga menunjukkan tingkat efektivitas manajemen dari manajemen
perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari penjualan dan pendapatan investasi yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan. perusahaan. Tingkat keuntungan ini dapat digunakan dengan
membandingkan berbagai komponen dalam laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
Berikut ini adalah tujuan dan manfaat rasio keuntungan antara perusahaan dengan pihak luar
(Harahap, 2011) Ada beberapa rasio dalam margin keuntungan, sebagai berikut:
1. Return On Assets (ROA)
Return On Assets atau (ROA), adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Semakin tinggi ROA yang
dihasilkan perusahaan, semakin tinggi pula keuntungannya Aset tersebut diperoleh
perusahaan, sehingga membuat posisi perusahaan dalam pengelolaan aset menjadi lebih baik
(Sarmigi, Abdallah, & Maryanto, 2021).
2. Return On Equity (ROE)
Return On Equit yatau sering disebut dengan ROE, merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan pada
tingkat modal tertentu. ROE digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya. ROE merupakan
rasio antara laba setelah pajak dengan total ekuitas (Sarmigi, Abdallah, & Maryanto, 2021).
3. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya Operasional Pendapatan operasional adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efisiensi dan kapabilitas bisnis bank. Semakin rendah BOPO maka semakin tinggi
efisiensi bank dalam mengendalikan biaya operasional, dan semakin besar pula keuntungan
bank tersebut. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, jika BOPO <95% maka rasio BOPO
memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi, jika BOPO> 96% dianggap efisiensi yang buruk
(Kasmir, 2019 ).

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat diskriptif komparatif analisis dengan
mengunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif bisa diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi
dan sampel tertentu, pengumpulan data mengunakan dokumentasi, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011).

Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
yang diambil dari laporan keuangan Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang dipublikasikan dari 2019-2020. Data yang digunakan bersumber dari situs
masing-masing bank dan sumber penunjang lainnya berupa jurnal.

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yank terdaftar di Bank
Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah Purposive sampling. Kriteria-
kriteria untuk penentuan sampel ialah sebagai berikut.
1. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bank Umum Syariah yang mempublikasikan laporan keuangan selama 5 tahun terakhir
3. Bank Umum Syariah yang menyajikan laporan triwulan selama 9 bulan sebelum
dan 9 bulan selama pendemi covid-19.
Berdasarkan keriteria diatas maka didapatkan 3 bank umum syariah yang dijadikan objek
pada penelitian ini, yaitu Bank BRI Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah.

Teknik Pengumpulan Data


Dengan metode pengumpulan data mengunakan dokumentasi, yang digunakan untuk
mengumpulkan data laporan keuangan, yaitu melihat data dari rasio profitabilitas baik dari
sumber yang telah dipublikasikan, jurnal dan webside. Pengunaan data iaitu data sekunder,
berupa data runtut waktu dengan skala triwulan. Data-data yang akan digunakan dalam
penelitian ini berasal dari sumber dokumen yang telah di publikasikan yaitu laporan keuangan
berupa rasio profitabilitas (ROA, ROE dan BOPO) pada Bank Umum Syariah periode laporan
triwulan dari sebelum dan selama pandemi covid-19.

Teknik Analisis Data


Uji statistik non parametrik digunakan dengan Wilcoxon Signe Rank Test. Uji ini
digunakan untuk menganalisi data berpasangan karena adanya dua perlakuan yang berbeda.
Uji Hipotesis Wlcoxon Signe Rank Test pada tingkat signifikan 0,05 atau 5%. Dalam hal ini
Wilcoxon Signe Rank Test lebih sesuai digunakan, karena data tidak memenuhi syarat untuk
uji parametrik yaitu data bertipe nominal atau ordinal dan data bertipe interval atau rasio,
namun tidak berdistribusi normal (santoso, 2015).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Analisis Deskriptif
Dari hasil analisis data diketahui bahwa, ROA pada Bank BRI Syariah triwulan 1
sebelum pandemi covid-19 sebesar 0,43% lebih rendah dibandingkan dengan triwulan 1 pada
Bank BTPN Syariah sebesar 12,68%, sedangkan dengan Bank Panin Syariah lebih rendah
sebesar 0,24%. Pada triwulan 2 Bank BRI Syariah sebesar 0,32% masih lebih rendah
dibandingkan dengan Bank BTPN Syariah sebesar 12,73%, sedangkan pada Bank Panin
Syariah jauh lebih rendah sebesar 0,15%. Pada triwulan 3 Bank BRI Syariah masih sebesar
0,32% lebih rendah dibandingkan dengan Bank BTPN Syariah sebesar 13,05% sedangkan
dengan Bank Panin Syariah lebih rendah sebesar 0,16%. Pada triwulan 4 Bank BRI Syariah
mendapatkan sebesar 0,31% sedangkan dengan Bank BTPN Syariah sebesar 13,58% dan
Bank Panin Syariah sebesar 0,25%.
Selama pandemi covid-19 rasio ROA pada Bank BRI Syariah triwulan 1 sebesar
1,00% lebih rendah dari triwulan 1 pada Bank BTPN Syariah sebesar 13,58% sedangkan
dengan triwulan 1 Bank Panin Syariah lebih rendah sebesar 0,26%. Pada triwulan 2 Bank BRI
Syariah mendapatkan sebesar 0,90% masih lebih besar Bank BTPN Syariah sebesar 6,96%
sedangkan pada Bank Panin Syariah lebih rendah sebesar 0,04%. Pada triwulan 3 Bank BRI
Syariah sebesar 0,84% lebih rendah dari Bank BTPN Syariah sebesar 5,80% sedangkan pada
Bank
Panin Syariah sebesar 0,04%. Pada triwulan 4 Bank BRI Syariah sebesar 0,81% sedangkan
dengan Bank BTPN Syariah sebesar 7,16% dan Bank panin syariah sebesar 0,06%.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa, ROE pada Bank BRI Syariah triwulan 1 sebelum
pandemi covid-19 sebesar 2,54% lebih rendah dibandingkan dengan triwulan 1 pada Bank
BTPN Syariah sebesar 28,75%, sedangkan dengan Bank Panin Syariah lebih rendah sebesar
1,50%. Pada triwulan 2 Bank BRI Syariah sebesar 1,51% masih lebih rendah dibandingkan
dengan Bank BTPN Syariah sebesar 29,30%, sedangkan pada Bank Panin Syariah jauh lebih
rendah sebesar 0,79%. Pada triwulan 3 Bank BRI Syariah sebesar 1,60% lebih rendah
dibandingkan dengan Bank BTPN Syariah sebesar 30,15%, sedangkan dengan Bank Panin
Syariah lebih rendah sebesar 0,88%. Pada triwulan 4 Bank BRI Syariah mendapatkan sebesar
1,57% sedangkan dengan Bank BTPN Syariah sebesar 13,58% dan Bank Panin Syariah
sebesar 1,08%.
Selama pandemi covid-19 rasio ROE pada Bank BRI Syariah triwulan 1 sebesar
6,30% lebih rendah dari triwulan 1 pada Bank BTPN Syariah sebesar 29,77% sedangkan
dengan triwulan 1 Bank Panin Syariah lebih rendah sebesar 1,74%. Pada triwulan 2 Bank BRI
Syariah mendapatkan sebesar 4,87% masih lebih besar Bank BTPN Syariah sebesar 15,19%
sedangkan pada Bank Panin Syariah lebih rendah sebesar 0,25%. Pada triwulan 3 Bank BRI
Syariah sebesar 5,20% lebih rendah dari Bank BTPN Syariah sebesar 12,79% sedangkan pada
Bank Panin Syariah sebesar 0,03%. Pada triwulan 4 Bank BRI Syariah sebesar 5,03%
sedangkan dengan Bank BTPN Syariah sebesar 16,08% dan Bank Panin Syariah sebesar
0,01%.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa, BOPO pada Bank BRI Syariah triwulan 1 sebelum
pandemi covid-19 sebesar 95,67% lebih besar dibandingkan dengan triwulan 1 pada Bank
BTPN Syariah sebesar 61,27% sedangkan dengan Bank Panin Syariah sebesar 97,47%. Pada
triwulan 2 Bank BRI Syariah sebesar 96,74% masih lebih besar dibandingkan dengan Bank
BTPN Syariah sebesar 60,40%, sedangkan pada Bank Panin Syariah jauh lebih tinggi sebesar
98,84%. Pada triwulan 3 Bank BRI Syariah sebesar 96,78% lebih besar dibandingkan dengan
Bank BTPN Syariah sebesar 59,62%, sedangkan dengan Bank Panin Syariah lebih tinggi
sebesar 98,65%. Pada triwulan 4 Bank BRI Syariah mendapatkan sebesar 96,80% sedangkan
dengan Bank BTPN Syariah sebesar 58,07% dan Bank Panin Syariah sebesar 97,74%.
Selama pandemi covid-19 rasio BOPO pada Bank BRI Syariah triwulan 1 sebesar
90,18% lebih besar dari triwulan 1 pada Bank BTPN Syariah sebesar 54,85%, sedangkan
dengan triwulan
1 Bank Panin Syariah lebih tinggi sebesar 97,41%. Pada triwulan 2 Bank BRI Syariah
mendapatkan sebesar 89,93% masih lebih rendah Bank BTPN Syariah sebesar 72,07%
sedangkan pada Bank Panin Syariah lebih tinggi sebesar 99,86%. Pada triwulan 3 Bank BRI
Syariah sebesar 90,39% lebih besar dari Bank BTPN Syariah sebesar 77,20%, sedangkan
pada Bank Panin Syariah sebesar 100,20%. Pada triwulan 4 Bank BRI Syariah sebesar
91,01% sedangkan dengan Bank BTPN Syariah sebesar 72,42% dan Bank Panin Syariah
sebesar 99,42%

Uji Hipotesis
Uji wilcoxon signed test adalah salah satu uji non parametrik untuk mengetahui
perbedaan dari objek yang memiliki data berdistribusi tidak normal.
Tabel 1.
Perbandingan ROA Bank Umum Syariah
sebelum dan selama pandemi covid-19
Keterangan T Test Mean p-value Status H1
Sebelum covid-19 7,00
-0,178 0,859 Ditolak
Selama covid-19 5,17
Sumber : Data diolah dengan SPSS 25
Berdasarkan tabel diatas hasil uji wilcoxon signed test menunjukkan bahwa nilai p-
value
sebesar 0,859 dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat kesalahan 5% (0,05) sehingga H1
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dilihat dari
rasio ROA sebelum dan selama pandemi covid-19 adalah tidak ada perbedaan secara statistik.

Tabel 2.
Perbandingan ROE Bank Umum Syariah
Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19
Keterangan T Test Mean p-value Status H2
Sebelum covid-19 5,18
-0,151 0,899 Ditolak
Selama covid-19 4,66
Sumber : Data diolah dengan SPSS 25
Berdasarkan tabel 2 hasil uji wilcoxon signed test menunjukkan bahwa nilai p-value
sebesar 0,899. lebih besar dari alpha 5% (0,05) sehingga H2 ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dilihat dari rasio ROE sebelum dan selama
pandemi covid-19 adalah tidak ada perbedaan secara statistik.

Tabel 3.
Perbandingan BOPO Bank Umum Syariah
Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19
Keterangan T Test Mean p-value Status H3
Sebelum covid-19 61,19
-0,242 0,653 Ditolak
Selama covid-19 58,65
Sumber : Data diolah dengan SPSS 25
Berdasarkan tabel 3 hasil uji wilcoxon signed test menunjukkan bahwa nilai p-value
sebesar 0,653. lebih besar dari tingkat singifikansi sebesar 5% (0,05) sehingga H1 ditolak dan
dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dilihat dari rasio BOPO
sebelum dan selama pandemi covid-19 adalah tidak ada perbedaan secara statistik.

Pembahasan
Dari hasil hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
profitabilitas Bank Umum Syariah jika dilihat dari rasio ROA sebelum dan selama pandemi
covid-
19. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan secara signifikan. Sedangkan dari hasil
analisis triwulan pada Bank BRI Syariah terdapat perbedaan pendapatan ROA dimana selama
covid-19 lebih besar ROA yang diperoleh dibandingkan dengan sebelum pandemi covid-19.
Pada analisis Bank Panin Syariah terdapat perbedaan ROA sebelum pandemi covid-19 lebih
besar daripada selama pandemi covid-19. Pada Bank BTPN Syariah lenih besar ROA sebelum
pandemi covid-19. Berdasarkan hasil tersebut, Bank Umum Syariah tidak mengalami
kesulitan dalam hal laba, disebabkan karena Bank Umum Syariah menunjukkan bahwa
keberhasilan manajemen dalam menghasilkan dan menstabilkan laba dalam keadaan yang
baik sebelum dan selama pandemi covid-19. Hal itu tentunya terdapat kerja keras dari seluruh
pemangku kepentingan bank syariah ditengah pandemi masih mencatan pertumbuhan yang
sangat baik dan berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi di tengah masyarakat.
Semakin besar rasio ini mengindikasikan baiknya kemampuan manajemen bank dalam hal
mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya. Hal ini serupa
dengan penelitian yang dilakukan oleh Dony Akbar (2008), melakukan penelitian tentang
analisis profitabilitas dan rasio resiko bank syariah mandiri (BSM) dan muamalat Indonesia
(BMI). Yang menganalisis tentang rasio profitabilitas dan rasio resiko. Walupun tidak sama-
sama dalam menganalisis rasio resiko tetapi sama-sama menganalisis rasio profitabilitas.
Dari hasil hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
profitabilitas Bank Umum Syariah jika dilihat dari rasio ROE sebelum dan selama covid-19.
Sedangkan dari hasil analisis triwulan pada Bank BRI Syariah terdapat perbedaan pendapatan
ROE dimana selama covid-19 lebih besar ROE yang diperoleh dibandingkan dengan sebelum
pandemi covid-19. Pada analisis Bank Panin Syariah terdapat perbedaan ROE sebelum
pandemi covid-19 lebih besar daripada selama pandemi covid-19. Pada Bank BTPN Syariah
lenih besar ROE sebelum pandemi covid-19. Berdasarkan keterangan tersebut dapat
disimpulkan bahwa Bank Umum Syariah tidak mengalami perbedaan, hal ini disebabkan
karena Bank Umum Syariah menunjukkan kemampuan modal disetor bank dalam
menghasilkan laba dengan baik sebelum dan selama pandemi covid-19. Hal ini jelas bahwa
kinerja perbankan syariah justru stabil dan tumbuh tinggi bankan mengalahkan bank-bank
konvensional. Itu artinya industri perbankan syariah tetap bisa bertumbuh meski dalam
tekanan yang cukup hebat dari adanya pandemi virus corona. Semakin besar rasio ini
menunjukkan kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba bagi pemegang
saham semakin besar. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Dony Akbar
(2008), melakukan penelitian tentang analisis profitabilitas dan rasio resiko bank syariah
mandiri (BSM) dan muamalat Indonesia (BMI). Yang menganalisis tentang rasio
profitabilitas dan rasio resiko. Walupun tidak sama-sama dalam menganalisis rasio resiko
tetapi sama-sama menganalisis rasio profitabilitas.
Dari hasil hipotesis ketiga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
profitabilitas Bank Umum Syariah jika dilihat dari rasio BOPO sebelum dan selama covid-19.
Sedangkan dari hasil analisis triwulan pada Bank BRI Syariah terdapat perbedaan pendapatan
BOPO dimana selama covid-19 lebih besar BOPO yang diperoleh dibandingkan dengan
sebelum pandemi covid-19. Pada analisis Bank Panin Syariah terdapat perbedaan BOPO
sebelum pandemi covid-19 lebih kecil daripada selama pandemi covid-19. Pada Bank BTPN
Syariah lenih kecil BOPO sebelum pandemi covid-19. Berdasarkan keterangan di atas Bank
Umum Syariah tidak mengalami perbedaan, hal ini disebabkan karena Bank Umum Syariah
menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam kegiatan operasionalnya dengan baik sebelum
dan selama pandemi covid-19. Hal itu bahwa kinerja perbankan syariah di tengah pandemi
covid-19 masih dapat tumbuh cukup baik karena menerapkan konsep bagi hasil yang tidak
dimiliki bank konvensional. Industry perbankan syariah di posis stabil dengan loyalitas
ekosistemnya. Semakin kecil rasio ini akan lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat
menutup beban operasional dengan pendapatan operasionalnya. Hal ini serupa dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ekowanti (2011), tentang analisis perbandingan kinerja
keuangan perbankan syariah sebelum dan pasca krisis global tahun 2008. Menjelaskan tentang
kinerja keuangan perbankan syariah, walaupun tidak memfokuskan pada profitabilitas tetapi
sama-sama menjelasakan rasio laporan keuanagan perbankan syariah.

KESIMPULAN
1. Perbandingan rasio profitabilitas yang dilihat dari rasio ROA sebelum dan selama
pandemi covid-19 pada Bank Umum Syariah menunjukkan tidak ada perbedaan rasio
ROA sebelum dan selama pandemi covid-19
2. Perbandingan rasio profitabilitas yang dilihat dari rasio ROE sebelum dan selama
pandemi covid-19 pada Bank Umum Syariah menunjukkan tidak ada perbedaan rasio
ROE sebelum dan selama pandemi covid-19.
3. Perbandingan rasio profitabilitas yang dilihat dari rasio BOPO sebelum dan selama
pandemi covid-19 pada Bank Umum Syariah menunjukkan tidak ada perbedaan rasio
BOPO sebelum dan selama pandemi covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, & Ashari. (2010). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan (Tips Bagi
Investor, Direksi, dan Pemegang Saham). Yogyakarta: Penerbit Andi.
Dermawan, & Djahotman. (2013 ). Analisis Rasio Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Fahmi, I. (2013). Pengantar Manajemen Keuangan: Teori dan Jawab Soal. Bandung:
Alfabeta. Harahap, S. S. (2011). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja
grafindo Persada. Hasibuan, M. (2006). Dasar-dasar perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ismail. (2011). Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Kasmir. (2019 ). Analisis laporan keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Lemiyana. (2015). Analisis Laporan Keuangan Berbasis Komputer. Palembang: NoerFikri
Offset.
Munawir, S. (2007). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
santoso, S. (2015). Menguasai Statistik Nonparametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Saputra, H. E. (2015). Pengaruh Kecukupan Modal, Resiko Kredit, Biaya Operasional
Pendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar Di BEI 2009-
2013. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana.
Sarmigi, E., Abdallah, Z., & Maryanto. (2021). Akuntansi Manajemen: Dasar-Dasar
Pengukuran Kinerja Manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
Sjahdeini, S. R. (2007). Perbankan Islam. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Zaki, B. (2008). Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode. Yogyakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai