ASUHAN KEPERAWATAN Aktualisasi Elvant Olrando
ASUHAN KEPERAWATAN Aktualisasi Elvant Olrando
TENTANG AKTUALISASI
Oleh:
Elvant Olrando Darlin
NIM: 2019.C.11a.1007
1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.R.S KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
TENTANG AKTUALISASI
Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Praktik Pra Klinik
Keperawatan I Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya
Oleh:
Elvant Olrando Darlin
NIM: 2019.C.11a.1007
2
LEMBAR PENGESAHAN
3
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat sertakarunia-Nya kepada kami
sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Tn.K kebutuhan dasar manusia tentang aktualisasi”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperanserta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasameridhai segala usaha kita. Amin
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
5
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
6
BAB 1
PENDAHULUAN
Abraham Maslow adalah salah satu penganut aliran humanistic, ia terkenal dengan aktualisali diri,
diamana aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tertinggi, sebelumnya ada kebutuhan fisiologis, keamanan,
cinta dan keberadaan, penghargaan dan baru naik ke aktualisasi diri.
Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun
dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang sebelumnya
telah (relatif) terpuaskan. Secara ringkasempat jenjang basic need atau deviciency need, dan
satujenjang metaneeds atau growth needs. Jenjang motivasi bersifat mengikat, maksudnya kebutuhan pada
tingkat yang lebih rendah harus relatif terpuaskan sebelum orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan
yang jenjangnya lebih tinggi. Jadi kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul
kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan, baru muncul kebutuhan cinta
dan keberadaan, begitu seterusnya sampai kebutuhan akan aktualisasi diri muncul.
Akan tetapi kebanyak orang setelah mencapai kebutuhan akan penghargaan tidak begerak ke
kebutuhan akan aktualisasi diri. Terdapat beberapa karakterlistik tentang orang yang sudah mencapai
aktualisasi diri dan berbagai hambatan untuk mencapai aktualisasi diri.
1.2 Tujuan
TujuanUmum
Mahasiswa mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses asuhan keperawatan
secara komprehensif terhadap klien dengan kebutuhan aktualisasi diri.
7
TujuanKhusus
Setelah melakukan pembelajaran tentang asuhan keperawatan dengan kebutuhan aktualisasi diri
Manfaat dalam penulisan ini terbagi menjadi teoritis dan praktis yaitu sebagai berikut:
Teoritis
Adanya asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat menjadi
bahan masukan dan informasi serta sebagai bahan pembelajaran dan untuk memperkuat teori serta
meningkatkan mutu profesi keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia tentang Aktualisasi Diri.
Praktis
Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Manfaat penelitian bagi perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dilaksanakan sebagai kosntribusi
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan.
Bagi Mahasiswa
Manfaat asuhan keperawatan ini diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan
ilmu pengetahuan tentang keperawatan yang didapat selama pendidikan dengan kenyataan yang ada di
lapangan.
Bagi Perawat
Manfaat asuhan keperawatan ini diharapkan agar perawat mampu melaksanakan pendokumentasian
keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi dan evaluasi.
8
BAB 2 LAPORAN PENDAHULUAN
2.1.2 Etiologi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang. Dalam tinjauan life spon
history klien, penyebab terjadianya harga diri rendah adalah pada masa kecil yang disalahkan, jarang diberi
pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan ataupun pergaulan. Harga
diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih kemampuannya (Yosep, 2009).
Modal stress adaptasi Stuart dari keperawatan jiwa memandang perilaku manusia dalam perspektif yang holistic
terdiri atas biologis, psikologis, sosial budaya dan aspek-aspek tersebut saling beriteraksi dalam keperawatan
(Stuart, 2016). Ada kaitannya antara kegagalan dengan kurangnya kemampuan (penyebab internal) dapat
9
menyebabkan penurunan harapan dan motivasi seseorang. Keadaan ketika seseorang yang sebelumnya memiliki
harga diri positif kemudian mengalami perasaan negatif tentang diri meraka dalam menanggapi suatu peristiwa
(kehilangan, perubahan) inilah yang disebut dengan harga diri rendah situasional (Carpenito-Moyet, 2009).
Keterangan dari gambar modal stress dan adaptasi Stuart didapatkan bahwa faktor predisposisi adalah
faktor resiko yang menjadi sumber terjadinya stress dan dapat dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologi, dan
sosialkultural, pada faktor presipitasi memerlukan energi yang besar dalam menghadapi stress atau tekanan
hidup, waktu merupakan dimensi yang juga mempengaruhi terjadinya stress, sedangkan penilaian terhadap
stressor meliputi penentuan arti dan pemahaman terhadap pengaruh situasi yang penuh dengan stress bagi
individu, penilaian ini meliputi kognitif, afektif, fisiologi, perilaku, dan sosial. Pada sumber koping meliputi
kemampuan personal, dukungan sosial, aset materi, dan keyakinan positif. Mekanisme koping adalah suatu usaha
langsung 10 menghadapi stress, mekanisme koping dapat bersifat konstruktif dan deskruktif serta kita dapat
melihat rentang respon seseorang termasuk yang adaptif maupun maladiptif.
2.1.3Patofisiologi
2.1.4 Komplikasi
Individu mengalami gangguan konsep diri: harga diri rendah pertama kali akan merasa cemas dan takut.
Individu akan takut ditolak, takut gagal, dan takut dipermalukan. Akhirnya cenderung untuk menarik diri, akan
mengisolasi diri, yang pada akhirnya individu akan mengalami gangguan realita. Komplikasi yang berbahaya
individu mempunyai keinginan untuk meciderai dirinya.
11
Apabila seseorang mengalami gangguan konsep diri maka orang tersebut tidak akan mampu melakukan
aktualisasi diri sehingga Individu tersebut mengalami gangguan aktualisasi diri karena kebutuhan dari dalam
dirinya belum terpenuhi sehingga untuk mengembangkan potensi dari individu tersebut tidak akan terjadi.
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain termasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuanya berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman
dan objek tujuan serta keinginan (Stuart dan Sundeen, 1991).
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri. Faktor
tersebut terdiri dari:
a. Teori perkembangan
Konsep diri berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal diri yang terpisah dari
lingkungan dan berkembangan melalui kebiasaan eksplorasi atau pengenalan tubuh, nama panggilan,
pengalaman budaya dan hubungan interpersonal dan kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri
sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
b. Significant other (orang yang terpenting atau orang yang terdekat)
Konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui
cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interpretasi diri pandangan orang lain
terhadap diri, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengannya dan pengaruh orang terdekat atau
orang penting sepanjang siklus kehidupan. Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman
sebayanya secara khas yaitu dengan cara berkumpul untuk melakukan aktifitas bersama dengan
membentuk kelompok. Ketika remaja mengalami masalah kulit (jerawat) mereka seringkali merasa
kurang percaya diri ketika berhadapan dengan temannya. Banyaknya informasi serta interaksi yang
dilakukan oleh remaja dengan temannya, maka akan mengakibatkan remaja tersebut tidak merasa
tersingkirkan dari lingkungannya. Interaksi yang terjadi antara remaja dengan lingkungannya mempuyai
kualitas yang berbeda-beda. Suatu interaksi dikatakan berkualitas, jika mampu memberikan kesempatan
kepada individu untuk mengembangkan diri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
c. Self Perception (persepsi diri sendiri)
Persepsi individu terhadap diri sendiri, serta pengalamannya mengenai masalah fisik (jerawat) yang
mereka alami, antara lain:
1) Life Style (gaya hidup)
Gaya hidup yang dimiliki oleh kebanyakan dari indivisu sekarang lebih cenderung pada gaya hidup
yang serba instan dan modern
2) Tipe kepribadian
Kepribadian merupakan segala bentuk pola pikiran, emosi dan perilaku yang berbeda serta
mempunyai karakteristik yang menentukan gaya personal individu dan mempengaruhi interaksinya
dengan lingkungan (Farozin, 2004). Orang dengan kepribadian tipe A (introvert) lebih mudah
mengalami gangguan akibat adanya stress dari pada orang dengan kepribadian tipe B (ekstrovert).
12
Ciri-ciri orang dengan kepribadian tipe A (introvert) yaitu tidak sabar, kompetitif, ambisius, ingin
serba sempurna, mudah gelisah, mudah bermusuhan dan mudah tersinggung, sedangkan orang
dengan kepribadian tipe B (ekstrovert) mempunyai ciri-ciri yang berlawanan dengan orang
berkepribadian tipe A (introvert).
3) Bentuk Anatomi Tubuh
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia.
Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba dan menjamin kelangsungan hidup. Kulit dapat menyokong
penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian, kulit pada manusia mempunyai peranan yang
sangat penting. Selain fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup. Kulit dapat menyokong
penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian, kulit pada manusia mempunyai peranan yang
sangatpenting. Selain fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup, kulit juga mempunyai fungsi lain
yaitu estetik, ras dan sarana komunikasi non verbal antara individu satu dengan yang lain.
Wuryanano (2007) menguraikan bagaimana membentuk konsep diri menjadi lebih baik, maka
terlebih dahulu Anda harus mengetahui hal-hal yang mempengaruhi konsep diri . Untuk membentuk
konsep diri menjadi lebih baik lagi, maka lebih dulu Anda harus mengetahui hal apa yang mempengaruhi
konsep diri. Anda harus tahu bahwa konsep diri dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:
1. Cita-cita diri
Cita-cita Diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan keinginan pribadi, dan itu sangat
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar Anda, orang tua, teman ataupun tetangga.
2. Citra Diri
Citra Diri merupakan suatu produk dari pengalaman masa lalu beserta sukses dan kegagalannya.
Citra diri dibangun oleh sebuah gambaran tentang diri yang menurut keyakinan dianggap benar.
3. Harga Diri
Pengertian Harga Diri (Self Esteem) Stuart dan Sundeen (1991), mengatakan bahwa harga diri
(self esteem) adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku memenuhi ideal dirinya.
Aktualisasi diri adalah kebutuhan alami dan naluriah yang di miliki manusia untuk melakukan usaha
terbaik yang ia bisa. Maslow (Schneider,K.J, dkk, 2001 dalam Arinato, 2009,), menyatakan aktualisasi diri
adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Proses
Aktualisasi diri akan di bantu serta di hambat oleh pengalaman dan proses belajar kita dalam masa kanak
kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup dan pengalaman seseorang.
Aktualisasi diri pada akhirnya akan merujuk pada peak performance danpeak experience. Menurut
privette (2001, dalam Schneider,K.J, dkk, 2001), peak performance adalah kondisi terbaik seseorang, yaitu
13
ketika pikiran dan tubuh bekerja secara bersamaan.Sedangkan peak experience merupakan sebuah momen
yang berharga ketika manusia mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya. Jika aktualisasi merupakan
prototype dari kesehatan kepribadian, peak performancedan peak experience merupakan prototype dari
pengalaman yang positif.
2.2.2 Etiologi
1. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus
hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan pernea).
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/ sakit/ penyakit. c.
Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa
penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
2. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai
cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi
ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis
atau pada klien gangguan jiwa. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh
kembang, misalnya sering disalahkan, kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima dalam
kelompok (Yosep, 2007).
14
2.2.5 Patofisiologi
15
Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis identitas ( musik keras, pemakaian obat-
obatan, kerja keras, nonton TV terus-menerus )
Kegiatan mengganti identitas sementara ( ikut kelompok sosial, keagamaan, politik )
Kegiatan yang mencoba menghilangkan anti identitas sementara ( penyalahgunaan obat )
b. Jangka Panjang
Menutup identitas dari orang – orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau
potensi diri sendiri.
Terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang lain.
Identitas negatif
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian Keperawatan
1. Faktor predisposisi Terjadinya gangguan konsep harga diri rendah kronis juga dipengaruhi beberapa
faktor predisposisi seperti faktor biologis, psikologis, sosial dankultural.
a. Faktor biologis, biasanya karna ada kondisi sakit fisik yang dapatmempengaruhi kerja hormon
secara umum, yang dapat pula berdampakpada keseimbangan neurotransmiter di otak contoh
kadar serotonin yangmenurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada
pasiendepresi kecendrungan harga diri rendah kronis semakin besar karena klien lebih dikuasai
oleh pikiran pikiran negatif dan tidak berdaya.
b. Berdasarkan faktor psikologis, harga diri rendah kronis sangat berhubungan dengan pola asuh dan
kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu
mengalami harga diri rendah kronis meliputi orang tua yang penolakkan orang, harapan orang tua
yang tidak realistis, orang tua yang tidak percaya terhadap anaknya, tekanan teman sebaya, peran
yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan.
c. Faktor sosial sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah
kronis, antara lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah kumuh dan rawan, kultur sosial yang
berubah misal ukuran keberhasilan individu.
d. Faktor kultural: tunutunan peran sosial kebudayaan sering meningkatkan kejadian harga diri
rendah kronis antara lain: wanita sudah harus menikah jika umur mencapai dua puluhan,
perubahan kultur kearah gaya hidup individualisme.
2. Faktor presipitasi Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh situasi yang dihadapi individu dan
individu yang tidak mampu menyelesaikan masalah. Situasi atau stressor dapat mempengaruhi konsep diri
dan komponennya. Stressor yang mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang
16
penghargaan diri dari orang tua yang berarti: pola asuh anak tidak tepat misalnya: terlalu dilarang,
dituntut, persaingan dengan saudara, kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak dapat di
capai, gagal tanggung jawab terhadap diri sendiri (Stuart dan sundeen,1991). Stresor pencetus dapat
berasal dari sumber internal atau eksternal sebagai berikut:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu
mengalaminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran:
a) Transisi peran perkembangan adalah: perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau
keluarga dan norma-norma budaya, nilainilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangny aanggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit.
Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk,
penampilan atau fungsi tubuh perubahan fisik yang berhubungan tumbuh kembang normal
dan prosedur medis dan keperawatan
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan, dan mengatasi kebutuhan spesifik klien
serta respons terhadap masalah aktual dan resiko tinggi. Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan
masalah keperawatan klien mencakup baik respon adaptif dan maladaptif serta stressor yang menunjang.
Rumusan diagnosis adalah problem/masalah (P) berhubungan dengan penyebab (etiologi), dan keduanya ini
saling berhubungan sebab akibat secara ilmiah.
Masalah keperawatan yg Mungkin Muncul
1. Isolasi sosial
2. Gangguan harga diri (HDR) : situasional/ kronis
3. Gangguan pola tidur
4. Gangguan citra tubuh
5. Perubahan penampilan peran
6. Ketidakberdayaan
7. Keputusasaan
17
2.3.3 Intervensi Keperawatan
Langkah selanjutnya dari proses keperawatan adalah perencanan dimana perawat akan menyusun rencana yang
akan dilakukan pada klien untuk mengatasi masalahnya, perencanaan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan
(Yosep, 2009).
Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan. Untuk tindakan tersebut perawat
dapat :
2) Tanyakan siapa orang yang dekat dengan klien dan apa sebabnya
3) Tanyakan setiap orang yang tidak dekat dengan klien dan apa sebabnya.
18
c. Mengetahui keuntungan dan kerugiaan berinteraksi dengan orang lain
19
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
Nim : 2019.C.11a.1007
3.1 PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R.S
Umur : 42 Tahun
Suku/Bangsa : Dayak
Agama : Kristen
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
Ny. R. S datang ke pelayanan kesehatan Puskesmas Simpang Tiga pada tanggal 20 Maret
2020 pada jam 08.30 WIB dengan keluhan badan terasa lemas, sering buang air kecil, berat
badan menurun, sering merasa haus, sering kelelahan dan pandangan kabur.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya ( Riwayat Penyakit dan Riwayat Operasi )
21
GENOGRAM KELUARGA
1) Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Serumah
22
3.3 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
1. Keadaan Umum
a. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
b. Tinggi badan : 160 cm
23
6. Telinga
Bentuk telinga normal, pendengaran baik, telingan tampak
bersih, tidak memakai alat bantu pendengaran, tidak ada
kotoran, tidak ada peradangan, tidak ada keluhan.
7. Mulut dan kerongkongan
Bibir tampak kering, tidak ada perdarahan pada mulut dan
bibir, lidah tidak kotor, gigi pasien tampak bersih, suara
normal, pasien bisa mengunyah dengan baik, fungsi menelan.
24
Abdomen tampak simetris, tidak ada benjolan dan
pembengkanan pada abdomen, tidak terdapat nyeri tekan,
suara perkusi abdomen timpani, terdengar suara peristaltik
usus 7 kali/menit, tidak kembung, tida ada acites.
11. Sistem Integument
Kulit tampak bersih, tidak ada gatal, turgor kulit elastis.
12. Genitalia
Tidak memakai kateter, tidak ada perdarahan.
13. Rektum
Tidak ada nyeri, tidak ada hemoroid, tidak ada massa, tidak
ada keluhan.
14.Ekstremitas
a. Kaki
Kaki tampak normal, tidak ada pembengkakan, warna
kulit normal, tidak ada luka, tidak ada kecacatan, tidak ada
fraktur, nilai kekuatan otot: 4, ada nyeri kebas, tidak ada
fraktur.
b. Tangan
Tangan tampak normal, tidak ada pembengkakan, warna
kulit normal, tidak ada luka, tidak ada kecacatan, tidak ada
fraktur, nilai kekuatan otot: 4, ada nyeri kebas, tidak ada
fraktur, tidak ada keterbatasan gerak.
e. Bicara : ……………………………………
25
g. Penampilan : …………………………………….
h. Fungsi kognitif : :
Lainnya...........................
m. Keluhan Lainnya :
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
Sianosis
Nyeri dada
26
Dyspnoe Orthopnoe Lainnya ……………………..
Lainnya ………………………………………
Bronchial Trakeal
..........................................................................................................
27
Masalah : .........................................................................................................
.........................................................................................................
V (5) : …………………………………….
M (6) : …………………………………….
Midriasis Meiosis
Pelo
Nervus Kranial III: (Okulomotoris) Pergerakan mata ke dalam, ke atas, elevasi alis, mata kontraksi
pupil, reaksi bersamaan
28
Nervus Kranial IV: (Trokhlearis)Pergerakan mata ke bawah, keluar
Nervus Kranial V: (Trigeminus) Mengunyah, sensasi wajah, kulit, kepala, dan gigi)
Uji Koordinasi :
Refleks :
Keluhan Lain :
…………………………………………………………………….…………………………………
………………………………….…………………………………………………………………....
Masalah Keperawatan :
29
…………………………………..........................................................................................................
Warna :
Bau :
Dysuri Nocturi
Kateter Cystostomi
Keluhan Lainnya :
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..................................................
..............................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
…………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………......
Bibir : ………………………………………………………………………………..
Gigi : ………………………………………………………………………………..
Gusi : ………………………………………………………………………………..
Lidah : ………………………………………………………………………..
Mukosa : ………………………………………………………………………………..
Tonsil : ………………………………………………………………………………..
Rectum :
Haemoroid :
Keluhan Lainnya :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Masalah Keperawatan :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Kekakuan,Lokasi .........................................................
Flasiditas .....................................................................
Atropi
Hipertropi
Kontraktur
31
Malposisi
Kifosis Lordosis
Makanan ……………………………………………………
Kosametik ………………………………………………….
Lainnya ……………………………………………………..
32
Distribusi rambut : ……………………………………………………..
Masalah Keperawatan :
…………………………………………….…………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….
Nyeri : ….……………………………………………………………………...
Masalah : ………………………………………………………………………….
b. Telinga/Pendengaran :
Fungsi Pendengaran : Berkurang Berdengung Tuli
c. Hidung/Penciuman :
Bentuk : Simetris Asimetris
Lesi
Patensi
Obstruksi
33
Transluminasi
Masalah Keperawatan :
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..
Srotum : ……………………………….
Hernia : ……………………………….
Kelainan : ……………………………………………………………………..
..........................................................................................................
34
Keluhan lain : ……………………………………………………………………..
..........................................................................................................
b. Reproduksi Wanita
Perdarahan : …………………….....………………
Clitoris : ……………………………………….
Labia : ……………………………………….
Uretra : ………………………………………..
Lainnya : ......................................................................................................
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Masalah keperawatan :
………………………………........................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………..............................................................................................................................
........................................................................................................
TB : Cm
BB Sekarang : Kg
BB Sebelum sakit : Kg
Diet :
Diet Khusus :
Frekeunsi/hari
Porsi
Nafsu makan
Jenis Makanan
Jenis Minuman
Kebiasaan Makan
Keluhan/masalah
36
Masalah Keperawatan :
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………........................................…………………………………
………………………………………………………………………………….……………………..
………………………………………………………………………………………………..........................
..........................................................................................................................................................................
.
Masalah Keperawatan :
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………...............................
…………………………………….
4. Kognitif :
………………………………………………………………………………….………………..
……………………………………………………………………………………………………..................
..........................................................................................................................................................................
.......
Masalah Keperawatan :
………………………………………………………………………………………………………
5. Konsep Diri :
a) Gambaran diri
Pasien mengatakan bahwa dia adalah seorang ibu dari 5 orang
anaknya.
b) Harga diri
Pasien mengatakan masih bisa bekerja dan melakukan aktifitas
sehari-hari dirumah secara mandiri.
c) Ideal diri
Pasien mengatakan bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-
anaknya.
37
d) Identitas diri
Saat ini pasien adalah seorang istri dan ibu dari 5 orang
anaknya.
e) Penampilan peran
Pasien seorang istri yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan
seorang ibu bagi 5 orang anaknya.
Masalah Keperawatan :
……………………………………………………………………………………………………….
6. Aktivitas Sehari-hari :
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
……..............................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan
…………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
……..............................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………….……………………
Masalah Keperawatan:
……………………………………………………………………………….……………………
38
E. SOSIAL – SPIRITUAL.
1. Kemampuan berkomunikasi :
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………
……..............................................................................................................................................................
2. Bahasa sehari-hari :
………………………………………………………….................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
…………………………………….................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
5. Orang berarti/terdekat :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
39
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
7. Kegiatan beribadah :
Pemeriksaan Tanggal
Hasil Pemeriksaan
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
40
Palangka Raya 20 Maret 2020
Mahasiswa,
41
3.1.2 Analisa data
Tabel 3.1: Analisa Data
No Data Penyebab Masalah
42
1. DS: Diabetes mellitus Perubahan
1. Pasien mengatakan nafsu nutrisi kurang
makan meningkat Sel tubuh dari
2. Pasien mengatakan kekurangan glukosa kebutuhan
sering BAK
3. Pasien mengatakan Perubahan nutrisi
sering merasa haus kurang dari
4. Pasien mengatakan kebutuhan
kadar gula dara
terakhir 200 mg/dl
DO:
1. Kesadaran : Compos
Mentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,5 0C
43
Pernapasan : 20 kali/menit
2. Bibir paien tampak
kering
3. Pemeriksaan kadar gula
darah : 189 mg/dl
44
3.2Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. R.S dengan Diabetes
Mellitus yaitu:
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak
adekuatan insulin (SDKI,D.0019,Hal.56)
2) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan akibat penurunan produksi
energi (SDKI,D.0056.HAL.128)
45
3.3Intervensi Keperawatan
Tabel 3.2: Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Perubahan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi
kebutuhan tubuh b.d ketidak diharapkan status nutrisi klien terpenuhi 1) kaji adanya alergi makanan
adekuatan insulin dengan kriteria hasil : 2) anjurkan klien untuk meningkatkan protein dan
(SDKI,D.0019,HAL.56) 3) Adanya peningkatan berat badan sesuai vitamin C
dengan tujuan
3) yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
4) Berat badan ideal sesuai sesuai dengan
tinggi badan serat untuk mencegah konstipasi
5) Mampu mengidentifikasi kebutuhan
4) ajarkan klien bagaimana membuat catatan
nutrisi
6) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi makanan harian
5) berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Monitoring Nutrisi
1) berat badan klien dalam batas normal
2) monitor adanya penurunan berat badan
3) Cek GDS sesuai program
36
2. Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi Aktivitas:
kelemahan akibat penurunan diharapkan tidak terjadi kelelahan dengan 1. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
produksi energi penurunan produksi energy klien dengan mampu dilakukan
(SDKI,D.0056.HAL.128) kriteria hasil: 2. Bantu untuk memililah aktivitas konsisten yang
- Berpartisipasi dalam kegiatan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan fisik, psikolog, dan
tanpa disertai peningkatan tekanan darah, social.
nadi, dan RR
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari
secara mandiri
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
3.4Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.3: Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Hari/ Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Tanggal/Jam
1) Perubahan nutrisi Jumat/ Melakukan Manajemen Nutrisi Jam 13.00 WIB
kurang dari kebutuhan 27 Maret 2020 1) Mengkaji pasien tentang adanya S:
tubuh b.d ketidak 10.00 WIB alergi makanan 1) Pasien mengatakan nafsu
adekuatan insulin 2) Menganjurkan pasien untuk makan meningat
meningkatkan protein dan vitamin 2) Pasien mengatakan sering
C merasa haus
3) Memberikan pendidikan pada 3) Pasien mengatakan sering BAK
pasien tentang diet Diabetes
Mellitus dan kebutuhan nutrisi O:
yang harus dipenuhi 1) Kesadaran : Compos Mentis
Melakukan Monitoring Nutrisi TD : 120/80 mmHg
1) Melakukan pemantauan terhadap Nadi : 80 kali/menit
berat badan pasien sesial dengan Suhu : 36,5 0C
berat badan ideal Pernapasan : 20 kali/menit
2) Melakukan pemeriksaan Cek Gula 2) Bibir pasien tampak kering
Darah Sewaktu sesuai program Suhu : 36,5 0C
A:
Masalah pemenuhan nutrisi belum
teratasi
P:
Tindakan keperawatan dilanjutkan
dengan modifikasi:
1. Pantau tanda-tanda vital
2. Anjurkan pasien untuk selalu
menggunakan membuat menu
diet diabetes mellitus
3. Anjurkan pasien untuk
mengkonsumsi vitamin C
4. Anjurkan pasien untuk puasa
agar dilakukan pemeriksaan
kadar gula darah
2) Intoleransi aktivitas Rabu/ Menyarankan Pasien Untuk Jam 15.00 WIB
b.d kelemahan akibat 27 Maret 2020 Melakukan Terapi Aktivitas: S:
penurunan produksi 11.00 WIB 1. Mengidentifikasi aktivitas yang 1. Pasien mengatakan badan terasa
energi mampu dilakukan lemas
2. Pasein mengatakan badan lelah
2. Membantu untuk memililah aktivitas 3. Pasien mengatakan
konsisten yang sesuai dengan pandangannya kabur
kemampuan fisik, psikolog, dan social O:
1. Pasien tampak menggunakan
kaca mata
2. Berat badan pasien 55 kg
3. Hsil Kekuatan otot 4
A:
Masalah intoleransi aktivitas belum
teratasi
P:
Tindakan keperawatan dilanjutkan
dengan modifikasi:
1. Mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan pasien
2. Menyarankan pasien untuk
beristirahat 10 menit setelah
melakukan kegiatan
3. Membantu untuk memililah
aktivitas konsisten yang sesuai
dengan kemampuan fisik.
Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal/ Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Jam
1) Perubahan nutrisi Jumat / 1) Memantau tanda-tanda vital pasien Jam 12.00 WIB
kurang dari 3 April 2020 Kesadaran : Compos Mentis S:
kebutuhan tubuh 10.0 WIB TD : 110/80 mmHg 1. Pasien mengatakan sudah mulai
b.d ketidak Nadi : 82 kali/menit mengkonsumsi vitamin C
adekuatan insulin Suhu : 367 0C 2. Pasien mengatakan sudah
Pernapasan : 20 kali/menit menjalankan menu diet diabetes
2) Menganjurkan pasien untuk selalu melitus selama 2 hari
menggunakan membuat menu diet O:
diabetes mellitus 1. Pasien mampu melakukan
3) Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi vitamin C
mengkonsumsi vitamin C 2. Pasien mampu membuat menu
4) Menganjurkan pasien untuk puasa diet diabetes mellitus
agar dilakukan pemeriksaan kadar 3. Pemeriksaan kadar gula darah
gula darah 189 mg/dl
Hasil kadar gula darah 189 mg/dl A:
Masalah perubahan nutrisi teratasi
sebagian
P:
Tindakan keperawatan dilanjutkan
dengan modifikasi:
1. Menganjurkan pasien agar
membuat menu diet dan
melakukan nya terus
2. Mengkaji berat badan pasein
3. Pantau tanda-tanda vital
2) Intoleransi Jumat / 1. Mengidentifikasi aktivitas yang Jam 13.00 WIB
aktivitas b.d 3 April 2020 mampu dilakukan pasien S:
kelemahan akibat 11.00 WIB 2. Menyarankan pasien untuk 1. Pasien mengatakan lelah mulai
penurunan beristirahat 10 menit setelah berkurang
produksi energi melakukan kegiatan 2. Pasien mengatakan sudah mulai
3. Membantu untuk memililah aktivitas memilih pekerjaan yang bisa di
konsisten yang sesuai dengan lakukan dan beristirahat
kemampuan fisik. setelahnya
O:
1. Pasien tampak bersemangat
2. Pasien tampak rileks
3. Tanda-tanda vital :
TD : 120/85 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Suhu : 36,70C
Frekuensi napas : 22 kali/menit
4. Tidak ada peningkatan suhu
tubuh
5. Lingkungan rumah pasien
tampak sudah mulai bersih
A:
Masalah intoleransi aktivitas
teratasi sebagian.
P:
1. Anjurkan pasien untuk selalu
mengerjakan tugas yang ringan
2. Anjurkan keluarga pasien untuk
selalu membantunya
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang
terbaik dari yang dia bisa. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization), meliputi
kebutuhan akan memenuhi keberadaan diri (self fulfillment) melalui
memaksimumkan penggunaaan kemampuan dan potensi diri. Kebutuhan aktualisasi
diri adalah tingkatan kebutuhan yang paling tinggi menurut Maslow dan Kalish.
Pribadi yang ter-aktualisasi oleh Maslow dilukiskan yaitu: “Pribadi yang
teraktualisasi seseorang yang menggunakan dan memanfaatkan secara penuh bakat,
kapasitas, dan potensi diri.
4.2 Saran
Setelah penulis membuat kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada Tn. S
dengan Mania, maka penulis menganggap perlu adanya saran untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSAKA