Oleh
Naomi F.A Munthe
142500088
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan
Asuhan Keperawatan yang komprehensif bagi pasien kanker lambung
dengan masalah gangguan kebutuhan nutrisi.
1.2.2 Tujuan Khusus
a.Melakukan pengkajian pada pasien kanker lambung dengan
masalah gangguan kebutuhan nutrisi.
b.Menentukan diagnosa keperawatan pada pasien kanker lambung
dengan masalah gangguan nutrisi
c.Merencanakan intervensi, implementasi dan evaluasi pada pasien
kanker lambung dengan masalah gangguan nutrisi.
1.3 Manfaat
2.1.4 Patofisiologi
Pada stadium awal, karsinoma gaster sering tanpa gejala karena
lambung masih dapat berfungsi normal. Gejala biasanya timbul setelah
massa tumor cukup membesar sehingga bisa menimbulkan gangguan
anoreksia, dan gangguan penyerapan nutrisi di usus sehingga berpengaruh
pada penurunan berat badan yang akhirnya menyebabkan kelemahan dan
gangguan nutrisi. Bila kerja usus dalam menyerap nutrisi makanan
terganggu maka akan berpengaruh pada zat besi yang akan mengalami
penurunan yang akhirnya menimbulkan anemia dan hal inilah yang
menyebabkan gangguan pada perfusi jaringan penurunan pemenuhan
kebutuhan oksigen di otak sehingga efek pusing sering terjadi. Pada
stadium lanjut bila sudah metastase ke hepar bisa mengakibatkan
hepatomegali. Tumor yang sudah membesar akan menghimpit atau
menekan saraf sekitar gaster sehingga impuls saraf akan terganggu, hal ini
lah yang menyebabkan nyeri tekan epigastrik(Sjamsuhidajat & Wim de
Jong, 1997).
Adanya nyeri perut, hepatomegali, asites, teraba massa pada
rektum, dan kelenjar limfe supraklavikuler kiri (Limfonodi Virchow) yang
membesar menunjukkan penyakit yang lanjut dan sudah menyebar. Bila
terdapat ikterus obstruktiva harus dicurigai adanya penyebaran di porta
hepatik.
Kasus stadium awal yang masih dapat dibedah untk tujuan kuratif
memberikan angka ketahanan hidup 5 tahun sampai 50 %. Bila telah ada
metastasis ke kelenjar limfe angka tersebut menurun menjadi 10 %.
Kemoterapi diberikan untuk kasus yang tidak dapat direseksi atau
dioperasi tidak radikal. Kombinai sitostatik memberikan perbaikan 30-
40% untuk 2-4 bulan.
Pembedahan dilakukan dengan maksud kuratif dan paliatif. Untuk
tujuan kuratif dilakukan operasi radikal yaitu gastrektomi (subtotal atau
total) dengan mengangkat kelejar limf regional dan organ lain yang
terkena. Sedangkan untuk tujuan paliatif hanya dilakukan pengangkatan
tumor yang perforasi atau berdarah. (Sjamsuhidajat & Wim de Jong,
1997).
2.1.5 Penanganan
a.Pembedahan
Kanker terdiagnosis sebelum ia menyebar dan saat kanker belum
menyebar pasien akan menjalani pembedahan. Pada kanker stadium I,
kanker dihilangkan dengan cara pembedahan yakni, melalui gastrektomi
total atau parsial, serta penghilangan omentum (jaringan lemak di perut
dan kelenjar getah bening didekatnya(Rama, 2012).
b. Kemoterapi
Kemoterapi saat ini telah telah digunakan sebagai terapi tambahan
untuk reseksi penuh tumor, untuk kanker lambung tingkat lanjut dan pada
kombinasi dengan terapi radiasi. Obat yang digunakan untuk kemoterapi
antaralain: 5-Fluorourasil, doksurubisin, mitomisin-C, etoposid, sisplatin,
leukovorin (Suratun & Lusianah, 2016).
c..Radioterapi
Terapi radiasi telah digunakan secara tunggal dengan sejumlah
respon, tetapi lebih menguntungkan bila dikombinasi dengan kemoterapi.
Dosis yang dapat ditoleransi adalah 45-50 Gy yang diberikan dalam fraksi
1,8Gy perhari. Terapi rasiasi intraoperasi telah bermanfaat dalam kontrol
penyakit, dengan angka bertahan hidup lima tahun (Suratun & Lusianah,
2016).
d. Endoskopi
Polip lambung jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi
e. Pengobatan
Bila carsinoma telah menyebar ke luar dari lambung,
tujuanpengobatanadalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang
harapan.
c.Lambung
Lambung merupakan bagian dari sistem pencernaan.
Lambung adalah sebuah organ berrongga yang ada didalam perut
bagian atas, dibawah tulang rusuk. Dinding lambung mempunyai
lima lapisan. Dalam proses pencernaan, makanan bergerak dari
mulut dari esofagus untuk kemudian menjangkau lambung.
Didalam lambung, makanan menjadi cair. Cairan tersebut
selanjutnya bergerak masuk ke usus kecil untuk dicerna lebih
lanjut.
d.Usus halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan
panjangh kurang lebih 2.5 meter dalam keadaan hidup.
Kemudianakan bertambah panjang kurang lebih menjadi 6 meter
pada orang meninggal akibat adanya relaksasi otot yang telah
kehilangan tonusnya. Usus halus berfungsi mencerna dan
mengabsorbsi chime dari lambung. Zat-zat makanan yang telah
halus yaitu pada duodenum dan disini terjadi absorbsi besi, kalsium
dengan bantuan vitami D, vitamin A, D, E dan K dengan bantuan
empedu dan asam folat.
e.Usus besar
Usus besar atau disebut juga sebagai kolo merupakan
sambungan dari usus halus yang memiliki panjang kurang lebih 1,5
meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desende, sigmoid
dan berakhir di rektum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus
besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pdaa saluran
anal.
a.Karbohidrat
MenurutBarbara Kozier et al. (2011)., karbohidrat tersusun
atas unsur karbon (C), Hidrogen (H), dan terdiri dari dua jenis
dasar karbohidrat sederhana (gula dan karbohidrat kompleks
(tepung dan serat). Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat
digolongkan menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang
paling sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil. Jenis
dari monosakarida adalah glukosa dektrosa yang banyak terdapat
pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa banyak terdapat pada
buah, sayuran, dan madu. Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa,
dan laktosa. Sukrosa dan maltosa banyak pada makanan nabati,
sedangkan laktosa yaitu merupakan jenis gula dalam air susu, baik
susu ibu maupun susu hewan. Polisakarida merupakan gabungan
dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat
pati, glikogen, dan selulosa.
b.Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan
dan mengganti jaringan tubuh. Bentuk sederhana dari protein
adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam
bentuk hormon dan enzim. Protein berfungsi sebagai sumber
energi disamping karbohidrat dan lemak, mempertahankan
kesehatan dan vitalitas tubuh, pembentukan enzim, antibodi, dan
pembentukan susu saat proses laktasi.
Sumber protein terdiri dari protein hewani yaitu protein yang
berasal dari hewan seperti susu, daging, telur, hati, udang, ikan,
kerang, dan ayam, serta protein nabati yaitu protein yang berasal
dari tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau, dan
sebagainya. (Alimul, 2006).
c.Lemak
Lemak adalah sumber energi paling besar. Berdasarkan
ikatan kimianya lemak debedakan menjadi: 1. Lemak murni yaitu
lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol. 2. Zat-zat yang
mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak dengan
garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.
(Tarwoto & Wartonah, 2006).
d. Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap dengan
efektif. Beberapa penyerapan vitamin dilakukan dengan dilakukan
dengan disfusi sederhana tetapi sistem transportasi aktif sangat
penting untuk memastikan pemasukan yang cukup. (Alimul, 2012).
kapiler, kesembuhan
jaringan dan
tulang, serta
memudahkan
penyerapan zat besi dan
asal folat.
Vitamin D Minyak ikan, susu, Membantu penyerapan
kuning telur, kalsium dan fosfor serta
mentega, hati, mencegah rakhitis.
kerang, atau
terbentuk di kulit
akibat pemanasan
sinar matahari
Vitamin E Sayuran hijau Membantu
(alpa pembentukan sel darah
tocopherol) merah dan melindungi
asam amino
utama.
e. Mineral
Mineral adalah ion organik essensial untuk tubuh karena
peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Ada dua jenis
mineral berdasarkan kebutuhgannya dalm tubuh yaitu: 1.
Makromineral: jumlah kebutuhan mineral tubuh lebih dari
100mg/hari 2. Mikromineral: jumlah kebutuhan tubuh mineral
kurang dari 100mg/hari. (Tarwoto & Wartonah, 2010).
f. Air
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Pada orang dewasa, asupan air
berkisar antara 1200-1500cc per hari namun dianjurkan sebanyak
1900 cc sebagai batas optimum. Selain itu, air yangh masuk ke
tubuh melalui makanan lain berkisar antara 500-900cc per hari.
(Alimul, 2006)
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan
dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga
tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
Misalnya mengkonsumsi makanan cepat saji (junkfood), bakso,
dan lain-lain. Makanan-makanan ini tentu saja dapat
berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi
terlalu sering dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi
yang baik.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status
nutrisi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan
pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat
dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan
masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
2.4.1 Pengkajian
a.Identitas Pasien
Umur : 57 tahun
Status Perkawinan :Menikah
Agama :Kristen
Pendidikan : Tamat SMU
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat :Dusun II Tambak Cekur, Serba Jadi
Tanggal masuk RS : 02Mei 2017
Tanggal Pengkajian : 02Mei 2017
Diagnosa Medis :Ca Lambung
b.Keluhan utama
Provocative/ pallative
Apa penyebabnya:
Klien mengatakan sering muntah dan tidak selera makan
karena perut terasa penuh dikarenakan penyakit yang
dideritanya.
Quantity/Quality
Bagaimana dirasakan:
Apa menyebar:
-
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami
Sebelumnya Ny.R mengeluh sakit maag dan sudah pernah berobat
Alergi
Ny.R tidak memilik alergi terhadap makanan atau obat obatan
Imunisasi
-
e. Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua
Orang tua Ny.R tidak ada mengalami gangguan kesehatan serius
Saudara kandung
Saudara kandung dari Ny.R tidak ada mengalami ganggguan
kesehatanyang serius.
Penyakit keturunan yang ada
Keluarga dari Ny.R tidak ada mengalami penyakit keturanan.
f. Riwayat Psikososial
Persepsi pasien tentang penyakitnya
Konsep Diri
Keadaan emosi
Labil
Hubungan sosial
e.Spritual
Keadaan Umum
a.Tanda-tanda vital
Perkusi : Saat diperkusi mulai dari kuadran kiri atas terdapat adanya
bunyi dullnes atau redup karena ada massa atau
pembengkakan
Palpasi :Saat dipalpasi terdapat nyeri
pada bagian kiri bawah (pasien tampak menahan sakit).
Auskultasi : Adanya gerakan peristaltik usus hiperaktif atau lebih dari
batas normal 5-30x/menit
c.Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola makan
Nafsu atau selera makan
Selama di RS, nafsu makan Ny.R menurun. Klien kehilangan nafsu
makan karena ketika makan selalu merasa mual dan ingin muntah.
Berat badan klien mulai menurun. Diketahui dari pengkajian
berikut:
Tinggi Badan : 158cm
Berat badan :45kg
Berat Badan Ideal (kg = Tinggi badan cm – 100 – 10%
(tinggi badan-100
=(158-100)-(10%58).
=(58-5,8).
=50,5Kg
Maka berat badan pasien kurang dari berat badan idealnya.
b. Pola eliminasi
BAB
Ny.R BAB 2-3 kali sehari, feses berwarna hitam. Ny.R
mengatakan tidak ada riwayat perdarahan, pernah mengalami diare
dan tidak pernah menggunakan laktasif.
BAK
Pola BAK tidak menentu, karakter
urin tidak diketahui, tidak pernah
mengalami nyeri / rasa terbakar /
kesuliatan BAK, tidak pernah
menggunakan diuretik.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari dari kebtuhan tubuh b.d
mual muntah dan tidak nafsu makan
dalam
makan sedikit kondisi hangat dapat
tapi sering menurunkan rasa
3. Anjurkan mual sehingga
pasien makan intake nutrisi dapat
selagi hangat ditingkatkan
4. Lingkungan yang
4. Mengendalikan
nyaman
faktor lingkungan
yang memungkinkan dapat mengurangi
membangkitkan keinginan untuk
mual seperti bau muntah
yang tidak 5.Mengontrol
menyenangkan
mual muntah
5. Mengajari teknik
NIC
non-farmakologi
Weight
untuk mengontrol
mual seperti dengan Management
teknik relaksasi tarik 1.Untuk
nafas dalam.
mengetahui berat
badan ideal 2.Untuk
NIC mengajarkan klien
Weight
Managemenet tentang
badan asupan
klien makanan
2.Diskusikan pada
klien dengan penurunan
berat badan
mengenai hubungan
anatara
asupan makanan dan
penurunan berat
badan
2.4.6 Implementasi dan Evaluasi
N Diagnosa Implementasi Evaluasi
O Keperawatan SOAP
Keperawatan
1 Ketidakseimbang 1.Menentukan status gizi S: -
an nutrisi: kurang pasien dan kemampuan Pasien
dari kebutuhan untuk memenuhi mengatakan
kebutuhan nutrisi dengan akan
tubuh
cara penilaian status gizi mengonsumsi
berhubungan
secara langsung yaitu makanan
dengan
antopometri. 2.Membantu yang
pasien dalam menentukan tinggi zat besi
mual muntah dan
pedoman yang cocok seperti
tidak nafsu
dalam memenuhi nutrisi
makan.
sayuran hijau
dan preferensi seperti
-Pasien
dengan memberikan
mengerti
pedoman
tentang
Piramida Makanan pedoman
Panduan atau sejenisnya.
yang cocok
3. Menentukan
jumlah kalori yang untuk
dibutuhkan. memenuhi
4. Menganjurkan pasien nutrisi
mengkonsumsi makanan O:k/ulemas
tinggi zat besi atau Fe TD: 110/60
seperti sayuran hijau HR: 92x/i
5. Memastikan RR: 22x/i
makanan disajikan TB:
dengan cara yang 158cm
menarik pada suhu yang BB: 45kg
cocok untuk dikonsumsi. BBI:
6.Menciptakan 50,5kg
lingkungan yang -Jumlah
optimal pada
saat mengkonsumsi kalori yang
makanan. dibutuhkan:
KKB= 25kkal
x BBI
KKB=25kkal x
50.5Kg
KKB=1.262k
kal A:
Masalah
teratsi
sebagian P:
Intervensi
dilanjutkan
2 Ketidakseimbang 1. Mengkaji frekuensi S:-Pasien
an nutrisi: kurang mual, durasi, tingkat masih
dari kebutuhan keparahan, faktor mengalami
frekuensi, presipitasi mual
tubuh
yang menyebabkan mual.
berhubungan muntah
2. Menganjurkan
dengan terutama
pasien makan sedikit
ketika makan
mual muntah dan tapi sering
-Pasien
tidak nafsu 3.Menganjurkan
mengatakan
makan. pasien makan selagi
mulai
hangat
yang memungkinkan
Hasil
membangkitkan mual
pengkajian:
seperti bau yang
1.Frekuensi
tidak menyenangkan
mual 4 kali
5. Mengajari teknik atau lebih
non- farmakologi 2. mual
untuk mengontrol muntah terjadi
mual seperti dengan dengan
teknik relaksasi tarik tingkat
nafas dalam. keparahan
yang tinggi
3. Fa
ktor pencetus
mual adalah
rasa
tidak
tidak
nyaman
pada perut
Pasien
masih
mengalami
mual
dan muntah
-Pasien
makan sedikit
sedikit
A:Masalah
teratasi
sebagian
P:
Intervensi
dilanjutkan
3 Ketidakseimbang 1. Menghitung berat S:-Klien
an nutrisi: kurang badan klien memahami
dari kebutuhan penkes
2. Mendiskusikan pada
belum
mengalami
peningkatan.
BB:45kg
A:Masalah
teratasi
sebagian
P:Intervensi
dilanjutkan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Rumah sakit melalui perawat yang ada diruangan lebih aktif dalam
meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada penderita kanker dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi.
3. Bagi Keluarga
5. Bagi Penulis
Tarwoto & Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusi dan Proses Keperawatan
Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 3. Jakarta: Salemba Jakarta
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Jakarta: Salemba Jakarta
Lampiran
4. Menganjurk
an pasien
mengkonsumsi -Lingkungan
makanan tinggi tampak bersih,
zat besi atau Fe berventilasi, santai
seperti sayuran dan bebas dari bau
hijau
menyengat
13.0 sehingga
5. Memastikan
0 tidak
makanan
mengurangi nafsu
disajikan dengan
makan klien
cara yang
menarik pada
suhu yang cocok
A: Masalah teratsi
untuk
sebagian
dikonsumsi.
14.0
0 P:
6. Menciptakan
Intervensi
lingkungan
dilanjutkan
yang optimal
pada saat
mengkonsumsi
Rabu, makanan
03
Mei
2017 09.0
0
1. Mengkaji
S:-Pasien
frekuensi
masih
mual,
mengalami mual
durasi,
muntah
tingkat
terutama ketika
keparahan,
makan.
faktor frekuensi, -Pasien mengatakan
presipitasi mulai makan sedikit
sedikit
yang
menyebabkan O: -Pasien masih
mual. mengalami mual
dan
2. Menganjurkan
10.0 pasien muntah
0
-Pasien makan
makan sedikit
sedikit sedikit
tapi sering
-Pasien melakukan
teknik relaksasi saat
3. Menganjurkan
11.0 merasakan mual
pasien
0 -Lingkungan
makan selagi
tampak bersih dan
hangat
wangi
A:Masalah teratasi
12.0 4. Mengendalik
0 sebagian
an faktor
lingkungan
yang P:
memungkinkan Intervensidilanjutkan
membangkitka
n mual seperti
bau yang tidak
menyenangkan
13.0 5. Mengajari
0
teknik non-
farmakologi
untuk
mengontrol mual
seperti dengan
teknik relaksasi
Kam
tarik nafas
is, S:-Klien memahami
dalam.
04 penkes yg
A:Masalah
teratasi sebagian
P:Interve
nsi
dilanjutka
n
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis, klien tampak lemah
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 370 C
- Tekanan darah : 100/60mmHg
- Nadi : 92kali / menit
- Pernafasan : 22 kali / menit
- TB : 158 Cm
- BB : 45Kg
C. Pemeriksaan Head to toe
Rambut
Wajah
Mata
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi
Tulang hidung simetris dan posisi septum nasi di tengah
- Lubang hidung
Lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan
- Cuping hidung
Pernapasan tidak menggunakan cuping hidung
Telinga
Leher
Torak
-Inspeksi : Bentuk simetris
-Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
-Perkusi :Perkusi diatas permukaan paru
dalam keadaan normal
-Aulkultasi : Paru-paru dalam keadaan normal
Pemeriksaan paru
Pemeriksaan integumen
Pemeriksaan abdomen
- Alergi
c. Pola eliminasi
a). BAB
Ny.R BAB 3-4 kali sehari, feses berwarna hitam. Ny.R
mengatakan tidak ada riwayat perdarahan, pernah mengalami diare
dan tidak pernah menggunakan laksatif.
b). BAK
Pola BAK tidak menentu, karakter urin tidak diketahui,
tidak pernah mengalami nyeri / rasa terbakar / kesuliatan BAK,
tidak pernah menggunakan
diuretik.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman :Nyeri berhubungan dengan pertumbuhan sel-sel kanker
Analisa Data
No
DATA
PENYEBAB
MASALAH
KEPERAWATAN
1
Ds: klien mengatakan sakit pada bagian perut DO: Klien tampak meringis menahan
sakit Skala nyeri 6
Gastritis atropik di gaster
Terjadi pembengkakan
Nyeri
Nyeri
Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan:
Gangguan rasa nyaman: nyeri
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan perkembangan
sel-sel kanker
mencari
seperti
bantuan
suhu ruangan,
-Melaporkan
bahwa pencahayaan
dan
nyeri
kebisingan.
berkurang
dengan
manajemen
nyeri
-Menyatakan
rasa nyaman