Anda di halaman 1dari 74

Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah

Gangguan Kebutuhan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan


Tubuh di RSUP.H Adam Malik Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun


dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
Naomi F.A Munthe
142500088

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA MEDAN
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh


tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut untukaktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan
sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat
gizi dan zat-zat gizi lain yang terkandung, aksi, reaksi dan keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto &Wartonah, 2010).
Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh berasal dari dalam
tubuh sendiri seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun
protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh
seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia. Faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi, yaitu pengetahuan,prasangka, kebiasaan, kesukaan dan
ekonomi (Hidayat, 2006).
Abraham Masslow mengatakan bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi untuk mencapai kebutuhan tertinggi. Kebutuhan
manusia dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan yaitu: kebutuhan
keamanana dan kebutuhan fisiologis (oksigen, makanan, air, tidur) dan suhu
tubuh relatif konstan. Salah satu kebutuhan dasar yang harus diperhatikan
dalam asuhan pada klien adalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan diri
pada Ny.R dengan penyakit Kanker lambung.
Kanker lambung menempati peringkat kedua dari jenis kanker yang paling
umum terjadi di dunia. Di banyak negara berkembang, angka kejadian kanker
lambung telah menurun secara drastis selama setengan abad yang lalu. Di
Amerika Serikat, keganasan kanker lambung menjadikan penyakit itu
menduduki peringkat ke-14 yang paling sering terjadi di negeri itu.
Kanker lambung merupakan jenis kanker tersering penyebab mortalitas
setelah kanker paru, jumlah angka mortalitasnya 866.000 setiap tahun (WHO,
2007). Di Amerika Serikat, kanker lambung telah menunjukkan penurunan
insiden secara bermkana kira kira 60%, namun masih merupakan penyebab
kematian karena kanker ke-8 dengan insiden 10 per 100000. Kanker lambung
lebih umum pada pria daripada wanita, rasio mempunyai rentang dari 3:2 sampai
2:1. Kasus ini ditemukan lebih umum pada usia antara 50-70 tahun.
Prognosis kanker lambung ditentukan oleh stadium pertumbuhannya. Kanker
lambung yang tergolong dini mempunyai harapan sembuh jauh lebih besar
daripada kanker lambung lanjut, dengan ketahanan hidup 5 tahun setelah
pembedahan pada kanker lambung dini mencapai 90-95%, sedangkan untuk
kelompok kanker lambung lanjut hanya 5-15% .
Namun prognosis kanker lambung pada umumnya buruk karena klien telah
mengalami metastase pada waktu di diagnosis. Hal ini disebabkan gejala baru
timbul setelah proses kanker mencapai tahap lanjut, sedangkan kanker lambung
dini pada umumnya justru tidak menimbulkan keluhan. Deteksi dini kanker
lambung hendaknya dilakukan pemeriksaan secara berkala pada usi di atas 40
tahun.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, saya tertarik untuk mengangkat kasus
untuk Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Askep pada Ny.R dengan Prioritas
Masalah Gangguan Kebutuhan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh dengan
Penyakit Kanker Lambung di RSUP H. Adam Malik Medan”.
Penulis melakukan pengkajian pada Ny.R DI RSUP H. Adam Malik
Medan pada ruangan RA2 selama 3 hari, dimulai dari tanggal 2 Mei 2017.
Pembahasan dilakukan dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari
pengkajian, analisa data, rumusan masalah, perencanaan dan evaluasi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan
Asuhan Keperawatan yang komprehensif bagi pasien kanker lambung
dengan masalah gangguan kebutuhan nutrisi.
1.2.2 Tujuan Khusus
a.Melakukan pengkajian pada pasien kanker lambung dengan
masalah gangguan kebutuhan nutrisi.
b.Menentukan diagnosa keperawatan pada pasien kanker lambung
dengan masalah gangguan nutrisi
c.Merencanakan intervensi, implementasi dan evaluasi pada pasien
kanker lambung dengan masalah gangguan nutrisi.
1.3 Manfaat

a. Manfaat penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) bagi peneliti adalah


untuk menambah wawasan bagi peneliti dalam merlakukan asuhan
keperawatan padsa pasien kanker lambung dengan masalah
gangguan kebutuhan nutrisi.
b.Manfaat penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi praktik keperawatan
adalah menambah wawasan dan meningkatkan kompetensi
perawat untuk meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya
pada pasien kanker lambung dengan masalah gangguan nutrisi.
c.Manfaat bagi pasien adalah pasien dapat menerima asuhan
keperawatan yangkomprehensif selama penulisan Karya Ilmiah ini
berlangsung.
BAB II
PENGELOLAAN KASUS

2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT


2.1.1 Pengertian Kanker Lambung
Kanker lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan
dilambung. Kanker lambung sering dimulai pada sisi dimana lapisan
lambung meradang (Khaidir Muhaj,2009) . 99% kanker lambung adalah
adenokarsinoma dan kanker lambung lainnya adalah leiomiosarkoma
(kanker otot polos dan limfoma. Kanker lambung lebih sering terjadi pada
usia lanjut. Kurang dari 25% terjadi pada orang dibawah usia 50%. Kanker
lambung merupakan neoplasma maligna yang ditemukan dilambung,
biasanya adenokarsinoma, meskipun mungkin merupakan limfoma
malignansi. Diketahui bahwa kanker lambung 2 kali lebih umum terjadi
pada pria daripada wanita dan lebih sering terjadi pada klien yang
pengalami anemia permisos(Suratun &Lusianah, 2016)

2.1.2 Klasifikasi Kanker Lambung


Ada beberapa jenis kanker lambung. Pertama, Adenokarsioma
lambung. Dalam hal ini, lebih dari 95% kanker lambung yang terdiagnosis
adalah Adenokarsioma. Kanker ini bermula dalam sel-sel kelenjar pada
baris lambung. Sel-sel kelenjar normalnya menghasilkan mucus dan getah
lambung. Kedua, karsinoma sel skuamosa. Kanker ini bermula pada sel
seperti kulit yang bercampur dengan sel-sel kelenjar untuk membuat baris
lambung. Kanker seperti ini ditangani dalam cara yang sama seperti
adenikarsinoma.
Ketiga, limfoma lambung, sarkoma stromal gastrointestinal (GIST)
dan tumor neurpendokrin. Limfoma adalah jenis kanker lain, namun ia
sangat jarang terjadi. Sarkoma adalah nama untuk sebuah kanker yang
menyerang jaringan pendukung atau pelindung tubuh. Kanker yang
bermula pada otot lambung disebut sarkoma stromal gastrointestinal dan
jenis ini sangat jarang terjadi. Sedang tumor neuroendokrin adalah kanker
yang tumbuh didlama jaringan penghasil hormon, biasanya dalam sistem
pencernaan (Suratun &Lusianah, 2016)

2.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko Kanker Lambung


Penyebab kanker lambung masih belum dapat diketahui secara
pasti. Namun secara umum, kanker kanker terjadi ketika sel-sel pada
bagian tertentudi lambung berkembang secara tidak terkendali. Akibat
pertumbuhan berlebihan tersebut, sel-sel yang tadinya memiliki sifat
normal untuk membantu tubuh berfungsi denga baik, justru menjadi
terakumulasi menjadi tumor. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, tumor dapat
menjalar ke bagian tubuh lain melalui sistem limfatik. Menurut Rama
(2012), ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena
kanker lambung yaitu:
a.Infeksi baketri pylori
Bakteri ini merupakan penyebab penyakit lambung seperti gangguan
pencernaan, tukak lambung, dan radang pada lapisan lambung
b.Makanan
Peningkatan risiko kanker lambung umumnya dikaitkan dengan makanan-
makanan yang mengandung sejumlah besar makanan yang diasapkan,
ikan dan
daging bergaram, makanan tertentu yang tinggi zat tepung dasn rendah
serta sayuran yang dibuat menjadi acar. Disis lain, makanan yang
seluruhnya merupaka bagian dari biji-bijian, buah-buahan dan sayuran
segar yang mengandung vitamin A dan C bisa merendahkan risiko kanker
lambung.
c.Minuman Beralkohol
Kebiasaan minum-minuman beralkohol dapat meningkatkan risiko
kanker lambung, khususnya kanker yang terjadi pada lambung proksimal,
yakni bagian paling atas lambung yang palingdekat dengan esofagus.
d.Anemia
Sel-sel tertentudalam garis lambung normalnya menghasilkan
sebuah substansi esensial bagi penyerapan vitaman B12 dari makanan.
Jika kecukupan substansi ini tidak ada, maka akan mengakibatkan
defisiensi vitamin B12 yang menyebabkan terjadinya masalah
dalammemproduksi sel darah merah yang cukup atau dikenal sebagai
anemia
e.Jenis Kelamin
Kanker lambung akan terjadi dua kali lebih besar pada pria
dibandingkan pada wanita.
F.Usia
Ada sebuah peningkatan kanker lambung yang tajam setelah
seseorang berusia 50 tahu. Banyak orang terdiagnosis kanker lambung
berada pada kisaran usia 60 sampai 70 tahun.
g.Faktor Genetis
Orang yang mempunyai hubungan darah yang dekat dengan
penderita kanker lambung kemungkinan besar akan terkena kanker
lambung. Ini terbukti dengan adanya penelitian yang menyatakan bahwa
10% kasus kanker lambung terjadi karena faktor genetis.
h.Obesitas atau kegemukan
Obesitas juga meningkatkan risiko kanker kardia lambung

2.1.4 Patofisiologi
Pada stadium awal, karsinoma gaster sering tanpa gejala karena
lambung masih dapat berfungsi normal. Gejala biasanya timbul setelah
massa tumor cukup membesar sehingga bisa menimbulkan gangguan
anoreksia, dan gangguan penyerapan nutrisi di usus sehingga berpengaruh
pada penurunan berat badan yang akhirnya menyebabkan kelemahan dan
gangguan nutrisi. Bila kerja usus dalam menyerap nutrisi makanan
terganggu maka akan berpengaruh pada zat besi yang akan mengalami
penurunan yang akhirnya menimbulkan anemia dan hal inilah yang
menyebabkan gangguan pada perfusi jaringan penurunan pemenuhan
kebutuhan oksigen di otak sehingga efek pusing sering terjadi. Pada
stadium lanjut bila sudah metastase ke hepar bisa mengakibatkan
hepatomegali. Tumor yang sudah membesar akan menghimpit atau
menekan saraf sekitar gaster sehingga impuls saraf akan terganggu, hal ini
lah yang menyebabkan nyeri tekan epigastrik(Sjamsuhidajat & Wim de
Jong, 1997).
Adanya nyeri perut, hepatomegali, asites, teraba massa pada
rektum, dan kelenjar limfe supraklavikuler kiri (Limfonodi Virchow) yang
membesar menunjukkan penyakit yang lanjut dan sudah menyebar. Bila
terdapat ikterus obstruktiva harus dicurigai adanya penyebaran di porta
hepatik.
Kasus stadium awal yang masih dapat dibedah untk tujuan kuratif
memberikan angka ketahanan hidup 5 tahun sampai 50 %. Bila telah ada
metastasis ke kelenjar limfe angka tersebut menurun menjadi 10 %.
Kemoterapi diberikan untuk kasus yang tidak dapat direseksi atau
dioperasi tidak radikal. Kombinai sitostatik memberikan perbaikan 30-
40% untuk 2-4 bulan.
Pembedahan dilakukan dengan maksud kuratif dan paliatif. Untuk
tujuan kuratif dilakukan operasi radikal yaitu gastrektomi (subtotal atau
total) dengan mengangkat kelejar limf regional dan organ lain yang
terkena. Sedangkan untuk tujuan paliatif hanya dilakukan pengangkatan
tumor yang perforasi atau berdarah. (Sjamsuhidajat & Wim de Jong,
1997).

2.1.5 Penanganan
a.Pembedahan
Kanker terdiagnosis sebelum ia menyebar dan saat kanker belum
menyebar pasien akan menjalani pembedahan. Pada kanker stadium I,
kanker dihilangkan dengan cara pembedahan yakni, melalui gastrektomi
total atau parsial, serta penghilangan omentum (jaringan lemak di perut
dan kelenjar getah bening didekatnya(Rama, 2012).
b. Kemoterapi
Kemoterapi saat ini telah telah digunakan sebagai terapi tambahan
untuk reseksi penuh tumor, untuk kanker lambung tingkat lanjut dan pada
kombinasi dengan terapi radiasi. Obat yang digunakan untuk kemoterapi
antaralain: 5-Fluorourasil, doksurubisin, mitomisin-C, etoposid, sisplatin,
leukovorin (Suratun & Lusianah, 2016).

c..Radioterapi
Terapi radiasi telah digunakan secara tunggal dengan sejumlah
respon, tetapi lebih menguntungkan bila dikombinasi dengan kemoterapi.
Dosis yang dapat ditoleransi adalah 45-50 Gy yang diberikan dalam fraksi
1,8Gy perhari. Terapi rasiasi intraoperasi telah bermanfaat dalam kontrol
penyakit, dengan angka bertahan hidup lima tahun (Suratun & Lusianah,
2016).

d. Endoskopi
Polip lambung jinak diangkat dengan menggunakan endoskopi

e. Pengobatan
Bila carsinoma telah menyebar ke luar dari lambung,
tujuanpengobatanadalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang
harapan.

2.2 Konsep Dasar Nutrisi


2.2.1 Definisi Nutrisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan
digunakan dalam aktivitas tubuh. (Alimul, 2006).
Menurut Barbara Kozier et al. (2011) , nutrisi merupakan jumlah
semua interaksi antara suatu organisme dan makanan yang
dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang
dimakan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya.
2.2.2 Sistem Tubuh yang Berperan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran
pencernaan yang dimulai dari mulut sampai usus halus (Jhon
Welis,2013).
Menurut Welis (2006) organ tubuh yang berperan dalam
pemenuhan nutrisi adalah:
a.Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan
terdiri dari dua bagian luar yang sempit atau vestibula, yaitu ruang
antara gusi, gigi, bibir, pipi dan bagian dalam yaitu rongga mulut.

b. Faring dan Esofagus

Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak


dibelakang hidung, mulut dan laring. Faring langsung berhubungan
dengan esofagus. Esofagus merupakan bagiak yang berfungsi
menghantarkan makanan dari faring menuju lambung.

c.Lambung
Lambung merupakan bagian dari sistem pencernaan.
Lambung adalah sebuah organ berrongga yang ada didalam perut
bagian atas, dibawah tulang rusuk. Dinding lambung mempunyai
lima lapisan. Dalam proses pencernaan, makanan bergerak dari
mulut dari esofagus untuk kemudian menjangkau lambung.
Didalam lambung, makanan menjadi cair. Cairan tersebut
selanjutnya bergerak masuk ke usus kecil untuk dicerna lebih
lanjut.

d.Usus halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan
panjangh kurang lebih 2.5 meter dalam keadaan hidup.
Kemudianakan bertambah panjang kurang lebih menjadi 6 meter
pada orang meninggal akibat adanya relaksasi otot yang telah
kehilangan tonusnya. Usus halus berfungsi mencerna dan
mengabsorbsi chime dari lambung. Zat-zat makanan yang telah
halus yaitu pada duodenum dan disini terjadi absorbsi besi, kalsium
dengan bantuan vitami D, vitamin A, D, E dan K dengan bantuan
empedu dan asam folat.

e.Usus besar
Usus besar atau disebut juga sebagai kolo merupakan
sambungan dari usus halus yang memiliki panjang kurang lebih 1,5
meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desende, sigmoid
dan berakhir di rektum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus
besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pdaa saluran
anal.

2.2.3 Prinsip Prinsip Nutrisi


Tubuh membutuhgkan nutrisi untuk kelangsungan fungsi-
fungsi tubuh. Zat gizi berfungsi sebagai penghasil energi bagi
fungsi organ, untuk pergerakan serta kerja fisik. Sebagian zat gizi
berperan dalam pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh serta
berperan sebagai pelindung dan pengatur. Elemen nutrisi terdiri
dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. (Tarwoto
& Wartonah, 2010).

a.Karbohidrat
MenurutBarbara Kozier et al. (2011)., karbohidrat tersusun
atas unsur karbon (C), Hidrogen (H), dan terdiri dari dua jenis
dasar karbohidrat sederhana (gula dan karbohidrat kompleks
(tepung dan serat). Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat
digolongkan menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang
paling sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil. Jenis
dari monosakarida adalah glukosa dektrosa yang banyak terdapat
pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa banyak terdapat pada
buah, sayuran, dan madu. Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa,
dan laktosa. Sukrosa dan maltosa banyak pada makanan nabati,
sedangkan laktosa yaitu merupakan jenis gula dalam air susu, baik
susu ibu maupun susu hewan. Polisakarida merupakan gabungan
dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat
pati, glikogen, dan selulosa.

b.Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan
dan mengganti jaringan tubuh. Bentuk sederhana dari protein
adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam
bentuk hormon dan enzim. Protein berfungsi sebagai sumber
energi disamping karbohidrat dan lemak, mempertahankan
kesehatan dan vitalitas tubuh, pembentukan enzim, antibodi, dan
pembentukan susu saat proses laktasi.
Sumber protein terdiri dari protein hewani yaitu protein yang
berasal dari hewan seperti susu, daging, telur, hati, udang, ikan,
kerang, dan ayam, serta protein nabati yaitu protein yang berasal
dari tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau, dan
sebagainya. (Alimul, 2006).

Kebutuhan Protein per Hari


Umur Berat Badan (kg) Tinggi Badan Protein (gr)
(cm)
0-6 bulan 5,5 60 12
7-12 bulan 8,5 71 14
1-3 tahun 12 89 23
4-6 tahun 18 108 32
7-9 tahun 23,5 120 36
PRIA
10-12 30 135 45
tahun
13-15 40 152 57
tahun
16-19 53 160 62
tahun
20-59 56 162 50
tahun
>60 tahun 56 162 50
WANITA
10-12 32 139 49
tahun
13-15 42 153 47
tahun
16-19 46 154 47
tahun
20-59 50 154 44
tahun
>60 tahun 50 154 44

c.Lemak
Lemak adalah sumber energi paling besar. Berdasarkan
ikatan kimianya lemak debedakan menjadi: 1. Lemak murni yaitu
lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol. 2. Zat-zat yang
mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak dengan
garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.
(Tarwoto & Wartonah, 2006).
d. Vitamin
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap dengan
efektif. Beberapa penyerapan vitamin dilakukan dengan dilakukan
dengan disfusi sederhana tetapi sistem transportasi aktif sangat
penting untuk memastikan pemasukan yang cukup. (Alimul, 2012).

Jenis Vitamin, Sumber dan Fungsinya


Jenis Vitamin Sumber Fungsi
Vitamin A Lemak Membantu pertumbuhan
sel tubuh dan
hewani, mentega,
penglihatan,
keju, kuning telur,
menyehatkan rambut
susu lengkap,
dan kulit, integritas
minyak ikan,
membran epitel dan
sayuran hijau, buah
yang mencegah
kuning dan sayuran xerophtalmia.
Vitamin B1 Ikan daging ayam Metabolisme
(thiamin) tampa lemak, karbohidrat, membantu
larut dalam kacang- kacangan kelancaran
air dan susu sistempersarafan dan
mencegah beri-beri atau
penyakit yang ditandai
neuritis.
Vitamin Telur, sayuran hijau, Membantu
danging tanpa pembentukan enzim,
B2
lemak, susu dan pertumbuhan dan
(ripoflavin)
biji-bijian membantu
Larut dalam
air adaptasi
cahaya dalam mata.
Vitamin Daging tanpa Metabolisme
lemak, hati, ikan, karbohidrat lemak,
B3 (niacian)
kacang- kacangan, protein dan komponen
biji-bijian dan telur enzim serta mencegah
menurunnya
nafsu makan.
Vitamin Biji-bijian, Membantu kesehatan
gusi dan gigi,
B6 sayuran, daging dan
pembentukan sel darah
(pyridoksin) pisang
merah serta
metabolisme
karbohidrat,
lemak dan protein.
Vitamin Hati, susu, daging Metabolisme protein,
tanpa lemak, ikan membantu pembentukan
B12
dan kerang laut sel darah merah,
(cyancobala
kesehatan jaringan dan
mi n)
mencegah anemia.
Vitamin C Jeruk, tomat, kubis, Menjaga kesehatan
(ascorbutaci sayuran hijau dan tulang, gigi dan gusi,
d) kentang membantu pembentukan
dinding pembuluh darah
dan pembuluh

kapiler, kesembuhan
jaringan dan
tulang, serta
memudahkan
penyerapan zat besi dan
asal folat.
Vitamin D Minyak ikan, susu, Membantu penyerapan
kuning telur, kalsium dan fosfor serta
mentega, hati, mencegah rakhitis.
kerang, atau
terbentuk di kulit
akibat pemanasan
sinar matahari
Vitamin E Sayuran hijau Membantu
(alpa pembentukan sel darah
tocopherol) merah dan melindungi
asam amino
utama.

e. Mineral
Mineral adalah ion organik essensial untuk tubuh karena
peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Ada dua jenis
mineral berdasarkan kebutuhgannya dalm tubuh yaitu: 1.
Makromineral: jumlah kebutuhan mineral tubuh lebih dari
100mg/hari 2. Mikromineral: jumlah kebutuhan tubuh mineral
kurang dari 100mg/hari. (Tarwoto & Wartonah, 2010).
f. Air
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Pada orang dewasa, asupan air
berkisar antara 1200-1500cc per hari namun dianjurkan sebanyak
1900 cc sebagai batas optimum. Selain itu, air yangh masuk ke
tubuh melalui makanan lain berkisar antara 500-900cc per hari.
(Alimul, 2006)

Rentang Kebutuhan Cairan Sehari-hari


Usia Kebutuhan cairan (ml/kg/hari)
3 hari 80-100
10 hari 125-150
3 bulan 140-160
6 bulan 130-155
9 bulan 125-145
1 tahun 120-135
2 tahun 115-125
4 tahun 100-110
6 tahun 100-110
10 tahun 90-100
14 tahun 50-60
18 tahun 40-50

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi kebutuhan Nutrisi


Menurut Hidayat (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruh
kebutuhan nutrisi, yaitu:
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi
dapat mempengaruhi pola konsumsu makanan. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan dalam memahami kebutuhan nutrisi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan
bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya,
dibeberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang
paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk
untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa makanan
tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan
terhadap makanan tertentu juga mempengaruhi status nutrisi.
Misalnya, dibeberapa daerah terdapat larangan makana pisang
dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut
sumber vitamin yang sangat baik. Adapula larangan makan
ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat
mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber
protein yang sangat baik untuk anak-anak.

d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan
dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga
tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
Misalnya mengkonsumsi makanan cepat saji (junkfood), bakso,
dan lain-lain. Makanan-makanan ini tentu saja dapat
berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi
terlalu sering dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi
yang baik.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status
nutrisi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan
pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat
dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu
mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan
masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

2.2.5 Karakteristik Status Nutrisi


Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body
Mass Index (BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW). (Kozier et
al. 2010).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran
dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan.
BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai
panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight)
dan obesitas.
Indeks Masa Tubuh = BB (kg)TB x TB (m)

Tabel : batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia


Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17

Kekurangan berat badan 17,0 - 18,5


tingkat
sedang
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 -
27,0
Kelebihan berat badan tinggakat >27,0
berat

b. Ideal Body Weight (IBW)


Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan
perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang
sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam
sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari
jumlah itu. Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100]
– [10% (Tinggi badan – 100)]

2.2.6 Masalah Kebutuhan Nutrisi


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas
kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes
militus, hipertensi, jantung koroner, kanker dan anoreksia.
a. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan
berat badan .
Tanda Klinis klien yang kekurangan nutrisi adalah, berat
badan 10-20% dibawah normal, tinggi badan dibawah ideal,
lingkaran kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran
standar, adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot, adanya
penurunan albumin serum dan adanya penurunan transferin.
Adapun kemungkinan penyebabnya adalah meningkatnya
kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker, disfagia karena adanya kelainan
persarafan dan penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit croh atau
intoleransi laktosa.
b. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat bdan akibat
asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda Klinis klien yang kelebihan nutrisi adalah berat badan lebih
dari 10% berat ideal, obesitas (lebih dari 20% berat ideal),lipatan
kulit trisep lebiih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita,adanya jumlah asupan yang berlebihan dan aktivitas
menurun atau monoton.
Adapun kemungkinan penyebab kelebihan nutrisi adalah
perubahan pola makan dan penurunan fungsi pencernaan dan
penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat bdan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya
adalah melebihin kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunan kalori.
d. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kurang insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
2.3 Gangguan Kebutuhan Nutrisi
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah suatu komponen dari proses
keperawatan yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam
menggali permasalahan dari pasien meliputi pengumpulan data
tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh,
akurat, singkat dan berkesinambungan (Muttaqin, 2009).
Pengkajian yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan format
pengkajian keperawatan medikal bedah. Pengkajian dilakukan
secara komprehensif pada Ny.R dengan diagnosa medis Kanker
lambung pada tanggal 2 Mei 2017 dengan metode autoanamnesa
dan alloanamnesa.
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi
dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian
fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
( Hidayat, 2010).
a. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan
tentang pola makanan, tipe makanan yangg dihindari atau
diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan
untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang,
dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
b.Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan
makan, antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan
makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
c.Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi
adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai
kebutuhan nutrisi. Aspek tersebut adalah nafsu makan, jumlah
asupan tingkat aktivitas, pengonsumsian obat.
Penampilan fisik juga adalah aspek yang penting
dalam pengkajian nutrisi. Penampilan fisik dapat dilihat
dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek-aspek berikut:
rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan
tidak mengalami kebotakan bukan karena faktor usia;
daerah diatas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak
berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau
penonjolan pembuluh darah; daerah bibir tidak kering,
pecah-pecah, ataupun mengalami pembengkakan; lidah
berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan
tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak,
tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi
harus rapat serta erat tidak tertarik kebawah sampai
dibawah permukaan gigi; gigi tidak berlubang dan ttidak
berwarna; kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul
bercak kemerahan, atau tidak terjadi pendarahan yang
berlebihan; kuku jari kuat dan berwarna merah muda.
Kemudian ada pengukuran Antropometrik
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat
badan dan lingkaran lengan. Tinggi badan anak dapat
digambarkan pada suatu kurva/gravik sehingga dapat
terlihat pola perkembangannya.(Hidayat, 2010).

2.3.2 Rumusan Masalah


Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang
respon individu, keluarga, komunitas, terhadap masalah
kesehatan yang aktual dan potensial, atau proses kehidupan
(Potter, 2005). Perumusan yang umum pada penderita
kanker lambung adalah gangguan nutrisi, gangguan
aktivitas, gangguan pola tidur, nyeri akut, gangguan
perawatan diri dan resiko cedera (Harrison, 1999).
Menentukan prioritas masalah bergantung pada urgensi dari
masalah, sifat dari pengobatan yang diberikan dan interaksi
diantara diagnosis keperawatan .

2.3.2 Masalah-masalah nutrisi:


Menurut Kozier et al. (2010) ada 3 masalah nutrisi, yaitu:
a.Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh
b.Ketidakseimbang Nutrisi: Lebih Dari Kebutuhan Tubuh
c. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih Dari
Kebutuhan Tubuh

2.3.4 Perencanaan (NIC, NOC 2013)


a.Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
(Nic, Noc 2013).
Menurut Bulecheck et al.(2013) ada beberapa
batasan karateristik yang didapat melalui data subjektif
yaitu kram abdomen, nyeri abdomen, menghindari
makanan, berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan.
Batasan karateristik dari dari data objektif adalah adanya
kerapuan kapiler, mengalami diare, kehilangan rambut
berlebihan, bising usus hiperaktif, kurang makan, kekurang
informasi, kurang minat pada makanan, penurunan berat
badandengan asupan makanan adekuat, kesalahan konsepsi,
kesalahan informasi, terlihat mukosa pucat,
ketidakmampuan memakan makanan, tonus otot menurun,
mengeluh gangguan sensari rasa, merasa cepat kenyang
setelah makan, sariawan rongga mulut, kelemahan otot
pengunyah dan kelemahan otot untuk menelan.
Faktor –faktor yang mempengaruhi nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh adalah faktor biologis, faktor
ekonomi, ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien,
ketidakmampuan menelan makanan dan faktor psikologis.

Menurut Moorhead et al.(2013), tujuan dilakukan


asuhan keperawatan pada klien adalah untuk mencapai
tujuan seperti Nutritional status berhubungan dengan food
and fluid intake, nutrient intake berhubungan dengan
nutrient intake dan weight kontrol.
Adapun kriteria hasil yang harus dicapai setelah
dilakukannya tindakan keperawatan adalah adanya
peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan, berat badan
ideal sesuai dengan tinggi badan, mampu, mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi tidak ada tanda tanda malnutris,
menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan,
tidak terjadi penurunan berart badan yang berarti (NIC,
2013).
Menurut Moorhead et al.(2013),untuk mencapai
tujuan dan kriteria hasil tersebut akan dilakukan intervensi
atau tindakan keperawatan yang sesuai dengan
perencanaan. Intervensi yang akan dilakukan untuk
nutrition management adalah kaji adanya alergi makanan,
kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan pasien, anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe, anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan vitamin C, berikan substansi
gula, yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
untuk mencegah konstipasi, berikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) ,ajarkan pasien
bagaimana cara membuat makanan harian, monitor jumlah
nutrisi dan kandungan kalori, berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi, kaji kemampuan pasien untuk
mrndapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

Intervensi yang akan dilakukan untuk nutrition


monitoring adalahBB pasien dalam batas normal, monitor
adanya penurunan berat badan,Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan, monitor interaksi anak atau
orang tua selama makan, monitor lingkungan selama
makan, jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
jam makan, monitor kulit kering dan peubahan pigmentasi,
monitor tugor kulit, monitor kekeringan, rambut kusam,
mudah patah, monitor mual dan muntah, monitor kadar
albumin, total protein, HB dan kadar HT, monitor
pertumbuhan dan perkembangan, monitor pucat,
kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva,monitor
kalori dan intake nutrisi, catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik, kapila lidah dan kavitas oral dan catat jika lidah
berwarna magenta, scarlet. (NIC, 2013)

b. Ketidakseimbang Nutrisi: Lebih Dari Kebutuhan Tubuh


Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh adalah asupan
nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik (NIC, NOC
2103)
Menurut Bulecheck et al.(2013) ada beberapa
batasan karateristik yang didapat melalui data subjektif
yaitu, lapisan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan
25mm pada wanita, berat badan 20% diatas berat badan
normal dan kerangka ideal. Batasan karateristik dari data
objektif yaitu, konsentrasi asupan makanan dimalam hari,
pola makan disfungsional (mis: makan sambil melakukan
aktivitas), makan sebagai respon terhadap pengaruh
eksternal, seperti waktu siang atau situasi sosial, makan
sebagai respons terhadap pengaruh internal selain rasa lapar
(misalnya: ansietas [marah, depresi, bosan, stres dan
kesepian) dan tingkat aktivitas kurang gerak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi lebih dari


kebutuhan tubuh adalah ssupan yang berlebihan terhadap
kebutuhan metabolik, ketergantungan pada bahan kimia,
penurunan kebutuhan metabolik, peningkatan selera makan,
obat-obatan yang merangsang selera makan, obesitas pada
salah satu keluarga, penggantian pemanis untuk adiksi.

Menurut Moorhead et al.(2013), tujuan dilakukan


asuhan keperawatan pada klien adalah untuk mencapai
tujuan seperti Nutritional Status berhubungan dengan food
and fluid intake, Weight Reduction Assistance dan Weight
Management.
Adapun kriteria hasil yang harus dicapai setelah
dilakukannya tindakan keperawatan adalah klien mengerti
faktor yang meningkatkan berat badan, m engidentifikasi
tingkah laku dibawah kontrol klien, memodifikasi diet
dalam waktu yang lama untuk mengontrol klien, Penurunan
berat badan 1-2 pounds/mgg dan menggunakan energi
untuk aktivitas sehari-hari (NIC, 2013).
Menurut Moorhead et al.(2013),untuk mencapai
tujuan dan kriteria hasil tersebut akan dilakukan intervensi
atau tindakan keperawatan yang sesuai dengan
perencanaan. Intervensi yang akan dilakukan untuk
Nutrition Management adalah kaji adanya alergi makanan,
anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
dan vitamin, berikan substansi gula, yakinkan diet yang
dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
kontipasi, berikan makanan yang terpilih ,ajarkan pasien
bagaimana membuat catatan makanan harian, berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi, kaji kemampuan
pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

Intervensi yang akan dilakukan untukWeight


Reduction Assistance adalah Failitasi keinginan pasien
untuk menurunkan BB, perkirakan bersama pasien
mengenal penurunan BB, tentukan tujuan penurunan berat
badan, beri pujian atau reward saat pasien berhasil
mencapai tujuannya dan ajarkan pemilihan makanan. (NIC,
2013).
Intervensi yang akan dilakukan untuk Weight
Management yaitu Diskusikan bersama pasien mengenai
hubungan antara intake makanan, latihan, peningkatan BB
dan penurunan BB kemudian diskusikan bersama pasien
mengenai kondisi medis yang dapat mempengaruhi
BB,diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya
hidup dan factor herediter yang dapat mempengaruhi BB,
diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang
berhubungan dengan BB berlebihg dan penurunan BB,
dorong pasien untuk merubah dan perkirakan BB badan
ideal pasien (NIC, 2013).

c..Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih Dari Kebutuhan


Tubuh

Risiko ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari


kebutuhan tubuh adalah beresiko untuk mengalami asupan
nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik (NIC, NOC
2013).
Menurut Bulecheck et al.(2013) ada beberapa
batasan karateristik yang didapat melalui data subjektif
yaitu, peningkatan selera makan, makan sebagai respon
terhadap pengaruh eksternal (misalnya :waktu siang atau
situasi sosial) dan makan sebagai respons terhadap
pengaruh internal selain rasa lapar.Batasan karateristik dari
data objektif yaitu, obesitas pada salah satu keluarga,
konsentrasi asupan makanan dimalam hari dan disfungsi
pola makan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Risiko
Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih Dari Kebutuhan Tubuh
adalah ketergantungan zat kimia, penurunan metabolik
norma adat dan budaya, kurang pengetahuan dasar tentang
nutrisi dan kurang latihan fisik.
Menurut Moorhead et al.(2013), tujuan dilakukan
asuhan keperawatan pada klien adalah untuk mencapai
tujuan sepertiNutritional Status berhubungan dengan Food
and Fluid intake, nutrition management dan weight
management.
Adapun kriteria hasil yang harus dicapai setelah
dilakukannya tindakan keperawatan adalah pasien akan
mengetahui adanya faktor risiko ,turut serta dalam program
latihan fisik yang teratur, mempertahankan berat badan
ideal dan mengonsumsi diet seimbang.
Menurut Moorhead et al.(2013),untuk mencapai
tujuan dan kriteria hasil tersebut akan dilakukan intervensi
atau tindakan keperawatan yang sesuai dengan
perencanaan. Intervensi yang akan dilakukan untuk
Monitor Nutrition adalah timbang berat badan pasien,
monitor perkembangan dan pertumbuhan, lakukan
pengukuran antropometrik pada komposisi tubuh,
identifikasi perubahan berat badan terakhir dan monitor tipe
dan banyaknya latihan yang biasa dilakukan.
Intervensi yang akan dilakukan untuk management
nutrisi adalah tentukan status gizi pasien dan kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, tentukan apa yang
menjadi preferensi makana bagi pasien, tentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan gizi.

Intervensi untuk Weight Management adalah


diskusikan bersama pasien mengenai hubungan antara
intake makanan, latihan, peningkatan BB dan penurunan
BB, diskusikan bersama pasien mengenai kondisi medis
yang dapat mempengarugi BB, diskusikan bersama pasien
mengenai kebiasaan, gaya hidup dan factor herediter yang
dapat mempengaruhgi BB, diskusikan bersama pasien
mengenai risiko yang berhubungan dengan BB berlebihg
dan penurunan BB dan perkirakan BB badan ideal pasien.

2.4 Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN USU

2.4.1 Pengkajian

a.Identitas Pasien

Nama : Roliat Sijabat

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 57 tahun
Status Perkawinan :Menikah
Agama :Kristen
Pendidikan : Tamat SMU
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat :Dusun II Tambak Cekur, Serba Jadi
Tanggal masuk RS : 02Mei 2017
Tanggal Pengkajian : 02Mei 2017
Diagnosa Medis :Ca Lambung

b.Keluhan utama

Mual dan muntah semakin parah sejak 3 hari yang lalu.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang

Provocative/ pallative
Apa penyebabnya:
Klien mengatakan sering muntah dan tidak selera makan
karena perut terasa penuh dikarenakan penyakit yang
dideritanya.

Hal-hal yang memperbaiki keadaan:

Hal-hal yang memperbaiki keadaan adalah makan sedikit-


sedikit dan memanaskan makanan yang akan dikonsumsi.
Mengonsumsi obat anti muntah yang diberikan dokter.

Quantity/Quality

Bagaimana dirasakan:

Klien tidak nafsu makan karena selalu timbul rasa ingin


muntah. Klien juga merasakan ketidaknyamanan pada bagian
perutnya.

Bagaimana dilihat: Klien terlihat lemah, muka pucat, mukosa


bibir kering dan tampak kurus
Dimana lokasinya:

Abdomen, kuadran kiri atas

Apa menyebar:

-
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami
Sebelumnya Ny.R mengeluh sakit maag dan sudah pernah berobat

Pengobatan atau tindakan yang dilakukan


Suami Ny.R mengatakan membawa Ny.R ke pelayanan kesehatan
terdekat, dan obat di dapatkan dari tempat tersebut.

Alergi
Ny.R tidak memilik alergi terhadap makanan atau obat obatan

Imunisasi
-
e. Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua
Orang tua Ny.R tidak ada mengalami gangguan kesehatan serius
Saudara kandung
Saudara kandung dari Ny.R tidak ada mengalami ganggguan
kesehatanyang serius.
Penyakit keturunan yang ada
Keluarga dari Ny.R tidak ada mengalami penyakit keturanan.

f. Riwayat Psikososial
Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien mengatakan tahu tentang pentingnya kesehatan

Konsep Diri

Gambaran diri : Klien bersyukur dan dapat menerima kondisi


fisiknya
Ideal diri : Pasien memiliki kemauan untuk segera sembuh
Harga diri : Pasien merasa di perhatikan oleh suami dan
anaknya

Peran diri : Dalam keluarga pasien berperan sebagai orang tua


dan nenek

Keadaan emosi

Labil

Hubungan sosial

Orang yang berarti


Orang yang berarti bagi klien adalah suami, anak dan cucunya.
Hubungan dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarga baik
Hubungan dengan orang lain
Hubungan pasien dengan orang lain atau keluarganya baik.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

e.Spritual

Nilai dan keyakinan

Pasien menganut agama islam dan nilai-nilai yang terkandung di


dalamnya
Kegiatan ibadah
Klien sudah lama tidak pergi beribadah karena sakit yang
dialaminya.

2.4.2 Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

Kesadaran : Compos Mentis, klien tampak lemah

a.Tanda-tanda vital

Suhu tubuh : 370 C


Tekanan darah : 100/60mmHg
Nadi : 92kali / menit
Pernafasan : 22 kali / menit
TB : 158 Cm
BB : 45Kg

b.Pemeriksaan Head to toe


Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Ada pembengkakan di bagian abdomen pada kuadran kiri
atas, ditemukan adanya bayangan vena dan retraksi atau
penarikan pada dinding dada.

Perkusi : Saat diperkusi mulai dari kuadran kiri atas terdapat adanya
bunyi dullnes atau redup karena ada massa atau
pembengkakan
Palpasi :Saat dipalpasi terdapat nyeri
pada bagian kiri bawah (pasien tampak menahan sakit).
Auskultasi : Adanya gerakan peristaltik usus hiperaktif atau lebih dari
batas normal 5-30x/menit
c.Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola makan
Nafsu atau selera makan
Selama di RS, nafsu makan Ny.R menurun. Klien kehilangan nafsu
makan karena ketika makan selalu merasa mual dan ingin muntah.
Berat badan klien mulai menurun. Diketahui dari pengkajian
berikut:
Tinggi Badan : 158cm
Berat badan :45kg
Berat Badan Ideal (kg = Tinggi badan cm – 100 – 10%
(tinggi badan-100
=(158-100)-(10%58).
=(58-5,8).
=50,5Kg
Maka berat badan pasien kurang dari berat badan idealnya.

Tubuh = BB (kg)TB x TB (m)


=45kg/(158x158)
=45/(1.58x1.58)
=(45/2,4)
=18,0
IMT pasien berada pada kategori kurus dengan kekurangan berat
badan tingkat sedang.
Nyeri Ulu Hati

Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan

Mual dan muntah


Pasien merasa mual dan muntah saat makan.

Waktu pemberiaan makan


Pagi, siang dan sore

Waktu pemberian cairan/minuman


Waktu pemberian minum di saat pasien merasa haus

Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah)


Tidak ada masalah atau kesulitan dalam menelan dan mengunyah

b. Pola eliminasi
BAB
Ny.R BAB 2-3 kali sehari, feses berwarna hitam. Ny.R
mengatakan tidak ada riwayat perdarahan, pernah mengalami diare
dan tidak pernah menggunakan laktasif.
BAK
Pola BAK tidak menentu, karakter
urin tidak diketahui, tidak pernah
mengalami nyeri / rasa terbakar /
kesuliatan BAK, tidak pernah
menggunakan diuretik.

2.4.3 Analisa Data


N DATA PENYEBAB MASALAH
O
KEPERAWATAN
1 DS : Ny.R mengatakan Sel kanker membesar Ketidakseimbangan
bahwa klien tidak nutrisi: kurang
nafsu makan karena dari
jika makan terasa Penurunan kebutuhan tubuh.
mual.
fungsi organ
Ny. R mengatakan
lambung
perut terasa penuh
DO :Ny.R tampak
lemah Ny.R mual & Organ
muntah Ny.R
lambung mengalami
kehilangan nafsu pembengkakan
makan. sehingga perut terasa
penuh
TD:110/60
RR: 22x/i
HR:
92x/i T: Mudah kenyang
37
BB terakhir:
45kg BBI: Kehilangan
50,5k
nafsu makan

asupan nutrisi yang


masuk kurang dari
kebutuhan tubuh

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

2.4.4 Rumusan Masalah


Masalah Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh

Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari dari kebtuhan tubuh b.d
mual muntah dan tidak nafsu makan

2.4.5 Perencanaan dan Rasional


N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
O
Keperawata Hasil
n
1 Ketidaksei Setelah dilakukan NIC Manajemen nutrisi
m bangan asuhan Manajemen Nutrisi: 1.Mengetahui
1.Tentukan status gizi
nutrisi: keperawatan pasien dan status gizi
kurang selama 3x24 jam kemampuan pasien
diharapkan dan
dari
kemampuannya
untuk
kebutuhan pemenuhan untuk memenuhi nutrisi
tubuh kebutuhan memenuhi 2. Agar klien
berhubung kebutuhan nutrisi mampu untuk
pasien
an dengan 2.Bantu pasien dalam mmenuhi nutrisi
tercukupi
mual menentukan
3. Men
muntah pedoman
dengan kriteria
getahui
yang cocok
hasil:
dan tidak jumlah kalori
dalam
NOC
yang
memenuhi nutrisi dan
nafsu Manajemen Nutrisi
dibutuhkan klien.
preferensi
makan. -Intake
4.Zat besi
3.Tentukan
dapat
nutrisi tercukupi
Defenisi:
jumlah kalori yang membantu
-Asupan
Asupan
dibutuhkan. tubuh
nutrisi
makanan dan 4.Anjurkan sebagai zat
cairan tercukupi penambah darah
tidak
pasien
Monitor Nutrisi sehingga
cukup
mengkonsumsi
-Asupan mencegah
untuk
makanan tinggi zat
terjadinya
memenuhi
nutrisi terpenuhi besi atau Fe seperti
anemia
kebutuhan
Nausea dan sayuran hijau
atau
metabolik
vomiting severity 5. Pastikan makanan
kekurangan darah.
-Penurunan disajikan dengan cara
5. Untu
intensitas yang menarik pada k
terjadinya suhu yang cocok meningkatkan
untuk dikonsumsi.
mual muntah nafsu makan klien
6. Ciptakan
-Penurunan 6. Lingkungan
lingkungan yang
frekuensi yang baik dapat
optimal pada saat
terjadinya mual mendukung nafsu
mengkonsumsi
dan muntah makan klien NIC
makanan.
Weight Body Mass Nausea
NIC
-Pasien mengalami Management
Nausea Management
peningkatan berat 1.Penting
1.Kaji frekuensi
badan
mual, durasi,
untuk mengetahui
karateristik mual
dan faktor
tingkat
keparahan,
yang
menyebabkan mual.
faktor frekuensi,
2.Makan sedikit
presipitasi yang
demi sedikit
menyebabkan mual.
2.Anjurkan pasien
dapat
meningkatkanm
intake nurtisi
3.Makanan

dalam
makan sedikit kondisi hangat dapat
tapi sering menurunkan rasa
3. Anjurkan mual sehingga
pasien makan intake nutrisi dapat
selagi hangat ditingkatkan
4. Lingkungan yang
4. Mengendalikan
nyaman
faktor lingkungan
yang memungkinkan dapat mengurangi
membangkitkan keinginan untuk
mual seperti bau muntah
yang tidak 5.Mengontrol
menyenangkan
mual muntah
5. Mengajari teknik
NIC
non-farmakologi
Weight
untuk mengontrol
mual seperti dengan Management
teknik relaksasi tarik 1.Untuk
nafas dalam.
mengetahui berat
badan ideal 2.Untuk
NIC mengajarkan klien
Weight
Managemenet tentang

1.Hitung berat hubungan

badan asupan
klien makanan
2.Diskusikan pada
klien dengan penurunan
berat badan
mengenai hubungan
anatara
asupan makanan dan
penurunan berat
badan
2.4.6 Implementasi dan Evaluasi
N Diagnosa Implementasi Evaluasi
O Keperawatan SOAP
Keperawatan
1 Ketidakseimbang 1.Menentukan status gizi S: -
an nutrisi: kurang pasien dan kemampuan Pasien
dari kebutuhan untuk memenuhi mengatakan
kebutuhan nutrisi dengan akan
tubuh
cara penilaian status gizi mengonsumsi
berhubungan
secara langsung yaitu makanan
dengan
antopometri. 2.Membantu yang
pasien dalam menentukan tinggi zat besi
mual muntah dan
pedoman yang cocok seperti
tidak nafsu
dalam memenuhi nutrisi
makan.
sayuran hijau
dan preferensi seperti
-Pasien
dengan memberikan
mengerti
pedoman
tentang
Piramida Makanan pedoman
Panduan atau sejenisnya.
yang cocok
3. Menentukan
jumlah kalori yang untuk
dibutuhkan. memenuhi
4. Menganjurkan pasien nutrisi
mengkonsumsi makanan O:k/ulemas
tinggi zat besi atau Fe TD: 110/60
seperti sayuran hijau HR: 92x/i
5. Memastikan RR: 22x/i
makanan disajikan TB:
dengan cara yang 158cm
menarik pada suhu yang BB: 45kg
cocok untuk dikonsumsi. BBI:
6.Menciptakan 50,5kg
lingkungan yang -Jumlah
optimal pada
saat mengkonsumsi kalori yang
makanan. dibutuhkan:
KKB= 25kkal
x BBI
KKB=25kkal x
50.5Kg
KKB=1.262k
kal A:

Masalah
teratsi
sebagian P:

Intervensi
dilanjutkan
2 Ketidakseimbang 1. Mengkaji frekuensi S:-Pasien
an nutrisi: kurang mual, durasi, tingkat masih
dari kebutuhan keparahan, faktor mengalami
frekuensi, presipitasi mual
tubuh
yang menyebabkan mual.
berhubungan muntah
2. Menganjurkan
dengan terutama
pasien makan sedikit
ketika makan
mual muntah dan tapi sering
-Pasien
tidak nafsu 3.Menganjurkan
mengatakan
makan. pasien makan selagi
mulai
hangat

4. Mengendalikan makan sedikit

faktor lingkungan sedikit O:

yang memungkinkan
Hasil
membangkitkan mual
pengkajian:
seperti bau yang
1.Frekuensi
tidak menyenangkan
mual 4 kali
5. Mengajari teknik atau lebih
non- farmakologi 2. mual
untuk mengontrol muntah terjadi
mual seperti dengan dengan
teknik relaksasi tarik tingkat
nafas dalam. keparahan
yang tinggi
3. Fa
ktor pencetus
mual adalah

rasa
tidak

tidak
nyaman

pada perut
Pasien

masih
mengalami
mual

dan muntah
-Pasien

makan sedikit
sedikit

A:Masalah
teratasi
sebagian

P:

Intervensi
dilanjutkan
3 Ketidakseimbang 1. Menghitung berat S:-Klien
an nutrisi: kurang badan klien memahami
dari kebutuhan penkes
2. Mendiskusikan pada

tubuh klien mengenai hubungan yg diberikan.


berhubungan anatara asupan makanan O: -BB: 45kg
dengan dan penurunan berat -BBI: 50,5kg
badan -Berat
mual muntah dan
badan
tidak nafsu
pasien
makan.

belum
mengalami
peningkatan.
BB:45kg
A:Masalah
teratasi
sebagian
P:Intervensi
dilanjutkan
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Asuhan keperawatan yang meliputi diagnosa keperawatan,


pengkajian, analisa data, rumusan masalah, perencanaan dan implementasi
pada Ny.R dengan masalah pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dengan
kasus Kanker lambung di ruang rawat inap RSUD Adam Malik Medan
sudah di lakukan sesuai dengan yang telah di tetapkan dan setelah
dilakukan asuhan keperawatan tersebut serta dilakukannya pendidikan
kesehatan pada Ny.R maka kebutuhan Nutrisi Ny.R sudah teratasi
sebagian di tandai dengan: mual muntah berkurang, nafsu makan sudah
mulai terkontrol dan pasien mengetahui pentingnya nutrisi.

3.2 SARAN

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Rumah sakit melalui perawat yang ada diruangan lebih aktif dalam
meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada penderita kanker dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi.

2. Bagi Institut Pendidikan

Bagi institut pendidikan agar lebih banyak menyediakan buku yang


berhubungan dengan pemenuhan dasar nutrisi sebagai bahan bacaan
bagi mahasiswa, guna meningkatkan kualitas pendidikan bagi
mahasiswa khususnya mahasiswa DIII Keperawatan.

3. Bagi Keluarga

Keluarga adalah orang terdekat dari pasien, di harapkan dapat


mendukung pasien dan mengetahui cara masalah kebutuhan dasar
nutrisi.
4. Bagi Perawat
Menjalin hubungan antara perawat dan tim kesehatan lainnya serta
kerjasama perawat dan keluarga sangat diperlukan untuk membantu
kesembuhan dan meningkatkan kesehatan klien.

5. Bagi Penulis

Perlu untuk menambah dan meningkatkan kemampuan dalam memberi


asuhan keperawatan pada pasien Kanker lambung dengan masalah
Kebutuhan Dasar Nutrisi serta perlu memperbaiki agar karya tulis ini
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Amin & Hardhi. 2016 Asuhan Keperawatan Praktis. Yogyakarta: Mediaction

Bulechek et al. 2013. Nursing Intervensi Classification (NIC Edisi Ke-enam.


Singapore: Elsevier

Hidayat. A. Aziz Ahmul.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan, Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan

Kozier dkk. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta: EGC

Moorhead et al.2013. Nursing Outcome Classification (NOC Edisi Ke-lima.


Singapore: Elsevier

Suratun & Lusianah. 2016 Asuhan Keperawatan KlienGangguan Sistem


Gastrointestinal. Jakarta Timur: Trans Info Media

Tarwoto & Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusi dan Proses Keperawatan
Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 3. Jakarta: Salemba Jakarta

Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Jakarta: Salemba Jakarta
Lampiran

Hari/T Dx Puku Implementasi Evaluasi


an l
SOAP
ggal
Sela Gang 09.0 1. Menentukan S:-Pasien
sa, gu an 0 status gizi pasien mengatakan akan
02 nutris dan mengonsumsi
Mei i: kemampuan makanan yang
2017 nutris untuk tinggi zat besi
i memenuhi seperti sayuran
kuran kebutuhan hijau
g dari nutrisi dengan - Pasien
kebut cara mengatakan
uh an penilaian status memakan makanan
tubuh gizi secara yang masih hangat

10.0 langsung yaitu -Pasien mengerti


0 antopometri. tentang pedoman
yang cocok untuk
2. Membantu memenuhi nutrisi
pasien dalam
menentukan O:k/ulem
pedoman yang as TD:
cocok 110/60
dalam HR: 92x/i
memenuhi RR: 22x/i
nutrisi TB: 158cm
dan BB: 45kg
BBI:
11.0 preferensi seperti
50,5kg
0
dengan
-Jumlah kalori yang
memberikan
dibutuhkan:
12.0 pedoman
0 Piramida
KKB= 25kkal x
Makanan
BBI KKB=25kkal
Panduan atau x
sejenisnya. 50.5Kg
KKB=1.262kkal
3. Menentukan
jumlah kalori
yang dibutuhkan.

4. Menganjurk
an pasien
mengkonsumsi -Lingkungan
makanan tinggi tampak bersih,
zat besi atau Fe berventilasi, santai
seperti sayuran dan bebas dari bau
hijau
menyengat

13.0 sehingga
5. Memastikan
0 tidak
makanan
mengurangi nafsu
disajikan dengan
makan klien
cara yang
menarik pada
suhu yang cocok
A: Masalah teratsi
untuk
sebagian
dikonsumsi.
14.0
0 P:

6. Menciptakan
Intervensi
lingkungan
dilanjutkan
yang optimal
pada saat
mengkonsumsi
Rabu, makanan
03
Mei
2017 09.0
0

1. Mengkaji
S:-Pasien
frekuensi
masih
mual,
mengalami mual
durasi,
muntah
tingkat
terutama ketika
keparahan,
makan.
faktor frekuensi, -Pasien mengatakan
presipitasi mulai makan sedikit
sedikit
yang
menyebabkan O: -Pasien masih
mual. mengalami mual
dan
2. Menganjurkan
10.0 pasien muntah
0
-Pasien makan
makan sedikit
sedikit sedikit
tapi sering
-Pasien melakukan
teknik relaksasi saat
3. Menganjurkan
11.0 merasakan mual
pasien
0 -Lingkungan
makan selagi
tampak bersih dan
hangat
wangi

A:Masalah teratasi
12.0 4. Mengendalik
0 sebagian
an faktor
lingkungan
yang P:
memungkinkan Intervensidilanjutkan
membangkitka
n mual seperti
bau yang tidak
menyenangkan

13.0 5. Mengajari
0
teknik non-
farmakologi
untuk
mengontrol mual
seperti dengan
teknik relaksasi
Kam
tarik nafas
is, S:-Klien memahami
dalam.
04 penkes yg

Mei 09.0 diberikan.


0
2107
1. Menghitung
O: -BB: 45kg
berat badan
-BBI: 50,5kg
klien
-Berat badan pasien
2. Mendiskusik
an pada klien
mengenai
hubungan belum
anatara asupan
mengalami
makanan dan
peningkatan.
penurunan
BB:45kg
berat badan

A:Masalah

teratasi sebagian

P:Interve
nsi
dilanjutka
n

PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis, klien tampak lemah
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 370 C
- Tekanan darah : 100/60mmHg
- Nadi : 92kali / menit
- Pernafasan : 22 kali / menit
- TB : 158 Cm
- BB : 45Kg
C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

- Bentuk : Bulat, simetris dan tidak terdapat benjolan


- Ubun–ubun : Tidak ada benjolan
- Kulit kepala : Bersih

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut :


Rambut Ny.R menyebar rata, keadaan rambut kusam, kering, tipis,
beruban dan bergelombang
- Bau
Rambut tidak berbau
- Warna kulit
Sawo matang

Wajah

- Warna kulit : Sawo matang


- Struktur wajah : Oval, simetris

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris


- Palpebra : Berkedip secara reflex
- Konjungtiva dan sklera : Tidak terdapat tanda-tanda
anemis
- Pupil : Isokor
- Corner dan iris : Bening
- Visus :Ketajaman penglihtan mulai
kabur
- Tekanan bola mata : Baik

Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi
Tulang hidung simetris dan posisi septum nasi di tengah
- Lubang hidung
Lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan
- Cuping hidung
Pernapasan tidak menggunakan cuping hidung

Telinga

- Bentuk Telinga : Daun telinga normal dan simetris


- Ukuran telinga : Simetris kiri dan kanan
- Lubang Telinga : Lubang telinga paten dan bersih
- Ketajaman pendengaran : kedua telingan berfungsi dengan
baik

Bibir dan Gigi

- Keadaan bibir : Mukosa bibir kering


- Keadaan gusi dan gigi : Caries, gigi kurang bersih dan
sebagian gigi pasien sudah tidak ada
- Keadaan lidah : Lidah terlihat kotor
- Orofaring : Pita suara baik

Leher

- Posisi Trakhea : Posisi trakhea berada ditengah


- Thyroid : Tidak ada pembengkakan tiroid
- Suara : Suara pasien normal
- Kelenjar linfe : Tidak ada pembengkakan kelenjar
linfe
- Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan vena
jugularis
- Denyut nadi karotis : Denyut nadi karotis teraba

Torak
-Inspeksi : Bentuk simetris
-Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
-Perkusi :Perkusi diatas permukaan paru
dalam keadaan normal
-Aulkultasi : Paru-paru dalam keadaan normal

Pemeriksaan paru

- Palpasi getaran suara


Saat kedua telapak tangan di letakan pada punggung pasien dan
pasien di anjurkan mengatakan angka tujuh puluh tujuh, terasa
getaran pada telapak tangan
- Perkusi
Saat di perkusi suara paru normal
- Auskultasi
Saat di auskultasi suara nafas normal

Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : Kulit tampak kotor


- Kehangatan : Akral hangat
- Warna : Kulit berwarna sawo matang
- Turgor : Turgo kulit kering
- Kelembaban : Tidak lembab
- Kelainan pada kulit : Tidak terdapat kelainan pada kulit
- Kuku : Mudah patah

Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi : Ada pembengkakan di bagian abdomen


pada kuadran kiri atas, ditemukan adanya
bayangan vena dan retraksi atau penarikan
pada dinding dada.

- Perkusi : Saat diperkusi mulai dari kuadran kanan


atas terdapat adanya nyeri ketuk pada
bagian kuadran kiri atas dan bunyi dullnes
atau redup.
- Palpasi :Saat dipalpasi terdapat ada nyeri pada
bagian kiri atas
- Auskultasi :Adanya gerakan peristaltik usus hiperaktif
Atau lebih dari batas normal 5-30x/menit

Pemeriksaan muskulokeletal/ekstremitas (kesimetrisaan, kekuatan,


otot, edema

- Atas : Kekuatan otot lemah, tangan kanan terpasang infus RL 20


Tpm
- Bawah : Tidak ada edema

Fungsi motorik : Pasien tidak dapat berjalan dengan baik karena


tulang sudah mulai keropos

Fungsi sensorik :Pasien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas,


dingin,dan tajam, tumpul.

Pola Kebiasaan Sehari-hari


a). Pola makan dan minum
-Nafsu atau selera makan
Selama di RS, nafsu makan Ny.R menurun. Klien kehilangan nafsu
makan karena ketika makan selalu merasa mual dan ingin muntah. Berat
badan klien mulai menurun.
Diketahui dari pengkajian berikut:
Tinggi Badan : 158cm
Berat badan :45kg
Berat Badan Ideal (kg = Tinggi badan cm – 100 – 10%(tinggi
badan-100
=158-100-10%58
=58-5,8
=50,5
Maka berat badan pasien kurang dari berat badan idealnya.

Indeks Masa Tubuh = BB (kg)TB x TB (m)


=45kg(/158x158).
=45/(1.58x1.58).
=(45/2,4).
=18,0
IMT pasien berada pada kategori kurus dengan kekurangan berat badan tingkat
sedang.

-Nyeri Ulu Hati

- Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan

Mual dan muntah

Pasien merasa mual muntah saat makan


Waktu pemberiaan makan
Pagi, siang dan sore
Waktu pemberian cairan/minuman
Waktu pemberian minum di saat pasien merasa haus

-Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah)

Tidak ada masalah atau kesulitan dalam menelan dan mengalami


kesulitan dalam mengunyah makanan karena sebagian gigi sudah
tidak ada pada pasien

b). Perawatan diri


Pemeliharaan badab baik, klien masih dapat menjaga
kebersihan diri, merawat kebersihat gigi dan mulut serta
memelihara kuku.

c. Pola eliminasi
a). BAB
Ny.R BAB 3-4 kali sehari, feses berwarna hitam. Ny.R
mengatakan tidak ada riwayat perdarahan, pernah mengalami diare
dan tidak pernah menggunakan laksatif.
b). BAK
Pola BAK tidak menentu, karakter urin tidak diketahui,
tidak pernah mengalami nyeri / rasa terbakar / kesuliatan BAK,
tidak pernah menggunakan
diuretik.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman :Nyeri berhubungan dengan pertumbuhan sel-sel kanker

Analisa Data
No
DATA
PENYEBAB
MASALAH
KEPERAWATAN
1
Ds: klien mengatakan sakit pada bagian perut DO: Klien tampak meringis menahan
sakit Skala nyeri 6
Gastritis atropik di gaster

Perubahan mukosa abnormal

Pertumbuhan sel kanker

Terjadi pembengkakan

Tumor membesar akan menghimpitatau menekan saraf sekitar gaster

Imlpus saraf terganggu dan menyebabkan nyeri tekan

Nyeri
Nyeri
Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan:
Gangguan rasa nyaman: nyeri
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan perkembangan
sel-sel kanker

Perencanaan dan Rasional


Dx Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
dan
Kriteria Hasil
Gangguan NOC NIC -
-Kontrol nyeri -Observasi Mengetah
rasa nyaman
-Tingkat reaksi non ui tingkat
nyeri verbal dari nyeri
nyeri
Kriteria ketidaknyaman -
berhubungan
dengan hasil: an
Mengetahui
perkembangan -Mampu -
penyembuhan
sel-sel kanker mengontrol Memberika
-Mengontrol
nyeri, n analgetik
dan
tahu -Mengajarkan
mengurangi
penyebab tentang
rasa nyeri
nyeri,
terapi -Lingkungan
mampui
relaksasi yang
menggunakan
teknik nyaman dapat
dan distraksi
non- mempengaruh
-Kontrol
farmakologi i nyeri
lingkungan
untuk
yang dapat
mengurangi
mempengaruhi
nyeri,
nyeri

mencari
seperti
bantuan
suhu ruangan,
-Melaporkan
bahwa pencahayaan
dan
nyeri
kebisingan.
berkurang
dengan
manajemen
nyeri
-Menyatakan
rasa nyaman

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
Gangguan -Mengobservasi reaksi non S: Klien melaporkan
rasa verbal dari ketidaknyamanan nyeri mulai
yang dirasakan klien berkurang O: skala
nyaman
nyeri 4
nyeri
-Mengajarkan pada keluarga Klien tampak
berhubunga
dan klien tentang terapi mulai tenang
n dengan
relaksasi dan distraksi seperti A: Masalah
perkembang
tarik nafas dalam dan teratasi
an sel sel
mengaloihkan perhatian pada sebagian
kanker
rasa nyeri yang dirasakan P:
secara visual pendengaran,
Intervensi
pernafasan, intelektual
dilanjutkan
sentuhan.

-Mengontrol lingkungan yang


dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan.

Anda mungkin juga menyukai