Anda di halaman 1dari 17

SINOPSIS TUGAS AKHIR

STASIUN LRT TERINTEGRASI DI KAWASAN TOD MANGGARAI


BERTEMA PERILAKU DAN FUTURISTIK

MURAL RUANG PUBLIK DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR


PERILAKU BERTEMA PERSEPSI VISUAL DI KEMAYORAN

DISUSUN OLEH
SHABIKA AMANY PUTRI (2015460035)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
SINOPSIS TUGAS AKHIR
STASIUN LRT TERINTEGRASI DI KAWASAN TOD MANGGARAI
BERTEMA PERILAKU DAN FUTURISTIK

DISUSUN OLEH
SHABIKA AMANY PUTRI (2015460035)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

LEMBAR PENGAJUAN DOSEN PEMBIMBING

Dengan diajukan sinopsis tugas akhir ini maka penulis mengajukan nama dosen
sebagai pembimbing I dan pembimbing II, yaitu

- Pembimbing I : Dr. Ir. Ari Widyati Purwantiasning, MATRP


Pembimbing II : Finta Lissimia, ST., MT

Sudi kiranya ibu dan bapak menjadi pembimbing saya dalam menyusun dan
merancang proyek dalam tugas akhir yang saya ajukan.

20 September 2020
Pemohon

SHABIKA AMANY PUTRI


2015460035
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan wilayah di Indonesia terus berjalan, untuk mencapai tujuan
pembangunan wilayah yang mencakup aspek-aspek pertumbuhan, pemerataan, dan
berkelanjutan. Namun tetap memiliki nilai lokal yang berkaitan dengan aspek sosial
ekonomi wilayah. Dalam prosesnya, pembangunan tidak terlepas dari perekonomian
wilayah dan pergerakan arus mobilitas penduduk kota. Seperti, pusat-pusat kegiatan
ekonomi perkotaan seperti pasar, terminal, pertokoan atau perdagangan merupakan
embrio pembentuk struktur ruang kota yang amat penting. Struktur kota menyebabkan
persebaran fungsi-fungsi kegiatan akan terbentuk dan diikuti dengan sistem
transportasi yang ada (Zahnd, 1999 dalam Hutasuhuta 2016).
Seiring meningkatnya pertumbuhan wilayah, pertumbuhan penduduk dan
peningkatan ekonomi membuat jumlah perjalanan yang dilakukan individu terus
meningkat. Kemacetan ada dimana-mana, terutama kota-kota besar seperti Jakarta.
Karena itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah sering menerapkan
berbagai kebijakan untuk mengurangi kemacetan. Dari menerapkan sistem Three In
One yang diterapkan oleh pemerintah sudah tidak mampu mengatasi kemacetan yang
ada. Kemudian membangun Trans Jakarta dengan menerapkan sistem Bus Rapid
Transit yang sekarang sudah menyebar di setiap sudut kota.
Menjawab kendala tersebut pemerintah mulai membangun transportasi massal
berupa kereta cepat Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta) dan Light Rail Transit
(LRT). Namun pembangunan MRT Jakarta tidak menyebar keseluruh kota Jakarta.
Karenanya beberapa daerah cukup kesulitan mencapai ke koridor MRT tersebut. Tapi
tidak berhenti sampai pemerintah juga membangun LRT. Light Rail Transit LRT
merupakan salah satu transportasi massal yang menggunakan tenaga listrik sebagai
penggeraknya, memiliki kapasitas yang cukup besar dan tidak menghasilkan polusi
yang besar dan dapat mengurangi volume kendaraan yang ada.
Dalam menyelesaikan masalah kemacetan, Pemerintah juga menyiapkan 24
rencana titik pengembangan Transit Oriented Development (TOD) dari sistem jaringan
perkeretaapian. Manggarai menjadi kawasan pertama yang memiliki dokumen
masterplan Kawasan TOD berbasis stasiun. Kawasan TOD Manggaraing kedepannya
akan menimbulkan menjadi pusat transportasi berbasis rel. Beberapa hal tersebut
sebenarnya membutuhkan sebuah sistem yang dapat merespon, saling terintegrasi dan
saling mendukung antar kegiatan maupun aspek pembentuk kawasan agar
perkembangan wilayah terutama di Kawasan Manggarai menjadi sebuah
perkembangan yang komponennya dapat saling berinteraksi secara fungsional. Hal
tersebut menginspirasi saya untuk mendesain Stasiun LRT Terintegrasi di Kawasan
TOD Manggarai bertema Perilaku dan Futuristik.
Stasiun LRT Terintegrasi disini merupakan fasilitas transportasi yang dirancang
untuk menjadi Gate dan Hub yang berfungsi sebagai simpul transit antar moda, pusat
belanja, dan tempat berkumpul. Beberapa hal tersebut dibutuhkan sebuah sistem yang
dapat berintegrasi dan saling mendukung antara kegiatan maupun aspek pendukung
kawasan yang menjadi sebuah perkembangan yang komponennya dapat saling
berinteraksi secara fungsional. Agar dapat fungsional perencanaan ini menggunakan
arsitektur perilaku dan futuristik sebagai dasar desain.
Arsitektur perilaku dan futuristik, atsitektur perilaku yang dimaksud merupakan
pendekatan yang mengacu kepada hubungan perilaku manusia dengan lingkungan.
Dalam arsitektur digunakan sebagai pertimbangan penerapan desain. Penerapan desain
akan mengarah kepada perbaikan lingkungan yang mampu mewadahi pola perilaku
sesuai dengan kebutuhan pelaku kegiatan. Sedangkan futuristik dimaksud agar
bangunan menjadi lebih baik dan berfikiran kedepan. Futuristik merupakan bangunan
yang menggambarkan masa depan. Bangunan harus dapat mengikuti dan menampung
tuntutan kegiatan yang pasti selalu berkembang. Juga bangunan yang menggunakan
teknologi untuk merepresentatifkannya.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


2.1. MAKSUD
1. Merencanakan Stasiun Light Rail Transit (LRT) di Kawasan Transit Oriented
Development (TOD) Manggarai,
2. Membuat Stasiun LRT yang terhubung dengan semua moda transportasi yang
ada di Manggarai,
3. Membuat Stasiun dengan fasilitas pendukung yang baik.

2.2. TUJUAN
1. Sebagai sarana dan prasarana jasa transportasi,
2. Membantu mengurangi kemacetan yang terjadi di Jakarta dengan biaya
terjangkau,
3. Membantu meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menggunakan
transportasi umum.

III. PERMASALAHAN
1. Bagaimana melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas ruang melalui
penggalian pengembangan kawasan kota yang berhubungan dengan bidang
transportasi dan konektivitas antar moda transportasi?
2. Bagaimana mengatur dan mendesain fungsi, ruang, pola sirkulasi dan kegiatan-
kegiatan kedalam bangunan?

IV. LINGKUP PEMBAHASAN


Lingkup pembahasan berdasarkan permasalahan yang terkait dengan Stasiun
LRT Terintegrasi di Kawasan TOD Manggarai bertema Perilaku dan Futuristik. Hal
tersebut merupakan bahasan yang luas, karenanya dibutuhkan batasan pembahasan
agar pembahasan lebih terfokus, dimaksudkan untuk mempertajam pembahasan yang
sesuai dalam cakupan desain diantaranya adalah:
▪ Konsep perencanaan dan perancangan Stasiun LRT Terintegrasi di Kawasan
TOD Manggarai bertema Perilaku dan Futuristik.
▪ Penataan ruang, pola sirkulasi, kegitan, dan penunjang
▪ Penataan sistem sirkulasi di sekita site dan Landscape atau taman.
Perencanaan ditekankan sesuai dengan disiplin ilmu arsitektur sedangkan ilmu
lainya hanya dipakai sebagai penunjang perencanaan.
V. AKTIVITAS / KEGIATAN
Program aktivitas akan memiliki banyak aspek di dalamnya. Hal ini
didasarkan pada pengguna bangunan terdiri dari berbagai jenis kalangan dan
penumpang moda transportasi yaitu, penumpang Kereta Rel Listrik (KRL)
Jabodetabek, penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung, penumpang bus Trans
Jakarta, dan masyarakat umum di kawasan Manggarai, yang akan mengakses
Stasiun LRT sebagai moda transportasi yang terakomodasi di dalam gedung ini.
Dilihat dari jenis pengguna dari berbagai kalangan, maka di dalam objek
rancang ini dilengkapi berbagai fasilitas Stasiun LRT Terintegrasi ini antara lain:
• Ruang untuk beristirahat selama menunggu jadwal perjalanan selanjutnya,
• Co-working space terbuka untuk mengakomodasi kebutuhan bekerja
pengguna, khususnya para eksekutif, pekerja kantoran, dan mahasiswa,
• Retail dan kafetaria, serta ruang terbuka umum lainnya.
1. Pelaku Aktivitas
Pelaku aktivitas yang menggunakan objek arsitektur ini terdiri dari
berbagai kalangan dan kepentingan yang berbeda satu sama lain.
• Penumpang transit
Penumpang transit merupakan pengguna bangunan yang ditargetkan
datang dari penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung yang nantinya akan
melanjutkan perjalanan menggunakan LRT, bus Trans Jakarta, KRL
Jabodetabek yang sudah tersedia pada jalurnya masing-masing.
• Penumpang umum
Penumpang umum merupakan pengguna bangunan yang ditargetkan
datang dari masyarakat umum sekitar kawasan Manggarai dan penumpang bus
Trans Jakarta yang melalui jalur transit ini.
• Pengelola
Pengelola bangunan terdiri dari staff dan pegawai yang mengurus kegiatan
operasional dan pengelola fasilitas bangunan seperti pegawai kebersihan, pegawai
keamanan, dan pegawai customer service.
• Pedagang kios, retail, dan makanan.
Pedagang akan memenuhi kebutuhan penumpang dalam menyediakan makanan
hingga oleh-oleh. Terdapat beberapa jenis pedagang yang dibedakan tata letak
penempatannya di dalam bangunan, namun akan tetap memiliki aktivitas yang sama.

VI. PROGRAM RUANG


Program Ruang
Dari berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh setiap jenis pengguna
bangunan, maka tahap selanjutnya dilakukan pengelompokkan aktivitas dan penentuan
ruang terhadap kelompok aktivitas tersebut. Seluruh ruangan tersebut diklasifikasikan
menjadi area transit, area bekerja, area servis, area penunjang, dan area pengelola
bangunan. Pengklasifikasian setiap ruang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Sumber: Ningrum 2019

Adapun kebutuhan ruang berdasarkan penjabaran aktivitas tiap pengguna adalah


sebagai berikut:
Sumber: Ningrum 2019

VII. LOKASI
Lokasi yang direncanakan berada di daerah Jakarta Selatan, berdekatan dengan
Stasiun Manggarai, perumahan dan pemukiman. Adapun kelebihan dari site ini adalah:
• Lokasi mudah di capai dengan tranportasi umum berupa busway, angkot,
metromini, dan Stasiun KRL Jabodetabek maupun kendaraan pribadi.
• Pada arah barat laut dan timur laut site terdapat sungai ciliwung dengan tepi
sungai yang ditumbuhi pohon-pohon. Sebelah barat daya terdapat Stasiun
Manggarai. Sedangkan di arah tenggara terdapat perumahan Sekolah
Menengah Kejuruan dan sedikit lahan hijau.
• Peruntukan Zonasi berupa K3 Sub zona Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
yang rendah. Peruntukannya sebagai tempat kegiatan usaha perdagangan dan
jasa, usaha hiburan, usaha pelayanan, usaha boga, usaha penginapan, usaha
tertentu, beserta fasilitasnya.

Sumber: Google Maps (Diakses September 2020)


SINOPSIS TUGAS AKHIR
MURAL RUANG PUBLIK DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR
PERILAKU BERTEMA PERSEPSI VISUAL DI KEMAYORAN

DISUSUN OLEH
SHABIKA AMANY PUTRI (2015460035)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

LEMBAR PENGAJUAN DOSEN PEMBIMBING

Dengan diajukan sinopsis tugas akhir ini maka penulis mengajukan nama dosen
sebagai pembimbing I dan pembimbing II, yaitu

- Pembimbing I : Dedi Hantono, ST., MT


Pembimbing II : Finta Lissimia, ST., MT

Sudi kiranya ibu dan bapak menjadi pembimbing saya dalam menyusun dan
merancang proyek dalam tugas akhir yang saya ajukan.

20 September 2020
Pemohon

SHABIKA AMANY PUTRI


2015460035
I. PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG
Kesenian dan kebudayaan merupakan salah satu media bagi seseorang,
masyarakat, atau kelompok tertentu untuk berhubungan dan berinteraksi dengan
individu atau pun dengan masyarakat lain. Keberadaan kesenian dan kebudayaan dari
masa ke masa juga mengalami perkembangan guna beradaptasi dengan keadaan sosial
masyarakat. Kota Jakarta yang duduk sebagai pusat kota juga mengalaminya. Berbagai
penyesuaian dan perubahan terhadap masa kini dilakukan oleh berbagai lapisan
masyarakat. Seiring dengan perkembangan kegiatan masyarakat dalam berkesian,
selain seni rupa, seni tari, seni teater, seni wayang, dan seni musik, di Jakarta juga
berkembang seni urban, khususnya mural dan graffiti.
Kesenian yang berkembang cukup unik dan dikenal dengan kenakalannya,
kesenian jalanan ini dipilih karena murah dan menjadi tempat kaum muda untuk
mengekpresikan diri dan aspirasinya, Vandalisme adalah awal yang biasanya ditempuh
para seniman jalanan ini dan kemudian berkembang menjadi seni graffiti atau mural,
pada titik ini muncul komunitas-komunitas yang semakin banyak peminatnya.
Karenanya membutuhkan wadah bagi seniman jalanan ini, Seni mural ini adalah
ekpresi dan aspirasi dari pembuatanya, dalam jurnal ini bangunan yang akan dibangun
mengangkat konsep ekpresi dalam arsitektur yang sesuai dengan kegiatan.
Kota diharapkan menjadi tempat yang nyaman, dengan situasi dan kondisi
lingkungan yang bersih, sehat, dengan pemandangan yang indah, rapi dan tertata
membuat kota memiliki ciri khas ruang yang membedakannya dengan desa.
Karakteristik kota seperti inilah yang menjadikan pekerja seni (seniman) menemui
hambatan untuk mengembangkan kreativitas dalam imajinasinya pada sebuah ruang
yang bernama ruang publik. Ruang publik adalah bagian penting dari kota, sebab di
tempat ini masyarakat saling bertemu dan berinteraksi, sekaligus merupakan simbol
yang bisa digunakan untuk memahami kota beserta budayanya. Beberapa hal tersebut
menginspirasi saya untuk mendesain Mural Ruang Publik dengan Pendekatan
Arsitektur Perilaku Bertema Persepsi Visual di Kemayoran.
Bangunan Mural Ruang Publik menyajikan bentuk bangunan yang dinamis dan
berbeda dengan bangunan sekitar dianggap sebagai konsep dari ekpresi dalam
arsitektur dan dikhususkan pada pemilihan material menjadi bagian dari konsep itu
sendiri, seperti konstruktif berupa kaca, baja, dan dinding beton atau batu bata, juga
pemilihan warnanya. Arsitektur perilaku sebagai dasar dari bangunan mural ruang
public dan persepsi visual yang akan membuat jadi diri dari bangunan ini ada.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


2.1. MAKSUD
1. Merencanakan bangunan yang mewadahi kesenian mural
2. Membuat bangunan ruang publik untuk para seniman mural dan pecinta mural,
3. Membuat bangunan ruang publik mural dengan fasilitas pendukung yang baik.

2.2. TUJUAN
1. Sebagai sarana dan prasarana para seniman dan pecinta mural mengekpresikan
diri,
2. Membantu mengurangi vandalisme yang terjadi di Jakarta dengan membuat
wadah yang legal bagi siapa saja untuk berkarya,
3. Membantu meningkatkan nilai seni dan melestarikan kesenian itu sendiri.

III. PERMASALAHAN
1. Bagaimana melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas ruang publik mural
terhadap lingkungan?
2. Bagaimana mengatur dan mendesain fungsi, ruang, pola sirkulasi dan kegiatan-
kegiatan kedalam bangunan?

IV. LINGKUP PEMBAHASAN


Lingkup pembahasan berdasarkan permasalahan yang terkait dengan Mural
Ruang Publik dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku Bertema Persepsi Visual di
Kemayoran. Hal tersebut merupakan bahasan yang luas, karenanya dibutuhkan batasan
pembahasan agar pembahasan lebih terfokus, dimaksudkan untuk mempertajam
pembahasan yang sesuai dalam cakupan desain diantaranya adalah:
▪ Konsep perencanaan dan perancangan Mural Ruang Publik dengan Pendekatan
Arsitektur Perilaku Bertema Persepsi Visual di Kemayoran.
▪ Penataan ruang, pola sirkulasi, kegitan, dan penunjang
▪ Penataan sistem sirkulasi di sekita site dan Landscape atau taman.
Perencanaan ditekankan sesuai dengan disiplin ilmu arsitektur sedangkan ilmu
lainya hanya dipakai sebagai penunjang perencanaan.

V. AKTIVITAS / KEGIATAN
Program aktivitas akan memiliki banyak aspek di dalamnya. Hal ini
didasarkan pada pengguna bangunan terdiri dari berbagai jenis kalangan. Dilihat dari
jenis pengguna dari berbagai kalangan, maka di dalam objek rancang ini dilengkapi
berbagai fasilitas ruang publik ini antara lain:
• Area untuk membuat mural dengan bebas namun tertata,
• Co-working space terbuka untuk mengakomodasi kebutuhan bekerja
pengguna, khususnya mahasiswa dan penikmat seni lainnya,
• Retail dan kafetaria, serta ruang terbuka umum lainnya.
1. Pelaku Aktivitas
Pelaku aktivitas yang menggunakan objek arsitektur ini terdiri dari berbagai
kalangan dan kepentingan yang berbeda satu sama lain.
Pengguna terdiri dari:
a. Komunitas mural dan graffiti;
b. Seniman mural dan graffiti;
c. Kurator;
d. Pengelola;
e. Pengunjung;
f. Petugas servis; dan
g. Petugas komersil.
VI. PROGRAM RUANG
Program Ruang
Dari berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh setiap jenis pengguna
bangunan, maka tahap selanjutnya dilakukan pengelompokkan aktivitas dan penentuan
ruang terhadap kelompok aktivitas tersebut. Seluruh ruangan tersebut diklasifikasikan
menjadi area utama, area pengelolaan, area pendukung, area penunjang, area utilitas,
dan area park and ride.
1. Area Utama,
• Space Mural,
• Ruang Pameran Mural,
• Ruang Workshop
• Ruang pertunjukan
2. Area Pengelolaan,
3. Area Pendukung,
• Co-working space terbuka
• Ampiteater
4. Area Penunjang,
• Retail,
• Kafetaria
5. Area Utilitas,
6. Area Park and Ride.

VII. LOKASI
Lokasi yang direncanakan berada di daerah Jakarta Pusat, berdekatan dengan
area hijau, perumahan pemukiman dan area komersial. Adapun kelebihan dari site ini
adalah:
• Lokasi mudah di capai dengan tranportasi umum berupa busway, angkot,
metromini, dan kendaraan pribadi. Karena site berada dekat dengan jalan besar.
• Pada arah utara dan timur site terdapat lahan kosong yang ditumbuhi rumput
dan pohon-pohon. Sebelah barat terdapat retail dan area pemukiman.
Sedangkan di arah selatan terdapat fasilitas umum kantor polisi.
• Peruntukan Zonasi berupa K2 Sub zona dengan peruntukan sebagai tempat
kegiatan usaha perdagangan dan jasa, usaha hiburan, usaha pelayanan, usaha
boga, usaha penginapan, usaha tertentu, beserta fasilitasnya.

Sumber: Google Maps (Diakses September 2020)

Anda mungkin juga menyukai