Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari kontrasepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Periode antepartum adalah kehamilan yang dihitung sejak haid pertama

haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai

awal periode antepartum, sebaiknya periode prenatall adalah kurun waktu

terhitung sejak HPHT hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode

pasca natal.

2. Jadwal Pemeriksaan

Perawatan antenatal yang teratur menurunkan secara mendasar

motalitas dan mordibiditas ibu dan anak juga mengurangi resiko dan ketidak

pastian dalam penatalaksanaan persalinan. Oleh karena itu, kunjungan

antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu:

a. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu).

b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28

minggu).

c. Dua kali kunjungan selama trimester tiga (antara 28-36 dan sesudah

minggu 36).

3. Berat Badan Dan Indeks Masa Tubuh

Pada trimester I seorang wanita yang sedang hamil sudah mengalami

penambahan berat badan, namun penambahan berat badan tersebut masih


tergolong rendah, sekitar 1-2 kg karena pada masa ini saat dimana otak, alat

kelamin, dan panca indra janin sedang dibentuk (Rismalinda, 2015).

Pada trimester II seorang wanita hamil akan mengalami kenaikan berat

badan yang lebih banyak dibandingkan pada saat trimester I, karena pada

trimester II ini pertumbuhan janin juga semakin besar.

Berikut adalah beberapa hal yang akan menjadi pertimbangan untuk

menambah berat badan selama hamil :

a. Jika sebelum berat badan seorang wanita sudah normal, maka kenaikan

berat badan sebaiknya 9-12 kg.

b. Jika berat badan sebelum hamil berlebihan sebaiknya penambahan berat

badan cukup 6-9 kg.

c. Jika berat badan sebelum hamil kurang, sebaiknya penambahan berat

badan 12-12 kg.

d. Pada trimester II dan III pada wanita dengan gizi baik dianjurkan

menambahkan berat badan perminggu sebanyak 0,4 kg, sementara pada

wanita dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan

perminggu masing-masing sebanyak 0,5 dan 0,3 kg.

Penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata mencapai 12,5 kg,

oleh karena tubuh seorang wanita yang sedang hamil membutuhkan

70.000-80.000 kalori saat hamil (Rismalinda, 2015).

Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks

Masa Tubuh) ibu hamil. Indeks masa tubuh (IMT) adalah hubungan antara

tinggi badan dan berat badan.


Tabel 2.1 Pemeriksaan Indeks Masa Tubuh

(sumber eprints.umpo.ac.id)

4. Tanda bahaya dan komplikasi ibu dan janin pada kehamilan.

a. Perdarahan pervaginam pada kehamilan muda.

Perdarahan pervaginam dalam kehamilan terbagi menjadi 2 yaitu sebelum

24 minggu dan setelah 24 minggu usia kehamilan.

1) Perdarahan sebelum 24 minggu disebabkan oleh :

a) Implantation bleeding : sedikit perdarahan saat trophoblast melekat

pada endometrium. Bleeding terjadi saat implantasi 8-12 hari

setelah fertilisasi.

b) Abortion : 15% terjadi pada aborsi spontan sebelum 12 minggu

usia kehamilan dan sering pada primigravida.

c) Hydatidiform molae : akibat dari degenerasi chorionic villi pada

awal kehamilan. Embrio mati dan di reabsorbsi/mola terjadi di

dekat fetus. Sering terjadi pada wanita perokok, mempunyai

riwayat multipara.

d) Ectopic pregnancy : ovum dan sperma yang berfertilisasi kemudian

berimplantasi diluar dari uterine cavity, 95 % berada di tuba, bias

juga berimplantasi di ovarium, abdominal cavity


e) Cervical lesion : lesi pada serviks

f) Vaginitis : infeksi pada vagina

2) Perdarahan lebih dari 24 minggu :

Antepartum haemorrhage adalah komplikasi serius karena bias

menyebabkan kematian maternal pada bayi. Ada 2 jenis yaitu :

a) Plasenta pevia : akibat dari letak plasenta yang abnormal, biasanya

plasenta ini terletak sebagian atau total plasenta terletak pada

segmen bawah Rahim.

b) Solusio plasenta : terlepasnya plasenta sebelum waktunya.

Penanganan ;

1. Tanyakan pada ibu tentang karakteristik perdarahan, kapan mulai

terjadi, seberapa banyak, warnanya, adakah gumpalan, rasa nyeri

ketika perdarahan.

2. Periksa tekanan darah ibu, suhu, nadi, dan denyut jantung janin.

3. Lakukan pemeriksaan eksternal, rasakan apakah perut bagian bawah

teraba lembut, kenyal ataupun keras.

4. Jangan lakukan pemeriksaan dalam apabila mungkin periksa dengan

speculum.

b. Hipertensi

Gastional hypertensional adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg

atau lebih atau peningkatan 20 mmHg pada tekanan diastolic setelah 20

minggu usia kehamilan dengan pemeriksaan minimal 2 kali setelah 24 jam

pada wanita yang sebelumnya normotensive.

Apabila diikuti proteinuria dan oedema maka di kategorikan sebagai

preeklamsi, bila ditambah kejang maka di sebut eklamsi.


Penanganan :

1) Tanyakan pada ibu mengenai tekanan darah sebelum dan selama

kehamilan serta tanda-tanda preeklamsi.

2) Tanyakan tentang riwayat tekanan darah tinggi dan preeklamsi pada

ibu dan keluarga.

3) Periksa dan monitor tekanan darah, protein urine, reflex dan oedema.

4) Anjurkan ibu untuk rutin ANC dan persiapkan rujukan untuk

persalinan.

c. Nyeri perut bagian bawah

Nyeri perut bagian bawah perlu dicermati karena kemungkinan

peningkatan kontraksi uterus dan mungkin mengarah pada adanya tanda-

tanda ancaman keguguran. Nyeri yang membahayakan bersifat hebat,

menetap, dan tidak hilang setelah ibu istirahat.

Hal ini bias berhubungan dengan appendicitis, kehamilan ektopik,

aborsi, radang panggul, ISK.

Penanganan :

1) Tanyakan pada ibu mengenai karakteristik nyeri, kapan terjadi,

seberapa hebat, kapan mulai dirasakan, apakah berkurang bila ibu

istirahat.

2) Tanyakan pada ibu mengenai tanda gejala lain yang mungkin

menyertai misalnya muntah, mual, diare, dan demam.

3) Lakukan pemeriksaan luar dan dalam, periksa adanya nyeri di bagian

pinggang dalam.

4) Lakukan pemeriksaan proteinuria.

d. Sakit kepala yang hebat


Sakit kepala dan pusing sering terjadi selama kehamilan, sakit kepala

yang bersifat hebat dan terus menerus dan tidak hilang bila ibu di bawa

istirahat adalah sakit kepala yang abnormal.

Bila ibu merasakan sakit kepala yang hebat ditambah dengan adanya

pandangan kabur bias jadi adalah gejala pre eklamsi.

Penanganan :

1) Tanyakan ibu jika ia mengalami oedema pada muka / tangan

2) Lakukan pemeriksaan tekanan darah, adanya proteinuria, reflex dan

oedema.

e. Bengkak di wajah dan tangan

Bengkak yang muncul pada sore hari dan biasanya hilang bila istirahat

dengan kaki ditinggikan adalah hal yang normal pda ibu hamil.

Bengkak merupakan masalah yang serius apabila muncul pada muka

dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan

fisik lainya. Hal tersebut mungkin merupakan tanda-tanda adanya anemia,

gagal jantung, ataupun preeklamsi.

Penanganan :

1) Tanyakan pada ibu apakah mengalami sakit kepala.

2) Periksa pembengkakan terjadi dimana, kapan hilang, dan karakteristik.

3) Ukur tekanan darah.

4) Lakukan pemeriksaan hemoglobin, lihat warna konjungtiva ibu,

telapak tangan.

f. Gerakan janin tidak terasa


Secara normal ibu merasakan adanya gerakan janin pada bulan ke 5

atau ke 6 usia kehamilan. Namun ada beberapa ibu yang merasakan

gerakan janin lebih awal.

Jika janin tidur gerakan janin menjadi lemah. Gerakan janin dapat ibu

rasakan pada saat ibu istirahat, makan dan berbaring. Biasanya janin

bergerak paling sedikit 3 kali dalam 3 jam (Rismalinda, 2015).

Penanganan :

1) Tanyakan ibu kapan merasakan gerakan janin terakhir kali.

2) Dengarkan denyut jantung janin dengan doopler.

3) Rujuk agar mendapatkan pemeriksaan ultrasound.

5. Gizi Ibu Hamil

Menurut intan dkk (2016), tujuan penatalaksanaan gizi pada wanita

hamil adalah untuk mencapai gizi ibu yang optimal sehingga ibu menjalani

kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental

yang baik. Kebutuhan gizi tersebut adalah :

1) Asam folat

Pemakaian asam folat pada pre dan perikonsepsi dapat menurunkan

resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida, dan anensefalus,

baik pada ibu hamil yang normal maupun berisiko. Asam folat juga

berguna untuk produksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan

pertumbuhan plasenta. Pemberian multivitamin saja tidak terbukti efektif

mencegah kelainan neural minimal pemberian suplemen asam folat

dimulai dari umur 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hinggan 3

bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif


adalah 5 mcg atau 0,8 mg, sedangkan untuk kelompok dengan faktor

resiko adalah 4mg/hari.

2) Kebutuhan energi

Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja

tetapi pada susunan gizi seimbang dan juga protein. Hal ini juga efektif

untuk menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan

energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin

dan perubahan pada tubuh ibu.

3) Protein

Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutuhkan

protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan dibutuhkan

tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.

4) Zat besi

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin

adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan

sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat

besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil. Dasar pemberian zat besi

adalah adanya perubahan volume darah hydraemia (peningkatan sel darah

merah 20-30% sedangkan peningkatan plasma darah 50%). Tablet besi

sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena mengandung

tanin atau pitat yang menghambat peyerapan zat besi.

5) Kalsium

Kalsium pada usia kehamilan 20 minggu laju penyaluran kalsium dari

ibu ke fetus mencapai 50 mg/hari dan mencapai puncaknya apabila

kemdekati kelahiran yaitu 330 mg/hari. Kalsium mengandung mineral


yang penting untuk pertumbuhan janin dan membantu kekuatan kaki

serta punggung. Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan

bakal gigi janin yang dimulai sejak 8 minggu. Ibu hamil membutuhkan

kalsium sekitar 900 mg/hari. Sumber kalsium adalah susu dan olahanya,

teri atau udang kecil dan kacang-kacangan.

6) Vitamin

Vitamin yang larut dalam lemak :

a) Vitamin A

Vitamin A dibutuhkan oleh janin yaitu kurang dari 25 mg/hari,

dan yang dibutuhkan pada trimester 3 yaitu sekitar 200 mg/hari.

Vitamin A berfungsi untuk membantu pertumbuhan sel dan jaringan

tulang, mata, rambut, kulit dan organ dalam, dan fungsi rahim.

Sumbernya adalah kuning telur, ikan dan hati. Sedangkan sumber

provitamin A atau karoten adalah wortel, labu kuning, bayam,

kangkung, dan buah-buahan berwarna kemerah-merahan.

b) Vitamin D

Kebutuhan vitamin D selama kehamilan diperkirakan 10

mg/hari, sedangkan RDA (Recommended daily Allowance dan

Asupan Harian yang Disarankan) menganjurkan 5 mg/hari untuk

wanita hamil pada usia 24 tahun atau lebih.

c) Vitamin E

Untuk menjaga pembuahan fetus diperlukan RDA vitamin E

yaitu sebanyak 2 mg/hari. Untuk ibu hamil kebutuhanya sekitar 15

mg.

d) Vitamin yang larut dalam air :


(1) Vitamin C

Ibu hamil membutuhkan vitamin C sebanyak 70 mg/hari.

Vitamin C dibutuhkan untuk memperkuat pembuluh darah,

mencegah perdarahan, mengurangi rasa sakit sebanyak 50% saat

bekerja, mengurangi resiko infeksi setelah melahirkan dan

membantu gigi dan tulang bayi. Sumber vitamin C adalah buah

dan sayuran segar antara lain jeruk, kiwi, papaya, bayam, kol

brokoli dan tomat.

(2) Vitamin B6

Vitamin B6 penting untuk metabolisme asam amino dan

penting untuk membantu mengatasi mual dan muntah.

(3) Thiamine

Mengetahui kadar Thiamin yang dibutuhkan oleh ibu hamil

dengan cara memasukan ekresi thiamin urin dan aktifitas dari

enzim thiamin dependent seperti translokasi sel merah.

(4) Niasin dan Riboflavin

Selama hamil niasin diperlukan yaitu 2 mg/hari dan 0,3 mg/hari

dari riboflavin mengalami peningkatan sebanyak 15% dan niasin

30%.

(5) Yodium

Defisiensi yodium menyebabkan kritinisme tambahan yodium

yang diperlukan sebanyak 25 ug/hari. Yodium dibutuhkan sebagai

pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol setiap

metabolisme sel baru yang terbentuk, bila ibu hamil kekurangan

yodium akan dapat mengakibatkan : proses perkembangan janin


termasuk otaknya terhambat dan terganggu, janin akan tumbuh

kerdil.

Tabel 2.2 Kebutuhan Gizi

Zat gizi Kebutuhan Kebutuhan Sumber makanan


wanita wanita hamil
dewasa
Energi (kalori) 2500 +300 Padi-padian, jagung,
umbi-umbian, mie, roti
Protein (gram) 40 +10 Daging, ikan, kacang-
kacangan, tahu, tempe
Kalium (mg) 0,5 +0,6 Susu, ikan, teri, kacang-
kacangan, sayuran hijau
Zat besi (mg) 28 +2 Daging, hati, sayuran
hijau
Vitamin A (SI) 3500 +500 Hati, kuning telur, sayur
dan buah berwarna hijau
dan kuning kemerahan
Vitamin B1 0,8 +0,2 Biji-bijian, padi-padian,
(mg) kacang-kacangan, daging
Vitamin B2 1,3 +0,2 Hati, telur, sayur, kacang-
kacangan
Vitamin B6 12,4 +2 Hati, daging, ikan, biji-
(mg) bijian, kacang-kacangan
Vitamin C (mg) 20 +20 Buah dan sayur

B. ANTENATAL CARE (ANC)

ANC adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk

optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan

pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2010).


1. Tujuan ANC

a) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan

perkembangan bayi yang normal.

b) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan

penatalaksanaan yang diperlukan.

c) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka

mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk

menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi. (Rismalinda,

2015).

2. Kebijakan Program Asuhan ANC

Menurut teori (Rismalinda, 2015), ditinjau dari tuanya kehamilan,

kehamilan dibagi dalam 3 bagian, yaitu :

a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0-14 minggu)

b. Kehamilan triwulan kedua (antara 14-28 minggu)

c. Kehamilan triwulan ketiga (antara 28-40 minggu)

3. Indikator kunjungan Antenatal Care (Depkes, 2014)

1) Kunjungan Pertama (K1)

K1 adalah kontrak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan

komprehensif sesuai standar. Kontrak pertama harus dilakukan sedini

mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8.

2) Kunjungan ke-4 (K4)

K4 adalah ibu hamil dengan kontrak 4 kali atau lebih dengan tenaga

kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan

terpadu dan komprehensif sesuai standar (1-1-2).


Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut : minimal satu kali pada

trimester 1 (0-12 minggu), minimal satu kali pada trimester ke 2 (>12-24

minggu), dan minimal 2 kali pada trimester ke 3 (>24 minggu sampai

dengan kelahiran). Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai

kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan.

3) Penanganan Komplikasi (PK)

PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular

maupun tidak menular serta msalah gizi yang terjadi pada waktu hamil,

bersalin dan nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi.

Komplikasi kebidanan, penyakit dan masalah gizi yang sering terjadi

adalah : perdarahan, preeklamsia/eklamsia, persalinan macet, infeksi,

abortus, malaria, HIV/AIDS, sifilis, TB, hipertensi, diabetesmelitus,

anemia gizi besi (AGB) dan kurang energy kronis (KEK)

4. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan / ANC

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan

atau kurang dari 1 kilogram setiap bulanya menunjukan adanya gangguan

pertumbuhan janin.

Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk

menapis adanya factor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil

kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD (Cephalo

Pelvic Disproportion).
2) Ukur Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90

mmHg pada kehamilan dan preeklamsi (hipertensi) disertai oedema wajah

atau tungkai bawah atau proteinuria).

3) Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pengukuran LILA hanya dilakukan untuk skrining ibu hamil beresiko

kurang energy kronis (KEK).

4) Ukur Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak sesuai

dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.

Standar pengukuran menggunakan pita ukur setelah kehamilan 24 minggu.

Table 2.1 Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri

(sumber Dictio Community)


5) Denyut jantung janin (DJJ)

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester 1 dan selanjutnya setiap

kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ

cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin.

6) Tentukan presentasi janin

1) Melakukan palpasi Leopold untuk menentukan presentasi kepala,

a) Leopold I

(1) Pemeriksaana menghadap kebawah kearah wajah ibu hamil.

(2) Menentukan tinggi fundus uteri, bagian janin dalam fundus,

konsistensi fundus Variasi Knebel: menentukan letak kepala

atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di

atas simfisis.

b) Leopold II

(1) Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri.

(2) Menentukan letak punggung janin.

(3) Pada letak lintang, menentukan letak punggung dengan satu

tangan menekan fundus.

c) Leopold III

(1) Menentukan bagian terbawah janin

(2) Apakah bagian terbawah janin sudah masuk atau masih

goyang.

d) Leopold IV
(1) Pemeriksaan menghadap ke kiri ibu hamil

(2) Menentukan bagian terbawah janin dan seberapa jauh janin

sudah masuk pintu atas panggul.

(3) Perlimaan bagian terbawah dengan metode lima jari

(perlimaan).

Table 2.2 Penurunan Kepala Janin Menurut Sistem Perlimaan

(sumber :Bidan Vaganza)

7) Beri Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus

mendapatkan imunisasi TT. Pada saat kontrak pertama, ibu hamil di

skrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil,

sesuai dengan status imunisasi saat ini.


Tabel 2.3 Jadwal Imunisasi Tetanus Toxoid

Antigen Interval Lama Perlindungan


Perlindungan %
TT 1 Pada
kunjungan
antenatal - -
pertama
TT 2 4 Minggu 3 Tahun 80%
setelah TT 1
TT 3 6 Bulan setelah 5 Tahun 95%
TT 2
TT 4 1 Tahun 10 Tahun 95%
setelah TT 3
TT 5 1 Tahun 25 Tahun/seumur 99%
setelah TT 4 hidup

8) Beri Tablet Darah (Zat Besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat

tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak

pertama.

9) Periksaan Hb

Pemeriksaan Hb yang sederhana yaitu dengan cara Talquis dan dengan

cara Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama

kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah

satu upaya untuk mendeteksi Anemia pada ibu hamil. Menueut WHO

kadar Hb terdiri dari :

1) Normal : 11,5 gr%

2) Anemia ringan : 9-11 gr%

3) Anemia sedang 7-8,9 gr%

4) Anemia berat : <7 gr%


10) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab)

Pemeriksaan Veneral Disease Research Laboratory (VDRL) adalah

untuk mengetahui adanya treponema pallidum / penyakit menural seksual,

antara lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali

datang diambil specimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan

positif, ibu hamil dilakukan pengobatan/rujukan. Akibat fatal yang terjadi

adalah kematian janin pada kehamilan <16 minggu, pada kehamilan lanjut

dapat menyebabkan premature, cacat bawaan.

C. Kurang Energi Kronik (KEK)

1. Definisi

a) Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana ibu menderita

kekurangan kalori dan protein (malnutrisi) yang mengakibatkan timbulnya

gangguan kesehatan pada Wanita Usia Subur (WUS) dan pada ibu hamil.

b) Kekurangan Energi Kronik adalah salah satu keadaan malnutrisi, yaitu

keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi dan ambang LiLA pada

WUS dan PUS <23,5 diperkirakan akan melahirkan bayi dengan BBLR

(Supariasa, 2012)

c) Kondisi kurang energi kronik (KEK) biasanya terjadi pada wanita usia

subur yaitu wanita berusia 15-45 tahun. Kekurangan energy kronik dapat

diukur dengan mengetahui lingkar lengan atas dan indeks masa tubuh

seseorang, ibu yang mempunyai lingkar lengan atas yang kurang dari 23,5

cm dapat dikatakan ia mengalami kekurangan gizi kronik (Chandradewi,

2015)

2. Tanda dan Gejala

Menurut Supariasa (2010), tanda-tanda klinis KEK meliputi :


1) Berat badan <40 kg atau tampak kurus dan LiLA kurang dari 23,5 cm.

2) Tinggi badan <145 cm.

3) Ibu menderita anemia dengan Hb <11 gr%

4) Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai.

5) Bibir tampak pucat.

6) Nafas pendek.

7) Denyut jantung meningkat.

8) Susah buang air besar.

9) Nafsu makan berkurang.

10) Kadang-kadang pusing.

11) Mudah mengantuk.

3. Penyebab

Faktor penyebab langsung ibu hamil KEK adalah konsumsi gizi yang tidak

cukup dan penyakit. Faktor penyebab tidak langsung adalah persediaan

makanan tidak cukup, pola asuh yang tidak memadai dan kesehatan

lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Semua faktor

langsung dipengaruhi oleh kurangnya pemberdayaan wanita, keluarga dan

sumber daya manusia sebagai masalah utama, sedangkan masalah dasar adalah

krisis ekonomi, politik, dan sosial.

4. Akibat KEK

Menurut Anggrita Sari dkk (2015) yaitu :

(1) Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi

pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah

secara normal, dan terkena penyakit infeksi.


(2) Terhadap Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),

pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung

meningkat.

(3) Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati

dalam kandungan), lahir dengan berat badan rendah (BBLR).

5. Pencegahan KEK

Cara pencegahan KEK adalah :

1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu :

a) Makan-makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan

protein termasuk makan-makanan pokok seperti nasi, ubi, dan kentang

setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti daging,

ikan, telur, kacang-kacangan atau susu sekurag-kurangnya sehari

sekali.

b) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan

makanan hewani (daging, ikan, ayam, telur) dab bahan makanan nabati

(sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe)

c) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung

vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk,

dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi

dalam usus.
2) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet

penambah darah.

6. Penatalaksanaan KEK pada kehamilan.

1) Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan

harus meliputi enam kelompok, yaitu makanan yang mengandung protein

(hewani dan nabati), susu dan olahanya (lemak), roti dan biji-bijian

(karbohidrat), buah dan sayur-sayuran (Proverawati dan Siti, 2009)

2) Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil

Ibu hamil membutuhkan tambahan energy/kalori untuk pertumbuhan

dan perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara dan cadangan lemak.

Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu 27.000-80.000 Kkal

atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkan oleh janin untuk

tumbuh dan berkembang adalah 50-95 Kkal/hari. Kebutuhan tersebut

terpenuhi dengan mengonsumsi sumber tenaga (kalori/energi) sebanyak 9

porsi, sumber zat pembangun (protein) sebanyak 10 porsi dan sumber zat

pengatur sebanyak 6 porsi dalam sehari. Setelah menyusun menu

seimbang perlu juga dibuat presentase makan dalam sehari yaitu :

(a) Makan pagi : jam 07.00 : 25%

(b) Selingan pagi : jam 10.00 : 10%

(c) Makan siang : jam 12.00 : 25%

(d) Selingan sore : jam 15.00 : 10%

(e) Makan malam : jam 18.00 : 20%


(f) Selingan malam : jam 20.00 : 10%

(Proverawati dan Siti, 2009)

3) Memberikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil) PMT

pemulihan bumil KEK adalah makanan bergizi yang diperuntukan bagi ibu

hamil sebagai makanan tambahan untuk pemulihan gizi, PMT pemulihan

bagi ibu hamil dimaksudkan sebagai tambahan makanan, bukan sebagai

pengganti makanan sehari-hari, PMT dilakukan berbasis bahan makanan

lokal dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

Mulai tahun 2012, Kementrian Kesehatan RI menyediakan anggaran untuk

kegiatan PMT pemulihan bagi balita kurang gizi dan ibu hamil KEK

melalui Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), PMT diberikan kepada

ibu yang hamil setiap hari selama 90 hari berturut-turut atau dikondisikan

dengan keadaan geografis dan sumber daya kader masyarakat yang

membantu proses memasak PMT (paduan penyelenggaraan PMT

(Pemulihan bagi balita gizi kurang dan ibu hamil).

4) Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil dengan memperbaiki

system distribusi dan monitoring secara terintegrasi dengan program

lainnya seperti pelayanan ibu hamil dll (Waryana, 2010)

5) Rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama hamil untuk

mendapatkan pelayanan secara maksimal (Waryana, 2010)

6) Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA

Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter,

dengan batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Berat badan

adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh.

Masa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan yang


mendadak. Misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunya nafsu

makan atau menurunya jumlah makanan yang dikonsumsi (Waryana,

2010).

7. Pengukuran LILA

1) Pengertian

Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko

Kekurangan Energi Kronik, LILA normal adalah 23,5 cm, jika ukuran

LILA kurang dari 23,5 maka interprestasinya adalah kurang energy kronik

(Anggita Sari dkk, 2015)

Untuk penilaian status gizi ibu hamil, dilakukan dengan pemeriksaan

Ante Natal Care (ANC) rutin kepada ibu hamil, dengan menimbang berat

badan, mengukur LILA, memeriksa kadar Hb (Anggita Sari dkk, 2015)

Menurut Supariasa (2010), tujuan pengukuran LILA adalah :

a) Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk

mencapai wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir

rendah (BBLR).

b) Meningkatkan perhatian pada kesadaran masyarakat agar lebih

berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

c) Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

d) Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan

gizi WUS yang menderita KEK.


e) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS

termasuk ibu hamil yang menderita KEK.

Menurut Supariasa (2012), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pengukuran LILA adalah :

a) Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan

kiri (kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan).

b) Lengan harus dalam posisi bebas.

c) Lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang dan kencang.

d) Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah

dilipat sehingga permukaanya sudah tidak ada.

Menurut Supariasa (2010), cara mengukur LILA yaitu :

a) Tetapkan posisi bahu dan siku.

b) Letakan pita diantara bahu dan siku.

c) Tentukan titik tengah lengan.

d) Lingkarkan pita LILA pada tengan lengan.

e) Pita jangan terlalu ketat.

f) Pita jangan terlalu longgar.

g) Cara pembacaan skala yang benar.

Anda mungkin juga menyukai