Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Pendidikan Budaya Banjar

DISUSUN OLEH :

FITRIANA DEWI ( 18862060039)

ALAWIYAH AKLIE ( 18862060083)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kmi miliki sangat kurang.Oleh kerena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang…………………………………………………………………….1

Rumusan Masalah…………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN

Asal Usul Suku Banjar…………………………………………………………….3

Unsur Kebudayaan Suku Banjar…………………………………………………..4

Kerajinan………………………………………………………………………….5

BAB III PENUTUP

Kesimpulan………………………………………………………………………..8

Saran………………………………………………………………………………8

BAB I

PENDAHULUAN
 1.1  Latar Belakang

Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki bermacam- macam suku,


kebudayaan dan bangsa. Kebudayaan yang beraneka ragamtersebut tentu
dapat terjadi karena perbedaan suku yang sangat terlihat pada setiap
wilayahdan daerah di Indonesia. Tentu saja ini menjadi sebuah tradisi yang
turun- temurun sejak dahulu.Kebudayaan ini tentu saja harus kita pelihara dan
lestarikan keberadaannya, inimerupakan bekal untuk generasi yang akan
datang agar mereka juga bisa mengetahui danmelihat keindahan, keunikkan
dan keaslian dari kebudayaan tersebut.Pada kesempatan kali ini, penulis ingin
memberitahu tentang kebudayaan yangada di Indonesia. Khususnya
kebudayaan yang berada di daerah Kalimantan Selatan yaitu³suku Banjar
´.Melihat keunikkan dari daerah Kalimantan selatan ini sendiri, kami tertarik
untuk membahasnya lebih lanjut.

1.2  Rumusan Masalah

– Bagaimana sejarah kebudayaan suku banjar?

– Bagaimana kesenian suku banjar?

– Bagaimana system kepercayaan suku banjar?

– Bagaimana system kekerabatan suku banjar?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Suku Banjar

Suku Banjar (bahasa Banjar: Urang Banjar) adalah suku bangsa yang


menempati wilayah Kalimantan Selatan, serta sebagian Kalimantan
Tengah dan sebagian Kalimantan Timur. Populasi Suku Banjar dengan
jumlah besar juga dapat ditemui di wilayah Riau, Jambi, Sumatera
Utara dan Semenanjung Malaysia karena migrasi Orang Banjar pada abad ke-
19 ke Kepulauan Melayu.
Berdasarkan sensus penduduk 2010 orang Banjar berjumlah 4,1 juta jiwa.
Sekitar 2,7 juta orang Banjar tinggal di Kalimantan Selatan dan 1 juta orang
Banjar tinggal di wilayah Kalimantan lainnya serta 500 ribu orang Banjar
lainnya tinggal di luar Kalimantan.
Suku bangsa Banjar berasal dari daerah Banjar yang merupakan pembauran
masyarakat beberapa daerah aliran sungai yaitu DAS Bahan, DAS Barito, DAS
Martapura dan DAS Tabanio. Dari daerah pusat budayanya ini suku Banjar
sejak berabad-abad yang lalu bergerak melakukan migrasi secara sentrifugal
atau secara lompat katak. Secara genetika suku Banjar kuno sudah terbentuk
ribuan tahun yang lalu dan telah melakukan migrasi keluar pulau Kalimantan
sekitar 1.200 tahun yang lalu menuju Madagasikara alias Madagaskar dan ke
wilayah lainnya.
Sekitar tahun 1526, ketika raja Banjar menerima dan memeluk Islam maka
diikuti seluruh kalangan suku Banjar untuk melakukan konversi massal ke
agama Islam, sehingga kemunculan suku Banjar dengan ciri keislamannya ini
bukan hanya sebagai konsep etnis tetapi juga konsep politis, sosiologis, dan
agamis. Kelompok masyarakat yang telah menganut Islam ini disebut Oloh
Masih dalam bahasa Dayak Ngaju atau Ulun Hakey dalam bahasa Dayak
Maanyan.

Pada jaman dahulu, suku Banjar termasuk masyarakat bahari atau berjiwa
kemaritiman. Perjanjian tanggal 18 Mei 1747 antara Sultan Banjar Tamjidillah
I dengan VOC-Belanda tentang monopoli perdagangan oleh VOC-Belanda di
Kesultanan Banjar diantaranya mengatur bahwa orang Banjar tidak boleh
berlayar ke sebelah timur sampai ke Bali, Sumbawa, Lombok, batas ke
sebelah barat tidak boleh melewati Palembang, Johor, Malaka dan Belitung.
Sejak itu wilayah pelayaran orang Banjar mulai menyempit, namun sisa-sisa
jiwa kebaharian orang Banjar masih terlihat jejaknya pada kehidupan
masyarakat Banjar di daerah perairan Kalimantan Selatan.Tradisi lisan oleh
Suku Banjar sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu, Arab, dan Cina. Tradisi
lisan Banjar (yang kemudian hari menjadi sebuah kesenian) berkembang
sekitar abad ke-18 yang di antaranya adalah Madihin dan Lamut. Madihin
berasal dari bahasa Arab, yakni madah (‫ )ﻤﺪﺡ‬yang artinya pujian. Madihin
merupakan puisi rakyat anonim bertipe hiburan yang dilisankan atau
dituliskan dalam bahasa Banjar dengan bentuk fisik dan bentuk mental
tertentu sesuai dengan konvensi yang berlaku secara khusus dalam
khasanah folklor Banjar di Kalsel. Sedangkan Lamut adalah sebuah tradisi
berkisah yang berisi cerita tentang pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial
dan budaya Banjar. Lamut berasal dari negeri Cina dan mulanya
menggunakan bahasa Tionghoa. Namun, setelah dibawa ke Tanah
Banjar oleh pedagang-pedagang Cina, maka bahasanya disesuaikan
menjadi bahasa Banjar.

2.2 Unsur Budaya Suku Banjar

A. Larangan

Masyarakat suku banjar juga mempercayai pantangan – pantangan yang


harus dihindari oleh istri yang hamil dan suaminya, yaitu :

a.  tidak boleh duduk didepan pintu, dikhawatirkan akan susah dalam


melahirkan

b. tidak boleh keluar pada waktu maghrib,karena akan diganggu oleh roh
jahat

c. tidak boleh makan pisang dompet, dikhawatirkan anak akan kembar siam

d. jangan membelah kayu api yang sudah terbakar, karena anak yang
dilahirkan bisa sumbing

e. dilarang pergi kehutan,karewna wanita hamil baunya harum,dan dapat


diganggu roh jahat
f.  dilarang menganyam bakul, karena jari- jari anak yang dilahirkan dapat
dempet menjadi satu

B.     Kepribadian Banjar

Urang Banjar mengembangkan sistem budaya, sistem sosial dan material


budaya yang berkaitan dengan religi, melalui berbagai proses adaptasi,
akulturasi dan assimilasi. Sehingga nampak terjadinya pembauran dalam
aspek-aspek budaya. Meskipun demikian pandangan atau pengaruh Islam
lebih dominan dalam kehidupan budaya Banjar, hampir identik dengan Islam,
terutama sekali dengan pandangan yang berkaitan dengan ke Tuhanan
(Tauhid), meskipun dalam kehidupan sehari-hari masih ada unsur budaya
asal, Hindu dan Budha.

C. Makanan

Dalam pembuatan makanan diperlukan sistem teknologi yang digunakan


untuk membuat makanan tersebut mempunyai nilai lebih. Bagaimana cara
mengolah, memasak dan menyajikannya juga harus diperhatikan, palagi
penggunaan bumbu-bumbunya. Salah satu hasil makanan orang Banjar yang
terkenal adalah SOTO BANJAR yang telah tuurun temurun menggunakan
resep warisan leluhur mereka.

2.3 Kerajinan

Salah satu kerajinan penduduk yang telah ada sejak dulu adalah mengukir
(= menatah), memberikan tatah = ukiran dari kayu untuk perhiasan rumah,
pinti-pintu rumah (tatah dahi lawang), jendela, juga ukiran-ukiran pada
perahu-perahu, makam. Selain itu ada juga ukiran pada bahan-bahan
kuningan seperti tempat sirih pinang (penginangan), peludahan, peti kuningan
dan sebagainya terutama dibuat oleh orang Banjar Negara. Selain itu dibuat
pula ukiran-ukiran dari bahan tanduk dan kayu untuk kepala keris dna tongkat
yang terutama dikembangkan di Amuntai, Barabai, Martapura dan
Banjarmasin.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Suku bangsa Banjar ialah penduduk asli yang mendiami sebagian besar
wilayah Propinsi Kalimantan Selatan.Suku Banjar berasal dari orang Melayu
Sumatera, Kalimantan dan Jawa yang datang ke Kalimantan Selatan untuk
berdagang.
Suku Banjar merupakan penduduk asli sebagian wilayah propinsi Kalimantan
Selatan.Mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam. Pengakuan bahwa
religi sebagai suatu sistem, telah dikondisikan pada makna religi yang terdiri
dari bagian-bagian yang behubungan satu sama lain dimana masing-masing
bagiannya merupakan satu sistem yang tersendiri.

3.2 SARAN

Pembuatan makalah ini diharapkan agar dapat membantu teman-teman untuk


mengenal suku Banjar secara lebih dalam. Dan di harapkan dengan makalah
ini dapat membantu teman-teman sebagai referensi atau pun untuk
menambah pengetahuan teman-teman.

Anda mungkin juga menyukai