Anda di halaman 1dari 15

1

GEOGRAFI SEJARAH
Pemetaan Geografi Sejarah

Makalah
Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Geografi Sejarah

Oleh Kelompok 6:
Putri Tata Evoria .A 1813034013
Robeth Tegar Franseno 1813034017
Sofia Faradiva Dafana 1813034055
Nindita Naflah Rizka .S 1853034001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan
yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Pemetaan Geografi Sejarah”.

Makalah ini berisikan penjelasan mengenai pemetaan lingkungan sosial


budaya sejarah, pemetaan peradaban sejarah, pemetaan dinamika penataan
wilayah yang ada di Indonesia. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memenuhi tugas dalam mata kuliah Geografi Sejarah.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang kami miliki,


kami yakin masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah yang telah kami buat ini.

Bandar Lampung, 7 Oktober 2021


Penyusun

Mahasiswa/i Kelompok 6
ii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

I. PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2

II. PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Pemetaan Lingkungan Sosial Budaya Sejarah..........................................3
B. Pemetaan Peradaban Sejarah.....................................................................6
C. Pemetaan Dinamika Penataan Wilayah.....................................................8

III. PENUTUP.......................................................................................................10
Kesimpulan.......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peta merupakan gambaran sebagian besar atau sebagian kecil
permukaan bumi yang dipindahkan ke atas suatu bidang datar, dengan
menggunakan suatu rumus matematis tertentu pada bidang proyeksi tertentu
dan diperkecil dengan skala tertentu pula. Peta merupakan alat komunikasi
atau alat untuk menyampaikan informasi spasial di permukaan bumi. Peta
dapat menggambarkan objek yang dipetakan dalam sebaran ruang, Objek
yang digambarkan dapat dilihat dalam sudut pandang ukuran, bentuk, dan
lokasi.
Dengan adanya pemetaan sejarah ini kita dapat mengetahui bagaimana
gambaran wilayah, lokasi, ataupun persebaran adat budaya dan masyarakat
yang hidup di masa lampau. Selain itu dengan adanya pemetaan sejarah ini
juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dalam mengelola suatu
peradaban agar tidak mengalami permasalahan yang sama seperti dimasa
lampau.
Dalam bidang geografi sejarah, pemetaan yang dilakukan berupa
lingkungan sejarah berupa lingkungan sosial dan fisik, peradaban sejarah, dan
dinamika penataan wilayah. Berikut penjelasannya kami paparkan dalam Bab
2. Pembahasan.
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemetaan lingkungan sosial budaya sejarah?
2. Apa yang dimaksud dengan pemetaan peradaban sejarah?
3. Bagaimana pemetaan dinamika penataan wilayah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemetaan lingkungan sosial budaya sejarah.
2. Untuk mengetahui pemetaan peradaban sejarah.
3. Untuk mengetahui bagaimana pemetaan dinamika penataan wilayah
3

II. PEMBAHASAN

A. Pemetaan Lingkungan Sosial Budaya Sejarah


Pemetaan sosial (social mapping) didefinisikan sebagai proses
penggambaran masyarakat yang sistematik serta melibatkan pengumpulan
data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profil dan
masalah sosial yang ada pada masyarakat tersebut. Pemetaan sosial dapat
dipandang sebagai salah satu pendekatan dalam Pengembangan Masyarakat.
Sebagai sebuah pendekatan, pemetaan sosial sangat dipengaruhi oleh ilmu
penelitian sosial dan geography. Salah satu bentuk atau hasil akhir pemetaan
sosial biasanya berupa suatu peta wilayah yang sudah diformat sedemikian
rupa sehingga menghasilkan suatu image mengenai pemusatan karakteristik
masyarakat atau masalah sosial, misalnya jumlah orang miskin, rumah
kumuh, anak terlantar, mata pencarian, jalur pelayaran dan perdagangan, dan
lain sebagainya yang ditandai dengan warna tertentu sesuai dengan tingkatan
pemusatannya. 
Pemetaan sosial memerlukan pemahaman mengenai kerangka
konseptualisasi masyarakat yang dapat membantu dalam membandingkan
elemen-elemen masyarakat antara wilayah satu dengan wilayah lainnya.
Misalnya, beberapa masyarakat memiliki wilayah (luas-sempit), komposisi
etnik (heterogen-homogen)_dan status sosial-ekonomi (kaya-miskin atau
maju-tertinggal) yang berbeda satu sama lain. Berikut contoh pemetaan
Lingkungan Sosial Budaya yang ada di Indonesia:
4

1. Sistem Mata Pencarian Daerah Pedalaman dan Pesisir

Gambar. 1 Sistem Mata Pencarian Daerah Pedalaman dan Pesisir

Perbedaan warna pada bar/batang merupakan perbedaan jenis


mata pencarian, sedangkan tingginya bar/batang menggambarkan
jumlah penduduk yang bermata pencarian sama. Bila suatu mata
pencarian mempunyai jumlah penduduk sangat banyak,
penggambaran dapat dibuat perbandingan. Misalnya, digambarkan
1mmuntuk100 orang. Namun bila penduduknya banyak, maka 1 mm
dapat mewakili 10.000 orang. Klasifikasi jumlah penduduk dan
5

penggambaran lebar bar/batang disesuaikan pula dengan skala peta


yang akan digunakan.
6

2. Pelayaran dan Perdagangan


Jalur Pelayaran kapal dari suatu tempat ketempat lain dapat
digambarkan dengan simbol panah. Tanda panah menunjukkan tujuan
kapal tersebut, sedangkan warna panah menggambarkan jenis barang
yang dibawa oleh kapal tersebut. Kuantitas/jumlah barang yang
dibawa dapat digambarkan dengan menggunakan panah tetapi
mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Semakin tebal berarti
bawaan kapal tersebut semakin besar/banyak.

Keterangan:

Gambar. 2 Pelayaran dan Perdagangan

Peta di atas adalah contoh peta jalur pelayaran dan perdagangan


di Laut Sawu, dengan berbagai barang komoditi perdagangan.
Kuantitas/jumlah barang yang dibawa digambarkan dengan
menggunakan panah tetapi mempunyai ketebalan yang berbeda-beda.
Semakin tebal berarti bawaan kapal tersebut semakin besar/banyak.
7

B. Pemetaan Peradaban Sejarah


Peradaban memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan
perkembangan manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada
suatu masyarakat yang "kompleks", umumnya dicirikan oleh praktik dalam
bentuk pertanian, hasil karya dan pemukiman. Dibandingkan dengan budaya
lain, sebuah peradaban tersusun atas beragam pembagian kerja yang rumit
dalam struktur hierarki sosial.
Pemetaan peradaban sejarah ini sendiri diperuntukkan agar manusia
yang hidup di zaman modern saat ini dapat mengetahui bagaimana
persebaran, letak, luasan dan hal lainnya yang berkaitan dengan sejarah atau
waktu lampau. Pemetaan peradaban sejarah ini menurut saya sangat
bermanfaat, karena umumnya masyarakat akan secara konsisten berubah
setiap tahunnya. Seperti individu-individu dan kelompok-kelompok yang
begerak kedalam perubahan kekuasaan, struktur ekonomi, sumber pendanaan
dan peranan penduduk. Pemetaan peradaban sejarah ini dapat membantu
dalam memahami dan menginterpretasikan perubahan-perubahan tersebut.
Selain itu pengembangan masyarakat memerlukan pemahaman mengenai
sejarah dan perkembangan suatu masyarakat serta analisis mengenai status
masyarakat saat ini. Tanpa pengetahuan ini, para praktisi akan mengalami
hambatan dalam menerapkan nilai-nilai, sikap-sikap dan tradisi-tradisi
pekerjaan sosial maupun dalam memelihara kemapanan dan mengupayakan
perubahan. Berikut contoh pemetaan peradaban sejarah yang ada di
Indonesia:
1. Masyarakat Pemburu dan Peramu
Masyarakat pemburu dan peramu (atau pemburu-peramu)
adalah suatu masyarakat yang metode bertahan hidup utamanya
ialah memburu atau meramu secara langsung binatang dan tumbuh-
tumbuhan liar yang dapat dimakan, tanpa usaha-usaha yang nyata
untuk membudidayakannya terlebih dahulu.
 Jenis dan bentuk rumah Simbol piktorial yang digunakan
sebagai berikut
8

Gambar. 3 Peta Jenis dan Bentuk Rumah Adat

Pada skala peta yang lebih besar, dapat digambarkan informasi


yang lebih detil. Jenis dan bentuk rumah dapat dibuat klasifikasi
berdasarkan jenis dan bentuk rumah pada daerah masing-
masing.
 Cara bercocok tanam: mencangkul, membajak, dan lain-lain
Simbol yang digunakan adalah simbol piktorial. Alatalat
digambarkan sesuai dengan bentuk aslinya kemudian diletakkan
pada daerah yang menggunakan jenis alat tersebut.
Penggambaran dilakukan seperti pada contoh peta jenis dan
bentuk rumah.

2. Masyarakat Maritim
Pemetaan yang dapat dilakukan dalam bidang ini adalah jalur
pelayaran yang digunakan oleh masyarakat zaman dahulu. Dari jalur
pelayaran tersebut kita dapat mengetahui asal peradaban yang muncul
di berbagai wilayah di Indonesia dan sejarahnya.
9

Gambar. 4 Peta Pola Migrasi Etnis Indonesia

C. Pemetaan Dinamika Penataan Wilayah


Pertumbuhan dan perkembangan wilayah semakin kedepan akan
semakin berubah. Dinamika pembangunan terjadi yang sangat cepat dan pesat
menuntut pemerintah untuk membuat tindakan antisipasi akan perubahan
yang berjalan serta dampak yang akan mengikutinya. Perkembangan wilayah
ini akan diikuti oleh peningkatan berbagai kegiatan sosial dan ekonomi, serta
utilitas dan fasilitas pendukungnya. Hal itu tentunya akan memberikan
kontribusi terhadap upaya kegiatan penataan ruang, terutama pada aspek
perencanaan ruang guna mengantisipasi segala bentuk kecenderungan
perkembangan tersebut. Peran perencanaan tata ruang sangat diperlukan
untuk menciptakan kondisi yang seimbang dan berkesinambungan antara
kebutuhan dan ketersediaan yang meliputi seluruh aspek kehidupan
masyarakat menuju tujuan yang ingin dicapai. Dalam sejarah terdapat
10

beberapa upaya yang dilakukan dalam penataan wilayah, berikut


penjelasannya:
1. Pemekaran wilayah administrasi pemerintahan: dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah pemecahan suatu wilayah administrasi yang menjadi
dua atau lebih satuan administrasi dengan batas-batas wilayah baru,
keluasan wilayah, dan relief permukaan tanah.
2. Penggabungan wilayah suatu satuan wilayah tertentu ke dalarn satuan
wilayah lainnya adalah penggabungan wilayah yang sernula tidak
terrnasuk ke dalarn satuan wilayah tertentu kernudian dirnasukkan dalarn
satuan wilayah tersebut. Contohnya, penggabungan wilayahwilayah yang
sernula bagian kerajaan Matararn Islam kernudian rnenjadi wilayah yang
diarnpu oleh VOCBelanda. Dalarn hal ini harus digarnbarkan
perkernbangan wilayah Batavia (wilayah awal kekuasaan Belanda di
Jawa) yang kernudian rnelebar rnenguasai pula Parahyangan, Pantura
Jawa bagian tengah dan tirnur, Madura, daerah tirnur Jawa, dan akhirnya
hanya rnenyisakan dua wilayah kerajaan J awa yakni Jogjakarta dan
Surakarta.
3. Peleburan wilayah-wilayah satuan admirustrasi tertentu rnenjadi satu
wilayah administrasi permerintahan yang lebih luas.
 Contoh: Peta kerajaan-kerajaan di Bali sebelum pertengahan abad
ke-19. Di dalamnya terdapat kerajaan sebagai berikut: Klungkung,
Bangli, Mengwi, Gianyar, Karangasem, Tabanan, Buleleng,
Karangasem, Badung.
 Setelah Bali menjadi provinsi kerajaan-kerajaan merdeka tersebut
melebur menjadi satu, yaitu Provinsi Bali. Batas-batas kerajaan
kemudian menjelma menjadi batas-batas kabupaten dalam provinsi
Bali. Keluasan wilayah kerajaan-kerajaan tersebut menjelma menjadi
keluasan wilayah kabupaten dengan nama yang sama dengan nama
kerajaannya dahulu. Hal yang dikecualikan adalah Kerajaan Mengwi
yang wilayahnya dimasukkan sebagian menjadi wilayah Tabanan
dan Gianyar sekarang.
11

III. PENUTUP

Kesimpulan
Peta merupakan gambaran sebagian besar atau sebagian kecil
permukaan bumi yang dipindahkan ke atas suatu bidang datar, dengan
menggunakan suatu rumus matematis tertentu pada bidang proyeksi
tertentu dan diperkecil dengan skala tertentu pula. Peta merupakan alat
komunikasi atau alat untuk menyampaikan informasi spasial di permukaan
bumi.
Pemetaan sosial (social mapping) didefinisikan sebagai proses
penggambaran masyarakat yang sistematik serta melibatkan pengumpulan
data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profil dan
masalah sosial yang ada pada masyarakat tersebut. Pemetaan sosial
memerlukan pemahaman mengenai kerangka konseptualisasi masyarakat
yang dapat membantu dalam membandingkan elemen-elemen masyarakat
antara wilayah satu dengan wilayah lainnya.
Pemetaan peradaban sejarah ini sendiri diperuntukkan agar
manusia yang hidup di zaman modern saat ini dapat mengetahui
bagaimana persebaran, letak, luasan dan hal lainnya yang berkaitan dengan
sejarah atau waktu lampau.
Pemekaran wilayah administrasi pemerintahan: dalam hal ini
yang dimaksudkan adalah pemecahan suatu wilayah administrasi yang
menjadi dua atau lebih satuan administrasi dengan batas-batas wilayah
baru, keluasan wilayah, dan relief permukaan tanah.

.
12

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2021. Peradaban. https://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban . Diakses


pada 05 September 2021.

Anonim. 2021. Pemburu dan Peramu.


https://id.wikipedia.org/wiki/Pemburu_dan_peramu . Diakses pada 05
September 2021.

Hendri, Y. (2017). Strategi Implementasi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)


Kabupaten Bungo (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).

Munandar, A. A. (2006). Pedoman kajian geografi sejarah Indonesia. Direktorat


Geografi Sejarah, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala,
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Suharto, Edi. 2003. METODE DAN TEKNIK PEMETAAN SOSIAL .


http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_18.htm. Diakses pada
05 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai