Anda di halaman 1dari 2

Secra teoritis ada 3 stelsel yaitu fiktif, riil, campuran.

Kalo Saat pemungutan : di depan, dibelakang.


- Fiktif : anggapan, jd adalah stelsel pemungutan pjk dmn besaran penghasilan ssorg yg
digunakan sbg dsr menentukan pajak bsr nya didasarkan atas sebuah fiksi/anggapan. Dlm hk
pajak dikenal ada 2 fiktif :
a) Fiksi bhw Penghasilan seseorang pd dsr nya dianggap sama dengan penghasilan tahun
lalu (missal: di thn 2019, utk menentukan brp bsr nya pjk yg nanti akan dipungut
pd org tsb di thn 2019 maka lihat penghasilan org tsb pada thn 2018. Di th 2018, ada
seorg WP dr hasil pnghsilan kemudian dikurangin pengurangan2 yg dimungkinkan
sprt ptkp, biaya dsb lalu ktemu penghasilan riil, katakanlah dapet 50jt. Lalu di th
2019 itu sianggap pnghsln ybs adalah 50jt. Lalu 50 jt itulah kmdn digunakan sbg
dsr pjk di th 2019).
b) Fiksi Penghasilan seseorang sbg dsr penentuan pajak aadalah sbesar 12 x Penghs Bln Jan
(missal: kt akan menetukan brp pjk yg hrs dipungut oleh ssorg tsb di tahun 2019
mk kita lihat penghasilan tsb dibln januari(smp 31 januari) disitu ketemu dia
berpenghasilan sbsr 10 jt, mk menurut fiksi ini di th 2019 mk penghasilan orang tsb
10 x 12 = 120jt)

*dengan adanya 2 fiksi itu, utk memasuki thn 2019 mk pajak itu bisa dipungut.
Brp? Bisa menggunakan fiksi yg pertama atau yg ke dua. Shgg dg mggnkn stelsel
ini, pajak sdh bisa dipungut. Dikenal dg pemungutan pajak dimuka. Stelsel fiksi
adalah pemungutan yg dilakukan didepan atau Voor heffing.
*dpt menyimpulkan adanya keuntungan dan kerugian. Keuntungan diawal tahun
kas negara tdk kosong krn di bln januarin atau paling lambat diakhir januari ngr
dpt memungut pajak yg didsrkan 2 fiksi td. Kerugian nya kurang adil, krn yg
namanya fiksi tentunya tdk dg kenyatannya dan potensi sgt berbeda, perbedaan nya
tentu bs sangat besar dan kecil. apabl menggunakan fiksi scr ketat mk pemasukan
hanya diawal, tentunya diperjalanan waktu negara akan rugi, yg dicontohkan 10 jt
perbulan shgg diakhir dia penghasilan lebih dari 120jt.

- Riil : (nyata) stelsel dmn pnghsilan ssorg yg digunakan sbg dsr penentuan bsr nya pjk, bsr nya
didsrkn oleh penghasilan yg senyatanya diperoleh. Kpn senyatanya diperoleh? Kalau
berbicara ttg tahun pajak, mk pnghsln itu kita akan lihat di akhir tahun. Kalau kt lihat pnghsln
ssorg di thn 2019, maka ditunggu smp thn 2019 habis ditanggal 31 des. Nah disitu mk
diketahui penghasilan riil dan brp pjk yg harus di bayar.
*keuntungan: pd kondisi ttt lebih adil, krn pnghsilan ssorg yg digunakan sbg dsr
penentuan pjk, bsr nya didsrkan atas pnghsln yg senyatanya diperoleh. Kerugian:
tentunya maka kas negara selama thn pajak berjalan akan kosong krn pemungutan
pajak di akhir. (pemungutan pajak dibelakang/ Na heffing).

- Campuran : di awal menggunakan stelsel fiksi, kemudian feb dst vakum nunggu smp des, lalu
dibulan des dilakukan penyesuaian antara fiksi dan riil. Apabl penghasilan lebih besar mk dia
hrs menambah pajak, apabl lebih kecil maka ada pengembilan (utk menentukan scr tegas
riil/fiksi)
*keuntungan lebih adil. Krn meskipun di dpn fiksi toh nnt akhirnya dibelakang ada
penyesuaian. Kerugian: ngr bekerjanya dobel, diawal menghitung di akhir menghitung.
Tentunya tdk sesuai dengan pelaksanaan pemungutan pjk yg memungkinkan akan
memakan biaya yg ckp besar.
Dari ketiga stelsel itu. Stelsel mana yg digunakan dlm perpajakan di indo?
- Kalo melihat dari UU PPh maka kita akan melihat pd ketentuan psl 25 PPh, berbicara ttg
angsuran pajak. Dlm pemahaman scr umum, yg namanya mengangsur adalah apablg ssorg
mempunyai utang atau tanggungan. Dlm psl 25 tsb, bhw angsuran pjk yg hrs dibayar oleh WP
dlm satu tahun pajak adalh sbesar hutang pjk thn lalu dibagi 12. Tarulah tadi misalnya
berbicara mengenai 2020, maka di thn 2020 ini seorg WP dpt menentukan angsuran pjk yg
hrs dibayar yaitu hutang pjk thn 2019 dibagi 12. Shgg kesimpulan: perpajakan di indo
menganut stelsel fiksi. Namun tdk ada peraturan perpajakan menyebut scr tegas bhw indo
menganut stelsel fiksi tp dapat dipahami dalam psl 25 PPh. Keuntungan: pem dpt menarik
pajak yg brdsrkan psl 25. Kerugian: WP apa yg dia peroleh dlm thn 2019 blm tentu sm dlm
2020
- Apakah perpajakan indo menganut stelsel riil? Apabl kita cermati dlm psl 29 PPh, apabla pd
saat pembayaran atau pelunasan pajak yg…………………. (apbl seseorang itu kurang di dlm
membayar pjk maka kekurangan itu hrs dilunasi diakhir bln ke tiga. Artinya, apabl kita tdk
membayar pjk selama thn pjk berjalan th 2019 kmdn kewajiban2 pjk yg tdk kita tunaikan itu,
kita tunaikan sampai tuntas di tgl 31 maret. Kalau logika ekstrim spt itu tentuny boleh kan yg
penting pd batas waktu kita membyr.
- Muncul pertanyaan: kalo org menterjemahkan spt psl 29 brrt selama thn pajak berjalan kas
negara kosong, krn org byr nya nanti nantian. Mengingat stelsel riil mempunyai potensi spt
tadi yi kas negara kosong krn org cenderung membayar diakhir wkt yg sdh dittkn, mk
diperpajakan di indo sdh mengantisipasi scr normative yaitu adanya sistim pembayaran pjk pd
thn pjk yg sdg berjalan (witholding system) PPh 21, 22, 23, 25. Itu mrpk satu normaa yg
dimungkinkan utk mengantisipasi terjadinya psl 29.

Anda mungkin juga menyukai