Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian Pariwisata

Gambar 2.1 Desa Wisata Karangsong

Menurut para ahli bahasa, kata pariwisata berasal dari bahasa

Sansekerta yang terdiri atas dua suku kata, yaitu pari dan wisatawan.

Pari berarti seluruh, semua dan penuh. Wisata berarti perjalanan.

Dengan demikian pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan penuh,

yaitu berangkat dari suatu tempat, menuju dan singgah, di suatu di

beberapa tempat, dan kembali ke tempat asal semula  Istilah

“pariwisata” konon untuk pertama kalinya digunakan oleh Presiden

Soekarno dalam suatu percakapan padanan dari istilah asing tourism.

Menurut Soekadijo pariwisata adalah segala kegiatan dalam

masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Semua kegiatan

6
7

pembangunan hotel, pemugaran cagar budaya, pembuatan pusat

rekreasi, penyelenggaraan pekan pariwisata, penyediaan angkutan dan

sebagainya semua itu dapat disebut kegiatan pariwisata sepanjang

dengan kegiatan-kegiatan itu semua dapat diharapkan para wisatawan

akan datang.

Pariwisata merupakan salah satu kebutuhan manusia. Dengan

melakukan wisata, manusia dapat sejenak melepas penat, lelah dan

menghilangkan stress, serta sejenak melupakan masalah yang dialami

baik dirumah maupun di kantor. Berdasarkan Undang Undang No. 9

Tahun 2009 pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Pengertian lain tentang pariwisata adalah salah satu jenis industri baru

yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam

menyediakan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup

serta menstimulasi sektor-sektor produktivas lainnya. Selain itu

sebagai sektor yang kompleks dan meliputi industri-industri klasik

yang sebenarnya, yaitu industri kerajinan dan cendera mata,

penginapan, dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai

industri. Pengertian wisata itu sendiri adalah kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi

tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau


8

mempelajari kemudian daya tarik wisata yang dikunjungi dalam

jangka waktu sementara.

Kebutuhan manusia semakin lama semakin berkembang.

Semakin lama manusia akan menuntut sesuatu yang lebih dari apa

yang pernah mereka dapatkan, tidak terkecuali masalah wisata.

Manusia akan merasa bosan apabila terus menerus berwisata ditempat

yang sama tanpa ada perubahan ataupun sesuatu yang berbeda dari

tempat wisata tersebut. Untuk itu perlu adanya perubahan dalam

pembentukan tempat wisata seperti penambahan sarana prasarana

ataupun hanya sekedar membenahi sarana yang sudah ada suapaya

lebih baik. hal tersebut perlu dilakukan untuk menarik wisatawan, dan

supaya para wisatawan yang datang tidak merasa bosa bila berwisata

di tempat wisata tersebut.

Sebagai kebutuhan dasar manusia, pariwisata akan memenuhi

kebutuhan manusia untuk berlibur dan berekreasi, kebutuhan

pendidikan dan penelitian, kebutuhan keagamaan, kebutuhan

kesehatan jasmani dan rohani, minat terhadap kebudayaan dan

kesenian, kepentingan keamanan, kepentingan politk, dan hal-hal yang

bersifat komersialisasi yang membantu kehidupan ekonomi

masyarakat. Pariwisata dilakukan baik secara individual, keluarga,

maupun kelompok.

Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata antaralain wisata,

wisatawan, dan kepariwisataan. Berdasarkan Undang-Undang No. 10


9

Tahun 2009 pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelomok orang dengan mengunjungi

tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau

mempelajari keunikan daya tarik yang dikunjungi dalam jangka waktu

sementara. Pengertian wisatana adalah orang yang melakukan wisata,

sedangkan kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait

dengan pariwisata bersifat multidimensi serta multidisiplin yang

muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta

interaksi antara wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan

pengusaha.

2. Pengertian Daya Tarik Wisata

Daya Tarik Wisata sejatinya merupakan kata lain dari obyek wisata

namun sesuai peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata obyek

wisata sudah tidak relevan lagi untuk menyebutkan suatu daerah tujuan

wisatawan maka digunakanlah kata “Daya Tarik Wisata” maka untuk

mengetahui apa arti dan makna dari daya tarik wisata di bawah ini

adalah beberapa definisi mengenai Daya Tarik Wisata menurut

beberapa ahli:

a) Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun

2009, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang

memiliki keunikan dan nilai yang berupa keanekaragaman

kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia menjadi sasaran

atau kunjungan wisatawan.


10

b) A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985

menyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist attraction”,

istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang

menjadi daya tarik bagi orang mengunjungi suatu daerah tertentu

c) Nyoman S. Pendit dalam bukunya “Ilmu Pariwisata” tahun 1994

mendefinisikan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang

menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang mempunya

daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan

wisatawan datang ke suatu daerah tertentu.

Daya Tarik Wisata adalah sifat yang dimiliki oleh suatu obyek

berupa keunikan, keaslian, kelangkaan, lain dari pada yang lain

memiliki sifat yang menumbuhkan semangat dan nilai bagi

wisatawan

Daya Tarik Wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang

berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau

pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu.

Dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan

disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi

sasaran wisata terdiri atas:

a.) Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

berwujud keadaan alam, flora dan fauna.


11

b.) Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,

peninggalan sejarah seni dan budaya, wisata agro, wisata buru,

wisata petualangan alam, taman rekreasi dan komplek hiburan.

b.) Daya tarik wisata minat khusus, seperti: berburu, mendaki

gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai

air deras, tempat-tempat ibadah, tempat ziarah dan lain-lain

Daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan

dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

A. Daya Tarik Wisata Alam

Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang

berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik

dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya.

Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan yaitu:

a. Flora fauna

b. Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem

pantai dan ekosistem hutan bakau

c. Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun

dan danau

d. Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan,

peternakan, usaha perikanan

B. Daya Tarik Wisata Sosial Budaya

Daya Tarik Wisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan

dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata meliputi


12

museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan

dan kerajinan.

C. Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Daya Tarik Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata yang

baru dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan

pada wisatawan yang mempunyai motivasi khus. Dengan

demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian.

Contohnya: berburu, mendaki gunung, arung jeram, tujuan

pengobatan, dan agrowisata.

3. Kebijakan Pengembangan Pariwisata

1. Kebijakan Pokok

a. Mewadahi, membangun dan juga mengembangkan manfaat

potensi

pariwisata sebagai kegiatan ekonomi yang bisa menciptakan

lapangan

kerja.

b. Meningkatkan kemampuan dan juga keterampilan apartur

serta

pemberdayaan tugas dan fungsi organisasi daripada sebagai

fasilitator

regulator yang bisa menjadi pengembangan pariwisata.

c. Meningkatkan kesempatan berusaha dan keterlibatan seorang

dalam
13

mengembangkan kawasan wisata.

d. Mengantarakan kerjasama pariwisata antar daerah dan juga

dunia

usaha.

2. Kebijakan Spesial (Keruangan) Pariwisata

a. Memberikan arahan yang jelas agar bisa menjadi

pengembangan

pariwisata berdasarkan karakteristik keruangan melalui zonasi

pengembangan.

b. Untuk kemudahan pembanguanan dan pengolahan yang

perlu

dilakuakan adalah pengelompokan obyek daya tarik wisata

pada

Satuan Kawasan Wisata (SKW). Satuan-satuan kawasan wisata

tesebut

merupakan kawasan yang memiliki pusat-pusat kegiatan

wisatawan

agar mempunyai keterkaitan sirkuit atau jalur wisata.

c. Melakukan urutan proiritas pengembangan satuan kawasan

wisata

dengan memperhatikan dampknya terhadap perkembangan obyek

dan

juga daya tarik wisata.


14

3. Kebijakan Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata

a. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata menyangkut

aspek

pemanfaatan dan pengendalian yang satu dengan yang lainnya

merupakan satu kesatuan yang terintegrasi oleh karenanya

pembangunan obyek dan daya tarik wisata harus sesuai dengan

dasardasar pada sistem perencanaan.

b. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata dilakukan

dengan dasar

pendekatan pembangunan Satuan Kawaan Wisata dengan nuansa

nilai

agama, budaya estetika dan moral yang dianut oleh masyarakat.

c. Penegmbangan obyek dan daya tarik wisata dilakukan sesuai

dengan

mekanisme pasar dan meliputi wisata alam, wisata budaya,

wisata

minat khusus, wisata pantai dan juga wisata petualanagan.

4. Kebijakan Pengembangan Sarana dan Prasarana Wisata

a. Menyiapkan sistem perencanaan Tata Ruang Kawasan Wisata.

b. Meningkatkan aksesibilitas ke kawasan wisata

c. Pemenuhan fasilitas standar (fasilitas kesehatan, keamanan,

kebersihan, komunikasi) di kawasan wisata sesuai dengan

kebutuhan.
15

d. Menarik investor untuk membangun akomodasi dan juga

fasilitas

penunjang lainnya.

4. Sarana dan Prasarana Pariwisata

Sarana dan prasarana pariwisata merupakan salah satu

indikator

perkembangan pariwisata. Sarana atau prasarana dapat diartikan

sebagai proses

tanpa hambatan dari pengadaan dan juga peningkatan hotel, restoran,

tempat

hiburan dan sebagainya serta prasarana jalan dan transportasi yang lancer

dan juga

bisa terjangkau oleh wisatawan.

1. Prasarana Kepariwisataan

Prasarana (infrastructures) adalah semua fasilitas yang dapat

memungkinkan proses perekonomian bisa berjalan dengan

lancar aedemikian

rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat

memenuhi

kebutuhannya sendiri.

Prasarana pariwisata adalah sebuah sumber daya alam dan juga

sumberb
16

daya manusia yang bisa mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam

perjalananya

di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air,

telekomunikasi, terminal,

jembatan, dan lain sebagainya. Suwantoro (2004:21).

Lothar A. Kreck dalam bukunya Internasional Turism dalam

Yoeti

(1996:186). Prasarana kepariwisataan diantarnya adalah :

a. Receptive Tourist Plan

Receptive Tourist Plan adalah segala sesuatu tentang bentuk

badan usaha

tani atau organisasi yang kegiatannya khusus untuk

mempersiapkan

kedatangan para wisatawan pada suatu daerah wisata.

b. Recidental tourist plan

Recidental tourist plan adalah semua fasilitas yang dapat

menampung

kedatangan para wisatawan untuk menginap dan tinggal di

daerah tujuan

wisata untuk sementara waktu.

c. Recreative and sportive plan

Recreative and sportive plan adalah semua fasilitas yang dapat

digunakan
17

untuk tujuan rekreasi dan olahraga.

B. Kerangka Berfikir

Dari deskripsi diatas penulis bertujuan untuk melakukan

pengembangan pariwisata serta peluang-peluang yang dimiliki oleh desa

Karangsong, kecamatan Indramayu, kabupaten Indramayu, penulis ingin

mencoba mengembangkan pariwisata yang berada di desa Karangsong

tersebut, maka dari itu penulis melakukan studi pustaka dan survei

mengenai tempat pariwisata yang berada disana

Anda mungkin juga menyukai