Makalah Yessi Pelayanan Kesehatan
Makalah Yessi Pelayanan Kesehatan
DISUSUN OLEH :
YESSI
2019.C.11A.1071
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai Tata Cara Menyusui Yang Baik dan Benar.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami . Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 cara menyusui yang baik dan benar..................................................
1.3 Tujuan
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam- garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu,
yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian
ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol
sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan
makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai
tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization
/ Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam
bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan
sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku
lagi.
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
2. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara.
4. Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan
leher dan lengan bayi.
5. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu.
b. Posisi Mulut Bayi dan Putting Susu Ibu (DepKes RI, 2005)
1. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang
dibawah (bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk
dan jari tengah (bentuk gunting), dibelakang areola (kalang payudara)
2.
Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuh puting susu, menyentuh sisi mulut puting susu.
a) Letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-
lahan diusap punggung belakang sampai bersendawa.
5. Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
6. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah serta tidak menekan puting susu atau areola.
e. Tanda- Tanda Posisi Bayi Menyusui yang Benar (DepKes RI, 2005)
3. Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara
(payudara bagian bawah).
4. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
Apabila areola dijepit antara jari telunjuk dan ibu jari di belakang puting,
puting yang normal akan menonjol keluar, bila tidak, berarti puting datar. Ketika
menyusui puting menjadi lebih tegang dan menonjol karena otot polos puting
berkontraksi, meskipun demikian pada keadaan puting datar akan tetap sulit
ditangkap/diisap oleh mulut bayi.
2. Putting Susu Nyeri (Sore Nipple) dan Putting Susu Lecet (Cracked Nipple)
Puting susu nyeri pada ibu menyusui biasanya terjadi karena beberapa
sebab sebagai berikut:
1) Posisi bayi saat menyusu yang salah, yaitu puting susu tidak masuk
kedalam mulut bayi sampai pada areola sehingga bayi hanya
mengisap pada puting susu saja. Hisapan/tekanan terus menerus
hanya pada tempat tertentu akan menimbulkan rasa nyeri waktu
diisap, meskipun kulitnya masih utuh.
2) Pemakaian sabun, lotion, cream, alkohol dan lain-lain yang dapat
mengiritasi puting susu
3) Bayi dengan tali lidah (frenulum linguae) yang pendek sehingga
menyebabkan bayi sulit mengisap sampai areola dan isapan hanya
pada putingnya saja.
4) Kurang hati-hati ketika menghentikan menyusu (mengisap).
Sumbatan saluran susu ini harus segera diatasi karena dapat berlanjut
menjadi radang payudara (mastitis). Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak
pada payudara dapat diberikan kompres hangat dan dingin, yaitu kompres hangat
sebelum menyusui dengan tujuan mempermudah bayi mengisap puting susu dan
kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak
pada payudara.
4. Abses Payudara
Masih banyak ibu mengira bahwa mereka tidak mempunyai cukup banyak
ASI untuk bayinya, sehingga keinginan untuk menambah susu formula atau
makanan tambahan sangat besar.
Dugaan makin kuat apabila bayi sering menangis/bayi menolak menyusu,
tinja bayi keras kering atau berwarna hijau, payudara tidak membesar selama
kehamilan atau asi tidak keluar pasca kelahiran, berat bayi meningkat kurang
dari rata-rata 500 gram perbulan, berat badan bayi dalam waktu 2 minggu belum
kembali, mengompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam cairan urine pekat
bau berwarna kuning. pada ibunya dan terasa kosong/lembek meskipun produksi
ASI cukup lancar.
Menilai kecukupan ASI sebenarnya bukan dari hal tersebut di atas tapi terutama
dari berat badan bayi. Apabila ibu mempunyai status gizi yang baik, cara
menyusui benar, secara psikologis percaya diri akan kemauan dan kemampuan
untuk bisa menyusui bayinya serta tidak ada kelainan pada payudaranya maka
akan terjadi kenaikan berat badan pada 4-6 bulan pertama usia bayi. Hal ini
dapat dilihat dari KMS (Kartu Menuju Sehat) yang diisi setiap kali penimbangan
di Posyandu. Apabila tidak terjadi kenaikan berat badan bayi sesuai dengan
usianya biasanya hal ini disebabkan oleh jumlah ASI yang tidak mencukupi
sehingga diperlukan tambahan sumber gizi yang lain.
Tangisan bayi dapat dijadikan sebagai cara berkomuniksi antara ibu dan
buah hati. Pada saat bayi menangis, maka cari sumber penyebabnya. Dan yang
paling sering karena kurang ASI.
Beberapa penyebab bayi menangis antara lain sebagai berikut :
Tindakan yang dapat dilakukan oleh ibu antara lain : ibu tidak boleh cemas
karen akanmengganggu proses laktasi, perbaiki posisimenyusui, periksa pakai
bayi( apakah basah, jangan biarkan bayi menangis terlalu lama).
2. Bayi Bingung Puting (Nipple Confusion)
Ikterik pada bayi sering terjadi pada bayi yang kurang mendapatkan ASI.
Ikterik dini terjadi pada bayi usia 2-10 hari yang
disebabkan oleh kadar bilirubin dalam darah tinggi.
Untuk mengatasi agar tidak terjadi hiper bilirubinemia pada bayi maka:
Oleh karena itu, menyusui dini sangat penting karena bayi akan
mendapat kolustrum. Kolustrum membantu bayi mengeluarkan
mekonium,bilirubin dap at dikeluarkan melalui feses sehingga mencegah bayi
tidak kuning.
a. Bayi dengan Bibir Sumbing
Bayi dengan bibir sumbing tetap masih bisa menyusu. Pada bayidengan
bibir sumbingpallatum molle (langit-langit lunak) dan pallatum durum
(langit-langit keras), dengan posisi tertentu masih dapat
menyusu tanpa kesulitan. Meskipun bayi terdapat kelainan, ibu harus
tetap menyusui karena dengan menyusui dapat melatih kekuatan
otot rahang dan lidah. Memperbaiki perkembangan bicara mengurangi
resiko terjadinya otitis media.
Anjuran menyusuiuntuk bayi palatoskisis pada keadaan ini dengan cara:
a. Posisi bayiduduk
Bayi dengan lidah pendek atau lingual frenulum (jaringan ikat penghubung
lidah dan dasar mulut) yang pendek dan tebal serta kaku tak elastis, sehingga
membatasi gerak lidah dan bayi tidak dapat menjulurkan lidahnya untuk
“mengurut” puting dengan optimal.
Akibat lidah bayi tidak sanggup “memegang” puting dan areola dengan
baik, maka proses laktasi tidak dapat berjalan dengan sempurna. Oleh karena itu,
ibu dapat membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah bayi dapat
“menangkap”putting dan areola dengan benar. Kemudian posisi kedua bibir bayi
dipertahankan agar tidak berubah-ubah.
6. Bayi yang Memerlukan Perawatan
Pada saat bayi sakit dan memerlukan perawatan, padahal bayi masih
menyusu, sebaiknya ibu tetap merawat dan memberikan ASI. Apabila tidak
terdapat fasilitas, maka ibu dapat memerah ASI dan menyimpannya. Cara
penyimpanan ASI perahpun juga perlu diperhatikan, agar tidak mudah basi.
Tabel Perkiraan angka mutlak MTCT HIV dengan waktu transmisi, tanpa
intervensi
Bayi dengan ibu hepatitis B boleh diberikan ASI. Hal ini berdasarkan
penelitian yang dilakukan dengan membagi dua kelompok yaitu kelompok
pertama ibu pembawa virus hepatitis B memberikan ASI sedangkan kelompok
kedua memberikan susu formula. Hasilnya adalah ASI tidak terbukti dalam
meningkatkan resiko penularan hepatitis B.
Mencegah penularan dari ibu yang mengidap hepatitis B ke bayi dan juga
penularan disarankan untuk memberikan vaksinasi yaitu vaksin hepatitis B yang
pertama kalinya setelah lahir setelah itu dilanjutkan dengan pemberian yang ke
dua dan yang ke tiga sesuai dengan jadwal.
Ibu penderita hepatitis B tetap memberikan ASI kepada bayinya dengan
ketentuan mengikuti program Nasional yaitu memberikan vaksinasi hepatitis B
kepada bayinya segera setelah lahir sebelum berusia 24 jam.
3. Bayi dengan Ibu Penyakit Tuberculosis (TBC)
Menurut WHO, TBC tidak termasuk dalam penghalang ibu untuk
menyusui. Ibu justru disarankan melanjutkan pengobatan hingga sembuh,
sehingga tidak menulari bayinya,” kata konselor ASI, Danar Kusumawardhani
dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) pada seminar tentang persiapan
menyusui bersama New Parent Academy, Minggu (23/3/2014).
Pengobatan secara teratur bisa menekan terjadinya infeksi bakteri
penyebab TBC. Pengobatan dengan rifampisin dan isoniazid selama dua minggu
akan menyebabkan pasien noninfeksius sehingga tidak menularkan bakteri pada
lingkungan sekitar, termasuk anaknya yang masih menyusu.
Ibu dengan TBC tidak perlu khawatir pada kualitas ASI yang dihasilkan.
Pasalnya, konsentrasi obat TBC yang masuk ke dalam ASI sangat sedikit
sehingga tidak menimbulkan efek keracunan pada bayi. Ibu yang menyusui
biasanya mendapat pengobatan isoniazid dan suplementasi pyridoxine (vitamin
B6), sebanyak 10-25 miligram per hari.
Bakteri penyebab TBC tidak menular melalui ASI, sama halnya dengan
obat untuk pemulihannya. Dengan ini maka ibu dengan TBC tidak perlu
khawatir melanjutkan pemberian ASI eksklusif maupun hingga dua tahun.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Pemberian Asi merupakan aktivitas yang sangat penting baik bagi ibu maupun
bayinya.Dalam proses menyusui terjadi hubungan yang erat dan dekat antara ibu
dan anak.Dalam pelaksanaannya proses menyusui tidak selalu lancar karena
terdapat masalah- masalah dalam pemberian ASI baik dari ibu maupun bayi.
Masalah Menyusui Pada Bayi yaitu Bayi Sering Menangis, Bayi Bingung
Puting (Nipple Confusion),Bayi dengan BBLR dan Bayi Prematur, Bayi dengan
Ikterus, Bayi dengan Bibir Sumbing, Bayi Kembar, Bayi Sakit, Bayi dengan
Lidah Pendek (Lingual Frenulum), Bayi yang Memerlukan Perawatan.
3.2 Saran
Bagi kita tenaga kesehatan sangat penting untuk mengetahui masalah-
masalah yang terjadi dalam pemberian ASI baik dari ibu maupun bayi. Karena
dengan demikian kita dapat memberikan asuhan yang tepat pada ibu agar ibu
dapat mengatasi masalahnya lebih dini dan dapat dilakukannya sendiri
maupun dengan bantuan dari keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
http://abnusclassb.blogspot.co.id/2014/12/kelompok-10-masalah-dalam-
pemberian-asi.html