Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

ANTENATAL CARE PADA Ny.N DENGAN DIAGNOSA


G4P2A1 ( TRIMESTER III ) RSUD dr.DORIS SYLVANUS
PALANGKARAYA

OLEH :
YESSI
2019.C.11a.1071

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan ini di susun oleh :


Nama : YESSI
NIM : 2019.C.11a.1071
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan Pada By Ny. N Dengan Diagnosa
G4P2A1( TRIMESTER III ) Di Ruang Cempaka RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya

Telah melakukan Asuhan Keperawatan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan


Praktik Pra Klinik Keperawatan III Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Your text here Your text here


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Asuhan Keperawatan
Kebutuhan Dasar Manusia di Ruang Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ini
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik
Praklinik Keperawatan III (PPK III) pada Program Studi S-1 Keperawatan. Selain itu,
Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca maupun kami
sebagai penulis. Sehingga pada waktu yang akan datang materi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan Asuhan Keperawatan ini tidak
lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep, Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKes Eka
Harap Palangka Raya.
3. Ibu Winarti Trijayaningsih, SST Selaku kepala ruangan Ruang Mawar RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dan Pembimbing Lahan yang telah memberikan izin, informasi
dan membantu dalam pelaksanaan praktik manajemen keperawatan di Ruang Mawar
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
4. S.Kep.,Ners Selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak memberi arahan,
masukan dan bimbingan dalam penyelesaian Asuhan Keperawatan ini.
5. Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis menyelesaikan
LaporanAsuhan Keperawatan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu keperawatan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun, untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang. Akhir
kata penulis mengucapkan sekian dan terima kasih.

Palangka Raya, … Oktober 2021

Penulis
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Dasar Kehamilan


2.1.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya pertemuan
dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot yang pad khirnya
membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di
mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2014).

Menurut Kamus Saku Kedokteran Dorland, kehamilan adalah suatu keadaan


mengandung embrio atau fetus yang bertumbuh di dalam tubuh, setelah penyatuan sel telur
dengan spermatozoon (Newman, 2015).

Namun menurut Kuswanti kehamilan merupakan masa di mana wanita. membawa


embrioatau fetus di dalam tubuhnya. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus yaitu kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Kuswanti, 2014).

Sedangkan sumber lain mengatakan kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan
fisiologis yang terjadi pada wanita yang didahului oleh suatu peristiwal fertilisasi yang
membentuk zigot dan akhirnya menjadi janin yang mengalami proses perkembangan
(Febyanti,dkk.2012). di dalam uterus. sampai proses persalinan ( febyanti,dkk.,2012)

2.1.2 Etiologi

Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu:

1.1.2.1 Ovum

Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang
terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.

1.1.2.2 Spermatozoa

Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi
inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak
sehingga sperma dapat bergerakcepat.

1.1.2.3 Konsepsi

Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba

fallopii.

1.1.2.4 Nidasi

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.

1.1.2.5 Plasentasi

Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukaran zat
antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. Kehamilan menurut Mochtar, (2014) dibagi menjadi
3 triwulan

a. Triwulan I antara 0-12minggu.

b. Triwulan II antara 12-28minggu.

c. Triwulan III antara 28-40minggu

2.1.3 Klasifikasi Kehamilan


Menurut Kuswanti (2014), kehamilan dibagi menjadi dua yaitu kehamilan menurut
lamanya dan kehamilan dari tuanya. Kehamilan ditinjau dari lamanya, kehamilan dibagi
menjadi 3 yaitu:

1. Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu.

2. Kehamilan mature, yaitu kehamilan antara 37-42 minggu.

3. Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu. Sedangkan kehamilan


ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), di mana dalam triwulan


pertama organ-organ mulai terbentuk.

2. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), di mana dalam triwulan


kedua organ-organ telah terbentuk tetapi belum sempuma dan viabilitas janin masih
disangsikan.
3. Kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu), di mana janin yang
dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup) (Kuswanti,2014)

2.1.4 Patofisiolofi

Dalam buku Asuhan Kehamilan karya Kuswanti tahun 2014, terdapat 2 peristiwa
penting dalam masa kehamilan yaitu pembuahan (fertilisasi) dan implantasi (nidasi)
(Kuswanti, 2014).

2.1.4.1 Pembuahan (Fertilisasi)

Fertilisasi adalah peleburan inti sel sperma dan inti sel telur yang terjadi disaluran telur
(oviduk) atau di uterus. Pada saat fertilisasi kepala sel sperma menembus dinding sel telur
sedang ekor tertinggal di luar membentuk zigot (2n) yang terus membelah mitosis menjadi 32
sel (morula). Morula berkembang menjadi blastula. Bagian dalam blastula akan membentuk
janin sedang bagian luarnya membentuk trofoblast (bagian dinding untuk menyerap makanan
dan akan berkembang menjadi plasenta). Pada usia hari ke 4-5 setelah fertilisasi blastula
bergerak ke uterus dan melakukan implantasi (pelekatan) di uterus pada hari ke-6. Blastula
kemudian berkembang menjadi gastrula (punya lapisan ektodermis, mesodermis, dan
endodermis). Selanjutnya gastrula berkembang menjadi embrio setelah melalui peristiwa
diferensiasi, spesialisasi, dan organogenesis. Ektodermis akan membentuk susunan saraf,
hidung, mata, epidermis, kelenjar kulit. Mesodermis akan membentuk jaringan tulang, otot
jantung, pembuluh darah, limfa, ginjal, kelenjar kelamin. Endodermis akan membentuk
kelenjar gondok, hati, pankreas, kandung kemih, saluran pencemaan, saluran pernafasan
(Budiyanto,2015).

2.1.4.2 Impantasi(Nidasi)

Nidasi atau implantasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang
telah dibuahi ke dalam endometrium. Biasanya terjadi para pars superior korpus uteri bagian
anterior atau posterior. Pada saat implantasi, selaput lendir rahim sedang berada pada fase
sekretorik (2-3 hari setelah ovulasi). Blastokista tingkat lanjut diselubungi oleh trofoblas yang
mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastokista mencapai rongga rahim,
jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini mengandung
banyak sel-sel desidua yaitu sel-sel besar yang banyak mengandung glikogen, serta mudah
dihancurkan oleh trofoblas. Blastula dengan bagian berisi massasel dalam (inner-cell mass)
akan mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan
menutup lagi (Kuswanti,2014). Kejadian di atas dapat dirangkum sebagai berikut
(Pernoll,dkk. 2014):

1. Siklus menstruasi terakhir: Siklus 1-7 hari (last menstrual period, LMP)

2. Ovulasi Hari ke-14 setelah LMP

3. Fertilisasi: Hari ke-14-15 setelah LMP

4. Ovum melewati tuba ke uterus Harike-15-19

5. Ovum bebas dalam uterus: Harike-15-19

6. Implantasi: Hari ke-19-21 setelah LMP

7. Menstruasi berikutnya yang diharapkan : Tidak ada atau sedikit

Korion, lapisan pelindung ovum terfertilisasi yang sedang berkembang, memiliki


lapisan ectodermluar (trofoblas). Lapisan bagian dalamnya adalah mesenkim. Trofoblas yang
pada awalnya merupakan sinsitium berbatas tidak tegas, segera berkembang menjadi dua
jenis jaringan: plasmotrofoblas di bagian luar yang menyatu tetapi berdiferensiasi (sinsitio-
atau sintrofoblas), dan sitotrofoblas yang berbeda di bagian dalam (striae Langhans).
Trofoblas menghasilkan enzim proteolitik yang mampu melakukan destruksi endometrium
bahkan miometrium dengan cepat. Hal tersebut memungkinkan zigot untukmengikis stratum
fungsionalis endometrium dengan cepat tetapi biasanya tidak melampaui stratum
kompaktum. Invasi yang lebih dalam (plasenta akreta) tidak akan terjadi bila terjadi
pembentukan lapisan fibrin yangberhialin (striae Nitabuch). Seluruh hasil konsepsi mencapai
ukuran yang cukup untuk mendesak desidua parietalis dan menghilangkan ruang bebas dalam
kavum uterus yang terjadi sekitar minggu ke-12 (Pernoll,dkk. 2014).

Selain dari kedua proses di atas, dalam penjelasan (Kustiyaningrum, 2012) terdapat tambahan
yaitu:

1. Ovulasi

2. Terjadinya pergerakan spermatozoa dan ovum yangaktif.

3. Konsepsi dan pertumbuhanzigot.

4. Nidasi (implantasi) pada uterus.

5. Pembentukanplasenta.
6. Tumbuh kembang hasil konsepsi hinggaaterm.
2.1.5 Manifestasi Klinis ( Tanda dan Gejala )

Tanda-Tanda Kehamilan Secara garis besar, tanda-tanda kehamilan bisa terbagi


menjadi tiga yaitu tanda diduga hamil, tanda tidak pasti hamil dan tanda pasti hamil. Adapun
penjelasan dari berbagai jenis tanda-tanda kehamilan tersebut. adalah sebagai berikut:

1.1.5.1 Tanda Diduga Hamil

1. Amenorae

2. Mual, muntah

3. Perasaan geli pada payudara, mastalgia

4. ering kencing (urinary frequency) danurgensi

5. Gerakan-gerakan dalam perut (quickening)

6. Konstipasi

7. Kelelahan

8. Peningkatan berat badan (Kuswanti,2014)

1.1.5.2 Tanda Tidak Pasti Hamil

1. Perutmembesar

2. Uterusmembesar

3. Tandahegar

4. Tandapiscaseck

5. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (BraxtonHicks)

6. Teraba Ballotment. (Kuswanti, 2014)

1.1.5.3 Tanda Pasti Hamil

1. Terasa adanya gerakan janin dalam rahim.

2. Teraba adanya bagian-bagi anjanin.

3. Terdengar adanya denyut jantungjanin.

4. Terlihat adanya gambaran janin melalui USG (Ultrasonografi)(Kuswanti, 2014)

1.1.5.4 Perubahan dan Adaptasi PsikologisKehamilan


Menurut Armyati 2015, terdapat pemahaman dan reaksi emosi ibu terhadap kehamilan
meliputi trimester I, trimester II dan juga trimester IIIyaitu:

1. Trimester I

1) Ambivalence

2) Ragu tentang ketepatan waktuhamil.

3) Gangguan rasa nyaman (frekuensi kencing lebih sering,mual-muntah, lelah, tidak


dapat beristirahat denganbaik).

4) Keraguan tentang diri dan pasangannya terhadap peran menjadi orangtua.

5) Keraguan tentang kemampuanekonomi.

2. Trimester II

1) Feling ofwell-being

2) Menurunnya rasa tidak enak dan gejala fisiklainnya.

3) Melupakan rasa takut dan cemas dengan adanya gerakan janin (pada
kehamilannormal).

4) Introversion, self-egrossmentintrospection.

5) Konsentrasi ibu pada kebutuhan dirinya sendiri danjanin.

6) Latihanperan.

7) Mengisolasikan kehamilan yang akandijalankan.

8) Tertarik pada kehamilan dan proses kehamilan dan perilakubayinya.

9) Tampak egosentris dan seringmelamun.

10) Mulai menunjukkan perilaku bersatunya dengan bayibaru.

3. Trimester III

1) Physical discomfortreturn.

2) Kelelahan, terasa berat, frekuensi kencing meningkat kembali, merasa


kurangtidur, dan bila tidur merasa janggal.

3) Physico social dimensionexpand.


4) Perubahan hargadiri.

5) Perasaan janggal dankaku.

6) Heightened introversiondan heightenedconcern.

7) Kekhawatiran terhadap kesehatan diri selamamelahirkan.

8) Kekhawatiran terhadap kesehatanjaninnya.

9) Perenungan terhadap penerimaan peran sebagaiibu.

10) Khayalan terhadap situasi sebagaiorangtua.

11) Plateaustage.

12) Masa puncak stabil (terlindungi dimana peran sudahterlatih).

13) Gangguan pikiran tentang persalinan. (Armyati,2015)

2.1.6 Komplikasi:

1. Pecah ketuban dini

2. Perdarahan

3. Kematian janin intrauterine

2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan penunjang (laboratorium) (bukuKIA).

1. PemeriksaanKhusus

a) Inspeculo: Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari


osteum uteri eksternum atau dari kelaianan cervik dan vagina. Apabila perdarahan
dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta harusdicurigai.

b) USG: Untuk menentukan letak placenta.

2. Pemeriksaan Laboratorium

3. Hb Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasienlemah serta pucat,
kemungkinan pasien mengalami anemia.
4. Urin: dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan

2.1.8 Pentalaksanaan Medis

1. Definisi AntenatalCare

Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif


care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui
persalinan dengan sehat dan aman, diperlukankesiapan fisik danmental ibu sehingga
ibu dalam keadaan status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Winjosastro,2014).

2. Tujuan

Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal careadalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembangjanin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosialibu.

3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi yang dapat


muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan
danpembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang amandengan trauma


seminimalmungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersiapkan ibu agar
dapat memberi asi secaraeksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar
tumbuh kembang secaranormal.

7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal
(Winjosastro, 2014).

3. Standar Pelayanan Antenatal Care

a) Timbang Berat Badan dan Ukur tinggi Badan

Menurut Prawirohardjo (2010), Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata


antara 11,5 sampai 16 kg. Bila berat badan naik lebih dari semestinya, anjurkan
untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Lemak jangan
dikurangi, terlebih sayur mayur dan buah-buahan. Ada pula cara untuk
menentukan status gizi dengan menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dari berat
badan dan tinggi badan ibu sebelum hamil menurut Manuaba (2010): Rumus IMT
= BB/TBcm²

Status gizi ibu dikatakan normal bila nilai IMT nya antara 18,5-25,0
Kriteria IMT :

 Nilai IMT < 18,5 : Status gizi kurang

 Nilai IMT 18,5-25 : Status gizi normal

 Nilai IMT >25 : Status gizi lebih/ obesitas

Tinggi badan yang baik untuk ibu hamil adalah >145 cm.

b) Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).

Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan suatu cara untuk mendeteksi
dini adanya kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan gizi. Malnutrisi pada
ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga
pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahikan bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang
anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran LILA < 23,5 cm), yang
menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang baik dalam jumlah
maupun kualitasnya.

Cara melakukan pengukuran LILA:

 Ukur dengan menggunakan meteran dari akromnion sampai olekranon

 Menentukan titik tengah antara akromnion dan olekranon dengan meteran

 Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.

Baca menurut tanda panah.

c) Ukur Tekanan Darah

Tekanan darah diukur setiap kali ibu hamil melakukan kunjungan, hal ini
bertujuan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kenaikan tekanan darah yang
disebabkan kehamilan. Tekanan darah pada ibu hamil dikatakan normal yaitu
dibawah 140/90 mmHg

d) Ukur tinggi fundus uteri

TFU ( fungsi fundus uteri ) digunakan sebagai slah satu untuk mengetahui usia
kehamilan dimana biasanya lebih tepat bila dilakukan pada kehamilan yang
pertama.
Table 2.1 umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri

e) Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung janin.

Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi secara dini ada atau
tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia,
gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung
janin adalah salah satu cara untuk memantau janin.

Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut
jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan.
Gambaran DJJ:

 Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit

 Takikardi ringan: antara 160-180x/menit

 Normal: antara 120-160x/menit

 Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit

 Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit

 Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit

f) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi TT (Tetanus Toxoid).

Pada ibu hamil diberikan imunisasi TT sebanyak 2 kali selama kehamilan dengan
interval waktu 4 minggu. Imunisasi ini dianjurkan pada setiap ibu hamil, karena
diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi akibat tetanus neonaturum.
Imunisasi ini diberikan dengan dosis 0,5 cc/IM dalam satu kali penyuntikan.

g) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

Pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia pada wanita hamil diberikan
sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Tablet ini diberikan segera mungkin setelah
rasa mual hilang, setiap tablet Fe mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan
asam folat 500 µg. Tablet Fe diminum 1 x 1 tablet perhari, dan sebaiknya dalam
meminum tablet Fe tidak bersamaan dengan teh atau kopi, karena akan mengganggu
penyerapan.

h) Tes laboratorium (rutin dan khusus).

Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang disarankan menjelang


persalinan. Di antaranya yaitu tes darah, tes urin dan hbsag (hepatitis).tes darah
rutin meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, sel darah putih( leukosit),
trombosit. Dari kadar Hemoglobin untuk mengetahui apakah seorang ibu anemia
atau tidak. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan kecukupan suplai darah ke
janin dan risiko jika terjadi perdarahan saat persalinan. Sel darah putih
menunjukkan apakah terjadi infeksi di tubuh ibu. Trombosit untuk melihat apakah
ada kelainan faktor pembekuan darah, ini berhubungan dengan resiko perdarahan.
Pemeriksaan urin dimaksudkan untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing,
adanya darah, protein, dan gula pada urin yang menunjukkan adanya penyakit
tertentu yang bisa mempengaruhi kehamilan. Pemeriksaan HBsAg untuk
mengetahui adanya infeksi hepatitis B pada ibu. Infeksi hepatitis bisa ditularkan
lewat darah dan hubungan seksual. Pemeriksaan pemeriksaan tersebut di atas
tidak harus dilakukan seorang ibu hamil, dan jika tidak dilakukan pun tidak
mengapa, akan tetapi pemeriksaan tersebut dianjurkan sebagai skrining untuk
mengetahui kondisi kehamilan dan resiko saat persalinan terhadap ibu dan janin..
Jika dari hasil pemeriksaan diketahui ada hal-hal yang tidak normal maka
diharapkan masih bisa diterapi sebelum persalinan sehingga ibu menjalani
persalinan dalam kondisi yang benar-benar optimal, sehingga diharapkan ibu dan
bayi selamat dan sehat.

3. Pemeriksaan Ante Natal

Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu untuk
menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan
ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu tes
untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur
dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20
hari sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan
merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-kadang
dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi(Winjosastro, 2014). Dengan TPP adalah
taksiran perkiraan partus.

Menurut Winjosastro (2014), kunjungan antenatal untuk pemantauan pengawasan


kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu
sebagai berikut:

1) Trimester pertama (<4 minggu) satu kali kunjungan

2) Trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan

3) Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan
kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan
medik lain, harus lebih sering dan intensif. Menurut Manuaba (2014), berdasarkan
standar pemeriksaan kehamilan ditentukan berulang dengan ketentuan sebagai
berikut:

1) Pemeriksaan

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid

2) Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7bulan

3) Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8bulan


4) Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai denganbersalin.

5) Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan Kunjungan pertama, mementukan


diagnosis ada tidaknya kehamilan dan kunjungan kedua, menentukan usia
kehamilan dan perkiraan persalinan. Menentukan usia kehamilan dilakukan
maneuver Leopold:

1. Leopold I:

Tujuan: Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan,


menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.. Caranya: Menghadap
ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan mempalpasi fundus uteri.
Jika kepala yang berada di fundus maka akan terasa keras, bulat dan
melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa lembut, tidak
bulat dan gerakan kurang. Hasil: jika kepala teraba benda bulat dan keras,
jika bokong teraba tidak bulat dan lunak

2. Leopold II

Tujuan: Untuk menemukan posisi janin (punggung janin). Caranya:


Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi
abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi
yang berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung
akan teraba cembung dan resisten. punggung janin teraba membujur dari
atas kebawah pada letak hasi : kepala. Pada letak lintang dapat ditemukan
kepala.

3. Leopold III: Tujuan: Untuk menentukan bagian janin yang berada di uterus
bagian bawah. Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada
sisi abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang
dan menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan
turun perlahan dan menekan sekitardaerah tersebut. Jika kepala akan teraba
keras, bulat, dan bergerak jika disentuh.Jika bokong akan teraba lembut dan
tidakberaturan. Hasil teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.

4. Leopold IV Tujuan: Untuk menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian


janin masuk ke dalam panggul. Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan
lembut gerakan tangan turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah
satu tangan merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu:
Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu
jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian
besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul. Hasil:

1. 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simpisis pubis.

2. 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP

3. 3/5 jika sebagian telah memasuki rongga panggulg

4. 2/5 jika hanya sebagian terbawah janin masih berada diatas simpisis

5. 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian bawah janinyang
berada diatas simpisis.

6. 0/5 jk bagian terbawah janin tdk dpt teraba dr pemeriksaan luar.

2.1 Asuhan keperawatan


a. Pengkajian
1) Data Subjektif
Terdiri dari Biodata Pasien dan Penanggung Jawab, Keluhan dan Alasan Datang,
Riwayat Kesehatan ( Dahulu, Sekarang dan Keluarga), Riwayat Perkawinan
(usia menikah, lama menikah, brp kali menikah), Riwayat Menstruasi
(menarche, siklus/lama, byknya haid, dismenorea), Riwayat Kehamilan,
Persalinan dan Nifas yang lalu, Riwayat Kehamilan sekarang (usia kehamilan
menurut pasien, HPHT, periksa ANC berapa kali, therapy, penkes, suntik TT 1-
3, kebiasaan merokok, minum minuman keras, jamu, obat-obatan, ada hewan
peliharaan, gerakan janin, dan rencana bersalin). Riwayat KB (KB yang
digunakan, lamanya, alas an berhenti, renc KB stlh bersalin), Kebutuhan sehari
hari sebelum dan slm hamil (nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat, seksual,
personal hygiene), Psikososiospiritual (perasaan dengan kehamilan, respon
keluarga terhadap kehamilan, dan pengambil keputusan).
2) Data Obyektif
Terdiri dari pemeriksaan :
 Tingkat Kesadaran
 Berat Badan dan Tinggi Badan
 LILA
 TTV
 Status Obstetri
3) Inspeksi
 Muka : tidak ada atau adanya cloasma gravidarum, tidak odema
 Mamae : Montgomery terlihat, putting susu menonjol, colostrum sudah
keluar
 Perut : Linea Alba dan Striae gravidarum ada
 Anus : tidak ada hemoroid
4) Palpasi
 Leopold I : TFU pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat.
Bagian fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting.
 Leopold II : Bagian Kanan ibu teraba ada tahanan memanjang, keras.
Bagian Kiri ibu teraba bagian kecil kecil janin.
 Leopold III : Bagian segmen bawah rahim teraba bagian bulat, keras
dan melenting.
 Leopold IV : Keduan jari jari tangan bertemu berarti kepala janin belum
masuk PAP
5) Auskultasi, mendengarkan DJJ
6) Perkusi, melakukan pemeriksaan Reflek patella : + / -

2.2 Diagnosa yang mungkin muncul


1) Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerulus.
2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma
karena pembesaran uterus.
3) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik akibat pengaruh
hormonal.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat aktifitas,
stres, psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan.
5) Kebutuhan pembelajaran berhubungan dengan persiapan untuk
persalinanserta perawatan bayi.

2.3 Rencana keperawatan


Perubahan Eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan
tekanan abdomen, fluktuasi aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien mengerti tentang
perubahan pola eliminasi urin.
KH : mengungkapkan pemahaman tentang kondisi saat ini, mengidentifikasi
cara- cara untuk mencegah stasis urinarius dan atau edema jaringan.
No. Intervensi Rasional
1. Berikan informasi tentang Membantu klien memahami alasan
perubahan perkemihan fisiologis dari frekuensi berkemih dan
sehubungan dengan trimester nokturia. Pembesaran uterus trimester
ketiga. ketiga.
2. anjukan klien untuk melakukan Meningkatkan perfusi ginjal.
posisi miring saat tidur.
Perhatikan keluhan-keluhan
nokturia.
3. Anjurkan klien untuk Posisi ini memungkinkan terjadinya
menghindari posisi tegak dalam sindrom vena kava dan menurunkan
waktu yang lama. aliran vena.
4. Berikan informasi mengenai Mempertahankan tingkat cairan dan
perlunya masukan cairan 6-8 perfusi ginjal adekuat, yang
gelas/ hari, penurunan masukan mengurangi natrium diet untuk
2-3 jam sebelum beristirahat, dan mempertahankan status isotonik.
penggunaan garam, makanan,
dan produk mengandung natrium
dalam jumlah sedang.
5. Berikan informasi mengenai Kehilangan atau pembatasan natrium
bahaya menggunakan diuretik dapat sangat menekan regulator renin-
dan penghilangan natrium dari angiotensin-aldosteron dari kadar
diet. cairan, mengakibatkan dehidrasi/
hipovolemia berat.
6. Tes urin midstream untuk Dapat mengidentifikasi spasme
memeriksa albumin glomerulus atau penurunan perfusi
ginjal berkenaan dengan hipertensi
akibat kehamilan
1)Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena
pembesaran uterus.

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam pola napas klien efektif

Kriteria hasil : Frekuensi napas 18-20 kali/menit, Klien tidak sesak

1. Kaji TTV Merupakan data dasar dalam


menentukan intervensi selanjutnya.
2. Monitor status pernapasan klien Menentukan luas dan beratnya masalah
pada pergerakan dada. yang terjadi.
3. Anjurkan klien untuk banyak Mengurangi pemakaian O2.
istirahat.
4. Anjurkan klien untuk tidur Posisi semi fowler dapat mengefektifkan
setengah duduk. expansi paru dan mengurangi sesak.

2) Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh


hormonal Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, klien
merasa nyaman

3) Kriteria hasil : klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk
mengurangi ketidaknyamanan, melaporkan ketidaknyamanan dapat
diminimalkan/ atau dikontrol dan mencari pertolongan medis dengan tepat.

4)No Intervensi Rasional


1. Kaji secara terus-menerus Data dasar terbaru untuk merencanakan
ketidaknyamanan klien dan perawatan.
metoda untuk mengatasinya.
2. Kaji satatus pernapasan klien. Penurunan kapasitas pernapasan saat
uterus menekan diafragma,
mengakibatkan
dispnea.
3. Perhatikan adanya keluhan Lordosis dan regangan otot disebabkan
ketegangan pada punggung dan oleh pengaruh hormon (relaksin,
perubahan cara jalan. Anjurkan progesteron) pada sambungan pelvis dan
penggunaan sepatu hak rendah, perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan
latihan pelvicrock, girdle perbesaran uterus. Intervensi multipel
maternitas, penggunaan biasanya membantu untuk menghilangkan
kompres panas, sentuhan ketidaknyamanan.
terapeutik atau stimulasi saraf
elektrikal transkutan dengan
tepat.
4. Perhatikan adanya kram pada Menurunkan ketidaknyamanan berkenaan
kaki. Anjurkan klien untuk dengan perubahan kadar kalsium/
meluruskan kaki dan ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau
mengangkat telapak kaki bagian karena tekanan dari pembesaran uterus
dalam keposisi dorsofleksi, pada saraf yang mensuplai ekstremitas
menurunkan masukan susu, bawah.
sering mengganti posisi, dan
menghindari berdiri atau duduk
lama.
5. Kaji ada atau tidak adanya Kontraksi ini dapat menciptakan
frekuensi kontraksi braxton ketidaknyamanan pada multigrafida pada
Hick. Berikan informasi trimester kedua. Primigrafida biasanya
mengenai fisiologi aktifitas tidak mengalami ketidaknyamanan ini
uterus. sampai trimester akhir.
6. Perhatikan keluhan aktifitas pembesaran uterus trimester ketiga
BAK dan tekanan pada menurunkan kapasitas kandung kemih,
kandung kemih. mengakibatkan sering berkemih.
7. Kaji adanya konstipasi dan peningkatan pemindahan posisi uterus
hemoroid. memperberat masalah eliminasi.
8. Kaji adanya pirosis (nyeri ulu Masalah sering terjadi pada trimester
hati). Tinjau pembatasan diet. kedua dan dapat berlanjut, khususnya bila
diet tidak dimodifikasi.
9. Perhatikan adanya leukorea dan Saat kadar estrogen tinggi, sekresi
pruritus. Anjurkan klien untuk kelenjar servikal menghasilkan media
sering mandi, menggunakan asam yang mendorong proliferasi
celana dalam katun, pakaian organisme.
longgar dan menghindari duduk
untuk waktu yang lama.
10. Berikan suplemen kalsium Penambahan produk susu bila intoleransi
dengan tepat. Anjurkan dapat menjadi masalah. Jeli dapat
penggunaan jel aluminium menurunkan kadar fosfor dan
hidroksida sesuai kebutuhan. memperbaiki
ketidak seimbangan kalsium-fosfor.

1) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan pada tingkat


aktifitas, stres, psikologi, ketidakmampuan untuk mempertahankan
kenyamanan.

2) Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien tidak


mengalami gangguan pola tidur.

3) Kriteria hasil : melaporkan perbaikan istirahat dan melaporkan peningkatan rasa


sejahtera dan perasaan segar

4)No. Intervensi Rasional


1. Tinjau ulang kebutuhan Membantu mengidentifikasi kebutuhan
perubahan tidur normal untuk menetapkan pola tidur yang
berkenaan dengan kehamilan. berbeda.
Tentukan pola tidur saat ini.
2. Evaluasi tingkat kelelahan. Peningkatan retensi cairan, penambzahan
berat badan, dan pertumbuhan janin,
semua memperberat perasaan lelah,
khususnya pada multipara.
3. Kaji terhadap kejadian insomnia Ansietas yang berlebihan, kegembiraan,
dan respons klien terhadap ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan
penurunan tidur. Anjurkan alat aktifitas janin dapat mempersulit tidur.
bantu untuk tidur, seperti teknik
relaksasi, membaca, mandi air
hangat,dan penurunan aktifitas
sebelum istirahat.
4. Perhatikan kesulitan bernafas Pada posisi rekumben, pembesaran
karena posisi. Anjurkan tidur uterusserta organ abdomen menekan
pada posisi semi fowler. diafragma, sehingga membatasi ekspansi
paru. Penggunaan posisi semifowler
memugnkinkan diafragma menurun,
membantu mengembangkanekspansi paru
optimal.
5. Dapatkan sel darah merah Anemia dan penurunan kadar Hb/SDM,
(SDM) dan kadar Hb. mengakibatkan penurunan oksigenasi
jaringan serta mempengaruhi perasaan
letih berlebihan.
6. Rujuk klien untuk konseling bila mungkin perlu bagi klien menghadapi
kurang tidur atau kelelahan perubahan siklus tidur-terjaga,
mempengaruhi aktifitas mengidentifikasi prioritas yang tepat dan
kehidupan sehari-hari memodifikasi komitmen

2.4 Evaluasi Keeperawatan


Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan dimana evaluasi
adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawata
dan anggota tim kesehatan lainyan.tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah
tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik dan untuk melakukan pengkajian
ulang (US.Midar H, dkk.,2016)

Anda mungkin juga menyukai