Anda di halaman 1dari 34

Peranan Pemenuhan Hak

Anak dalam Mencapai


Keberhasilan Menyusui

oleh:

Entos Zainal
Asdep Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan
Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
5 (LIMA) ARAHAN PRESIDEN UNTUK KEMENPPPA

Peningkatan pemberdayaan
perempuan dalam kewirausahaan

Peningkatan peran ibu dan keluarga


dalam pendidikan/ pengasuhan anak

Penurunan kekerasan terhadap


perempuan dan anak

Penurunan pekerja anak

Pencegahan perkawinan anak

2
KOMPOSISI PENDUDUK INDONESIA

Jumlah
Keluarga:
Jumlah Anak Indonesia: 84,4 jt Jiwa atau 81,2 juta
31,6% Penduduk di Indonesia = Anak
Sumber: Profil Anak Indonesia, KPPPA, 2020 Sumber: SUPAS (2015)
HAK-HAK ANAK DILINDUNGI OLEH PERATURAN YANG BERLAKU
Keputusan Undang-
Konvensi Hak Presiden Undang
Anak (KHA) Nomor 36 Nomor 23
Tahun 1990 Tahun 2002

“Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat, keluarga, dan orang


tua atau wali berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan Perlindungan Anak”

Prinsip-Prinsip KHA: 4

Kepentingan Terbaik Hidup, Tumbuh, dan


Non Diskriminasi Partisipasi/ Suara Anak
bagi Anak Berkembang
HAK ANAK
1.Hak Kelangsungan Hidup , hak untuk melestarikan dan mempertahankan
hidup dan hak memperoleh standar kesehatan tertinggi dan perawatan yang
sebaik-baiknya.
2.Hak Perlindungan , perlindungan dari diskriminasi, eksploitasi,
kekerasan dan keterlantaran.
3.Hak Tumbuh Kembang , hak memperoleh pendidikan dan hak mencapai
standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan sosial.
4.Hak Berpartisipasi , hak untuk menyatakan pendapat dalam segala hal yang
mempengaruhi anak
5 KLASTER KONVENSI HAK ANAK

KLASTER I
HAK SIPIL DAN KEBEBASAN

KLASTER II PENCEGAHAN
LINGKUNGAN KELUARGA DAN
PENGASUHAN ALTERNATF Pemenuhan
KLASTER III Hak Anak
KESEHATAN DASAR DAN
KESEJAHTERAAN
PERLINDUNGAN
KLASTER IV
PENDIDIKAN, PEMANFAATAN WAKTU LUANG,
ANAK
DAN KEGIATAN BUDAYA PENANGANAN

KLASTER V Perlindungan
PERLINDUNGAN KHUSUS Khusus Anak
SETIAP ANAK WAJIB MENDAPATKAN PERLINDUNGAN

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Pasal 1
Perlindungan Anak adalah kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 20
Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat,
keluarga, dan orang tua atau wali berkewajiban dan
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Perlindungan
Anak.
KONVENSI HAK ANAK (KHA)

Pasal 24
Anak berhak untuk menikmati status kesehatan tertinggi yang dapat dicapai
untuk memperoleh sarana-sarana perawatan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
Poin 2 (c)
Pemerintah mengambil langkah yang tepat untuk memberantas penyakit dan
kekurangan gizi, termasuk dalam kerangka perawatan kesehatan dasar,
melalui penerapan teknologi yang mudah diperoleh dan melalui pengadaan
makanan bergizi yang memadai dan air minum yang bersih, dengan
mempertimbangkan bahaya-bahaya dan risiko-risiko pencemaran lingkungan.
Hak anak wajib dipenuhi
tanpa terkecuali, dalam
situasi tersulit sekalipun,
9 dan kepada setiap anak
tanpa diskriminasi
ISU KESEHATAN ANAK DI MASA PANDEMI

Isu Kesehatan dan


faktor risiko yang
Penyakit Tidak
paling Narkoba dan Rokok Masalah gizi STRES/GANGGU Menular
AN JIWA
berpengaruh
pada Anak serta
kondisi mereka
saat dewasa
Kekerasan dan OBESITAS
Cidera KETERBATASAN AKSES KETERBATASAN
MAKANAN SEHAT AKSES KESEHATAN

PERKAWINAN KEHAMILAN USIA ANAK


ANAK
A.PENYIMPANG POSITIF (PADA ANAK 0 – 11 BULAN) 10

1. FREKUENSI PEMBERIAN ASI (Minimal


8x/hari) ▪ Uji statistik bivariat : p value = 0,03 < 0,05, OR = 1,88
DISTRIBUSI FREKUENSI PEMBERIAN ASI & STATUS GIZI
120%
(1.09 - 3,25). Anak usia 0-11 bulan keluarga termiskin yang
diberikan ASI > 8 kali sehari berpeluang 1,88 (1,09 – 3,25) kali
lebih besar memiliki status gizi normal dibandingkan dengan yang
100%
diberikan ASI < 8 kali sehari.

80%

53%
68%
▪ Uji multivariat : p value = 0,03 < 0,05, dengan nilai OR
60% = 2,69 (1,11 – 6,55). Anak usia 0-11 bulan keluarga termiskin
yang diberikan ASI > 8 kali sehari berpeluang 2,69 kali (1,11 –
40% 6,55) lebih besar memiliki status gizi normal dibandingkan anak
yang diberikan ASI < 8 kali sehari setelah dikontrol oleh tingkat
47% konsumsi energi, variasi makananan, kualitas fisik air minum, tempat
20%
32% pembuangan akhir tinja, penimbangan di Posyandu, pemberian
vitamin A, status imunisasi, riwayat sakit saat neonatal, pendidikan
0%
Tidak disusui/< 8 kali ≥ 8 kali
ibu, jumlah balita dalam keluarga, dan perilaku merokok orang tua
Gizi tidak normal Gizi normal
laki-laki.

▪ Setiarini A, (2016) frekuensi ASI perilaku penyimpang positif pada anak tidak stunting (setiap hari bayi 0-6
bulan min 10 x 7-12 bulan min 5-10 x, dan usia 13-23 bulan min 4-10 x) . Mitra (2016) deviasi positive
pertumbuhan BBLR→ ASI sesering mungkin minimal 12 kali sehari.
▪ Sourila (2015) ASI setiap kali bayi membutuhkan, usia 1 - 2 bulan, 7-9 kali. Tri B, Setyowati, Novy H. (2016)
bayi menyusu 8 - 12 kali sehari. Brown et al. (2005) ASI pada bayi baru lahir 10-12 kali.
▪ Christine, M,et.al (2012) dan WHO (2016) pemberian ASI bergantung pada persediaan ASI, ketika bayi
berusia 3-6 bulan pemberian ASI berkurang hingga mencapai 7-8 kali sehari.
CAKUPAN ASI

9 dari 10 Ibu PERSENTASE BAYI BARU LAHIR MENDAPATKAN ASI


pernah EKSKLUSIF MENURUT PROVINSI TAHUN 2018
menyusui, 90

hanya 51% yang Rata-rata 80 Nasional:


memberikan pemberian 70 65,16%
ASI Eksklusif ASI Eksklusif 60

hanya selama 50

3 bulan 40

44% lainnya
30

mendapatkan
20

10

asupan lain 0

Papua…
saat lahir

Gorontalo
DKI Jakarta
Riau
Sumut

Banten

Kaltim
Kaltara
NTB
NTT

Kalsel

Sulut

Sulsel
Sultra

Maluku
Jambi

Kepri

Kalteng

Sulteng

Papua
Indonesia
Babel

Jateng

Jatim

Bali

Sulbar
Sumbar

D.I.Y

Kalbar

Malut
Bengkulu

Jabar
Sumsel

Lampung
Aceh 1
(Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2017) Sumber: Profil Kesehatan Indonesia, 2018
Peran
keluarga,terutama
orang tua sebagai
sistem yang paling
dekat dengan anak
merupakan yang 13

paling utama,
apalagi di masa
pandemi
Asuh
Asah A s ih
Proses stimulasi sesuai usia Kasih s a y a n g Sandang , pangan , p ap an
Terintegrasi dengan Dukungan emosi L a y a n a n kesehatan
kehidupan sehari - hari Ikatan anak - orang tua ( rasa Lingkungan yang m end uk ung
Untuk s e m u a aspek percaya ) Vaksinasi
perkembangan Mempengaruhi keseluruhan Rekreasi
Dasar dari proses belajar t u m b u h k e m b a n g anak Aktivitas fisik
Pondasi untuk nilai moral , nilai
hidup, spiritualitas , kreativitas ,
p and ang an hidup, dll.
KEBIJAKAN TERKAIT PEMBERIAN ASI

1. Convention on the rights of the child (CRC) – Konvensi Hak Anak


2. International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights
(ICESR) - Perjanjian Internasional untuk Hak Azasi di bidang
Ekonomi, Sosial dan Kebudayaan
3. Convention on the elimination of all forms of discrimination
against women (CEDAW) - Konvensi eliminasi segala bentuk
diskriminasi terhadap wanita
4. Innocenti Declaration – Deklarasi Innocenti
5. Convention on Maternity Protection (ILO) - Konvensi
Perlindungan Maternal
6. International Code of Marketing of Breastmilk Substitute – Kode
Internasional Pemasaran Produk Pengganti ASI
15
KEBIJAKAN TERKAIT RUANG MENYUSUI

1. Pasal 49 ayat 2 Undang-undang No. 49/1999 tentang Hak Asasi


Manusia
2. Pasal 83 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
3. Pasal 128 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI
Eksklusif
5. Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan,
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan No.
48/MEN.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008, dan
1177/MENKES/PB/XII/2008 Tahun 2008 tentang Peningkatan
Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2013 Tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui
Dan/Atau Memerah Air Susu Ibu
7. PerMen PPPA No.5 Tahun 2015 tentang Penyediaan Sarana Kerja Yang
Responsif Gender Dan Peduli Anak Di Tempat Kerja 16
• Memenuhi Kebutuhan Gizi Bayi
• Bayi tubuh lebih sehat, cerdas, dan daya tahan tubuh
yang kuat
Menyusui
Tercipta kelekatan yang kuat antara ibu dan anak
Penting bagi

• Bagi bayi dapat mengurangi risiko diare, ISPA,


Ibu dan Bayi pnemumonia, alergi, diabetes dan penyakit lainya
• Bagi Ibu dapat mengurangi resiko pendarahan,
kanker, diabetes, osteoporosis dll
• Meningkatkan efektivitas imunisasi secara signifikan
• Instansi/perusahaan menyediakan Ruang Laktasi
atau daycare sebagai dukungan untuk ibu
bekerja
Dukungan • Ruang publik (stasiun, terminal, bandara,
Terhadap puskesmasdsb) menyediakan Ruang laktasi
• Peran Ayah ASI penting dalam keberhasilan
Pemenuhan Hak mengAsihi
Anak atas ASI • Peran anggota keluarga (nenek, tante dan
keluarga lainnya)
• Pengaruh media masa seperti TV, majalah, buku-
buku tentang ASI dan internet yang bisa diakses
ibu / ayah sangat membantu keluarga dalam
proses menyusui.
Kemen PPPA mendorong adanya
Manfaat Ruang laktasi di tempat kerja
untuk
pegawai Mendapatkan fasilitas yang ibu menikmati manfaat fisik
maupun psikologis, yang pada
layak, pantas, dan bersih
untuk memerah air susu ibu. akhirnya juga akan memberikan
dampak positif terjadap kinerja dan
produktivitasnya di tempat kerja.
Melindungi hak-hak anak-
anak pegawai untuk
mendapatkan nutrisi
terbaik dan paling lengkap, Anak-anak yang mendapatkan
sebagaimana yang dapat
disediakan oleh ASI. ASI lebih sehat dan tidak rentan
terhadap penyakit, yang
membuat ibu memiliki tingkat
kekhawatiran yang lebih rendah
Dengan memenuhi hak-hak tentang anak-anaknya dan dapat
anak untuk mendapatkan lebih fokus pada pekerjaan
ASI, kesehatan anak akan mereka. Hal ini dapat
lebih terlindungi dan akan meningkatkan kinerja instansi
ada pengurangan jumlah secara keseluruhan
klaim biaya kesehatan dari
anggota keluarga pegawai.
MANFAAT UNTUK INSTANSI
• Kebijakan Tempat Kerja menyediakan ruang laktasi membantu menekan biaya
yang berkaitan dengan perawatan kesehatan, menekan tingkat absensi, dan
produktivitas yang rendah
• Menekan resiko beberapa isu-isu kesehatan jangka pendek dan jangka
panjang baik untuk kaum wanita maupun anak-anak
• Menekan tingkat absensi pegawai yang berkaitan dengan perawatan anak-
anak yang sakit
• Meningkatkan tingkat retensi pegawai perempuan
Kebijakan Tempat Kerja Ramah
Laktasi

1 Ruang/Fasilitas Pemberian ASI

2 Kebijakan Tertulis Instansi

3 Edukasi di tempat kerja


Ruang/Fasilitas Pemberian ASI

• Pencahayaan yang memadai.


• Saklar listrik.
• Kulkas/freezer untuk menyimpan ASI.
• Tempat cuci dengan air yang mengalir.
• Dispenser (dengan air panas dan dingin) atau termos listrik untuk air
panas
• Sabun pencuci tangan, cairan antiseptik, dan handuk kertas/tissue.
• Tissue dan cairan antiseptik.
• Tempat sampah dengan penutup
KEBIJAKAN TERTULIS INSTANSI
1. Dukungan instansi terhadap pemberian ASI di tempat
kerja.
2. Cuti melahirkan yang layak sesuai dengan Undang-
Undang Ketenagakerjaan Indonesia, dengan opsi yang
lebih fleksibel.
3. Terpenuhinya 2x waktu istirahat dan rehat makan siang
selama hari kerja normal yang memungkinkan kaum ibu
untuk memerah ASI atau memberi ASI pada anaknya.
4. Fasilitas kesehatan yang ada disesuaikan dengan kondisi
ibu dan bayi dengan memperhatikan kebutuhan dan
kepentingan terbaik bagi ibu dan bayi
24
EDUKASI DI TEMPAT KERJA

1. Instansi menawarkan kelas-kelas tentang laktasi dari waktu ke waktu, bagi pegawai yang
sedang berada dalam masa kehamilan atau sedang menyusui. Kelas-kelas tersebut
diselenggarakan oleh Certified Breastfeeding Counsellors (Konselor Laktasi Bersertifikat).
2. Instansi menawarkan pada para pegawai daftar konselor laktasi yang tersedia untuk
keperluan konseling.
3. Instansi menyebarluaskan bahan-bahan komunikasi dan edukasi untuk meningkatkan
kesadaran di seluruh lingkungan kerja (pamflet, poster di dinding, banner, buku-buku,
video, dsb)
LANGKAH-LANGKAH YANG DIAMBIL UNTUK
MEMASTIKAN KEBERHASILAN IMPLEMENTASI DARI
KEBIJAKAN TEMPAT KERJA RAMAH LAKTASI

1 Komitmen instansi dalam mengembangkan dan mendukung kebijakan.

2 Menciptakan kelompok kerja.

Menyesuaikan kebijakan berdasarkan atas kebutuhan, kondisi, dan sumberdaya


3 dari masing-masing instansi:

4 Ruang, lokasi fasilitas, kebijakan pemberian ASI, isi ruangan, dsb.

5 Daftar periksa untuk kebijakan tertulis (cuti melahirkan, jenis-jenis


cuti lainnya, tipetipe akomodasi yang dapat ditawarkan oleh
perusahaan pada karyawan mereka yang sedang menyusui,
waktu rehat untuk memerah ASI atau memberikan ASI,
kelas-kelas edukasi dan dukungan konseling).
.
1 MELALUI ANAK

Wadah Aspirasi (Hak Sebagai Pelopor dan


Partisipasi) Pelapor
i
) 34 Provinsi
458 Kab/Kota
1.625
Kecamatan
2.694 Desa/Kelh

Anak dapat berperan mempelopori pemenuhan gizi untuk kecukupan


nutrisi anak di lingkungan sebayanya
ANAK SEBAGAI PELOPOR

ANAK SEBAGAI
PELOPOR

Meningkatkan
kesadaran akan
pentingnya pemenuhan
nutrisi anak

Yang Dilakukan sebagai Pelopor: Sebagai Pelapor:


✔Memahami nutrisi yang terkandung dalam tanaman pangan lokal ✔Mengetahui informasi layanan kesehatan
✔Mempopulerkan konsumsi makanan tradisional yang bisa diakses
✔Mempelopori dan mengajak teman sebaya untuk menanam bahan ✔Membantu mencarikan pertolongan profesional
pangan sendiri di halaman rumah ketika teman/keluarga/orang di sekitar
✔Berbagi informasi mengenai kecukupan nutrisi melalui komunitas dan mengalami stunting dan membutuhkan bantuan
sekolah (*layanan di PUSPAGA/Sekolah Ramah Anak/Puskesmas Ramah Anak)
2 MELALUI KELUARGA

KELUARGA sebagai
LAYANAN KELUARGA KIE PELOPOR dan PELAPOR
PREVENTIF DAN PROMOTIF sebagai
“Tempat pembelajaran FAMILY FRIENDLY (2P) PENTINGNYA
PEMENUHAN NUTRISI
untuk meningkatkan kualitas
kehidupan keluarga”
“Pesan-Pesan ANAK DALAM
Kesehatan” PENGASUHAN

188 PUSPAGA
di 12 Provinsi dan 172 Kab/Kota
3 MELALUI SATUAN PENDIDIKAN

SEKOLAH DAN MADRASAH


RAMAH ANAK (SRA)

SISTEM UKS:
MEMBERIKAN PEMAHAMAN
TERKAIT GIZI UNTUK
PERTUMBUHAN

56.947 SRA
di 327 Kab/Kota dan 34 Provinsi
4 MELALUI LINGKUNGAN

Puskesmas Ramah Anak Pusat Informasi


2.824 PRA di Sahabat Anak
233 Kab/Kota
6 Kabupaten/Kota
34 Provinsi
di 6 Provinsi

Kampung Anak Ruang Bermain


Ramah Anak
Sejahtera
8 desa di 73 RBRA Terstandardisasi
8 Kabupaten

Pusat Kreativitas Anak


407 PKA di
80 Kab/Kota
29 Provinsi

“PEMBERIAN INFORMASI (KIE) TERKAIT NUTRISI ANAK”


5 MELALUI WILAYAH

PROVILA 34 PROV

514 KAB/KOTA

KELANA 7.201 Kecamatan

DEKELA 8.479 Kel + 74.957 Desa

………..
RW

………..
RT
TERIMA KASIH
ANAK TERLINDUNGI, INDONESIA MAJU

34

Anda mungkin juga menyukai