PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kerja. Sanitasi dasar yang buruk memicu timbulnya berbagai macam penyakit
infeksi kulit, hepatitis A dan yang paling sering yakni diare (Kementerian
Kesehatan, 2011).
diperkirakan sebesar 1,6 milyar orang atau 25% penduduk dunia masih buang
air besar di area terbuka, dari data tersebut sebesar 81% penduduk yang buang
kedua terbanyak ditemukan masyarakat buang air besar di area terbuka, yaitu
perdesaan masalah yang krusial yakni kebiasaan buang air besar sembarangan.
pada sumber air dan makanan yang disantap di rumah (Kemenkes RI, 2012).
kumuh dan 100% stop bebas buang air besar sembarangan (SBS).
Berdasarkan data yang dirilis oleh sekretariat STBM, hingga 2015 sebanyak
62 juta atau 53% penduduk perdesaan masih belum memiliki akses terhadap
sanitasi yang layak, 34 juta diantaranya masih melakukan praktik buang air
Indonesia stop buang air besar sembarangan (SBS) pada tahun 2019.
dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) di Indonesia
pada tahun 2019 adalah 87,81%. Provinsi dengan persentase tertinggi keluarga
dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) adalah DI
jumlah penduduk yang memiliki jamban sehat sebanyak 304.860 (86,0%) dari
354.503 kepala keluarga yang ada di Kabupaten Lombok Timur (Dinas
keluarga yaitu 1.230 KK, yang memiliki akses jamban sehat sebanyak 378 KK
sehat di Desa Sukamulia masih rendah, hal ini dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan yang dimiliki oleh Kepala Keluarga, apabila masyarakat yang ada
di Desa Sukamulia belum memiliki jamban sehat. Maka hal tersebut dapat
menjadi wabah penyakit pada masyarakat luas, jika masih terjadi Buang Air
0,01.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan oleh
bahwa hanya 9 orang (30,0%) yang memiliki jamban sehat dan 21 orang
(70%) tidak memiliki jamban sehat. Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya
tingkat pendapatan yang dimiliki oleh kepala keluarga, selain itu disebabkan
B. Identifikasi Masalah
rendahnya tingkat pendapatan yang dimiliki oleh kepala keluarga yang ada di
Desa Sukamulia menjadi salah satu kendala untuk memiliki jamban sehat,
selain itu minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh kepala keluarga tentang
C. Rumusan Masalah
Tahun 2021.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
2021.
E. Manfaat Penelitian
2. Bagi Peneliti
4. Bagi Masyarakat
KAJIAN PUSTAKA
total penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah
maupun tahunan.
sebagai hasil perkalian antara jumlah unit yang terjual dengan harga per
barang yang terjual dengan harga yang telah disepakati antara penjual dan
bentuk, yaitu:
a. Pendapatan ekonomi
dan lain-lain.
b. Pendapatan uang
seseorang atau keluarga pada suatu periode sebagai balas jasa terhadap
c. Pendapatan personal
produksi.
Menurut cara perolehannya, pendapatan dibedakan menjadi 2
(Tohar, 2013):
b. Asset produktif
diberikan.
2013).
tetapi pendapatan setiap keluarga tidak akan terlepas dari hal-hal berikut,
diantaranya:
a. Pendapatan pokok
rumah tangga.
b. Pendapatan tambahan
c. Pendapatan lain-lain
Pendapatan lain-lain dapat berupa bantuan atau hibah dari
orang lain atau hasil dari perputaran harta. Bantuan istri kepada
keluarga.
tangga dapat merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut tidak
sejahtera.
di akhirat.
B. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga
ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota
2. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses perkembangan individu sebagai
c. Fungsi Reproduksi
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
penghasilan.
e. Fungsi Kesehatan
3. Tipe Keluarga
sendiri.
1) Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari
terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
satu upaya kesehatan lingkungan yang harus memenuhi sanitasi dasar bagi
8. Pemanfaatan Jamban
atau memakai jamban dalam hal buang air besar yang dilakukan oleh
untuk memanfaatkannya.
perlu diperhatikan oleh kepala keluarga dan setiap anggota keluarga yaitu:
menggunakan jamban.
seminggu.
(Soekidjo, 2007).
jika didukung oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu tersebut
kesehatan termasuk tokoh adat dan tokoh agama (Depkes RI, 2015).
masyarakat yang buang hajat /air besar di tempat-tempat yang tidak sesuai
dengan kaidah kesehatan, misalnya di sungai, kolam, pinngir laut, ladang.
fasilitas yang kurang terpenuhi serta sikap dan perilaku masyarakat sendiri
memanfaatkan jamban.
yang mudah terjangkit seperti waterborne disease antara lain tifoid, diare,
malam hari).
sanitasi.
9. Jenis Jamban
terdiri dari galian dan atasnya diberi lantai sehingga kotoran langsung
b. Jamban plengsengan
dan lebih aman bagi pemakai jamban. Namun seharusnya baik kakus
dibuatkan tutup.
c. Jamban bor
Jamban jenis bor mempunyai lubang pembuangan kotoran yang
karena kotoran tidak berbau, hal ini dikarenakan selalu ada air pada
dalam rumah.
sebagainya. Kotoran dari jamban ini jatuh ke air dan akan di makan
oleh ikan atau di kumpulkan melalui saluran khusus dari bambu atau
f. Jamban septic tank
Biasanya jamban jenis ini menggunakan satu bak atau lebih yang
nantinya dipasang sekat atau tembok penghalang. Dalam bak pertama
2) Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan
c. Bangunan bawah
1) Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai
padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan
tikus.
berwarna.
6) Cukup penerangan.
1) Rumah jamban
2) Lantai jamban
yang sifatnya harus baik, kuat dan mudah dibersihkan serta tidak
rumah jamban.
3) Slab (tempat kaki berpijak waktu sipemakai jongkok).
4) Rumah jamban dalam keadaan baik dan tidak ada lalat atau kecoa
5) Tempat duduk selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat
A. Kerangka Konsep
2012).
diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris.
(Notoatmodjo, 2010).
Tahun 2021.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
analitik korelasi dengan bentuk cross sectional yaitu setiap subjek penelitian
hanya di observasi satu kali saja dan pengukuran terhadap variabel dilakukan
1. Populasi
2. Sampel
(2010) :
N
n=
1+ N (d 2 )
1 .230
2
n= 1+1 . 230 (0,1)
1. 230 1 . 230
= =92
n= 1+12 .30 13. 30
Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
Jadi besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 92 orang
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
tahun 2021.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independent
2. Variabel Dependent
E. Definisi Operasional
Definisi Skala
No Variabel Cara Ukur Hasil Ukur Ukur
operasional data
1 Tingkat Penghasilan yang Kuesioner 1. Tingkat Ordinal
pendapatan diperoleh kepala pendapatan
kepala keluarga atas Tinggi : >
keluarga prestasi kerjanya 2.500.000, /bulan
dalam periode 2. Tingkat
tertentu, baik pendapatan
harian, Sedang : 500.000-
mingguan, 2.500.000, /bulan
bulanan maupun 3. Tingkat
tahunan. pendapatan
Rendah : <
500.000, /bulan
2 Kepemilikan Suatu bangunan Kuesioner 1. Memil Nominal
jamban sehat yang digunakan iki jamban sehat
untuk tempat 2. Tidak
membuang dan memiliki jamban
mengumpulkan sehat
kotoran atau
najis manusia,
biasa disebut
kakus/WC
daftar anggota populasi setelah itu di bagi dengan jumlah sampel yang di
N
I=
n
1 . 230
I=
92
I = 13
Keterangan :
I = Interval
N = Besar populasi
n = Besar sampel
92 sampel.
2. Instrumen Penelitian
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
G. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
c. Mengurus perizinan
d. Mengamati keadaan
2. Lapangan
3. Pengolahan data
a. Analisis data
H. Analisis Data
Analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Analisis Univariat
distribusi dan persentase dari tiap variabel yaitu tingkat pendapatan kepala
(Notoatmodjo, 2010)
X
P= x 100 %
N
Keterangan :
P: Presentase
menggunakan uji chi square, uji ini dapat digunakan untuk mengetahui
lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak, bila p value lebih besar maka Ho