Anda di halaman 1dari 58

BAB - I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penataan Ruang pada dasarnya adalah proses, yang meliputi proses


perencanaan, proses pemanfaatan dan proses pengendalian pemanfaatan
ruang yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai
suatu sistem. Salah satu bagian penting dari proses menerus tersebut adalah
perencanaan tata ruang yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah, mulai dari proses penyusunan sampai penetapan dalam bentuk
peraturan daerah.

Pemerintah Kabupaten Pasuruan telah memiliki dokumen Rencana


Tata Ruang Wilayah yang disusun pada Tahun 1990/1991 yang telah
ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 5 Tahun
1992. Pada Tahun 2002/2003, telah dilakukan proses peninjauan kembali
(review), tetapi belum sempat ditetapkan dalam bentuk Peraturan Daerah
(berstatus hukum).

Selama periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, telah banyak
kebijakan baik yang berskala lokal, regional sampai nasional yang berubah,
termasuk gambaran perkembangan pemanfaatan sumber daya baik alam
maupun buatan. Perubahan-perubahan tersebut perlu dikaji ulang serta
perlu dilakukan updating data-data yang telah ada guna
penyusunan/review/revisi RTRW yang telah ada sebelumnya (tahun 2003),
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Lahirnya Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan


Ruang sebagai pengganti Undang-undang 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang, membawa perubahan yang cukup mendasar bagi pelaksanaan
kegiatan penataan ruang, salah satunya pada aspek pengendalian
pemanfaatan ruang, selain pemberian insentif dan disinsentif juga pengenaan
sanksi yang merupakan salah satu upaya sebagai perangkat tindakan
penertiban atas pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang dan peraturan zonasi. Pengenaan sanksi ini tidak hanya diberikan
kepada pemanfaat ruang yang tidak sesuai dengan ketentuan perizinan
pemanfaatan ruang, tetapi dikenakan pula kepada pejabat pemerintah yang
berwenang yang menerbitkan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang. Disamping itu dengan lahirnya Undang-undang
26 Tahun 2007 memberikan kejelasan tugas dan tanggung jawab pembagian
wewenang antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan penataan ruang .

RTRW Kabupaten Pasuruan akan menjadi alat penyusunan program


dan pengendalian pemanfaatan ruang di Wilayah Kabupaten Pasuruan, serta
menjadi perangkat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan berwawasan tata ruang. Selanjutnya, RTRW Kabupaten ini
dapat menjadi pedoman bagi perencanaan yang lebih rinci yakni penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perdesaan, dan Rencana Kawasan Strategis Kabupaten. Rencana-
rencana ini merupakan perangkat operasional dari RTRW Kabupaten
Pasuruan, atau dapat juga RTRW Kabupaten Pasuruan menjadi input
Dokumen Perencanaan Pembangunan Lain.

I-2
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

1.2. DASAR HUKUM

Dasar peraturan perundangan dalam penyusunan Rencana Tata


Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasuruan adalah:

1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-


daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur, sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok


Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2043);

3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan


Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2824);

4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

5) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber


Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3419);

6) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan


Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3469) ;

I-3
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

7) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);

8) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya


Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

9) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 129,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881);

10) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4374) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4412);

11) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);

12) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

13) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

I-4
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik


Indonesia Nomor 4389);

14) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411);

15) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);

16) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433);

17) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

18) Undang-Undang Nomor  38 Tahun  2004 tentang Jalan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132);

19) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka


Panjang Nasional (RPJPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4700);

20) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722);

I-5
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

21) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

22) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

23) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

24) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah


Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4739;

25) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

26) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

27) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

28) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral


dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4959);

I-6
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

29) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

30) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5025);

31) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);

32) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembar Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140 Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);

33) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan


Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembar Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 149 Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia
Nomor 5068);

34) Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas


Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

35) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445);

36) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak


dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat
dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

I-7
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 3660);

37) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka


Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3776);

38) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis


Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3838);

39) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta


untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3934);

40) Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4242 );

41) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan


Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

42) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman


Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165);

43) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624);

I-8
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

44) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);

45) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara


Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

46) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara


Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

47) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696);

48) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian


Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

49) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi


Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 134);

50) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan


Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4828);

I-9
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

51) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata


Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4833);

52) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4858);

53) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4859);

54) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman


Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 88,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4861);

55) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan


Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);

56) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman


Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5004);

57) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara


Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 15 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5097);

58) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan


Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

I - 10
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Nomor 30 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor


5112);

59) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan


Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5103);

60) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya


Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 24
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5106);

61) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan


Kawasan Lindung;

62) Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi


Penataan Ruang Nasional;

63) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi


Nasional;

64) Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern;

65) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang


Garis Sempadan Sungai, daerah Manfaat Sungai dan daerah
Penguasaan Sungai;

66) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang


Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;

67) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata
Cara Peran serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di
Daerah;

68) Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin
Lokasi;

I - 11
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

69) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang


Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib di Lengkapi Dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

70) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2007 tentang


Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan
Kawasan Rawan Gempa Bumi;

71) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2007 tentang


Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor;

72) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2007 tentang Batas
daerah Kabupaten Pasuruan Dengan Kota Pasuruan, Kabupaten
Probolinggo, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Mojokerto, dan
Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur;

73) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang


Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan;

74) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata
Ruang Daerah;

75) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 tentang


Rancangan Peraturan Daerah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;

76) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2009 tentang


Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

77) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang


Pedoman Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

I - 12
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

78) Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor


1457.K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Lingkungan di Bidang Pertambangan dan Energi;

79) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 11


Tahun 1991 tentang Penetapan Kawasan Lindung di Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa
Timur Tahun 1993 Nomor 1, Seri C);

80) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2003 tentang
Pengelolaan Hutan di Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Timur Tahun 2003 Nomor 1, Seri E);

81) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2005 tentang
Penertiban dan Pengendalian Hutan Produksi di Provinsi Jawa Timur
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 Nomor 2, Seri E);

82) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Irigasi;

83) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur;

84) Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 Tentang
Rencana Program Jangka Panjang Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-
2025;

85) Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 2 Tahun 2008 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Pasuruan Tahun 2005 – 2025.

1.3. PROFIL WILAYAH KABUPATEN PASURUAN

I - 13
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Profil wilayah Kabupaten Pasuruan menjelaskan mengenai gambaran


umum fisik wilayah dan Sumberdaya yang ada di Kabupaten Pasuruan secara
singkat.

1.3.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Pasuruan

Wilayah Kabupaten Pasuruan, berdasarkan posisinya merupakan


salah satu wilayah kabupaten dari 38 wilayah kabupaten/kota di Propinsi
Jawa Timur. Berada pada sisi utara pada jalur tapal kuda yang berbatasan
dengan selat madura, memiliki keanekaragaman fisik yang beragam dan
posisi strategis dalam mendukung keberadaan Kawasan Gerbangkertasusila
dan Kawasan Perkotaan Malang. Secara lebih jelas, orientasi Wilayah
Kabupaten Pasuruan terhadap Wilayah Propinsi Jawa Timur dapat dilihat
pada Peta 1.1 berikut.

Secara geografis, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri


Nomor 47 Tahun 2007, Wilayah Kabupaten Pasuruan berada pada 112,3 o s/d
113,30o BT dan 7,30 o s/d 8,30o LS, yang terdiri atas 24 wilayah administratif
kecamatan dan 365 wilayah administratif desa/kelurahan, dengan luas total
wilayah daratan sekitar 147.401,5 Ha (data terpublikasikan), serta wilayah
perairan laut dan kawasan pantai yang membentang sepanjang ± 48 km
mulai dari Kecamatan Nguling hingga Kecamatan Bangil dengan wilayah
eksploitasi laut mencapai 112,5 mil laut persegi (sumber: Penyusunan
Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Pesisir Kabupaten Pasuruan, Tahun
2009; Kabupaten Pasuruan Dalam Angka, dan Hitungan CAD).

Secara administratif, Wilayah Kabupaten Pasuruan memiliki batas wilayah


sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kabupaten Sidoarjo & Selat Madura

 Sebelah Timur : Kabupaten Probolinggo

 Sebelah Selatan : Kabupaten Malang

 Sebelah Barat : Kabupaten Mojokerto & Kota Batu.

I - 14
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Berikut akan dijelaskan nama kecamatan, serta luasan masing–masing


kecamatan yang ada di Wilayah Kabupaten Pasuruan (Tabel 1.1 dan Peta 1.2)
berikut.

I - 15
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Tabel 1.1 LUASAN WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DI


WILAYAH KABUPATEN PASURUAN

No. Kecamatan Luas (Ha)


1. Purwodadi 102,455
2. Tutur 86,300
3. Puspo 58,350
4. Tosari 98,000
5. Lumbang 125,550
6. Pasrepan 89,950
7. Kejayan 79,150
8. Wonorejo 47,300
9. Purwosari 59,870
10. Prigen 121,900
11. Sukorejo 58,180
12. Pandaan 43,270
13. Gempol 64,920
14. Beji 39,900
15. Bangil 44,600
16. Rembang 42,520
17. Kraton 50,750
18. Pohjentrek 11,880
19. Gondangwetan 26,250
20. Rejoso 37,000
21. Winongan 45,970
22. Grati 50,780
23. Lekok 46,570
24. Nguling 42,600
Jumlah 1.474,015
Sumber: Kecamatan Dalam Angka Kabupaten
Pasuruan, 2005

I - 16
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Tabel 1.2. LUAS WILAYAH DAN PANJANG GARIS PANTAI DESA-DESA


PESISIR DI WILAYAH KABUPATEN PASURUAN

LUAS PANJANG
CAKUPAN
KECAMATA WILAYA GARIS
NO WILAYAH
N H PANTAI
(Desa Pesisir)
(Ha) (Km)
1 Bangil Tambakan 341 0,0
    Kalianyar 1.329 0,0
    Masangan 290 0,0
Raci 932 3,0
  Total Luas 2.892 3,0
2 Kraton Gerongan 453 1,3
    Pulokerto 493 1,4
    Semare 269 5,9
    Kalirejo 98 3,4
  Total Luas 1.313 12,0
3 Rejoso Jarangan 416 1,3
    Patuguran 297 0,8
    Total Luas 713 2,2
4 Lekok Tambaklekok 610 7,2
    Jatirejo 224 2,3
    Wates 743 8,8
    Semedusari 411 1,8
Pasinan 814 0,0
    Total Luas 2.802 20,1
5 Nguling Watuprapat 401 2,9
    Kapasan 218 1,2
    Kedawang 330 4,4
    Mlaten 54 0,4
    Penunggul 59 1,8
  Total Luas 1.062 10,7
Total Luas Keseluruhan 8.782 48,0
Sumber : Penyusunan Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Pesisir
Kabupaten Pasuruan, Bappeda, 2009; Kabupaten Pasuruan Dalam
Angka dan Hitungan CAD

I - 17
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Kabupaten Pasuruan memiliki karakter fisik yang beragam


diantaranya wilayah pegunungan, wilayah pesisir, dan wilayah dataran
rendah. Untuk wilayah pesisir yaitu wilayah perairan laut dan kawasan
pantai yang membentang sepanjang ± 48 km mulai dari Kecamatan Nguling
hingga Kecamatan Bangil dengan wilayah eksploitasi laut mencapai 112,5 mil
laut persegi dan potensi laut lestari/ Maximum Suistanable Yield (MSY)
sebesar ± 27.000 ton per tahun. Kawasan perairan laut di Kabupaten
Pasuruan memiliki garis pantai memanjang dari Barat ke Timur menghadap
ke Laut jawa dengan luas kawasan pesisir secara administratif (jarak arbiter
2 Km dari garis pantai) sekitar 4.917 ha. Sebagian besar telah dimanfaatkan
secara maksimal, terutama di wilayah Kecamatan Nguling, Lekok dan Kraton.

Sedangkan untuk kawasan pegunungan Kabupaten Pasuruan memiliki


Kawasan TNBS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru), kawasan TAHURA
(Taman Hutan Raya), dan masih banyak lagi yang memiliki keanekaragaman
hayati dan potensi yang berlimpah. Sedangkan dataran rendahnya banyak
dimanfaatkan untuk kawasan pertanian, perkebunan, permukiman dan
kawasan peruntukan industri diantaranya kawasan industri PIER dan cukup
banyak lokasi industri diluar kawasan. Untuk lebih jelasnya mengenai batas
administratif Kabupaten Pasuruan dapat diihat pada Peta 1.3.

1.3.2. Tutupan Lahan

Tutupan lahan atau penggunaan lahan merupakan salah satu unsur


indikator yang berpengaruh terhadap laju perkembangan pembangunan di
suatu wilayah. Kabupaten Pasuruan dengan luas wilayah sekitar 1.474 Km2
atau 147.401,50 Ha, pada Tahun 2006 berdasarkan kondisi penggunaan
lahannya didominasi oleh lahan tidak terbangun sekitar 83,67% yang
meliputi hutan, semak berlukar, cadas, lautan pasir, perkebunan, sawah,
hutan bakau, tambak, rawa, danau dan penambangan, sedangkan untuk lahan

I - 18
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

terbangun sebesar 16,33% meliputi kawasan permukiman, industri, militer,


pertanian, peternakan dan lain-lain.

Untuk lebih jealsnya dapat dilihat pada Tabel 1.3 mengenai jenis dan luasan
tutupan lahan di Kabupaten Pasuruan.

Tabel 1.3. JENIS DAN LUASAN TUTUPAN LAHAN EKSISTING WILAYAH


KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2003 DAN TAHUN 2006

Tahun 2003 Tahun 2006


NO JENIS PENGGUNAAN
LUAS (Ha) % LUAS (Ha) %
A. Lahan Tidak Terbangun 123.327,08 83,67 121.922,53 82,71
1 Hutan 6.858,50 4,65 6.712,00 4,55
2 Semak Belukar 12.959,69 8,79 12.948,00 8,78
3 Cadas 11,47 0,01 - 0,00
4 Lautan Pasir 276,16 0,19 276,16 0,19
5 Kebun/Perkebunan 14.765,47 10,02 15.144,00 10,27
6 Tegal 46.917,40 31,83 46.532,00 31,57
7 Sawah 36.706,66 24,90 35.286,00 23,94
8 Hutan Bakau 107,99 0,07 107,99 0,07
9 Tambak 4.056,35 2,75 4.205,00 2,85
10 Rawa 270,36 0,18 270,36 0,18
11 Danau 201,02 0,14 201,02 0,14
12 Penambangan 196,01 0,13 240,00 0,16
B. Lahan Terbangun 24.074,42 16,33 25.478,97 17,29
13 Permukiman 17.318,06 11,75 17.916,00 12,15
14 Industri 1.664,83 1,13 2.538,00 1,72
15 Kawasan Militer 188,50 0,13 188,50 0,13
16 Kawasan Wisata 624,65 0,42 76,00 0,46
17 Peternakan 26,81 0,02 - 0,00
18 Lain-Lain 4.251,57 2,88 4.160,47 2,82
  JUMLAH 147.401,50 100,00 147.401,50 100,00
Sumber: Bappeda Kabupaten Pasuruan dan Hasil Olahan Data Tahun 2006

I - 19
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

1.3.3. Kependudukan dan Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2008, penduduk


Kabupaten Pasuruan tercatat berjumlah 1.484.647 jiwa. Dengan wilayah
seluas 1.474,01 Km2, maka tingkat kepadatan penduduknya adalah 995
jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk per tahun terhitung sebesar 2,24%, dan
jumlah proyeksi di Tahun 2029 mencapai 2.162.850 jiwa. Tingkat dan
kepadatan penduduk di Kabupaten Pasuruan dapat dilihat pada Tabel 1.4.
dibawah ini.

Tabel 1.4 JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK KABUPATEN


PASURUAN TAHUN 2008

Jumlah Kepadatan
Luas
No. Kecamatan Penduduk Penduduk
(Ha)
(Jiwa) (jiwa/Ha)
1. Purwodadi 102,455 63.507 620
2. Tutur 86,300 51.507 596
3. Puspo 58,350 27.363 468
4. Tosari 98,000 18.273 186
5. Lumbang 125,550 33.654 268
6. Pasrepan 89,950 51.033 567
7. Kejayan 79,150 61.979 783
8. Wonorejo 47,300 53.118 1.123
9. Purwosari 59,870 76.624 1.279
10. Prigen 121,900 80.581 661
11. Sukorejo 58,180 76.942 1.322
12. Pandaan 43,270 95.007 2.195
13. Gempol 64,920 116.239 1.790
14. Beji 39,900 77.375 1.939
15. Bangil 44,600 85.169 1.909
16. Rembang 42,520 57.878 1.361
17. Kraton 50,750 87.837 1.730
18. Pohjentrek 11,880 26.974 2.270
19. Gondangwetan 26,250 50.112 1.909
20. Rejoso 37,000 42.171 1.139
21. Winongan 45,970 39.946 868
22. Grati 50,780 72.321 1.424
23. Lekok 46,570 65.596 1.408
24. Nguling 42,600 55.373 1.299
Jumlah 1.474,015 1.484.647 995
Sumber : BPS Kabupaten PasuruanTahun 2009, diolah.

I - 20
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Gambar 1.1. Gambaran Kegiatan Sosial Budaya


Masyarakat di Kabupaten Pasuruan

Selain itu Kabupaten Pasuruan juga memiliki keanekaragaman


penduduk yang sebagian besar adalah suku Jawa dan yang lain terdiri dari
suku Madura serta keturunan seperti Cina, Arab dan India. Disamping itu,
masih dapat ditemui satu suku dengan sosial budaya khas, yaitu masyarakat
Tengger yang hidup di kawasan pegunungan Tengger dan gunung Bromo
Kecamatan Tosari, yaitu di Desa Wonokitri sebagai Desa Budaya Tengger
yang akan dikembangkan sebagai bagian dari pengembangan Kawasan
Tujuan Pariwisata “Vulcano Park” dalam skala lokal (skala Kabupaten
Pasuruan) sampai regional (Nasional). Sistem sosial dan religi masyarakat
Tengger ini sangat unik dan khas dengan berbagai aktivitasnya seperti
perayaan Hari Raya Kasodo dan Hari Raya Karo yang didalamnya banyak
mengandung nilai - nilai religius dan sejarah.

Masyarakat Kabupaten Pasuruan, juga dikenal sebagai masyarakat


agamis dengan kerukunan dan toleransi beragama yang sangat terbina
dengan harmonis. Agama yang dianut sebagian besar Islam, serta lainnya
Kristen Protestan, Katholik, Budha dan Hindu.

Dilihat dari jenis mata pencahariannya terdiri dari 37,13% di sektor


Pertanian Tanaman Pangan, 21,94% di sektor Industri Pengolahan, 21,44%
di sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan, 0,43% di Pertambangan dan
Galian, 5,91% di sektor Bangunan, 0,51% di bidang perbankan dan Lembaga
Keuangan lainnya, 6,56% dibidang Pengangkutan dan Komunikasi serta
6,08% di sektor Jasa.

I - 21
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

1.4. POTENSI BENCANA ALAM

Bencana alam yang dapat saja timbul di Kabupaten Pasuruan dan


sekitarnya tidak terlepas dari kondisi geofisik wilayah Kabupaten Pasuruan.
Keberadaan gunung berapi, adanya dataran rendah dan kondisi dataran
tinggi yang mulai terdegradasi menjadikan Kabupaten Psuruan memiliki
beberapa potensi bencana alam. Potensi bencana alam yang ada di Kabupaten
Pasuruan adalah sebagai berikut:

1. Kawasan rawan bencana gunung berapi yaitu kawasan gunung Bromo


seluas 1.320 Ha dan daerah waspada seluas 751 Ha yang berada pada
Desa Ngadirejo, Mororejo, Wonokitri dan Desa Kedawung di Kecamatan
Tosari dan Gunung Welirang; sedangkan kawasan rawan bencana
gunung berapi di Gunung Welirang seluas 1.368 ha dan waspada seluas
809 ha yang meliputi sebagian dari Desa Lumbakrejo, Kelurahan
Pencalukan di Kecamatan Prigen, Desa Cendono, Desa Sumberejo dan
Tambaksari di Kecamatan Purwosari;

2. Kawasan rawan longsor/gerakan tanah di Kabupaten Pasuruan yang


luasnya mencapai 37.626,4 ha, dikarenakan sebagian wilayahnya berada
pada kelerengan > 40%. Daerah-daerah potensial longsor berada di
Kecamatan Tutur, Kecamatan Puspo, Kecamatan Tosari, Kecamatan
Lumbang dan Kecamatan Prigen;

3. Kawasan rawan banjir sebesar 11.948,15 ha, daerah potensial banjir


berada di Kecamatan Gempol, Kecamatan Beji, Kecamatan Rembang,
Kecamatan Bangil, Kecamatan Kraton, Kecamatan Grati, Kecamatan
Pohjentrek, Kecamatan Gondang Wetan, Kecamatan Rejoso, Kecamatan
Winongan, merupakan daerah hilir yang dipengaruhi adanya daerah
aliran sungai, kondisi banjir ini diakibatkan adanya hujan di hulu cukup
besar dan terus menerus, maka akan ada pertemuan beberapa sungai
atau sub sungai sehingga mengakibatkan air meluap, serta beberapa
kecamatan lagi yaitu Kecamatan Lekok dan Kecamatan Kraton yang

I - 22
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

merupakan daerah rawan bencana banjir yang biasanya disebabkan oleh


adanya ROB.

1.5. POTENSI SUMBER DAYA ALAM

Kondisi sumber daya alam yang dimaksud untuk memahami kondisi


daya dukung lingkungan, dan untuk memahami tingkat perkembangan
pemanfaatan sumberdaya lahan/tanah, sumberdaya air, sumberdaya udara,
sumberdaya udara, sumberdaya hutan, dan sumberdaya alam lainnya serta
potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam menunjang
pengembangan wilayah Kabupaten Pasuruan. Berikut akan dijelaskan
megenai potensi sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Pasuruan:

1. Berdasarkan ketinggian dan bentang alam yang ada di Kabupaten


Pasuruan, terdapat potensi keanekaragaman vegetasi dan produk
pertanian.

2. Jenis tanah yang ada di Kabupaten Pasuruan dapat dikelompokkan dalam


6 kelompok besar yaitu alluvial, regosol, andosol, grumosol, mediteran
dan latosol. Secara keseluruhan jenis tanah yang ada di Kabupaten
Pasuruan sesuai untuk pertanian.

3. Jenis geologi di Kabupaten Pasuruan dapat dikelompokkan dalam 3


kelompok besar yaitu batuan permukaan, batuan sedimen dan batuan
gunung api. Dengan banyaknya jenis batuan yang ada, menunjukkan
bahwa Kabupaten Pasuruan merupakan daerah yang cukup kaya akan
adanya bahan mineral.

4. Ditinjau dari kondisi hidrologi, Kabupaten Pasuruan mempunyai potensi


air diantaranya:

 Ketersediaan air cukup besar baik berupa air permukaan maupun air
tanah, oleh karena itu disamping sistem aliran sungai seperti
diuraikan di atas, di Kabupaten Pasuruan terdapat danau atau waduk
I - 23
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

alami cukup besar dan sejumlah mata air. Danau tersebut terletak di
Kecamatan Grati dan dikenal dengan nama Ranugrati yang
mempunyai volume efektif sebesar 5.013 m 3 dan volume maximum
sebesar 5217 m 3 , serta mampu mengeluarkan debit maximum 980
l/det dan debit minimum 463 l/det.

 Dari sejumlah sumber air yang ada di Kabupaten Pasuruan, Sumber


Air Umbulan di Kecamatan Winongan adalah sumber air yang
terbesar dengan debit minimum 5.030 l/det, dan maximumnya 5.650
l/det; yang kedua adalah Sumber Air Banyu Biru yang juga terletak di
Kecamatan Winongan dengan debit minimum sekitar 175 l/det dan
maximumnya 225 l/det. Disamping sumber-sumber tersebut di atas,
Kabupaten Pasuruan juga masih mempunyai potensi air tanah dalam
yang dapat dikatakan cukup baik. Air tanah dalam ini dimanfaatkan
untuk air minum dan air irigasi dengan menggunakan sumur bor.

 Terdapat kawasan yang memiliki potensi air tanah dangkal


diantaranya di Kecamatan Kraton dan Pohjentrek. Selain itu potensi
sumur dangkal yang baik terdapat juga di Kecamatan Wonorejo,
Gondang Wetan, Grati, Lekok, dan Nguling.

5. Terdapat jenis tambang yang sudah dieksploitasi dan dikelola dengan


luasan sekitar 196,01 ha; Jenis tambang di Kabupaten Pasuruan antara
lain adalah batu belah, sirtu, batu padas, tras, pasir, andesit yang tersebar
di Kecamatan Beji, Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Tosari, Kecamatan
Tutur, Kecamatan Puspo, Kecamatan Kejayan, Kecamatan Pasrepan,
Kecamatan Winongan, Kecamatan Lekok, Kecamatan Lumbang,
Kecamatan Nguling, Kecamatan Grati, dan Kecamatan Gempol.

I - 24
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

1.6. POTENSI EKONOMI WILAYAH

Berdasarkan kontribusi masing-masing sektor dan sub sektor


ekonomi di wilayah Kabupaten Pasuruan selama tahun terakhir ini dari
seluruh sektor dan sub sektor yang ada, dapat diidentifikasikan 3 (tiga)
sektor yang berpotensi dengan kontribusi terbesar meliputi sektor tanaman
bahan makanan 21,71%, industri pengolahan makanan, minuman dan
tembakau sebesar 19,35%, serta perdagangan dengan kontribusi sebesar
12,36% (Lihat Gambar Diagram). Adapun berdasarkan tingkat
pertumbuhannya dalam 3 tahun terakhir, maka sektor angkutan dan
komunikasi, bangunan, serta industri pengolahan merupakan sektor dengan
tingkat pertumbuhan paling tinggi.

Dengan demikian maka dari aspek penataan ruang, maka potensi


ekonomi wilayah yang dapat menjadi ujung tombak meliputi pertanian,
industri, perkembangan perdagangan dan jasa dalam bentuk kegiatan
perkotaan dan pariwisata serta peningkatan interaksi antar sektor.

Pertanian
Kontribusi Masing-masing Sektor Berdasarkan PDRB
Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan
10%
3% 26%
4% Listrik, Gas& Air minum

Bangunan

Perdagangan, Hotel, dan


0% Restoran
20% Angkutan & Komunikasi

Keuangan, persewaan, dan


3% 31% jasa perusahaan
3% Jasa - jasa

I - 25
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Selain dari tinjauan PDRB, potensi ekonomi wilayah Kabupaten


Pasuruan dapat dilihat dari berbagai aspek berikut:

a. Wilayah Kabupaten Pasuruan terletak pada jalur utama Pulau Jawa dan
berada di wilayah pengaruh langsung Kota Metropolitan Surabaya yang
merupakan pusat distribusi untuk Kawasan Indonesia Timur, dari
adanya lokasi wilayah kabupaten yang strategis tersebut serta adanya
perkembangan wilayah yang pesat dan terkonsentrasinya kegiatan di
beberapa wilayah, seperti: Kecamatan Bangil, Rembang, Beji, Gempol,
Pandaan, Purwosari tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
wilayah;

b. Kabupaten Pasuruan memiliki berbagai jenis kegiatan pemanfaatan


lahan yang dapat disinergikan seperti pertanian, industri, hutan
produksi dan lainnnya;

c. Terkait dengan hal di atas, kegiatan industri dalam bentuk satu


kawasan seperti PIER sebagai stimulan perkembangan kawasan
sekitarnya maupun sektor lain yang terkait.

d. Adanya potensi pengembangan perikanan tambak dan danau yang


bernilai ekonomi tinggi, seperti udang dan lainnya.

1.7. ISSUE-ISSUE STRATEGIS

Isue-isue strategis yang ada di wilayah Kabupaten Pasuruan, adalah:

a. Kabupaten Pasuruan merupakan wilayah yang berpengaruh dan


terpengaruh terhadap Kota Surabaya (dan sekitarnya) serta Kota
Malang Raya;

b. Dampak bencana lumpur Lapindo sebagai issue pengembangan


eksternal, diantaranya terganggunya sistem distribusi aliran barang
yang menyangkut kegiatan ekonomi di beberapa kecamatan

I - 26
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

diantaranya, Kecamatan Gempol dan Pandaan yang termasuk kedalam


tata ruang Geporapanta;

c. Adanya pengembangan kawasan pendidikan Airlangga city di


Kecamatan Gempol, pengembangan jalan tol Gempol-Pasuruan–
Probolinggo dan Gempol-Pandaan-Malang, kawasan industri Pier di
Kecamatan Rembang, Pengembangan kawasan agropolitan di
Kecamatan Tosari dan sekitarnya, sebagai issue pengembangan
internal;

d. Pengembangan sentra hortikultura pasar bawang di Kabupaten


Probolinggo yang merupakan potensi bagi pemasaran hasil pertanian
Kabupaten Pasuruan;

e. Kawasan rawan bencana banjir di sepanjang pantai utara Kabupaten


Pasuruan yang disebabkan kurang terjaganya sistem sub das dan sistem
drainase yang tidak dapat mengendalikan volume air yang ada;

f. Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi dan gerakan tanah di


Kecamatan Tutur, Tosari dan Puspo;

g. Konflik pemanfaatan mata air Umbulan di Kecamatan Winongan;

h. Konflik pemanfaatan lahan kawasan lindung dengan budidaya


pertanian akibat lemahnya pengendalian tata ruang;

i. Tidak terkendalinya eksplorasi air tanah terutama di Kecamatan


Pandaan dan Gempol, sehingga akan menimbulkan masalah lingkungan
dikemudian hari.

1.8. AZAS DAN TUJUAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

Berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang, dapat diuraikan secara umum tentang Azas, Tujuan, serta
beberapa dasar dalam penyelenggaraan penataan ruang wilayah secara

I - 27
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

nasional yaitu dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta


Wilayah administratif Kabupaten Pasuruan merupakan satu bagian
wilayahnya,

1.8.1. Azas Penyelenggaraan Penataan Ruang

Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, Penataan


Ruang yang dilakukan di Wilayah Kabupaten Pasuruan
diselenggarakan berdasarkan azas:

a. Keterpaduan
Keterpaduan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat
lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan.

b. Keserasian, keselarasan dan keseimbangan


Keserasian, keselarasan dan keseimbangan adalah bahwa
penataan ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian
antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara
kehidupan manusia dengan lingkungannya, keseimbangan
pertumbuhan dan perkembangan antar daerah, serta antara
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

c. Keberlanjutan
Keberlanjutan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan
daya tampung lingkungan dengan memperhatikan kepentingan
generasi mendatang.

Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan hidup


untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lain yang ada di dalamnya.

I - 28
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Daya tampung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk


menampung/menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang
masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

d. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan


Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan adalah bahwa penataan
ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang
dan sumber daya yang terkandung di dalamnya, serta menjamin
terwujudnya tata ruang yang berkualitas.

e. Keterbukaan
Keterbukaan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan memberikan akses yang seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan
penataan ruang.

f. Kebersamaan dan kemitraan


Kebersamaan dan kemitraan adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan.

g. Perlindungan kepentingan hukum


Perlindungan kepentingan hukum adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.

h. Kepastian hukun dan keadilan


Kepastian hukum dan keadilan adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan berlandaskan hukum/ketentuan
peraturan perundang-undangan dan bahwa penataan ruang
dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa keadilan
masyarakat, serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak
secara adil dengan jaminan kepastian hukum.

i. Akuntabilitas

I - 29
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Akuntabilitas adalah bahwa penyelenggaraan penataan ruang


dapat dipertanggungjawabkan, baik prosesnya, pembiayaannya,
maupun hasilnya.

1.8.2. Tujuan Penyelenggaraan Penataan Ruang


Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan
ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional dengan:
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan
lingkungan buatan;
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam
dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya
manusia; dan
c. terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
1.8.3. Dasar Penyelenggaraan Penataan Ruang Nasional
Penataan Ruang Nasional diselenggarakan dengan memperhatikan :
a. kondisi fisk wilayah Negara Republik Indonesia yang rentan
terhadap bencana;
b. potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber
daya buatan; kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum,
pertahanan-keamanan, lingkungan hidup, serta ilmu pengetahuan
dan teknologi sebagai satu kesatuan; dan
c. geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.

1.9. RUANG LINGKUP RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)


KABUPATEN PASURUAN

1.9.1. Ruang Lingkup Wilayah

I - 30
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Ruang lingkup Wilayah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Kabupaten Pasuruan adalah:
a. Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan meliputi ruang
wilayah yurisdiksi (berdasarkan penetapan batas wilayah yang
sah dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku)
mencakup ruang wilayah daratan, ruang laut, ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan, sesuai
peraturan perundangan yang berlaku;
b. Ruang laut, ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi,
pengelolaannya diatur tersendiri secara lebih rinci berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku.
( Misal: Ruang Laut diatur tersendiri misalnya berdasarkan
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil beserta aturan yang
berkaitan dengannya; sedangkan Ruang Udara diatur tersendiri
berdasarkan peraturan perundangan tentang penerbangan,
perundangan tentang lingkungan udara/polusi udara, dsbnya;
sedangkan Ruang Didalam Bumi diatur tersendiri berdasarkan
potensi yang terkandung didalam bumi untuk dieksploitasi misal
peraturan perundangan tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara, perundangan tentang energi, perundangan tentang
minyak dan gas bumi, perundangan tentang jaringan utilitas yang
ditanam, jaringan jalan/KA bawah tanah, dsbnya. Yang
kesemuanya saat ini memiliki peraturan perundangan sendiri
yang juga mengatur perencanaan ruangnya.)
1.9.2. Ruang Lingkup Materi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasuruan, secara
materi memuat :
a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;

I - 31
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

b. rencana struktur ruang wilayah kabupaten, meliputi sistem


perkotaan, yang terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem
jaringan prasarana wilayah kabupaten;
c. rencana pola ruang wilayah kabupaten, meliputi kawasan lindung
kabupaten dan kawasan budidaya kabupaten;
d. penetapan kawasan strategis kabupaten;
e. arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi indikasi
program utama jangka menengah lima tahunan; dan
f. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten,
berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan,
ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan
a. Rencana Kawasan Lindung
(1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya, terdiri dari:
(a) kawasan hutan lindung; dan
(b) kawasan resapan air
(2) Kawasan perlindungan setempat, terdiri dari:
(a) Sempadan pantai
(b) Sempadan sungai
(c) Kawasan sekitar danau atau waduk; dan
(d) Ruang Terbuka Hijau (RTH)
(3) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya,
terdiri dari:
(a) kawasan suaka alam;
(b) kawasan cagar alam;
(c) kawasan pantai berhutan bakau;
(d) taman nasional;
(e) taman hutan raya;
(f) taman wisata alam; dan

I - 32
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

(g) kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.


(4) Kawasan rawan bencana alam, terdiri dari:
(a) kawasan rawan tanah longsor; dan
(b) kawasan rawan banjir
(5) Kawasan lindung geologi, terdiri dari:
(a) kawasan rawan bencana alam geologi, terdiri dari:
kawasan rawan letusan gunung berapi;
kawasan rawan gempa bumi;
kawasan rawan gerakan tanah;
kawasan yang terletak di zona patahan aktif.
(b) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air
tanah, terdiri dari:
kawasan imbuhan air tanah; dan
sempadan mata air.
(6) Kawasan lindung lainnya.
b. Rencana Kawasan Budidaya
(1) Kawasan peruntukan hutan produksi
(2) Kawasan peruntukan pertanian
(3) Kawasan peruntukan perikanan
(4) Kawasan peruntukan pertambangan
(5) Kawasan peruntukan industri
(6) Kawasan peruntukan pariwisata
(7) Kawasan peruntukan permukiman
(8) Kawasan peruntukan perdagangan.
c. Rencana Kawasan Pesisir
d. RTH
1.9.3. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasuruan, disusun
dan menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan
dan administrasi pertanahan.

I - 33
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

1.9.4. Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten adalah 20 (dua
puluh) tahun.
1.9.5. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasuruan, disusun
dengan mengacu pada:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan/atau
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Jawa Timur;
b. Pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan
c. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten
Pasuruan.
1.9.6. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasuruan, disusun
dengan memperhatikan:
a. Penyelenggaraan penataan ruang Nasional;
b. perkembangan permasalahan skala propinsi dan hasil pengkajian
implikasi penataan ruang Kabupaten Pasuruan;
c. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Pasuruan;
d. keselarasan aspirasi pembangunan Kabupaten Pasuruan;
e. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
f. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten
Pasuruan;
g. Rencana tata ruang kawasan strategis Kabupaten Pasuruan.
1.9.7. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasuruan, disusun
sebagai pedoman untuk:
a. Perumusan kebijakan pokok pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang di Wilayah Kabupaten Pasuruan;
b. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
perkembangan di Wilayah Kabupaten Pasuruan serta keserasian
antar sektor;
c. pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat;

I - 34
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

d. penataan ruang kawasan strategis Kabupaten Pasuruan; serta


e. penyusunan rencana rinci Wilayah Kabupaten Pasuruan sebagai
perangkat operasional Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Pasuruan.
1.9.8. RTRW Kabupaten Pasuruan akan digunakan sebagai pedoman
pembangunan dan menjadi rujukan bagi penyusunan RPJP dan
RPJMD berikutnya.

1.10. VISI DAN MISI PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN


PASURUAN

Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,


pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan ruang
merupakan matra ruang program pembangunan, sehingga secara eksplisit,
harus terdapat sinkronisasi/keserasian antara arahan yang telah
dicantumkan dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan sebagaimana
tertuang dalam RPJP/RPJM Kabupaten Pasuruan. Dalam dokumen RPJP
Kabupaten Pasuruan, tertuang visi: “Kabupaten Pasuruan yang Agamis,
Berdaya Saing, Mandiri, dan Sejahtera”. Selanjutnya dalam arah
pembangunan jangka panjang ditetapkan arahan sebagai berikut:

1. Terwujudnya masyarakat yang bermoral, beretika dan berbudaya;

2. Terwujudnya pemerintahan Kabupaten Pasuruan yang baik dan


bersih serta demokratis berlandaskan hukum;

3. Terwujudnya daya saing masyarakat untuk mencapai kemandirian


dan kesejahteraan;

4. Terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan;

5. Terwujudnya Kabupaten Pasuruan yang asri dan lestari


(berkelanjutan).

I - 35
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Sesuai dengan visi pembangunan daerah dan arah pembangunan jangka


panjang terdapat beberapa pokok utama pembangunan terkait dengan
penataan ruang wilayah pada:

1. Peningkatan daya saing daerah yang antara lain dapat


diwujudkan dalam bentuk peningkatan produktivitas, peningkatan
efisiensi dan efektivitas melalui penataan sistem pelayanan yang
memadai dan proporsional;

2. Berbagai aspek pembangunan yang dilaksanakan harus tetap


dalam koridor keberlanjutan sesuai dengan daya dukung alam yang
dimiliki atau mengutamakan kelestarian;

3. Adanya masalah kesenjangan antar wilayah dan perlunya


prioritas pembagunan yang mengarah pada spesifikasi potensi wilayah
dan SDM yang ada serta didukung oleh pengembangan pertanian
unggulan serta pemerataan sarana dan prasarana yang makin
mendorong kemandirian daerah.

Sesuai dengan kondisi dan arah pembangunan diatas, maka Visi


penataan ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan Tahun 2009-2029 adalah
terwujudnya penataan ruang wilayah yang mampu mendorong investasi
produktif, lestari dan optimal secara berkeadilan bagi seluruh masyarakat,
sedangkan Misi penataan ruang wilayah Kabupaten Pasuruan adalah:

a. Mengoptimalkan instrumen-instrumen yang berada dalam sistem


penataan ruang di guna terwujudnya tujuan penataan ruang;

b. Mewujudkan struktur ruang yang berimbang guna mendorong


pertumbuhan wilayah sekaligus mengurangi kesenjangan antar wilayah
guna meningkatkan kemandirian masyarakat yang berdaya-saing tinggi;

c. Mewujudkan pola ruang yang produktif guna menunjang produktifitas


wilayah secara berkelanjutan;

I - 36
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

d. Mewujudkan program pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan


ruang secara konsisten guna mendukung manfaat ruang dan
mensejahterakan masyarakat;

e. Mewujudkan terciptanya kepastian hukum dalam kegiatan usaha sesuai


rencana tata ruang serta mendorong peluang investasi yang lebih
produktif.

1.11. DIMENSI WAKTU PERENCANAAN

Dimensi waktu perencanaan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah


(RTRW) Kabupaten Pasuruan sesuai dengan UU Nomor 26 Tahun 2007
adalah 20 tahun, yaitu Tahun 2009 – 2029 dibagi dalam waktu 5 tahunan
menjadi sebagai berikut :

 Tahun Perencanaan Kesatu : Periode Tahun


2010 – 2014

 Tahun Perencanaan Kedua : Periode Tahun


2015 – 2019

 Tahun Perencanaan Ketiga : Periode Tahun


2020 – 2024

 Tahun Perencanaan Keempat : Periode Tahun


2025 – 2029.

1.12. KETENTUAN UMUM

Ketentuan umum disini adalah berisi definisi dari beberapa


peristilahan yang digunakan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Pasuruan ini, guna mengurangi terjadinya ketidaksinkronan dan
kesalahpahaman arti serta merancukan makna yang ingin disampaikan,
antara lain meliputi:

I - 37
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

1) Kepala daerah adalah Bupati Pasuruan.

2) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pasuruan.

3) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD


adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pasuruan.

4) Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang laut dan ruang
udara termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan kehidupannya.

5) Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

6) Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem


jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional.

7) Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah


yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
ruang untuk fungsi budidaya.

8) Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,


pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

9) Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi


pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang.

10) Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden


Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

11) Pemerintah provinsi atau daerah adalah Gubernur atau Bupati dan
perangkat provinsi atau daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintah provinsi atau daerah.

I - 38
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

12) Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan


hukum bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dalam
penataan ruang.

13) Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja


penataan ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat.

14) Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan


ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfaatan ruang.

15) Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan


penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

16) Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan


struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan
penetapan rencana tata ruang.

17) Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang


dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan
dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

18) Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan


tertib tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah
ditetapkan.

19) Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

20) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan yang selanjutnya


disingkat RTRW Kabupaten Pasuruan adalah hasil perencanaan tata
ruang wilayah Kabupaten Pasuruan.

I - 39
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

21) Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta


segenap unsur terkait, yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

22) Wilayah Kabupaten adalah seluruh Wilayah Kabupaten Pasuruan yang


meliputi ruang daratan, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

23) Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah.

24) Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau
budidaya.

25) Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya
alam dan sumberdaya buatan.

26) Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi


utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya
alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.

27) Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama


pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

28) Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama


bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

29) Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih
pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi
pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang

I - 40
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan


satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.

30) Kawasan Minapolitan adalah Kawasan yang membentuk kota


perikanan, yang memudahkan masyarakat untuk bisa membudidayakan
perikanan darat dan/atau tangkap, dengan kemudahan memperoleh
benih melalui unit perbenihan rakyat, pengelolaan ikan, pasar ikan dan
mudah mendapatkan pakan ikan, yang dikelola oleh salah satu
kelompok yang dipercaya oleh pemerintah.

31) Kawasan Strategis Nasional atau disingkat KSN adalah wilayah yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan
keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan,
termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

32) Kawasan Strategis Provinsi atau disingkat KSP adalah wilayah yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya
dan/atau lingkungan.

33) Kawasan Strategis Kabupaten atau disingkat KSK adalah wilayah yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial,
budaya dan/atau lingkungan.

34) Pusat Pelayanan Kawasan atau disingkat PPK merupakan kawasan


perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan
atau beberapa desa.

35) Pusat Pelayanan Lingkungan atau disingkat PPL merupakan pusat


permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

36) Pusat Pelayanan Lingkungan promosi atau disingkat PKLp merupakan


pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan

I - 41
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

sebagai PKL, hanya merupakan pusat pelayanan kawasan (PPK), dan


harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten dan
mengindikasikan program pembangunannya di dalam arahan
pemanfataan ruangnya agar pertumbuhannya dapat didorong untuk
memenuhi kriteria PKL.

37) Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di
atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta
di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel.

38) Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

39) Jalan Khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha,
perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.

40) Jalan Tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan
jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan
membayar tol.

41) Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan
jalan tol.

42) Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus
dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya
persimpangan sebidang serta dilengkapi dengan pagar ruang milik
jalan.

43) Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling
menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan
wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu
hubungan hierarkis.

I - 42
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

44) Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana,
sarana, dan sumberdaya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan,
dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.

45) Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan
satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat
merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

46) Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau


ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya
sebagai hutan tetap.

47) Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan.

48) Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-
pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada
tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota
oleh pejabat yang berwenang.

49) Hutan Negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani
hak atas tanah.

50) Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan.

51) Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur
tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air
laut, dan memelihara kesuburan tanah.

I - 43
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

52) Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga
berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.

53) Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas
tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan
dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya.

54) Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan


lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.

55) Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang


memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.

56) Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk


penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan
budaya.

57) Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih
luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area
memanjang/jalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka
yang pada dasarnya tanpa bangunan. Ruang terbuka terdiri atas ruang
terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.

58) Ruang Terbuka Hijau atau disingkat RTH adalah area memanjang/jalur
dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,

I - 44
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah


maupun yang sengaja ditanam.

59) Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang
dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan Industri.

60) Kawasan Industri atau disingkat KI adalah kawasan tempat pemusatan


kegiatan Industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan
Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Luas lahan
Kawasan Industri paling rendah 50 (lima puluh) hektar dalam satu
hamparan.

61) Kawasan Industri Tertentu untuk Usaha mikro, Kecil, dan Menengah
atau disingkat KIT-UMKM adalah kawasan industri (KI) yang khusus
diperuntukkan bagi kegiatan industri usaha mikro, kecil dan menengah
industri, dengan batasan luasan paling rendah 5 (lima) hektar dalam
satu hamparan.

62) Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan yang mengusahakan


pengembangan dan pengelolaan Kawasan Industri.

63) Perusahaan Industri adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di


bidang usaha Industri di wilayah Indonesia.

64) Kawasan Peruntukan Industri adalah bentangan lahan yang


diperuntukkan bagi kegiatan Industri berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

65) Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam


rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara
yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,

I - 45
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan


dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

66) Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang


memiliki sifat fisik dan kimia. tertentu serta susunan kristal teratur atau
gabungailnya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau
padu

67) Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang


berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi,
serta air tanah.

68) Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan


mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta
pascatambang.

69) Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk


memperoleh informasi secara terperinci dan telita tentang lokasi,
bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan
galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan
hidup.

70) Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk


memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk
menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan,
termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan
pascatambang.

71) Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk


memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya.

I - 46
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

72) Badan Usaha adalah setiap badan hukum yang bergerak di bidang
pertambangan yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan
berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

73) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang selanjutnya disebut


AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dari/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan.

74) Reklamasi aialah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha


pertambangan untuk menata, memulihkan, dan inemperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.

75) Kegjatan pascatambang, yang selanjutnya disebut pascatambang adalah


kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian
atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi
lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh
wilayah penambangan.

76) Wilayah Pertambangan, yang selanjutnya disebut WP adalah wilayah


yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat
dengar batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian
dari tata ruang nasional.

77) Wilayah Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut WUP adalah


bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data, potensi,
dan/atau informasi geologi.

78) Wilayah Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut WPR adalah


bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan usaha pertambangan rakyat.

79) Wilayah Pencadangan Negara, yang selanjutnya disebut WPN adalah


bagian dari WP yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional.

I - 47
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

80) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam


dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.

81) Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor.

82) Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis,


hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan
mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya
tertentu.

83) Lahan adalah bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu
ingkungan fisik yang meliputi tanah beserta segenap faktor yang
empengaruhipenggunaannya seperti iklim, relief, aspek geologi, dan
hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh
manusia.

84) Lahan Pertanian adalah bidang lahan yang digunakan untuk usaha
pertanian.

85) Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian


yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten
guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan
kedaulatan pangan nasional.

I - 48
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

86) Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah lahan


potensial yang dilindungi pemanfaatannya agar kesesuaian dan
ketersediaannya tetap terkendali untuk dimanfaatkan sebagai Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan pada masa yang akan datang.

87) Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah sistem dan


proses dalam merencanakan dan menetapkan, mengembangkan,
memanfaatkan dan membina, mengendalikan, dan mengawasi lahan
pertanian pangan dan kawasannya secara berkelanjutan.

88) Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah wilayah budi daya


pertanian terutama pada wilayah perdesaan yang memiliki hamparan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan/atau hamparan Lahan
Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan serta unsur penunjangnya
dengan fungsi utama untuk mendukung kemandirian, ketahanan, dan
kedaulatan pangan nasional.

89) Pertanian Pangan adalah usaha manusia untuk mengelola lahan dan
agroekosistem dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan
manajemen untuk mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan serta
kesejahteraan rakyat.

90) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

91) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung


berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

92) Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,

I - 49
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan.

93) Kawasan tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi


Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih
wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata,
fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang
saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

94) Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah.

95) Cekungan Air Tanah yang selanjutnya disebut CAT adalah suatu wilayah
yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian
hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan
air tanah berlangsung.

96) Daerah imbuhan air tanah adalah daerah resapan air yang mampu
menambah air tanah secara alamiah pada cekungan air tanah.

97) Daerah lepasan air tanah adalah daerah keluaran air tanah yang
berlangsung secara alamiah pada cekungan air tanah.

98) Rekomendasi teknis adalah persyaratan teknis yang bersifat mengikat


dalam pemberian izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air
tanah.

99) Pengelolaan air tanah adalah upaya merencanakan, melaksanakan,


memantau, mengevaluasi penyelenggaraan konservasi air tanah,
pendayagunaan air tanah, dan pengendalian daya rusak air tanah.

100) Konservasi air tanah adalah upaya memelihara keberadaan serta


keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa
tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang
akan datang.

I - 50
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

101) Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan


pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya, dan disusun untuk
setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana
rinci tata ruang.

102) Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

103) Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disingkat


BKPRD di bentuk oleh Bupati Kabupaten Pasuruan adalah Badan
bersifat ad-hoc untuk membantu pelaksanaan tugas koordinasi
penataan ruang di daerah.

104) Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.

1.13. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Kabupaten Pasuruan, adalah sebagai berikut:

Bab 1 : PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, dasar


hukum, profil wilayah yang meliputi gamabaran umum wilayah
kependudukan dan sumber daya manusia, serta potensi
bencana alam, potensi sumber daya alam dan potensi ekonomi
wilayah, issue strategis, azas dan tujuan penyelenggaraan
penataan ruang nasional, ruang lingkup RTRW Kabupaten
Pasuruan, dimensi waktu perencanaan dan sistematika
pembahasan.

Bab 2 : TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG


WILAYAH KABUPATEN PASURUAN. Bab ini berisikan tentang
tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
Kabupaten Pasuruan.

I - 51
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

Bab 3 : RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN


PASURUAN. Bab ini berisikan tentang rencana sistem struktur
ruang kawasan perdesaan; sistem struktur ruang kawasan
perkotaan; sistem pusat kegiatan perdesaan dan perkotaan;
rencana sistem jaringan prasarana wilayah serta rencana
pengelolaan kawasan. Pada bab ini juga memuat rencana
struktur ruang yang ditetapkan dalam RTRW Nasional dan
RTRW Propinsi Jawa Timur yang terkait dengan wilayah
kabupaten yang bersangkutan.

Bab 4 : RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN PASURUAN.


Bab ini berisikan tentang gambaran rencana pola ruang
wilayah kabupaten yang bersifat lindung maupun budidaya.

Bab5 : PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH KABUPATEN


PASURUAN. Bab ini berisikan tentang penetapan kawasan
strategis meliputi kawasan hankam, kawasan ekonomi,
kawasan sosio-kultural, dan kawasan penyelamatan lingkungan
hidup, rencana pengelolaan kawasan strategis.

Bab 6 : ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN


PASURUAN. Bab ini berisikan tentang perumusan kebijakan
strategis operasionalisasi rencana tata ruang wilayah berupa
indikasi program utama jangka menengah 5 tahunan.

Bab 7 : ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH


KABUPATEN PASURUAN. Pada bab ini berisikan tentang
pengendalian pemanfaatan ruang melalui pengaturan zonasi;
ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif; serta
arahan sanksi.

Bab 8 : HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT DALAM


PENATAAN RUANG. Bab ini berisikan tentang hak dan

I - 52
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

kewajiban masyarakat dalam penataan ruang; sanksi


administratif yang diberikan jika ada pelanggaran serta
partisipasi/peran serta masyarakat.

Bab 9 : PENUTUP. Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari Rencana


Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasuruan sebagai arahan
pengembangan pada masa yang akan datang, serta
rekomendasi yang seharusnya dilakukan guna menunjang
kegiatan pembangunan dan pengembangan wilayah.

I - 53
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

I - 54
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

I - 55
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

I - 56
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

I - 57
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Pasuruan
2009-2029

I - 58

Anda mungkin juga menyukai