Dokter : Bapak, ada resep obat untuk di beli di Apotik RS dan juga ada
pemeriksaan laboratorium !!
Pasien : Iya dok, nanti saya beli obatnya di Apotik RS ini !!!
Dokter : Sus !! Kompirmasi dengan analis laboratorium untuk pemeriksaan
laboratorium serum HIV dan hasilnya sampaikan kepada saya !!!
Perawat : Iya, dok !!
1 jam kemudian
Analis Lab. : Mba, ini hasil pemeriksaan lab. Bapak (martin) dengan serum (+) HIV
Perawat : Oya, terima kasih !!
Hari ke 2
Kesimpulan
Secara klinik seharusnya sebagai dokter dan perawat harus mengetahui seorang pasien
terkena HIV atau tidak. Sehingga dapat mengantisipasi terjadinya resiko penularan
terhadap pasien.
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan serum (+) HIV, sehingga diagnose
sudah dapat ditegakkan dan keperawatan sudah dapat dilakukan sesuai pasien dengan
kasus HIV (+).
Dokter internis menjelaskan diagnosa HIV (+) terhadap pasien, agar ada kepastian
penyakit yang di derita pasein, sehingga pasien tidak binggung dan bertanya-tanya
tentang masalah penyakitnya.
Konselor mengexpelor atau mengali riwayat pasein HIV saat gonta ganti pasangan ketika
berhubungan dengan lawan jenis selama satu tahun, agar lebih jelas dan terarah terhadap
konseling yang dilakukan terhadap pasien.
Pasien dapat mengerti dan memahami tentang penyakit yang dialami, sehingga
membangkitkan semangat beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari dan bersosialisasi
dengan baik terhadap keluarga dan masyarakat.
Privasi pasien HIV (+) untuk tidak menceritakan penyakit terhadap keluarga, harus di
jaga dan di lindungi sesuai etika ODHA, agar jangan timbul kemarahan dan kebencian
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, sehingga tidak mengganggu hubungan
keharmonisan keluarga dan masyarakat.