Anda di halaman 1dari 113

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor pendukung terhadap keberhasilan penerapan kurikulum 2013

yang berlaku saat ini adalah ketersediaan perangkat pembelajaran yang layak dan

relevan. Perangkat pembelajaran tersebut mencakup yaitu rencana proses,

pembelajaran, penilaian, media dan metode yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran. Pada proses pembelajaran, guru harus menyesuaikan segala kegiatan

pembelajarannya dengan kurikulum tersebut, khususnya dalam penyusunan perangkat

pembelajaran yang merupakan salah satu satu alat penunjang keberhasilan

pembelajaran. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 56 Tahun 2013 tentang standar

proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran

menegaskan bahwa guru pada satuan pendidikan harus mampu mengembangkan

perangkat pembelajaran.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yang dilakukan oleh

guru dan peserta didik. Pembelajaran berarti setiap kegiatan yang dirancang untuk

membantu seseorang untuk mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru.

Proses pembelajaran diawali dengan meminta guru untuk mengetahui kemampuan

dasar yang dimiliki peserta didik. Kesiapan guru untuk mengenal sifat atau karakter

peserta didik dalam pembelajaran merupakan modal utama untuk penyampaian bahan

ajar dan menjadi indikator suksesnya proses pembelajaran.


2

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan suatu bahan ajar cetak

berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk

pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang

mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Penggunaan LKPD sangat besar

peranannya dalam proses pembelajaran, sehingga penggunaan LKPD dapat

menggantikan peranan seorang guru. Hal ini dapat diberikan, apabila LKPD yang

digunakan tersebut merupakan LKPD layak dan berkualitas baik.

Pembelajaran yang diharapkan yang sesuai dan dapat membantu peserta didik

dalam memahami materi pelajaran yaitu Bangun Datar dalam kehidupan sehari-hari

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta. Pada kehidupan sehari-hari kita

dapat menemukan benda-benda yang berbentuk unik dan mudah, seperti bingkai foto

yang berbentuk persegi, penggaris yang berbentuk segitiga, dan lain-lain. Bangun-

bangun tersebut merupakan termasuk ke dalam bangun datar. Bangun datar

merupakan bangian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lengkung. Salah

satu model pembelajaran yang dapat membantu dan memenuhi proses pembelajaran

adalah dengan menggunakan model pembelajaran berbasis Problem Based Learning

(PBL).

Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal untuk mendapatkan pengetahuan baru.

Problem Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang diterapkan pada

Kurikulum 2013. Dalam Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem Based

Learning, banyak dari materi-materi pada bidang studi matematika yang cocok
3

disampaikan seperti bangun datar yaitu persegi, segitiga, persegi panjang, layang-

layang dan lain-lain.

Dalam penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning pada

pembelajaran di kelas dibutuhkan sebuah media yang dapat membantu proses belajar

mengajar. Hal ini diperhatikan bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran

harus menyajikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan buku cetak di

sekolah cenderung kurang untuk memberikan suatu permasalahan matematika

khususnya materi bangun datar dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,

pembelajaran pada kurikulum 2013 diharapkan memberikan pengalaman langsung

kepada peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar di sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara Guru kelas IV pada tanggal 12 oktober 2020 di

SDN 04 Panai Hilir kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhanbatu diperoleh nilai

data nilai ulangan yang masih kurang memuaskan pada materi bangun datar

menunjukkan hasil dari 41 siswa kelas IV sebelumnya yang sudah mempelajari

bangun datar di SDN 04 Panai Hilir Tahun 2020 yang memiliki nilai standar KKM 70

hanya 29,26% (12 siswa) yang memenuhi KKM, sedangkan 70,73% (29 siswa)

mendapat nilai dibawah KKM pada ulangan harian. Dan juga materi bangun datar

yang dipelajari kurang menarik dan kurangnya antusias siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Hal ini karena materinya bersifat abstrak. Namun juga karena selama

ini proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah pada saat proses

pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan disekolah hanya buku cetak pegangan

tanpa ada bahan ajar lainnya. Hal ini menyebabkan peserta didik sulit dalam
4

memahami materi tersebut. Dan juga siswa tidak percaya diri dalam mengerjakan

soal matematika. Berikut Lembar Kerja Peserta Didik di SDN 04 Panai Hilir

(terlampir)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang digunakan di SDN 04 Panai Hilir

saat ini, masih menggunakan soal-soal dari buku pemerintah, menyebabkan peserta

didik dominan mendengarkan dan mencatat sekaligus menjadi salah satu faktor

pembelajaran tidak aktif melibatkan peserta didik dalam kegiatan belajar dan

mengajar. Dan belum tersedianya LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) di

SDN 04 Panai Hilir.

Oleh karena itu, peneliti akan mengembangkan satu bahan ajar yaitu LKPD

berbasis Problem Based Learning, mengingat LKPD menjadi suatu yang harus

dimiliki guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dimana LKPD yang

dikembangkan berupa LKPD berbasis Problem Based Learning, hal ini dilakukan

agar peserta didik dapat lebih aktif dan mandiri dalam menjawab atau memecahkan

suatu masalah yang ada dalam LKPD yang disajikan. Dan juga Pengembangan

LKPD berbasis Problem Based Learning dilakukan karena di SDN 04 Panai Hilir

belum pernah menggunakan LKPD berbasis PBL dalam proses pembelajaran. Dan

juga Pengembangan LKPD tersebut dilakukan karena di SDN 04 Panai Hilir belum

memenuhi unsur-unsur LKPD dan belum tersedianya LKPD berbasis Problem Based

Learning menggunakan live work sheet dalam proses pembelajaran.


5

Sehubungan dengan latar belakang diatas, mendorong peneliti agar

mengambil judul sebagai berikut “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) Berbasis Problem Based Learning (PBL) menggunakan Live Work Sheet

Pada Materi Bangun Datar Kelas IV SDN 04 Panai Hilir T.A. 2020/2021”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang digunakan belum memenuhi unsur-

unsur LKPD

2. Keterbatasan sumber belajar sarana dan prasana sekolah.

3. Rendahnya hasil belajar materi bangun datar kelas IV SDN 04 Panai Hilir

4. Belum tersedianya Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Problem

Based Learning (PBL) dengan menggunakan live work sheet materi bangun

datar di SDN 04 Panai Hilir.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti

mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Problem Based

Learning (PBL) dengan menggunakan live work sheet materi bangun datar di SDN 04

Panai Hilir T.A. 2020/2021.


6

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang dikemukakan,

maka secara umum permasalahan yang dapat penulis utarakan sebagai berikut:

1. Bagaimana Kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Problem

Based Learning (PBL) menggunakan live work sheet materi bangun datar

Kelas IV SDN 04 Panai Hilir T.A. 2020/2021?

2. Bagaimana Keefektifitasan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis

Problem Based Learning (PBL) menggunakan live work sheet materi bangun

datar Kelas IV SDN 04 Panai Hilir T.A. 2020/2021?

3. Bagaimana Praktikalitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis

Problem Based Learning (PBL) menggunakan live work sheet materi bangun

datar Kelas IV SDN 04 Panai Hilir T.A. 2020/2021?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini

bertujuan sebagai berikut:

1. Menghasilkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Problem Based

Learning (PBL) dengan menggunakan live work sheet materi bangun datar

yang layak digunakan di SDN 04 Panai Hilir T.A. 2020/2021.

2. Mengetahui Keefektifitasan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis

Problem Based Learning (PBL) menggunakan live work sheet materi bangun

datar Kelas IV SDN 04 Panai Hilir T.A. 2020/2021.


7

3. Mengetahui KePraktikalitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis

Problem Based Learning (PBL) menggunakan live work sheet materi bangun

datar Kelas IV SDN 04 Panai Hilir T.A. 2020/2021?

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat kepada

berbagai pihak, diantaranya:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini secara teoritis mempunyai manfaat mengkaji dan

mengembangkan pengetahuan tentang pentingnya penggunaan LKPD sebagai

bahan ajar mata pelajaran matematika berbasis Problem Based Learning di

SD.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini bagi peserta didik, guru,

sekolah dan peneliti adalah sebagai berikut.

a) Bagi Peserta Didik

Pengembangan LKPD ini dapat memberikan pemahaman

konsep pada materi bangun datar, serta untuk memperoleh

pengalaman belajar baru peserta didik berbasis Problem Based

Learning.

b) Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagi inovasi dalam proses pembelajaran,

sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan pengembangan


8

LKPD berbasis PBL dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru

dalam pengembangan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat

memaksimalkan kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya akan

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

c) Bagi Sekolah

Hasil penelitian dapat menjadi bahan untuk meningkatkan dan

mengembangkan kualitas mutu pembelajaran di sekolah.

d) Bagi Peneliti

1) Untuk mengetahui proses penyusunan bahan ajar matematika

berupa LKPD berbasis PBL.

2) Untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan rujukan

untuk pengembangan LKPD pada materi lain.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2. 1 Kajian Teoritis

2.1.1 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

2.1.1.1 Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar kerja peserta didik atau disingkat dengan LKPD merupakan

salah satu bagian dari perangkat pembelajaran. Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah

dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang

efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan

aktifitas peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar.

Prastowo (2012: h, 204) menyatakan bahwa LKPD juga didefenisikan

sebagai suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang

berisikan materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pengerjaan tugas

pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik dengan mengacu

Kompetensi Dasar yang harus dicapai. Majid (2012: h, 176) menyatakan

bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (student work sheet) adalah lembaran-

lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Asmaranti

(2018: h, 640) mengatakan bahwa LKPD merupakan bahan ajar cetak berupa

lembaran kertas berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan

tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu
10

pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Hamdani ( 2011:h, 74) LKPD

merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Mc Dowell 16 (dalam

Lee, 2014: h, 9) mengatakan bahwa lembar kerja peserta didik sebagai bahan

tertulis, lembar kerja yang dapat berperan sebagai media dari guru untuk

memimpin perhatian siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk belajar

secara mandiri dan guru memiliki waktu untuk mengurus siswa yang

membutuhkan bantuan lebih lanjut.

Berdasarkan Pengertian beberapa pendapat diatas maka, peneliti

menyimpulkan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan suatu

bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran yang berisi materi, ringkasan

serta petunjuk belajar yang harus dikerjakan peserta didik untuk tercapainya

suatu tujuan pembelajaran. Penggunaan LKPD akan membuat peserta didik

menjadi lebih aktif mengikuti pembelajaran karena tidak hanya menjadi objek

tetapi menjadi subjek pembelajaran sehingga konsep yang dipelajari

ditemukan oleh peserta didik.

2.1.1.2 Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LKPD merupakan salah satu bahan ajar yang apik dengan

memiliki beberapa fungsi, fungsi tersebut dapat dikemukakan oleh seorang

pendapat ahli dibawah ini.

Menurut Djamarah dan Zain (2010: h, 57) fungsi LKPD sebagai


berikut: 1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang
efektif. 2) Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar
supaya lebih menarik perhatian peserta didik. 3) Untuk mempercepat proses
11

belajar mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap pengertian


pengertian yang diberikan pendidik. 4) Peserta didik lebih banyak melakukan
kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian pendidik tetapi lebih
aktif dalam pembelajaran. 5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
berkesinambungan pada peserta didik. 6) Untuk mempertinggi mutu belajar
mengajar, karena hasil belajar yang dicapai peserta didik akan tahan lama
sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.
2.1.1.3 Karakteristik Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Dalam sebuah LKPD memiliki peranan sangat penting, karena LKPD

merupakan panduan pendidik dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan

pemberian tugas-tugas kepada peserta didik.

Menurut Lismawati (2010: h, 39) menjelaskan bahwa ciri-ciri LKPD


adalah sebagai berikut: a) LKPD hanya terdiri dari beberapa halaman, tidak
sampai seratus halaman. b) LKPD dicetak ssebagai bahan ajar yang spesifik
untuk dipergunakan oleh satuan tingkat pendidikan tertentu.c) Di dalamnya
terdiri uraian singkat tentang umum, rangkuman pokok bahasan, puluhan
soal-soal pilihan ganda dan soal-soal isian.
2.1.2.4 Macam- Macam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Menurut Prastowo (2011: h, 24) jika dilihat dari segi tujuan

disusunnya LKPD, maka LKPD dapat dibagi menjadi lima macam bentuk

yaitu :

1) LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep.

2) LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan

mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan.

3) LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar

4) LKPD yang berfungsi sebagai penguatan

5) LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum


12

2.1.2.5 Langkah-Langkah Penyusunan LKPD

Dalam proses pengembangan diperlukan adanya langkah-langkah

penyusunan LKPD agar menjadi LKPD yang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik.

Adapun langkah-langkah penyusunan LKPD menurut Andi Prastowo


(2011: h, 211-214) memiliki empat tahapan, yaitu: 1) Penyusunan Analisis
Kurikulum, Analisis kurikulum yang dimaksud untuk menentukan materi-
materi mana yang memerlukan LKPD. 2) Penyusunan Peta Kebutuhan LKPD,
Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKPD
yang harus ditulis dan urutan LKPD. 3) Penentuan Judul-judul LKPD, Judul
LKPD ditentukan berdasarkan kompetensi dasar materi-materi pokok atau
pengalaman belajar yang terdapat dalm kurikulum. 4) Penulisan LKPD,
Dalam penulisan LKPD terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan,
diantaranya perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik,
penentuan bentuk penilaian, penyusunan materi dan penentuan struktur
LKPD.
2.1.2.6 Kelebihan dan Kelemahan LKPD

Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan LKPD Menurut Pandoyo, Kelebihan

dari penggunaan LKPD adalah :

1) Meningkatkan aktivitas siswa belajar

2) Mendorong siswa mampu bekerja sendiri

3) Membimbing siswa secara baik ke arah pengembangan konsep.

Keunggulan LKPD yaitu:

1) Membantu peserta didik untuk mengembangkan dan memperbanyak

kesiapan

2) Dapat membangkitkan gairah belajar peserta didik


13

3) Mampu mengarahkan cara belajar peserta didik sehingga lebih

memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat

4) Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Kelemahan dari lembar kerja peserta didik yaitu :

1) Soal-soal yang tertuang pada lembar kerja peserta didik cenderung

monoton, bagian berikutnya pada bab setelah itu

2) Hanya melatih peserta didik untuk menjawab soal, tidak efektif tanpa

ada sebuah pemahaman konsep materi secara benar

3) Menimbulkan pembelajaran yang membosankan bagi peserta didik

yang tidak dipadukan dengan media yang lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, kelebihan dari LKPD ini adalah meningkatkan

aktivitas belajar siswa, melatih kemandirian siswa dalam. Sedangkan kelemahan dari

LKPD adalah banyaknya soal-soal yang tidak dikembangkan oleh guru sehingga

cenderung monoton, sehingga tidak efektif jika tidak ada pemahaman konsep untuk

menjawab soal-soal yang telah diberikan tersebut.

2.1.2 Problem Based Learning (PBL)

2.1.2.1 Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu kegiatan pembelajaran

yang menggunakan masalah sebagai langkah awal untuk mendapatkan pengetahuan


14

baru. Model pengajaran berdasarkan masalah merupakan model pengajaran yang

telah dikenal sejak zaman John Dewey, dan telah mengalami perbaikan selama

dekade yang lalu. Model ini, menapakkan pendekatan yang sangat efektif untuk

mengajarkan proses-proses berpikir tingkat tinggi, membantu siswa memproses

informasi yang telah dimilikinya, dan membantu siswa membangun sendiri

pengetahuannya tentang dunia sosial dan fisik di sekelilingnya.

Menurut Shoimin (2014: h, 129) model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dapat melatih dan mengembangkan

kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik

dari kehidupan actual siswa. Fathurrohman (2015: h, 112) menyatakan bahwa

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dapat diartikan sebagai

pembelajaran yang menggunakan masalah nyata yang tidak terstruktur dan bersifat

terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan

menyelesaikan msalah dan berpikir kritis. Isrok’atun dalam ( Gunantara, Suarjana,

Riantini. 2014: h, 2) mengemukakan bahwa PBL adalah suatu pendekatan

pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada pembelajar dengan masalah-

masalah praktis atau pembelajaran, yang dimulai dengan pemberian masalah dan

memiliki konteks dengan dunia nyata.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang dimulai

dengan menghadapkan siswa pada permasalahan yang terdapat dalam dunia nyata
15

untuk dapat menyelesaikan atau memecahkan masalah melalui kegiatan atau

pengalaman belajar yang dilakukan selama proses pembelajaran.

2.1.2.2 Karakteristik Problem Based Learning (PBL)

Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal mendapatkan

pengetahuan baru.

Karakteristik dari model pembelajaran berbasis masalah sebagaimana


disebutkan dalam Pedoman Pembelajaran Tematik Terpadu dengan mengutip tulisan
Trianto ( Prastowo: 2019: h, 253 ): , yaitu : a). Pertama, pengajuan pertanyaan atau
masalah. Dalam hal ini, guru memunculkan pertanyaan yang nyata dilingkungan
peserta didik serta dapat diselidiki oleh peserta didik kepada masalah yang autentik
ini dapat berupa cerita, penyajian fenomena tertentu, atau mendemonstrasikan suatu
kejadian yang mengundang munculnya permasalahan atau pertanyaan. b). Kedua,
berfokus pada keterkaitan antardisiplin. Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah
mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika dan ilmu-ilmu
sosial) masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, peserta
didik dapat meninjau dari berbagai mata pelajaran yang lain. c). Ketiga, penyelidikan
autentik, pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan peserta didik melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah yang
disajikan. d). Keempat, menghasilkan produk atau karya. pembelajaran berdasarkan
masalah menuntut peserta didik untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk
karya dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah
yang mereka temukan. e). Kelima, yaitu kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan
masalah dicirikan oleh peserta didik yang bekerja sama satu dengan yang lainnya,
paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama untuk
terlibat dan saling bertukar pendapat dalam melakukan penyelidikan sehingga dapat
menyelesaikan permasalahan yang disajikan
16

2.1.2.3 Keunggulan dan Kelemahan Problem Based Learning ( PBL)

a. Keunggulan Problem Based Learning (PBL)

Menurut Amir (Gunantara 2014: h, 5), model pembelajaran (Problem

Based Learning (PBL) memiliki beberapa kelebihan dalam proses pembelajarannya,

yakni sebagai berikut :

1) Fokus Kebermaknaan

2) Meningkatkan Kemampuan Siswa untuk Berinisitif

3) Mengembangkan Keterampilan dan Pengetahuan

4) Pengembangan Keterampilan Interpersonal dan Dinamika Kelompok

5) Pengembangan Sikap Self-Motivated

6) Tumbuhnya Hubungan Siswa Fasilitator

b. Kelemahan Problem Based Learning (PBL)

Selain memiliki kelebihan, model Problem Based Learning (PBL) memiliki

beberapa kekurangan yang menghambat dalam pembelajaran, yakni sebagai berikut

(Nurhadi, dalam Gunantara, 2014: h, 5).

1. Pencapaian Akademik dari Individu Siswa

2. Waktu Yang Diperlukan untuk Implementasi

3. Perubahan Peran Siswa dalam Proses Belajar

4. Perubahan Peran Guru dalam Kegiatan Belajar

5. Perumusan Masalah yang Baik


17

2.1.2.4 Sintaks atau langkah-langkah Problem Based Learning

Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem Based Learning yaitu lembar

kegiatan yang dijadikan bahan ajar yang mencakup komponen- komponen berbasis

masalah dan menerapkannya dalam serangkaian kegiatan belajar dalam LKPD.

Ada lima langkah-langkah dalam penerapan model Problem Based Learning

yang butuh kan dalam membuat LKPD berbasis PBL. Adapun tahapan-tahapannya

adalah (Sugiyono, 2010):

Tabel 2.1: Sintaks Model Pembelajaran berbasis masalah

Fase Perilaku Pengajar

Fase 1 Memberikan orientasi tentang Guru membahas tujuan

permasalahannya kepada pembelajaran, mendeskripsikan dan

peserta didik memotivasi anak didik agar terlibat

dalam kegiatan mengatasi masalah

yang ada.

Fase 2 Mengorganisasikan anak didik Guru membantu anak didik untuk

untuk meneliti mendefenisikan dan

mengorganisasikan tugas-tugas

belajar yang terkait dengan

permasalahannya.

Fase 3 Membantu menyelidiki secara Guru mendorong anak didik untuk

mandiri atau kelompok mendapatkan informasi yang tepat,


18

melakukan eksperimen dan mencari

penjelasan serta solusi untuk

penyelesaian masalah tersebut.

Fase 4 Mengembangkan dan Guru membantu anak didik dalam

memprentasikan hasil kerja merencanakan dan menyiapkan

hasil-hasil yang tepat seperti

laporan, rekaman video dan model-

model yang membentu mereka

untuk menyampaikan kepada orang

lain hasil yang mereka dapatkan

untuk menyelesaikan masalah

tersebut.

Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi Guru membantu anak didik untuk

proses mengatasi masalah melakukan refleksi terhadap

investigasinya dan proses-proses

yang mereka gunakan.

2.1.3. Live Work Sheet

Live worksheet adalah sebuah aplikasi yang disediakan gratis oleh mesin

pencari Google. Aplikasi ini memungkinkan guru mengubah lembar kerja tradisional

yang dapat dicetak (dokumen, pdf, jpg , atau PNG)menjadi latihan online interaktif

sekaligus otomatis mengoreksi. Siswa dapat mengerjakan lembar kerja secara online
19

dan mengirimkan jawaban mereka kepada guru juga secara online. Kelebihan aplikasi

ini baik untuk siswa karena interaktif dan memotivasi, untuk guru aplikasi ini

menghemat waktu dan untuk menghemat kertas (liveworksheet.com/about) Guru

dapat menggunakan lembar kerja yang sudah disediakan oleh aplikasi atau juga dapat

membuat sendiri sesuai kebutuhan. Jika ingin menggunakan lembar kerja milik guru

lain cukup dengan copy link, kemudian custom link dan langsung dapat disebarkan

kepada siswa. Aplikasi ini memiliki koleksi ribuan lembar kerja interaktif yang

mencakup banyak bahasa dan mata pelajaran. Jika guru ingin membuat lembar kerja

sendiri, guru harus mengunggah dokumen (doc, pdf, jpg, atau png) dan itu akan

diubah menjadi gambar. Kemudian guru hanya perlu menggambar kotak di lembar

kerja dan memasukkan jawaban yang benar. Penggunaan lembar kerja bagi peserta

didik pun cukup mudah. Peserta didik cukup membuka lembar kerja, melakukan

latihan dan mengklik"Selesai". Kemudian mereka memilih "Kirim jawaban saya ke

guru" dan masukkan email guru(atau kode kunci rahasia). Kemudian guru akan

mendapatkan pemberitahuan melalui email, dan guru dapat memeriksa.

2.1.3.1 Kelebihan dan Kelemahan LKPD Berbasis Problem Based

Learning menggunakan Live Work Sheet

a) Kelebihan

Kelebihan LKPD dengan menggunakan Live Work Sheet yaitu :

1) Menghemat kertas

2) Menghemat waktu
20

3) Memungkinkan pengguna menandai hal-hal penting tanpa takut

membuatnya jelek karena coretan.

4) Ramah lingkungan, karena tidak menggunakan kertas, tinta, dan lain

sebagainya.

5) Ukuran huruf dapat diubah dengan mudah.

6) Karena tersedia dalam bentuk digital, sehingga akan selalu tersedia

sepanjang waktu.

7) Ukuran dan kapasitas kecil, sehingga dapat menampung banyak E-

LKPD.

8) Menghemat biaya.

b) Kelemahan

Kelemahan LKPD dengan menggunakan Live Work Sheet yaitu:

1) Terkendalanya pada tempat tinggal siswa dikarenakan lemahnya

jaringan.

2) Kurangnya pengalaman belajar siswa di tempat tinggal dalam

menyelesaikan soal secara online atau gadget.


21

Berikut merupakan langkah-langkah dalam meng upload LKPD berbentuk

interaktif yang dapat dilakukan dalam menggunakan live work sheet sebagai berikut:

1. Buka live work sheet pada google

Gambar 2.1 Tampilan awal pada google

2. Klik menu Make interactive worksheet pada tampilan live work sheet

Gambar 2.2 Tampilan menu Make interactive worksheet

3. Klik Get started

Gambar 2.3 Tampilan menu Get started


22

4. Klik pilih file dan pilih LKPD yang ingin di Upload dan Klik Upload

Gambar 2.4 Tampilan menu upload

5. LKPD sudah terupload

Gambar 2.5 Tampilan LKPD sudah ter upload

2.1.4. Bangun Datar

2.1.4.1 Pengertian, Sifat-Sifat dan Rumus Bangun Datar

Bangun Datar merupakan bagian dari bidang datar yang

dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung. Macam-macam bangun

datar terbagi beberapa bagian yaitu : persegi, persegi panjang, segitiga,

jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, trapesium dan lingkaran.


23

1. Persegi

Persegi adalah semua sisi-sisinya sama panjang, semua sudut

sama besar, kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus dan sama

panjang.

Sifat-sifat persegi :

1) Semua sisinya sama panjang dan sisi-sisinya yang

berhadapan sejajar.

2) Setiap sudutnya siku-siku

3) Mempunyai dua buah diagonal yang sama panjang,

berpotongan ditengah-tengah, dan membentuk sudut siku-

siku.

4) Setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-

diagonalnya.

5) Memiliki 4 sumbu simetri.

Rumus Keliling persegi : K= s + s + s + s =4 x s

Rumus Luas persegi : L= s x s


24

2. Persegi Panjang

Persegi panjang adalah segi empat yang kedua sisi yang

berhadapan sama panjang dan keempat sudutnya siku-siku.

Sifat-sifat persegi panjang :

1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

2) Setiap sudutnya siku-siku

3) Mempunyai dua buah diagonal yang sama panjang dan

saling berpotongan di titik pusat persegi panjang. Titik

tersebut membagi diagonal menjadi dua bagian sama

panjang

4) Mempunyai 2 sumbu simetri, yaitu sumbu vertikel dan

horizontal.

Rumus keliling persegi panjang : K= 2 x (p+l)

Rumus Luas persegi panjang : L= p x l

3. Segitiga
25

Segitiga adalah suatu bangun datar yang jumlah sudutnya 180°

dan dibentuk dengan cara menghubungkan tiga buah titik yang

tidak segaris dalam satu bidang.

Sifat-sifat segitiga secara umum:

a) Dibatasi oleh tiga buah garis yang saling perpotongan antar

dua garisnya

b) Jumlah dua sis segitiga selalu lebih besar dari panjang sisi

segitiga lainnya

c) Ketiga titik sudut dalam segitiga berjumlah 180°

d) Tidak memiliki diagonal sisi

Rumus Keliling segitigaa: K= s + s + s

1
Rumus Luas segitiga : L =2 x alas x tinggi

4. Jajar Genjang

Jajar genjang adalah segi empat yang sisi sejajarnya sama

panjang dan sudut-sudutnya yang berhadapan sama besar.

Sifat-sifat jajar genjang yaitu:

a) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar


26

b) Sudut-sudut berhadapan sama besar

c) Mempunyai dua buah diagonal yang berpotongan di satu

titik dan saling membagi dua sama panjang.

d) Mempunyai simetri putar tingkat dua dan tidak memiliki

simetri lipat.

Rumus keliling jajar genjang: K= 2. alas + 2. sisi miring

Rumus Luas jajar genjang : L= alas x tinggi

5. Belah ketupat

Belah ketupat adalah bangunan jajar genjang yang keempat

sisinya sama dari perpotongan diagonalnya membentuk sudut siku-

siku

Sifat-sifat belah ketupat yaitu :

a) Semuanya sisinya sama panjang.

b) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua

sama besar oleh diagonal-diagonalnya.

c) Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan

saling tegak lurus.


27

d) Kedua diagonal belah ketupat merupakan sumbu

simetrisnya.

Rumus keliling belah ketupat : k= 4. Sisi

1
Rumus luas belah ketupat : L = 2 . 𝑑1 . 𝑑2

6. Layang-layang

Layang-layang adalah bangunan segi empat dimana dua sisi

yang berhadapan dan berdekatan sama besar.

Sifat-sifat layang-layang yaitu :

a) Pada layang-layang terdapat dua pasang sisi yang sama

panjang

b) Pada layang-layang terdapat sepasang sudut berhadapan

yang sama besar

c) Pada layang-layang terdapat satu sumbu simetri yang

merupakan diagonal terpanjang


28

d) Pada layang-layang salah satu diagonalnya membagi dua

sama panjang diagonal lainnya secara tegak lurus.

Rumus Keliling layang-layang : K= 2. 𝑠1 + 2 . 𝑠2

1
Rumus Luas layang-layang : L = 2 . 𝑑1 . 𝑑2

7. Trapesium

Trapesium adalah segi empat yang mempunyai dua sisi

(sepasang sisi) yang berhadapan sejajar.

Sifat-sifat trapesium yaitu :

a) Memiliki sepasang sisi yang sejajar tetapi tidak sama

panjang

b) Sudut yang berdekatan siantara dua sisi yang sejajar

berjumlah 180°

c) Jumlah semua sudutnya sama dengan 360°

d) Sudut yang berhadapan tidak sama

e) Memiliki dua buah diagonal yang berpotongan tidak tegak

lurus
29

f) Memiliki sepasang kaki yang tidak sejajar, dan sama

panjang khusus untuk trapezium sama kaki, sedangkan

untuk trapezium lainnya tidak sama panjang.

g) Tidak memiliki simetri putar

h) Memiliki 1 simetri lipat dan 1 sumbu simetri khusus pada

trapezium sama kaki, sedangkan pada trapezium lainnya

tidak memiliki simetri lipat dan sumbu simetri

i) Pada trapezium sama kaki, sudut yang berdekatan diantara

kaki trapezium memiliki besar yang sama, tetapi untuk

trapezium lainnya besar sudutnya berbeda.

Rumus keliling trapezium : k= s+s+s+s

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑢𝑠𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖


Rumus luas trapesium : l= 2

2.1.5 Penelitian Pengembangan

2.1.5.1 Pengertian Penelitian Pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research

and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu, dan menguji keefektifikan produk tertentu (Sugiyono, 2017: h, 297).

Metode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang

ilmu Alam dan Teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik,

kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat

kedokteran, bangunan gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern
30

diproduk dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian

metode penelitian dan pengembangan bisa juga digunakan dalam bidang ilmu-ilmu

sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain. Pengertian

penelitian dan pengembangan yang diungkapkan oleh Borg and Gall (Sugiyono,

2015: h, 28) adalah proses atau metode yang digunakan untuk menvalidasi dan

mengembangkan produk.

Kesimpulan dari pengertian berdasarkan pendapat-pendapat diatas, bahwa

penelitian dan pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk

mengembangkan produk-produk yang sudah pernah ada ataupun belum pernah ada

yang digunakan dalam pendidikan. Pengembangan produk tersebut bertujuan untuk

memperbaiki produk yang sebelumnya yang belum pernah ada menjadi ada, kemudia

produk tersebut divalidasi sehingga menghasilkan produk yang lebih efektif dan

valid.

2.1.5.2 Jenis-Jenis Pengembangan

A. Borg and Gall

Menurut Sugiyono (2017: h, 298) langkah-langkah Penelitian dan


Pengembangan yaitu :1) Potensi Masalah, Penelitian dapat berangkat dari adanya
potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuat yang bila didayagunakan akan
memiliki nilai tambah. 2) Mengumpulkan Informasi, Setelah potensi dan masalah
dapat ditunjukkan secara factual dan uptode, maka selanjutnya perlu dikumpulkan
berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk
tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. 3) Desain Produkm
Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development bermacam-
macam. 4) Validasi Desain, Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai
apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja secara rasional akan lebih efektif
dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara
menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk
31

menilai produk baru yang dirancang tersebut. 5) Perbaikan Desai, Setelah desain
produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan
dapat diketahui kelemahannya. 6) Uji coba Produk, Produk yang telah selesai dibuat,
selanjutnya diuji cobakan dalam kegiatan pembelajaran 7) Revisi Produk, Dari uji
coba produk, apabila tanggapan peserta didik sudah mencapai kriteria yang “Baik
atau Sangat Baik” maka produk sudah efektif, maka dapat dikatakan bahwa produk
telah selesai dikembangkan sehingga menghasilkan produk akhir, namun apabila
produk belum sempurna maka hasil dari uji coba ini dijadikan bahan perbaikan dan
penyempurnaan produk yang dibuat, sehingga dapat menghasilkan produk akhir yang
siap digunakan. 8) Uji coba pemakaian, Setelah pengujian terhadap produk berhasil,
dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang
berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang
luas. 9) Revisi Produk, Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian
terdapat kekurangan dan kelebihan. 10) Pembuatan Produk Masal, Pembuatan produk
masal ini dilakukan apabila produk yang telah di ujicoba dinyatakan efektif dan layak
untuk diproduksi masal.
B. ADDIE

Menurut (Pribadi: 2016: h, 23-28) tahap-tahap kegiatan dalam model ADDIE


pada dasarnya memiliki kaitan satu sama lain. Tahapan-tahapan dalam model ADDIE
sebagai berikut: 1) Analysis, Merupakan tahap pertama dalam menerapkan model
ADDIE untuk mendesain dan mengembangkan sebuah program.2) Design,
Merupakan tahap kedua yang dilakukan dalam menerapkan model ADDIE untuk
merancang dan mengembangkan sebuah program. 3) Development, Merupakan tahap
ketiga yang dilakukan dalam menerapkan model ADDIE untuk menciptakan program
yang efektif dan efisien. 4) Implementation, Merupakan tahap keempat dalam
menerapkan model ADDIE untuk mendesain dan mengembangkan sebuah program.
5) Evaluation, Merupakan tahap kelima atau tahap Akhir dalam menerapkan model
ADDIE untuk mendesain dan mengembangkan sebuah program yang efektif dan
efisien.
C. 4D

Model 4D merupakan salah satu metode penelitian dan pengembangan. Model


4D dikembangkan oleh S Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn l. Semmel
pada tahun 1974. Langkah-langkah model 4D yaitu sebagai berikut: 1) Define
(Pendefenisian), Tahap ini yaitu mendefenisikan analisis syarat-syarat pembelajaran.
Tahap define terdiri dari lima kegiatan yaitu front-end analysis, learner analysis, task
analysis dan concept analysis. 2) Design ( Perancangan), Tahap design membagi
dalam beberapa kegiatan yaitu: constructing criterion- referenced test, media
selection, format selection dan initial design. 3) Develop (Pengembangan), Tahap
Development ada dua kegiatan yaitu: expert appraisal dan development testing. 4)
32

Desseminate (Penyebarluasan), Tahap Disseminate terdiri dari tiga kegiatan yaitu


validation testing, packaging, diffusion dan adoption.

2.1.5.3 Jenis Penelitian yang dipakai

Borg and Gall

Berikut merupakan uraian dari penelitian Borg and Gall :

1. Potensi Masalah

Potensi dalam penelitian ini adalah mengemba ngkan LKPD berbasis Problem

Based Learning (PBL) pada Materi Bangun Datar SDN 04 Panai Hilir. Masalah

dalam penelitian pengembangan ini adalah belum adanya LKPD berbasis Problem

Based Learning (PBL) pada Materi Bangun Datar SDN 04 Panai Hilir

2. Mengumpulkan Informasi

Langkah ini merupakan langkah untuk mengumpulkan berbagai informasi

yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang

diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam produk penelitian research and development

ini adalah LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) pada Materi Bangun Datar

4. Validasi Desain
33

Setelah produk awal sudah selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu konsultasi

dengan tim ahli yaitu ahli untuk validasi materi dan media (valid), validasi

praktikalitas (validasi kepraktisan), tes hasil belajar ( validasi keefektivitasan).

5. Perbaikan Desain

Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli

lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya

dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.

6. Uji Coba Produk

Produk yang telah selesai dibuat, selanjutnya diuji cobakan dalam kegiatan

pembelajaran. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi apakah LKPD

berbasis Problem Based Learning (PBL) dapat digunakan sebagai bahan ajar dan

untuk mengetahui uji coba untuk menilai efektivitas dari produk yang dikembangkan.

7. Revisi Produk

Dari uji coba produk, apabila tanggapan peserta didik sudah mencapai kriteria

yang “Baik atau Sangat Baik” maka produk sudah efektif, maka dapat dikatakan

bahwa LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) telah selesai dikembangkan .

8. Uji coba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang

tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut

diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas.


34

9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian terdapat kekurangan

dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi

bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.

10. Pembuatan Produk Masal

Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah di ujicoba

dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.

2.1.5.4 Alasan memilih Penelitian dan Pengembangan (Research and

Development)

Alasan peneliti memilih Penelitian dan Pengembangan (Research and

Development) yaitu karena sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut yang sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan nyata di sekolah. Penelitian dan pengembangan juga

memiliki keunggulan, dilihat dari prosedur kerjanya sangat memperhatikan

kebutuhan dan situasi nyata disekolah dan bersifat sistematik.


35

2. 2 Penelitian Relevan

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurbaiti tahun 2018 dengan

judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Problem Based Learning

untuk pembelajaran matematika di Kelas IV Sekolah Dasar”, hasil penelitian

menunjukkan bahwa LKS berbasis PBL yang dikembangkan telah memnuhi

criteria valid dari segi isi dan konstruk. LKS sudah praktis baik dari segi

keterlaksanaan, kemudahan dan waktu yang diperlukan, selama pembelajaran

dan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa 89,4%, ini berarti LKS efektif

dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maulidar tahun 2019 dengan

judul “Pengembangan Lkpd Berbasis Pbl (Problem Based Learning) Pada

Materi Laju Reaksi Di Sma Negeri 1 Simpang Kiri”, hasil penelitian dan

pengembangan telah menghasilkan bahwa persentase rata-rata yang diperoleh

dari validator sebesar 82,%,hal ini menunjukkan bahwa LKPD berbasis PBL

dapat digunakan dengan kriteria sangat layak. Persentase yang diperoleh dari

respon guru sebesar 74,33% sangat tertarik, 20,49% tertarik, dan 2,56%

kurang tertarik. Sedangkan persentase respon peserta didik sebesar 73,46%

sangat tertarik, 25,38% tertarik dan 1,15% kurang tertarik.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novi Andriyani tahun 2020

dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning berbantuan Lkpd

Live Worksheet untuk Meningkatkan Keaktifan Mental Siswa Pada

Pembelajaran Tematik kelas Va SD Negeri Nogopuro”, hasil penelitian


36

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL berbantuan LKPD

live worksheet dapat meningkatkan keaktifan siswa pra siklus 53%, siklus 1

72% dan siklus 2 86%. Hal ini ditunjukan dengan antusias siswa selama

mengikuti pembelajaran yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran,

kemandirian siswa dalam mengerjakan LKPD, kepercayaan diri siswa dalam

menyampaikan pendapatnya, dan rasa ingin tahu siswa semakin tinggi.

Perbedaan dari ketiga penelitian diatas yaitu hanya memfokuskan pada minat

belajar dan keaktifan siswa, penulis juga akan membahas mengenai bagaimana

menggunakan LKPD berbasis Problem Based Learning dalam meningkatkan belajar

siswa, kemandirian siswa dalam belajar dan ketertarikan siswa pada LKPD tersebut.

Dari penelitian yang terdapat diatas, maka penelitian pengembangan ini

peneliti juga mencoba menggunakan model Problem Based Learning (PBL),

pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) materi bangun datar di kelas IV

SDN 04 Panai Hilir T.A 2020/2021.


37

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian dan pengembangan ini yaitu berawal dari

permasalahan yang di temui di sekolah SDN 04 Panai Hilir yaitu peserta didik

mengalami kesulitan dalam memahami materi Bangun Datar baik secara konsep

matematika maupun perhitungan, LKPD yang digunakan juga belum memenuhi

unsur-unsur dalam LKPD, serta belum ada tersedianya LKPD berbasis Problem

Based Learning pada materi Bangun Datar yang dirancang secara khusus dalam

kegiatan pembelajaran.

Dari permasalahan tersebut peneliti memberikan solusi yaitu mengembangkan

produk berupa LKPD berbasis Problem Based Learning pada materi Bangun Datar.

Dengan solusi tersebut, sehingga mampu meningkatkan pemahaman peserta didik

mengenai bangun datar dan juga untuk peserta didik juga lebih berpikir kritis dalam

memahami materi bangun datar baik secara konsep matematika maupun perhitungan,

sehingga peserta didik tertarik dengan LKPD yang dikembangkan, sehingga dapat

digunakan sebagai bahan ajar untuk memfasilitasi pendidik dan peserta didik dalam

kegiatan belajar mengajar dan peserta didik akan terbantu untuk belajar secara

mandiri karena adanya produk berupa LKPD berbasis Problem Based Learning pada

materi bangun datar yang akan dikembangkan oleh peneliti.


38

Bagan Alur Kerangka Berpikir :

PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MATERI


BANGUN DATAR DI SDN 04 PANAI HILIR

LKPD K13

LKPD BERBASIS PBL

LKPD BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING


MENGGUNAKAN LIVE WORK SHEET

Dilakukan uji
LKPD berbasis
validasi ahli materi
Problem Based
dan ahli media
Learning (PBL) layak
digunakan

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian.

Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan metode Penelitian dan

Pengembangan Research & Development (R&D). Menurut Sugiyono (2017: h, 297)

“Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and

Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut“. Penelitian pengembangan

bertujuan untuk mengembangkan produk dan menguji keefektifan serta praktikalitas

produk yang dihasilkan. Produk yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis Problem Based Learning menggunakan Live

Work Sheet Materi Bangun Datar Kelas IV SDN 04 Panai Hilir.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah SDN 04

Panai Hilir yang terletak di Jalan Sei Berombang Tepatnya di Desa Sei Lumut

Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu Provinsi Sumatera Utara. Waktu

Penelitian pengembangan (Research and Development) ini dilaksanakan pada

semester genap Tahun 2020/2021.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas IV SD 04 Panai Hilir yang terdiri dari

27 orang perserta didik , 14 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswi perempuan.
40

3.4 Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Menurut Sugiyono (2017: h, 298), langkah-langkah pada penelitian dan

pengembangan ada sepuluh langkah sebagai berikut : (1) Potensi Masalah (2)

Mengumpulkan Informasi (3) Desain Produk (4) Validasi Desain (5) Perbaikan

Desain (6) Uji Coba Produk (7) Revisi Produk (8) Uji Coba Pemakaian (9) Revisi

Produk (10) Pembuatan Produk Masal.

Potensi dan Pengump Desain Validasi


masalah
ulan Data Produk Desain

Ujicoba Revisi Uji Coba Uji Coba


pemakaian Produk Produk Produk

Revisi Produk Produksi


Masal

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and


Development
(R&D) menurut Sugiyono ( 2017:298)

Selanjutnya, untuk dapat memahami langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut :
41

1. Potensi dan Masalah

Penelitian ini dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah.

Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki suatu

nilai tambah pada produk yang diteliti. Masalah juga bisa dijadikan sebagai

potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Potensi dan Masalah yang

dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empiric.

Potensi dalam penelitian ini adalah mengembangkan LKPD berbasis

Problem Based Learning (PBL) pada Materi Bangun Datar SDN 04 Panai

Hilir. Masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah belum adanya

LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) pada Materi Bangun Datar

SDN 04 Panai Hilir sehingga diperlukan adanya LKPD berbasis Problem

Based Learning (PBL) pada Materi Bangun Datar SDN 04 Panai Hilir untuk

menunjang proses pembelajaran matematika.

2. Mengumpulkan Informasi

Langkah ini merupakan langkah untuk mengumpulkan berbagai

informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk

tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Mengumpulkan

informasi penelitian ini akan dilakukan di SDN 04 Panai Hilir dengan cara

melakukan wawancara terhadap guru matematika mengenai proses

pembelajaran matematika pada saat ini, media pembelajaran yang digunakan,

sikap serta keterampilan karakteristik sumber belajar yang diinginkan

pendidik maupun peserta didik.


42

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam produk penelitian research and

development ini adalah LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) pada

Materi Bangun Datar sehingga bermanfaat bagi pendidik maupun peserta

didik. Desain penyusunan LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL)

pada Materi Bangun Datar, yaitu:

1) Berbentuk IT (menggunakan live work sheet)

2) Memuat komponen-komponen sebagai berikut :

a. Judul

b. Kompetensi dasar

c. Indikator

d. Tujuan Pembelajaran

e. Petunjuk

f. Informasi pendukung

g. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja

h. penilaian

4. Validasi desain

Setelah produk awal sudah selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu konsultasi

dengan tim ahli yaitu ahli untuk validasi materi dan media (valid), validasi

praktikalitas (validasi kepraktisan), tes hasil belajar ( validasi keefektivitasan).


43

Adapun langkah-langkah penyusunan instrumen uji ahli materi, media, praktikalitas

(kepraktisan) dan keefektivitasan (tes hasil belajar) sebagai berikut:

a) Instrumen ahli validasi materi

Langkah-langkah penyusunan instrumen ahli validasi materi sebagai berikut:

1) Menuliskan kisi-kisi instrument uji materi pengembangan LKPD berbasis

PBL.

2) Menuliskan judul materi pembelajaran.

3) Menuliskan petunjuk umum pengisian angket.

4) Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai

LKPD berbasis PBL yang telah dibuat.

5) Menyusun instrumen penilaian berdasarkan indikator yang telah

ditentukan.

b) Instrumen ahli validasi media

Langkah-langkah penyusunan intrumen ahli validasi media sebagai berikut:

1) Menuliskan kisi-kisi instrument uji desain Pengembangan Lembar Kerja

Peserta Didik berbasis Problem Based Learning yang meliputi aspek

ukuran, gambar dan cover Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem

Based Learning.

2) Menuliskan judul materi pembelajaran.


44

3) Menuliskan petunjuk umum pengisian angket.

4) Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai

LKPD berbasis PBL yang telah dibuat.

5) Menyusun instrumen penilaian berdasarkan indikator yang telah

ditentukan.

c) Instrumen Praktikalitas (kepraktisan)

Langkah-langkah penyusunan instrumen praktikalitas (kepraktisan) LKPD

berbasis PBL sebagai berikut:

1) Menuliskan kisi-kisi instrument Pengembangan Lembar Kerja Peserta

Didik berbasis Problem Based Learning.

2) Menuliskan judul materi pembelajaran.

3) Menuliskan petunjuk umum pengisian angket.

4) Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai

LKPD berbasis PBL yang telah dibuat.

5) Menyusun instrumen penilaian berdasarkan indikator yang telah

ditentukan.

d) Tes Hasil Belajar (Efektivitas)

Langkah-langkah penyusunan tes hasil belajar (efektivitas) LKPD berbasis

PBL sebagai berikut:


45

1) Menuliskan kisi-kisi uji keefektifitas Pengembangan Lembar Kerja

Peserta Didik berbasis Problem Based Learning.

2) Menuliskan judul materi pembelajaran.

3) Menuliskan petunjuk umum pengisian angket.

4) Menentukan indikator penilaian yang akan digunakan untuk menilai

LKPD berbasis PBL yang telah dibuat.

5) Menyusun instrumen penilaian berdasarkan indikator yang telah

ditentukan.

5. Perbaikan Desain

Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli

lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut

selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang

bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk

tersebut.

6. Uji coba Produk

Produk yang telah selesai dibuat, selanjutnya diuji cobakan dalam

kegiatan pembelajaran. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan

informasi apakah LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) dapat

digunakan sebagai bahan ajar dan untuk mengetahui uji coba untuk menilai

efektivitas dari produk yang dikembangkan. Uji coba dilakukan untuk


46

mengetahui respon peserta didik terhadap produk yang dikembangkan. Uji

coba dilakukan pada siswa kelas IV SDN 04 Panai Hilir yang terdiri dari 27

orang siswa. Responden pada tahap ini diharapkan dapat memberikan penilaian

terhadap kualitas LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL).

Langkah yang dilakukan peneliti saat melakukan uji ini adalah dengan

membagikan LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) dan

menerangkan isinya, sedangkan peserta didik memperhatikan dan melihat isi

LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) tersebut, peneliti

melaksanakan satu kali pembelajaran. Setelah siswa cukup mendapatkan

gambaran tentang LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) tersebut,

peserta didik mengisi angket untuk memberi masukan terhadap LKPD berbasis

Problem Based Learning (PBL) tersebut. Setelah mendapat masukan dari para

responden, maka kemudian LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) ini

direvisi berdasarkan respon peserta didik.

7. Revisi Produk

Dari uji coba produk, apabila tanggapan peserta didik sudah mencapai

kriteria yang “Baik atau Sangat Baik” maka produk sudah efektif, maka dapat

dikatakan bahwa LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) telah selesai

dikembangkan sehingga menghasilkan produk akhir, namun apabila produk

belum sempurna maka hasil dari uji coba ini dijadikan bahan perbaikan dan
47

penyempurnaan LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) yang dibuat,

sehingga dapat menghasilkan produk akhir yang siap digunakan untuk SDN 04

Panai Hilir kelas IV.

8. Ujicoba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi

yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja

baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam

operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau

hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.

9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian terdapat

kekurangan dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk

selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem

kerja.

10. Pembuatan Produk Masal

Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah di

ujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut :


48

3.5.1 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.

Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran matematika kelas

IV yaitu Ibu Emarini Ritonga, S.Pd. Pada wawancara ini dilakukan

dengan semi terstruktur pedoman biasanya terdiri dari seperangkat

pertanyaan yang kemudian diperdalam dengan menggunakan pertanyaan

setengah terbuka. Keuntungannya adalah cukup objektif tapi tetap

menyajikan informasi yang mendalam tentang pendapat dan alasan-

alasan responden dibanding kuesioner untuk memperoleh data yang

meliputi keadaan siswa kelas IV dan tanggapan guru terhadap media

yang telah dikembangkan dan diterapkan di kelas.

3.5.2 Angket

Kuesionar (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017: 142).

Angket ini ditujukan untuk subjek uji coba. Dipilihnya angket sebagai
49

instrumen pengumpulan data dikarenakan angket lebih efektif dan efisien

dalam mengumpulkan data dari responden.

Pada penelitian ini menggunakan angket untuk validasi ahli materi,

validasi ahli LKPD dan angket yang diberikan kepada guru. Pada lembar

angket untuk ahli materi, media dan guru menggunakan skala likert

dengan lima pilihan jawaban yang berskala layak yaitu : (5) sangat layak,

(4) layak, (3) cukup layak, (2) kurang layak, dan (1) tidak layak.

3.5.3 Tes

Menurut Sugiyono (2017:208) menyatakan bahwa tes adalah prosedur

yang sistematis yang disusun berdasarkan cara dan aturan tertentu,

pemberian skor yang harus jelas dan dilakukan secara terperinci.

Peneliti menggunakan jenis tes pilihan ganda. Soal Pre-test dan Post-test

yang dibuat sama, hanya saja Pre-test diberikan pada awal pembelajarn

dan siswa belum menggunakan media pembelajaran, sedangkan Post-test

diberikan pada akjir pembelajaran setelah siswa menggunakan media

pembelajaran.

3.6 Instrumen Penelitian

Untuk mengukur kevalidan dan keefektifan lembar kerja peserta didik

(LKPD) yang dikembangkan maka disusun intrumen penelitian. Adapun instrument

penelitian dalam uji coba ini yaitu sebagai berikut:


50

3.6.1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara ditujukan kepada guru

kelas IV SDN 04 Panai Hilir. Adapun isi dari wawancara dengan guru kelas IV dapat

dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Isi Wawancara Dengan Guru Kelas IV.

NO PERTANYAAN
1 Apakah ibu selalu mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sebelum mengajar?
2 Apa kesulitan yang dihadapi saat ibu mengajar matematika terkhusus
materi bangun datar ?
3 Apakah ibu mengalami kesulitan dalam mengaitkan materi bangun
datar ke konteks kehidupan sehari-hari ?
4 Apakah ibu menggunakan LKPD ketika pembelajaran ?
5 Apakah LKPD yang digunakan dalam pembelajaran di rancang sendiri
?
6 Apakah LKPD yang ibu terapkan berbasis model-model pembelajaran
tertentu?
7 Apakah dalam proses pembelajaran ibu pernah menggunakan model
Problem Based Learning (PBL) ?

8 Apakah ibu sudah menggunakan LKPD berbasis Problem Based


Learning dalam proses pembelajaran ?
9 Apakah ibu selalu menerapkan model-model pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar ?
10 Dalam proses pembelajaran, apakah semua peserta didik memiliki
LKPD masing-masing ?
51

3.6.2 Angket.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam pengembangan lembar

kerja peserta didik materi bangun datar berupa angket yaitu pertanyaan-pertanyaan

yang disusun memiliki jawaban yang tinggal dipilih oleh responden (Sukmadinata

2011:219).

Berikut ini merupakan kisi-kisi instrument validasi untuk respon pendidik

(Guru), ahli materi dan ahli media.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Praktikalitas (Angket Guru)


No Aspek Penilaian

1 Materi
1) Materi yang disajikan sesuai KI dan KD
2) Indikator pembelajaran sesuai dengan KD

3) Tujuan pembelajaran sesuai dengan KD

4) Materi yang disajikan sesuai secara sistematis


5) Materi yang disajikan sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir
siswa
2 Penyajian
6) Petunjuk penggunaan LKPD jelas
7) Kejelasan tulisan dan gambar
8) Penyajian materi LKPD menuntut peserta didik untuk melatih
kecerdasan, pemecahan masalah dan menerapkan konsep yang
berkaitan dengan materi dalam kegiatan belajar
3 Implementasi Pembelajaran

9) LKPD meningkatkan kemandirian peserta didik dalam belajar


10) LKPD digunakan sebagai sumber belajar tambahan bagi guru dan
peserta didik
11) Materi yang ada pada LKPD sesuai dengan alokasi waktu yang
ada di sekolah

4 Bahasa
52

12) Penggunaan bahasa yang sesuai dengan peserta didik di Sekolah


Dasar
13) Bahasa yang digunakan mudah di pahami
14) Bahasa yang digunakan dalam LKPD efektif (tidak bermakna
ganda)

Tabel 3.3 Kisi- Kisi Instrumen Ahli Materi

Aspek Komponen Indikator


Penilaian

Isi Kompetensi Kesesuaian dengan kompetensi dan kompetensi dasar


Kejelasan indikator pembelajaran
Kejelasan tujuan pembelajaran
Penyajian Kesesuaian materi dalam LKPD dengan KI/KD
Materi
LKPD menyajikan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
sintaks Problem Based Learning
Materi LKPD sesuai dengan kemampuan berpikir
siswa
Terdapat petunjuk penggunaan LKPD berbasis
Problem Based Learning
Pustaka Keterbaruan rujukan pada LKPD berbasis Problem
Based Learning
Penyajian Isi Materi Keterlibatan dan peran peserta didik dalam aktivitas
belajar pada LKPD berbasis Problem Based Learning
Ketepatan Urutan materi pembelajaran pada LKPD
berbasis Problem Based Learning
Langkah-langkah pada LKPD mengikuti sintaks
Problem Based Learning disusun secara sistematis untuk
membantu siswa menemukan konsep
Soal-soal yang disajikan dapat melatih kecerdasan,
pemecahan masalah dan menerapkan konsep yang
berkaitan dengan materi dalam kegiatan belajar.
Kegiatan dalam LKPD mengukur kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik

Contoh Penyajian contoh konkret pada LKPD berbasis


Problem Based Learning
Rangkuman Penyediaan rangkuman pada LKPD berbasis Problem
Based Learning
Tampilan Visualisasi Ketertarikan cover LKPD berbasis Problem Based
53

Learning
Tampilan fisik LKPD mampu menarik minat belajar
siswa dalam pembelajaran
Bahasa Kejelasan Penggunaan kalimat mudah dipahami dan tidak
kalimat menimbulkan makna ganda
Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat peserta
didik
Jumlah Skor

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Ahli LKPD


No Aspek Penilaian Indikator

1. Kelayakan Isi Kesesuaian materi dalam LKPD dengan KI/KD


LKPD mampu menyajikan kegiatan-kegiatan yang
disesuaikan dengan pendekatan berbasis Problem
Based Learning
Kesesuian materi LKPD terhadap kemampuan siswa
Pertanyaan dalam LKPD sesuai dengan tingkat
kemampuan berpikir siswa kelas IV
Terdapat petunjuk penggunaan LKPD
Kejelasan langkah-langkah pada LKPD mengikuti
sintaks Problem Based Learning disusun secara
sistematis untuk membantu siswa menemukan konsep
2 Kelayakan bahasa Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat peserta
didik

3 Kelayakan tampilan Kemenarikan tampilan cover LKPD berbasis


Problem Based Learning
Kesesuaian gambar untuk memperjelas isi pada
LKPD berbasis Problem Based Learning
Tampilan fisik LKPD mampu menarik minat dan
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
4 Kelayakan kegiatan Soal-soal dalam LKPD merangsang siswa untuk aktif
/Pengamatan siswa mengajukan pertanyaan

Kegiatan yang diberikan dalam LKPD memberi


pengalaman langsung bagi siswa
Kegiatan dalam LKPD menjadikan berpikir kreatif
memecahkan masalah
5 Kelayakan Kemudahan langkah-langkah kegiatan dalam LKPD
Penyajian
54

Penyajian materi LKPD yang disertai objek langsung


Keruntutan konsep
Soal-soal yang diberikan dapat melatih kegiatan
belajar kecerdasan, pemecahan masalah, berpikir
logis dan menerapkan konsep yang berkaitan dengan
materi dalam kegiatan belajar
Pengantar memuat informasi tentang peran LKPD
dalam proses pembelajaran
Keterbaharuan Daftar pustaka dengan
perkembangan ilmu pengetahuan pada LKPD
berbasis Problem Based Learning
6 Kelayakan Kegiatan dalam LKPD menekankan pada model
Pelaksanaan dan pembelajaran Problem Based Learning
Pengukuran
Kegiatan dalam LKPD mengukur kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik
Kegiatan dalam LKPD mengukur ketercapaian
indikator keberhasilan siswa

3.6.3 Tes

Tes hasil belajar berupa Pre-test dan Post-test yang digunakan untuk menilai

keefektifan LKPD pembelajaran. Pokok bahasan tes hasil belajar yang digunakan

yaitu tentang Bangun Datar yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 25 soal. Peneliti

menyusun dan mengembangkan tes berdasarkan Kompetensi Dasar matematika kelas

IV Sekolah Dasar. Kemudia peneliti mengembangkan kompetensi dasar yang dipilih

menjadi indikator.

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis. Bogdan menyatakan bahwa

“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
55

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga

dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Teknik analisis data yang digunanakan dalam penelitian ini berupa berupa

analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data yang dianalisis berupa data instrument

kelayakan ahli materi, ahli media, angket responden pendidik. Teknik analisis data

dalam penelitian ini, dianalisis oleh peneliti secara kualitatif dan kuantitatif.

3.7.1 Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini berupa kritik dan saran dikemukakan oleh

ahli materi, ahli media dan juga guru. Data tersebut kemudia dianalisis untuk

memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk pengembangan yang dihasilkan.

3.7.2 Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data hasil penilaian menggunakan skala

penskoran. Data kuantitatif dapat diperoleh dari hasil validasi ahli materi dan ahli

media dan angket guru (Praktikalitas).

3.7.2.1 Analisis Data Angket

Skala penilaian terhadap lembar kerja peserta didik berbasis problem based

learning menggunakan skala likert dengan lima pilihan (skala lima). Widoyoko

(2014:104) menjelaskan bahwa prinsip pokok skala likert adalah menentukan lokasi

kedudukan seorang dalam suatu kuantum sikap terhadap objek sikap mulai dari

sangat negatif sampai sangat positif. Penentuan lokasi ini dilakukan dengan
56

mengkuantifikasi respon seorang terhadap putir pertanyaan/pernyataan yang telah

disediakan.

Hasil data validari ahli materi dan media serta angket guru (Praktikalitas)

dilakukan dengan cara pemberian skor yaitu skor 5 untuk penilaian sangat

baik, skor 4 untuk penilaian baik, skor 3 untuk penialain cukup baik, skor 2 untuk

penilaian kurang baik dan skor 1 untuk penialain tidak baik.

Kemudian skor yang dihasilkan dianalisis menggunakan persentase skor

dengan menggunakan rumus:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Persentase skor = x 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

Arikunto (2014:35) memaparkan bahwa kriteria kuantitatif tanpa

pertimbangan disusun hanya dengan memperhatikan rentangan bilangan tanpa

mempertimbangkan apa-apa dilakukan dengan membagi rentangan bilangan. Untuk

mengetahui kategori kelayakan berdasarkan kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan

menurut Arikunto (2014:35) dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.5 Klasifikasi Penilaian Kelayakan

Rentang Presentase Penilaian Kategori

81 % - 100 % Sangat Layak

61 % - 80 % Layak

41 % - 60 % Cukup Layak
57

21 % - 40 % Kurang Layak

0 – 21 % Tidak Layak

Media pembelajaran yang dikembangkan dapat dikatakan baik jika minimal

berada pada kriteria 61%-80% dapat dikatan layak. Jika persentase dibawah

kelayakan, maka perlu dilakukan revisi berdasarkan saran dari validator.

3.7.2.2 Analisis Data Tes Hasil Belajar

3.7.2.2.1 Uji Validitas Butir Tes Hasil Belajar

Analisis keefektifitas LKPD bertujuan untuk mengambil keputusan apakah

perlu diadakan uji coba selanjutnya dalam tahap pengembangan LKPD. Kefektifitas

LKPD digunakan dalam pembelajaran ditentukan pencapaian indikator.

Menurut Purwanto (2011:122) untuk menghitung validasi tes digunakan

teknik korelasi productmoment yaitu:

𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑥) (∑ 𝑦)
𝑅𝑋𝑌 =
√{ ∑𝑥 2−(∑𝑥) 2 (𝑁 (∑𝑌 2− (∑𝑌) 2 }

Keterangan:

Y = Skor Total

X = Skor Item

XY = Hasil Kali Skor Item

N = Jumlah Siswa
3.8 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan/Minggu
Maret April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Seminar Proposal
2 Konsultasi dengan
penyelaras
3 Validasi instrumen
penelitian
4 Pembuatan produk
5 Validasi produk
6 Revisi produk
7 Uji coba intrumen tes
8 Pengolahan data hasil
penelitian
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

`4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 04 Panai Hilir T.A 2020/2021.

Adapun produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah lembar kerja peserta

didik berbasis problem based learning menggunakan livework sheet materi bangun

datar siswa kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian ini disusun dan dikembangkan

berdasarkan metode R&D Borg and Gall 10 langkah yaitu (1) Potensi Masalah (2)

Mengumpulkan Informasi (3) Desain Produk (4) Validasi Desain (5) Perbaikan

Desain (6) Uji Coba Produk (7) Revisi Produk (8) Uji Coba Pemakaian (9) Revisi

Produk (10) Pembuatan Produk Masal. Pengembangan LKPD dalam penelitian ini

merujuk pada beberapa syarat kualitas yaitu kelayakan, keefektifitasan dan

kepraktisan dari LKPD yang dirancang. Adapun hasil yang diperoleh dari tiap

tahapan pengembangan sebagai berikut:

4.1.1 Potensi Masalah

Pada tahap ini penelitian dimulai dengan observasi dan wawancara

ditempat tujuan yaitu di SDN 04 Panai Hilir. Dalam tahap awal dilakukan

observasi di SDN 04 Panai Hilir pada tanggal 12 oktober 2020. Dan melalui

wawancara langsung dengan guru kelas IV yaitu ibu Emarini Ritongan, S.Pd.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut ditemukan permasalahan

bahwa penggunaan LKPD Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang


60

digunakan di SDN 04 Panai Hilir saat ini, masih menggunakan soal-soal dari

buku pemerintah, menyebabkan peserta didik dominan mendengarkan dan

mencatat sekaligus menjadi salah satu faktor pembelajaran tidak aktif

melibatkan peserta didik dalam kegiatan belajar dan mengajar. Dan belum

tersedianya LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) di SDN 04 Panai

Hilir

4.1.2 Mengumpulkan Informasi

Kompetensi inti, Kompetensi dasar, dan materi yang digunakan sesuai

dengan kurikulum pada kelas IV SD 04 Panai Hilir yang dijadikan topik-topik

kegiatan yang membimbing peserta didik untuk berlatih. Tujuan dari

mengumpulkan informasi adalah untuk mengetahui Kompetensi Inti,

Kompetensi Dasar yang digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan

materi. Adapun Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar dalam kurikulum

2013 untuk sekolah SD dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 KI dan KD

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


KI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama 3.9 Menjelaskan dan
yang dianutnya menentukan keliling
KI 2. Memiliki prilaku jujur, disiplin, tanggung dan luas persegi,
jawab, santun, peduli, dan percaya diri persegi panjang dan
dalam berinteraksi dengan keluarga, segitiga serta
teman, guru, dan tetangga
hubungan pangkat dua
KI 3. Memahami pengetahuan faktual dan
konseptual dengan cara mengamati, dengan akar pangkat 2
menanya dan mencoba berdasarkan rasa 4.9 Menyelesaikan masalah
ingin tentang dirinya, makhluk ciptaan berkaitan dengan
tuhan dan kegiatannya, dan keliling dan luas
benda-benda yang dijumpainya di rumah, persegi, persegi
61

di sekolah. panjang, dan segitiga


KI 4. Menyajikan pengetahuan factual dalam termasuk melibatkan
bahasa yang jelas dan logis, dalam karya dengan akar pangkat
yang estetis, dalam gerakan yang
dua
mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
Adapun Indikator nya yaitu dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut

Tabel 4.2 Indikator


INDIKATOR
3.9.1 Menjelaskan pengertian dari persegi
3.9.2 Menjelaskan pengertian dari persegi panjang
3.9.3 Menjelaskan pengertian dari segitiga
3.9.4 Mengidentifikasi sifat-sifat dari persegi
3.9.5 Mengidetifikasi sifat-sifat dari persegi panjang
3.9.6 Mengidenfikasi sifat-sifat dari segitiga
4.9.1 Menghitung keliling dari persegi
4.9.2 Mengihitung keliling dari persegi panjang
4.9.3 Menghitung keliling dari segitiga
4.9.4 Menghitung luas dari persegi
4.9.5 Menghitung luas dari persegi panjang
4.9.6 Menghitung luas dari segitiga

Adapun Tujuan Pembelajarannya dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3 Tujuan Pembelelajaran
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengerjakan dan mengikuti panduan LKPD, siswa mampu
menjelaskan pengertian dari persegi, persegi panjang dan segitiga,
mengidentifikasi sifat-sifat dari persegi, persegi panjang dan segitiga, dan
menghitung keliling dan luas dari persegi, persegi panjang dan segitiga serta
mengimplemetasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
Selain itu, mengumpulkan informasi bertujuan untuk mendapatkan informasi

mengenai materi bangun datar pada tingkat SD Kelas IV.


62

4.1.3 Desain Produk

Peneliti mendesain LKPD yang akan dihasilkan. Mulai dari sampul,

sisi dan materi. Desain LKPD berbasis Problem Based Learning bertujuan

menghasilkan bahan ajar berupa LKPD yang sesuai dengan sintaks atau

langkah-langkah dari problem based learning. Gambar dan bentuk sampul

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik SDN 04 Panai Hilir kelas IV.

Pada cover depan peneliti berikan full colour untuk memberikan kesan

menarik pada LKPD. LKPD tersebut bertujuan untuk membantu peserta didik

dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi bangun datar.

Pada tahap ini, peneliti mendesain LKPD yang disesuaikan dengan

kemampuan peserta didik kelas IV SD. Langkah-langkah yang dilakukan

peneliti sebagai berikut:

a) Mengumpulkan bahan materi bangun datar

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan materi berdasarkan buku peserta didik

kurikulum 2013, buku paket matematika, dan ebook.

b) Menyusun Struktur LKPD

Pada tahap ini peneliti menetapkan:

1) Judul (cover) LKPD

2) Kompetensi inti

3) Kompetensi dasar dan indikator

4) Tujuan Pembelajaran

5) Petunjuk Penggunaan LKPD


63

6) Materi dalam LKPD

7) Contoh -contoh Masalah Problem Based Learning materi bangun datar

8) Masalah yang ada didalam LKPD dengan sintaks Problem Based Learning

pada materi bangun datar

Desain yang dibuat oleh peneliti ditunjukkan pada gambar 4.1 dibawah ini:

1. Cover LKPD

Gambar 4.1 Desain cover LKPD


64

2. Judul LKPD 1

Gambar 4.2 Gambaran desain LKPD 1

3. KI dan KD dan Indikator

Gambar 4.3 Gambaran KI dan KD


65

4. Tujuan Pembelajaran dan Petunjuk Belajar

Gambar 4.4 Gambar desain Tujuan Pembelajaran dan Petunjuk Belajar

5. Materi

Gambar 4.5 Gambaran desain Materi


66

6. Contoh Soal

Gambar 4.6 Gambaran desain contoh soal

7. Langkah Kerja dan Soal


67

Gambar 4.7 Langkah Kerja dan Soal

8. Refleksi

Gambar 4.8 Gambar Refleksi


68

4.1.4 Validasi Desain

Dalam tahap ini, peneliti mengadakan uji kevalidan LKPD terhadap beberapa

ahli, yaitu :

1. Ahli materi yaitu Bapak Daitin Tarigan, S.Pd, M.Pd, yang merupakan dosen

matematika PGSD FIP Universitas Negeri Medan

2. Ahli LKPD yaitu Ibu Masta Marselina Sembiring, S.Pd, M.Pd, yang

merupakan dosen bahasa Indonesia PGSD FIP Universitas Negeri Medan.

3. Praktisi Pendidikan yaitu Ibu Emarini Ritonga, S.Pd, yang merupakan wali

kelas IV SDN 04 Panai Hilir

Pada tahap ini bertujuan untuk memperoleh masukan, saran, pendapat serta

evaluasi terhadap LKPD yang dikembangkan. Selanjutnya dilakukan revisi

berdasarkan masukan dari para ahli untuk perbaikan sehingga diperoleh LKPD yang

valid.

4.1.4.1 Validasi Ahli Materi

Validasi ahli materi matematika dalam validasi ini adalah Bapak Daitin

Tarigan, M.Pd. Validasi ini dilakukan terkait aspek isi, penyajian, tampilan dan

bahasa dengan pengisian kuesioner berskala 1-5. Rekapitulasi hasil validasi oleh ahli

materi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2. Secara ringkas, rekapitulasi nilai

disajikan dalam tabel berikut.


69

Tabel 4.4 Hasil Validasi Tahap I Ahli Materi

Aspek Jumlah tiap Skor persentase Criteria

aspek maksimal

Materi 67 95 70, 52 % Valid

Tabel 4.5 Hasil Validasi Tahap II Ahli Materi

Aspek Jumlah tiap Skor persentase Criteria

aspek maksimal

Materi 87 95 91,57% Sangat Valid

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diperoleh kesimpulan bahwa hasil validasi ahli

materi matematika bangun datar pada tahap I dengan persentase 70,52 % yang artinya

layak dan membutuhkan perbaikan dalam isi materi LKPD. Setelah dilakukan

perbaikan, hasil validasi oleh ahli materi pada tahap II mencapai 91,57% yang artinya

sangat layak yang berarti LKPD ini sangat layak.

4.1.4.2 Validasi Ahli LKPD (Media)

Validasi ahli LKPD berbasis PBL ini adalah Ibu Masta Marselina Sembiring

S.Pd, M.Pd, validasi dilakukan terkait aspek kelayakan isi, kelayakan bahasa,

kelayakan tampilan, kelayakan kegiatan/pengamatan siswa, kelayakan penyajian dan

kelayakan pelaksanaan dan pengukuran dengan syarat teknis pengisian kuesioner

berskala 1-5.
70

Tabel 4.6 Hasil Validasi Tahap I Ahli LKPD

Aspek Jumlah tiap Skor persentase Criteria

aspek maksimal

Desain LKPD 61 100 61% Valid

Tabel 4.7 Hasil Validasi Tahap II Ahli LKPD

Aspek Jumlah tiap Skor persentase Criteria

aspek maksimal

Desain LKPD 92 100 92% Sangat Valid

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diperoleh kesimpulan bahwa hasil validasi ahli

LKPD berbasis PBL pada tahap I diperoleh persentase sebesar 61% yang artinya

layak atau valid tetapi perlu perbaikan terhadap desain LKPD. Setelah dilakukan

perbaikan pada tahap II dilakukan revisi presentase validasi meningkat sebesar 92 %

yang artinya sangat layak.


71

Hasil Validasi Ahli Materi dan Ahli LKPD

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
AHLI MATERI AHLI DESAIN LKPD
Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Gambar 4.9 Diagram Tabulasi Ahli Materi dan Ahli Desain LKPD

4.1.4.3 Validasi Praktisi Pendidikan

Praktisi pendidikan dalam validasi ini adalah guru kelas IV SDN 04 Panai

Hilir yaitu Ibu Emarini Ritonga, S.Pd. Validasi dilakukan praktisi pendidikan terkait

dengan aspek dalam menggunakan LKPD berbasis PBL, aspek kesesuaian materi,

aspek dalam penyajian, aspek dalam implementasi pembelajaran dan aspek bahasa

dengan syarat teknis yaitu dalam pengisian kuesioner berskala 1-5. Rekapitulasi hasil

validasi oleh praktisi pendidikan dapat dilihat pada lampiran 4.7. Secara ringkas,

rekapitulasi disajikan pada tabel berikut ini :


72

4.8 Rekapitulasi Hasil Validasi Praktisi Pendidikan (Guru Kelas IV)

No Pertanyaan
Penilaian Kategori

1 MATERI
1. Materi yang disajikan sesuai KI Sangat
dan KD 5 Baik
2. Materi yang disajikan sesuai 4 Baik
secara sistematis
3. Indikator pembelajaran sesuai 4 Baik
dengan KI dan KD

4. Tujuan pembelajaran sesuai 4 Baik


dengan KI danKD

5. Materi yang disajikan sesuai 4 Baik


dengan tingkat kemampuan
berpikir siswa
2 Penyajian
6. Penyajian LKPD dapat 5 Baik
meningkatkan minat belajar Sekali
siswa dalam mata pelajaran
matematika, dengan indikator
sebagai berikut :
1) Disertai gambar ilustrasi
2) Mempunyai petunjuk
penggunaan LKPD
3) Materi yang sesuai secara
sistematis
4) Penggunaan bahasa yang
mudah dipahami
5) Soal-soal yang mudah
dimengerti peserta didik

3 Implementasi Pembelajaran
7. LKPD dapat digunakan sebagai 5 Baik
sumber belajar tambahan bagi Sekali
guru dan siswa serta dapat
meningkatkan kemandirian
belajar peserta didik, dengan
indikator sebagai berikut :
73

1) LKPD dapat memotivasi


siswa dalam belajar
2) LKPD dapat menggali potensi
siswa dalam belajar
3) LKPD mampu membantu
siswa dalam memecahkan
suatu masalah
4) Mempunyai langkah-langkah
dalam penggunaan LKPD
5) LKPD dapat mempermudah
siswa dalam belajar

8. Materi yang ada pada LKPD 5 Baik


sesuai dengan alokasi waktu yang Sekali
ada disekolah

4 Bahasa
9. Penggunaan bahasa yang sesuai Baik
dengan peserta didik disekolah Sekali
dasar 5
10. Bahasa yang digunakan mudah 5 Baik
dipahami Sekali

11. Bahasa yang digunakan dalam Baik


LKPD efektif (tidak bermakna 5 Sekali
ganda)
Jumlah Skor Total skor yang didapat = 51
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
= x 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚
%
52
= 55
= 92,72 % ( Klasifikasi; Sangat
Layak)
74

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diperoleh kesimpulan bahwa hasil validasi

praktisi pendidikan yaitu guru kelas IV diperoleh dengan persentase 92,72 % dan

termasuk kategori sangat baik. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui penilaian hasil

validasi praktisi pendidikan yaitu guru kelas IV pada diagram berikut ini :

Penilaian Praktisi Pendidikan

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Butir Penilaian

Gambar 4.10 Grafik Penilaian Praktisi Pendidikan (Guru Kelas IV)

Menurut guru kelas IV produk LKPD berbasis Problem Based Learning

menggunakan Live worksheet telah layak digunakan.


75

4.1.5 Perbaikan Desan

Beberapa saran dari validator ahli materi dan ahli LKPD telah peneliti

wujudkan dalam revisi terbaru yang ditujukan pada di bawah ini :

4.1.5.1 Saran Ahli Materi

Saran dari ahli materi yaitu pada indikator bagian awal tertulis kesesuaian

dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Kalimat ini supaya diperbaiki,

barangkali yang dimaksud inti. Adapun saran dan masukan dari ahli materi yang

telah direvisi oleh peneliti dapat dilihat dibawah ini sehingga terlihat perbedaannya.

Pada tahap I Materi pada LKPD 1 digabung pengertian, sifat-sifat dan luas

keliling menjadi 1. Dan tidak terdapat gambar.

Gambar 4.11 Materi sebelum revisi


76

Pada tahap II Materi sudah dipisah pada LKPD 1 menjelaskan mengenai

pengertian persegi, persegi panjang dan segitiga. Dan sudah terdapat gambar.

Gambar 4.12 Materi Sesudah Revisi


77

Pada tahap I Contoh harus lebih disempurnakan, tidak terdapat gambar.

Gambar 4.13 Contoh soal Sebelum Revisi


78

Pada tahap II Sudah sudah diperbaik dan diberikan contoh

Gambar 4.14 Contoh Soal Sesudah Revisi


79

Pada tahap I Tidak terdapat langkah kerja dalam LKPD 1, 2 dan 3

Pada tahap II Sudah terdapat langkah kerja pada LKPD 1, 2 dan 3

Gambar 4.15 Langkah Kerja Sesudah Revisi


80

Pada Tahap I Pada LKPD 1 terdapat LKS dan diganti menjadi LKPD. Soal pada

orientasi pada masalah lebih disempurnakan dan berikan gambar juga

Gambar 4.16 Gambar Soal Sebelum Revisi


81

Pada Tahap II Sudah diganti LKPD dan soal pada orientasi pada masalah juga sudah

diberikan gambar dan soalnya juga sesuai dengan tingkat SD.


82

Gambar 4.17 Soal Sesudah Revisi


83

Pada Tahap I Soal pada bagian “mengorganisasikan siswa untuk belajar hanya 1 soal

dan tidak terdapat gambar juga. Supaya soalnya ditambahi dan berikan gambar agar

lebih menarik.

Gambar 4.18 Soal Sebelum Revisi


84

Pada Tahap II Soal pada bagian “mengorganisasikam siswa sudah ditambahi soal dan

diberikan gambar juga agar lebih memudahkan siswa dalam menjawab pertanyaan.
85

Gambar 4.19 Soal Sesudah Revisi


86

Pada Tahap I Refleksi sebelum revisi

Gambar 4.20 Refleksi Sebelum Revisi


87

Pada Tahap II Refleksi sesudah di revisi

Gambar 4.21 Refleksi Sesudah Revisi


88

Pada Tahap I Tidak terdapat penilaian dalam LKPD

Pada Tahap II Sudah terdapat penilaian dalam LKPD

Gambar 4.22 Penilaian Sesudah Revisi


89

4.1.5.2 Saran Ahli LKPD

Saran dan masukan dari ahli LKPD yang telah direvisi oleh peneliti dapat

dilihat dibawah ini sehingga terlihat perbedaannya.

Pada Tahap I Penjelasan pada cover dihapus. rapikan penulisan, sesuaikan ukuran

dan huruf, warna dan tampilan.

Gambar 4.23 Cover Sebelum Revisi

Pada Tahap II Baground cover menjadi lebih menarik dan lebih simple dan terlihat

berbeda dari sebelumnya.

Gambar 4.25 Cover Sesudah Revisi


90

Pada Tahap I Dibagian kata pengantar ditambahi kalimat pengantar dan masukkan

materi LKPD KI/KD yang dimuat di LKPD. Kota dan tahun terbit. tampilan nya

disesuaikan.

Gambar 4.25 Kata Pengantar Sebelum Revisi


91

Pada Tahap II Dibagian pengantar sudah sesuai dan ditambahi kalimat pengantar

dan materi LKPD KI/KD yang dimuat di LKPD dan juga kota dan tahun terbit.

tampilannya lebih simple dan menarik

Gambar 4.26 Kata Pengantar Sesudah Revisi


92

Pada Tahap I Tampilan KD serta indikator lebih disempurnakan

Gambar 4.27 KD dan Indikator Sebelum Revisi


93

Pada Tahap II Tampilan KI dan KD serta indikator setelah disempurnakan

Gambar 4.28 KD dan Indikator Sesudah Revisi


94

Pada Tahap I Tampilan tujuan pembelajaran dan petunjuk belajar disesuaikan

selayaknya bagaimana LKPD

Gambar 4.29 Tujuan Pembelajaran Sebelum Revisi


95

Pada Tahap II Tampilan tujuan pembelajaran dan petunjuk belajar menjadi lebih

simple dan menarik

Gambar 4.30 Tujuan Pembalajaran Sesudah Revisi


96

4.1.6 Uji Coba Produk

Setelah produk melalui tahap validasi oleh ahli materi dan ahli LKPD telah

selesai diperbaiki, selanjutnya produk diujicobakan untuk mengetahui kepraktisan

dan kelayakan produk yang dikembangkan yang dilakukan kepada beberapa peserta

didik kelas IV SDN 04 Panai Hilir.

Pertama kali peneliti menjelaskan terlebih dahulu tujuan penelitian yang akan

dilakukan, lalu menjelaskan cara penggunaan LKPD dan pengisiannya, lalu membagi

peserta didik dalam kelompok kecil, lalu peneliti mengirim LKPD yang berbentuk

soft file kepada peserta didik, lalu peserta diminta untuk membuka LKPD yang

berbentuk soft file tersebut dan menjawab setiap permasalahan di kertas selembar

dengan keterangan yang jelas.

4.1.7 Tahap uji coba lapangan dan Revisi Produk

4.1.7.1 Uji Validitas Tes

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk valid atau tidaknya tes hasil

belajar. Validitas diujicobakan kesiswa-siswi sebelumnya telah mempelajari materi

bangun datar yang akan diajarkan pada sampel penelitian. Uji coba validitas

dilakukan di SDN 04 Panai Hilir dengan jumlah siswa 17 orang. Jumlah soal yang

divalidkan sebanyak 25 soal. Berdarkan validitas setelah dilakukan perhitungan data

diperoleh rhitung>rtabel dengan a=0,05, maka diketahui bahwa 25 soal dari 15 soal

yang dinyatakan valid dan 10 soal dinyatakan tidak valid, dapat ditunjukkan pada

tabel 4.4 dibawah ini.


97

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Test

No Soal R hitung R tabel Keterangan


1 0.509 0.482 Valid
2 0.489 0.482 Valid
3 0.523 0.482 Valid
4 0.626 0.482 Valid
5 0.827 0.482 Valid
6 0.169 0.482 Tidak valid
7 0.03 0.482 Tidak valid
8 0.827 0.482 Valid
9 0.564 0.482 Valid
10 0.637 0.482 Valid
11 0.682 0.482 Valid
12 0.15 0.482 Tidak valid
13 -0.26 0.482 Tidak valid
14 0.727 0.482 Valid
15 0.727 0.482 Valid
16 0.827 0.482 Valid
17 0.827 0.482 Valid
18 0.827 0.482 Valid
19 0.044 0.482 Tidak valid
20 0.03 0.482 Tidak valid
21 0.727 0.482 Valid
22 0.16 0.482 Tidak valid
23 0.044 0.482 Tidak valid
24 -0.12 0.482 Tidak valid
25 -0.26 0.482 Tidak valid

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 15 butir soal yang dinyatakan

valid berdasarkan hasil perhitungan validitas. Berdasarkan uji coba instrument tes

diketahui bahwa dinyatakan valid. sebagai intrumen penelitian ditunjukkan pada tabel

4.5 berikut.
98

Tabel 4.10 Kategori Validitas Tes

No Kategori Validitas Tes No Soal

1 Valid 1,2,3,4,5,8,9,10,11,14,15,16,17,18,21

2 Tidak valid 6,7,12,13,19,20,22,23,24,25

4.1.7.3 Uji Pre-Test dan Post Test Peserta Didik

Uji coba lapangan bertujuan untuk melihat hasil belajar peserta didik, peserta

didik berjumlah 27 orang peserta didik kelas IV yang mempelajari bangun datar. Dari

27 orang siswa datang kesekolah dilakukan pembelajaran menggunakan laptop secara

bersamaan dikarenakan keterbatasan gadget dan yang lainnya print out LKPD yang

dibagikan kepada peserta didik. Setelah selesai pembelajaran peserta didik menjawab

soal yang ada di LKPD tersebut.

4.1.7.3.1 Hasil Pre-Test dan Post Test Peserta Didik

Berdasarkan hasil uji coba lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa Lembar

Kerja Peserta Didik yang dikembangkan tidak perlu mendapat revisi. Namun,

masukan dan saran terhadap penilaian dapat dijadikan pertimbangan untuk perbaikan,

guna mendapat hasil pengembangan yang lebih baik.

Penilaian ini tidak hanya sampai pada pengembangan LKPD berbasis PBL

tetapi juga melihat efektifitas LKPD yaitu adanya perbedaan dan pemahaman pada

peserta didik melalui penyajian yaitu Pre-Test dan Post-Test. Pre Test dan Post Test
99

dilakukan pada peserta didik kelas IV di SD Negeri 04 Panai Hilir. Adapun penilaian

hasil tes yang diberikan kepada peserta didik kelas IV sebagai berikut:

Tabel 4.11 Nilai Peserta didik kelas IV SDN Panai Hilir

No Nama siswa Pre-Test Post-Test


1 Aiwa Rafhael 60 80
2 Agung 40 87
3 Alfi 67 87
4 Alwi Mujahi 73 97
5 Bias Aditia 53 80
6 Cahaya Asriani Tanjung 80 93
7 Deni 67 87
8 Khoirun Nisa 60 87
9 Mifta Hurrizna 87 100
10 Mutia 53 93
11 Muhammad Alwi 67 87
12 Melika Salsabilla 60 93
13 Nazwa Afriliani 80 87
14 Nurhamidah 67 93
15 Prima Ramadhan 80 100
16 Ridwan 40 80
17 Rizia Ainavia 80 93
18 Siti Wiyah 60 87
19 Sujud 60 80
20 Sri Anisah 87 93
21 Sukma 40 80
22 Udin 73 93
23 Ummu Nabila 47 80
24 Uswatun Hasanah 60 93
25 Yoga 47 93
26 Yudi 47 80
27 Wahyu Ardiansyah 67 80
JUMLAH SKOR 1702 2383
RATA-RATA 63,03 88,25
Pengambilan Keputusan Hasil Pre Test dan Post Test

1. Nilai signifikansi (2-tailed) , 0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikansi antara hasil belajar pada data pre test dan post test. Hal ini
100

menunjukkan terdapat pengaruh yang bermanka terhadap perbedaan

perlakuan yang diberikan pada masing-masing variable.

2. Nilai signifikansi (2-tailed)> 0,05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang

dignifikansi antara hasil belajar pada data pre test dan post test. Hal ini

menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang bermakna terhadap perbedaan

perlakuan yang diberikan pada masing-masing variabel.

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PRE TEST 63.04 27 14,138 2,721
POST TEST 88.26 27 6,537 1,258

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 PRE TEST & POST TEST 27 .625 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)


Std. Error 95% Confidence Interval
Mean Std. Deviation Mean of the Difference
Lower Upper
PRE TEST - -
Pair 1 POST TEST -25,222 11,274 2,170 -29,682 -20,762 11,625 26 .000

Dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi (2-tailed)0.000 < 0,005

menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikansi antara hasil belajar pada pre

test dan post test. Ini menunjukkan terdapat pengaruh yang bermakna terhadap

perlakuan yang diberikan pada masing-masing variable. Sehingga H0 ditolak H1


101

diterima, artinya terdapat efektifitas Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem

Based Learning terhadap hasil belajar kelas IV SDN 04 Panai Hilir.

4.1.8 Penilaian produk pada setiap tahapan

Penilaian Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem Based Learning

diperoleh berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, dan praktisi pendidikan serta

pre-test dan post-test.

Berikut tabel hasil rekapitulasi Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem

Based Learning pada setiap tahapan.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Validasi LKPD Setiap Tahapan

No Validator Hasil Validasi LKPD berbasis Problem


Based Learning
Rata-Rata Kategori
1 Ahli Materi 91,57% Sangat Layak
2 Ahli LKPD (Media) 92 % Sangat Layak
3 Praktikalitas (angket 94,54 % Sangat Layak
guru)
4 Efektivitas Pre test 63,03 % Sangat layak

Post test 88,25 %

4.1.9 Produk Massal

Dalam produk missal ini, peneliti membuat Lemba Kerja Peserta Didik

berbasis Problem Based Learning, sehingga guru dan peserta didik dapat

menggunakan kouta data internet dan dapat diakses kapan saja dan dimana saja.
102

4.1.10 Produk Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Problem Based

Learning

Produk Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Problem Based Learning

(terdapat dilampiran)

4.2 Pembahasan Penelitian

4.2.1 Kajian Produk Akhir

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan, pengembangan LKPD

berbasis Problem Based Learning (PBL) menggunakan Live Worksheet materi

bangun datar. Hasil penelitian yang dibahas yaitu kelayakan LKPD, Keefektifitasan

LKPD dan Kepraktikalitasan LKPD yang telah dikembangkan oleh peneliti.

Penelitian ini menggunakan metode pengembangan Research and

Development (R&D). Pada pengembangan ini, untuk menghasilkan sebuah produk

LKPD yang dikembangkan maka peneliti menggunakan 10 model langkah dari Borg

and Gall dalam sugiyono yaitu 1) Potensi dan masalah yaitu guru belum

mengembangkan LKPD dan belum ada LKPD berbasis Problem Based Learning

(PBL), sedangkan potensinya penelitiannya dilakukan di SDN 04 Panai Hilir. 2)

Mengumpulkan informasi untuk kelengkapan penelitian, 3) Desain produk yaitu

Mendesain LKPD, 4) Validasi desain yaitu uji validasi yang dilakukan oleh ahli

materi, media dan guru. 5)Perbaikan desain yaitu saran dari validator ahli materi dan

ahli media. 6) Uji coba produk yaitu uji coba dilapangan, 7) Ujicoba lapangan dan

revisi produk yaitu pre-test dan post test, 8)Penilaian produk setiap tahapan yaitu ahli
103

materi, ahli media, praktikalitas dan efektifitas, 9) produk missal, 10) Produk LKPD

berbasis PBL.

Hasil validasi pada tahap I yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media,

pada ahli materi mencapai rata-rata 72 %. Hasil penelitian pada ahli media mencapai

60% , dari kedua hasil validasi tersebut termasuk kedalam kategori layak. Pada

validasi tahap pertama diberikan masukan dan saran perbaikan untuk menghasilkan

produk yang lebih baik maka peneliti melakukan revisi dibeberapa bagian terhadap

produk yang dikembangkan. Setelah melakukan revisi, selanjutnya peneliti

melakukan validasi tahap II. Pada tahap kedua hasil penilaian ahli materi mencapai

persentase sebesar 91,57%, dan penilaian ahli desain LKPD mencacpai presentase

sebesar 92% sehingga produk LKPD yang dikembangkan termasuk dalam kategori

sangat layak.

Pada hasil kefektifitasan LKPD diukur menggunakan tes. Tes yang dilakukan

yaitu tes awal (pre-test) dan tes Akhir (post-test). Tes yang digunakan berupa tes

pilihan ganda yang berjumlah 15 soal. KKM yang ditentukan di SDN 04 Panai Hilir

untuk mata pelajaran matematika yaitu 70. Setelah dilaksanakan pre-test diperoleh

siswa mencapai rata-rata 63,03, Setelah dilaksanakan post-test diperoleh siswa

sebesar 88,25. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan terjadi peningkatan hasil

belajar siswa dari pre-test ke post-test sebesae 25,22. Hal ini menunjukkan bahwa

LKPD yang dikembangkan peneliti berdampak bagi hasil belajar siswa.

Kepraktikaslitasan LKPD diukur melalui hasil penilaian respon guru

matematika kelas IV SDN 04 Panai Hilir. Hasil validasi guru kelas IV yaitu Ibu
104

Emarini Ritonga, S.Pd terhadap uji kepraktisan terhadap LKPD berbasis PBL yang

dikembangkan pada aspek materi, penyajian, implementasi pembelajaran dan bahasa

dari LKPD berbasis PBL yang dikembangkan memperoleh persentase sebesar

92,72% dikategorikan sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Maulidar Nurdin (2019) dengan judul

“ Pengembangan LKPD berbasis PBL pada materi laju reaksi di SMA Negeri 1

Simpang Kiri” diperoleh bahwa LKPD yang dikembangkan hasil penelitian dan

pengembangan telah menghasilkan bahwa persentase rata-rata yang diperoleh dari

validator sebesar 82,%,hal ini menunjukkan bahwa LKPD berbasis PBL dapat

digunakan dengan kriteria sangat layak. Persentase yang diperoleh dari respon guru

sebesar 74,33% sangat tertarik, 20,49% tertarik, dan 2,56% kurang tertarik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurbaiti tahun (2018)

dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Problem Based

Learning untuk pembelajaran matematika di Kelas IV Sekolah Dasar”, hasil

penelitian menunjukkan bahwa LKS berbasis PBL yang dikembangkan telah

memnuhi criteria valid dari segi isi dan konstruk. LKS sudah praktis baik dari segi

keterlaksanaan, kemudahan dan waktu yang diperlukan, selama pembelajaran dan

tingkat ketuntasan hasil belajar siswa 89,4%, ini berarti LKS efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novi Andriyani tahun 2020

dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning berbantuan Lkpd Live

Worksheet untuk Meningkatkan Keaktifan Mental Siswa Pada Pembelajaran Tematik


105

kelas Va SD Negeri Nogopuro”, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran PBL berbantuan LKPD live worksheet dapat meningkatkan

keaktifan siswa pra siklus 53%, siklus 1 72% dan siklus 2 86%. Hal ini ditunjukan

dengan antusias siswa selama mengikuti pembelajaran yang ditunjukkan siswa

selama proses pembelajaran, kemandirian siswa dalam mengerjakan LKPD,

kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan pendapatnya, dan rasa ingin tahu siswa

semakin tinggi.

Keunggulan yang ada pada LKPD peneliti ini dapat dikategorikan layak yaitu:

1. LKPD ini sudah diuji validasi oleh dosen ahli materi dan ahli desain LKPD

2. Didalam LKPD ini aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari

dan menentukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan pada soal.

3. Tujuan LKPD ini dalam mengembangkan Problem Based Learning yaitu

untuk membantu siswa dalam memecahkan suatu masalah agar mendapat

solusinya.

4. LKPD ini dapat digunakan dalam pembelajaran daring maupun pembelajaran

tatap muka di sekolah.

Kelemahan yang ada pada LKPD peneliti dapat dikategorikan layak yaitu :

1. LKPD ini memerlukan jaringan yang stabil sangat dibutuhkan sehingga untuk

sekolah yang tidak memiliki jaringan tidak stabil LKPD ini sulit untuk

diterapkan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan sebagai

berikut:

1. Hasil validasi dari ahli materi dan ahli media pada uji kelayakan terhadap

Lembar Kerja Peserta Didik yang dikembangkan termasuk dalam kategori “

Sangat Layak”. Hasil penilaian ahli materi pada aspek isi, penyajian,

tampilandan bahasa dalam Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem

Based Learning memperoleh persentase sebesar 91,57 % yang dikategorikan

sangat layak. Hasil penilaian ahli LKPD (media) mengenai aspek kelayakan

isi, kelayakan bahasa, kelayakan tampilan, kelayakan kegiatan/pengamatan

siswa, kelayakan penyajian dan kelayakan pelaksanaan dan pengukuran

berbasis Problem Based Learning memperoleh persentase sebesar 92 % yang

dikategorikan sangat layak.

2. Berdasarkan rata-rata hasil belajar siswa diketahui bahwa penggunaan Lembar

Kerja Peserta Didik berbasis Problem Based Learning lebih efektif

meningkatkan hasil belajar materi bangun datar bila dibandingkan dengan

tidak menggunakan Lembar Kerja Perserta Didik. Hal ini dapat dilihat dari

hasil pre-test dan post-test yang dilakukan peneliti di kelas IV SDN 04 Panai

Hilir. Hasil pre-test yang diperoleh sebesar 63,03 dan hasil post-test yang
107

diperoleh sebesar 88,25. Artinya terjadi peningkatan sebesar 25,22.

Peningkatan hasil belajar matematika materi bangun datar terjadi setelah

kegiatan pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik berbasis

Problem Based Learning yang dikembangkan oleh peneliti.

3. Hasil respon guru kelas IV SDN 04 Panai Hilir terhadap uji kepraktisan

terhadap LKPD berbasis PBL yang dikembangkan pada aspek materi,

penyajian, implementasi pembelajaran dan bahasa dari LKPD berbasis PBL

yang dikembangkan memperoleh persentase sebesar 92,72% dikategorikan

sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, peneliti memberikan

beberapa saran diantaranya :

5.2.1 Saran untuk guru

Guru mampu memciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan efisien

yang sesuai dengan kurikulum yang dijalankan sekarang. Salah satunya adalah

dengan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik yang tepat. Salah satu alternative

guru yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran adalah Lembar Kerja Peserta

Didik berbasis Problem Based Learning materi bangun datar yang dikembangkan

dalam penelitian ini.

107
108

5.2.2 Saran untuk Peserta Didik

Diharapkan kepada peserta didik agar dapat selalu aktif dalam memecahkan

masalah pada proses pembelajaran yang ada pada LKPD sehingga pengetahuan

peserta didik akan semakin bertambah dalam memecahkan masalah sehingga hasil

belajar peserta semakin meningkat.

5.2.3 Saran untuk peneliti selanjutnya

Peneliti lain disarankan untuk mempertimbangkan prosedur pengembangan

Lembar Kerja Peserta Didik pada penelitian ini. Penelitian ini diharapkan mampu

menginspirasi peneliti lain untuk mengembangkan LKPD dengan skala yang lebih

besar dan melakukan penyebaran ke skala yang lebih luas demi memenihi kebutuhan

belajar siswa yang bermutu dan berkualis.

108
109

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2014. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis

bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto. 2010. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta:

Rineka Cipta.

Asmaranti, W., Pratama, G,. & Wisniarti. (2018. Desain Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) Matematika Dengan Pendekatan Saintifik Berbasis

Pendidikan Karakter. Seminar Nasional Etnomatnesia, (Online),

(Http://222.Researchgate.Net/ Publication/332395982,Diakses31

Maret 2019)

Bungin, B. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:Prenada Media

Group.

Astuty, Sri dkk. 2018. Pengembangan Lkpd Berbasis Pbl (Problem Based

Learning) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta

Didik Pada Materi Keseimbangan Kimia. Jurnal Chemistry Education

Review (CER) Vol.1 No. 2 (90-114)..

Fathurrohman, M. 2015 Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta:

AR-Ruzz Media

Hamdani, M. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka Setia.

Hidayat. Candra. Metode Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4D.

http://ranahresearch.com/ metode-pengembangan-model4d/

109
110

Ika Ratna Sari. 2019. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (Lkpd)

Berbasis Teori Apos Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Konteks

Rumah Adat Joglo Jawa Tengah. Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera UtaraIsrok’atun.

2018. Model-Model Pembelajaran Matematika. Jakarta:Bumi Aksara

Lee, Che Di. 2014. Worksheet Usage, Readmh Achivement, Classes Lack Of

Comparison. Internasional Journal Of Education in Mathematics

Science and Tecnology. Vol.4, Issue 12.

Mailani. Elvi dkk. 2017. Implementasi Model Pembelajaran Berbasis

Masalah (Problem Based Learning) Dengan Pendekatan Saintifik

Untuk Meningkatkan Higher Order Thinking Skills Pada Mahasiswa

Prodi Pgsd Fip Unimed. School Elementary Journal. UNIMED.

Mailani. Elvi. 2019. Pengembangan Buku Ajar Matematika Materi

Penjumlahan Bilangan Desimal dengan Pecahan Campuran Berbasis

Pendekatan Scientific di SDN 101771 TEMBUNG T.A 2018/2019.

Elementary School Journal. Vol. 9 No.2

Majid. Abdul. 2012. Bahan Ajar Siswa. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Maulidar. 2019. Pengembangan Lkpd Berbasis Pbl (Problem Based

Learning) Pada Materi Laju Reaksi Di Sma Negeri 1 Simpang Kiri.

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-

Raniry Banda Aceh

110
111

Pribadi A Benny. 2014 . Desain Dan Pengembangan Pelatihan Berbasis

Kompetensi:Implementasi Model ADDIE. Jakarta: PREDANA

MEDIA GROUP.

Priatna, Nanang, 2018. Pembelajaran Matematika. Bandung: PT REMAJA

ROSDAKARYA

Prastowo.Andi. 2012. Panduan Kratif Membuat Bahan Ajar Inovatif:

Yogyakarta: Diva press.

Prastowo Andi. 2019. Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu. Yogyakarta:

PRENADAMEDIA GROUP

Prastowo, Andi. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: Diva Press

Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.

Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Sudarsono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Sukirman. 2019. Matematika. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Syafril, 2017. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Padang: KENCANA

111
112

Vonny Nevia Jowita. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

(Lkpd) Menggunakan Model Problem Based Learning Pada Tema 4

Sehat Itu Penting Sebtema 3 Lingkungan Sehat Di Kelas V Sd

Negeri 55/I Sridadi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Jambi

Widoyoko, E.P. 2014. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

112
113

113

Anda mungkin juga menyukai