Diktat PPKN X Ganjil - Haryonopage 1
Diktat PPKN X Ganjil - Haryonopage 1
Pasal 17 ayat (3) UUD NRI tahun 1945 menyebutkan bahwa “setiap
menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.” Dengan kata lain,
setiap kementerian negara masing-masing mempunyai tugas sendiri. Adapun
urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab kementerian negara adalah
sebagai berikut.
a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara tegas
disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi
urusan luar negeri, dalam negeri, dan pertahanan.
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan agama, hukum, keuangan,
keamanan, hak asasi manusia, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, sosial,
ketenagakerjaan, industri, perdagangan, pertambangan, energi, pekerjaan
umum, transmigrasi, transportasi, informasi, komunikasi, pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan perikanan.
Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 merupakan
landasan bangsa Indonesia yang mengandung tiga tata nilai utama, yaitu dimensi
spiritual, dimensi kultural, dan dimensi institusional.
a. Dimensi spiritual mengandung makna bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan
keseluruhan nilai dalam falsafah negara.
b. Dimensi kultural mengandung makna bahwa Pancasila merupakan landasan
falsafah negara, pandangan hidup bernegara, dan sebagai dasar negara.
c. Dimensi institusional mengandung makna bahwa Pancasila harus sebagai
landasan utama untuk mencapai cita-cita dan tujuan bernegara, dan dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 7
Aktualisasi nilai spiritual dalam Pancasila tergambar dalam Sila Ketuhanan
Yang Maha Esa.Hal ini berarti bahwa dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan
tidak boleh meninggalkan prinsip keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.Nilai ini menunjukkan adanya pengakuan bahwa manusia, terutama
penyelenggara negara memiliki keterpautan hubungan dengan Sang
Penciptanya.Artinya, di dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara negara tidak
hanya dituntut patuh terhadap peraturan yang berkaitan dengan tugasnya, tetapi juga
harus dilandasi oleh satu pertanggungjawaban kelak kepada Tuhannya di dalam
pelaksanaan tugasnya.
Hubungan antara manusia dan Tuhan yang tercermin dalam sila pertama
sesungguhnya dapat memberikan rambu-rambu agar tidak melakukan pelanggaran-
pelanggaran, terutama ketika seseorang harus melakukan korupsi atau penyelewengan
harta negara lainnya dan perilaku negatif lainnya.Nilai spiritual inilah yang tidak ada
dalam doktrin good governance yang selama ini menjadi panduan dalam praktek
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.Nilai spiritual dalam Pancasila ini
sekaligus menjadi nilai yang seharusnya dapat teraktualisasi dalam tata kelola
pemerintahan.
UJI KOMPETENSI
BAB II
KETENTUAN UUD NEGARA REPUBLIK NDONESIA TAHUN 1945 DALAM
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
a. Adanya pengakuan yang sama oleh pemerintah terhadap agama- agama yang
dipeluk oleh warga negara.
b. Tiap pemeluk agama mempunyai kewajiban, hak dan kedudukan yang sama
dalam negara dan pemerintahan.
c. Adanya kebebasan yang otonom bagi setiap penganut agama dengan
agamanya itu, apabila terjadi perubahan agama, yang bersangkutan
mempunyai kebebasan untuk menetapkan dan menentukan agama yang ia
kehendaki.
d. Adanya kebebasan yang otonom bagi tiap golongan umat beragama serta
perlindungan hukum dalam pelaksanaan kegiatan peribadatan dan kegiatan
keagamaan lainnya yang berhubungan dengan eksistensi agama masing-
masing.
2. Membangun Kerukunan Umat Beragama
Kerukunan umat beragama merupakan sikap mental umat beragama dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang serasi dengan tidak membedakan pangkat,
kedudukan sosial, dan tingkat kekayaan.Kerukunan umat beragama dimaksudkan
agar terbina dan terpelihara hubungan baik dalam pergaulan antara warga baik
yang seagama, berlainan agama maupun dengan pemerintah.
Menurut Laode Ida (2002), tata kelola pemerintahan yang baik memiliki
sejumlah ciri dan karakteristik sebagai berikut.
1) Pancasila
2) UUD RI 1945
3) Undang-Undang seperti Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2002 tentang
Pemilu, Undang-Undang RI Nomor 31 tentang Partai Politik, Undang-
Undang RI Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum dan sebagainya
4) Peraturan Pemerintah
5) Keputusan Presiden
6) Peraturan Daerah
Terdapat tiga faktor yang menjadi dasar pembagian fungsi, urusan, tugas,
dan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah.
a. Fungsi yang sifatnya berskala nasional dan berkaitan dengan eksistensi
negara sebagai kesatuan politik diserahkan kepada pemerintah pusat.
b. Fungsi yang menyangkut pelayanan masyarakat yang perlu disediakan secara
beragam untuk seluruh daerah dikelola oleh pemerintah pusat.
c. Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, melibatkan masyarakat luas dan tidak
memerlukan tingkat pelayanan yang standar, dikelola oleh pemerintah daerah
yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan daerah masing-
masing.