Anda di halaman 1dari 38

BAB I

NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PRAKTIK


PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NEGARA

A. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia


1. Macam-Macam Kekuasaan Negara
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain
supaya melakukan tindakan-tindakan yang dikehendaki atau diperintahkannya.
Menurut John Locke kekuasaan negara dapat dibagi menjadi tiga kekuasaan
yaitu:
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk
undang-undang
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-
undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap
undang- undang
c. Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar
negeri.
Sedangkan menurut Montesquieu kekuasaan negara dibagi menjadi :
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk
undang-undang
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang- undang
c. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undang-
undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap
undang-undang.
Kekuasaan federatif oleh Montesquieu dimasukkan ke dalam kekuasaan
eksekutif, fungsi mengadili dijadikan kekuasaan yang berdiri sendiri. Teori
Montesquieu di atas dinamakan teori Trias Politika.
2. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia
Di dalam praktik ketatanegaraan sering terjadi pemusatan kekuasaan pada satu
orang, pengelolaan sistem pemerintahan dilakukan secara absolut atau otoriter.
Untuk menghindari hal tersebut perlu adanya pemisahan atau pembagian
kekuasaan, agar terjadi kontrol dan keseimbangan diantara lembaga pemegang
kekuasaan.

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 1


Menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, penerapan pembagian
kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian kekuasaan secara
horizontal dan pembagian kekuasaan secara vertical.
a. Pembagian kekuasaan secara horizontal
1) Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar. Kekuasaan ini dijalankan oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 3
ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang-
undang dan penyelenggaraan pemerintahan Negara. Kekuasaan ini
dipegang oleh Presiden sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3) Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undang-
undang. Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 .
4) Kekuasaan yudikatifatau disebut kekuasaan kehakiman yaitu
kekuasaan untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan. Kekuasaan ini dipegang oleh Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 24 ayat (2)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5) Kekuasaan eksaminatifatau inspektif, yaitu kekuasaan yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 E
ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal


Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan
menurut tingkatannya, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan
pemerintahan.Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai
konsekuensi dari diterapkannya asas desentralisasi di Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dengan asas tersebut, pemerintah pusat menyerahkan
wewenang pemerintahan kepada pemerintah daerah otonom (provinsi dan

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 2


kabupaten/kota) untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan
di daerahnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintah pusat, yaitu kewena ngan yang berkaitan dengan politik luar
negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, agama, moneter dan fiskal. Hal
tersebut ditegaskan dalam Pasal 18 ayat (5) UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945

B. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga


Pemerintahan Non Kementerian
1. Tugas Kementerian Negara Republik Indonesia
Keberadaan Kementerian Negara Republik Indonesia diatur secara tegas dalam
Pasal 17 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan sebagai
berikut.
a. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
b. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
c. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
d. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur
dalam undang-undang.

Pasal 17 ayat (3) UUD NRI tahun 1945 menyebutkan bahwa “setiap
menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.” Dengan kata lain,
setiap kementerian negara masing-masing mempunyai tugas sendiri. Adapun
urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab kementerian negara adalah
sebagai berikut.
a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara tegas
disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi
urusan luar negeri, dalam negeri, dan pertahanan.
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan agama, hukum, keuangan,
keamanan, hak asasi manusia, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, sosial,
ketenagakerjaan, industri, perdagangan, pertambangan, energi, pekerjaan
umum, transmigrasi, transportasi, informasi, komunikasi, pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan, kelautan, dan perikanan.

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 3


c. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi
program pemerintah, meliputi urusan perencanaan pembangunan nasional,
aparatur negara, kesekretariatan negara, badan usaha milik negara,
pertanahan, kependudukan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan, teknologi,
investasi, koperasi, usaha kecil dan menengah, pariwisata, pemberdayaan
perempuan, pemuda, olahraga, perumahan, dan pembangunan kawasan atau
daerah tertinggi.
2. Klasifikasi Kementerian Negara Republik Indonesia
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara.Kementerian Negara Republik Indonesia dapat
diklasifi kasikan berdasarkan urusan pemerintahan yang ditanganinya.
a. Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang nomenklatur/ nama
kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah sebagai berikut.
1) Kementerian Dalam Negeri
2) Kementerian Luar Negeri
3) Kementerian Pertahanan
b. Kementerian yang mempunyai tugas penyelenggarakan urusan tertentu dalam
pemerintahan untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara dengan upaya pencapaian tujuan kementerian sebagai
bagian dari tujuan pembangunan nasional. Kementerian yang menangani
urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD Tahun
1945 adalah sebagai berikut.
1) Kementerian Agama
2) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
3) Kementerian Keuangan
4) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
5) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
6) Kementerian Kesehatan
7) Kementerian Sosial
8) Kementerian Ketenagakerjaan
9) Kementerian Perindustrian
10) Kementerian Perdagangan

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 4


11) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
12) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
13) Kementerian Perhubungan
14) Kementerian Komunikasi dan Informatika
15) Kementerian Pertanian
16) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
17) Kementerian Kelautan dan Perikanan
18) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
19) Kementerian Agraria dan Tata Ruang
c. Kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu
dalam pemerintahan untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara serta menjalankan fungsi perumusan dan penetapan
kebijakan di bidangnya, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidangnya, pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawabnya, dan pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya.
Kementerian ini yang menangani urusan pemerintahan dalam rangka
penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah.
1) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
2) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
3) Kementerian Badan Usaha Milik Negara
4) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
5) Kementerian Pariwisata
6) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
7) Kementerian Pemuda dan Olahraga
8) Kementerian Sekretariat Negara

Selain kementerian yang menangani urusan pemerintahan di atas,


ada juga kementerian koordinator yang bertugas melakukan sinkronisasi dan
koordinasi urusan kementerian-kementerian yang berada di dalam lingkup
tugasnya.Kementerian koordinator, terdiri atas beberapa kementerian sebagai
berikut.
1) Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
a) Kementerian Dalam Negeri
b) Kementerian Hukum dan HAM

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 5


c) Kementerian Luar Negeri
d) Kementerian Pertahanan
e) Kementerian Komunikasi dan Informatika
f) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi
2) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
a) Kementerian Keuangan
b) Kementerian Ketenagakerjaan
c) Kementerian Perindustrian
d) Kementerian Perdagangan
e) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
f) Kementerian Pertanian
g) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
h) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
i) Kementerian Badan Usaha Milik Negara
j) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
3) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia
danKebudayaan.
a) Kementerian Agama;
b) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
c) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
d) Kementerian Kesehatan;
e) Kementerian Sosial;
f) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
g) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
dan
h) Kementerian Pemuda dan Olahraga.
4) Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
a) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
b) Kementerian Perhubungan
c) Kementerian Kelautan dan Perikanan
d) Kementerian Pariwisata

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 6


3. Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
Selain memiliki Kementerian Negara, Republik Indonesia juga memiliki
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) yang dahulu namanya Lembaga
Pemerintah Non-Departemen.Lembaga Pemerintah Non-Kementerian merupakan
lembaga negara yang dibentuk untuk membantu presiden dalam melaksanakan
tugas pemerintahan tertentu.Lembaga Pemerintah Non-Kementerian berada di
bawah presiden dan bertanggung jawab langsung kepada presiden melalui menteri
atau pejabat setingkat menteri yang terkait.
Keberadaan LPNK diatur oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia,
yaitu Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Diantaranya adalah; Arsip Nasional
Republik Indonesia (ANRI), Badan Informasi Geospasial (BIG); Badan Intelijen
Negara (BIN); Badan Kepegawaian Negara (BKN), di bawah koordinasi Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; dan lain-lain.

C. Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan.


Sistem nilai adalah konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai sesuatu yang
hidup dalam pikiran seseorang atau sebagian besar anggota masyarakat tentang apa
yang dipandang baik.

Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 merupakan
landasan bangsa Indonesia yang mengandung tiga tata nilai utama, yaitu dimensi
spiritual, dimensi kultural, dan dimensi institusional.
a. Dimensi spiritual mengandung makna bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan
keseluruhan nilai dalam falsafah negara.
b. Dimensi kultural mengandung makna bahwa Pancasila merupakan landasan
falsafah negara, pandangan hidup bernegara, dan sebagai dasar negara.
c. Dimensi institusional mengandung makna bahwa Pancasila harus sebagai
landasan utama untuk mencapai cita-cita dan tujuan bernegara, dan dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 7
Aktualisasi nilai spiritual dalam Pancasila tergambar dalam Sila Ketuhanan
Yang Maha Esa.Hal ini berarti bahwa dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan
tidak boleh meninggalkan prinsip keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.Nilai ini menunjukkan adanya pengakuan bahwa manusia, terutama
penyelenggara negara memiliki keterpautan hubungan dengan Sang
Penciptanya.Artinya, di dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara negara tidak
hanya dituntut patuh terhadap peraturan yang berkaitan dengan tugasnya, tetapi juga
harus dilandasi oleh satu pertanggungjawaban kelak kepada Tuhannya di dalam
pelaksanaan tugasnya.

Hubungan antara manusia dan Tuhan yang tercermin dalam sila pertama
sesungguhnya dapat memberikan rambu-rambu agar tidak melakukan pelanggaran-
pelanggaran, terutama ketika seseorang harus melakukan korupsi atau penyelewengan
harta negara lainnya dan perilaku negatif lainnya.Nilai spiritual inilah yang tidak ada
dalam doktrin good governance yang selama ini menjadi panduan dalam praktek
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.Nilai spiritual dalam Pancasila ini
sekaligus menjadi nilai yang seharusnya dapat teraktualisasi dalam tata kelola
pemerintahan.

Dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan, nilai falsafah


termanifestasikan di setiap proses perumusan kebijakan dan implementasinya. Nilai
Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan utuh di setiap praktik
penyelenggaraan pemerintahan khususnya dalam memberikan pelayanan lepada
masyarakat agar tidak terjadi perlakuan yang sewenang dan diskriminatif.

Selain itu, nilai spiritualitas menjadi pemandu bagi penyelenggaraan


pemerintahan agar tidak melakukan aktivitas-aktivitas di luar kewenangan dan
ketentuan yang sudah digariskan.

UJI KOMPETENSI

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat.


1. Jelaskan pembagian kekuasaan menurut John Locke !

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 8


2. Jelaskan pembagian kekuasaan menurut Montesquieu !
3. Jelaskan perbedaan antara pemisahan kekuasaan dan pembagian kekuasaan !
4. Jelaskan kekuasaan konstitutif dan kekuasaan eksaminatif !
5. Sebutkan landasan hukum tentang kementerian negara !
6. Jelaskan klasifikasi kementerian negara !
7. Berikan 4 contoh kewenangan Presiden RI sebagai Kepala Negara !
8. Berikan contoh Lembaga Pemerintah Non-Kementeriaan !
9. Bolehkah Presiden melakukan evaluasi kinerja kementerian ? Berikan Argumentasi
Anda !
10. Berikan contoh nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan negara !

BAB II
KETENTUAN UUD NEGARA REPUBLIK NDONESIA TAHUN 1945 DALAM
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 9


A. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan. Hal itu ditegaskan dalam Pasal 25 A
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang.
Berdasarkan hukum laut internasional wilayah laut Indonesia dapat
dibedakan tiga macam sebagai berikut.
a. Zona Laut Teritorial
Batas laut teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke
arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan
lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh
dari garis masing-masing negara tersebut.
b. Zona Landas Kontinen
Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi
merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua).Kedalaman lautnya kurang dari
150 meter.Indonesia terletak pada dua buah landasan kontinen, yaitu landasan
kontinen Asia dan landasan kontinen Australia.
c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona ekonomi eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka
diukur dari garis dasar.Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat
kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut.

Batas-batas wilayah Indonesia secara geografis :


 Sebelah utara berbatasan dengan Malaysia (darat), sedangkan Malaysia,
Singapura, Thailand, Vietnam, Fhillipina (laut)
 Sebelah barat berbatasan dengan India (laut)
 Sebelah timur berbatasan dengan Papua Nugini (darat dan laut)
 Sebelah selatan berbatasan dengan Timor Leste (darat), Australia (laut)

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 10


Deklarasi Djuanda (13 Desember 1957)
 Bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau
yang termasuk dalam daratan Republik Indonesia dengan tidak memandang luas
atau lebarnya, adalah bagian yang wajar dari wilayah daratan Negara RI dan
dengan demikian merupakan bagian dari pada perairan pedalaman atau perairan
nasional yang berada di bawah kedaulatan negara RI. Penentuan batas laut 12 mil
yang diukur dari garis-garis yang menghubungkan titik luar pada pulau-pulau
Negara RI akan ditentukan dengan undang-undang

Pengaruh Deklarasi Juanda terhadap wilayah Indonesia :


 Indonesia menganut konsep negara kepulauan yang berciri nusantara (archipelago
satate), yang kemudian diakui dalam Konvensi Hukum Laut PBB 1982 yaitu
United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) dan sudah
diratifikasi oleh Indonesia dengan menerbitkan UU No 17 Tahun 1985
 Indonesia memiliki tambahan wilayah seluas 2.000.000 km termasuk sumber
daya alam yang dikandungnya

Wilayah daratan Indonesia juga memiliki kedudukan dan peranan yang


sangat penting bagi tegaknya kedaulatan Republik Indonesia.Wilayah daratan
merupakan tempat pemukiman atau kediaman warga negara atau penduduk
Indonesia.Selain wilayah lautan dan daratan, Indonesia juga mempunyai kekuasaan
atas wilayah udara.Wilayah udara Indonesia adalah ruang udara yang terletak di atas
permukaan wilayah daratan dan lautan Republik Indonesia.

NegaraRepublik Indonesia masih mempunyai satu jenis wilayah lagi, yaitu


wilayah ekstrateritorial.Wilayah ekstrateritorial yang merupakan wilayah negara
dimana wilayah ini diakui oleh hukum internasional. Perwujudan dari wilayah ini
adalah kantor-kantor pewakilan diplomatik Republik Indonesia di negara lain.

B. Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia


Perbedaan Antara Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia.
a. Penduduk dan Bukan Penduduk.
Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal atau menetap dalam suatu negara,
sedang yang bukan penduduk adalah orang yang berada di suatu wilayah suatu
negara dan tidak bertujuan tinggal atau menetap di wilayah negara tersebut.
Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 11
b. Warga Negara dan Bukan Warga Negara.
Warga negara ialah orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu
negara, sedangkan bukan warga negara disebut orang asing atau warga negara
asing.
Rakyat sebagai penghuni negara, mempunyai peranan penting, menurut
Pasal 26 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
2) Penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.

Asas-asas Kewarganegaraan Indonesia :


a. Asas Ius sanguinis (keturunan) yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasarkan pada keturunan orang bersangkutan
b. Asas Ius Soli (tempat lahir) yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasarkan tempat kelahiran

Istilah-istilah lain yang berkaitan dengan Kewarganegaraan :


 Apatride yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan.
 Bipatride, yaitu adanya seorang penduduk yang mempunyai dua
macamkewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap).
 Stelsel aktif yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara
aktif untuk menjadi warga negara (naturalisasi biasa)
 Stelsel pasif yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga
negara tanpa melakukan sutu tindakan hukum tertentu (naturalisasi Istimewa)
 Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel
aktif)
 Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel
pasif)
 Naturalisai, yaitu proses permohonan seseorang untuk menjadi warga negara
suatu negara
Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 12
Berdasarkan uraian di atas, asas kewarganegaraan apa yang dianut oleh
negara kita ? Menurut penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan bahwa Indonesia dalam
penentuan kewarganegaraan menganut asas-asas sebagai berikut.
a. Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan, bukan bersasarkan negara tempat dilahirkan.
b. Asasiussolisecaraterbatas,yaituasasyangmenentukankewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur undang-undang.
c. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam undang-undang.

C. Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di Indonesia


1. Pengertian Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan
Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan mengandung makna bahwa setiap
manusia bebas memilih, melaksanakan ajaran agama menurut keyakinan dan
kepercayaannya, dan dalam hal ini tidak boleh dipaksa oleh siapapun, baik itu
oleh pemerintah, pejabat agama, masyarakat, maupun orang tua sendiri.

Kemerdekaan beragama dan kepercayaan di Indonesia dijamin oleh


UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Dalam pasal 28 E ayat (1) dan (2).

a. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,


memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
b. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Di samping itu, dalam pasal 29 UUD Negara Republik Indonesia Tahun


1945 ayat (2) disebutkan, bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 13


penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agama dan kepercayaannya itu.

Seluruh warga negara berhak atas kemerdekaan beragama seutuhnya,


tanpa harus khawatir negara akan mengurangi kemerdekaan itu. Hal ini
dikarenakan kemerdekaan beragama tidak boleh dikurangi dengan alasan apapun
sebagaimana diatur dalam Pasal 28 I ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. Oleh karena itu, untuk mewujudkan
ketentuan tersebut, diperlukan hal-hal sebagai berikut.

a. Adanya pengakuan yang sama oleh pemerintah terhadap agama- agama yang
dipeluk oleh warga negara.
b. Tiap pemeluk agama mempunyai kewajiban, hak dan kedudukan yang sama
dalam negara dan pemerintahan.
c. Adanya kebebasan yang otonom bagi setiap penganut agama dengan
agamanya itu, apabila terjadi perubahan agama, yang bersangkutan
mempunyai kebebasan untuk menetapkan dan menentukan agama yang ia
kehendaki.
d. Adanya kebebasan yang otonom bagi tiap golongan umat beragama serta
perlindungan hukum dalam pelaksanaan kegiatan peribadatan dan kegiatan
keagamaan lainnya yang berhubungan dengan eksistensi agama masing-
masing.
2. Membangun Kerukunan Umat Beragama
Kerukunan umat beragama merupakan sikap mental umat beragama dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang serasi dengan tidak membedakan pangkat,
kedudukan sosial, dan tingkat kekayaan.Kerukunan umat beragama dimaksudkan
agar terbina dan terpelihara hubungan baik dalam pergaulan antara warga baik
yang seagama, berlainan agama maupun dengan pemerintah.

Kita harus mengembangkan kerukunan beragama dalam kehidupan


sehari-hari, karena dengan kerukunan umat beragama akan tercipta ketentraman

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 14


dan kenyamanan. selain itu juga tidak akan ada lagi pertentangan dan perkelahian
antar umat manusia. dan saat kerukunan itu terwujud maka persatuan bangsa akan
terwujud. dan jika persatuan itu terwujud maka akan menambah kekuatan negara.

Adapun Tri Kerukunan umat beragama di Indonesia yaitu :


1. Kerukunan antar umat seagama (intern umat beragama)
2. Kerukunan antar umat beragama.
3. Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah.

Kerukunan antar umat seagama berarti adanya kesepahaman dan


kesatuan untuk melakukan amalan dan ajaran agama yang dipeluk dengan
menghormati adanya perbedaan yang masih bisa ditolerir. Dengan kata lain
dengan sesama umat seagama tidak diperkenankan untuk saling bermusuhan,
saling menghina, saling menjatuhkan, tetapi harus dikembangkan sikap saliang
menghargai, menghomati dan toleransi apabila terdapat perbedaan, asalkan
perbedaan tersebut tidak menyimpang dari ajaran agama yang dianut.

Kemudian, kerukunan antar umat beragama adalah cara atau sarana


untuk mempersatukan dan mempererat hubungan antara orang-orang yang tidak
seagama dalam proses pergaulan pergaulan di masyarakat, tetapi bukan ditujukan
untuk mencampuradukan ajaran agama. Ini perlu dilakukan untuk menghindari
terbentuknya fanatisme ekstrim yang membahayakan keamanan, dan ketertiban
umum.

D. Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia.


1. Substansi Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia
Upaya mempertahankan kemerdekaan termaktub ke dalam Undang Undang Dasar
1945 Bab XII tentang Pertahanan Negara (Pasal 30). Kemerdekaan negara
Indonesia dapat dipertahankan apabila dibangun pondasi atau sistem pertahanan
dan keamanan negara yang kokoh, sehingga hal itu harus diatur dalam Undang-
Undang Dasar NRI Tahun 1945 yaitu 30 ayat (1) sampai dengan ayat (5) yang
menyatakan sebagai berikut.
a. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 15


b. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatan
utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
c. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi,
dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
d. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
kemanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
e. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia didalam menjalankan tugasnya,
syarat- syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan diatur dengan undang-undang.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberikan


gambaran bahwa usaha pertahanan dan kemanan negara dilaksanakan dengan
menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
Sistem pertahanan dan kemanan rakyat semesta pada hakikatnya merupakan
segala upaya menjaga pertahanan dan keamanan negara yang seluruh rakyat dan
segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh
wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh.
Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan sebagai
berikut.
a. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan kemanan negara diabdikan oleh
dan untuk kepentingan seluruh rakyat.
b. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya
pertahanan.
c. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara
menyebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai
dengan kondisi geografi sebagai negara kepulauan.

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 16


2. Kesadaran Bela Negara dalam Konteks Sistem Pertahanan dan Keamanan
Negara
Pasal 27 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara. Ikut serta dalam kegiatan bela negara diwujudkan dengan
berpartisipasi dalam kegiatan penyelenggaraan pertahanan dan kemanan negara,
sebagaimana di atur dalam Pasal 30 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

Kesadaran bela negara pada hakikatnya merupakan kesediaan berbakti


pada negara dan berkorban demi membela negara.Upaya bela negara selain
sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara
yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban
dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.Sebagai warga negara sudah
sepantasnya ikut serta dalam bela negara sebagai bentuk kecintaan kita kepada
pada negara dan bangsa.

Kesadaran bela negara banyak sekali cara untuk untuk


mewujudkannya, membela negara tidak harus dalam wujud perang atau angkat
senjata, tetapi dapat juga dilakukan dengan cara lain seperti ikut dalam
mengamankan lingkungan sekitar, membantu korban bencana, menjaga
kebersihan, mencegah bahaya narkoba, mencegah perkelahian antar perorangan
atau antar kelompok, meningkatkan hasil pertanian, cinta produksi dalam negeri,
melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi
baik pada tingkat nasional maupun internasional, termasuk belajar dengan tekun
dan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler seperti pramuka dan lain sebagainya.

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 17


UJI KOMPETENSI

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat.

1. Jelaskan wilayah laut Indonesia di bawah ini :


a. Zona Laut Teritorial
b. Zona Ekonomi Eksklusif
2. Jelaskan Perbedaan warga Negara dan bukan warga Negara dan berikan contohnya !
3. Jelaskan asas kewarganegaraan !
4. Jelaskan proses terjadinya Apatride dan Bipatride !
5. Jelaskan pengertian stelsel aktif dan stelsel pasif !
6. Jelaskan pengertian hak opsi dan hak repudiasi !
7. Sebutkan faktor penyebab hilangnya kewarganegaraan Indonesia !
8. Jelaskan konsep Tri Kerukunan Umat Beragama !
9. Jelaskan ciri Sistem Pertahanan dan Keamanan negara yang bersifat semesta !
10. Berikan contoh cara-cara lain dalam membela negara selain perang !

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 18


BAB III
KEWENANGAN LEMBAGA – LEMBAGA NEGARA MENURUT UUD NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

A. Suprastruktur dan Infrastruktur Sistem Politik Indonesia


1. Suprastruktur Politik Indonesia
Dalam menjalankan sistem politik dalam suatu negara diperlukan
struktur lembaga negara yang dapat menunjang jalannya pemerintahan. Struktur
politik merupakan cara untuk melembagakan hubungan antara komponen-
komponen yang membentuk bangunan politik suatu negara supaya terjadi
hubungan yang fungsional. Struktur politik suatu negara terdiri dari kekuatan
suprastruktur dan infrastruktur.Struktur politik negara Indonesia pun terdiri dari
dua kekuatan tersebut.

Suprastruktur politik diartikan sebagai mesin politik resmi di suatu


negara dan merupakan pengerak politik yang bersifat formal. Dengan kata lain
suprastruktur politik merupakan gambaran pemerintah dalam arti luas yang terdiri
dari lembaga-lembaga negara yang tugas dan peranannya diatur dalam konstitusi
negara atau peraturan perundang-undangan lainnya.
2. Inprastruktur Politik Indonesia
Infrastruktur politik adalah kelompok-kelompok kekuatan politik
dalammasyarakatyang turutberpartisipasi secaraaktif.Bahkankelompok- kelompok
tersebut tersebut dapat berperan menjadi pelaku politik tidak formal untuk turut
serta dalam membentuk kebijaksanaan negara. Di Indonesia banyak sekali
organisasi atau kelompok yang menjadi kekuatan infrastruktur politik, akan tetapi
jika diklasifikasikan terdapat empat kekuatan, sebagai berikut.
a. Partai Politik, yaitu organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga
negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak
dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat,
bangsa, dan negara melalui pemilihan umum. Pendirian partai politik
biasanya didorong oleh adanya persamaan kepentingan, persamaan cita-cita
politik dan persamaan keyakinan keagamaan.
b. Kelompok Kepentingan (interest group), yaitu kelompok yang mempunyai
kepentingan terhadap kebijakan politik negara. Kelompok kepentingan bisa

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 19


menghimpun atau mengeluarkan dana dan tenaganya untuk melaksanakan
tindakan politik yang biasanya berada di luar tugas partai politik. Contoh dari
kelompok kepentingan adalah elite politik, pembayar pajak, serikat dagang,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serikat buruh dan sebagainya.
c. Kelompok Penekan (pressure group), yaitu kelompok yang bertujuan
mengupayakan atau memperjuangkan keputusan politik yang berupa undang-
undang atau kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah sesuai dengan
kepentingan dan keinginan kelompok mereka. Kelompok ini biasanya tampil
ke depan dengan berbagai cara untuk menciptakan pendapat umum yang
mendukung keinginan kelompok mereka. Misalnya, dengan cara melakukan
demonstrasi, aksi mogok dan sebagainya.
d. Media Komunikasi Politik, yaitu sarana atau alat komunikasi politik dalam
proses penyampaian informasi dan pendapat politik secara tidak langsung,
baik terhadap pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Sarana media
komunikasi ini antara lain adalah media cetak seperti koran, majalah, buletin,
brosur, tabloid dan sebagainya. Sedangkan media elektronik seperti televisi,
radio, internet dan sebagainya. Media komunikasi diharapkan mampu
mengolah, mengedarkan informasi

B. Lembaga-lembaga Negara RI menurut UUD NRI Tahun 1945


Garis besar tugas dan wewenang lembaga negara yang merupakan kekuatan
suprastruktur politik di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
a. Anggota MPR terdiri dari DPR dan DPD (Pasal 2 (1) UUD 1945)
b. Anggota MPR berjumlah sebanyak 550 anggota DPD dan berjumlah
sebanyak 4 X Jumlah provinsi anggota DPD (UU No. 22 tahun 2003)
c. MPR adalah lembaga negara bukan lembaga tertinggi Negara
d. Tugas dan wewenang MPR adalah berwenang mengubah dan menetapkan
UUD, melantik presiden dan/atau wakil presiden dan hanya dapat
memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD (Pasal 3 (1,2,3) UUD 1945).
e. MPR juga memiliki hak dan kewajiban seperti diatur dalam UU Nomor 22
tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 20


2. Presiden
a. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu
pasangan calon (Pasal 6 A(1) UUD 1945).
b. Syarat menjadi presiden lainnya diatur lebih lanjut dalam Undang- Undang
pasal 6 (2) UUD 1945 Amandemen.
c. Kekuasaan presiden meliputi menurut UUD 1945 amandemen adalah sebagai
berikut.
1) Membuat undang-undang bersama DPR (Pasal 5 (1) dan Pasal 20)
2) Menetapkan peraturan pemeriontah (Pasal 5 (2))
3) Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut dan udara (Pasal
10)
4) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara
lain atas persetujuan DPR (Pasal 11)
5) Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)
6) Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan
pertimbangan DPR (Pasal 13)
7) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
MA (Pasal 14 (1))
8) Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
(Pasal 14 (2))
9) Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15)
10) Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
pertimbangan dan nasehat kepada Presiden (Pasal 16)
11) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal 17)
12) Mengajukan RUU APBN (Pasal 23)
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
a. Anggota DPR dipilih melalui Pemilu (Pasal 19 (1) UUD 1945).
b. Anggota DPR sebanyak 550 orang (UU Nomor 22 tahun 2003).
c. Fungsi DPR adalah fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan
(Pasal 20 (1) UUD 1945).
d. Hak anggota DPR adalah hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan
pendapat (Pasal 20A (2) UUD 1945).

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 21


e. Hak anggota DPR hak mengajukan pertanyaan, hak menyampaikan
usul/pendapat dan hak imunitas (Pasal 20A (3) UUD 1945).
4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
a. BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus untuk
memeriksa pengelolaan dan bertanggung jawab atas keuangan negara (Pasal
23E (1) UUD 1945).
b. Hasil pemeriksaan BPK di serahkan kepada DPR, DPD dan DPRD (Pasal
23E (2) UUD 1945).
5. Mahkamah Agung (MA).
a. MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman di
samping sebuah Mahkamah Konstitusi di Indonesia (Pasal 24 (2) UUD
1945).
b. MA membawahi peradilan di Indonesia (Pasal 24 (2) UUD 1945).
c. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal
24 (1) UUD 1945).
6. Mahkamah Konstitusi
a. Mahkamah konstitusi memiliki kewenangan :
1) Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir UU terhadap UUD
2) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD.
3) Memutus pembubaran partai politik.
4) Memutus hasil perselisihan tentang Pemilu (Pasal 24C (1) UUD 1945)
5) Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran Presiden
dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24C (2) UUD 1945).
b. Mahkamah konstitusi beranggotakan sembilan orang, 3 anggota diajukan
MA, 3 anggota diajukan DPR dan 3 anggota diajukan presiden.
7. Komisi Yudisial (KY).
a. KY adalah lembaga mandiri yang dibentuk Presiden dengan persetujuan DPR
(Pasal 24B (3) UUD 1945).
b. KY berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung serta menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim (Pasal 24
(1) UUD 1945).

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 22


8. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
a. DPD merupakan bagian keanggotan MPR yang dipilih melalui Pemilu dari
setiap provinsi.
b. DPD merupakan wakil-wakil provinsi.
c. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, dan selama bersidang
bertempat tinggal di Ibukota negara RI (UU No. 22 tahun 2003).
d. DPD berhak mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
otonomi daerah dan yang berhubungan dengan daerah.

C. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik


Good governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang
solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang
efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik
secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan
legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
Dalam tatakelola pemerintahan yang baik, terdapat 3 (tiga) unsur pokok yang
bersifat sinergis sebagai berikut.
a. Unsur pemerintah yang dipercaya menangani administrasi negara pada suatu
periode tertentu.
b. Unsur swasta/wirausaha yang bergerak dalam pelayanan publik.
c. Unsur warga masyarakat (stakeholders).

Menurut Laode Ida (2002), tata kelola pemerintahan yang baik memiliki
sejumlah ciri dan karakteristik sebagai berikut.

a. Terwujudnya interaksi yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat,


terutama bekerja sama dalam pengaturan kehidupan sosial politik dan sosio-
ekonomi
b. Komunikasi, yakni adanya jaringan multi sistem (pemerintah, swasta, dan
masyarakat) yang melakukan sinergi untuk menghasilkan output yang berkualitas
c. Proses penguatan diri sendiri (self enforcing process), dimana ada upaya untuk
mendirikan pemerintah (self governing) dalam mengatasi kekacauan dalam
kondisi lingkungan dan dinamika masyarakat yang tinggi
d. Keseimbangan kekuatan (balance of force), di mana dalam rangka mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), ketiga elemen yang
Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 23
ada menciptakan dinamika, kesatuan dalam kompleksitas, harmoni, dan
kerjasama
e. Independensi, yakni menciptakan saling ketergantungan yang dinamis antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat melalui koordinasi dan fasilitasi.

Dalam perkembangan selanjutnya, tata pemerintahan yang baik berkaitan


dengan struktur pemerintahan yang mencakup antara lain sebagai berikut.
a. Hubungan antara pemerintah dan pasar.
b. Hubungan antara pemerintah dan rakyatnya.
c. Hubungan antara pemerintah dan organisasi kemasyarakatan.
d. Hubungan antara pejabat-pejabat yang dipilih (politisi) dan pejabat- pejabat yang
diangkat (pejabat birokrat).
e. Hubunganantara lembaga pemerintahandaerahdanpenduduk perkotaan/ pedesaan.
f. Hubungan antara legislatif dan eksekutif.
g. Hubungan pemerintah nasional dan lembaga-lembaga internasional.

Untuk mengimplementasikan tata kelola pemerintahan yang baik diperlukan


beberapa persyaratan sebagai berikut.
1) Mewujudkan efisiensi dalam menajemen sektor publik, dengan antara lain
memperkenalkan teknik-teknik manajemen perusahaan di lingkungan
administrasi pemerintah negara, dan melakukan desentralisasi administrasi
pemerintah.
2) Terwujudnya akuntabilitas publik, bahwa semua yang dilakukan oleh pemerintah
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
3) Tersedianya perangkat hukum yang memadai, yakni peraturan perundang-
undangan yang mendukung terselenggaranya sistem pemerintahan yang baik
4) Adanya sistem informasi yang menjamin akses masyarakat terhadap berbagai
kebijakan dan atau informasi yang bersumber baik dari pemerintah maupun dari
elemen swasta serta LSM
5) Adanya transparansi dalam pebuatan kebijakan dan implementasinya, sehingga
hak-hak masyarakat utuk mengetahui (rights to information) keputusan
pemerintah terjamin.

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 24


D. Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik di Indonesia
Partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga negara baik secara
individu maupun kolektif, atas dasar keinginan sendiri maupun dorongan dari pihak
lain yang tujuannya untuk mempengaruhi keputusan politik yang akan diambil oleh
pemerintah, agar keputusan tersebut menguntungkannya.
Partisipasi politik dapat terwujud dalam bentuk perilaku anggota masyarakat.
Contoh partisipasi dan perilaku politik yang sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku adalah :
a. Di Lingkungan Sekolah
Dalam kehidupan di lingkungan sekolah, setiap siswa dapat menampilkan pola
perilaku politik yang mencerminkan pelaksanaan demokrasi langsung, antara lain
melalui kegiatan sebagai berikut.
1) Pemilihan ketua kelas, ketua OSIS dan ketua organisasi ekstrakurikuler
seperti pramuka, pecinta alam, PMR, paskibra dan sebagainya.
2) Pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga OSIS atau organisasi
ekstrakurikuler yang diikuti.
3) Forum-forum diskusi atau musyawarah yang diselenggarakan di sekolah.
b. Di Lingkungan Masyarakat
Perilaku politik yang merupakan cerminan dari demokrasi langsung dapat
ditampilkan warga masyarakat melalui beberapa kegiatan antara lain adalah
sebagai berikut.
1) Forum warga.
2) Pemilihan ketua RT, RW, kepala desa, ketua organisasi masyarakat dan
sebagainya.
3) Pembuatan peraturan yang berupa anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga bagi organisasi masyarakat, koperasi, RT-RW, LMD dan sebagainya.

Warga masyarakat dapat menampilkan perilaku politiknya yang


mencerminkan pelaksanaan demokrasi tidak langsung melalui penyampaian
pendapat atau aspirasi baik secara lisan ataupun tertulis melalui lembaga
perwakilan rakyat atau melalui media massa seperti koran, majalah dan
sebagainya. Agar dalam pelaksanaan perilaku politik tersebut sesuai dengan
aturan, maka harus diperhatikan berbagai ketentuan seperti berikut.

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 25


1) Pancasila dan UUD RI 1945.
2) Peraturan perundang-undangan yang terkait, misalnya undang- undang HAM,
undang-undang partai politk dan sebagainya.
3) Peraturan yang berlaku khusus di lingkungan setempat, seperti peraturan RT-
RW, Peraturan Desa dan sebagainya.
4) Norma-norma sosial yang berlaku.
c. Di Lingkungan Negara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perilaku politik yang dapat kita
tampilkan secara langsung di antaranya melalui kegiatan sebagai berikut.
1) Pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif dan presiden
2) Pemilihan kepala daerah secara langsung (Pilkada)
3) Aksi demonstrasi yang tertib, damai dan santun

Sedangkan perilaku politik yang tidak langsung diwujudkan dengan


penyampaian aspirasi melalui lembaga perwakilan rakyat, partai politik,
organisasi masyarakat dan media massa. Supaya perilaku yang ditampilkan
mencerminkan perilaku politik yang sesuai aturan, maka harus menaati ketentuan-
ketentuan sebagai berikut.

1) Pancasila
2) UUD RI 1945
3) Undang-Undang seperti Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2002 tentang
Pemilu, Undang-Undang RI Nomor 31 tentang Partai Politik, Undang-
Undang RI Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum dan sebagainya
4) Peraturan Pemerintah
5) Keputusan Presiden
6) Peraturan Daerah

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 26


UJI KOMPETENSI

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat.


1. Jelaskan pengertian Suprastruktur dan Infrastruktur politik !
2. Berikan contoh kelompok kepentingan dan kelompok penekan !
3. Jelaskan ciri-ciri sistem politik !
4. Sebutkan empat kekuatan dalam infrastruktur politik !
5. Sebutkan komponen suprastruktur politik !
6. Sebutkan lembaga-lembaga negara setelah perubahan UUD 1945 !
7. Sebutkan tugas dan wewenang MPR menurut Pasal 3 UUD NRI Tahun 1945 !
8. Sebutkan tugas dan wewenang MA dan MK !
9. Jelaskan 3 unsur pokok Good Governance !
10. Berikan contoh partisipasi politik di lingkungan sekolah, masyarakat, dan negara!

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 27


BAB IV
HUBUNGAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL PEMERINTAH PUSAT DAN
DAERAH

A. Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik


Indonesia
1. Desentralisasi
Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu de
yang berarti ‘lepas’, dan ‘centerum’ yang berarti pusat. Desentralisasi adalah
sesuatu hal yang terlepas dari pusat. Desentralisasi pada dasarnya adalah suatu
proses penyerahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari urusan yang
semula adalah urusan pemerintah pusat kepada badan-badan atau lembaga-
lembaga pemerintah daerah agar menjadi urusan rumah tangganya sehinggga
urusan- urusan tersebut beralih kepada daerah dan menjadi wewenang serta
tanggung jawab pemerintah daerah.
Praktiknya, desentralisasi sebagai suatu sistem penyelenggaraan
pemerintah daerah memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.Kelebihan
desentralisasi, di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Struktur organisasi yang didesentralisasikan merupakan pendelegasian
wewenang dan memperingan manajemen pemerintah pusat.
2) Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintahan.
3) Dalam menghadapi permasalahan yang amat mendesak, pemerintah daerah
tidak perlu menunggu instruksi dari pusat.
4) Hubungan yang harmonis dan gairah kerja antara pemerintah pusat dan
daerah dapat ditingkatkan.
5) Peningkatan efisiensi dalam segala hal, khususnya penyelenggara
pemerintahan baik pusat maupun daerah.
6) Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena keputusan dapat segera
dilaksanakan.
7) Bagi organisasi yang besar dapat memperoleh manfaat dari keadaan di
tempat masing-masing.

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 28


8) Sebelum rencana dapat diterapkan secara keseluruhan maka dapat diterapkan
dalam satu bagian tertentu terlebih dahulu sehingga rencana dapat diubah.
9) Risiko yang mencakup kerugian dalam bidang kepegawaian, fasilitas, dan
organisasi dapat terbagi-bagi.
10) Dapat diadakan pembedaan dan pengkhususan yang berguna bagi
kepentingan-kepentingan tertentu.
11) Desentralisasi secara psikologis dapat memberikan kepuasan bagi daerah
karena sifatnya yang langsung.
12) Adapun kelemahan desentralisasi, di antaranya adalah sebagai berikut.
13) Besarnya organ-organ pemerintahan yang membuat struktur pemerintahan
bertambah kompleks dan berimplikasi pada lemahnya koordinasi.
14) Keseimbangan dan kesesuaian antara bermacam-macam kepentingan daerah
dapat lebih mudah terganggu.
15) Desentralisasi teritorial mendorong timbulnya paham kedaerahan.
16) Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama karena
memerlukan perundingan yang bertele-tele.
17) Desentralisasi memerlukan biaya yang besar dan sulit untuk memperoleh
keseragaman dan kesederhanaan.
2. Otonomi Daerah
Berikut adalah beberapa definisi tentang otonomi daerah yang dikemukakan para
ahli di antaranya adalah sebagai berikut.
a. C. J. Franseen, mendefinisikan otonomi daerah adalah hak untuk mengatur
urusan-urusan daerah dan menyesuaikan peraturan- peraturan yag sudah
dibuat dengannya.
b. J. Wajong, mendefinisikan otonomi daerah sebagai kebebasan untuk
memelihara dan memajukan kepentingan khusus daerah dengan keuangan
sendiri, menentukan hukum sendiri dan pemerintahan sendiri.
c. Ateng Syarifuddin, mendefinisikan otonomi daerah sebagai kebebasan atau
kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Namun kebebasan itu terbatas
merupakan perwujudan dari pemberian kesempatan yang harus
dipertanggungjawabkan.
d. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 29


Pemerintahan Daerah, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan
Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan
keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang diberdayakan dengan cara memberikan
daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata, dan bertanggung jawab terutama
dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada
di daerahnya masing-masing. Maju atau tidaknya suatu daerah sangat ditentukan
oleh kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan pemerintahan daerah.
Pemerintah daerah bebas berkreasi dan berekspresi dalam rangka membangun
daerahnya
4. Nilai, Dimensi, dan Prinsip Otonomi Daerah di Indonesia
Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam Undang-Undang Dasar
Negara RI Tahun 1945 berkenaan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi
daerah di Indonesia..
a. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak
mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara
(Eenheidstaat), yang berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa,
dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan
pemerintahan.
b. Nilai Dasar Desentralisasi Teritorial, yang bersumber dari isi dan jiwa
Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Berdasarkan nilai ini pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik


desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.Titik berat pelaksanaan
otonomi daerah adalah pada daerah kabupaten/kota dengan beberapa dasar
pertimbangan sebagai berikut.

a. Dimensi Politik, kabupaten/kota dipandang kurang mempunyai fanatisme


kedaerahan sehingga risiko gerakan separatisme dan peluang berkembangnya
aspirasi federalis relatif minim.
Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 30
b. Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
kepada masyarakat relatif dapat lebih efektif.

Kabupaten/kota adalah daerah “ujung tombak” pelaksanaan


pembangunan sehingga kabupaten/kota-lah yang lebih tahu kebutuhan dan
potensi rakyat di daerahnya

Dalam pelaksanaan otonomi daerah, prinsip otonomi daerah yang di-anut


adalah nyata, bertanggung jawab dan dinamis.
a. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi
obyektif di daerah.
b. Bertanggung jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk
memperlancar pembangunan di seluruh pelosok tanah air.
c. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan untuk
lebih baik dan maju.

Selain itu terdapat lima prinsip dalam penyelenggaraan pemerintahan


daerah :
1) Prinsip Kesatuan
Pelaksanaan otonomi daerah harus menunjang aspirasi perjuangan rakya
gunat memperkokoh negara kesatuan dan mempertinggi tingkat kesejahteraan
masyarakat lokal.
2) Prinsip Riil dan Tanggung Jawab
Pemberian otonomi kepada daerah harus merupakan otonomi yang nyata dan
bertanggung jawab bagi kepentingan seluruh warga daerah. Pemerintah
daerah berperan mengatur proses dinamika pemerintahan dan pembangunan
di daerah.
3) Prinsip Penyebaran
Asas desentralisasi perlu dilaksanakan dengan asas dekonsentrasi. Caranya
dengan memberikan kemungkinan kepada masyarakat untuk kreatif dalam
membangun daerahnya
4) Prinsip Keserasian
Pemberian otonomi kepada daerah mengutamakan aspek keserasian dan
tujuan di samping aspek pendemokrasian.

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 31


5) Prinsip Pemberdayaan
Tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk meningkatkan daya
guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah di daerah, terutama dalam
aspek pembangunann dan pelayanan kepada masyarakat serta untuk
meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan kesatuan bangsa.

B. Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat


Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi sebagai
berikut.
a. Fungsi Layanan (Servicing Function)
Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan cara tidak diskriminatif dan tidak memberatkan serta dengan kualitas yang
sama. Dalam pelaksanaan fungsi ini pemerintah tidak pilih kasih, melainkan
semua orang memiliki hak sama, yaitu hak untuk dilayani, dihormati, diakui,
diberi kesempatan (kepercayaan), dan sebagainya.
b. Fungsi Pengaturan (Regulating Function)
Fungsi ini memberikan penekanan bahwa pengaturan tidak hanya kepada rakyat,
tetapi juga kepada pemerintah.Artinya, dalam membuat kebijakan lebih dinamis
yang mengatur kehidupan masyarakat dan sekaligus meminimalkan intervensi
negara dalam kehidupan masyarakat.Jadi, fungsi pemerintah adalah mengatur dan
memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam menjalankan hidupnya
sebagai warga negara.
c. Fungsi Pemberdayaan
Fungsi ini dijalankan pemerintah dalam rangka pemberdayaan
masyarakat.Masyarakat tahu, menyadari diri, dan mampu memilih alternatif yang
baik untuk mengatasi atau menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.Pemerintah
dalam fungsi ini hanya sebagai fasilitator dan motivator untuk membantu
masyarakat menemukan jalan keluar dalam menghadapi setiap persoalan hidup.

Pemerintah pusat memiliki kewenangan lain sebagai berikut.


a. Perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro.
b. Dana perimbangan keuangan.
c. Sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara.

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 32


d. Pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia.
e. Pendayagunaan sumber daya alam dan pemberdayaan sumber daya strategis.
f. Konservasi dan standarisasi nasional.

Ada beberapa tujuan diberikannya kewenangan kepada pemerintah pusat


dalam pelaksanaan otonomi daerah, meliputi tujuan umum sebagai berikut.
a. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
b. Pemerataan dan keadilan.
c. Menciptakan demokratisasi.
d. Menghormati serta menghargai berbagai kearifan atau nilai-nilai lokal dan
nasional.
e. Memperhatikan potensi dan keanekaragaman bangsa, baik tingkat lokal maupun
nasonal.

C. Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah


Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi dan tugas


pembantuan.Tugas pembantuan (asas medebewind) adalah keikutsertaan pemerintah
daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah yang kewenangannya lebih luas dan
lebih tinggi di daerah tersebut.Tugas pembantuan (medebewind) dapat diartikan
sebagai ikut serta dalam menjalankan tugas pemerintahan.Dengan demikian, tugas
pembantuan merupaka kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan peraturan- peraturan
yang ruang lingkup wewenangnya bercirikan tiga hal berikut.
a. Materi yang dilaksanakan tidak termasuk rumah tangga daerah-daerah otonom
untuk melaksanakannya.
b. Dalam menyelenggarakan tugas pembantuan, daerah otonom memiliki
kelonggaran untuk menyesuaikan segala sesuatu dengan kekhususan daerahnya
sepanjang peraturan memungkinkan.
c. Dapat diserahkan tugas pembantuan hanya pada daerah-daerah otonom saja.

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 33


Dalamhalpembagianurusanpemerintahan, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 menyatakan bahwa pemerintahan daerah
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali
urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan menjadi urusan pemerintah
pusat.

Beberapa urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk


kabupaten/kota meliputi beberapa hal berikut.
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
d. Penyediaan sarana dan prasarana umum.
e. Penanganan bidang kesehatan.
f. Penyelenggaraan pendidikan.
g. Penaggulangan masalah sosial.
h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah.
j. Pengendalian lingkungan hidup.
k. Pelayanan pertanahan.

Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah


dilaksanakan secara luas, utuh, dan bulat yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian, dan evaluasi pada semua aspek pemerintahan.Indikator
untuk menentukan serta menunjukkan bahwa pelaksanaan kewenangan tersebut
berjalan dengan baik, dapat diukur dari 3 tiga indikasi berikut.
a. Terjaminnya keseimbangan pembangunan di wilayah Indonesia, baik berskala
lokal maupun nasional.
b. Terjangkaunya pelayanan pemerintah bagi seluruh penduduk Indonesia secara
adil dan merata.
c. Tersedianya pelayanan pemerintah yang lebih efektif dan efisien.

Sebaliknya, tolok ukur yang dipakai untuk merealisasikan ketiga indikator di


atas, aparat pemeritah pusat dan daerah diharapkan memiliki sikap sebagai berikut.
a. Kapabilitas (kemampuan aparatur), (b). Integritas (mentalitas),
b. Akseptabilitas (penerimaan), dan

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 34


c. Akuntabilitas ( kepercayaan dan tanggung jawab).

D. Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah


1. Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan Daerah
Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara yang dapat
menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemeritah daerah. Cara pertama,
disebut dengan sentralisasi, yakni segala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang
penyelenggaraan pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya
dilakukan secara dekonsentrasi.Cara kedua, dikenal sebagai desentralisasi, yakni
segala urusan, tugas, dan wewenang pemerintahan diserahkan seluas-luasnya
kepada pemerintah daerah.

Terdapat tiga faktor yang menjadi dasar pembagian fungsi, urusan, tugas,
dan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah.
a. Fungsi yang sifatnya berskala nasional dan berkaitan dengan eksistensi
negara sebagai kesatuan politik diserahkan kepada pemerintah pusat.
b. Fungsi yang menyangkut pelayanan masyarakat yang perlu disediakan secara
beragam untuk seluruh daerah dikelola oleh pemerintah pusat.
c. Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, melibatkan masyarakat luas dan tidak
memerlukan tingkat pelayanan yang standar, dikelola oleh pemerintah daerah
yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan daerah masing-
masing.

Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah diatur dalam


Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000.Berdasarkan ketentuan tersebut
daerah diberi kesempatan untuk membentuk lembaga-lembaga yang disesuaikan
dengan kebutuhan daerah.

2. Hubungan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah


Pada dasarnya pemerintah pusat dan daerah memiliki hubungan
kewenangan yang saling melengkapi satu sama lain. Hubungan tersebut terletak
pada visi, misi, tujuan, dan fungsinya masing-masing.
Visi dan misi kedua lembaga ini, baik di tingkat lokal maupun nasional
adalah melindungi serta memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 35


mengolah dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan kondisi dan
kemampuan daerahnya.

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 36


UJI KOMPETENSI

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat.


1. Jelaskan pengertian asas sentralisasi, desentralisasi, dan dekonsentrasi !
2. Sebutkan kelebihan dan kelemahan desentralisasi !
3. Jelaskan pengertian otonomi daerah !
4. Jelaskan pengertian daerah otonom dan berikan contohnya !
5. Jelaskan fungsi pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daaerah !
6. Sebutkan beberapa urusan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat !
7. Sebutkan beberapa hal yang menjadi pengkhususan Provinsi DKI Jakarta !
8. Sebutkan sumber Pendapatan Daerah !
9. Jelaskan hubungan struktural Pemerintah Pusat dan Daerah !
10. Jelaskan hubungan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah !

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 37


DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan, SMA/MA/SMK/MAK Kelas X (Edisi Revisi) Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, SMA/MA/SMK/MAK Kelas X (Edisi Revisi). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Internet / Media masa / Blog : asminkarris.wordpress.com dan asminkarris.blogspot.com
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan Amandemennya, Penerbit
Fokus Media, Bandung
Himpunan Perundang-Undangan Republik Indonesia Tentang Hak Asasi Manusia,
Penerbit Nuansa Aulia, Bandung, 2006
Undang – Undang Tentang 6 Hukum, Penerbit Asa Mandiri, Jakarta, 2006

Diktat PPKn X Ganjil - HaryonoPage 38

Anda mungkin juga menyukai