NAMA ANGGOTA :
KELAS : FARMASI A
KUPANG
2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat mneyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.Makalah ini berjudul “Ekspresi Gen terhadap Prokariotik “.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan untuk makalah ini.Semoga makalah
ini memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir.
Kupang, 2018
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..3
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………………4
Bab II
Pembahasan……………………………………………………………………………….6.
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………12
3.2 saran……………………………………………………………………………..12
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bakteri dan Eukariot lainnya, keberadaan gen sangat berpengaruh dalam
adaptasi terhadap lingkungan.Seperti contoh yang digunakan saat ini, yakni bakteri E.
coli.Bakteri E.coli ini biasanya hidup pada usus mamalia.Mereka berpindah dari usus ke saluran
pembuangan melalui feses.Dalam menghadapi lingkungan yang baru itu, bakteri E. coli
mengaktifkan atau menonaktifkan ekspresi dari satu set gen yang khusus. Bisa atau tidaknya E.
coli bertahan pada suatu lingkungan yang baru tergantung bagaimana kemampuannya dalam
mengatur ekspresi gen tersebut. Saat E. coli membutuhkan suatu bahan untuk pertumbuhan di
tempat yang baru, dia mengaktifkan ekspresi dari satu set gen. Kemudian apabila bahan itu sudah
tercukupi, dia akan menonaktifkan ekspresi gen tersebut agar tidak mengahbiskan energi. Hal itu
terus dilakukan setiap ada perubahan lingkungan.
Pada setiap proses tersebut, pengaturan dari proses transkripsi sangatlah penting.
Didalam sel prokariot, ada beberapa gen struktural yang diekspresikan secara bersama-sama
dengan menggunakan satu promoter yang sama. Kelompok gen semacam ini disebut operon.
Gen-gen semacam ini pada umumnya adalah gen-gen yang terlibat dalam suatu rangkaian reaksi
metabolisme yang sama, misalnya: metabolisme laktosa, arabinosa, dan lain-lain.
Pengelompokan gen-gen semacam ini dalam suatu operon membuat sel menjadi lebih efisien di
dalam melakukan proses ekspresi genetik. Sebaliknya di dalam sistem jasad eukariot, sistem
organisasi operon semacam ini tidak ada karena setiap gen struktural diatur oleh satu promoter
tersendiri.Secara umum dikenal dua sistem regulasi ekspresi genetik yaitu regulasi positif dan
regulasi negatif. Regulasi pada suatu gen atau operon melibatkan aktivitas suatu gen regulator.
Regulasi positif pada suatu operon artinya operon tersebut dapat diaktifkan oleh produk ekspresi
gen regulator
1.2 RUMUSAN MASALAH
4
1.3 TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
Ekspresi gen merupakan rangkaian proses penerjemahan informasi genetik (dalam bentuk
urutan basa pada DNA atau RNA) menjadi protein, dan fenotipe. Informasi yang dibawa oleh
bahan genetik tidak bermakna apa pun bagi suatu organisme jika tidak diekspresikan menjadi
fenotipe. Ekspresi gen adalah proses penentuan sifat suatu organisme oleh gen. Suatu sifat yang
dimiliki oleh organisme merupakan hasil metabolisme yang terjadi di dalam sel. Gen tersusun
dari molekul DNA, sehingga gen menentukan sifat suatu organisme. Langkah pertama dalam
ekspresi gen adalah transkripsi DNA menjadi RNA.
Di dalam sel prokariot, terdapat beberapa gen struktural yang diekspresikan secara
bersama-sama dengan menggunakan suatu promotor yang sama. Kelompok gen semacam ini
disebut Operon. Ekspresi gen pada sel prokariot bersifat polisistronik, yaitu sekali mengalami
proses transkripsi akan diekspresikan lebih dari satu gen yang dihasilkan.
Pada prokariot dikenal dua macam sistem pengendalian ekspresi gen yaitu pengendalian
positif dan pengendalian negatif. Pada kontrol positif, protein pengatur merangsang transkripsi.
Sedangkan pada kontrol negatif, protein pengatur menghambat transkripsi. Dua sistem regulasi
yang paling umum dilakukan pada bakteri yaitu sistem operon laktosa (Operon lac) dan sistem
operon triptophan (Operon trp).
1. Sistem operon laktosa (Operon lac)
Sistem operon laktosa terjadi pada bakteri E.colli. Regulasi lac operon merupakan kontrol
negatif karena pada awalanya gen tidak dihasilkan. Pada kondisi normal, gen tidak dapat
terekspresi. Bakteri E.colli yang ditumbuhkan pada medium akan mengkonsumsi glukosa
memasuki fase adaptasi, kemudian memasuki fase eksponensial yang ditandai dengan laju
pertumbuhan yang meningkat secara eksponensial dan akhirnya mencapai tahap stasioner
6
dimana jumlah glukosa yang dikonsumsi telah habis. Akan tetapi ketika terjadi Operon lac yaitu
pada kondisi ditambahkan laktosa pada medium, bakteri yang telah mencapai fase stasioner
beberapa saat akan tumbuh lagi memasuki fase eksponensial yang kedua sampai akhirnya akan
mencapai fase stasioner akhir. Fase eksponensial kedua terjadi yaitu ketika bakteri E.colli
mengkonsumsi laktosa sebagai sumber karbon setelah glukosa habis, pada fase inilah terjadi
induksi system operon laktosa.
7
Pengendalian operon laktosa secara negatif dilakukan oleh protein represor yang dikode oleh
gen lac I. Repressor ini menempel pada daerah operator (lacO) yang terletak disebelah hilir dari
promotor. Penempelan represor semacam ini menyebabkan RNA polimerase tidak dapat
melakukan transkripsi gen-gen struktural lacZ, lacY, dan lacA sehingga operon laktosa dikatakan
mengalami represi.
Jika sel E.colli ditumbuhkan dalam medium yang mengandung glukosa dan laktosa maka
setelah glukosa benar-benar habis sel akan melakukan metabolisme laktosa yang ada dengan cara
mengaktifkan terlebih dahulu sistem operon laktosa. Proses pengaktifan operon laktosa semacam
ini disebut sebagai proses induksi. Dengan adanya induser (laktosa yang diubah menjadi
alolaktosa) maka molekul induser akan menempel pada repressor. Penempelan tersebut akhirnya
mengubah secara allosterik konformasi molekul repressor sehingga repressor tidak dapat
menempel lagi pada operator. Oleh karena itu, daerah operator berada dalam keadaan bebas
sehingga dapat dilewati oleh RNA polimerase untuk melakukan transkripsi gen lacZ, lacY, dan
lacA. Setelah ditranskripsi, transkripsi yang membawa kodon-kodon untuk ketiga macam enzim
tersebut selanjutnya di translasi menghasilkan enzim b-galaktosidase dan permase galaktosida
dan transasetilase thiogalaktosida. Ketiga gen tersebut menghasilkan lebih dari satu enzim yang
dihasilkan dalam satu promoter (polisistronik)
2. Sistem operon triptophan (Operon trp)
Operon trp berperanan di dalam sintesis asam amino triptofan pada E. colli. Operon trp,
dikendalikan melalui dua macam mekanisme yaitu :
a) Penekanan (represi) oleh produk akhir ekspresi
Pengendalian positif operon trp dilakukan dengan cara menekan ekspresi gen-gen dalam
operon itu pada saat tersedia triptofan dalam jumlah banyak. Operon trip terdiri atas 5 gen
struktural, yaitu tripE, D, C, B dan A.
8
Pada saat triptofan tidak tersedia, atau hanya tersedia dalam jumlah sangat terbatas, gen trpR
hanya menghasilkan aporepresor yang tidak mampu menempel pada daerah operator sehingga
RNA polimerase dapat dengan mudah melakukan transkripsi gen-gen struktural trpE, D, C, B
dan A setelah melewati daerah attenuator. Sebaliknya, pada saat tersedia triptofan dalam jumlah
banyak, aporepresor yang dikode oleh trpR akan berikatan dengan molekul triptofan (disebut
sebagai ko-represor) sehingga terjadi perubahan struktural pada protein aporepresor menjadi
protein represor yang fungsional. Perubahan struktural tersebut mengakibatkan represor dapat
menempel pada daerah promotor operon trp sehingga RNA polimerase tidak dapat melakukan
transkripsi gen-gen struktural.
b) Pelemahan (attenuation)
Jika triptofan dalam jumlah banyak, pada awalnya RNA polimerase akan melakukan
transkripsi sekuens trpL yang kemudian langsung diikuti dengan translasi trpL. Meski trpL dapat
ditranskripsi namun proses transkripsi tersebut akan segera diakhiri karena daerah attenuator
mempunyai sekuens terminator transkripsi sehingga akhirnya RNA polimerase terlepas dari
DNA sebelum mencapai gen-gen struktural trpEDCBA.
2.3 Regulasi Ekspresi Gen Pada Prokariotik
Regulasi adalah pengaturan atau pengendalian. Ekspresi genetik adalah suatu rangkaian
proses kompleks yang melibatkan banyak faktor. Salah satu ciri penting pada sistem jasad hidup
adalah keteraturan sistem. Oleh karena itu dalam ekspresi genetik proses pengendalian (regulasi)
sistem menjadi bagian mendasar dan penting.
9
molekul efektor dalam sel. Molekul efektor merupakan molekul yang mengikat protein dan dapat
merubah aktivitas protein. Molekul efektor yang dapat meningkatkan aktivitas protein disebut
dengan induser. Dalam hal ini induser akan berikatan dengan represor, untuk kemudian
mengubah struktur dari represor. Hal ini mengakibatkan represor tidak dapat lagi berikatan
dengan operator. Dengan demikian transkripsi dapat berjalan. Secara skematis sistem
pengendalian negatif dapat digambarkan sebagai berikut :
Dari gambar dapat dijelaskan bahwa pada pengendalian negatif dilakukan oleh protein
represor yang dihasilkan oleh gen regulator. Pada gambar satu, represor ini menempel pada
operator. Penempelan menyebabkan RNA polimerase tidak dapat melakukan transkripsi gen-gen
struktural, sehingga operon mengalami represi (penekanan). Proses ini akan terjadi secara terus
menerus selama tidak ada induser di dalam sel. Ini disebut dengan mekanisme efisiensi seluler
karena sel tidak perlu mengaktifkan operon jika memang tidak ada induser sehingga energi
seluler dapat dihemat. Pada gambar dua, menjelaskan jika ada induser maka, induser melekat
pada bagian represor dan mengubah struktur dari represor, sehingga mengubah allosterik
konformasi molekul represor. Hal ini mengakibatkan represor tidak dapat menempel lagi pada
operator dan represor tidak mampu menghambat transkripsi, sehingga RNA polimerase akan
terus berjalan. Pada gambar ketiga, represor yang dihasilkan pada gen regulator tidak berikatan
dengan ko-represor akan menjadi tidak aktif dan transkripsi pun akan tetap berjalan. Terakhir
pada gambar ke empat represor yang berikatan dengan ko-represor pada sisi allosteriknya akan
menghambat transkripsi.
Pengendalian Negatif Operon Lac Dan pengendalian positif operon lac
1) Pengendalian negative operon lac
a. Tanpa laktosa : represi ekspresi gen
Pengendalian operon laktosa secara negatif dilakukan oleh protein repressor yang dikode oleh
gen Lac I. Repressor LacI adalah suatu protein tetra merik yang tersusun atas empat polipeptida
yang identik. Represor ini menempel pada daerah operator (Lac O) yang terletak disebelah hilir
dari promoter. Operator lac berukuran sekitar 28 pasangan basa . Penempelan semacam ini
menyebabkan RNA Polimerase tidak dapat melakukan transkripsi gen-gen struktural Lac Z,
LacY, Lac A. Sehingga operon laktosa dikatakan mengalami represi. Proses penekanan atau
10
represi semacam ini akan terjadi terus menerus selama tidak ada laktosa dalam sel. Inilah yang
disebut mekanisme efisiensi selular karena sel tak perlu mengaktifkan operon laktosa jika
memang tidak ada laktosa sehingga energi selularnya dapat dihemat.
b. Ada laktosa : derepresi ekspresi gen
Eksperesi gen didahului oleh proses pengaktifan operon laktosa.Proses pengaktifan operon
laktosa disebut sebagai proses induksi. Induksioperon laktosa dapatterjadi jika ada laktosa di
dalam sel. Laktosa yang ada di dalam medium pertumbuhan diangkut ke dalam sel dengan
menggunakan enzim permease galaktosida. Operon laktosa tidak sepenuhnya ketat karena di
dalam sel sel selalu ada produk ekspresi operon ini meskipun pada aras paling dasar ( basal
level). Oleh karena itu, meskipun belum ada induksi sepenuhnya, di dalam sel sudah ada produk
enzim permease galaktosida. Enzim inilah yang akan mengangkut laktosa ke dalam sel.
Demikian pula halnya dengan enzim β- galaktosidase di dalam sel yang selalu ada dalam jumlah
yang terbatas, meskipun belum ada induksi sepenuhnya, sehingga dapat mengubah laktosa
menjadi allolaktosa. Allolaktosa inilah yang sesungguhnya menjadi induser untuk mengaktifkan
operon laktosa. Allolaktosa adalah suatu isomer yang terbentuk dari laktosa , mendepresi
operon dengan cara menginaktifkan repressor. Dengan cara ini, enzim untuk metabolisme
terinduksi atau transkripsi berjalan. Di bawah ini diberikan gambar skema pola regulasi
ekspresi operon Lac pada Eschericaia coli
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ekspresi gen adalah proses penentuan sifat suatu organisme oleh gen. Sifat fenotipe
makhluk hidup merupakan sifat hasil ekspresi gen yang terlihat. Contoh fenotipe adalah berbagai
keaneragaman anjing yang memiliki jenis bulu, ukuran, warna yang berbeda. Pada bayi anjing
yang baru dilahirkan, tampak anjing memiliki ciri-ciri yang sama antara satu dengan yang lain,
tetapi seiring pertumbuhan dan perkembangannya ciri-ciri yang tampak sudah menunjukkan
perbedaannya. Hal inilah yang disebut dengan ekspresi gen. Anjing-anjing tersebut memiliki
kemiripan yang besar pada susunan DNAnya, tetapi ciri-ciri yang tampak berbeda (seiring
pertumbuhannya) tersebut disebabkan adanya ekspresi gen yang mengaktifkan atau
menonaktifkan gen-gen tertentu.Proses ekspresi gen yang digunakan oleh semua kehidupan yang
dikenal - eukariota (termasuk organisme multisel), prokariota (bakteri dan archaea) dan virus -
untuk menghasilkan mesin makromolekul untuk hidup dan Ekspresi gen merupakan proses
penentuan sifat suatu organisme oleh gen. Suatu sifat yang dimiliki oleh organisme merupakan
hasil metabolisme yang terjadi di dalam sel. Regulasi ekspresi gen ialah mekanisme pengaturan
ekspresi gen.
12