Anda di halaman 1dari 18

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

E – BISNIS GLOBAL : BAGAIMANA BISNIS MENGGUNAKAN SISTEM


INFORMASI

Oleh:
I Wayan Gde Arya Bhyasama Tukad 1807521044

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
mengenai e – bisnis global : bagaimana bisnis menggunakan sistem informasi pada mata
kuliah sistem informasi manajemen.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai


bagaimana bisnis menggunakan sistem informasi. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami perlu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan tugas ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberkati segala usaha kita.

Gianyarr, 30 September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Judul ……………………………………………………………………………….……….i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
Bab II Pembahasan
2.1 Proses Bisnis dan Sistem Informasi 2
2.2 Jenis – Jenis Sistem Informasi 3
2.3 Sistem untuk Kolaborasi dan Bisnis Sosial 7
2.4 Sistem Informasi Sebagai Salah Satu Fungsi Perusahaan 12
Bab III Penutup
Kesimpulan 14
Daftar Pustaka iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem informasi manajemen telah ada jauh sebelum teknologi informasi yang
berbasiskan komputer hadir. Akan tetapi dengan adanya komputer sebagai salah satu
bentuk revolusi dalam teknologi informasi, komputer telah dengan menakjubkan mampu
memproses data secara cepat dan akurat bahkan menyajikan informasi yang tidak
memerlukan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk mengolahnya.
Dalam kenyataannya, Peran Sistem Informasi Manajemen akan lebih terasa bagi
perusahaan-perusahaan besar. Bagi mereka, kebutuhan untuk mengumpulkan data dan
informasi secara skala besar dan dalam waktu yang cepat lebih dirasakan kepentinganya
berbanding dengan perusahaan-perusahaan menengah apalagi kecil. Oleh karena itu,
dalam aplikasinnnya suatu perusahaan perlu mempertimbangkan kepentingan penggunaan
sistem informasi ini diantaranya berdasarkan dari skala perusahaan, jumlah tenaga kerja,
pola komunikasi serta jaringan perusahaan dalam dunia bisnis dalam lingkungannya.

1.1 Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana saja yang terjadi pada proses bisnis dan sistem informasi?
1.2.2. Apa saja yang menyangkut jenis-jenis sistem informasi?
1.2.3. Bagaimana penerapan sistem untuk kolaborasi dan bisnis sosial?
1.2.4. Bagaimana sistem informasi sebagai salah satu fungsi perusahaan?

1.2 Tujuan Penulisan


1.3.1. Untuk mengetahui proses bisnis dan sistem informasi.
1.3.2. Untuk mengetahui jenis-jenis sistem informasi
1.3.3. Untuk mengetahui bagaimana sistem untuk kolaborasi dan bisnis sosial.
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana sistem informasi sebagai salah satu fungsi
perusahaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Bisnis dan Sistem Informasi

Untuk dapat beroperasi, organisasi bisnis harus berurusan dengan banyak hal
yang berbeda terkait informasi mengenai pemasok, pelanggan, pegawai, faktur,
pembayaran serta tentu saja produk dan layanan mereka. Mereka harus mengatur
aktivitas kerja yang menggunakan informasi ini agar dapat beroperasi secara efisien,
membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan pelaksanaan proses bisnis mereka.

a. Proses Bisnis

Proses Bisnis adalah kumpulan kegiatan yang di butuhkan untuk


menghasilkan suatu produk atau jasa. Kegiatan ini di dukung oleh aliran material,
informasi,  dan pengetahuan, serta cara cara yang di pilih manajemen dalam
mengoordinasikan pekerjaan. Secara garis besar kinerja perusahaan bergantung
pada seberapa baik proses bisnis dirancang dan dikoordinasikan. Proses bisnis
perusahaan dapat menjadi sumber kekuatan yang kompetitif jika mereka
memungkinkan perusahaan untuk berinovasi atau beroperasi lebih baik dari
pesaingnya dan dapat juga menjadi sebuah beban jika mereka didasarkan pada
cara kerja yang ketinggalan zaman/tidak sesuai kebutuhan yang menghambat
efisiensi dan respon organisasi. Setiap bisnis dapat dilihat sebagai kumpulan
proses bisnis, beberapa diantaranya merupakan bagian dari proses yang memiliki
cakupan yang lebih besar. Banyak proses bisnis yang terkait dengan area
fungsional tertentu. Sebagai contoh, fungsi-fungsi penjualan dan pemasaran
bertanggung jawab untuk mengidentifikasi pelanggan, dan fungsi sumber daya
manusia bertanggung jawab untuk merekrut pekerja. Proses bisnis lainnya banyak
bertentangan dengan area fungsional yang lainnya dan memerlukan koordiansi
lintas departemen, contohnya mempertimbangkan proses bisnis yang tampaknya
sederhana seperti memenuhi pesanan pelanggan.

b. Pengaruh Teknologi Informasi dalam Meningkatkan Proses Bisnis

Sistem informasi mengotomatisasikan banyak langkah dalam proses bisnis


yang sebelumnya dilakukan secara manual, seperti memeriksa kredit klien atau

2
mencetak tagihan dan mengirim pesanan. Namun teknologi informasi saat ini
dapat melakukan hal lebih banyak lagi, yaitu mengubah arus informasi sehingga
memungkinkan bagi lebih banyak orang untuk mengakses dan berbagai
informasi, mengubah prosedur yang seharusnya dikerjakan secara berurutan
menjadi dapat dilakukan secara bersamaan, serta menghilangkan hambatan-
hambatan dalam pengambilan keputusan. Teknologi informasi yang baru sering
kali mengubah cara organisasi bisnis dalam bekerja dan mendukung model bisnis
yang baru secara menyeluruh.

2.1 Jenis-jenis Sistem Informasi

Organisasi bisnis pada umumnya memiliki sistem-sistem yang mendukung


proses-prosestersebut dalam tiap area fungsi bisnis utama yaitu penjualan pemasaran,
manufaktur danproduksi, keuangan dan akuntansi, serta sumber daya manusia. Pada
umumnya perusahaan jugamemiliki sistem berbeda guna mendukung kebutuhan
pengambilan keputusan dari masing-masing kelompok manajemen utama yaitu
manajemen operasional, manajemen mnengah danmanajemen senior masing-masing
menggunakan sistemnya sendiri untuk mendukung prosespengambilan keputusan
yang harus mereka buat untuk menjalankan perusahaan
2.2.1. Sistem-sistem untuk Kelompok Manajemen Berbeda
a. Sistem Pemrosesan Transaksi

Sistem pemrosesan transaksi adalah sistem komputerisasi yang


mengoperasikan dan mencatat transaksi rutin harian yang diperlukan
untuk melakukan bisnis, seperti entri pesanan penjualan, pemesanan hotel,
penggajian, karyawan yang mencatat dan pengiriman. Tujuan utamanya
adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan rutin dan untuk memantau
arus transaksi di seluruh perusahaan. Pada tingkat opersional, tugas,
sumber daya serta tujuan telah ditentukan dan terstruktur dengan rapi.
Sebagai contoh, keputusan untuk menyetujui kredit dari pelanggan,
diambil oleh supervisor pada tingkat yang lebih rendah berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan. Sistem pemrosesan transasksi sangat
penting bagi perusahaan dimana kegagalan pada TPS selama beberapa
jam saja, dapat mengakibatkan lumpuhnya suatu perusahaan dan
perusahaan perusahaan lain yang menggunakannya.

3
b. Sistem Untuk Intelijen Bisnis

Intelijen bisnis adalah data dan perangkat lunak untuk


mengorganisasi, menganalisis, dan menyediakan akses kepada data untuk
membantu manajer dan pengguna lain dalam suatu perusahaan dalam
membuat keputusan yang lebih berdasarkan informasi. Intelijensi bisnis
menunjukkan segala hal yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
pada setiap tingkat manajemen. Sistem ini membantu manajemen tingkat
menengah membantu dengan cara memantau, mengontrol, mengambil
keputusan dan melakukan kegiatan- kegiatan administratif. Sistem
Informasi Manjemen (SIM) merangkum dan menyusun laporan mengenai
kegiatan operasional dasar perusahaan menggunakan data yang disediakan
dari sistem pemrosesan transaksi. Beberapa jenis sistem intelijen bisnis
mendukung lebih banyak pengambilan keputusan tanpa pengulangan.
 Sistem Pendukung Keputusan (decision support system –
DSS) berfokus pada masalah – masalah yang unik dan cepat berubah
dan tanpa pengulangan (non-routine) yang prosedur dalam mencapai
atau menghasilkan suatu solusi belum ditentukan sebelumnya secara
keseluruhan. DSS memperoleh informasi dari SIM dan TPS dan
informasi dari sumber-sumber eksternal, seperti hargasaham terkini
atau barang pesaing. DSS yang kecil namun tangguh merupakan
sistem pengestimasi pelayaran pada perusahaan pelayaran berskala
global yang melayani pengangkutan batu bara, minyak, tambang,
serta barang jadidalam skala besar.
 Sistem Pendukung Eksekutif (executive support eksekutif -
ESS) membantu manajemen senior dalam mewujudkan keputusan-
keputusan yang telah dibuat. Berupa grafik dan data dari banyak
sumber untuk mempermudah manjemen senior. ESS dirancang untuk
menggabungkan data kejadian-kejadian dari luar perusahaan seperti
perpajakan atau kondisi pesaing, serta merangkum informasi dari
lingkungan dalam perusahaan melalui SIM dan DSS. Sistem ini telah
dilengkapi kemampuan analisis dari intelijen bisnis untuk
menganalisis tren, perkiraan/ramalan, serta pencarian data secara
lebih rinci.

4
2.2.2. Sistem Untuk Membuat Perusahaan Saling Terhubung
a. Aplikasi Perusahaan

Aplikasi perusahaan (enterprise application) merupakan sistem


yang menjangkau seluruh area fungsional, berfokus pada pelaksanaan
proses bisnis yang terjadi di seluruh perusahaan dan menjangkau seluruh
tingkat manajemen. Aplikasi perusahaan membantu perusahaan lebih
fleksibel, produktif, dan proses bisnis yang lebih singkat serta
mengintegrasikan kelompok-kelompok proses guna menciptakan
pengelolaan sumber daya serta layanan pelanggan yang efisien. Ada 4
(empat) kategori utama aplikasi perusahaan :
 Sistem Perusahaan (enterprise system) atau Perencanaa Sumber
Daya Perusahaan (ERP)  untuk mengintegrasikan proses bisnis pada
area manufaktur dan produksi, keuangan dan akuntansi, penjualan
dan pemasaran serta sumber daya manusia ke dalam sebuah system
perangkat lunak. Informasi yang sebelumnya terpecah-pecah
berdasarkan beberapa sistem, disimpan kedalam bentuk data tunggal
komprehensif (dapat dipahami oleh semua sistem) pada sebuah
lokasi penampungan data, yang dapat digunakan oleh banyak bisnis
yang berbeda-beda.
 Sistem Manajemen Rantai Pasokan (supply chain management -
SCM) sistem ini membantu pemasok, perusahaan pembeli,
distributor, dan perusahaan logistik berbagi informasi tentang
pesanan, produksi, tingkat persediaan, serta pengiriman produk dan
jasa, sehingga mereka dapat memanfaatkan sumber daya,
memproduksi, serta mengirim barang dan jasa secara efisien.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan produk menggunakan
sumber daya yang di miliki dalam jumlah yang tepat, sesuai dengan
jumlah komsumsi pelanggan dengan biaya serendah mungkin dan
waktu secepat mungkin.
 Sistem Manajemen Hubungan Pelanggan (customer relationship
management system – CRM) untuk mengelola hubungan mereka
dengan pelanggan. Sistem ini menyediakan informasi guna untuk

5
mengkoordinasikan seluruh proses bisnis yang berhubungan dengan
pelanggan dibidang penjualan, pemasaran, serta pelayanan untuk
mengoptimalisasikan pendapatan, kepuasan pelanggan serta
mempertahankan pelanggan.
 Sistem Manajemen Pengetahuan (knowledge management system –
KMS) memungkinkan perusahaan menerima dan mengaplikasikan
pengetahuan dan keahlian secara lebih baik. Sistem ini
mengumpulkan seluruh pengetahuan dan pengalaman yang
berhubungan dengan perusahaan, serta membuat perusahaan dan
pengalaman tersebut tersedia dimana pun dan kapan pun pada saat
dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja proses bisnis dan
peningkatan kualitas pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
Mereka juga menghubungkan perusahaan kesumber pengetahuan
eksternal.

b. Intranet dan Ekstranet

Aplikasi perusahaan menciptakan perubahan yang mendasar


bagi organisasi dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, dengan
menawarkan banyak peluang dalam mengintegrasikan data bisnis yang
penting ke dalam satu sistem tunggal. Namun, sering kali aplikasi
perusahaan sulit diterapkan dan harganya pun mahal. Oleh karena itu,
intranet dan ekstranet pantas disebut sebagai perangkat alternatif untuk
meningkatkan integrasi dan kelancaran arus informasi antar perusahaan,
dengan pelanggannya beserta pemasoknya. Intranet adalah sistus web
internal perusahaan yang hanya dapat diakses oleh karyawan saja
(internal perusahaan). Sedangkan ekstranet adalah situs web perusahaan
yang dapat diakses oleh vendor dan pemasok yang memiliki wewenang
dan biasanya di gunakan untuk mengkoordinasikan pengiriman
persediaan ke fasilitas produksi perusahaan tersebut.

2.2.3. E-Business, E-Commerce dan E-Government

Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini banyak perusahaan atau


organisasi menggunakan jaringan digital internet dalam menjalankan

6
bisnisnya. E-Business atau Bisnis elektronik mengacu pada penggunaan
teknologi digital dan internet untuk menjalankan proses-proses bisnis utama
dalam suatu perusahaan meliputi aktifitas pengelolaan internal dalam suatu
perusahaan serta kegiatan koordinasi dengan pemasok dan rekan bisnis
lainnya. E-business juga meliputi perdagangan elektronik (E-Commerce)
adalah bagian dari e-business yang berhubungan dengan kegiatan jual beli
barang atau jasa melalui internet. E-government mengacu pada penggunaan
teknologi
aplikasi jaringan dan internet untuk memungkinkan pemerintah berhubungan
dengan masyarakat, organisasi bisnis, sektor swasta, dan intansi pemerintah
yang terkait lainnya secara digital.

2.3 Sistem untuk Kolaborasi dan Bisnis Sosial


2.3.1. Pengertian Kolaborasi

Kolaborasi (collaboration) merupakan suatu proses partisipasi yang


melibatkan beberapa orang atau sekelompok organisasi untuk bekerja sama
untuk mencapai tujuan organisasi. Kolaborasi berfokus pada penyelesaian
tugas ataupun misi dan biasanya digunakan pada organisasi bisnis atau
organisasi lainnya atau antara satu bisnis dengan bisnis lainnya. Kolaborasi
dapat berlangsung singkat, selama beberapa menit atau dalam jangka waktu
yang lebih lama, tergantung dari pekerjaan dan hubungan diantara partisipan.
Kolaborasi dapat bersifat satu orang dengan satu orang atau banyak orang
dengan banyak orang. Saat ini, kolaborasi dan kerja sama tim menjadi lebih
penting karena disebabkan oleh berbagai alasan :

a. Mengubah sifat pekerjaan.

Sifat pekerjaan telah berubah dari perusahaan pabrikan dan kantor tanpa
computer dimana setiap tahapan dalam proses produksi dilakukan secara
terpisah satu sama lainnya dan dikoordinasikan oleh supervisor. Namun
saat ini, duni kerja memerlukan koordinasi lebih erat dan interaksi
(berdialog, mengirim surat, mempresentasikan) antara pihak-pihak yang
terlibat dan pembuatan produk ataupun layanan.
b. Pertumbuhan bidang pekerjaan profesional.

7
Bidang pekerjaan professional memerlukan pengetahuan tambahan,
keahlian khusus serta pendistribusiam informasi guna menyelesaikan
pekerjaan. dimana untuk menyelesaikan masalah tersebut, setiap pelaku
yang berperan harus saling bekerja sama.
c. Mengubah struktur organisasi perusahaan.

Pada era industri, kebanyakan para manajer mengorganisasikan pekerjaan


melalui model hierarki, perintah kerja turun secara hierarki dan direspon
kembali ke atasan secara hierarki. Pada masa sekarang, pekerjaan di
organisasi berdasarkan kelompok-kelompok dan tim kerja yang
mengembangkan metode mereka sendiri dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan. Manajer senior mengawasi dan menilai hasil yag dicapai,
sekaligus menginformasikan perincian perintah kerja ataupun prosedur
operasional. Ini disebabkan keahlian dan wewenang pengambilan
keputusan telah didelegasikan ke bagian lini bawah organisasi.
d. Mengubah ruang lingkup perusahaan.

Pekerjaan dalam perusahaan telah berubah dari lokasi tunggal menjadi


banyak lokasi kantor dan pabrik dalam suatu wilayah, negara ataupun
seluruh dunia sehingga memerlukan koordinasi yang erat dalam
perancangan, produksi, pemasaran, distribusi dan pelayanan yang
memerlukan tim kerja yang bersifat global.
e. Menitikberatkan pada inovasi.

Inovasi merupakan proses kelompok dan sosial serta sebagian besar


inovasi diperoleh dari kolaborasi antar individu di organisasi bisnis, atau
instamsi pemerintahan.
f. Mengubah budaya kerja dan bisnis

Kolaborasi mendukung gagasan bahwa keragaman tim, memberikan hasil


yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan bekerja sendiri-sendiri.
Kolaborasi mendukung budaya kerjasama tim.
2.3.2. Pengertian Bisnis Sosial

Bisnis jejaring sosial (sosial bussines) adalah bagaimana menjual


barang atau jasa kepada pembeli atau konsumen dengan menggunakan

8
platform jejaring sosial yaitu seperti facebook, youtube, instagram, dan
perangkat media sosial lainya yang terdapat dalam perusahaan untuk saling
berhubungan dengan karyawan, pelanggan dan pemasok. Tujuan dari bisnis
jejaring sosial adalah untuk memperdalam interaksi dengan kelompok-
kelompok dari dalam dan luar perusahaan guna memperlancar dan
memperbaiki pendistribusian informasi, inovasi, dan pengambila keputusan.

Kunci utama dalam bisnis jejaring sosial adalah “percakapan”.


Pelanggan, pemasok, karyawan, manajer, bahkan organisasi yang jauh sekali
memiliki percakapan yang terus berlangsung seputar organisasi, seringkali
tanpa sepengetahuan perusahaan ataupun pejabat penting perusahaan tersebut.
Para pendukung bisnis sosial menyatakan bahwa jika perusahaan mampu
bergabung dalam percakapan ini, mereka akan mampu meningkatkan
hubungan dengan pelanggan, pemasok, dan karyawan, serta meningkatkan
keterlibatan emosi mereka dalam perusahaan.

2.3.3. Manfaat Bisnis dari Kolaborasi dan Bisnis Sosial

Adapun manfaat bisnis dari kolaborasi dan bisnis sosial dapt dilihat dari
beberapa manfaat diantaranya :

a. Produktivitas

Apabila orang-orang berinteraksi dan bekerja sama secara bersama-sama,


mereka mampu mendapat pengetahuan yang mendalam dan
menyelesaikan masalah lebih cepat, ketimbang orang-orang dengan
jumlah yang sama, bekerja secara sendiri-sendiri. Jumlah kesalahan dapat
diminimalisir.
b. Kualitas

Orang-orang yang bekerja secara kolaboratif, dapat saling mengoreksi


kesalahan lebih cepat daripada mereka yang bekerja sendiri-sendiri.
Kolaboratif dan penggunaan tekonologi sosial akan mempersingkat
waktu perancangan dan produksi.
c. Inovasi

9
Orang yang bekerja secara bersama-sama dapat mendatangkan ide yang
inovatif tentang produk, layanan, serta administrasi, ketimbang mereka
yang bekerja secara terisolasi (sendiri-sendiri).
d. Custumer service (layanan pelanggan)

Orang yang bekerja bersama-sama menggunakan perangkat perangkat


kolaborasi dan jejaring sosial dapat menyelesaikan masalah dan keluhan
pelanggan lebih cepat dan efektif daripada mereka yang bekerja secara
terisolasi.
e. Kinerja

Sebagai hasil dari semua hal yang disebutkan sebelumnya, perusahaan


yang kolaboratif, memiliki penjualan, pertumbuhan penjualan, dan
kinerja keuangan yang lebih unggul.

2.3.4. Membangun Budaya dan Proses Bisnis yang Kolaboratif

Di dalam perusahaan bisnis, kolaborasi tidak dapat terjadi secara


spontan, terutama jika tidak ada budaya dan proses bisnis yang mendukung.
Perusahaan bisnis, terutama yang berskala besar, memiliki reputasi sebagai
organisasi yang bersifat “memerintah dan mengendalikan” dimana semua
masalah dan pemikiran penting dibebankan pada petinggi perusahaan dan
kemudian memerintah bawahannya untuk menjalankan rencana dari
manajemen senior. Organisasi yang bersifat “memerintah dan mengendalikan”
memerlukan karyawan tingkat rendah untuk mejalankan perintah tanpa banyak
pertanyaan, tanpa tanggung jawab meningkatkan kinerja proses, ataupun
imbalan atas hasil yang dicapai tim kerja.
Budaya bisnis dan proses bisnis yang kolaboratif sangat berbeda.
Manajer senior bertanggung jawab mencapai hasil, namun bergantung pada
kelompok karyawan dalam menerapkan dan mencapai hasil tersebut.
Kebijakan, produk, perancangan, proses, dan sistem-sistem berhubungan erat
dengan kelompok-kelompok pada tiap tingkatan dalam organisasi dalam
merancang, menciptakan, dan membangun. Anggota tim diberi penghargaan
atas kinerja mereka, baik secara tim maupun individu. Fungsi dari manajemen
tingkat menengah adalah untuk membentuk tim, mengoordinasikan pekerjaan,

10
dan mengawasi kinerja. Budaya bisnis dan proses bisnis dalam organisasi
bisnis lebih bersifat sosial. Dalam sebuah budaya yang kolaboratif,
manajemen senior membangun kolaborasi dan tim kerja sebagai bagian
penting dalam organisasi dan biasanya ia juga menerapkan budaya kolaborasi
antar pejabat senior di dalam organisasi bisnis tersebut.

2.3.5. Perangkat dan Teknologi untuk Kolaborasi dan Bisnis Sosial

Adapun beberapa perangkat dan teknologi untuk kolaborasi dan bisnis sosial
diantaranya :
a. Surel dan Pesan Instan (Instan Messaging-IM)

Surat elektronik-surel (electronic mail-e mail) dan pesan instan (termasuk


pesan singkat) telah menjadi perangkat utama dalam berkomunikasi dan
berkolaborasi untuk menghubungkan pekerjaan. Perangkat lunak yang
mereka rancang, beroperasi pada komputer, telepon seluler, dan perangkat
genggam nirkabel lainnya, dan dilengkapi fitur untuk saling berbagi file di
samping mengirim pesan.
b. Wiki

Wiki adalah jenis situs web yang memudahkan pengguna yang tidak
memiliki pengetahuan dalam bahasa pemrograman dan pengembangan
web untuk berkontribusi dan mengubah isi tulisan dan gambar. Wiki yang
paling terkenal adalah wikipedia. Wiki adalah perangkat yang sangat
berguna bagi perusahaan dalam menyimpan serta saling berbagi
pengetahuan dan wawasan.
c. Virtual Worlds
Virtual worlds seperti Second Life adalah 3D yang dihuni oleh
penduduk/warga yang telah menciptakan karakter grafis sebagai
perwakilan diri mereka, yang dikenal sebagai avatar. Manusia-manusia
nyata yang diwakili oleh avatar bertemu, berinteraksi, dan saling berbagi
ide secara virtual, menggunakan gerak tubuh, chat box
conversation (kotak untuk mengetik kalimat yang akan di sampaikan ke
lawan bicara), dan komunikasi suara (memerlukan mikrofon).
d. Platform Kolaborasi dan Bisnis Jejaring Sosial

11
Saat ini, tersedia produk perangkat lunak yang menyediakan platform
(landasan program dalam beroperasi) multifungsi untuk kolaborasi dan
bisnis jejaring sosial diantara kelompok-kelompok karyawan yang bekerja
di berbagai lokasi berbeda. Platform paling banyak digunakan adalah
konferensi audio berbasis/menggunakan internet (internet based audio
conferencing) dan sistem videoconferencing(pertemuan tatap muka lewat
video secara online), layanan perangkat lunak online, seperti Google
Apps/Google Sites, cyberlockers, sistem-sistem kolaborasi untuk
perusahaan, seperti Lotus Notes dan Microsoft SharePoint, serta perangkat
jejaring sosial untuk perusahaan seperti Salesforce, Chatter, Microsoft
Yammer, Jive, serta IBM Connections dan SmartCloud for Business.

2.4 Sistem Informasi Sebagai Salah Satu Fungsi Perusahaan


2.4.1. Departemen sistem informasi

Departemen sistem informasi terdiri atas para spesialis seperti,


pemrogram, analis sistem, pemimpin proyek, dan manajer sistem informasi.
Pemrogram (programmers) adalah spesialis yang dilatih mengenai hal-hal
teknis secara mendalam, yang menulis rangkaian perintah dalam suatu
program untuk komputer. Analisis sistem memiliki pekerjaan yaitu
menerjemahkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan persyaratan-
persyaratan yang diperlukan menjadi persyaratan informasi dan sistem.
Manajer sistem informasi adalah pemimpin dari tim pemrogram dan analisis,
manajer proyek, manajer fasilitas, manajer telekomunikasi ataupun spesialis
database.

Dibanyak perusahaan, departemen sistem informasi dipimpin oleh


direktur informasi (chief information officer – CIO). CIO adalah manajer
senior yang mengawasi penggunaan teknologi informasi di perusahaan. CIO
diharapkan memiliki latar belakang di bidang bisnis yang kuat, serta keahlian
di bidang sistem informasi dan memainkan peran sebagai pemimpin dalam
mengintegrasikan teknologi ke dalam strategi bisnis perusahaan.

Direktur keamanan sistem informasi (chief security offıcer—CSO)


bertanggung jawab terhadap keamanan sistem informasi perusahaan dan

12
bertanggung jawab memperkuat kebijakan keamanan informasi perusahaan.
CSO bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan dan pelatihan kepada
pengguna dan spesialis sistem informasi tentang keamanan, menjaga
kewaspadaan manajemen tentang ancaman keamanan dan gangguan, serta
merawat perangkat dan kebijakan yang dipilih untuk mengimplementasikan
keamanan.

Keamanan sistem informasi dan kebutuhan pengamanan data pribadi


menjadi sangat penting, oleh şebab itu, perusahaan yang mengumpulkan data
pribadi dalam jumlah beşar menyediakan lowongan bagi chief privacy Officer
(CPO). CPO bertanggung jawab dalam memastikan perusahaan memenuhi
prosedur hükum mengenai data pribadi yang telah ditetapkan. Chief
knowledge Officer (CKO), bertanggung jawab dalam program pengelolaan
pengetahuan. CKO membantu merancang program dan sistem untuk
menemukan sumber pengetahuan baru atau memperbaiki penggunaan ilmu
pengetahuan yang telah ada bagi proses manajemen dan organisasi. Pengguna
akhir (endüşer) adalah perwakilan dari departemen di luar kelompok sistem
informasi di mana aplikasi yang dikembangkan diperuntukkan bagi mereka.
Para pengguna ini memainkan peran yang terus bertambah beşar dalam
perancangan dan pengembangan sistem informasi.

2.4.2. Pengorganisasian fungsi sistem informasi


Terdapat banyak jenis organisasi bisnis, dan terdapat banyak cara
bagaimana fungsi teknologi informasi disusun dalam perusahaan tersebut.
Perusahaan yang kecil, tidak akan memiliki kelompok sistem informasi yang
formal. Mungkin perusahaan tersebut hanya memiliki satu orang karyawan
yang bertanggung jawab memelihara jaringan dan menjalankan aplikasinya,
atau menggunakan jasa konsultan dalam melakukan pekerjaan ini. Perusahaan
yang lebih beşar memiliki departemen sistem informasi yang tersendiri, yang
diatur melalui cara-cara yang berbeda, bergantung sifat dan kepentingan
perusahaan. Tata kelola TI (IT governance) melibatkan strategi dan kebijakan
dalam penggunaan teknologi informasi pada sebuah perusahaan. Tata kelola
TI menspesifikasikan perincian hak dan kerangka kerja untuk tujuan
akuntabilitas guna menjamin teknologi informasi yang digunakan untuk
mendukung strategi dan tujuan organisasi

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Proses Bisnis adalah kumpulan kegiatan yang di butuhkan untuk menghasilkan suatu
produk atau jasa. Kegiatan ini di dukung oleh aliran material, informasi,  dan pengetahuan,
serta cara cara yang di pilih manajemen dalam mengoordinasikan pekerjaan. Organisasi
bisnis pada umumnya memiliki sistem-sistem yang mendukung proses-prosestersebut dalam
tiap area fungsi bisnis utama yaitu penjualan pemasaran, manufaktur danproduksi, keuangan
dan akuntansi, serta sumber daya manusia.

Kolaborasi (collaboration) merupakan suatu proses partisipasi yang melibatkan


beberapa orang atau sekelompok organisasi untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan
organisasi. Kolaborasi berfokus pada penyelesaian tugas ataupun misi dan biasanya
digunakan pada organisasi bisnis atau organisasi lainnya atau antara satu bisnis dengan bisnis
lainnya.

Departemen sistem informasi terdiri atas para spesialis seperti, pemrogram, analis
sistem, pemimpin proyek, dan manajer sistem informasi. Pemrogram (programmers) adalah
spesialis yang dilatih mengenai hal-hal teknis secara mendalam, yang menulis rangkaian
perintah dalam suatu program untuk komputer. Analisis sistem memiliki pekerjaan yaitu
menerjemahkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan persyaratan-persyaratan yang
diperlukan menjadi persyaratan informasi dan sistem. Manajer sistem informasi adalah
pemimpin dari tim pemrogram dan analisis, manajer proyek, manajer fasilitas, manajer
telekomunikasi ataupun spesialis database.

14
DAFTAR PUSTAKA

Laudon. Kenneth C. dan Laudon. Jane P. 2014. Sistem Informasi Manajemen : Mengelola
Perusahaan Digital Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.

iv

Anda mungkin juga menyukai