Anda di halaman 1dari 22

Dakwah Bil-Jihad

Muhammad Al-Fatih Dalam Membangun Peradaban Islam

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah adalah pokok perjuangan, sementara Jihad mengangkat senjata

adalah salah satu intrumen perjuangan yang juga bertujuan menopang dan

melindungi dakwah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai perjuangannya

dengan dakwah. Rentang perjuangan beliau selama 13 tahun di Mekah beliau

habiskan hanya untuk berdakwah, berdakwah dan berdakwah. Pun begitu saat beliau

di Madinah, beliau pun terus berdakwah mengajak manusia kepada agama Allah.

Karena demikianlah tujuan Islam datang, untuk menyelamatkan manusia dari

kesesatan berkeyakinan dan berprilaku, bukan untuk membantai dan memusnahkan

mereka.1

Jihad adalah puncaknya ibadah. Jihad dapat mengantarkan seorang muslim

kepada kemuliaan tertinggi yang di janjikan oleh allah swt. Oleh karena itu setiap

muslim yang taat harus memiliki semangat dan keinginan untuk berjihad fi sabilillah,

dengan memurnikan niat yang lurus dan serta menjaga diri dari ria maka nilai jihad

akan berbuah manis.

Para salafussaleh memiliki semangat jihad yang sangat tinggi. Mereka

memandang jihad sebagai gerbang memasuki kebahagiaan di akhirat. Oleh karena itu

banyak para sahabat yang mendambakan menjadi mujahid dan mati sebagai syahid.

1
sabilul ilmi,”dakwah dan jihad” diakses dari http://www.sabilulilmi.com/dakwah/dakwah-dan-jihad,
pada tanggal 19 Oktober 2017 pukul 10:37 WIB.

1
Oleh karena itu Semangat jihad yang mereka miliki juga harus dimiliki generasi

setelahnya.

Semangat jihad umat islam setelah generasi tabi’ut tabiin mengalami

penurunan begitu tajam. Hal ini terjadi karena para khalifah yang memimpin terbuai

akan dunia dan kekuasaan. Akibatnya, pemerintahan islam mengalami kehancuran

dan akhirnya terbantai pada perang salib.

Akan tetapi dampak yang di timbulkan setelah kemunduran tersebut bukan

keterpurukan yang panjang. Melainkan tumbuh generasi setelahnya ummat dan

kehalifahan yang kuat. Dimana pemimpinnya adalah sebaik-baik pemimpin dan

prajuritnya adalah sebaik-baik prajurit.

Generasi ini tergambar sebagaimana hadits nabi muhammad saw tentang

kota adidaya manakah yang takluk terlebih dahulu kepada islam dan deskripsi

pemimpin pada waktu itu.

ِ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻧَ ْﻜﺘُﺐُ إِ ْذ ُﺳﺌِ َﻞ َرﺳُﻮْ ا ُل ﷲ‬ َ َ‫ﻓَﻘ‬


ِ ْ‫ﺎل َﻋ ْﺒ ُﺪﷲِ ﺑَ ْﯿﻨَ َﻤﺎ ﻧَﺤْ ُﻦ َﺣﻮْ َل َر ُﺳﻮ‬
َ ِ‫ال ﷲ‬

‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ‬ َ َ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠ ﱠ َﻢ أَيﱡ ْاﻟ َﻤ ِﺪ ْﯾﻨَﺘَ ْﯿ ِﻦ ﺗُ ْﻔﺘَ ُﺢ أ ﱠو ًﻻ ﻗُ ْﺴﻄَ ْﻨ ِﻄ ْﯿﻨِﯿ ﱠﺔُ أَوْ ُروْ ِﻣﯿﱠﺔُ ﻓَﻘ‬
َ ِ‫ﺎل َر ُﺳﻮْ ُل ﷲ‬ َ

َ‫َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻣ ِﺪ ْﯾﻨَﺔُ ِھ َﺮ ْﻗ َﻞ ﺗُ ْﻔﺘَ ُﺢ أ ﱠو ًﻻ ﯾَ ْﻌﻨِﻲ ﻗُ ْﺴﻄَ ْﻨ ِﻄ ْﯿﻨِﯿﱠﺔ‬

Berkata abdullah bin amru bin ash: “ bahwa ketika kami duduk di sekeliling

rasulullah saw menulis, lalu rasulullah saw di tanya tentang kota manakah yang akan

futuh terlebih dahulu, konstantinopel atau roma, maka rasulullah saw menjawab, ‘kota

heraklius terlebih dahulu’, yakni konstantinopel” (HR. Ahmad)

2
konteks hadits tersebut menjelaskan bahwa ketika para sahabat bersama dengan

nabi, ada sahabat yang mengajukan pertanyaan kepada beliau tentang kota manakah

yang terlebih dahulu akan futuh, lantas beliau mejawab konstantinopel.

ُ‫ﻟَﺘُ ْﻔﺘَ َﺤ ﱠﻦ ْاﻟﻘُ ْﺴﻄَ ْﻨ ِﻄ ْﯿﻨِﯿﱠﺔُ ﻓَﻠَﻨِ ْﻌ َﻢ ْاﻻَ ِﻣ ْﯿ ُﺮ أ ِﻣ ْﯿ ُﺮھَﺎ َوﻟَﻨِ ْﻌ َﻢ ْاﻟ َﺠﯿْﺶُ َذﻟِﻚَ ْاﻟ َﺠﯿْﺶ‬

“sungguh, konstantinopel akan ditaklukkan oleh kalian, maka sebaik-baik pemimpin

adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang menaklukkannya”

( HR. Ahmad)

Hal tersebutlah yang menjadikan motivasi besar muhammad al fatih untuk

berjuang dan menjadi pemimpin yang di gambarkan oleh nabi. Oleh karena itu,

ekspedisi sultan Muhammad Al-Fatih atau mehmed II bukanlah ekspedisi yang biasa,

ekspedisi yang dipimpinnya kali ini adalah ekspedisi kerinduan selama 825 tahun.

Ekspedisi ini adalah puncak dari kerasnya niat untuk menaklukkan konstantinopel,

nama yang telah memenuhi benaknya selama 23 tahun lamanya. Nama yang juga akan

menghantarkannya menjadi panglima terbaik yang di isyaratkan nabi dalam hadis di

atas.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah bagaimana

Dakwah Bil Jihad Muhammad Al-Fatih Dalam Membangun Peradaban Islam?

3
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan

membuktikan pengetahuan.2 Karena suatu tujuan itu di cari untuk memberikan bukti

sehingga tujuan tersebut dapat berkembang dan lebih bermanfaat.

1. Adapun tujuan dalam penyusunan proposal adalah Untuk mengetahui semangat

dakwah keturunan ottoman melalui jihad.

2. Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Dapat menyumbangkan khazanah intelektual kajian dakwah islam yang

dapat di jadikan bahan informasi bagi para pembaca dan informasi bagi

penelitian lebih lanjut yang mempunyai minat besar dalam membedah

permasalahan-permasalahan dakwah islam khususnya terkait dakwah dengan

jihad.

b. Dapat memberi wawasan baru dan pedoman bagi para pendakwah dalam

menyiarkan agama islam.

D. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari interpretasi yang salah dalam pembahasan penelitian, maka

penulis membatasi bahwa penelitian ini hanya mengkaji tentang bagaimana Dakwah

Bil-Jihad Muhammad Al Fatih Dalam Membangun Peradaban Islam.

2
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, bandung: alfabeta,2012, hlm. 290

4
E. Kajian Pustaka

1. Dakwah

a. Pengertian dakwah

Dakwah berasal dari kata bahasa arab ‫ دﻋﻮة‬-‫دﻋﺎ –ﯾﺪﻋﻮا‬ artinya menyeru,

memanggil, mengajak, mengundang.3 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia dakwah memiliki dua makna, pertama: penyiaran propaganda, kedua :

penyiaran agama dan pengembangan dalam masyarakat.4 Kata dakwah yang

secara bahasa juga memiliki beberapa makna :

1. An-Nida : memanggil, menyeru, mengundang.

2. Ad-dakwah : mengajak dan menghasung orang lain kepada suatau

perkara, baik perkara yang hak maupun batil, perkara terpuji maupun

tercela.

3. Suatu usaha berupa perkataan atau perbuatan untuk menarik manusia

kepada suatu aliran atau agama tertentu.5

Menurut Warson Munir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil

(to call), mengundang (to invite), mengajak (to summon), menyeru (to propose),

mendorong (to urge), dan memohon ( to pray).6

3
Ahmad Warson Munawwir,Al-Munawwir,Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1984, h. 406
4
WJS, Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982, cet.ke-6, hal.649
5
Abu Ammar dan Abu Fatiah Al-Adnani, Mizanul Muslim, Cordova Mediatama: sukoharjo, 2014, hal.
140
6
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah,(Jakarta:Amzah, 2009), h. 1

5
“Dakwah adalah setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya

yang bersifat menyeru, mengajak memanggil manusia lainnya untuk beriman dan

mentaati Allah SWT sesuai dengan dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak

islamiyah.”7 Maka itulah tugas setiap insan untuk mendakwahkan manusia dalam

rangka mengajak mereka untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.

b. Hukum Dakwah

Dakwah islam adalah sebuah kewajiban agama karena telah diperintahkan oleh

Allah dan Rasul-Nya. Dan setiap individu yang mengaku sebagai orang yang beriman

kepada Allah dan utusannya wajib untuk berdakwah. Dan kebutuhan manusia akan

dakwah adalah sesuatu yang maklum, manusia sangat membutuhkan orang yang

menerangi dan membawa mereka ke jalan yang lurus.8 Diantaranya adalah dalam ayat-

ayat Al-Qur’an dan hadist-hadist berikut :

ٓ
ِ ‫ﺔ ﯾَ ۡﺪ ُﻋﻮنَ إِﻟَﻰ ۡٱﻟﺨَ ۡﯿ ِﺮ َوﯾَ ۡﺄ ُﻣﺮُونَ ﺑِ ۡﭑﻟ َﻤ ۡﻌﺮ‬ٞ ‫َو ۡﻟﺘَ ُﻜﻦ ﱢﻣﻨ ُﻜﻢۡ أُ ﱠﻣ‬
َ‫ُوف َوﯾَ ۡﻨﮭَ ۡﻮنَ ﻋ َِﻦ ۡٱﻟ ُﻤﻨ َﻜ ۚ ِﺮ َوأُوْ ٰﻟَﺌِﻚَ ھُ ُﻢ ۡٱﻟ ُﻤ ۡﻔﻠِﺤُﻮن‬

١٠٤

“Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan , menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ;

merekalah orang –orang yang beruntung”. (Q.S. Ali-Imran : 104)9

َ ‫ﯿﻞ َرﺑﱢﻚَ ﺑِ ۡﭑﻟ ِﺤ ۡﻜ َﻤ ِﺔ َو ۡٱﻟ َﻤ ۡﻮ ِﻋﻈَ ِﺔ ۡٱﻟ َﺤ َﺴﻨَ ۖ ِﺔ َو ٰ َﺟ ِﺪ ۡﻟﮭُﻢ ﺑِﭑﻟﱠﺘِﻲ ِھ َﻲ أَ ۡﺣ َﺴ ۚ ُﻦ إِ ﱠن َرﺑﱠﻚَ ھُ َﻮ أَ ۡﻋﻠَ ُﻢ ﺑِ َﻤﻦ‬
‫ﺿ ﱠﻞ‬ ُ ‫ۡٱد‬
ِ ِ‫ع إِﻟَ ٰﻰ َﺳﺒ‬

١٢٥ َ‫ﺳﺒِﯿﻠِِۦﮫ َوھ ُ َﻮ أَ ۡﻋﻠَ ُﻢ ﺑِ ۡﭑﻟ ُﻤ ۡﮭﺘَ ِﺪﯾﻦ‬


َ ‫ﻋَﻦ‬
7
Muhammad Shulton,Desain Ilmu Dakwah,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, h. 9
8
Fawwas, Beginilah Seharusnya Berdakwah, Jakarta: Darul Haq, cet ke-2, 2011, h. 20
9
Depag, RI, Al-Qur’an Tajwid dan terjemahannya ,Bandung : CV. Diponegoro ,2014,h. 63

6
“Serulah manusia kepada jalan rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik

dan bantahlah mereka dengan cara yang baikmu .Sesungguhnya Rabbmu Dialah yang

lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang –orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S An-Nahl: 125) 10

Kemudian ditegaskan oleh hadits rasulllah, Dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash ,

bahwasannya Nabi SAW bersabda :

ً‫ﺑَﻠﱢ ُﻐﻮا َﻋﻨﱢ َﻮﻟَﻮْ آﯾَﺔ‬

“Sampaikanlah ilmu dariku walaupun hanya satu ayat”.11

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya di anggap bedosa apabila

seorang muslim enggan untuk melaksanakan dakwah.12 Oleh karena itu dapat kita

fahami bahwa seluruh akivitas pribadi muslim itu harus bernilai dakwah, seperti

berbicara, berpakaian, berumah tangga, mencari nafkah, sebagai pemimpin,penguasa

dan sebagainya.13

c. Tujuan Dakwah

a. Tujuan utama dan satu-satunya dakwah islam adalah agar umat manusia

hanya beribadah kepada Allah SWT semata dan tidak menyekutukan-Nya

dengan sesuatu pun selain-Nya, dengan meniti syari’at Rasulullah SAW

10
ibid ., 2014.h.281
11
H.R. Bukhari no. 4361
12
Khatib pahlawan kayo, manajemen dakwah, jakarta: amzah, 2007, h. 29
13
Ibid., hlm 30

7
sebagai pedoman hidup mereka. Sebagaimana tercantum dalam ayat al-

qur’an berikut:

١٦٢ َ‫ي َو َﻣ َﻤﺎﺗِﻲ ِ ﱠ ِ َربﱢ ۡٱﻟ ٰ َﻌﻠَ ِﻤﯿﻦ‬ َ ‫ﻗُ ۡﻞ إِ ﱠن‬


َ ‫ﺻ َﻼ ِﺗﻲ َوﻧُ ُﺴ ِﻜﻲ َو َﻣ ۡﺤﯿَﺎ‬
Artinya: Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku

hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (surat al-an’am: 162)

b. Merealisasikan tujuan pokok tersebut, dakwah harus mempunyai orientasi

dan ruang lingkup:

1) Memberikan bimbingan ke arah pembinaan yang bersifat akidah,

ibadah, akhlaq, dan muamalah.

2) Memberikan bimbingan ke arah pembinaan yang bersifat amaliah

yang meliputi biang-bidang ekkonomi, pendidikan, rumah tangga,

sosial, kesehatan, budaya, dan plitik serta hubungan bilateral, dalam

rangka meningkatkan kehidupan yang layak dan harmonis guna

memperoleh kemaslahatan dunia yang diridhoi allah.14

1. Jihad15

a. Pengertian jihad

Jihad dalam kamus al-munawwir ‫ َﺟﮭَ َﺪ – َﺟ ْﮭﺪًا‬dengan arti berusaha dengan

sungguh-sungguh, dalam makna yang lain ‫ ﺑﺬل وﺳﻌﮫ ﻓﻰ‬:‫ َﺟﺎھَ َﺪ‬adalah mengerahkan

14
Ibid., hlm 26-27
15
Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry, Jihad Fi Sabilillah,riyad: Maktab Dakwah Dan
Bimbingan Jaliyat Rabwah, 2007, h. 01

8
segala kemampuan dan tenaga untuk memerangi orang-orang kafir dengan tujuan

mengharap ridha Allah dan meninggikan kalimatNya.

b. Mujahid Di Jalan Allah

adalah orang yang berperang di jalanNya dengan tujuan agar kalimat Allah

(agama Islam) menjadi yang paling tinggi. Abu Musa Al-Asy'ari berkata: "Ada

seorang laki-laki yang datang kepada Nabi lalu berkata, "Seseorang yang

berperang agar mendapatkan harta rampasan, dan seseorang yang berperang agar

terkenal (namanya) dan seseorang yang berperang agar mendapatkan

kedudukan, maka siapakah di antara mereka yang berperang di jalan Allah ?".

Nabi menjawab:

"Orang yang berperang agar kalimat Allah menjadi paling tinggi, dialah orang

yang berperang di jalan Allah ." (Muttafaq 'alaih).

c. Hikmah Disyari'atkannya Jihad.

1. Allah mensyari'atkan jihad di jalanNya agar kalimatNya menjadi paling tinggi

dan agama hanya untuk Allah semata, serta mengeluarkan manusia dari

kegelapan menuju cahaya, menyebarkan agama Islam, menegakkan keadilan,

menolak kazaliman dan kerusakan, menjaga kaum muslimin serta

menghancurkan musuh dan menolak tipu daya mereka.

2. Allah mensyari'atkan jihad sebagai ujian dan cobaan bagi hamba hambaNya

sehingga jelas perbedaan antara orang yang jujur dan yang dusta, antara yang

mukmin dan yang munafik, dan diketahui orang-orang yang berjihad dan

bersabar. Jihad tidak bertujuan memaksa orang-orang kafir untuk masuk Islam,

namun untuk mengharuskan mereka agar tunduk kepada hukum-hukum Islam

9
sehingga agama itu hanya untuk Allah.

3. Jihad di jalan Allah merupakan salah satu pintu kebaikan yang dengannya

Allah menghilangkan kebimbangan dan kekhawatiran serta mereka yang

berjihad akan memperoleh derajat yang tinggi di surga.

d. Tujuan Berjihad Di Dalam Islam.

Tujuan utama dari berperang di dalam Islam adalah menghilangkan kekafiran dan

kesyirikan, mengeluarkan manusia dari gelapnya kebodohan, membawa mereka kepada

cahaya iman dan ilmu, menumpas orang-orang yang memusuhi Islam, menghilangkan

fitnah, meninggikan kalimat Allah, menyebarkan agamaNya, serta menyingkirkan

setiap orang yang menghalangi tersebarnya dakwah Islam. Jika tujuan ini dapat dicapai

dengan tanpa peperangan, maka tidak diperlukan peperangan. Tidak boleh memerangi

orang yang belum pernah mendengar dakwah kecuali setelah mendakwah mereka

kepada Islam. (Namun jika dakwah telah disampaikan) dan mereka menolak maka

pemimpin Islam harus memerintahkan mereka untuk membayar jizyah, dan jika mereka

tetap menolak, maka barulah memerangi mereka dengan memohon pertolonganAllah .

Jika sebelumnya dakwah Islam telah sampai kaum tersebut (dan merekatetap

menolaknya) maka boleh memerangi mereka dari sejak semula, karena Allah

menciptakan manusia untuk beribadah kepadaNya. Tidak diizinkan memerangi mereka

kecuali bagi mereka yang bersikeras mempertahankan kekafiran, atau berbuat zalim,

memusuhi Islam, serta menghalangi manusia untuk memeluk agama ini atau bagi

mereka yang menyakiti kaum muslimin. Rasulullah tidak pernah memerangi satu

kaumpun kecuali setelah mengajak mereka kepada agama Islam.

10
e. Hukum Berjihad di Jalan Allah.

Berjihad di jalan Allah hukumnya fardu kifayah. Jika sebagian kaum muslimin

telah melakukannya maka gugurlah kewajiban itu bagi sebagian yang lain.

 Jihad diwajibkan kepada setiap orang yang mampu berperang

dalam beberapa keadaan, seperti:

a. Apabila dirinya telah masuk dalam barisan peperangan

b. Jika pemimpin memobilisasi masyarakat secara umum.

c. Jika suatu negeri/ daerah telah dikepung oleh musuh

d. Jika dirinya adalah orang yang sangat dibutuhkan dalam peperangan,

seperti dokter, pilot, dan yang semisalnya.

Allah berfirman,

٤١ َ‫ﺮ ﻟﱠ ُﻜﻢۡ إِن ُﻛﻨﺘُﻢۡ ﺗ َۡﻌﻠَ ُﻤﻮن‬ٞ ‫ﯿﻞ ٱ ﱠ ۚ ِ ٰ َذﻟِ ُﻜﻢۡ ﺧَ ۡﯿ‬ ْ ‫ُوا ِﺧﻔَ ٗﺎﻓﺎ َوﺛِﻘَ ٗﺎﻻ َو ٰ َﺟ ِﮭ ُﺪ‬
ِ ِ‫وا ﺑِﺄَﻣۡ ٰ َﻮﻟِ ُﻜﻢۡ َوأَﻧﻔُ ِﺴ ُﻜﻢۡ ﻓِﻲ َﺳﺒ‬ ْ ‫ٱﻧﻔِﺮ‬

"Berperanglah kalian dengan sendiri-sendiri atau berkelompok-kelompok, dan

berjuanglah di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian. Yang demikian itu lebih

baik bagi kalian jika kalian mengetahui." (QS. At-Taubah: 41).

Jihad di jalan Allah adakalanya wajib dengan jiwa dan harta sekaligus, yaitu

bagi setiap orang yang mampu dari segi harta dan jiwa terkadang jihad itu wajib

dengan jiwa semata, (hal ini berlaku) bagi orang yang tidak mempunyai harta dan

adakalanya wajib hanya dengan harta tidak dengan jiwanya, yaitu bagi orang yang

tidak mampu untuk berjihad dengan badannya namun dia termasuk orang yang

mempunyai harta.Allah berfirman,

11
ٰ ُ ‫َﺔ َوﯾَ ُﻜﻮنَ ٱﻟﺪ‬ٞ ‫َو ٰﻗَﺘِﻠُﻮھُﻢۡ َﺣﺘﱠ ٰﻰ َﻻ ﺗَ ُﻜﻮنَ ﻓِ ۡﺘﻨ‬
١٩٣ َ‫ﱢﯾﻦ ِ ﱠ ۖ ِ ﻓَﺈ ِ ِن ٱﻧﺘَﮭَ ۡﻮ ْا ﻓَ َﻼ ُﻋ ۡﺪ ٰ َونَ إِ ﱠﻻ َﻋﻠَﻰ ٱﻟﻈﱠﻠِ ِﻤﯿﻦ‬

"Perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah dan agama itu hanyalah milik

Allah dan jika mereka berhenti (berperang) maka tidak boleh memusuhi kecuali atas

orang-orang yang zalim."(QS.Al-Baqarah: 193)

Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, "Perangilah kaum musyrik dengan

harta, jiwa, dan lisan kalian." (HR. Abu Dawud danNasa'i).

f. Keutamaan Jihad di Jalan Allah

Allah berfirman:

ٓ
‫ﯿﻞ ٱ ﱠ ِ ﺑِﺄَﻣۡ ٰ َﻮﻟِ ِﮭﻢۡ َوأَﻧﻔُ ِﺴ ِﮭﻢۡ أَ ۡﻋﻈَ ُﻢ د ََر َﺟﺔً ِﻋﻨ َﺪ ٱ ﱠ ۚ ِ َوأُوْ ٰﻟَﺌِﻚَ ھُ ُﻢ‬ ْ ‫ُوا َو ٰ َﺟﮭَ ُﺪ‬
ِ ِ‫وا ﻓِﻲ َﺳﺒ‬ ْ ‫َﺎﺟﺮ‬ ْ ُ‫ٱﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ َءا َﻣﻨ‬
َ ‫ﻮا َوھ‬

‫ ٰﺧَ ﻠِ ِﺪﯾﻦَ ﻓِﯿﮭَﺎٓ أَﺑَﺪ ًۚا إِ ﱠن‬٢١ ‫ﯿﻢ ﱡﻣﻘِﯿ ٌﻢ‬ٞ ‫ﺖ ﻟﱠﮭُﻢۡ ﻓِﯿﮭَﺎ ﻧَ ِﻌ‬ ٰ ۡ ‫ ﯾُﺒَ ﱢﺸ ُﺮھُﻢۡ َرﺑﱡﮭُﻢ ﺑِ َﺮ ۡﺣ َﻤ ٖﺔ ﱢﻣ ۡﻨﮫُ َو ِر‬٢٠ َ‫ۡٱﻟﻔَﺎٓﺋِ ُﺰون‬
ٖ ‫ﺿ ٰ َﻮ ٖن َو َﺟﻨﱠ‬

ِ ‫ٱ ﱠ َ ِﻋﻨ َﺪ ٓۥهُ أَ ۡﺟ ٌﺮ ﻋ‬
٢٢ ‫ﯿﻢ‬ٞ ‫َﻈ‬

20. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan

harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah

orang-orang yang mendapat kemenangan. 21. Tuhan mereka menggembirakan mereka

dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh

didalamnya kesenangan yang kekal, 22. Mereka kekal di dalamnya selama-

lamanya.Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar".. (QS At -Taubah: 20-22).

12
Dari Abu Hurairah berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:

"Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah – dan Allah lebih mengetahui

dengan orang-orang yang berjihad di jalan-Nya- seperti perumpamaan orang yang

berpuasa dan melakukan shalat malam, dan Allah menjamin bagi orang-orang yang

berjihad di jalan-Nya apabila meninggal maka Dia akan memasukannya ke dalam

surga, atau kembali pulang dengan selamat dengan membawa pahala atau harta

rampasan perang" (Muttafaq 'alaih)

Dari Abdullah bin mas'ud berkata: Aku bertanya kepada rasulullah :Amalan

apakah yang paling utama? Beliau menjawab: "Shalat pada waktunya", lalu aku

bertanya kembali: Kemudian apa lagi? Beliau mejawab: "berbakti kepada kedua orang

tua", lalu aku bertanya kembali kemudian apa? Beliau mejawab: "Jihad dijalan Allah".

(Muttafaq 'alaih).

g. Keutamaan Membekali Seorang Mujahid:

Dari Zaid bin Khalid bahwa Nabi bersabda: "Barang siapa yang membekali

seorang mujahid untuk berperang di jalan Allah maka sungguh ia telah ikut berperang,

dan barangsiapa yang menjadi penanggung jawab yang baik (terhadap harta dan

keluarga mujahid) maka sungguh ia telah ikut berperang" (Muttafaq'alaih).

h. Ancaman Bagi Orang Tidak Berjihad Di Jalan Allah

Dari Abu Umamah bahwa Nabi bersabda: "Barangsiapa yang enggan berperang,

atau enggan untuk mebekali orang yang berperang, atau menjadi penanggung jawab

yang baik bagi keluarga seorang mujahid (dijalan Allah) maka Allah akan menimpakan

13
kepadanya sebuah bencana sebelum datangnya hari kiamat". (HR. Abu Dawud dan

Ibnu Majah)

3.Sultan Muhammad Al-Fatih (855-886 H/ 1451-1481 M)

Setelah Sultan Murad II meninggal dunia, pemerintahan kerajaan Turki

Usmani dipimpin oleh putranya Muhammad II atau Muhammad Al-Fatih. Ia

diberi gelar Al-fatih karena dapat menaklukkan Konstantinopel. Muhammad Al Fatih

berusaha membangkitkan kembali sejarah umat Islam sampai dapat

menaklukkan Konstantinopel sebagai ibu kota Bizantium. Konstantinopel adalah kota

yang sangat penting dan belum pernah dikuasai raja-raja Islam sebelumnya.

Seperti halnya raja-raja dinasti Turki Usmani sebelumnya, Muhammad Al Fatih

dianggap sebagi pembuka pintu bagi perubahan dan perkembangan Islam yang

dipimpin Muhammad. Tiga alasan Muhammad menaklukkan Konstantinopel,

yaitu:

a. Dorongan iman kepada allah swt, dan semangat perjuangan berdasarkan hadits nabi

muhammad saw untuk menyebarkan ajaran islam.

b. Kota Konstantinopel sebagai pusat kemegahan bangsa Romawi.

c. Negrinya sangat indah dan letaknya strategis untuk dijadikan pusat kerajaan atau

perjuangan.

Usaha mula-mula umat Islam untuk menguasai kota Konstantinopel

dengan cara mendirikan benteng besar dipinggir Bosporus yang berhadapan

dengan benteng yang didirikan Bayazid. Benteng Bosporus ini dikenal dengan

nama Rumli Haisar (Benteng Rum).

14
Benteng yang didirikan umat Islam pada zaman Muhammad Al-Fatih itu

dijadikan sebagai pusat persediaan perang untuk menyerang kota konstantinopel.

Setelah segala sesuatunya dianggap cukup, dilakukan pengepungan selama 9

bulan. Akhirnya kota Konstantinopel jatuh ke tangan umat Islam ( 29 Mei 1453M) dan

Kaitsar Bizantium tewas bersama tentara Romawi Timur. Setelah memasuki

Konstantinopel disana terdapat sebuah gereja Aya Sofia yang kemudian dijadikan

mesjid bagi umat Islam.

Setelah kota Konstantinopel dapat ditaklukkan, akhirnya kota itupun

dijadikan sebagai ibukota kerajaan Turki Usmani dan namanya diganti menjadi

Istanbul. Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan umat Islam, berturut-turut pula dapat

dikuasai negri sekitarnya seperti Servia, Athena, Mora, Bosnia, dan Italia.

F. Metodologi Penelitian

1. Metode penelitian

Secara umum metode penelitian membahas tentang bagaimana penelitian itu

dilakukan. Sub bahasan biasanya terdiri dari penentuan desain (pendekatan dan jenis

penelitian), penentuan wilayah penelitian,penentuan data dan sumber data, penentuan

tehnik pengumpulan data, penentuan analisis data, dan (bila perlu jadwal pelaksanaan

penelitian dan anggaran penelitian).

2. Jenis penelitian

Menimbang dari pemaparan metode penelitian tersebut Pada proposal ini penulis

menggunakan metode kualitatif. sedangkan jenis penelitian yang penulis gunakan

adalah deskriptif-analitik, yaitu mengolah dan mendeskripsikan data yang dikaji dalam

15
tampilan data yang lebih bermakna dan lebih dapat dipahami sekaligus dianalisa16

dengan tehnik study kasus explanatoris17

3. Subyek dan Objek Penelitian

Subyek penelitian ini “muhammad al-fatih”. Sedangkan untuk objek penelitiannya

adalah dakwah dan jihad.

4. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan oktober 2017 hingga

menjelang seminar proposal FAI universitas muhammadiyah metro 2017.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi teks (document research)

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunkan metode observasi teks atau

document research. Observasi teks dalam hal ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu

teks berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sasaran utama

dalam analisis, sedangkan data sekunder diperlukan guna mempertajam analisis data

primer sekaligus dapat dijadikan bahan pelengkap atau pembanding.

1. Data Primer (Primary-sources) yaitu, sumber-sumber yang memuat tentang

dakwah dan jihad.

2. Data Sekunder (Secondary-sources) yaitu, berupa buku-buku dan tulisan lain

berkaitan denagn masalah yang menjadi objek studi ini.

6. Teknik Analisa Data

16
nana sudjana, tuntunan penelitian karya ilmiah: makalah, skripsi, tesis dan desertasi (bandung : sinar
baru algesindo, 1999). hlm. 77
17
Imam suprayoga, tobroni, metode penelitian sosial-agama, bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013,
hlm. 138

16
Analisis data lebih melihat kepada isi pesan yang akan diteliti, data-data akan

disesuaikan dengan metode yang digunakan Teun A. Van Dijk, yaitu meneliti dari

analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Data-data tersebut merupakan data yang

terdapat dalam buku-buku rujukan, kemudian akan ditafsirkan oleh peneliti dengan

disesuaikan pada kerangka dalam analisis wacana.

Sedangkan teknik penulisan ini, penulis berpedoman pada Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah dan Skripsi kopertais wilayah VII sumatera bagian selatan .

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Imam suprayoga, tobroni, metode penelitian sosial-agama, bandung: PT Remaja

Rosdakarya

2. Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, bandung:

alfabeta,2012

3. Ahmad Warson Munawwir,Al-Munawwir,Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1984

4. WJS, Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1982

5. Abu Ammar dan Abu Fatiah Al-Adnani, Mizanul Muslim, Cordova Mediatama:

sukoharjo, 2014

6. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah,(Jakarta:Amzah, 2009)

7. Muhammad Shulton,Desain Ilmu Dakwah,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

8. Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004)

9. Fawwas, Beginilah Seharusnya Berdakwah, Jakarta: Darul Haq, cet ke-2, 2011

10. Depag, RI, Al-Qur’an Tajwid dan terjemahannya ,Bandung : CV. Diponegoro

,2014

11. H.R. Bukhari no. 4361

12. Abu Ammar dan Abu Fatiah Al-Adnani, Mizanul Muslim,Cordova

Mediatama:Sukoharjo, cet ke-2,2013

18
13. Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry, Jihad Fi Sabilillah,riyad:

Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah, 2007

14. nana sudjana, tuntunan penelitian karya ilmiah: makalah, skripsi, tesis dan

desertasi (bandung : sinar baru algesindo, 1999)

15. sabilul ilmi, “dakwah dan jihad” diakses dari

http://www.sabilulilmi.com/dakwah/dakwah-dan-jihad, pada tanggal 19 Oktober

2017 pukul 10:37 WIB.

16. Khatib pahlawan kayo, manajemen dakwah, jakarta: amzah, 2007

19
DAFTAR ISI

Kata pengantar ...........................................................................................................i

Daftar isi ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................. 1

B. PEMBATASAN MASALAH ...................................................................... 3

C. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 3

D. TUJUAN KEGUNAAN ............................................................................... 4

E. KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 4

1. DAKWAH .............................................................................................. 5

2. JIHAD.................................................................................................... 12

3. MUHAMMAD AL-FATIH (855-886 H/ 1451-1481 M) ...................... 19

F. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA

20ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah merahmati kami menyelesaikan proposal

ini tepat pada waktunya dan sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada

Baginda Rasulallah SAW.

proposal ini terstruktur sehingga pembaca dapat mengetahui penjelasan tentang

“Dakwah Bil Jihad Muhammad Al-Fatih Dalam Membangun peradaban islam” yang

kami sediakan berdasarkan referensi dari beberapa sumber.

Kami menyadari proposal ini masih banyak kesalahan, kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dalam usaha penyempurnaannya, dan upaya-upaya pemahaman yang lebih luas.

Dengan segala kekurangan dan kelebihan semoga makalah ini bermanfaat untuk

kita semua, dan semoga kita semua selalu di ridhoi oleh Allah SWT, makalah ini dapat

terhitung sebagai bagian dari amal ibadah kitaselaku penuntut ilmu. Aamiin…

metro, 19 Oktober 2016

Penyusun

i
21
DAKWAH BIL JIHAD MUHAMMAD AL-FATIH
AL DALAM MEMBANGUN

PERADABAN ISLAM

PROPOSAL

Diajukan Untuk Diseminarkan Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Guna Memenuhi

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(s.sos)

OLEH

FITRA MIFTAKHUL HUDA

NPM.14420006

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

1439/2017

22

Anda mungkin juga menyukai