Om Swastyastu
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kemudahan bagi saya sebagai penyusun untuk dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas
Antropologi Kesehatan mengenai Implementasi Keperawatan dalam Latar
Belakang Sosial, yang mana dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa dan
mahasiswi dapat mengetahui lebih baik lagi dari materi yang diberikan oleh
bapak/ibu dosen. Mengenai penjelasan lebih lanjut saya memaparkannya dalam
bagian pembahasan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................5
2.1 Pengertian Latar Belakang Sosial..........................................................5
2.2 Sosiologi Dalam Asuhan Keperawatan.................................................6
2.3 Penerapan Sosiologi Dalam Asuhan Keperawatan...............................7
2.4 Pengaruh Sosial pada Kesehatan dan Perilaku Kesehatan..................11
2.5 Implementasi Sosial-Budaya Dalam Asuhan Keperawatan................13
BAB III PENUTUP............................................................................................17
3.1 Simpulan..............................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Karena setiap individu akan menyalurkan potensinya tersebut untuk
kepentigan tertentu, kemudian individu yang lain dapat menerima dan
mengakuinya. Atas dasar itulah dia akan mendapatkan status itu di dalam
kelompok dimana dia berada. Masyarakat yang memiliki status sosial
ekonomi tinggi cenderung bergaul dengan status sosial ekonomi yang sama.
Hal ini ini dikarenakan seseorang yang memiliki latar belakang status sosial
ekonomi yang berbeda kurang disenangi dibandingkan dengan seseorang
yang mempunyai latar belakang yang sama. Adanya perbedaan status sosial
ekonomi ini mencerminkan perbedaan yang amat mencolok, sebagai
akibatnya akan mempengaruhi pergaulan yang ada dalam lingkungan
sosialnya, terutama dalam kelompok teman sebaya.
Sehat secara fisik dan mental lebih mengarah pada individu atau
pribadi maka sehat secara sosial mencakup keadaan yang lebih luas yaitu
lingkungan hidup dan lingkungan sosial seseorang. Masyarakat yang sehat
secara sosial merujuk pada suatu keadaan dimana orang-orang di dalam
masyarakat tersebut mempunyai kesempatan yang sama terhadap semua
akses yang menuju kepada kehidupan yang lebih baik (penyebaran
kekayaan yang rata, kesempatan untuk berkarya yang tidak terlalu berbeda,
perlindungan hukum yang sama dan masih banyak hal lain).
Individu yang sehat secara sosial adalah seseorang yang mudah
bergaul dengan masyarakat di sekelilingnya, seseorang yang bisa menerima
keadaan dirinya dalam lingkungan tersebut dan seseorang yang bisa
menerima segala peraturan yang berlaku dalam masyarakat itu dengan baik.
Individu yang sehat secara sosial tentu saja hidup dalam sebuah lingkungan
ekonomi dan sosial yang sehat pula. Kedua faktor ini amat penting. Banyak
sekali penyakit degeneratip dapat dihubungkan dengan kedua keadaan
tersebut. Penyakit Jantung dan Diabetes Mellitus II berhubungan erat
dengan kondisi sosial, kondisi ekonomi bahkan kondisi politik setempat.
Individu yang sehat secara sosial sesungguhnya adalah seorang yang mudah
beradaptasi terhadap lingkungannya dan bisa menerima lingkungannya
dengan baik.
2
Dalam hal ini, masalah kesehatan harus ditanggulangi dari segi
adanya hubungan sosial sebagai bentuk dari implementasi sosial dalam
praktik keperawatan yang melatar belakangi sosial. Keadaan sosial ekonomi
pasien merupakan pangkal utama adanya perbedaan sosial. Struktur sosial
ekonomi, berbagai nilai sosial budaya, dan pemerataan sumber tidak
mungkin dapat dirubah dalam satu generasi. Karena itu, masalah kesehatan
ini haruslah ditanggulangi dari segi adanya sumber yang terbatas. Kesakitan
dan ketidakmampuan merupakan sebab utama kebergantungan seseorang
dan status sosial ekonomi. Dan setara klasik pula, lapisan masyarakat
berpenghasilan rendah memiliki kesempatan terbatas untuk menerima
pelayanan kesehatan. Masyarakat berpenghasilan rendah memiliki
kebutuhan khusus dan permasalahan khusus yang harus diperhitungkan,
yang tidak dimiliki kelompok lain. Serutama dituntut perhatian dan
kesabaran dari pihak tim medis. Karenanya, suatu program seharusnya
disusun yang berorientasi pada mereka.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan latar belakang sosial?
2. Bagaimana latar belakang sosial dalam asuhan keperawatan?
3. Bagaimana penerapan latar sosial dalam asuhan keperawatan?
4. Apa pengaruh sosial dan perilaku sosial dalam kesehatan?
5. Bagaimana implementasi keperawatan dalam latar belakang sosial?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan latar belakang sosial
2. Untuk mengetahui bagaimana latar belakang sosial dalam asuhan
keperawatan
3. Untuk mengetahui penerapan latar sosial dalam asuhan keperawatan
4. Untuk memahami pengaruh sosial dan perilaku sosial dalam
kesehatan
5. Untuk mempelajari implementasi keperawatan mengenai latar sosial
1.4 Manfaat Penulisan
3
1. Untuk Dosen : Diharapkan agar dosen mampu memberikan
pembelajaran mengenai materi ini lebih dalam lagi agar mahasiswa
bisa memahaminya dengan baik
2. Untuk Mahasiswa : Diharapkan agar mahasiswa mampu
mempelajari materi ini dengan baik dan dapat memahaminya dengan
mudah
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi
individu.
d) Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu
realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti
aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara
ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi,
dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian
normati.
2.2 Sosiologi Dalam Asuhan Keperawatan
1. Mempertahankan budaya
2. Negosiasi budaya
6
3. Restrukturisasi budaya
7
pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara
pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap
kesehatan.
8
diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan
yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya
asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota
keluarga.
9
yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang
sesuai dengan latar belakang budaya klien. Ada tiga pedoman
yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural yaitu :
mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien
tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya
klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan
merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien
bertentangan dengan kesehatan.
10
4. Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam
bahasa kesehatan yang dapat dipahami oleh klien
dan orang tua
5. Berikan informasi pada klien tentang sistem
pelayanan kesehatan Perawat dan klien harus
mencoba untuk memahami budaya masing masing
melalui proses akulturasi, yaitu proses
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya
yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya
mereka. Bila perawat tidak memahami budaya
klien maka akan timbul rasa tidak percaya
sehingga hubungan terapeutik antara perawat
dengan klien akan terganggu. Pemahaman budaya
klien amat mendasari efektifitas keberhasilan
menciptakan hubungan perawat dan klien yang
bersifat terapeutik.
2.4 Pengaruh Sosial pada Kesehatan dan Perilaku Kesehatan
11
penyakit infeksi, sedangkan pada golongan usia lanjut lebih banyak
menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung
koroner, kanker dan lainnya.
2. Jenis kelamin, Kecenderungan penyakit terkadang dipengaruhi oleh
jenis kelamin individu. Berdasarkan jenis kelamin, terdapat beberapa
jenis penyakit yang hanya diderita oleh jenis kelamin tertentu.
Misalnya, di kalangan wanita lebih banyak menderita penyakit
kanker payudara, sedangkan pada laki-laki banyak yang menderita
kanker prostat.
3. Pekerjaan, Terdapat hubungan antar jenis pekerjaan dengan pola
penyakit tertentu. Misalnya, petani mempunyai pola penyakit yang
berbeda dengan pola penyakit pekerja di industry. Di kalangan
petani banyak yang menderita penyakit cacing akibat kerja yang
dilakukan di sawah dengna lingkungan yang banyak cacing.
Sebaliknya buruh yang bekerja di industry, misalnya di pabrik
tekstil, banyak yang menderita penyakti saluran pernapasan karena
banyak terpapar dengan debu.
4. Sosial ekonomi, Keadaan sosial ekonomi juga dipengaruh pada pola
penyakit dan berpengaruh pada kematian. Misalnya, angka kematian
akan lebih tinggi di kalangan golongan yang status ekonominya
rendah dibandingkan dengan mereka dari golongan status ekonomi
tinggi. Demikian pula obesitas, lebih banyak ditemukan pada
golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, tetapi
malnutrisi lebih banyak ditemukan di kalangan masyarakat yang
status ekonominya rendah.
12
bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada orang lain.
Konsep diri merupakan factor yang penting dalam kesehatan karena
hal ini memengaruhi perilaku masyarakat dan juga perilaku petugas
kesehatan.
2. Pengaruh image kelompok terhadap perilaku kesehatan. Tampilan
(image) seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok.
Misalnya, anak seorang perawat akan terpapar oleh organisasi
keperawatan dan orang dengan pendidikan tinggi, sedangkan anak
buruh atau petani tidak terpapar dengan lingkungan keperawatan dan
besar kemungkinan juga tidak bercita-cita untuk menjadi perawat.
3. Pengaruh identifikasi individu kepada kelompok sosialnya terhadap
perilaku kesehatan. Identifikasi individu kepada kelompok kecilnya
sangat penting untuk memberikan keamanan psikologis dan
kepuasaan dalam pekerjaan. Identifikasi tersebut dinyatakan dalam
keluarga besar di kalangan kelompok teman, kelompok kerja desa
yang kecil dan kelompok lain.
13
Sangat penting bagi perawat untuk mempelajari sistem organisasi di
masyarakat. Dengan mempelajari organisasi masyarakat, perawat akan
mengetahui organisasi apa saja yang ada di masyarakat, kelompok mana
yang berkuasa, kelompok mana yang menjadi panutan, dan tokoh mana
yang disegani. Perawat akan menemukan key person untuk dijadikan kader
kesehatan. Dengan pengetahuan tersebut maka perawat dapat menentukan
strategi pendekatan yang lebih tepat dalam upaya mengubah perilaku
kesehatan masyarakat menuju perilaku sehat dan perbaikan status kesehatan
masyarakat.
14
bahasa lokal, tidak hanya sekadar untuk memudahkan berkomunkasi dengan
masyarkaat. Umumnya masyarakat mempunyai istilah lokal tentang suatu
penyakit yang berbeda dengan istilah penyakit yang digunakan perawat.
15
kesehatan selama kehamilan, merangsang pertumbuhan bayi dan anak, serta
digunakan untuk memperpanjang umur harapan hidup (Boyle dan
Andrewm, 1989)
16
5. Makan digunakan oleh orang Italia untuk meningkatkan kesehatan
fisik dan psikologis. Anggur merupakan makanan yang sering
digunakan bersama pada saat makan (Ginger dan Davidhizar, 1991)
6. Mempertahankan diet yang halal pada orang Yahudi adalah sebuah
kemungkinan walaupun di dapurnya terdpaat makanan yang tidak
halal. Ikan dengan sirip merupakan diet yang dibutuhkannya. Piring
kertas disposibel akan digunakan sehingga hidangan daging dan susu
tidak bercampur. (Ginger dan Davidhizar, 1991)
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
18