Anda di halaman 1dari 6

Pokok-Pokok Pikiran APINDO tentang

Upah dan Produktivitas

Makalah Diskusi Kelompok Kerja II


Pengupahan dan Produktivitas SDM
Tindak lanjut KTT Tripartit Nasional 2005

Sasaran Kelompok Kerja


• Merumuskan rencana aksi berkaitan dengan
mekanisme negosiasi upah dan penetapan upah
minimum
• Merumuskan rencana aksi pengembangan sumber
daya manusia
• Merumuskan rencana aksi peningkatan produktivitas
dan kesejahteraan pekerja/ buruh.

1
Upah
• Upah bagi pekerja merupakan hak yang harus diperoleh karena nilai
sumbangsihnya dalam proses produksi menciptakan nilai tambah.
• Upah harus mencerminkan nilai jabatan yang dipangku seseorang di
suatu organisasi perusahaan dan organisasi-organisasi pada
umumnya dalam suatu industri. Nilai jabatan yang lebih tinggi akan
memberikan besaran upah yang lebih tinggi.
• Besarnya upah yang diterima seseorang atau perbedaan nilai jabatan
harus mencerminkan rasa keadilan dalam organisasi itu (equity) dan
nilai jabatan yang ada di pasar (kompetitif).
• Tidak ada kenaikan upah tanpa kenaikan nilai jabatan kecuali bagi
perusahaan yang mampu dapat melakukan penyesuaian atau
pemberian insentif untuk mempertahankan karyawan yang baik.
• Mekanisme penyesuaian diatur dalam ketentuan perusahaan dengan
mempertimbangkan prestasi kerja yang telah dicapai secara individu

Upah Minimum
• Upah minimum merupakan variabel kebijakan atau intervensi dalam
mekanisme ekonomi pasar dengan cara menetapkan nilai dasar
diatas nilai keseimbangan.
• Sisi positif dari upah minimum adalah menjaga agar upah bagi
pekerja pemula dan tidak trampil tidak jatuh terlalu rendah.
Sebaliknya sisi negatifnya dari segi ekonomi memperlambat laju
employment, inflasi (cost push inflation), kesenjangan antar sektor ;
dari segi perusahaan dapat menciptakan ketidak-adilan (sundulan /
indek Kaitz mengecil), mendorong perusahaan untuk menghemat
penggunaan tenaga kerja bukan inti dan tidak trampil, dan dalam
jangka menengah mendorong melakukan substitusi.
• Upah minimum akan berlaku untuk semua jenis industri dan semua
skala industri. Upah minimum sangat menguntungkan industri
dengan skala ekonomi tinggi, dan mematikan home industry,
perusahaan pemula dengan skala kecil yang berjumlah banyak.

2
Upah Minimum (lanjutan)
• Penetapan UMP setiap tahunnya berpotensi menimbulkan
perselisihan dan menghabiskan dana, waktu sangat besar.
• Kenyataan adanya UMP, kontraproduktif bagi kelangsungan
berusaha.
• Upah akan ditentukan dengan perundingan bipartit antara pengusaha
dan pekerja di tingkat plant level, dengan memperhatikan tingkat
produktivitas dan kemampuan perusahaan.
• Depenas, Depeprov, dan Depekab/Depeko berfungsi sebagai
lembaga yang membuat acuan pengupahan yang akan berlaku serta
menetapkan upah minimim sebagai jaring pengaman tiap tiga tahun
sekali.

Produktivitas
• Produktivitas tenaga kerja merupakan bagian kewajiban tingkat
hasil kerja yang harus diberikan pekerja kepada pemberi kerja.
• Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan tanggung jawab
dari berbagai pihak; perusahaan menyediakan alat, fasilitas
pelatihan, dan prasarana kerja lainnya, sementara karyawan
berkewajiban untuk menampilkan ethos kerja, sikap peduli dan
disiplin yang baik, berinisiatif untuk melakukan perbaikan hasil
kerja secara terus menerus.
• Peningkatan produktivitas merupakan sumber dasar perbaikan upah
riil dan standar hidup. Peningkatan produktivitas juga merupakan
tekanan anti inflasi dalam mengimbangi atau menyerap peningkatan
upah riil.
• Tingkat produktivitas tenaga kerja berbanding lurus dengan tingkat
upah pada umumnya.

3
Produktivitas (Lanj.)
• Faktor-faktor penyebab peningkatan produktivitas antara lain ;
[a] rata-rata kualitas angkatan kerja, [b] rata-rata jumlah kapital fisik
yang diinvestasikan per pekerja, [c] efisiensi kombinasi tenaga kerja,
modal serta input lainnya.
• Pertumbuhan produktivitas (tenaga kerja) yang tinggi pada tingkat
tertentu akan cenderung mengurangi penyerapan tenaga kerja. Pada
industri yang telah tinggi tingkat produktivitasnya perlu diimbangi
dengan pengembangan penyerapan tenaga kerja.
• GDP per jumlah total tenaga kerja secara makro dapat mencermin-
kan tingkat produktivitas secara nasional. Dengan menggunakan
prinsip minimalisasi inflasi, tingkat rata-rata kenaikan upah akan
setara dengan tingkat nyata kenaikan produktivitas nasional atau
setara dengan tingkat nyata kenaikan GDP dikurangi tingkat
kenaikan kesempatan kerja.

Kemampuan Perusahaan
• Perusahaan didirikan untuk menciptakan nilai tambah. Nilai tambah
ini akan didistribusikan untuk pemilik modal dan alat produksi,
tenaga kerja serta untuk publik dalam bentuk pembayaran pajak ke
pemerintah.
• Tanpa nilai tambah tidak ada perusahaan karena tidak ada pihak
yang berminat untuk mambangun dan terlibat dalam proses
perusahaan. Tanpa pertumbuhan nilai tambah tidak ada pembagian
keuntungan (deviden) dan tidak ada pula peningkatan upah.
• Upah dan peningkatan upah bukan merupakan sesuatu yang berdiri
sendiri (given) tetapi merupakan hasil akhir dari rangkaian proses
bisnis. Membangun kemampuan perusahaan untuk membayar upah
berarti bagaimana membangun kemampuan perusahaan untuk
tumbuh.

4
Kemampuan Perusahaan (lanj.)
• Pertumbuhan perusahaan tergantung pada kemampuannya untuk
menghasilkan jumlah nilai tambah yang semakin besar tiap tahun.
Semakin besar nilai tambah yang dihasilkan maka akan semakin
besar pula distribusi nilai tambah pada berbagai item terutama biaya
personil dan cadangan internal.
• Pengalaman menunjukkan bahwa kenaikan produktivitas pada
umumnya dicapai melalui kenaikan penanaman modal pada fasilitas
dan perlengkapan produksi (inovasi teknologi). Untuk mencapainya,
perusahaan harus mengakumulasi modal melalui cadangan internal
untuk investasi tersebut.
• Biaya tenaga kerja adalah suatu biaya yang mengikat tanpa
memandang performa perusahaan. Karakteristiknya adalah besarnya
pangsa relative biaya tenaga kerja per nilai tambah berubah
berlawanan dengan siklus bisnis.

Kemampuan Perusahaan (lanj.)


• Bila performa perusahaan mengalami kemunduran, maka pangsa
biaya tenaga kerja menaik, keuntungan menurun, menghambat per-
luasan modal yaitu tidak ada investasi baru untuk pengembangan.
Bila situasi demikian berlanjut lama, perusahaan menurun dan
mungkin menjadi tidak mampu membayar upah kepada karyawan
dan deviden bagi para pemegang saham, dan perusahaan berada
pada tepi jurang kebangkrutan.
• Menjaga kemampuan perusahaan untuk membayar upah, deviden
dan cadangan internal,perlu penerapan prinsip standar produktivitas;
yaitu kenaikan upah harus diimbangi dengan perbaikan produk-
tivitas. Prinsip standar produktivitas adalah suatu konsep, bila
pangsa relatif karyawan dipelihara konstan, kenaikan upah nominal
dibatasi dalam tingkat produktivitas nasional atau kenaikan biaya
tenaga kerja hendaknya dijaga dalam batas pertumbuhan nilai
tambah per karyawan.

5
Rencana Aksi Pokja II
• Memprakarsai serangkaian workshop untuk merumuskan model
insentif / bonus dan pengupahan berdasarkan produktivitas, yang
melibatkan ahli secara tripartit.
• Mengadakan studi percontohan dan pengambilan data pada
beberapa perusahaan untuk mendapatkan contoh aplikasi riil dan
disepakati oleh semua pihak.
• Melakukan diseminasi dan aplikasi model pada beberapa
perusahaan dengan beberapa sektor serta skala usaha yang
melibatkan pihak pengusaha dan pekerja.
• Membuat beberapa program pembangkitan kesadaran produktivitas
melalui berbagai media yang melibatkan tiga pihak yaitu pengusaha,
pekerja dan pemerintah secara bersama.

Rencana Aksi Pokja II (lanj.)


• Membuat program kongkrit implementasi peningkatan produktivitas
sebagai contoh kongkrit pada beberapa perusahaan (misalnya
melalui kaizen, 5-S) dan melakukan pengukuran dan analisis cost &
benefit-nya.
• Menyelenggarakan kursus pioner penegakan dan pengembang
gerakan produktivitas pada tingkat perusahaan secara bersama-sama
yang terdiri dari unsur pekerja, pengusaha dan pemerintah.
• Unsur tripartit (pengusaha, pekerja dan pemerintah)
menyelenggarakan AWARD Peningkatan Produktivitas dan
Kesejahteraan Pekerja di tingkat perusahaan, dengan juri terdiri dari
unsur tripartit.

Anda mungkin juga menyukai