Review:
EVALUASI PEMBELAJARAN
OLEH :
ONI SULASTRI
A1N118050
1. Batasan Tes
Menurut Hopkins dan Antes (1990) tes adalah suatu instrumen, alat atau prosedur
yang berisikan sejumlah tugas yang harus dijawab oleh siswa yang hasilnya dapat
digunakan untuk mengukur suatu ciri tertentu. Melalui jawaban seseorang atas
pertanyaan dalam tes diperoleh suatu ukuran (yaitu nilai numerik) mengenai
karakteristik orang tersebut. Menurut Nitko (1996), tes adalah suatu instrumen atau
suatu prosedur sistematis untuk mengamati dan mendeskripsikan satu atau lebih
karakteristik siswa dengan menggunakan skala yang berbentuk angka atau skema
klasifikasi tertentu. Dengan demikian maka tes berarti mengukur karakteristik atau
perilaku seseorang dan memeriksanya dengan bantuan suatu skala numerik atau
sistem kategori tertentu. Suatu tes disusun, dilaksanakan, dan dipakai untuk
memberikan skor kepada siswa berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Tes adalah suatu instrumen yang berguna untuk mendiagnosa kekuatan dan
kelemahan siswa, mengetahui perkembangan siswa, menentukan peringkat siswa, dan
menentukan keefektifan pembelajaran. Secara lebih operasional tes bertujuan untuk:
Menurut Ebel (1986), suatu tes yang baik harus memenuhi 10 kriteria, yaitu:
1. Relevan, yakni harus mengukur perilaku yang seharusnya diukur, hal ini
menyangkut validitas tes,
2. Adanya keseimbangan antara tujuan yang ingin dicapai dengan jumlah butir
tes yang mewakilinya, hal ini berkaitan dengan indikator yang diukur,
3. Efisiensi waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tes, pemberian skor, dan
pengadministrasiannya,
4. Obyektif dalam pemberian skor dan penafsiran hasil tes,
5. Mengukur materi pelajaran yang sudah diajarkan di kelas;
6. Tingkat kesukaran setiap butir tes harus dikendalikan sedemikian rupa
sehingga benar-benar sesuai dengan kemampuan subyek yang akan diukur;
7. Setiap butir tes harus mampu membedakan kelompok siswa yang pandai dan
yang kurang pandai;
8. Perangkat tes yang dibuat harus reliabel (konsisten);
9. Jujur dan adil dalam pelaksanaan pengujian dan dalam penskoran hasil tes;
10. Disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
Menurut (Brown, 1983), dari 10 kriteria tes tersebut yang paling diutamakan
adalah validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya beda, dan keefektifan pengecoh.
3. Sasaran Ukur Tes
Tujuan utama tes adalah untuk mengkuantifikasi hasil belajar siswa. Hasil belajar
dapat diukur dari tinggi rendahnya kemampuan siswa dalam belajar yang ditunjukkan
dengan adanya perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. Perubahan perilaku
sebagai akibat dari belajar dapat diklasifikasikan dalam aspek-aspek tertentu.
Bloom (1987) mengelompokkan hasil belajar atas tiga aspek, yaitu: (1) aspek
kognitif berhubungan dengan perubahan pengetahuan, (2) aspek afektif berhubungan
dengan perkembangan atau perubahan sikap, dan (3) aspek psikomotor berhubungan
dengan penguasaan keterampilan motorik. Aspek kognitif dibagi menjadi enam
tingkatan yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Keenam aspek ini dapat dinyatakan dalam bentuk perilaku akhir yang
mengisyaratkan unjuk kerja siswa yang akan didemonstrasikan pada akhir
pembelajaran.
Dasar-dasar penyusunan tes hasil belajar adalah sebagai berikut: (1) Tes harus
mengukur materi sesuai indikator yang tercantum dalam kurikulum dan telah
dipelajari oleh siswa; (2) tes disusun sedemikian rupa sehingga benar-benar mewakili
bahan yang telah dipelajari; (3) tes hendaknya disusun sesuai dengan tujuan
penggunaan tes itu sendiri, dalam hal ini tes dapat disusun untuk keperluan: