Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN GARSKIN MELALUI SOSIAL MEDIA

Disusun Oleh:
1. Putri Wulandari B.131.17.0433
2. Diah Ernawati B.131.18.0031
3. Lisa Halimatus S B.131.18.0078
4. Santi Wahyuning Tias B.131.18.0116
5. Ichsan Setiadi B.131.18.0199
6. Dina Intan Ajeng K B.131.18.0239

UNIVERSITAS SEMARANG
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, saat ini penggunaan
internet sudah tidak asing lagi untuk memasarkan suatu produk. Suatu usaha yang dilakukan
untuk melakukan pemasaran produk atau jasa dengan menggunakan media internet dapat disebut
juga e- marketing. E-marketing adalah sisi pemasaran dari e-commerce, yang terdiri dari kerja
dari perusahaan untuk mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan, dan menjual barang dan
jasa melalui internet. Pemasaran dengan strategi promosi melalui internet khususnya dengan
social media (jejaring sosial) dapat meningkatkan penjualan secara luas dan tidak memerlukan
biaya pemasaran yang mahal. Konsumen juga akan lebih mudah untuk mencari informasi
mengenai produk yang ingin mereka beli karena tidak perlu tatap muka secara langsung.
Melihat banyaknya pengakses social media di Indonesia melalui smartphones, bisa
menjadi peluang bisnis yang baik, salah satunya di bidang industri digital printing, yang salah
satu produknya berupa garskin. Garskin berfungsi untuk menutupi casing HP, melindungi casing
HP dari goresan yang biasanya terjadi karena faktor ketidaksengajaan manusia. Sebagai
tambahannya, garskin digunakan untuk mempercantik tampilan smartphones agar lebih menarik.
Salah satu perusahaan yang membuat garskin adalah SayHello. SayHello menjual produknya
tanpa toko atau kios tetap, SayHello lebih memilih menjual produknya melalui akun Facebook
dan akun Twitternya. Para pembeli umumnya tahu produk garskin melalui info di akun Twitter
atau dari tag foto-foto produknya di Facebook. Walaupun produknya hanya dipasarkan lewat
social media tetapi para konsumennya sudah menyebar, tidak hanya lokal di Jawa, tetapi sudah
mencapai di seluruh Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah penjual garskin di dunia maya mengalami
peningkatan yang sangat signifikan. Mereka tidak lain adalah para reseller produk garskin
perusahaan lain yang bergerak di bidang industri yang sejenis. Mereka membuat akun Twitter
dan Facebook dalam jumlah yang cukup banyak. Jumlah akun penjual garskin yang terlampau
banyak ini membuat konsumen sulit menentukan pilihan mereka untuk membeli garskin.
Terutama konsumen yang ingin membeli langsung produk dari SayHello.
Dengan melihat beberapa hal yang terjadi di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Garskin
melalui Sosial Media”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan di atas dan untuk menghindari meluasnya permasalahan dan dapat
mencapai sasaran yang diharapkan. Maka penelitian ini memfokuskan pada masalah
pengaruh strategi pemasaran terhadap keputusan pembelian produk garskin melalui media
sosial

C. PERTANYAAN PENELITIAN
1. Bagaimana analisis strategi pemasaran terhadap keputusan pembelian produk garskin
melalui media sosial?
2. Bagaimana pengaruh media sosial terhadap keputusan pembelian produk garskin?
3. Apakah pemasaran melalui media sosial berpengaruh terhadap meningkatnya keputusan
pembelian oleh konsumen?

D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui analisis strategi pemasaran terhadap keputusan pembelian produk
garskin melalui media sosial.
2. Untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap keputusan pembelian produk garskin.
3. Untuk mengetahui pemasaran melalui media sosial berpengaruh terhadap meningkatnya
keputusan pembelian oleh konsumen.

D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan yang
diteliti dalam rangka mengetahui efektivitas pemasaran melalui social media terhadap
keputusan pembelian konsumen. Selain itu, hasil penelitian dapat digunakan untuk
melihat karakteristik konsumen berdasarkan sampel yang diambil yaitu konsumen
SayHello. Hal tersebut dapat digunakan sebagai rujukan untuk menerapkan strategi
pemasaran yang efektif pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
2. Bagi akademik dapat menjadi referensi dan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan studi mengenai pemasaran dan dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian selanjutnya mengenai tema yang sama.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pemasaran
Menurut Dayle dalam Sudaryono (2016:41), pemasaran adalah proses manajemen yang
berupaya memaksimumkan laba (retutns) bagi pemegang saham dengan jalan menjalin relasi
dengan pelanggan utama (valued customers) dan menciptakan keunggulan kompetitif.
Menurut Melydrum dalam Sudaryono (2016:41), pemasaran adalah proses bisnis yang
berusaha menyelaraskan antara sumber daya manusia, finansial dan fisik organisasi dengan
kebutuhan dan keinginan para pelanggan dalam konteks strategi kompetitif.
Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat yang dikenaal dalam istilah 4P, yaitu
product (produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi), dan promotion
(promosi), sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan
seperti people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga
dikenal dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran pemasaran yaitu product, price,
place,promotion, people, physical evidence, dan process. Adapun pengertian 7P menurut
Kotler dan Amstrong (2012:62) sebagai berikut:
1) Produk
Produk (product), adalah mengelola unsur produk termasuk perencaan dan
pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk
atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang
mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.
2) Harga
Harga (price), adalah suatu sistem menajemen perusahaan yang akan menentukan harga
dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang menyangkut
potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagai variabel yang bersangkutan.
3) Tempat
Tempat (place), yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk
menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta
mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara fisik.
4) Promosi
Promosi (promotion), adalah salah satu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan
membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan,
penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi.
5) Sarana fisik
Sarana fisik (physical evidence), merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang
termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan,
perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya.
6) Orang
Orang (people), adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam
menyajikan jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang
adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan
karyawan, cara berpakaian karyawan, dan penampilan karyawan memiliki pengaruh
terhadap keberhasilan penyampaian jasa.
7) Proses
Menurut JS Badudu dan Sutan M Zain Proses adalah jalannya suatu peristiwa dari awal
sampai akhir atau masih berjalan tentang suatu perbuatan, pekerjaan dan tindakan.

2. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Swata dan Handoko (1982), perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-
barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Dari definisi tersebut, analisa perilaku konsumen harus menganalisa kegiatan-kegiatan
yang jelas terlihat dari proses-proses yang sulit diamati dan itu berarti selain mempelajari apa
yang dibeli konsumen, juga mempelajari dimana konsumen membeli, bagaimana cara
membeli, serta dalam kondisi yang bagaimana barang dan jasa tersebut dibeli.
Perusahaan sebagai komponen utama dalam menciptakan produk harus benar-benar
memahami bagaimana konsumen memberikan tanggapan terhadap ciri produk, harga dan
sebagainya agar mempunyai keuntungan yang besar melebihi pesaing-pesaingnya.

b. Perilaku Pembelian
Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2008), proses keputusan pembelian
konsumen terdiri dari lima tahap, yakni:
1) Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian diawali dengan pengenalan masalah atau kebutuhan si pembeli.
2) Pencarian Informasi
Konsumen yang bereaksi akibat adanya stimulan akan berusaha mencari informasi yang
lebih banyak. Besarnya pencarian informasi yang dilakukan tergantung pada kekuatan
dorongannya. Sumber informasi tersebut terdiri dari keluarga, iklan, media masa, atau
pengguna produk.
3) Evaluasi Alternatif
Hal tersebut berkaitan dengan bobot yang diberikan terhadap produk dengan
membandingkan antara satu produk dengan produk lain.
4) Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam
kumpulan pilihan. Konsumen membentuk suatu niat membeli atas dasar faktor seperti
pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
5) Perilaku Pasca Pembelian
Tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan selanjutnya,
setelah pembelian berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan
terlibat dalam tindakan sesudah pembelian pada pemasar.

3. Keputusan Pembelian
Dalam pengambilan keputusan merupakan suatu proses kegiatan pembeliaan yang
tampak hanyalah satu tahap dari keseluruhan proses pembelian konsumen. Menurut Swastha
dan Handoko (2012), proses pengambilan keputusan melalui 5 tahap yaitu:
a. Menganalisis atau pengenalan kebutuhan dan keinginan.
Dalam penganalisaan kebutuhan dan keinginan suatu proses ditunjukkan untuk
mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi. Jika suatu kebutuhan
diketahui, maka konsumen akan memahami adanya kebutuhan yang segera dipenuhi atau
masih ditunda pemenuhannya.
b. Pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber.
Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal.
Pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan ke toko untuk membuat
perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif hanya
dengan membaca iklan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus
tentang gambaran produk yang diinginkan.
Pencarian informasi internal dapat berasal dari komunikasi perorangan dan
pengaruh perorangan. Pengaruh perorangan berasal dari komunikasi perorangan dan
pengaruh perorangan, terutama berasal dari pelopor opini, sedangkan informasi eksternal
berasal dari media masa dan sumber informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan.
c. Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian.
Meliputi dua tahap yaitu, menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan
seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembelian. Tujuan pembelian
bagi masing-masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan
kebutuhannya.
d. Keputusan untuk membeli
Keputusan untuk membeli yang diambil konsumen sebenarnya merupakan kesimpulan
dari sejumlah keputusan, misalnya: keputusan tentang jenis produk, bentuk produk,
jumlah produk dan sebagainya. Apabila produk yang dihasilkan perusahaan sesuai
dengan apa yang diharapkan konsumen untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan,
maka produk tersebut mampu menarik minat untuk membeli. Bila konsumen dipuaskan
dapat dipastikan maka pembelian berikutnya akan membeli produk dengan merek
tersebut lagi.
e. Perilaku sesudah pembelian
Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau
ketidak puasan. Konsumen akan melakukan tindakan setelah kegiatan membeli dalam hal
penggunaan produk tersebut sehingga harus diperhatikan oleh pemasar bahwa tugas
pemasaran tidak berakhir ketika produk sudah dibeli tetapi terus sampai pada periode
setelah pembelian.

4. Social Media
a. Pengertian Social Media
Menurut Thoyibie (2010), social media adalah konten berisi informasi, yang
dibuat oleh orang yang memanfaatkan teknologi penerbitan, sangat mudah diakses dan
dimaksudkan untuk memfasilitasi komunikasi, pengaruh dan interaksi dengan sesama dan
dengan khalayak umum. Dewasa ini, praktek pemasaran melalui social media mulai
berkembang dan digunakan sebagai alat pemasaran produk mempromosikan merek dan
brand suatu perusahaan.
Social media merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang ingin berbagi
informasi dan tempat untuk mencari teman baru serta berinteraksi dengan teman lainnya
secara online. Social media yang berkembang sangat pesat di negara Indonesia ialah
Facebook dan Twitter.
1. Facebook
Facebook awalnya dibuat hanya menjadi channel penghubung antara mahasiswa
Harvard, kemudian semakin terkenal hingga berhadapan langsung dengan Friendster.
Dengan inovasinya menjadikan Facebook tidak hanya sebagai jembatan komunikasi
tetapi juga sarana hiburan dengan ratusan game online, yang menjadikan Facebook
melaju tak terkalahkan sampai saat ini.
2. Twitter
Menurut Zarella (2010), Twitter atau Microblogging adalah bentuk blogging yang
membatasi ukuran setiap post-nya. Misalkan, Twitter updates hanya berisi 140 karakter.
Pembatasan ini melahirkan fitur-fitur, protokol- protokol, dan perilaku unik di media
ini.
Kemudahan untuk membuat sebuah account di social media merupakan salah
faktor mengapa sangat banyak masyarakat menggunakan social media sebagai suatu
alat komunikasi dengan dunia luar. Tak terkecuali perusahaan yang melihat peluang
dan menggunakannya sebagai alat promosi penjualan dan media menyebarkan
informasi.

b. Efektifitas Social Media


Social media marketing memungkinkan membangun hubungan sosial yang lebih personal
dan dinamis dibandingkan dengan strategi marketing tradisional. Kegiatan social media
marketing berpusat pada usaha membuat konten-konten yang menarik perhatian dan
mendorong pembaca untuk berinteraksi serta membagikannya dalam lingkungan jejaring
sosial pertemanan mereka. Pengaruh social media berbeda-beda, akan tetapi yang umum
terjadi adalah informasi yang berasal dari social media akan memberikan pengaruh
terhadap keputusan pembelian yang akan diambil konsumen.

B. Penelitian yang Relevan


Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian sekarang, antara lain:
1. Jamilah B (2012) yang meneliti mengenai “Pengaruh Ekuitas Merek Dan Word Of
Mouth Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Konsumen Cokelat Roso di
Depok, Sleman, Yogyakarta)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif antara ekuitas merek dan word of mouth secara parsial terhadap keputusan
pembelian Cokelat Roso di Yogyakarta. Hal ini dibuktikan melalui nilai signifikansi
ekuitas merek sebesar 0,000 lebih kecil 0,05 dengan nilai t hitung 5,180. Nilai
signifikansi word of mouth sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai t hitung
7,387. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah pengaruh dari word of mouth
lebih dominan dibanding ekuitas merek terhadap keputusan pembelian Cokelat Roso di
Yogyakarta.
2. Penelitian yang dilakukan Andiana Rosid (2009) yang berjudul “Pengaruh Komunikasi
Word Of Mouth Communication (WOM) dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Pencuci Muka/Facial Foam Pond’s Pada Santri Putra Pondok Pesantren Ali
Maksum Krapyak Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukan pengaruh yang positif dan
signifikan WOM dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pencuci muka
Pond’s pada santriawan. Sumbangan Efektif (SE) dari kedua variabel dalam penelitian ini
yaitu variabel X1 (komunikasi WOM) sebesar 5,06% dan X2 (kualitas produk) sebesar
59,58%. Hasil tersebut menunjukan bahwa kualitas produk mempunyai pengaruh lebih
kuat daripada komunikasi WOM tehadap keputusan pembelian pencuci muka Pond’s
pada santriawan Ponpes “Ali Maksum” yaitu sebesar 59,58%.
3. Penelitian yang dilakukan Ronomenggolo (2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh
Promosi Berbasis Social Media Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk
ROVCA (Studi Kasus Produk ROVCA Pada Konsumen Area Makasar)”. Hasil
penelitian menunjukan besarnya pengaruh faktor-faktor bauran pemasaran jasa yang
terdiri dari variabel personal revelance, interactivity, messege, brand familiarity terhadap
kepetusan pembelian konsumen dalam menggunakan ROVCA adalah 80,4%. Promosi
berbasis social media ini memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen produk ROVCA. Hal ini ditunjukkan dengan nilai uji
Fhitung > Ftabel (102,679 > 2,004) dan probabilitas kesalahan kurang dari atau sama
dengan 10%.

C. Kerangka Berpikir
Pengaruh Strategi Promosi Melalui Social Media terhadap Keputusan Pembelian
Salah satu alat dalam pemasaran yang dapat dimanfaatkan oleh suatu perusahaan adalah
melalui social media. Penggunaan social media yang tepat dan efektif dapat meningkatkan
citra sebuah perusahaan di mata konsumen. Kekuatan social media sebuah perusahaan
dibangun atas dasar rasa senang, hobi, gaya hidup, loyalitas, dan dorongan rasa ingin tahu
dari para konsumen itu sendiri. Hal-hal tersebut berpengaruh pada keputusan pembelian
konsumen. Sehingga apabila konsumen sudah memahami betul tentang produk kita yang
menurutnya menarik, maka pelanggan akan segera memberitahukan kepada teman atau
orang-orang di sekitarnya. Yang diharapkan tentunya mempengaruhi mereka untuk
mengambil keputusan pembelian.

D. Paradigma Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka diperoleh kerangka pikir sebagai
berikut:

Word Of
Marketi
Mouth
p p
ng(M)
2 3
Strategi p Keputusan
Promosi 4 Pembelian
(Y)
(X) p
1
Melalui Social Media
Gambar 5. Paradigma Penelitian

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis disusun berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang sudah diuraikan
sebelumnya, maka dari teori dan kerangka berpikir diatas dapat disusun beberapa hipotesis
sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh positif strategi promosi melalui social media terhadap


keputusan pembelian produk garskin merek SayHello.

2. Terdapat pengaruh positif strategi promosi melalui social media terhadap word of
mouth marketing pada produk garskin merek SayHello.

3. Terdapat pengaruh positif word of mouth marketing terhadap keputusan


pembelian produk garskin merek SayHello.

4. Terdapat pengaruh positif strategi promosi melalui social media yang dimediasi
word of mouth marketing terhadap keputusan pembelian produk garskin merek
SayHello
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional Variable


Variable-variable dalam penelitian ini adalah
1. Variable bebas (Independent variable)
Variable bebas (X) dalam penelitian ini adalah strategi promosi melalui sosial media.
Social media merupakan konten yang berisi informasi, yang dibuat perusahaan yang
memanfaatkan teknologi internet, sehingga sangat mudah diakses melalui table,
notebook, PC, bahkan smartphones dan dimaksudkan untuk mempermudah
komunikasi antara perusahaan dengan konsumen atau khakayak umum. (Miller,
Fabian, dan Lin: 2009). Pengukuran sosial media ini menggunakan 4 indikator yaitu
context, communication, collaboration, connection (Solis,2010: 263).
2. Variable Mediasi (Penghubung)
Variable Mediasi atau Mediating Variable adalah Variable yang mempemgaruhi
fenomena yang diobservasi (variable dependen). Variable mediasi juga sering disebut
dengan variable intervasi karena mediasi atau mengintervensi hubungan kausal
variable independen ke variable dependen, Jogiyanto (2004: 154). Variable mediasi
dalam penelitian ini adalah word of mounth marketing.
3. Variable terkait (Dependen variable)
Variable terkait (Y) pada penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen pada
produk garskin merek SayHello. Keputusan pembelian merupakan sikap konsumen
atau kecenderungan konsumen untuk membeli produk garskin merek sayHello yang
diyakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang mungkin
ditimbulkan. Pengukuran variable dalam penelitian ini mengguankan 5 indikator
yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi berbagai alternatife,
keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian.
B. Obyek penilitian, unit sampel, populasi dan unit sampel
a. Jenis data
ini merupakan penelitian survei, dimana informasi yang dikumpulkan dari responden
menggunakan kuensioner. Menurut sugiyono (2008), penelitian survei ini pengumpulan
data yang dilakukan mengguankan instrument kuensioner/wawancara untuk mendapatkan
tanggapan dari responden. Penelitian survei merupakan penelitian yang dilakukan
menggunakan instrumen kuensioner/wawancara untuk mendapatkan tanggapan dari
responden. Penelitian survei merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh
fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual
tanpa mengetahui mengapa gejala gejala tersebut ada.
b. Obyek penilitian unit sampel, populasi dan penentuan sampel
 Populasi
Populasi dalam penelitian merupakan merupakan wilayah yang ingin di teliti oleh
peneliti. Seperti menurut Sugiyono (2011 : 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.”
Pendapat di atas menjadi salah satu acuan bagi penulis untuk menentukan populasi.
Populasi yang akan digunakan sebagai penelitian adalah mahasiswa ilmu
keolahragaan UPI Bandung.
 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti oleh peneliti. Menurut
Sugiyono (2011:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.” Sehingga sampel merupakan bagian dari populasi
yang ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang
didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada. Dalam teknik pengambilan
sampel ini penulis menggunakan teknik sampling purposive. Sugiyono (2011:84)
menjelaskan bahwa: “Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.” Dari pengertian diatas agar memudahkan penelitian, penulis
menetapkan sifat-sifat dan katakteristik yang digunakan dalam penelitian ini. Sampel
yang akan digunakan peneliti memiliki ketentuan, mahasiswa ilmu keolahragaan
angkatan 2010 dan angkatan 2011, berjenis kelamin laki-laki dan yang berusia antara
18 tahun sampai dengan 22 tahun. Menurut Arikunto (2006:112) mengatakan bahwa
“apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga
penelitianya merupakan populasi. Tetapi, jika jumlah subjek besar, dapat diambil
antara 10-15% atau 1525% atau lebih.” Pendapat tersebut sesuai menurut Roscoe
dalam Sugiyono (2011:90) “ ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah
antara 30 sampai dengan 500.” Dari keseluruhan populasi semuanya berjumlah 114
orang, maka sesuai pendapat diatas jumlah sampel dalam penelitian ini dapat diambil
40% dari keseluruhan jumlah populasi. Sehingga didapat jumlah sampel untuk
penelitian ini berjumlah 46 orang.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil angket masih merupakan data-data mentah apabila belum
diolah. Agar data tersebut memiliki arti, dilakukanlah pengolahan data dengan melakukan
teknik dan langkah-langkah diantatanya:
a) Mengoreksi data yang ada dengan tujuan untuk mengoreksi kelengkapan jawaban
data yang terkumpul melalui instrumen penelitain angket.
b) Mengklasifikasikan dan mentabulasi data bertujuan untuk memperoleh gambaran atas
jawaban yang terdapat pada setiap pertanyaan yang diberikan kepada sampel.
c) Menganalisis data yang ada dengan tujuan penelitian.
d) Menganalisis data asupan zat gizi dengan menggunakan program nutrisurvey 2007.
e) Menganalisis kebutuhan energi yang dibutuhkan dengan menggunakan
rumus yang diterangkan oleh Frary, D. C., dkk dalam Krause’s (2004:32)
EER = 864 - 9.72 × Umur + FA × (14,2 × BB + 503 × TB)
Keterangan:
EER : Estimating Energy Requirements
FA : Faktor Aktivitas
BB : Berat Badan (Kg)
TB : Tinggi Badan (m)
f. Menentukan rata-rata dengan menggunakan perangkat lunak Statistical
D. Product and Servis Solution (SPSS) for Windows versi 17.0.Jenis Dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana datanya dapat diperoleh dalam
penelitian ini, peneliti menggali data dari dua sumber yaitu:
1. Data Primer
Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada
subjek sebagai sumber informasi yang dicari.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung di peroleh pihak
peneliti dari subjek penelitian
E. Metode Analisis
Data dan informasi yang telah kita kumpulkan merupakan data mentah. Sehingga data
tersebut harus diuji dan diolah guna dapat mengetahuai kebenaran dan sejauh mana
permasalahan yang terjadi dilapangan. Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono
2011: 246 menerangkan bahwa “Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data
display, dan conclusiondrawing/verificatioan.” Dari ketiga katgori tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Data reduction (Reduksi data)
Reduksi data sangat diperlukan dalam sebuah penelitian apabila penelitian melibatkan
sempel yang banyak. Data reduksi ini bertujuan untuk merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Sehingga dengan mereduksi data kita dapat memilih data mana yang penting atau yang
masuk dalam penelitian ini.
b. Data display (penyajian data)
Setelah kita memilih data yang penting maka langkah selanjutnya kita melakukan
penyajian data. Untuk penelitian kuantitatif penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk tabel, garafik dan sebagainya. Pada penelitian ini menggunakan penyajian data
persentase dan tabel. Adapun mentukan persentase dengan menggunakan rumus:

f
P= × 100%
n
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi tiap hasil
N = Jumlah keseluruhan sempel/data
100 = Konstanta

Anda mungkin juga menyukai