Anda di halaman 1dari 9

Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ

Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

Kajian Solid dan Void pada Perubahan Struktur Kota Lama


Bersejarah. Studi Kasus Kota Lama Kudus, Jawa Tengah
Anisa1,*, Ratna Dewi Nur’aini2, Finta Lissimia3, Ashadi4
1,2,3,4Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510

*E-mail : anisa@ftumj.ac.id

ABSTRAK

Dalam buku yang berjudul Finding Lost Space, Roger Trancik mengemukakan pendapatnya mengenai
teori yang sering disebut sebagai teori perancangan kota dan terdiri dari 3 hal yaitu figure ground,
linkage, dan place. Figure ground digunakan untuk menggambarkan hubungan antara bentuk
terbangun (solid) dan ruang terbuka (void). Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mendeskripsikan elemen solid dan void pada struktur kota lama bersejarah
dengan mengambil kasus Kota Lama Kudus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif interpretatif yang dilakukan dalam 2 tahap analisis yaitu identifikasi elemen solid
dan void, dilanjutkan dengan interpretasi solid dan void tersebut pada perubahan struktur kota lama
bersejarah. Kesimpulan yang di dapatkan dari penelitian ini adalah, adanya solid berupa blok tunggal
pada rumah kilungan, serta blok mendefinisi sisi pada rumah yang berubah menjadi area komersil di
sepanjang Jl Menara Kudus. Sedangkan void berupa bentuk tertutup linier pada jalan/gang di area
permukiman, bentuk tertutup memusat terdapat di halaman rumah kilungan, bentuk terbuka sentral
berupa pusat kota lama Kudus. Sedangkan bentuk terbuka linier terdapat pada sungai yang
memisahkan antara kota Lama dengan kota baru yaitu kaligelis. Berdasarkan data tersebut
diinterpretasikan bahwa untuk pusat kota Lama Kudus, tidak mengalami perubahan dalam hal
struktur kota. Sedangkan untuk area sekitar pusat Kota Lama Kudus, mengalami perubahan terutama
pada bagian sekitar Menara Kudus yang banyak digunakan sebagai area komersil. Namun dapat
diinterpretasikan bahwa perubahan ini hanya berkaitan dengan fungsi namun tidak merubah struktur
Kota Lama yang ada.

Kata kunci : solid dan void, struktur, Kota Lama bersejarah

ABSTRACT
In a book entitled Finding Lost Space, Roger Trancik expresses his opinion on the theory, which is
often referred to as urban design theory and consists of 3 things, namely figure-ground, linkage, and
place. The ground figure is used to describe the relationship between solid and open space (voids).
This research aims to identify and describe the solid and void elements in the historical old city
structure by taking the case of Kota Lama Kudus. The method used in this research is descriptive
qualitative interpretative, which is carried out in 2 stages of analysis, namely the identification of
solid and void elements, followed by the interpretation of the solid and voids on the change in the
structure of the historic old city. The conclusion obtained from this research is, there is a solid in the
form of a single block in the kilungan house, as well as a block that defines the side of the house which
turns into a commercial area along Jl Menara Kudus. Whereas void is in the form of closed linear
form on roads/alleys in residential areas, closed forms centrally around the center of the Old City,
the central open form is in the form of a courtyard inside a kilungan house. At the same time, the
open linear form is found on the river that separates the Old City from the New City, namely
Kaligelis. Based on these data, it is interpreted that there is no change in the city structure for the
center of the Old Kudus city. Meanwhile, the area around the center of Kota Lama Kudus has
undergone changes, especially in the Kudus Tower area, which is widely used as a commercial area.
However, it can be interpreted that this change is only related to function but does not change the
existing structure of the Old City.

Keywords : solid and void, structure, historic Old City

SEMINAR NASIONAL PENELITIAN 2020


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, 7 OKTOBER 2020 84 – UMJ - ST
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

1. PENDAHULUAN renovasi pawestren dilakukan pada 2011


Indonesia memiliki arsitektur yang dan renovasi tajug dilakukan pada 2013.
beragam, mulai dari rumah tradisional, Selain Menara dan Masjid, di pusat Kota
bangunan-bangunan hasil akulturasi Lama juga terdapat Makam Sunan Kudus
budaya, dan penataan kota. Kota-kota di yang menjadi daya tarik bagi sebagian
Indonesia juga memiliki arsitektur yang besar para pengunjung kawasan ini untuk
beragam, kita mengenal ada kota Lama peziarah. Makam Sunan Kudus ini ramai
kolonial, Kota Lama Jawa dan berbagai dikunjungi peziarah sepanjang tahun,
arsitektur kota yang lain. Pada walaupun dalam kondisi pandemi namun
perkembangan keilmuan, ditemukan rupanya para peziarah tetap ramai datang
beberapa teori yang berkaitan dengan untuk berziarah.
perkotaan., seperti teori citra kota Kevin Pada Kota Lama Kudus selain
Lynch, teori Hamid Shirvani, teori adanya Masjid-Menara-Makam yang
perancangan kota Roger Trancik, dan terletak di pusat dan sangat strategis,
beberapa teori perkotaan yang lain. terdapat pula ragam arsitektur rumah
Kota lama di Indonesia pun tinggal yang menarik. Arsitektur rumah
memiliki karakteristik yang unik dan tinggal yang unik adalah rumah
menarik untuk di teliti. Salah satunya tradisional Kudus, rumah gedong, dan
adalah Kota Lama Kudus, yang rumah kilungan. Rumah tradisional Kudus
merupakan sebuah kota lama yang menjadi unik karena bentuknya dari kayu,
terletak di Propinsi Jawa Tengah. dengan tata ruang khas dan sarat dengan
Keunikan dari Kota Lama Kudus adalah ukiran. Selain itu bentuk atapnya tinggi
mempunyai pusat berupa kompleks menjulang yang lazim disebut pencu.
bangunan yang unik dan bersejarah yaitu Rumah gedong merupakan rumah yang
kawasan Menara Kudus. Kawasan Menara ber-arsitektur eropa, hal ini menjadi
kudus merupakan pusat dan cikal bakal sebuah kenyataan yang unik karena rumah
terbentuknya Kota Lama Kudus atau gedong yang ada di Kota Lama Kudus ini
dalam bahasa lokal lazim disebut Kudus merupakan milik penduduk asli Kudus
Kulon. Penyebutan Kudus Kulon dan berkaitan dengan maraknya industri
disebabkan karena daerah awal mula rokok yang berkembang di Kudus pada
berdirinya Kota Kudus ini terletak di abad 18-19. Rumah kilungan merupakan
sebelah barat sungai Kaligelis. Sungai ini bentuk rumah yang ada dalam lingkup
merupakan sungai yang cukup besar di pagar tinggi. Pagar tinggi inilah yang
masa dahulu dan membentang panjang sering disebut dengan istilah kilungan.
utara selatan. Bangunan yang ada di dalam rumah
Keunikan arsitektur yang berada di kilungan bisa berupa rumah tradisional
pusat Kota Lama Kudus adalah adanya Kudus maupun rumah gedong, dengan
Menara Kudus, masjid Al Aqsha dan kelengkapan tambahan berupa bangunan
Makam Sunan Kudus. Menara Kudus yang digunakan sebagai tempat usaha.
berbentuk unik, seperti sebuah bangunan Bangunan untuk usaha terletak dalam
peninggalan Hindu, berarsitektur lebih lingkup kilungan dan biasanya berada di
mirip bangunan Hindu daripada depan rumah. Antara rumah tinggal
bangunan Islam, walaupun fungsi awal dengan tempat usaha terdapat halaman
dari Menara ini adalah tempat untuk yang cukup luas dan digunakan untuk
mengumandangkan adzan. Bentuk unik berbagai aktivitas.
dan perletakannya yang tepat di tengah Keberadaan rumah kilungan yang
serta ukurannya yang lebih tinggi dari mendominasi Kawasan Kota Lama Kudus,
bangunan lain, menyebabkan Menara terutama yang berada di sekitar Menara
Kudus ini mudah untuk dikenali sebagai Kudus menjadikan permukiman
landmark. Masjid Al Aqsha atau ada juga berbentuk unik. Jalan-jalan di sekitar
yang menyebut al Manaar ini berdiri pada Menara Kudus baik yang berada di Desa
tahun 1687 M. Rosyid (2018) menjelaskan Kauman maupun Langgar dalem menjadi
pada tahun 1933 M dilakukan perluasan jalan sempit yang dibatasi oleh dinding
serambi masjid Al Aqsha, sedangkan kilungan. Yang terlihat dari jalan hanyalah

2
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

atap yang menjulang dari rumah-rumah 2. METODE PENELITIAN


yang ada di dalam kilungan. Selain rumah Penelitian tentang kajian solid dan
kilungan, di sekitar Menara Kudus juga void ini menggunakan metode deskriptif
terdapat rumah tradisional yang berderet kualitatif interpretatif. Metode deskriptif
dengan halaman yang digunakan juga digunakan dengan tujuan untuk
sebagai jalan. mendapatkan gambaran yang jelas
Maraknya peziarah yang datang ke berkaitan dengan identifikasi solid dan
Pusat Kota Lama Kudus ini memicu void pada Kota Lama Kudus. Studi kasus
tumbuhnya perekonomian dan perubahan yang diteliti adalah Kota Lama Kudus yang
wajah kawasan di sekitarnya. Berdasarkan merupakan kawasan bersejarah karena
latar belakang tersebut, maka dilakukan adanya Menara Kudus yang menjadi
penelitian ini yang bertujuan untuk landmark dan pusat kawasan tersebut.
mendeskripsikan elemen solid dan void Metode deskriptif digunakan untuk
pada perubahan struktur kota Lama menjelaskan gambaran hasil identifikasi di
bersejarah, yaitu Kota Lama Kudus. lapangan berkaitan dengan dua hal.
Penelitian ini merupakan penelitian Pertama identifikasi elemen solid dan void
lanjutan dari penelitian berjudul Studi pada Kota Lama Kudus. Kedua,
Awal Pola Ruang Kawasan Menara Kudus. identifikasi perubahan tata ruang kawasan
Dari penelitian pendahuluan yang telah Kota Lama Kudus. Materi penelitian
dipublikasikan tersebut didapatkan hasil adalah elemen solid dan void yang ada di
kepadatan massa bangunan yang ada di Kota Lama Kudus dengan batasan daerah
dalam kawasan menyebabkan minimnya sekitar Kawasan Menara Kudus.
void dalam kepemilikan umum. Void yang
ada justru mayotitas berada di dalam
kepemilikan pribadi yaitu berupa halaman
rumah. Selain itu penelitian Studi Awal
Pola Ruang Kawasan Menara Kudus
mengkaji Kawasan Menara Kudus sebagai
pusat kota lama dengan 3 teori urban
design : figure ground, linkage, place.
(Anisa, 2008). Penelitian tersebut
merupakan penelitian pendahuluan
dengan melihat kawasan Menara (pusat
Kota Lama) secara keseluruhan figure
groud, Linkage, dan Place
Sedangkan penelitian ini merupakan
penelitian lanjutan dengan membahas Gambar 1. Pusat Kota Lama Kudus
lebih detil solid void dengan (Sumber : Dokumentasi, 2020)
membandingkan data dari tahun 1999 ke
data tahun 2020. Data 1999 diambil dari Tahap penelitian yang dilakukan
data sekunder penelitian Ria Rosalia mulai dari pengambilan data lapangan,
Wikantari dan Kunihiro Narumi yang kemudian dilakukan upaya identifikasi
sudah dipublikasikan pada International dan deskripsi. Data lapangan yang diambil
Conference Vernacular Settlement dengan secara langsung (data primer) yaitu
judul Preserving Wooden Traditional elemen solid dan void yang ada di Kota
Houses Through Community Lama Kudus. Data primer tersebut di
Empowerment : the case of an historic identifikasi, deskripsi kemudian di analisis
area of Kudus, Jawa Tengah. serta di interpretasi untuk mendapatkan
Data pembanding yang akan kesimpulan mengenai perubahan struktur
digunakan untuk melihat perubahan ini Kota Lama Bersejarah.
adalah data peta figure ground tahun 1999
dan 2020. Data figure ground tersebut
dilengkapi dengan data observasi
lapangan dalam kurun waktu 2003-2020.

3
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

renggang, untuk mengidentifikasi struktur


3. HASIL DAN PEMBAHASAN kota dan keteraturan konfigurasi bentuk
massa bangunan dengan ruang terbuka
Solid dan Void pada Perkotaan secara fungsional maupun tipologikal
Trancik dalam bukunya Finding Lost bentuk kota dilihat secara figuratif. (Asha
Space mengungkapkan ada 3 teori dan Rochani, 2017). Melanjutkan hal
perancangan Kota yaitu figure ground, tersebut, Yanti menjelaskan kemunduran
linkage, dan place. Dalam teori figure bangunan dan penonjolan bangunan di
ground dikenal 2 elemen pembentuknya dalam tatanan massa pada setiap koridor
yaitu solid dan void. Secara mudah dapat penggal jalan yang tergambar dalam
diterjemahkan bahwa solid yaitu daerah bentuk solid dan void dari konfigurasi
yang tergambar padat biasanya berupa perletakan massa bangunan akan
blok bangunan. Sedangkan void menunjukkan kualitas ruang luar (Yanti,
merupakan daerah terbuka, bisa berupa dkk, 2018).
jalan, sungai, lapangan, dan ruang terbuka Melati (2014) menjelaskan bahwa
lainnya. setiap lingkungan urban akan memiliki
Roger trancik melalui pengamatan pola solid dan void yang terbentuk oleh
sejarah morfologi kota-kota menemukan 3 bangunan sebagai dinding ruang luar
bentuk integrasi antara arsitektur dengan tersebut. Pendekatan figure ground dalam
ruang kota. Integrasi tersebut adalah desain spasial mencoba untuk
figure ground theory yang merupakan memanipulasi hubungan solid void
integrasi yang terbentuk dalam massa dengan menambah, mengurangi atau
serta ruang sehingga membentuk mengubah pola geometri secara fisik
kesatuan. Hubungan yang erat akan Elemen solid dalam kawasan atau
terbentuk antara ruang antar yang perkotaan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
membentuk karakter yang dominan dalam blok tunggal, blok yang mendefinisi sisi,
suatu kawasan (Anwar, 2020) dan blok medan. Blok tunggal bersifat
Figure ground merupakan teori individu, blok mendefinisi sisi berfungsi
yang menggambarkan kawasan secara sebagai pembatas linier, sedangkan blok
utuh. Dapat diartikan juga bahwa teori ini medan merupakan massa yang memiliki
merupakan hubungan antara bentuk bentuk masing-masing dan tidak dilihat
terbangun dengan ruang terbuka. Teori ini sebagai individu. Elemen void dapat
dapat digunakan untuk mengidentifikasi berupa sistem tertutup linier, sistem
sebuah tekstur dan pola-pola sebuah tata tertutup memusat, sistem terbuka sentral,
ruang perkotaan, serta dan sistem terbuka linear.
mengidentifikasikan masalah
ketidakteraturan massa atau ruang Identifikasi dan Deskripsi Elemen
perkotaan. (Trancik, 1986). Solid dan void pada Kota Lama
Komponen spesifik kawasan Kudus
terbentuk seiring dengan proses Identifikasi dan deskripsi ini
pembentukan kawasan tersebut. Dari merupakan bagian awal dari analisis yang
penggambaran figure ground terdapat dilakukan. Analisis dilakukan pertama
beberapa tipe bentuk solid dan void. Tipe dengan melakukan penelusuran kondisi
solid terbentuk atas tipe solid spesifik, tipe lapangan sebelum melihat pada peta.
blok bangunan, dan tipe solid pembatas. Penelusuran kondisi lapangan ini
Tipe void terdiri atas tipe void ruang dilakukan dari tahun 2003 dengan cara
kawasan di Luar bangunan, tipe void berjalan di sepanjang jalan pada Kota
ruang kawasan linier, tipe void ruang Lama Kudus yang bisa diamati.
terbuka dalam bangunan. (Djokomono Berdasarkan teori figure ground, ada
dan Nugroho, 2000). 3 bentuk elemen solid yaitu blok tunggal,
Dalam publikasinya, Asha dan blok mendefinisi sisi, dan blok medan.
Rochani menjelaskan berdasar teori Identifikasi dibagi menjadi dua yaitu solid
Trancik, bahwa suatu ruang (space) pada pusat Kota Lama Kudus (Kawasan
dibatasi oleh suatu bentuk padat dan

4
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

menara Kudus) dan pada daerah karena berbentuk terbuka maka dalam
sekitarnya. peta tergambar sebagai void. Sedangkan
Penelusuran ini difokuskan pada 4 pada kawasan sekitar, dapat dilihat di peta
Desa yaitu Kauman, Langgar dalem, bahwa sepanjang jalan Sunan Kudus
Kerjasan dan Kajeksan. Fokus amatan masih di dominasi oleh rumah kilungan,
pada 2 desa yaitu Kauman dan yang di dalamnya berisi rumah tradisional
Langgardalem sebagai desa terdekat Kudus. Sehingga terlihat pada peta
dengan pusat Kota Lama Kudus. Tahapan tersebut kombinasi antara solid dan void
ini berfungsi untuk mengidentifikasi ruang yang berada di tepi jalan. Semakin
luar yang dapat diamati dan berada dalam menjauh dari Pusat Kota Lama, daerah
lingkup kepemilikan umum. Ruang luar padat semakin sedikit. Terlihat berdasar
dalam kepemilikan umum permukiman data peta 1999 solid didominasi oleh blok
berbentuk gang sempit dengan batas tunggal.
tembok tinggi di kiri kanannya. Tembok
tersebut merupakan tembok rumah
kilungan. Ketinggian 3-4 meter berbentuk
massif. Setiap tahun penelusuran di
lakukan untuk mendapatkan data terkini
berkaitan dengan perubahan yang terjadi
pada Kota Lama Kudus.
Pengambilan data solid void juga
dilakukan dengan cara melakukan survey
ke rumah kilungan, karena rumah
kilungan hanya terlihat tembok dari luar
saja sehingga perlu bagi peneliti untuk
masuk ke dalamnya. Ditemukan bahwa
pada rumah kilungan tidak didapatkan
perubahan yang signifikan, solid pada
rumah tinggal dan bangunan sisir, void
pada halaman dan kebonan. Perubahan
banyak terjadi pada tata ruang, bukan tata
massa.
Sedangkan pada pusat Kota Lama
yaitu area Masjid-Makam-Menara, solid
dapat ditemukan pada Masjid, Menara,
dan Makam Sunan Kudus. Sedangkan void
ditemukan pada area luar yang merupakan Gambar 2. Figure Ground
penghubung antar 3 bangunan tersebut (Sumber : Wikantari dan Narumi, 1999)
yang dibatasi dengan gapura-gapura.
Berdasarkan data primer tahun Berdasarkan data tahun 2020
2003-2020 dapat diidentifikasi sebagai terlihat ada perubahan. Untuk pusat Kota
berikut, secara umum tidak terjadi Lama Kudus, perubahannya terlihat pada
perubahan pada struktur permukiman blok solid yang lebih banyak, dikarenakan
yang ada di Kota Lama Kudus terutama ada perluasan Masjid dan renovasi pada
bagian yang dekat dengan Pusat Kota bagian makam. Untuk blok tunggal
Lama Kudus. Menara Kudus tidak mengalami
Berdasarkan data peta tahun 1999 perubahan. Perubahan lain yang dapat
dapat dijabarkan bahwa pada Pusat Kota dilihat yaitu pada bangunan yang ada di
Lama Kudus, bentuk solid berupa blok tepi jalan Menara, terlihat lebih padat
tunggal yang masing-masing berdiri sehingga dari bentuk blok tunggal menjadi
sendiri yaitu Masjid, Makam, dan Menara. blok mendefinisi sisi.
Pada bagian makam yang terlihat solid Namun karena lebih banyak yang
adalah pada bagian tajug dan makam tidak berubah secara bentuk massa, maka
Sunan Kudus. Untuk makam yang lain, di peta hal ini tidak terlalu terlihat.
Perubahan ini terjadi karena banyaknya

5
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

rumah yang kemudian difungsikan menjadikan blok tunggal menjadi blok


kembali sebagai area komersil. Pada awal mendefinisi sisi pada beberapa penggal
berdirinya rumah-rumah ini, hampir jalan, terutama yang dekat dengan Pusat
semua mempunyai aktivitas Kota Lama Kudus. Perubahan yang cukup
perekonomian di dalamnya. Mulai dari signifikan terlihat di peta adalah pada
perdagangan tembakau, palawija, pabrik bagian yang cukup jauh dari pusat Kota
rokok, konveksi, sampai pondok pesantren Lama Kudus yaitu pada Desa Kerjasan
dan berbagai usaha lainnya. yang terlihat lebih padat pada peta tahun
Usaha pada jaman dahulu tidak 2020.
dipicu oleh banyaknya peziarah yang
datang namun karena mata pencaharian
utama masyarakat Kota Lama Kudus
adalah berdagang sehingga muncul
sebutan jigang yang merupakan singkatan
dari dua aktivitas utama yaitu mengaji dan
berdagang. Setelah mulai ramai peziarah,
aktivitas perekonomian baru menjadi
tumbuh dan berkembang, antara lain
menyediakan rumahnya sebagai
penginapan peziarah, membuka rumahnya
untuk toko souvenir, pusat oleh-oleh, Gambar 4. Blok Mendefinisi Sisi
kuliner, penitipan kendaraan, dan (Sumber : Dokumentasi, 2018)
berbagai aktivitas perekonomian yang
lain. Elemen void secara umum dapat
terbagi menjadi empat yaitu bentuk
tertutup linier, bentuk tertutup memusat,
bentuk terbuka sentral, dan bentuk
terbuka linear. Bentuk tertutup liner dari
peta dan observasi dapat ditemukan pada
jalur jalan atau gang yang terbentuk dari
dinding kilungan maupun dari ruang
terbuka rumah berderet yang ada di
sekitar Menara.

Gambar 3. Figure Ground 2020


(Sumber : Dokumentasi, 2020)

Sebagian blok tunggal berubah Gambar 5. Gang terbentuk dari dinding


dengan adanya aktivitas ekonomi ini kilungan sebagai elemen void
misalnya dengan membuat toko di tepi (Sumber : Dokumentasi, 2020)
jalan dan berorientasi ke jalan. Perlu
diketahui bahwa untuk rumah kilungan Bentuk tertutup memusat dapat
yang ada di tepi Jl Menara, pintu ditemukan pada halaman yang ada di
kilungannya menghadap ke jalan, namun dalam rumah kilungan. Halaman ini
pintu rumah dan bangunan merupakan halaman dalam kepemilikan
sisir/bangunan usaha kea rah halaman. pribadi sehingga membutuhkan observasi
Penambahan bangunan baru ini yang lapangan masuk ke dalam rumah untuk

6
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

mengetahui keberadaan blok putih atau Bagian ini merupakan bagian akhir
hijau vegetasi pada peta satelit. Halanan di dari analisis yaitu melakukan interpretasi
dalam rumah tergolong sebagai bentuk dengan bantuan alat analisis berupa salah
terbuka memusat karena halaman menjadi satu teori Roger Trancik yang membahas
pusat orientasi rumah tinggal dan tentang figure ground. Teori ini digunakan
bangunan yang ada di dalamnya. Semua sebagai alat analisis untuk melihat
bangunan yang ada dalam rumah kilungan perubahan struktur Kota Lama Kudus,
menghadap ke halaman yang ada di yaitu dengan membandingkan temuan
depannya. Sehingga dikaitkan dengan figure ground dari data sekunder dengan
hasil bentuk padat yang merupakan data primer. Data sekunder yang
bagian rumah yang digunakan untuk dimaksud adalah peta Kota Lama Kudus
komersil/toko maka ruangan yang yang dipublikasikan pada tahun 1999 oleh
digunakan tersebut adalah ruang pawon. Ria Rosalia Wikantari dan Narumi. Data
Ruang pawon pada rumah tradisional sekunder tersebut dilengkapi dengan data
Kudus tipe lengkap ada di sebelah kanan primer berupa pengamatan lapangan
dan kiri ruang utama. Namun banyak juga secara langsung pada kurun waktu 2003-
rumah yang mempunyai pawon hanya 2020. Pengamatan berkaitan dengan
satu saja. pemetaan dilakukan dengan bantuan peta
Bentuk terbuka sentral dapat dilihat satelit.
pada pusat Kota Lama Kudus yaitu Berdasarkan data sekunder tahun
Kawasan Menara-masjid-Makam yang 1999 didapatkan bahwa pada pusat
secara figure ground dapat dilihat bahwa kawasan Kota Lama yaitu area sekitar
ini merupakan satu kawasan yang saling Menara Kudus, mempunyai elemen solid
terikat ruang terbukanya. Secara umum dan void yang saling terkait dan
dapat dilihat bahwa bentuk void dari membentuk kesatuan. Elemen solid
tahun 1999 hinga 2020 tidak mengalami berupa Masjid Al Aqsha dan Menara
perubahan. Terutama pada bagian pusat Kudus, sedangkan elemen void berupa
Kota Lama, open space masih area makam yang terbuka. Pada
dipertahankan. pengamatan tahun 2020 di dapatkan
bahwa area ini tidak mengalami
perubahan sama sekali, terutama pada
bagian Menara dan Makam. Sedangkan
Masjid mengalami perluasan pada bagian
pawestren dan tempat wudhu untuk
jamaah laki-laki dan perempuan.
Selain pusat Kota Lama Kudus,
penelitian juga dilakukan pada daerah
sekitarnya yang berupa daerah
permukiman. Daerah yang dimaksud
adalah Desa Kauman, Langgardalem,
Kajeksan, dan Kerjasan yang merupakan
desa-desa terdekat dan masih terlihat
menyatu dengan pusat Kota Lama Kudus.
Pengamatan yang dilakukan tahun 2003
mendapatkan hasil bahwa daerah sekitar
Menara kudus yang banyak didominasi
oleh rumah tinggal, tidak mengalami
perubahan dari data tahun 1999. Dominasi
Gambar 6. Open space di depan blok bangunan berupa rumah tinggal
Pusat Kota Lama Kudus yang cukup lebar dengan bentuk kilungan pada tepi jalan,
(Sumber : Dokumentasi, 2016) dan bentuk deret pada daerah yang
semakin menjauh pada Kawasan Menara
Perubahan Struktur Kota Lama Kudus.
Bersejarah

7
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

Perubahan ini terlihat sekitar tahun terdapat pada perluasan Masjid Al


2010 ketika mulai ada rumah di tepi Jalan Aqsha. Sedangkan untuk Menara
Menara yang digunakan untuk berjualan Kudus dan Makam tidak mengalami
dan bentuknya mengalami perubahan. perubahan.
Secara struktur kota hal ini berubah dari 3. Kawasan sekitar Pusat Kota Lama,
bentuk solid blok tunggal menjadi bentuk mengalami perubahan dari solid blok
solid blok yang mendefinisi sisi. tunggal menjadi solid blok mendefinisi
Perubahan tersebut tidak lebih dari 50% di sisi pada daerah tepi Jl Menara yang
sepanjang Jalan Menara, sehingga jika berdekatan dengan pusat Kota Lama.
dilihat pada peta figure ground hal ini Hal ini disebabkan muncul dan
tidak terlihat. Secara visual perubahan maraknya aktivitas perekonomian
tersebut terlihat nyata karena bagian yang berorientasi ke luar yaitu ke arah
rumah yang awalnya tertutup dan hanya jalan.
bisa diakses dari pintu kilungan, ketika 4. Bentuk void pada Kota Lama Kudus
berubah menjadi toko atau area komersil dapat dilihat sebagai berikut :
maka secara visual akan terbuka dan bisa a. Void berbentuk tertutup linier,
diakses dari jalan Menara secara langsung. pada jalan/gang di area permukiman
Banyak juga di dapatkan di Jalan Menara, b. Void berbentuk tertutup memusat,
bagian rumah digunakan untuk area di halaman rumah kilungan
komersil namun tidak mengubah bentuk c. Void berbentuk terbuka sentral
fisik bangunannya, jadi yang terjadi berupa pusat kota lama Kudus
hanyalah alih fungsi semata. Hal ini d. Void berbentuk terbuka linier pada
menarik untuk dilakukan penelitian sungai yang memisahkan antara kota
Lama dengan kota baru yaitu kaligelis
lanjutan karena perubahan yang terjadi
merupakan adaptive reuse dan hal ini
DAFTAR PUSTAKA
akan menjaga struktur kota Lama tetap
terjaga.
Anisa. (2008). Studi awal Pola Ruang
Berdasarkan data tersebut
Kawasan Menara Kudus. Jurnal
diinterpretasikan bahwa untuk pusat kota
Arsitektur NALARs Volume 7
Lama Kudus, tidak mengalami perubahan
Nomor 1 Januari 2008
dalam hal struktur kota. Sedangkan untuk
Fikrani Fadhilla Asha dan Agus Rochani.
area sekitar pusat Kota Lama Kudus,
(2017(. Karakteristik Koridor jalan
mengalami perubahan terutama pada
ditinjau dari Fisik Ruang. Jurnal
bagian sekitar Menara Kudus yang banyak
Planologi Vol 14 No 1 April 2017.
digunakan sebagai area komersil. Namun
Hendi Anwar. (2020). Transformasi
dapat diinterpretasikan bahwa perubahan
kawasan Hunian Menjadi kawasan
ini hanya berkaitan dengan fungsi namun
komersil. Jurnal Ilmiah Teknologi
tidak merubah struktur Kota Lama yang
dan Desain. Institut Sains dan
ada.
Teknologi Pradita Vol 1 No 2
Januari 2020
4. KESIMPULAN
Imam Djokomono dan Agung Murti
Nugroho. (2000). Identifikasi
Berdasarkan identifikasi, deskripsi, dan
Komponen Penting Kawasan dengan
interpretasi tentang Kajian Solid dan Void
Penerapan Tiga Teori Perancangan
pada Perubahan Struktur Kota Lama
Kota. Media Teknik No 4 tahun XXII
bersejarah maka di dapatkan kesimpulan:
November 2000.
1. Pada Kota Lama Bersejarah, dalam hal
Ira Dama Yanti, Izziah, Muhammad Isya.
ini Kota Lama Kudus terdapat
(2018). Konsep Zona Kawasan Situs
pembagian Pusat Kota Lama dan
Sejarah Gampong Pande Banda
kawasan sekitar Kota Lama
Aceh. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil
2. Pusat Kota Lama, secara struktur baik
dan perencanaan Vol 1 No 1 Tahun
solid maupun void dapat disimpulkan
2018
tidak mengalami perubahan yang
Jeky el Boru. (2013). Kajian Pengaruh
signifikan, karena perubahan hanya
Pembangunan Jalan Layang

8
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: 2745-6080

Terhadap Perkembangan Tata


Ruang Kawasan Janti, Desa Catur
Tunggal, Sleman. Jurnal Arsitektur
Komposisi Vol 10 No 4 tahun 2013
Moh Rosyid. (2018). Kawasan Kauman
Menara Kudus sebagai Cagar Budaya
Islam : Catatan Terhadap Kebijakan
Pemerintah Kabupaten Kudus.
Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Arkeologi
Purbawidya Vol 7 No 1 Juni 2017.
Monica Latu Melati, dkk. (2014).
Perkembangan Kawasan Pecinan
Semarang. Jurnal Arsitektur
Komposisi Vol 10 No 6 Oktober 2014
Trancik, Roger. (1986). Finding Lost
Space: Theories of Urban Design.
New York: Van Nostrand Reinhold
Company.

Anda mungkin juga menyukai