Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 6

Arsitektur Visionaris

Faikar Rafiuddin Muhtada


Muhammad Naufal Khalifardi Kurniawan
Bryantama Arsyada
PENYEDIAAN RUMAH LAYAK HUNI
DI PERKOTAAN
Pesatnya pertumbuhan penduduk di perkotaan karena urbanisasi menyebabkan tingginya
kebutuhan hunian di perkotaan, sedangkan semakin hari semakin sedikit lahan yang tersedia.
Ketidakseimbangan supply dan demand berujung pada tingginya harga lahan, memaksa
golongan masyarakat ekonomi rendah yang tidak mampu untuk hidup di hunian tidak layak,
baik hunian kumuh atau hunian illegal. Program penyediaan satu juta rumah yang
dilaksanakan pemerintah dilakukan untuk meyediakan satu juta rumah setiap tahunnya, lewat
penyediaan rumah tinggal seperti rusunawa, pemberian subsidi pembangunan rumah, dan
pemberian kemudahan perizinan pembangunan perumahan. Namun upaya ini tak lepas dari
kendala seperti terbatasnya dana dan ketersediaan lahan, serta penerapan kebijakan yang
belum efektif. Akibatnya masyarakat masih susah untuk mengakses rumah murah layak huni.
Selain itu, tak jarang penghuni perumahan yang disediakan pemerintah tak dapat menjaga
lingkungannya sehingga lama kelamaan menjadi tak layak huni.
Dari isu yang dikembangkan, kami
mengambil fokus pada kebijakan dan
program pemerintah dalam mengatasi
permasalahan penyediaan rumah layak
huni di perkotaan, utamanya program
rumah susun sederhana sewa (rusunawa)
Metode Identifikasi
Masalah

Fenomenologi Ekstrapolasi

Permasalahan seputar Rusunawa diamati Permasalahan seputar Rusunawa diusut


dari peristiwa sehari-hari yang terjadi yang lebih lanjut dengan mencari tren dan realita
didapat dari berita atau cerita dari mulut ke yang terjadi lewat media berita maupun
mulut. artikel ilmiah
Rusunawa

Rusunawa merupakan singkatan dari rumah susun sederhana sewa. Rusunawa adalah
bangunan bertingkat yang dibangun oleh pemerintah dalam satu lingkungan tempat
hunian dan disewakan kepada keluarga kurang mampu dengan cara pembayaran per
bulan. Rusunawa merupakan satuan-satuan hunian yang digunakan secara terpisah,
status penguasaanya sewa, dan fungsi utama sebagai hunian.

Pembangunan Rusunawa saat ini adalah program pemerintah yang dilaksanakan oleh
Departemen Pekerjaan Umum untuk mengatasi kawasan kumuh perkotaan
Tujuan
Tujuan & ● Tujuan didirikannya rusunawa, ialah agar terkendalinya laju
pembangunan rumah-rumah biasa yang memakan banyak lahan
Sasaran ● Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama
bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan menengan
kebawah, yang menjamin kepastian hukum dalam pemanfaatannya.
● Meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah didaerah perkotaan
dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan
menciptakan lingkungan permukiman yang lengkap, serasi dan
seimbang.

Sasaran
● Masyarakat yang terkena langsung proyek peremajaan dan
pembangunan
● Masyarakat sekitar yang berada dalam lingkup kumuh yang segera
akan dibebaskan
● Target jual ditujukan pada masyarakat berpenghasilan menengah
kebawah, dengan penghasilan antara Rp. 600.000 sampai Rp.
1.500.000
Kriteria Rusunawa
a. Dekat dengan tempat kerja
b. Memiliki tingkat interaksi yang tinggi antar warga Rusunawa, untuk mengakomodasi ini dengan
pembuatan koridor di setiap lantai dengan lebar 20% luas keseluruhan masing-masing lantai,
dan dibutuhkan ruang bersama di setiap lantai.
c. Luas hunian dapat menggunakan luas hunian tempat asal sebagai luas minimum atau bisa juga
menggunakan standar luas pusdiklat 7,2 m2/orang atau standar Kepmen 9m2/orang
d. Penghawaan rusunawa harus memiliki bukaan permanen yang cukup besar mengarah ke ruang
terbuka atau teras. Bukaan permanen udara paling sedikit adalah 5% dari luas lantai
serusunawa. Kemudian luas jendela paling sedikit 15% dari luas lantai serusunawa
e. Biaya sewa rendah, untuk setiap keluarga maksimal sekitar ⅓ bagian dari pendapatan per bulan
f. Terdapat prasarana untuk kemudahan penghuni, Hal ini meliputi jalan, air minum yang
disediakan per unit atau lantai, air bersih, sarana pengolahan air limbah seperti spetic tank dan
sumur resapan, pembuangan sampah, dan jaringan listirk dengan pasokan standar minimal 450
VA per hunian

Sumber : https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/156/rusunawa-pengertian-kriteria-persyaratan, diakses pada 8 September 2021


Ukuran Rusunawa
Ukuran rusun minimal 18m2 dan paling besar adalah 50 m2. Berikut ukuran rusun yang lebih detail :

● tipe 18, 21, 24 m2 : 1 kamar tidur, ruang tamu/keluarga, kamar mandi, dapur/pantry
● tipe 30, 36, 42, 50 m2 : 2 kamar tidur, ruang tamu/keluarga, ruang makan, kamar mandi,
dapur/pantry

Kelengkapan Rusunawa
● Jaringan air bersih yang memenuhi persyaratan mengenai perpipaan dan
perlengkapannya.
● Jaringan air listrik yang memenuhi persyaratan mengenai kabel dan perlengkapannya.
● Jaringan air gas yang memenuhi persyaratan beserta kelengkapannya.
● Saluran pembuangan air hujan yang memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas dan
pemasangan.
● Saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas dan
pemasangan.
● Saluran dan atau tempat pembuangan sampah yang memenuhi persyaratan terahadap
kebersihan, kesehatan dan kemudahan.

Sumber : https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/156/rusunawa-pengertian-kriteria-persyaratan, diakses pada 8 September 2021


Kelengkapan Rusunawa
● Tempat kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat komunikasi
lainnya.
● Alat transportasi berupa tangga, lift,atau eskalator.
● Pintu dan tangga darurat kebakaran.
● Tempat jemuran.
● Alat pemadam kebakaran.
● Penangkal petir.
● Alat/sistem alarm.
● Pintu kedap asap pada jarak- jarak tertentu.
● Generator listrik digunakan untuk rumah susun yang mengunakan lift.

Sumber : https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/156/rusunawa-pengertian-kriteria-persyaratan, diakses pada 8 September 2021


Penyebaran Rusun di indonesia
Menurut Informasi Statistik Infrastruktur PUPR Tahun 2020 berikut adalah jumlah
penyebaran rumah susun di Indonesia
Realita Pelaksanaan Program Rusunawa

Evaluasi Kebijakan Rusunawa Dalam Mengatasi Permukiman Kumuh di Kota Malang

Evaluasi kebijakan menggunakan kriteria efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan,


responsivitas dan ketepatan. Dari pelaksanaan kebijakan rusunawa didapat bahwa kebijakan
tersebut dinilai belum efektif dari segi penyediaan lahan. Pemerataan rusunawa belum optimal,
dan tak jarang tidak tepat sasaran. Responsivitas masyarakat terhadap program ini juga dinilai
kurang maksimal, terlihat dari keluhan warga rusunawa mengenai biaya dan kondisi sosial di
lingkungannya. Selain itu terdapat pula warga enggan pindah dari hunian kumuh ke rusunawa.

Sumber: Rerifki, AR. dkk. (2017). Evaluasi Kebijakan Rusunawa Dalam Mengatasi Permukiman Kumuh di Kota
Malang. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 6 No. 2., 24-28. Diakses 8 September 2021.
Kondisi Rusunawa Gunung
Sari, Surabaya
Dapat disimpulkan bahwa sarana,
prasarana dan fasilitas dalam kondisi
yang kurang baik. Meskipun dilakukan
perbaikan tetapi perbaikan yang
dilakukan tidak maksimal sehingga
permasalahan yang sama timbul kembali.
Respon pengelola yang kurang tanggap
juga menyebabkan kualitas rusun yang
kurang layak

Sumber: Wulandari, Niken. 2017. “Analisis Kualitas Pelayanan Rusunawa di


Surabaya.” Tesis. Surabaya: Institut Teknologi Surabaya.
Preferensi Masyarakat Terhadap Rusunawa

Sumber: Kusumaningsih, Suci. dkk. (2019).Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Terhadap Rusunawa Brujul. Jurnal Perencanaan Wilayah dan
Kota, Vol. 1 No. 1, 14-23. Diakses 12 September 2021.
Preferensi Masyarakat Terhadap Rusunawa

Tabel tersebut menunjukkan bahwa semua parameter yang termasuk kedalam


kelompok faktor-faktor dominan mempengaruhi rendahnya preferensi masyarakat
terhadap Rusunawa. Dapat disimpulkan bahwa faktor keadaan rusun merupakan faktor
dominan yang paling berpengaruh dalam rendahnya preferensi masyarakat terhadap
Rusunawa dengan nilai sebesar 71,89%.
Analisis Faktor Berpengaruh Terhadap Kepuasan Penghuni Rumah
Susun Sewa

Dari realita yang sudah ada, dapat kita simpulkan, bahwa adanya
berbagai ketidakpuasan dalam terselenggaranya program rusun:

● Atribut fisik rusun yang sebagian besar tidak terawat


● Besarnya tarif sewa yang berlaku sekarang
● Tidak adanya perawatan rutin bangunan
● Kelengkapan sarana prasarana

Sumber : http://jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/view/3/3, diakses 8 September 2021


Rusunawa, Solusi atau Masalah Baru
Bagi Jakarta?

Harga lahan yang mahal membuat


pembangunan rusunawa dilakukan di
daerah pinggiran Kota dan memaksa
masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) tinggal jauh dari pusat kota.

Selain itu, pemeliharaan gedung dinilai masih bermasalah. Dana pemeliharaan rusunawa berasal dari
subsidi pemerintah dan bukan dari penyewa, namun penyewa masih sering mengeluhkan lambarnya
perbaikan fasilitas di rusunawa. Tak jarang penyewa menunggak dalam membayar sewa.

Sumber:
https://properti.kompas.com/read/2018/07/25/131356421/rusunawa-solusi-atau-masalah-baru-bagi-jakarta?page=all,
diakses 8 Spetember 2021
Identifikasi Masalah
Dari penjabaran isu sebelumnya, kami berpendapat bahwa terdapat beberapa
permasalahan Rusunawa di daerah urban

1. Sarana dan prasarana Rusunawa serta pemeliharaanya belum memadai untuk


menciptakan hunian layak huni
2. Masyarakat yang enggan pindah ke Rusunawa karena berbagai alas an
3. Pendirian Rusunawa belum merata dan tak jarang tidak tepat sasaran
4. Pelaksanaan kebijakan Rusunawa dinilai belum efektif untuk mengatasi hunian
layak huni di daerah urban

Sarana dan Prasarana rusunawa yang belum memadai menjadi permasalahan utama,
karena dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat yang tinggal di rusunawa.
Kualitas hidup yang rendah menjadi salah satu alasan masyarakat enggan pindah ke
rusunawa. Pada akhirnya tingkat okupansi dan kepuasan tinggal di rusunawa yang
rendah menyebabkan keseluruhan kebijakan rusunawa yang disusun pemerintah
menjadi tidak maksimal.

Anda mungkin juga menyukai