Anda di halaman 1dari 9

RES Tugas 1. Dikumpulkan pada saat kuliah RES pertemuan ke2.

IDENTIFIKASI
FAKTOR PENYEBAB PERMASALAHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
SERTA ALTERNATIF SOLUSINYA

Lakukan survey tentang factor-faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan perumahan dan kawasan permukiman dan usulan solusinya.
Beberapa permasalahan yang layak dikaji antara lain backlog, slum, squatter, banjir, kekeringan, panas/ pengap, rumah roboh karena gempa
bumi, angin putting beliung, kebakaran, kriminalitas, kenakalan anak-anak dan sebagainya.

Survey boleh dilakukan secara primer maupun sekunder. Survey primer: survey secara langsung ke lapangan. Survey sekunder: membaca
dokumen-dokumen, baik berupa jurnal ilmiah, laporan penelitian, lipUtan media masa, dsb.

Informasi yg harus dirangkum antara lain:


- Lokasi
- Luas kawasan
- Jenis dan gambaran umum permasalahan
- Jumlah penduduk di lokasi bermasalah
- Factor penyebab masalah
- Alternatif solusi yang diusulkan
- dsb

Matrik Identifikasi

Permasalahan Backlog Slum Squatter Kekeringan Banjir Kebakaran


Perumahan
dan
Permukiman
- Lokasi Kelurahan Kota Langsa, RT 01 RW 02, Kota Dusun Pamor, Bantaran Sungai Kelurahan
Pengawu, Gampong Telaga Pangkalpinang. Desa Banjardowo, Walannae, Lingkas Ujung
Tawanjuka, Palupi, Tujuh, Aceh Kelurahan Opas Indah, Kecamatan Kelurahan Kota Tarakan
Petobo dan RT 01 RW 02 Kradenan, Salomenraleng,
Kawatuna, di Kabupaten Kabupaten
Kecamatan Palu Grobogan. Wajo, Sulawesi
Selatan Selatan
Kota Palu
- Luas 61,35 km2 Luas 5,94 ha ± 2 Hektar 919,90 km2 45.764,53 km2 133,69 km2
kawasan
- Jenis Pertumbuhan dan Tingkat KDB Rata-rata : 75 – Berdasarkan hasil Akibat Karakteristik
dan perkembangan kota kepadatan bangunan 95 % analisis neraca air pendangkalan permukiman di
gambara yang di permukiman Kondisi Rumah : 40 % diketahui bahwa sungai Kelurahan
n umum menunjukkan Gampong Telaga rumah yang ada di secara kuantitas Walannae pada Lingkas Ujung
permasa kecenderungan Tujuh termasuk lokasi ini dapat curah bagian hilir nya berupa
lahan terus tumbuh dan tinggi, Kriteria dikatakan kumuh hujan tahunan yang sehingga paling perkampungan
berkembang sejalan persyaratan teknis karena merupakan turun di lokasi sering pesisir di atas
dengan makin bangunan dapat rumah temporer yang penelitian menimbulkan air. Tipologi ini
meningkatnya disimpulkan bahwa tidak memenuhi cukup besar yaitu banjir bandang, cenderung
jumlah penduduk rumah yang tidak syarat-syarat 1.833 mm pada yang meluap memiliki
baik karena adanya sesuai persyaratan kesehatan. tahun secara tiba-tiba struktur
tingkat teknis bangunan Kondisi Ekonomi : 2015. Menurut akibat dari hujan bangunan semi
urbanisasi (migrasi) hunian Pekerjaan masyarakat Purwanto (2016) deras di hulu permanen,
yang tinggi ataupun merupakan rumah umumnya swasta 50 berdasarkan sungai kepadatan tinggi
perkembangan yang tidak layak huni %, buruh 25 %, data tahun 2006- dan rawan
alamiah yang sedangkan rumah pedagang 10 %, 2014, curah hujan terhadap
berakibat pada yang sesuai dengan nelayan 10 % dan PNS rata-rata bencana.
semakin standar teknis 5 %. Penghasilan rata- tahunan di lokasi Tingkat
bertambahnya bangunan hunian rata berkisar antara kajian 2.025 mm kekumuhan di
beban sarana dan merupakan Rp. 500.000 – dengan Kelurahan
prasarana rumah layak huni. Rp.750.000,- rata-rata hari hujan Lingkas Ujung
lingkungan yang kualitas jalan Kondisi Prasarana : 111 hari. Besarnya Kota Tarakan
sudah ada. di permukiman Jalan lingkungan curah hujan beragam, RT
1) Kondisi aktual kumuh Gampong dalam kondisi sedang tahunan tersebut dengan kategori
tata ruang yang ada Telaga dengan konstruksi tidak memberi paling kumuh di
menunjukkan Tujuh bahwa total berupa jalan rabat gambaran suatu RT 6 dan 11,
bahwa wilayah panjang jalan beton; penangan wilayah aman atau sedangkan RT
studi sebagaimana lingkungan limbah domestik tidak dari lainnya
rencana yang sudah dalam keadaan buruk bahaya potensi termasuk
penggunaan lahan diperkeras sebesar (dibuang ke kekeringan kategori paling
umumnya tidak 470 meter pekarangan); air bersih hidrologis. kumuh sedang.
mengalami dengan luas area dalam kondisi sedang, Hasil analisis RT yang
perubahan terlayani sebesar terdapat hidran air menunjukkan termasuk sangat
sebagaimana 0,62 ha. tetapi tidak berfungsi; bahwa rawan
peruntukannya Jalan yang belum kondisi persampahan sebagian besar kebakaran
sebagai diperkeras sebesar di lokasi ini buruk, curah hujan yang adalah RT
kawasan 1880 walaupun sudah jatuh di 2,3,8,14,16 dan
permukiman. meter. terdapat sarana lokasi penelitian 18. Tingkat
2) Backlog di angkutan sampah akan hilang melalui kerawanan
wilayah studi untuk namun masih banyak proses kebakaran di
tahun 2006 sampah yang evapotranspirasi permukiman
adalah sebanyak berserakan karena yaitu sebesar kumuh
1.681 unit. lokasi ini merupakan 57,26% dipengaruhi oleh
Sementara jumlah daerah bantaran sungai (1.049,6 mm), kepadatan
rumah kategori sehingga ada pengaruh sedangkan potensi bangunan,
sederhana dan semi pasang surut air laut; terjadinya aksesbilitas,
permanen penerangan dalam aliran permukaan struktur
yang memerlukan keadaan baik. tahunan hanya bangunan dan
upaya peningkatan sebesar sumber air.
kualitas 42,74% (783,44 Semakin padat
adalah sebanyak mm) (Gambar 1). bangunan di
5.063 unit. Jika dilihat grafik suatu wilayah,
3) Pemberian IMB perbandingan maka kondisi
untuk bangunan antara lingkungan akan
rumah tinggal curah hujan dan semakin buruk.
dari tahun 1995 s/d evapotranspirasi
2005, khususnya di potensial
Kecamatan Palu bulanan (Gambar
Selatan, baru 2), maka terdapat
mencapai 3.774 beberapa
unit rumah atau bulan yang rawan
masih terdapat terjadi kekeringan.
sebanyak Defisit air yang
21.543 unit atau terjadi
85% rumah yang selama kurun
belum waktu enam bulan
memiliki IMB. cukup
4) Proporsi membahayakan.
perumahan yang Pada bulan Mei
dibangun secara sampai
swadaya dengan Oktober,
masyarakat masih defisit air sebesar
jauh lebih besar 676,82
mm dan hanya
mampu
ditanggulangi oleh
sisa
aliran permukaan
(RO) sebesar
133,54 mm,
sehingga pada
bulan-bulan
tersebut masih
terjadi defisit air
sebesar 543,28 mm.
- Jumlah 25.317 unit rumah Penduduk 1.574 jiwa 75 KK, 60 Unit 304 KK 8.500.000 juta 2369 Rumah
pendudu yang terdiri dari 420 Rumah jiwa
k di KK.
lokasi
bermasa
lah
- Factor 1) Tingkat 1. Tidak 1. Kondisi fisik : 1. Pada Bagian hulu 1. Kepadatan
penyeba kepadatan memadainya kondisi bangunan pertengahan bulan sungai ini Bangunan :
b penduduk di ketersediaan air yang umumnya Juni sumur-sumur semakin dalam semakin padat
masalah Kelurahan Lolu minum yang aman yang berupa rumah masyarakat Dusun dan melebar bangunan di
Selatan termasuk (inadequate access to temporer, Pamor, permukaanya, suatu wilayah,
kategori safe water); kepadatan sudah mengering. dan bagian hilir maka kondisi
menengah/sedang, 2. Tidak bangunan tinggi Akibatnya permukaan lingkungan akan
sementara memadainya (KDB > 70 %) masyarakat sungainya juga semakin buruk.
kelurahan lainnya ketersediaan sanitasi 2. Kondisi ekonomi : mencari air di semakin 2. Aksesbilitas :
masih ketegori beserta umumnya sebagai lokasi terdekat melebar namun faktor
rendah. infrastrukturnya(inad pegawai swasta yang masih mendangkal, kemudahan
2) Kelurahan equate dan buruh harian, terdapat air. karena erosi akses memiliki
Kawatuna memiliki access to sanitation sehingga 2. Eksploitasi air andil besar
prosentase and other pendapatan yang berlebihan di dalam
keluarga miskin infrastructure); perkapita relatif bagian hulu sungai kekumuhan dan
yang paling besar, 3. Kualitas bangunan kecil. tersebut bahaya
yakni 64% yang rendah (poor 3. Ketersediaan menyebabkan kebakaran.
dari jumlah structural of infrastruktur tidak distribusi air yang 3. Kondisi
keluarga yang ada, housing); sebanding dengan tidak merata/adil bangunan :
dan termasuk 4. Ruang huni yang kebutuhan secara tipologi
kategori wilayah padat masyarakat seperti spasial dan permukiman
dengan jumlah (overcrowding); air bersih, sanitasi, sektoral. Hal ini kumuh adalah
penduduk 5. Status hunian yang dll. menyebabkan bangunan
miskin tinggi. tidak aman (insecure 4. Lokasi berada pada kelangkaan air di dengan struktur
Sementara residential status). bantaran sungai bagian hilir daerah semi dan non
kelurahan lainnya sehingga aliran permanen.
masih di bawah dipengaruhi oleh sungai (DAS). 4. Ketersediaan
50%. pasang surut air air : air adalah
3) Prosentase laut, pada bulan sumber vital
jumlah usaha desember dimana dalam
ekonomi penduduk curah hujan tinggi penanganan
berskala kecil mengakibatkan kebakaran.
menurut kelurahan daerah ini Permukiman
bervariasi tergenang. kumuh
antara 1% sampai cenderung
dengan 9%. memiliki sarana-
prasarana yang
buruk.
- Alternat Meningkatkan Pemerintah Kota Beberapa program-Karena curah hujan Masyrakat Upaya
if solusi kualitas lingkungan Langsa telah program sebagai upayadi lokasi kajian cukup cerdas partisipasi
yang perumahan melaksanakan pengendalian cukup tinggi dan menindak lanjuti masyarakat
diusulka yang kondisi buruk program-program lingkungan kumuhbencana kekeringan kebencanaan dalam kegiatan
n di terkait usaha adalah sebagai
terjadi secara teknis sarana –
tiap kelurahan perbaikan perbaikan berikut : umumnya terjadi bangunan, yaitu prasarana
dengan lingkungan, pada bulan Mei- struktur dan lingkunan
1. Penyuluhan
melaksanakan diantaranya Oktober, konstruksi permukiman,
Kesehatan
program antara lain adalah program maka usaha yang bangunannya mengangkat
Lingkungan
berupa Dukungan peningkatan sarana Penyuluhan sebaiknya dapat topik mengenai
Prasarana dan kesehatan dilakukan yakni Mengantisipasi perilaku
dan Sarana Dasar prasarana lingkungan pengembangan bencana air masyarakat yang
Permukiman (PSD permukiman, bertujuan untuk teknik pemanenan tergenang, menyebabkan
Perkim) penyehatan meningkatkan air hujan memadukan kekumuhan.
sesuai standar lingkungan pengetahuan (seperti: embung; material Mewujudkan
pelayanan dan dan persampahan, masyarakat sumur, bak, dan tembok-beton, pesisir Kota
Meningkatkan program percepetan tentang kolam tembok-beton Tarakan menjadi
kualitas rumah sanitasi permukiman, pentingnya upaya tampung air hujan; pada bagian waterfront city.
sederhana dan semi dan program menjaga serta sumur resapan bawah (pondasi, Dalam hal ini
permanen yang penyediaan kesehatan di sekitar sumur kolom dan balok akan dilakukan
dibangunan secara air bersih, namun lingkungan masyarakat yang beton) dan kayu peremajaan
swadaya perlu tidak mampu dengan bagian pada bagian atas terhadap
dilakukan melalui mengurangi menerapkan pola bawahnya kedap (lantai, dinding permukiman
kredit mikro permukiman kumuh. hidup sehat air). Bangunan dan lain-lain kumuh tepi
perumahan untuk sebagai upaya tersebut pantai di
perbaikannya menciptakan dapat digunakan Kelurahan
dengan masyarakat yang untuk menyimpan Lingkas Ujung
pemberdayaan sehat. air di guna
pembangunan 2. Pembinaan musim penghujan meningkatkan
berbasis masyarakat sadar dan dimanfaatkan kualitas
kelompok Lingkungan di musim Lingkungan.
masyarakat yang Kegiatan ini kemarau.
pembiayaannya berbentuk
dikaitkan misalnya kegiatan yang
dengan kredit terpogram dan
UKM dan Subsidi mengarah kepada
BBM. terwujudnya
masyarakat yang
sadar lingkungan.
3. Pembangunan
Infrastruktur
Publik
Keterbatasan
sarana dan
sanitasi
lingkungan di
Kawasan Kumuh
perlu diatasi
dengan
pengadaan
infrastruktur
sanitasi
lingkungan.
4. Pemberdayaan
Ekonomi
Masyarakat
Pemberdayaan
ekonomi
masyarakat dapat
dilakukan dengan
pengadaan
program-program
pemberdayaan
sesuai dengan
potensi
karakteristik
daerah.
5. Peningkatan
Kualitas
Pendidikan
Masyarakat
Upaya mengatasi
rendahnya tingkat
pendidikan yang
menjadi faktor
pendorong
munculnya
kawasan kumuh
perlu diatasi
dengan
melakukan
peningkatan
kualitas
pendidikan
masyarakat.
6. Pengelolaan
Kawasan
Bantaran/
Sempadan
(Sungai, Pantai,
Danau, KA,
SUTET, dll)
Pengolahan
kawasan bantaran
/ sempadan dapat
dilakukan berupa
penguatan
peraturan tentang
pemanfaatan
daerah bantaran /
sempadan sebagai
daerah
konservasi.
7. Peningkatan
Kesehatan
Masyarakat Salah
satu
permasalahan
yang terjadi
dilokasi kumuh
adalah
menurunnya
kesehatan
masyarakat
terutama sebagai
akibat penyakit
yang ditimbulkan
oleh kondisi
lingkungan yang
buruk.

Sumber Gani Akhmad, Dini Solehati, Mirza Haryanto, Asep. 2007. Perilaku Konsumsi Beddu, Syarif Oktaviansyah,
Dokumen Abdul. 2007. Irwansyah, Irin Strategi Penanganan Air Pada Musim Ananto Yudono, Evans. 2012.
Identifikasi Caisarina. 2017. Kawasan Kumuh Kemarau Di Dusun dkk. 2017. Penataan
Perumahan dan Identifikasi Sebagai Upaya Pamor, Kabupaten Perumahan Permukiman
Permukiman karakteristik Menciptakan Grobogan Permukiman di Kumuh Rawan
di Kecamatan Palu permukiman kumuh Lingkungan Jurnal Penelitian Bantaran Sungai Bencana
Selatan Kota Palu. Gampong telaga Perumahan Sosial dan Walannae yang Kebakaran Di
Majalah Ilmih tujuh, kota langsa, dan Permukiman yang Ekonomi Adaptif dengan Kelurahan
Teknik aceh. Jurnal Teknik Sehat Kehutanan Vol. 14 Lingkungan Lingkas Ujung
“MEKTEK”, 9(1), Sipil. 1(2), 349-358. (Contoh Kasus: Kota No.3, 2017 : 157- Kebanjiran. Kota Tarakan.
46-53. Pangkalpinang). 169 Jurnal Plano Vol. 14. No.(2).
Jurnal PWK Unisba, Permadani, 6(1), Hal:141-150.
7(2), 11-37 85-96
Jurnal 3

Anda mungkin juga menyukai