Anda di halaman 1dari 52

STRATEGI NEW NORMAL PADA INTERIOR

BANGUNAN PUBLIK
Kasus Covid-19 hingga Maret 2021

9 Januari 2020
Kematian
pertama di Kota
Wuhan, Cina 11 Maret 2020

WHO mengumumkan
COVID sebagai global
Maret-Nov 2020 pandemic

The World
Shuts Down
Desember 2020

Ner Hope: Vaksin


Jan-Juli New Mutation
(Sekarang) 2021

Vaksinasi
Open-/re-opening
Public Spaces Juli-Sept 2021

PPKM Level 1-4

What’s Next

COVID-19
MILESTONES
Mutasi Virus Corona
Perkembangan
Vaksinasi
LANGKAH PENCEGAHAN PENYEBARAN
THE EFFECTS OF COVID-19
1. Perubahan pola interaksi sosial
2. Seluruh aktivitas harus dijalankan dari dalam rumah (WFH, SFH)
3. Perubahan persepsi akan standar kebersihan dan kesehatan lingkungan
4. Ketergantungan akan virtual life meningkat
5. Perubahan kondisi perekonomian (serta profesi)
6. Stress dan kelelahan
Perubahan pola interaksi sosial
Coronavirus has
stolen our most
meaningful ways
to connect
(Nobilo, 2020)

Sebelum komunikasi verbal (lisan dan tulisan) berkembang,


komunikasi non-verbal adalah akar komunikasi yang paling dalam:
• Bahasa Tubuh
• Sentuhan
• Penggunaan Ruang Fisik

Menjadi “Manusia”
LIFE AFTER COVID-19
Bahasa tubuh.

Before

Ekspresi Keterikatan Imunitas


Hormon Oxytocin
wajah emosional meningkat

After
LIFE AFTER COVID-19
Sentuhan.

The healing power of touch


Reseptor Memperlambat Menghentikan Imunitas meningk
Sentuhan tekanan pelepasan hormon
sistem saraf
bawah kulit stress
Before
After
Virtual connection
Koneksi virtual tidak akan pernah bisa
menggantikan sentuhan dan kehadiran secara nyata
.

Walaupun interaksi telah digantikan, namun tidak


menunjukkan kedekatan secara fisik, emosional,
dan biokimia.
LIFE AFTER COVID-19
Sentuhan. Sense of Touch
Manusia memiliki kemampuan luar biasa
untuk mengenal dan mendekati obyek-obyek
serta lingkungan sekitarnya melalui koneksi
sentuhan jari, Xreseptor pada jari akan
mengirimkan data ke otak selama benda itu
bersentuhan langsung dengan kulit.

After Dengan begitu, manusia akan ”paham”


terhadap sikon sekitarnya dan bisa
memutuskan perilakunya.
Before

Touchless
Peneliti Amerika mengungkapkan Virus
COVID-19 yang hinggap di permukaan
material plastic dan aluminium dapat
hidup hingga 72 jam (walaupun belum ada
kasus pasien yang terkena COVID 19
melalui permukaan material)
LIFE AFTER COVID-19
Jarak dan personal space.

Before

Proxemics | Edward T. Hall (1966)


4 jenis jarak atau ruang antar pribadi:
• Intimate Space (<0,45 m): sifat intim dan akrab, (orang Studi yang menelaah persepsi manusia atas ruang
tersayang) (pribadi dan sosial), cara manusia menggunakan
• Personal Space (0,45-1,2 m): jarak komunikasi antar 2 ruang, dan pengaruh ruang dalam berkomunikasi.
pribadi (keluarga, teman baik) Hubungan dan jarak tubuh manusia satu sama lain
• Social Space (1,2-3,6 m): kedekatan yang dimungkinkan menentukan rentang perilaku sosial.
dalam suatu komunikasi kelompok (kenalan, relasi) Jarak-jarak ini akan sangat dipengaruhi oleh umur,
• Public Space (>3,6 m): jarak dalam komunikasi kepada
gender, culture, karakter, dstnya
sekelompok public (semua orang)
Public Space
Jarak dan personal space.
Manusia akan
membentuk batas
tak tampak ketika
berinteraksi dengan
manusia lain Social Space
termasuk ketika
berada pada ruang
Social Space
publik.

Before

COVID-19
merubah standar Personal Space Intimate Space
personal space
manusia ketika
berada dalam ruang
publik, dan
berbentrokan
dengan standar
yang sudah ada

After
Standar personal distancing pada beberapa
negara
Nama Negara Jarak Personal
South Korea, Saudi, 200 cm
Canada, Argentina,
UK, Brazil
USA 183 cm
German, Mexico, 150 cm
Turkey, Greece, Spain,
Portugas
Italia, India, Cina, 100 cm
Hongkong

Standar personal distancing menurut


beberapa badan kesehatan
Jarak Personal
FACT. US CDC 180 cm
Peneliti MIT menemukan
WHO 100 cm
fakta droplets dapat
bergerak sejauh 8 meter Africa CDC 100 cm
European Union 150 cm
Peneliti di Wuhan Aviation Agency
COVID-19 menemukan virus COVID-
Distancing 19 di udara dalam jarak 4
meter dari pasien yang
Guidelines
terinfeksi
Faktor situasi:

Jumlah partikel yang dikeluarkan sangat


bergantiung dengan bagaimana cara mereka
dikeluarkan, apakah dengan batuk, bersin,
berbicara,tertawa atau bernyanyi

Droplets kecil dapat bergerak lebih jauh daripada


yang berukuran besar.

Arus udara dapat mendorong partikel lebih jauh


dan membuatnya bersirkulasi ulang. Kurangnya
udara segar memungkinkan partikel menumpuk

Semakin banyak waktu yang kita habiskan di luar,


maka semakin tinggi resiko terpapar partikel
tersebut.
The risk is higher indoors......
Aktivitas bernapas membuat tubuh kita terkena virus di
udara sekitar kita.
Pada ruang terbuka, jumlah virus biasanya lebih sedikit,
namun pada ruang yang tertutup dengan sistem
ventilasi yang buruk, konsentrasinya akan Fact 2. Workplace
meningkat. 97 pekerja dalam satu kantor
Call Center yang berada dalam
satu lantai yang sama pada sisi
bangunan kantor yang sama di
FACT 1. Indoor Spaces Seoul terkonfirmasi COVID-19.
Pada penelitian 120 4 dari 5 kasus terjadi Proximity di antara para
kota di Cina, dari 318 di dalam rumah pekerja memainkan peran yang
penting
kasus hanya 1 yang
terpapar di ruang
terbuka 1 dari 3 kasus
melibatkan alat
transportasi umum

Kasus-kasus yang lain terjadi di restaurant,


shopping mall, pusat2 entertainment.
Fact 3. Poor Ventilation
112 orang di Seoul, terkonfirmasi positif
ketika sedang melakukan aktivitas fisik di
Gym yang tertutup. Aktivitas fisik yang
intense pada ruang tertutup dapat
meningkatkan resiko terpapar COVID-19

Antara lain: Bangunan Lembaga


Permasyarakat dan Ruang Perawatan Fact 4. How load you talk
Aktivitas bernyanyi dan berbicara
keras pada ruang tertutup dapat
meningkatkan resiko terpapar.

61 anggota Chorale group bertemu


selama 2,5 jam, 1 yang terinfeksi
menulari 52 lainnya.

59 dari 78 anggota PS Katedral Berlin


terinfeksi pada 9 Maret 2020

107 orang terinfeksi ketika menjalankan


ibadah Gospel Christian Baptist pada 10
Mei 2020
PHYSICAL SAFETY 1.
Penanganan keamanan fisik bagi orang-orang yang
terlibat dengan ruang publik, karena mereka harus
dapat berinteraksi tanpa risiko sakit.

PSYCHOLOGICAL
COMFORT 2.
Memastikan orang merasa nyaman secara mental dan
emosional di dalam ruang publik .

NEW NORMAL
INTERIOR DESIGN IN INDOOR PUBLIC SPACES
Re-opening

NEW NORMAL
Grand Design Personal Distancing
Re-layout ruang
• Penataan sirkulasi yang melibatkan personal distancing
space (1.00-2.00 meter)
• Seating limitness
• Pembatasan pengunjung (1/3 dari kapasitas maksimal ruang)

Ventilation and
Indoor Open-Air Space
Re-design sistem ventilasi
(penghawaan alami lebih
diprioritaskan, untuk buatan lebih
baik menggunakan penghawaan
buatan dengan arah aliran udara
vertikal-bukan horizontal)

Aplikasi pada Cabin Pesawat


Re-opening

NEW NORMAL
Grand Design Ventilation and
Let the outside in Indoor Open-Air Space
Memperbanyak ruang interior yang terbuka, konsep terbuka dapat
berupa taman dalam, teras, void terbuka, dstnya, untuk
memaksimalkan aliran udara segar (bila memungkinkan), memberikan
akses udara masuk ke dalam ruangan dalam bentuk jendela atau
ventilasi.
Grand Design Re-opening

NEW NORMAL
OPEN PLAN &
Barriers for safety
Bringing People Together but Keeping Them Apart
Layout terbuka serta penataan furniture yang dapat
meminimalisir kemungkinan “kontak fisik” namun tetap
“menyatukan” (pemanfaatan barrier transparan, pemanfaatan
tanaman indoor/elemen dekorasi yang dapat ”mengarahkan
jarak sosial yang aman”)
Grand DesignRe-opening

NEW NORMAL
Signage
Informative Signage
Signage didesain informatif menyampaikan protokol
kesehatan, serta sebagai penunjuk arah sehingga dapat
meminimalisir kontak.
Re-opening
Grand Design

NEW NORMAL
Touchless
devices
Pemanfaatan teknologi sensor
pada beberapa elemen ruang
yang mengharuskan
”sentuhan” seperti pintu,
kran/toilet flush yang akan
diakses banyak orang.

Material
Improved material with healthy aspects consideration
Melapisi area pada ruang yang akan diakses oleh manusia
dengan cat antimikroba, pemanfaatan
tembaga/perunggu/kuningan (virus mati dalam 4 jam)yang
memiliki sifat antimikroba, ataupun lapisan cardboard ( virus
mati dalam 24 jam)
Grand Design Re-opening Prioritize

NEW NORMAL
Safety Comes First Public health
Area entry dan exit dilengkapi dengan area screening dan
sanitizing station, selain itu pada beberapa titik pada
ruangan juga dilengkapi dengan perangkat sanitizing.
Menciptakan alur kunjungan yang aman dalam mengakses
ruang publik
PLIKASI

Biophilic Design:
Making the office more like the outdoors
— with filtered air and good ventilation —
will be a priority post-pandemic. (Living
wall, University of New England in
Biddeford, Maine)
Penataan outdoor furniture dengan menerapkan safety personal
distancing pada ruang publik terbuka di Eropa
Workplace design in New Normal –
separated desk with transparant barriers
STANDARDS
Workplace design in New Normal – Lobby
-separated sofa for personal safety
1. Mempekerjakan barista/tukang masak sehingga dapat mengurangi berpergian keluar
2. Jarak sosial “baru” antar manusia yaitu +2 m
3. Tersedianya penyekat plastik antar meja
4. Touchless door
5. Mengusahakan jendela untuk selalu terbuka, meningkatkan ventilasi,
6. Memberikan fasilitas kebersihan pada pintu masuk kantor dan area kantin/makan
7. Menyediakan lebih banyak ruang parkir sepeda
8. Menambah jam kerja yang lebih fleksibel (sebagai contoh dengan memperbanyak shift)
9. Menata ulang workstation dengan memberi jarak 1 meja kosong di antara 2 orang
10. Meeting space bukan ruang meeting (ruang yang digunakan untuk meeting lebih luas dan tidak
tertutup)
11. Pekerja yang masuk maksimal berjumlah 1/3 dari kapasitas kantor, sehingga setiap pekerja akan
mendapat space social yang lebih besar
12. Penataan jarak pada dapur dan area makan, kurang lebih 2 meter antar manusia
School design in New Normal – class-
separated desk for personal safety
Kelas single (72 m2)
Sebelum pandemic: 24 bangku (3m2/anak
Setelah pandemic: 12 bangku (6m2/anak)

3.2.2 Pindahkan furniture, peralatan dan bahan ajar yang tidak penting untuk meningkatkan luasan
area lantai dan memudahkan pembersihan

3.9.8 Menambah penanganan akustik sehingga siswa tetap dapat mendengar dan didengar
walaupun menggunakan masker (sebagai contoh penggunaannya pada plafond)

3.5.4 Menyediakan ruang cuci tangan yang higienis dekat dengan pintu masuk-keluar

3.5.5. Menyediakan dispenser air tanpa sentuh

3.4.2. Memasang signage area higienis, pembersihan dan sanitizing yang mudah terlihat oleh staf
dan siswa

3.2.4 Memastikan tong sampah tanpa sentuh diletakkan pada area entrance/pintu masuk

3.2.1. Penataan bangku kosong dengan arah hadap yang sama

3.4.5. Beri tanda pada permukaan lantai untuk menggambarkan sirkulasi/lokasi perabot

3.2.1. Sediakan pengunci pada roda bangku untuk. Mengurangi pergerakkan bangku

3.7.6 Sediakan conference dan aplikasi sharing file untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh.
Kelas double (144 m2)

Sebelum pandemic: 48 bangku (3m2/anak

Setelah pandemic: 24 bangku (6m2/anak)

3.2.2. Meningkatkan luasan area lantai dengan membuka partisi yang movable

3.1.3. Menyediakan program ruang luar

3.3.5. Memanfaatkan cahaya alami pagi bila memungkinkan

3.6.1. Memanfaatkan jendela yang dapat membantu memasukkan udara ke dalam ruangan

bila memungkinkan

3.9.8. Meningkatkan penanganan akustik melalui penyediaan peralatan personal headset,

mic, dan speaker bagi guru terutama pada ruang yang besar ketika menggunakan masker.

3.2.2 Pindahkan loker pada koridor untuk akses jalan yang lebih luas

3.2.1. Penataan bangku kosong dengan arah hadap yang sama


Loker (kamar ganti)

Direkomendasikan untuk 8-12 siswa

3.4.8. dan 3.5.6 Pasang penutup toilet dan tanda pengarah agar tutup toilet tertutup terlebih dahulu
sebelum proses menyiram

3.2.3 atau 3.9.2. Kunci setiap pintu kamar mandi untuk membatasi akses dan pastikan jarak antar
perabot sebesar 1,8 m atau modifikasi pintu toilet

3.5.3 Ganti tombol flush dan kran dengan peralatan tanpa sentuh (sensor)

3.2.3 Batasi akses masuk toilet dengan menggunakan penataan jarak perabot sebesar 1,8 m

3.9.5 dan 4.2.10 Sediakan tempat sabun mandi dan tissue tanpa sentuh , dan pindahkan
pengering tangan

4.3.1 Setelah transisi kelas, tingkatkan kebersihan dan pembuangan sampah

3.3.4. Bila memungkinkan rancang ulan area masuk kamar mandi tanpa pintu
Christophe Gernigon
seorang desainer
interior memanfaatkan
waktu liburnya selama
lockdown untuk
menghasilkan konsep
lonceng plexiglass
transparan yang
menggantung yang
dipastikan dapat
menjadi penghalang
minimal antar
pelanggan dalam
restaurant

Dine Out in New


Normal
The Plex’Eat concept
Mediamatic ETEN, Amsterdam

Isolated dining greenhouse


area makan privat
outdoor spaces menjadi bagian dari penataan interior
restaurant
Desainer Frédéric Tabary telah mengembangkan konsep sekat
plexiglass untuk menjaga jarak antara kelompok individu dan
pengunjung lainnya. ”The Plexy corner”
Nail Salon in New
Normal
Informative Signage in New Normal
APLIKASI STRATEGI NEW NORMAL :
TOKO

BEFORE AFTER
DETAILL 01. CEILING/ PLAFOND 02. WALL/ DINDING

Dekorasi pada dinding. Dengan bentuk


lengkung yang memberi kesan dinamis
pada interior Swa Mart. Dan penggunaan
warna cokelat serta tanaman
mempertegas tema ruang yaitu biophilic
desain.
Penggunaan dekorasi pada ceiling/ plafond interior minimarket. Yang mana
dengan bentuk segitiga siku siku dengan ukuran 60 x 60 cm.

03. WALL/ DINDING 04. FLOOR/ LANTAI

Detail arsitektural yang ke-


empat pada interior Swa
Mart ini adalah penggunaan
signage protokol kesehatan
yang terletak pada lantai.
Dekorasi pada dinding. Sebagai Warna yang digunakan
signage interior Swa Mart area menggunakan warna biru
kecantikan. Dan penggunaan warna sebagai petunjuk arah
cokelat serta tanaman mempertegas sirkulasi pada ruang
tema ruang yaitu biophilic desain.
APLIKASI STRATEGI NEW NORMAL :
CAFE
CONCLUSION

TERIMAKASIH
Stay safe, stay healthy, stay happy

Anda mungkin juga menyukai