Interaksi Sosial Di Masa New Normal
Interaksi Sosial Di Masa New Normal
Disusun oleh
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan hubungan sosial sebagai sarana interaksi
sosialnya dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya interaksi pada
manusia dengan manusia lainnya dapat menjadikannya memiliki nilai dan arti. Interaksi sosial
dapat diartikan sebuah hubungan dengan pengaruh timbal balik dari individu ke individu,
kelompok ke individu dan kelompok ke kelompok. Interaksi sosial merupakan bagian dari
dinamika sosial yang ada didalam masyarakat sehingga dipastikan hubungan-hubungan
masyarakat akan mengalami perubahan. Menurut Elly dan Usman dalam (Muslim, 2013)
interaksi sosial adalah hubungan sosial yang bersifat dinamis pada hubungan perseorangan,
kelompok dengan perseorangan dan juga kelompok dengan kelompok1. Oleh karena itu dengan
adanya interaksi sosial maka dipastikan akan adanya perubahan-perubahan didalam
masyarakat yang akan membentuk suatu hal yang baru juga. Setiap perubahan yang satu
dengan perubahan yang lainnya akan terjadi secara sambung-menyambung dari generasi yang
satu ke generasi yang lainnya sepanjang zaman.
Interaksi sosial tidak akan pernah dapat dihindarkan oleh manusia di dalam lingkungan
masyarakat. Sebab dengan adanya interaksi kebutuhan sosial manusia dapat terpenuhi demi
melanjutkan kehidupan. Akan tetapi di awal tahun 2020 interaksi masyarakat teranggu dengan
datangnya wabah baru yang dapat menyebar dengan sangat mudah dan cepat, disebut dengan
Covid-19 atau (Corona Virus Disease 19). Hadirnya virus ini membuat pemerintah seluruh
dunia serentak mengeluarkan kebijakan darurat untuk menahan masyarakatnya di rumah
masing-masing demi penangan virus dan meminimalisir adanya interaksi pada masyarakat
secara luas.
1
Asrul Muslim, Interaksi Sosial dalam Masyarakat Multietnis, (Makassar: Jurnal Diskursus UIN Alauddin
Makassar, 2013), hlm. 485.
untuk mengatasi bidang kesehatan masyarakat dunia. Protokol kesehatan tersebut diantaranya
adalah 1) jaga jarak, 2) menggunakan masker, 3) selalu mencuci tangan menggunakan sabun
dan 4) selalu menggunakan handsanitizer.
Kebijakan kesehatan yang telah ditetapkan juga berdampak pada masyarakat yang ada
di desa Kersoharjo, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi saat ini tidak dapat berjalan dengan
normal seperti semestinya. Sebab masih banyaknya masyarakat di Kabupaten Ngawi yang
terjangkit Virus Corona. Akan tetapi interaksi merupakan kebutuhan bagi masyarakat
Kersoharjo, sehingga masyarakat tetap berinteraksi satu dengan yang lainnya, akan tetapi tetap
mematuhi prosedur Covid pada saat ini. Akibat dari Covid-19 ini interaksi sosial yang ada
berubah, tidak terkecuali yang terjadi pada masyarakat Kersoharjo, apalagi setelah adanya
kebijakan new normal oleh pemerintah pusat.
Berdasarkan uraian diatas maka kami segenap peneliti memiliki maksud untuk
melakukan penelitian di masyarakat Kersoharjo dengan judul “INTERAKSI SOSIAL DI MASA
NEW NORMAL (Pada Masyarakat di Desa Kersoharjo, Kecamatan Geneng Kabupaten
Ngawi)”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana interaksi sosial di masa new normal pada masyarakat Desa Kersoharjo,
Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang terjadi dan mencari jawaban dari rumusan masalah diatas
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Dapat mengetahui masalah sosial yang terjadi pada masyarakat Kersohahrjo dimasa
new normal ini.
2) Memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat
Kersoharjo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Relevan
Penulis Judul Tujuan Metode Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Siti Rahma Proses Interaksi Mengetahui Metode Interaksi sosial Waktu yang
Harahap Sosial Di interaksi sosial Penelitian di dalam digunakan
(2020) Tengah Pandemi masa pandemi Kualitatif masyarakat adalah pada
Virus Covid 19 COvid-19 pada masa awal masa
pandemi pandemi
Covid-19 Covid-19
bukan pada
masa new
normal
Masalah Sosial
Tergambarkan
D. Hipotesis
Berdasarkan dengan penguraian yang telah tercantumkan diatas dengan adanya
penelitian ini. Kami sebagai peneliti yang telah melaksanakan penelitian ini yang
meneliti mengenai masalah sosial yang muncul di era new normal sebab Covid-19
sekarang ini, maka hipotesis dari penelitian ini adalah masalah sosial yang diakibatkan
oleh Covid-19 di masa new normal ini dapat tergambarkan dengan jelas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Subjek pada penelitian ini yaitu masyarakat di desa Kersoharjo, Kecamatan Geneng,
Kabupaten Ngawi yang dipilih secara random oleh peneliti. Sedangkan obyek pada penelitian
ini yaitu tentang bagaimana interaksi sosial masyarakat di masa new normal seperti sekarang
ini.
C. Sumber Data
Berbagai sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data Primer Data Primer yaitu data didapat langsung dari penelitian. Sumber data primer
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dari hasil wawancara secara langsung dengan
masyarakat di desa Kersoharjo,
2. Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang didapat secara tidak langsung dari sumbernya.
Dalam penelitian ini sumber data sekunder yang dipakai adalah sumber tertulis seperti sumber
buku, dan jurnal-jurnal terdahulu.
D. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif tidak
dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari lapangan berdasarkan
lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik makna dan konsepnya, melalui
pemaparan deskriptif analitik, tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan
proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami. Generalisasi tak perlu dilakukan
sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks dan situasi tertentu. Realitas yang
kompleks dan selalu berubah menuntut peneliti cukup lama berada di lapangan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Langsung
Pengumpulan data dengan cara, peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati
semua aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat di desa Kersoharji selama pandemi ini.
2. Wawancara Mendalam
Dalam penelitian kualitatif pada umumnya wawancara tidak dilakukan secara terstruktur ketat.
Wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang mengarah pada kedalaman informasi serta
dilakukan dengan cara tidak secara formal terstruktur. Wawancara mendalam dapat dilakukan
pada waktu dan kondisi konteks yang dianggap paling tepat guna mendapat data yang rinci,
jujur dan mendalam.
3. Dokumentasi
Validitas Data
Validitas dalam penelitian kualitatif didasarkan pada kepastian apakah hasil penelitian
sudah akurat dari sudut pandang peneliti, partisipasi, atau pembaca secara umum, istilah
validitas dalam penelitian kualitatif dapat disebut pula dengan trustworthiness, authenticity,
dan credibility Creswell (dalam Susanto, 2013). Dengan ini peneliti menggunakan Member
checking adalah proses peneliti mengajukan pertanyaan pada satu atau lebih partisipan untuk
tujuan seperti yang telah dijelaskan di atas. Aktivitas ini juga dilakukan untuk mengambil
temuan kembali pada partisipan dan menanyakan pada mereka baik lisan maupun tertulis
tentang keakuratan laporan penelitian. Pertanyaan dapat meliputi berbagai aspek dalam
penelitian tersebut, misalnya apakah deskripsi data telah lengkap, apakah interpretasi bersifat
representatif dan dilakukan tanpa kecenderungan.
Endah 25 Jadi pada masa new Pada masa new normal Untuk saat ini
Tahun normal ini warga desa ini sudah seperti biasa hambatan berinteraksi
sudah kembali sudah bisa ngobrol langsung dengan
melakukan interaksi dengan langsung sama warga sudah tidak
seperti sedia kala, orang-orang saat terlalu dirasakan
namun tetap bertemu, gak perlu dibandingkan dulu
menerapkan protokol lewat telpon atau saat pandemi.
kesehatan. pembatasan meski tetap perkumpulan juga
dengan mentaati sudah mulai bisa
protokol kesehatan. dilaksanakan akan
tetapi tetap
melaksanakan
protokol kesehatan.
akan tetapi yang
masih menjadi PR ada
beberapa warga yang
sulit diatur karena
mereka berpikiran
pada saat new normal
ini korona benar-
benar sudah hilang.
Latifah 44 ya sudah mulai pada masa new normal kalo new normal ini
Tahun kembali normal mba. ini ya orang-orang udah lumayan longgar
seperti kegiatan PKK, sudah kembali gak kayak dulu pas
Dawis, Posyandu berinteraksi secara pandemi awal-awal
sudah kembali langsung, kemudian itu, tapi warga yang
dilaksanakan dengan anak-anak sekolah juga sebagian sebagai
protokol kesehatan. sudah ada yang mulai petani itu kalo ke
masuk ya hanya saja sawah susah disuruh
sekali dalam seminggu pake masker. Ibu-ibu
dan dengan durasi juga suka ngerumpi
waktu yang tidak lama, bareng gak mematuhi
kemudian kegiatan jual protokol kesehatan.
beli di pasar juga sudah
berjalan lancar dengan
protokol kesehatan.
Analisis Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis data secara deskriptif.Menurut Miles
dan Huberman, analisis data kualitatif adalah mereduksi data, menyajikan data dan menarik
kesimpulan.Reduksi data menurut mereka adalah kegiatan pemilihan data penting dan tidak
penting dari data yang terkumpul. Penyajian data diartikan sebagai penyajian informasi yang
tersusun. Sedangkan kesimpulan data diartikan sebagai tafsiran atau interpretasi terhadap data
yang telah disajikan (Miles dan Huberman, 1992).
Hasil Analisis
Penelitian ini dilakukan terhadap empat orang partisipan yang merupakan warga yang
berusaha beradaptasi dimasa new normal. Hasil dari wawancara menunjukan bahwa respon
narasumber dalam melakukan interaksi sosial dimasa new normal dapat berjalan baik dengan
tetap menerapkan protokol kesehatan.
1. Interaksi sosial masa new normal di Desa Kersoharjo, Geneng, Ngawi
Interaksi sosial yang terjadi pada masyarakat Desa Kersoharjo, Geneng, Ngawi pada
saat new normal mulai kembali kepada interaksi semula dibanding pada masa pandemi Covid
19. Hanya saja di masa new normal mereka masih menerapkan protokol kesehatan seperti
penggunaan masker, selalu mencuci tangan, tetap menjaga jarak/ tidak melakukan kontak fisik,
dan menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. seperti sebagaimana hasil wawancara
dengan Bapak Edi Mulyono selaku kepala Desa Kersoharjo, Geneng, Ngawi sebagai berikut:
“Warga desa disini udah mulai kembali beraktivitas seperti biasanya seperti
kegiatan-kegiatan yang dulu benar-benar tidak diperbolehkan sekarang udah mulai
berjalan lagi. interaksi juga alhamdulillah udah berjalan tanpa hambatan-hambatan lagi.
Sudah banyak kegiatan dilakukan, karena sudah lama juga warga berdiam diri tanpa
kegiatan jadi ini mulai dikembalikan ke kegiatan-kegiatan seperti semula. kegiatannya
ya seperti remaja masjid udah mulai melakukan TPQ di masjid sambil bersih-bersih
sama latihan rutin voli dan sepak bola para perjaka disini. Untuk kumpul-kumpul boleh
saja, namun juga tidak boleh terlalu berkerumun sama dibatasi kalau sekiranya
membuat ramai dan kerumunan ya diingatkan karena masih belum boleh terlalu bebas
begini, takutnya malah kebablasan malah ngga terkontrol”.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Endah Sri Wahyuni selaku pengurus karang taruna
Desa Kersoharjo, Geneng, Ngawi sebagai berikut:
“Jadi pada masa new normal ini warga desa sudah kembali melakukan interaksi
seperti sedia kala, namun tetap menerapkan protokol kesehatan. Seperti kegiatan ibadah
di masjid sudah mulai bisa dilaksanakan, seperti shalat jumat berjamaah, sholat idul
fitri akan tetapi, tetap diberi jarak 1 meter setiap jamaah. kemudian di masjid masih
belum dipasang karpet masjid, masyarakat masih harus membawa alat ibadah sendiri.
perkumpulan karang taruna sudah boleh, hanya dibatasi untuk pengurus inti, kira-kira
7 sampai 8 orang. dan itu juga tetap dilakukan tidak berlama-lama sekitar 3 jam saja”.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Latifah selaku Ibu RT 3 RW 1, sebagai berikut :
“Ya sudah mulai kembali normal mba. seperti kegiatan PKK, Dawis, Posyandu
sudah kembali dilaksanakan dengan protokol kesehatan. pada masa new normal ini,
seperti kegiatan hajatan seperti acara pernikahan sudah bisa kembali dilaksanakan,
hanya biasanya dilakukan di tempat terbuka, dan biasanya keluarga yang punya hajatan
menjadwalkan tamu undangannya agar tidak datang bersamaan. Ya kegiatannya sama
seperti kegiatan PKK biasa, dawis dan posyandu hanya saat new normal ini pemisahan
tempat duduk itu nampak terlihat jelas, kemudian untuk snack yang disediakan juga
sudah dimasukan kedalam kantong-kantong jadi tidak ada acara memakan suguhan,
setelah acara inti berlangsung para ibu-ibu bisa langsung kembali pulang kerumah
masing-masing.”
Jadi, interaksi sosial yang terjadi masyarakat desa Kersoharjo kabupaten Ngawi sudah mulai
seperti sedia kala hanya saja pada masa new normal seperti sekarang ini interaksi yang
dilakukan masih menerapkan protokol kesehatan sama seperti pada masa pandemi. Melihat
orang berani kembali melaksanakan aktivitas seperti semula, mengakibatkan masyarakat
Kersoharjo berani mengadakan kegiatan yang melibatkan banyak orang hanya saja tetap
menerapkan protokol kesehatan.
Pada masyarakat Kersoharjo dimasa new normal tetap menerapkan protokol kesehatan dimana
masyarakatnya saling mengingatkan satu sama lain untuk tetap melakukan interaksi dengan
menaati protokol kesehatan, seperti yang disampaikan oleh Edi Mulyono selaku ketua desa
Kersoharjo, sebagai berikut:
“Saya kira saling mengingatkan itu harus ya, karena itu demi keamanan dan
kesehatan warga desa jadi saya juga tidak berhenti mengingatkan agar para warga
saling mengingatkan dan tetap mematuhi aturan pemerintah. wah kalo itu masih sering
dijumpai mbak dan pasti ada, alasan hanya sebentar atau ribet harus nyari-nyari masker,
karena belum menjadi kebiasaan warga. belum lagi bapak-bapak di warung pasti susah
dikasih tau, keenakan ngobrol malah lupa gitu banyak juga mbak. bahkan sudah
diingatkan malah nyepelein juga ada. harusnya begitu ya, tapi setahu saya yang masih
sadar tentang pentingnya memakai masker juga pasti mengingatkan, kadang kalo saya
sendiri juga saya sendiri yang langsung ngasih tau. karena susah mbak, mengatur warga
yang dengan banyak maunya pengennya enak aja gini susah. apalagi ibu-ibu begitu
lumayan susah dikasih tau sambil ngeyel gitu. mungkin juga karena udah bosen hidup
dikekang gini jadi pada ngelanggar.”
Pendapat lain dikemukakan oleh Putri selaku salah satu warga desa Kersoharjo, sebagai
berikut:
“Tentu saja saling mengingatkan antar warga masih dilakukan, akan tetapi
biasanya kebiasaan mengingatkan itu datang dari masing-masing keluarga, seperti tetap
menggunakan masker, tidak berkerumun, selalu mencuci tangan. Ada pasti karena gak
semua warga mau diatur dan patuh sepenuhnya, apalagi warga biasanya juga pergi
cuma ke sawah atau yang masih deket-deket rumah jadi ya gak harus pake masker juga.
Masih tapi juga nggak sesering dulu, kalau dulu masih ketat banget nggak seperti
sekarang ini, karena juga ada beberapa warga yang udah nggak patuh lagi kan jadi
yaudah kadang diingatkan kadang juga enggak. Kalo menurut saya karena warga udah
males diatur-atur gitu kan udah lama juga diatur suruh pake masker, cuci tangan, jaga
jarak gitu, jadi mungkin pas new normal ini warga udah gak mau lagi diatur udah
males”.
Jadi masyarakat desa Kersoharjo dalam berinteraksi terjalin dengan sangat baik, dimana
warganya saling mengingatkan mengenai protokol kesehatan. Walaupun sudah memasuki fase
new normal tetapi mereka masih menerapkan protokol kesehatan ketika berinteraksi satu sama
lain. Dan akan saling mengingatkan apabila diantara mereka masih ada yang lalai mematuhi
aturan tersebut.
Interaksi sosial yang terjadi di masyarakat Kersoharjo tidak hanya interaksi secara langsung
saja, akan tetapi juga terdapat interaksi simbolik yang dapat dilihat melalui pemasangan
spanduk, baliho atau banner yang yang berisi cara-cara menjalani aktivitas di masa new normal.
Pemasangan ini dilakukan oleh pemerintah desa ditempat-tempat umum agar himbauan
didalamnya tersampaikan ke masyarakat. Kemudian juga desa menyediakan tandon-tandon air
di beberapa titik untuk cuci tangan, yang mengingatkan pada masyarakat untuk selalu rajin
mencuci tangan. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Bu latifah selaku ibu ketua RT desa
kersoharjo sebagai berikut :
“Pihak desa tentunya melakukan kerja sama dengan banyak pihak seperti
pemerintah maupun para pemuda karang taruna untuk tetap mencetak - spanduk di
jalan jalan desa, kita juga memasang baliho tentang new normal seperti saat ini wajib
memakai masker, membawa alat makan alat minum sendiri, ada juga membawa hand
sanitizer. kami juga menghimbau kepada setiap rumah untuk menyediakan tempat cuci
tangan. selain ada baliho dan spanduk, di desa kami juga disediakan tandon-tandon air
besar di beberapa titik yang dapat digunakan untuk mencuci tangan secara umum. selain
itu juga kami melakukan sosialisasi khususnya pada ibu-ibu untuk menyediakan
makanan sehat dan bergizi, juga tentang pengkonsumsian vitamin didalam keluarga”
Jadi pada masyarakat desa kersoharjo, pemasangan spanduk dan segala macam jenisnya ini
termasuk dalam interaksionisme simbolik yang diharapkan dapat mengimbau masyarakat
untuk tetap menaati protokol kesehatan ketika berinteraksi dengan masyarakat lainnya di masa
new normal.
2. Bentuk interaksi sosial di masa new normal di desa Kersoharjo, Ngawi
Interaksi sosial adalah Hubungan timbal balik dalam masyarakat yang tercipta karena adanya
komunikasi antara satu pihak dengan pihak lainnya melalui sebuah tindakan tertentu. Tindakan
yang dimaksud disini adalah semua tindakan yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakat tersebut. Bentuk interaksi sosial di masa new normal di desa Kersoharjo,
Ngawi sudah dilakukan secara langsung, akan tetapi tetap menggunakan masker, dan menjaga
jarak serta membatasi aktivitas fisik. Hal ini seperti pernyataan yang dikatakan oleh Endah
selaku pengurus Karang taruna desa sebagai berikut :
“Pada masa new normal ini sudah seperti biasa sudah bisa ngobrol dengan
langsung sama orang-orang saat bertemu, gak perlu lewat telpon atau
pembatasan meski tetap dengan mentaati protokol kesehatan”.
Hal serupa juga dikatakan oleh pak Edi Mulyono selaku ketua desa sebagai berikut :
“Alhamdulillahnya udah berjalan lancar, warga yang sebelumnya merasa
terbatas sekarang udah longgar bisa saling bertemu dan ngomong langsung gak
perlu lewat WA. Pas lebaran juga keluarga-keluarga banyak yang saling
berkunjung”.
Jadi bentuk interaksi yang terjalin pada desa Kersoharjo di masa new normal berjalan dengan
baik, bentuk interaksinya secara langsung (tatap muka) namun walaupun tatap muka tapi tetap
menjaga standar pencegahan covid seperti yang dianjurkan pemerintah yaitu memakai masker,
menjaga jarak, mencuci tangan dan menjauhi kerumunan.
3. Hambatan-hambatan dalam berinteraksi pada masa new normal di desa Kersoharjo,
Ngawi
Masyarakat desa desa Kersoharjo, Ngawi sendiri di masa new normal ini merasa tidak terdapat
hambatan yang besar dalam berinteraksi sosial,seperti pada masa awal pandemi covid. Hal ini
seperti pernyataan yang dikemukakan oleh bapak Edi, sebagai berikut :
“Hambatan di new normal ini udah tidak banyak gak kayak dulu, paling susah ngatur
warga agar tetap mematuhi protokol kesehatan karena kan banyak yang berinteraksi
tanpa mentaati protokol kesehatan, apalagi sekarang menjadi 5M nah itu susah kalo
warga kurang kesadaran”
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana perubahan interaksi jadi pada masa new normal ini warga desa sudah
warga desa Kersoharjo pada kembali melakukan interaksi seperti sedia kala,
masa new normal? namun tetap menerapkan protokol kesehatan.
2. Apakah antar warga desa masih tentu saja masih dilakukan, akan tetapi biasanya
saling mengingatkan warganya kebiasaan mengingatkan itu datang dari masing-
tentang aturan-aturan masing keluarga, seperti tetap menggunakan
berinteraksi pada saat new masker, tidak berkerumun, selalu mencuci tangan.
normal? ya pasti ada, kadang semisal ada warga desa
apakah masih saja ada keluar rumah misal hanya ke warung saja,
orang yang mungkin masih lupa menggunakan masker.
lalai menjalankan juga saya sering mengingatkan misal saya
protokol kesehatan? jumpai di salah satu rumah warga ada
perkumpulan perempuan yang kadang tidak
menjaga jarak, bersandar yang merupakan
kebiasaan para perempuan saat berkumpul
3. Pada masa new normal, apa saja Dari pihak desa khususnya karang taruna telah
upaya yang dilakukan di desa melakukan berbagai cara seperti memasang
untuk tetap melaksanakan beberapa peraturan di tempat umum seperti masjid
protokol kesehatan? dan pasar ( aturan-aturan 5M), karang taruna juga
membuat dan memasang spanduk new normal di
beberapa titik jalan desa.
4. Apa saja bentuk-bentuk Pada masa new normal ini sudah seperti biasa sudah
interaksi sosial pada masa new bisa ngobrol dengan langsung sama orang-orang
normal? saat bertemu, gak perlu lewat telpon atau
pembatasan meski tetap dengan mentaati protokol
kesehatan.
5. Apa hambatan interaksi yang Untuk saat ini hambatan berinteraksi langsung
ditemukan pada saat new dengan warga sudah tidak terlalu dirasakan
normal saat ini? dibandingkan dulu saat pandemi. perkumpulan juga
sudah mulai bisa dilaksanakan akan tetapi tetap
melaksanakan protokol kesehatan.
NO PERTANYAAN JAWABAN
kegiatan apa yang pada masa new normal ini, seperti kegiatan
mulai dilakukan hajatan seperti acara pernikahan sudah bisa
kembali saat new kembali dilaksanakan, hanya biasanya
normal? dilakukan di tempat terbuka, dan biasanya
keluarga yang punya hajatan menjadwalkan
tamu undangannya agar tidak datang
bersamaan.
2. Apakah antar warga desa tentu masih, saya sendiri juga masih sering saling
masih saling mengingatkan mengingatkan terkadang masih ada ibu-ibu yang
warganya tentang aturan- berusaha berjabat tangan, kemudian hendak
aturan berinteraksi pada saat memeluk, atau mungkin anak-anak yang terkadang
new normal? mengajak berjabat tangan, saya ingatkan agar cukup
menganggukan kepala saja,
3. Pada masa new normal, apa pihak desa tentunya melakukan kerja sama dengan
saja upaya yang dilakukan di banyak pihak seperti pemerintah maupun para
desa untuk tetap pemuda karang taruna untuk tetap mencetak
melaksanakan protokol - spanduk di jalan jalan desa, kita juga memasang
kesehatan? baliho tentang new normal seperti saat ini wajib
memakai masker, membawa alat makan alat minum
sendiri, ada juga membawa hand sanitizer.
kami juga menghimbau kepada setiap rumah
untuk menyediakan tempat cuci tangan.
selain ada baliho dan spanduk, di desa kami
juga disediakan tandon-tandon air besar di
beberapa titik yang dapat digunakan untuk
mencuci tangan secara umum.
selain itu juga kami melakukan sosialisasi
khususnya pada ibu-ibu untuk menyediakan
makanan sehat dan bergizi, juga tentang
pengkonsumsian vitamin didalam keluarga
4. Apa saja bentuk-bentuk pada masa new normal ini ya orang-orang sudah
interaksi sosial pada masa kembali berinteraksi secara langsung, kemudian
new normal? anak-anak sekolah juga sudah ada yang mulai masuk
ya hanya saja sekali dalam seminggu dan dengan
durasi waktu yang tidak lama,
kemudian kegiatan jual beli di pasar juga sudah
berjalan lancar dengan protokol kesehatan.
5. Apa hambatan interaksi yang kalo new normal ini udah lumayan longgar gak kayak
ditemukan pada saat new dulu pas pandemi awal-awal itu, tapi warga yang
normal saat ini? sebagian sebagai petani itu kalo ke sawah susah
disuruh pake masker. Ibu-ibu juga suka ngerumpi
bareng gak mematuhi protokol kesehatan. kalau pake
masker paling paling jadi agak susah mengenali orang dan
kadang susah menangkap apa yang dibicarakan orang lain
karena sama-sama menggunakan masker
NARASUMBER 3 (Kepala Desa)
Nama : Edi Mulyono
Usia : 52 tahun
NO PERTANYAAN JAWABAN
2. Apakah antar warga desa masih saya kira itu harus ya, karena itu demi keamanan dan
saling mengingatkan warganya kesehatan warga desa jadi saya juga tidak berhenti
tentang aturan-aturan mengingatkan agar para warga saling mengingatkan
berinteraksi pada saat new dan tetap mematuhi aturan pemerintah.
normal? wah kalo itu masih sering dijumpai mbak
apakah masih saja ada dan pasti ada, alasan hanya sebentar atau
orang yang mungkin ribet harus nyari-nyari masker, karena belum
lalai menjalankan menjadi kebiasaan warga. belum lagi bapak-
protokol kesehatan? bapak di warung pasti susah dikasih tau,
keenakan ngobrol malah lupa gitu banyak
juga mbak. bahkan sudah diingatkan malah
nyepelein juga ada.
3. Pada masa new normal, apa Banyak kalo upaya-upaya yang sudah dilakukan,
saja upaya yang dilakukan di mulai dari sosialisasi-sosialisasi ke warga, pasang
desa untuk tetap melaksanakan baliho di tiap gang, melakukan pemantauan pada
protokol kesehatan? warga agar tidak melanggar protokol kesehatan,
apalagi tempat umum yang banyak pengunjung
kayak di pasar gitu memasang poster sama cek suhu
buat penjual sama pengunjung.
5. Apa hambatan interaksi yang Hambatan di new normal ini udah tidak banyak gak
ditemukan pada saat new kayak dulu, paling susah ngatur warga agar tetap
normal saat ini? mematuhi protokol kesehatan karena kan banyak
yang berinteraksi tanpa mentaati protokol
kesehatan, apalagi sekarang menjadi 5M nah itu
susah kalo warga kurang kesadaran.
NARASUMBER 4 (Warga)
Nama : Putri
Usia : 22 tahun
NO PERTANYAAN JAWABAN
2. Apakah antar warga desa tentu saja masih dilakukan, akan tetapi biasanya
masih saling mengingatkan kebiasaan mengingatkan itu datang dari masing-
warganya tentang aturan- masing keluarga, seperti tetap menggunakan masker,
aturan berinteraksi pada saat tidak berkerumun, selalu mencuci tangan.
new normal?
ada pasti karena gak semua warga mau diatur
dan patuh sepenuhnya, apalagi warga
biasanya juga pergi cuma ke sawah atau yang
apakah masih saja ada masih deket-deket rumah jadi ya gak harus
orang yang mungkin pake masker juga.
lalai menjalankan
protokol kesehatan?
masih tapi juga ngga sesering dulu, kalo dulu
masih ketat banget ngga seperti sekarang ibi,
karena juga ada beberapa warga yang udah
ngga patuh lagi kan jadi yaudah kadang
diingatkan kadang juga enggak.
apakah ada dari warga kalo menurut saya karena warga udah males
desa yang akan diatur-atur gitu kan udah lama juga di atur
menegurnya? suruh pake masker, cuci tangan, jaga jarak
gitu, jadi mungkin pas new normal ini warga
udah gak mau lagi diatur udah males.
mengapa warga masih
lalai, terhadap protol
padahal sudah hampir
setahun virus corona
ada di indonesia?
3. Pada masa new normal, apa Dari sepengetahuan saya sebagai warga desa,
saja upaya yang dilakukan di pemerintah desa masih menggencarkan seruan untuk
desa untuk tetap melaksanakan tetap melakukan prokes, kayak masang baleho di
protokol kesehatan? gang-gang, trus sosialisasi ke warga-warga gitu
masih dilakukan.
4. Apa saja bentuk-bentuk udah bisa melakukan interaksi dengan normal kayak
interaksi sosial pada masa new dulu, boleh melakukan hal-hal yang sebelumnya di
normal? batasi. banyak juga warga yang udah menggelar
hajatan karena sebelumnya sempat harus ditunda
dan sekarang udah bisa dilaksanakan.
5. Apa hambatan interaksi yang New normal ini membawa dampak baik buat warga,
ditemukan pada saat new kayak udah boleh kesana kesini gitu sebenarnya
normal saat ini? udah gak terlalu dibatasi. Tapi hal ini malah bikin
warga gak bisa mengontrol diri, malah suka main
sana sini, berkerumun di tempat-tempat umum
apalagi anak muda kalo udah wifi an sambil ngopi
pasti jadinya bikin kerumunan dan jangka waktu
yang lama.
Foto