KABUPATEN GARUT
Oleh:
Brilliant Muhammad Muktiwiguna
182050071
UNIVERSITAS PASUNDAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
BANDUNG
2020
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia dikatakan mahluk sosial yaitu mahluk yang di dalam hidupnya tidak
bisamelepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan mahluk sosial, juga
dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain.
Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Sering kali
didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Misalnya, orang kaya cenderung
berteman dengan orang kaya. Orang yang berprofesi sebagai artis, cenderung mencari teman
sesama artis.
Manusia dilahirkan tidak terlepas dari kodrat yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Mulai lahir, manusia sudah diberikan pengetahuan, bakat, dan kemampuan masing – masing
dalam mengapresiasikan seni dalam kehidupannya. Setiap manusia mempunyai cara yang
berbeda – berbeda dalam mengapresiasikan seni. Ada yang dituangkan dalam suatu cat
kemudian dilukiskan dalam sebuah kertas, tembok, alat-alat transportasi, bahkan pada bagian
tubuh manusia.
Komunikasi merupakan suatu hal yang sudah ada atau melekat pada setiap makhluk hidup,
termasuk manusia. Manusia pada hakekatnya membutuhkan komunikasi dalam menjalani
kehidupannya. Sebagai makhluk pribadi, manusia memiliki hasrat secara naluriah dalam dirinya
untuk memenuhi kebutuhan hidup, sedangkan sebagai makhluk sosial manusia memiliki hasrat
untuk saling mengenal dan hidup dinamis dengan orang lain. Manusia senantiasa memiliki dua
posisi yang sama-sama saling berinteraksi dengan membutuhkan komunikasi. Dalam berinteraksi
dan berhubungan dengan orang lain baik sebgai individu amupun sodial, menusia memiliki
tujuan, kepentingan, cara bergaul, pengetahuan ataupun suatu kebutuhan yang tidak sama antara
satu dengan yang lainnya dan semua itu harus di capai untuk dapat melangsungkan kehidupan.
Idul Fitri sejatinya merupakan hari kemenangan yang dinantikan setelah umat Islam
berpuasa selama satu bulan penuh. Dinamakan hari kemenangan sebab umat Islam telah berhasil
menahan hawa nafsu dan mendirikan kebaikan dalam waktu 30 hari.
Salat Idul fitri adalah ibadah salat sunah yang dilakukan setiap hari raya Idul Fitri dan
Idul Adha. Salat Idul termasuk dalam salat sunah muakkad, artinya salat ini walaupun bersifat
sunah, tetapi sangat penting sehingga sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkannya.
Pada dasarnya, salat Idul Fitri yang dikerjakan secara berjamaah dapat dilakukan di
tempat-tempat yang dapat menampung jamaah seperti di masjid, lapangan, ataupun tempat
terbuka lainnya. Namun, dengan adanya wabah pandemic virus corona, membuat Pemerintah
mengeluarkan imbauan untuk melaksanakan ibadah salat Idul Fitri di rumah.
Fenomenologi (fenomena) adalah salah satu metode pencarian data dalam metode
penelitian kualitatif. Fenomenologi merupakan sebuah aliran filsafat yang menilai manusia
sebagai sebuah fenomena. Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani, phainomai yang berarti
‘menampak’ dan phainomenon merujuk ‘pada yang nampak’. Fenomenologi mempelajari
tentang arti kehidupan beberapa individu dengan melihat konsep pengalaman hidup mereka atau
fenomenanya. Fokus dari fenomenologi adalah melihat apakah objek penelitiannya memiliki
kesamaan secara universal dalam menanggapi sebuah fenomena.
Tujuan utama dari fenomenologi adalah mempelajari bagaimana fenomena dialam
kesadaran, pikiran dan dalam tindakan seperti bagaimana fenmena tersebut bernilai atau diterima
secara estetis. Fenomenologi mencoba mencari pemahaman bagaimana manusia
mengkontruksikan makna dan konsep-konsep penting dalam kerangka intersubjektif.
Intersubjektif karena pemahaman kita terbentuk oleh 9 hubungan kita dengan orang lain.
Walaupun makna yang kita ciptakan dapat ditelusuri dalam tindakan, karya dan aktivitas yang
kita lakukan, tetap saja ada peran orang lain di dalamnya. Jadi fenomenologi adalah ilmu yang
dibedakan dari sesuatu yang sudah menjadi atau disiplin ilmu yang menjelaskan dan
mengklarifikasi fenomena atau studi tentang fenomena. Dengan kata lain, fenomenologi
mempelajari tentang fenomena yang nampak di depan mata dan bagaimana penampakannya.
Sebagai mahasiswa saat ini, kita dituntut untuk bisa berfikir intelek namun juga dinamis
dan fleksibel terhadap perubahan sosial yang terjadi di sekeliling kita, maka dari itu kita juga
harus lebih peka terhadap sebuah trend, maupun peristiwa-peristiwa lainnya yang terjadi.
3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian-Kajian Budaya serta untuk mengetahui dan
menganalisis fenomena salat idul fitri di tengah pandemic Covid-19 dikalangan masyarakat
Kabupaten Garut. Adapun uraiannya sebagai berikut:
1. Tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena salat idul fitri di
kalangan massyarakat kabupaten Garut
2. Untuk mengetahui dan menganalisis motif salat idul fitri di kalangan massyarakat kabupaten
Garut
3. Untuk mengetahui dan menganalisis perilaku yang ditimbulkan dari salat idul fitri di kalangan
massyarakat kabupaten Garut.
4. Kegunaan Penelitian
a.Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoretis, diharapkan dapat menjadi bahan tunjangan
tertarik kepada sebuah media dan apa dampak positif dan negatif bagi
pengguna.
5. Metode Penelitan
6. Analisis Data
Secara umum, langkah-langkah dalam analisis data adalah (Kahija, 2006, h. 45) :
4. Horisonalisasi
5. Unit-unit makna
6. Deskripsi tekstural
7. Deskripsi struktural
7. Verifikasi Data
Verifikasi Data
2. Transferabilitas
3. Dependabilitas
Cara untuk menilai dependabilitas dalam penelitian ini adalah peneliti akan
4. Konfirmabilitas
Upaya kontrol terhadap bias interpretasi dalam penelitian ini, peneliti akan
menjauhi segala kemungkinan bias atau prasangka pada diri peneliti yang
disebabkan oleh latar belakang hidup dan pendidikan, agama, kesukuan, dan
status sosial.
8. Hasil dan Pembahasan
Akibat dari adanya virus corona ini. Banyak sekali yang terganggu. Seperti salat idul fitri. Garut.
Umat Muslim di Kabupaten Garut, Jawa Barat, melaksanakan salat Id berjemaah di dalam
masjid maupun di lapangan pada hari raya Idulfitri dengan menerapkan protokol kesehatan di
tengah wabah Covid-19.
Warga berdatangan ke masjid dan lapangan yang telah disediakan oleh panitia untuk dijadikan
tempat salat Id. Mereka yang dari menggunakan masker dan membawa sajadah masing-masing
sesuai instruksi panitia penyelenggara.
"Kalau di daerah kami sebelumnya diberitahu untuk yang mau salat Id wajib pakai masker dan
bawa sajadah," kata Ningrum warga Perumahan Malayu Selaras, Desa Sirnajaya, Kecamatan
Tarogong Kaler, Garut.
Selain di perumahan itu, sejumlah tempat yang menyelenggarakan salat Id juga menerapkan
protokol kesehatan seperti mengatur jarak antarjamaah.
Salah satunya di Perumahan Garut City, Kecamatan Garut Kota yang melaksanakan salat Id
secara terbatas di lingkungan perumahan dengan mengatur jarak antara jemaah lainnya. "Salat Id
di masjid menerapkan aturan sesuai protokoler kesehatan," kata Wildan salah seorang jamaah
Shalat Id di Perumahan Garut City, Kecamatan Garut Kota.
Salat Id di tempat lain dilakukan di Perumahan Grand View Kecamatan Karangpawitan. Seorang
jemaah Ridwan Mustofa mengatakan, warga antusias melaksanakan salat Id berjemaah dengan
mengikuti aturan kesehatan yang sudah ditetapkan, yakni wajib pakai masker dan bawa sajadah
sendiri.
Salat id di masjid agung raya kecamatan malangbong diselenggarakan di masjid besar. Dengan
melakukan prosedur kesehatan.
Satu di antara tempat yang akan melalukan salat Id yakni warga di Perum Grand View, RW 19,
Desa Godog, Kecamatan Karangpawitan. Warga akan menggelat salat Id di lapangan yang ada di
perumahan.
"Kami bagi dua untuk pelaksanaan salat Idnya. Ada di lapangan atas dan bawah. Pelaksanaan
dua tempat ini, agar tak terlalu banyak massa yang berkumpul," ujar Ketua RW 19, Ridwan
Mustopa.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut membolehkan umat muslim di
Garut menunaikan salat Id dengan syarat mengatur jarak untuk mengantisipasi adanya
penyebaran wabah.
Bupati Garut Rudy Gunawan juga telah mengimbau masyarakat untuk meminimalisasi
kerumunan orang dan mengatur jarak saat menunaikan Shalat Id berjamaah.
9. Kesimpulan
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, lebaran tahun 2020 kali ini terpaksa digelar
serba terbatas di tengah pandemi.
Pada dasarnya, salat Idul Fitri yang dikerjakan secara berjamaah dapat dilakukan di tempat-
tempat yang dapat menampung jamaah seperti di masjid, lapangan, ataupun tempat terbuka
lainnya. Namun, dengan adanya wabah pandemic virus corona, membuat Pemerintah
mengeluarkan imbauan untuk melaksanakan ibadah salat Idul Fitri di rumah.
Dengan adanya kebijakan larangan melakukan salat idul fitri untuk beberapa kota merupakan
kebijakan yang sangat tepat guna mencegah penyebaran Covid-19. Tetapi lebih baik melakukan
salat idul fitri dirumah masing-masing.
Tetapi dilapangan dapat dilihat. Masyarakat kabupaten Garut diberi kelonggaran dan dapat
mengerjakan salat idul fitri sesuai protocol kesehatan. Seperti melakukan social distancing,
menggunakan masker, membatasi Jemaah yang akan melaksanakan salat idul fitri, meembawa
hand sanitaizer, pengecekan suhu, dan lain-lain. Apabila sedang sakit dianjurkan untuk tidak
mengikuti salat idul fitri.