Anda di halaman 1dari 14

Mustari Pide. Partisipasi Masyarakat Sipil dalam OtonofJii Dderah...

Partisipasi Masyarakat Sipil


dalam Otonomi Daerah Menurut Undang-Undang
No. 22 Tahun 1999

Mustari Pide

Abstract

The 1999 Regulation Number 22 gives a wide opportunity for the local people to participate
in the government and development. To make the efforts grow, develop and well adopted
the civil society existence is need to articulate them. It could articulate the people interest
if it solid a support from the local government and local people.

Pendahuluan

Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 lingkupnya dan sering hanya menyangkut kasus-
tentang Pemerintahan Daerah memberi kasus tertentu. Karena itu agar kepentingan
kesempatan yang besar dan luas pada masyarakat yang beragam itu dapat tersalurkan
masyarakat daerah untuk berpartisipasi dalam dengan balk diperlukan "agen" dalam bentuk
pemerintahan dan pembangunan di organisasi yang iebih teratur dan berwibawa
daerahnya. Masyarakat daerah secara individu untuk mengartikulasikan kepentingan dan
sudah tentu agak sulit berpartisipasi secara kebutuhan masyarakat tadi agar dapat
iangsung dalam pemerintahan dan diperjuangkan sebagai salah satu aiternatif
pembangunan balk itu karena terbatasnya untuk dijadikan sebagai kebijakan daerah.
rata-rata kemampuan Individu. atau karena Aiternatif tersebut bersama alternatif-altematif
kebutuhan, tuntutan dan kepentingannya lainnya dlpadukan (diagregasikan) oleh partai-
sangat beragam; ataupun karena partisipasi partai politik dan DPRD, menjadi alternatif-
secara sendiri-sendlrl atau dengan kelompok altematif yang iebih sedikit jumlahnya, Iebih
yang keel! sering kurang didengarkan oleh sempuma dan Iebih terarah dan oleh DPRD
lembaga pengambi! keputusan di daerah. bersama Kepala Daerah dibahas dan dipilih
Ada kalanya suara pemimpin-pemimpin untuk dijadikan Peraturan Daerah atau dalam
non-formal didengar oleh para pengambi) bentuk kebijakan lain. Agen tersebut biasa
keputusan tetapi biasanya terbatas ruang disebut sebagai civil society.

135
Civil societysemg diteijemahkan sebagai mempunyai misi dl bidang pembangunan,
"masyarakat sipil" dan belakangan ini juga bergerak sebagai pressure groups dan
sering disebut "masyarakat madani"^ adalah sebagainya. Bahkan organisasi-organisasi
bidang kehidupan sosial yang terorganisasi yang masuk civil society "\n\ tidak jarang
secara sukarela, mandiri dalam arti self-gen berbicara mengenai politik dan pemerintahan
erating dan self supporting otonom dari dan mempengaruhi sistem politik dan
pengaruh kekuasaan pemerintah dan hanya keputusan politik atau kebijaksanaan pejabat
tunduk pada ketentuan peraturan perundang- pemerintah agar kebijaksanaan itu tidak
undangan.C/V/Z society mencakup lembaga- meruglkan organisasi dan anggotanya. Ini
lembaga atau kelompok-kelompok yang dibenarkan dan membuat demokrasi itu hidup
sangat luas baik formal ataupun non formal dan menjadi budaya politik masyarakat yang
yang meliputi bidang-bidang kehidupan: 1) panting. Bedanya dengan partai politik iaiah
ekonomi (organisasi ekspor-impor, pertekstilan, bahwa civil society tidak turut serta ambil
perkumpuian koperasi, kamar dagang dsb); bagian atas nama organisasinya dalam
2) kebudayaan (organisasi berdasarkan suku- pemilu sedang partai politik ambil bagian
bangsa, kedaerahan, kekerabatan, kesenian dalam pemilu atas nama partainya itu.
dsb); 3) keagamaan; 4) pendldlkan dan Biasanya civil society memberi kebebasan
informasi (organisasi gum, perguman swasta, kepada para anggotanya untuk memilih partai
wartawan, penerbit, pelajar, mahasiswa dsb.); (dalam sistem proporsional) atau orang yang
5)gmp-grup kepentingan atau interest groups dicalonkan partai (sistem distrik) dalam pemilu
(organisasi buruh, nelayan, tani, veteran, untuk duduk sebagai wakilnya di lembaga
pensiunan, organisasi-organisasi profesional perwakilan dan eksekutif, walaupun tidak
lalnnya dan serbagainya.); 6)gerakan-gerakan jarang pengums civil societymemberi arahan
atau movements atau seringjugadisebutgmp pada para anggotanya untuk memilih partai
penekan atau pressure groups (organisasi atau orang tertentu dalam suatu pemilu.
lingkungan hidup, perlindungan konsumen, Hubungan civil society dengan pemerintahan
bantuan hukum non profit); 7) pembangunan dan demokrasi, dapat dijelaskan sebagai
(lembaga swadaya masyarakat, perbaikan gizl berikut ini:^
dan kesehatan, keluarga berencana dsb.); 8)
"Dalam demokrasi, pemerintah hanyalah
organisasi kemasyarakatan lainnya (pengamat
salah satu unsur yang hidup
pemilu, pengamat DPR, pengamat kompsi,
berdampingan dalam suatu struktur sosial
fomm diskusi dan pengkajlan dansebagainya).
dari lembaga-lembaga yang banyak dan
Pembldangan dari civil society di atas
bervariasi, partai politik, organisasi dan
tidak peiiu ketat, bidang ekonomi sering juga
. assosiasi. Keanekaragaman ini disebut

larry Diamond. "Toward Democratic Consolidation." Juma/ofDemocracyVol. 5 No. 3July 1994. Him.
5-6.
^United States Information Agency. ApakahDemokrasiItu?.Publikasi Oktober 1991. Him. 5-6.

136 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL 7. AGUSTUS 2000: 135 -148


Mustari Pide. Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Otonomi Daerah...

pluralisme, dan ini berasumsi bahwa "Organisasi kemasyarakatan adalah


banyak kelompok terorganisasi dan organisasi yang dibentuk oleh anggota
lembaga dalam suatu masyarakat masyarakat Warga negara Republik Indo
demokratis tidak tergantung pada nesia secara sukarela atas dasar
pemerintah bag! kehidupan, legitimasi kesamaan kegiatan, profesi, fungsi.agama
atau kekuasaan mereka. Ribuan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
organisasi swasta bekerja dalam Maha Esa, untuk berperanserta dalam
masyarakat demokratis, ada yang lokal, pembangunan dalam rangka mencapai
ada yang nasional. Banyak diantaranya tujuan nasional dalam wadah Negara
berperan sebagai penghubung antara Kesatuan Republik 'Indonesia yang
indivldu dan lembaga-lembaga sosial dan berdasarkan Pancasila."
pemerintah yang rumit dimana rpereka
Menurut undang-undang ini organisasi
merupakan bagiannya, mengisi peran
kemasyarakatan ini "dibina" oleh pemerintah,
yang tidak diberikan kepada pemerintah
dan menawarkan kesempatan kepada
dan dapat "dibekukan dan dibubarkan" oleh
pemerintah apabila a.l. melakukan kegiatan
indivldu untuk menjalankan hak dan
tangungjawab mereka sebagi warga
yang mengganggu keamanan dan ketertiban
umum; dan organisasi kemasyarakatan ini
negara demokrasi. Kelompok-kelompok
berhimpun' dalam suatu wadah pemblnaan
itu mewakili kepentingan anggota mereka
dalam berbagal cara dengan mendukung
dan pengembangan yang sejenis. Dengan
tekad pemerintah yang legitimege untuk
calon bagi jabatan pemerintah,
menegakkan hukum dan demokrasi maka
memperdebatkan isu-isu dan berusaha
mempengaruhi keputusn poiitik. Melalui organisasi kemasyarakatan menurut UU No.
8 Tahun 1985 secara perlahan akan bergeser
kelompok demikian orang mempunyai
menuju civil soc/efy.1) Pada bidang-bidang
salurn untuk berpartisipasi secara
pemerintahan dan pembangunan mana saja
bermakna balk di pemerintahan maupun
civil society dapat berpartisipasi? 2)
di masyarakat mereka sendiri."
Bagaimana cM/soc/ef/memposisikan dirinya
Di Indonesia, uraian mengenai civil society agar dapat berpartisipasi secara maksimal
di atas belum sepenuhnya dapat diterapkan dalam pemerintahan dan pembangunan?
tetapi sudah menuju ke arah sana akibat
derasnya arus reformasi yang telah menumnkan
pemerintahan Orde Baru dan Kabinet Civil Sociaty dan Otonomi Daerah
Reformasi Pembangunan serta menghasilkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang
pemerintahan yang kuat legltimasinya Pemerintahan daerah sebagai pengganti UU
berdasarkan pemilihan umum. Dalam No. 5 Tahun 1974 yang sangatsentralistis itu,
ketentuan yang masih berlaku sekarang melalui arahan dan ketentuan dalam pasal-
semua organisasi yang disebutkan di atas pasalnya membuka atau memberi kesempatan
disebut sebagai organisasi kemasyarakatan kepada masyarakat daerah masing-masing
sebagaimana diatur dalam Pasat 1 UU No. 8 untuk turut atau berinisitif aktif berpartisipasi
tahun 1985 dengan rumusan:

137
dalam pemerintahan dan pembangunan Pasal 11 ayat (2): yaitu bidang pemerintahan
didaerahnya. Tidak kurang dua rumusan wajib dilaksanakan Daerah
arahan dan 14 pasal melalui ayat atau butir Kabupaten dan kota meliputi:
pasal atau ayatnya yang mengatur pekerjaan umu'm, kesehatan,
kesempatan atau keharusan masyarakat pendldikan dan kebudayaan,
daerah berpartisipasi dalam pemerintahan pertanian, perhubungan, Industri dan
dan pembangunan didaerahnya dalam UU perdagangan, penanaman modal,
No. 22 Tahun 1999. Arahan dimaksud dimuat lingkungaan hidup, pertanahan,
dalam TERTIMBANGAN" undang-undang koperasi dan tenaga kerja.
tersebut dengan rumusan: Pasal 18 ayat (1) h: DPRD mempunyai tugas
dan wewenang menampung dan
butirb : bahwa dalam penyelenggaraan
menindaklanjuti aspirasi daerah
Otonomi Daerah, dipandang perlu
dan masyarakat;
• untuk lebih menekankan pada
Pasal 22 butir c, d dan e: DPRD mempunyai
prinsip-prinsip demokrasi, peran
kewajiban memblna demokrasi
serta masyarakat, pemerataan dan
dalam penyelenggaraan
keadiian, serta memperhatikan
Pemerintahan Daerah;
potensi dan keanekaragaman
meningkatkan kesejahteraan rakyat
Daerah:
di daerah berdasarkan demokrasi
butirc : bahwa dalam menghaadapi
ekonomi, dan memperhatikan dan
perkembangan keadaan, balk di
menyaiurkan aspiraasi, menerima
dalam maupun di !uar negeii, serta
keluhan dan pengaduan
tantangan persaingan global,
masyarakat, serta memfasilitasi
dipandang perlu menyelenggarakan
tindk lanjut penyelesaiannya;
Otonomi Daerah dengan
Pasal 33butir j:Yang dapatditetapkan menjadi
memberikan kewenangan yang
Kepala Daerah (beriaku juga bagi
luas, nyata dan bertanggung j'awab
Waki! Kepala Daerah) adalahwarga
kepada daerah secara proporsional,
negara Republik Indonesia dengan
yang dtwujudkan dengan peraturan,
syarat: mengenal daerahnya dan
pembagian keuangan Pusat dan
dikena! oleh masyarakat di
Daerah, sesuaidenganprinsip-prinsip
daerahnya;
demokrasi, peran serta masyarakat,
Pasal 43 butir c, e dan f: Kepala Daerah
pemerataan dan keadiian, serta
mempunyai kewajiban menghormati
potensi dan keanekaragaaman
kedaulatan rakyat, meningkatkan
daerah, yang dilaksanakan dalam
taraf kesejahteraan rakyat dan
kerangka Negara Kesatuan
memelihara ketentraman dan
Republik Indonesia.
ketertiban masyarakat;
Pasal-pasa! yang memberikan kesempatan Pasal 48 butir b : Kepala Daerah dilarang
untuk berpartisipasi bagi masyarakat daerah, membuat keputusan yang secara
setidaknya diatur dalam: khusus memberikan keuntungan

138 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL 1. AGUSTUS 2000: 135 -148


Mustari Pide. Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Otonomi Daerah...

bagi dirinya, anggota keluarganya, prakarsa masyarakat dengan


kroninya, golongan tertentu, atau persetujuan Pemerintahan
kelompok politiknya yang secara Kabupaten dan DPRD;
nyata merugikan kepentingan Pasal 111; Peraturan Daerah yang mengatur
umum atau mendiskriminasikan lebih lanjut mengenal Desa wajib
warga negara dan golongan mengakui dan menghormati hak^
masyarakat; asal usul dan adatistiadat Desa.
Pasal 49 butir g; Kepala Daerah berhenti atau
diberhentikan karena mengalami Arahan dan pasal-pasal yang disebutkan
krisis kepercayaan publik yang luas dl atas dlperjelas kembali melalul Penjelasan
akibat kasus yang melibatkan Umum dan Pasal demi pasal dari UU No. 22
tanggung jawabnya, dan tahun 1999. Tetapi ada satu hal yang perlu
keterangannya atau kasus itu ditolak dikemukakan tentang pernyataan dajam
oleh DPRD; Penjelasan Umum yang perlu dicermati
Pasal 76: Daerah mempunyai kewenangan masyarakat di daerah yaltu yang dikemukakan
untuk melakukan pengangkatan. dalam Penjelasan Umum 1 butlr e dengan
pemindahan, pemberhentian, rumusan:

penetapan pensiun, gaji, tunjangan "Hal-hal yang mendasar dalam undang-


dan kesejahteraan pegawai, serta undang in! adalah mendorong untuk
pendidikan dan pelatihan sesuai memberdayakan masyarakat,
dengan kebutuhan dan kemmpuan menumbuhkan prakarsa, menlngkatkan
Daerah yang ditetapkan dengan peran serta masyarakat, mengembangkan
Peraturn Daerah berdasarkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan
peraturan perundang-undangan Rakyat Daerah".
yang berlaku;
Pasal 87ayat(3): Daerah dapatmengaadakan Begitu besar kelnglnan UU No. 22 Tahun
kerjasama dengan badn lain yang 1999 mendorong partisipasi masyarakat
diatur dengan keputusan bersama; daerah dalam pemerintahan dan pembangunan
Pasal 92 ayat {1} dan ayat (2): Dalam seperti diuralkan dl atas, agar perencanaan
penyelenggaraan pembangunan pembangunan sebagian besar Inislatifnya
Kawasan Perkotaan, Pemerintahan berasal dari masyarakat daerah (bottom up).
Daerah periu menglkutsertakan Untuk dapatberpartislpasi seperti Itu peranan
masyarakat dan plhak swasta, civil society daerah bersangkutan sangat
penglkutsertaan masyarakat diperlukan terutama dalam memotivasi dan
merupakan upaya pemberdayaan mengartikulaslkn kepentingan masyarakat
masyarakat dalam pembangunan daerahnya.
perkotaan; Semua civil society yang ada dl daerah
Pasal 93ayat(1) : Desa dibentuk, dihapus tersebut harus bersama-sama memperjuangkan
dan/atau digabung dengan kepentingan daerahnya. bukan hanya
memperhatlkan asal usulnya atas kepentingan civil society-nya saja, mereka

139
harus duduk bersama dan berdialog atau memperjuangkannya untuk dijadikan
berdiskusi bahkan dengan perorangan (tokoh keputusan pemerintah daerah atau keputusan
non formal) agar diperhitungkan oleh politik lalnnya, agar semuanya
pemerintah dan kekuatan politik yang ada di menguntungkan daerahnya yang pada
daerah tersebut. CM! society ini harus kuat gilirannya juga masyarakat Indonesia secara
iegltimasinya dari masyarakatdaerahnya, misi keseluruhan. Dengan demikian civil society
dn visinya jelas, dan tingkah laku para menjadi salah satu unsur penting dan
pengurusnya di pusat maupun di daerah berpengaruh dalam sistem politik di
sampai ke pedesaan harus dapat dijadikaan daerahnya, tanpa ikutserta dalampartai politik.
teladan masyarakat. Yang jelas civil society Dapat menjadi unsur penting dalam sistem
tersebut yang akan berpartlsipasi dalam politik berarti diakui mempunyai kompetensi
perundingan, diskusi dalam perencanaan "mengartikulasikan" kepentingan anggota
pembangunan dan dalam penentuan orang- masyarakat daerahnya bahkan tidak
orangnya dalam suatu sistem politik, harus berlebihan blla diakui berkompetisi
mempunyai kekuatan dan kemampuan sesuai "mengaregasikan" artikulasi kepentingan tadi
bidang-bidang tadi, kaiau tidak maka hanya untuk dijadikan sebagai alternatif
jadi penonton yang baik atau penonton yang kebijaksanaan pemerintah daerah. Artikulasi
frustasi dalam pemerintahan dan kepentingan adalah:^
pembangunan. - merupakan cara yang lazim ditempuh
Setiap civil society daerah harus oleh anggota masyarakat agar
mempunyai kemampuan dan kekuatan "plus" kepentingan, kebutuhan atau tuntutannya
baik dari segi organisasi, kepengumsan, misi dapat terpenuhi dengan memuaskan.
dan visihya dan terutama penguasaannya Berbagai macam kepentingan itu dapat
dalam'mengakses dan mengolah informasi terpenuhi oleh sistem politik bilamana
lokal, regional, naslonal dan intemasional, dikemukakan secara nyata, baik melalui
karena siapa menguasai informasi, maka organisasi maupun lembaga-lembaga
umumnya menguasai percaturan dan isu-isu yang ada dalam masyarakat. Agregasi
bidang-bidang yang ditekuninya. Dengan kepentingan merupakan suatu fungsi in
kemampuan dan ketentuan seperti itu setiap putyang memadukan semua kepentingan
civil society mampu membaca, mengkaji yang telah diartikulasikan.
peluang yang diberikan UU No. 22 Tahun
1999 kepada masyarakat, memilih dan Suatu civil society bila mampu
merencanakan bidang-bidang mana yang mengartikulasikan kepentingan masyarakat
ditekuni atau diambilnya sebgai partisipasinya bahkan lebih dari itu mampu merubahnya
dalam pembangunan daerahnya. Kemudian menjadi agregasi kepentingan maka civil
society tersebut dapat disebutkan punya

^Gabriel AAlmod. 1978. Comparative Politic System, Process, andPolicy. Boston: Little Brown and
Company.

140 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL 7. AGUSTUS 2000: 135 -148


Mustari Pide. Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Otonomi Daerah...

"pengaruh"^ adalah bentuk lunak dari Proses kepentingan masyrakat menjadi


kekuasaan, yang kuat di daerahnya. Menurut kebijaksanaan daerah sangat diharapkan oleh
Nagei^ pengaruh adalah: UU No. 22 tahun 1999 dan ini jugalah yang
disebut perencanaan dan pelaksanaatl
"hubungan antara pelaku-pelaku demiklan pembangunan yang bottom up. Secara luas®
yang menglnginkan. menghendaki, lebih memberikan gambaran diagramatis
' menyukai atau bermaksud agar satu atau berfungsinya sebuah sistem politik menunjukkan
lebih pelaku mempengaruhl perbuatan
apa yang terjadi dalam pengaruh-pengaruh
atau mudah terpengaruh untuk berbuat, lingkungan sistem politik tersebut melalui
satu atau lebih pelaku lain." bermacam-macam pengaruh yang mengalir
Menjadi salah satu unsur berpengaruh menuju sistem tersebut. Melalui struktur dan.
dalam lingkungan sistem politik di daerah prosesnya sistem tersebut kemudian bertindak
maka pemerintah daerah,. lembaga-lembaga berdasarkan apa yang terjadi dengan cara
politik di daerah memeriukan dukungan dari sedemikian rupa yang kemudian diubah
civil society tersebut dalam penyelenggaraan menjadi out put (kebijaksanaan).
pemerintahan dan mensukseskan program- Sengajadisajikan arahan dan pasal-pasal
program mereka. Kalau yang demikian itu dari UU No. 22 Tahun 1999 agar civil society
dapat terjadi maka civil society akan lebih dapat melihat dan mengkaji partisipasi apa
mudah menggoalkan tuntutan-tuntutannya yang biasa dikembangkan untuk kemakmuran
(artikulasi kepentingan dan agregasi warga dan daerahnya. Terserah pada masing-
kepentingan yang biasanya dalam bentuk masing civil society menilai dirinya dengan
aternatif-alternatif) untuk dijadikan memperhitungkan kekuatan, kelemahan,
kebijaksanaan pemerintah daerah, DPRD dan kesempatan dan hambatan-hambatan
partai-partai polltik-politik di daerahnya. internal dan eksternalnya sehingga dapat

Meminjam diagram David Easton:


lingkungan
Lingkungan
1. Civil society
tur utan
2. Pemimpin non fonnal sistem politik keputusan
3. Dari luar daerah daerah out outs
4. DLL dukungan tindakan

lingkungan lingkungan

^Miriam Budiardjo. 1994. Demokrasldilndonesla. Jakarta: GramediaPuslaka Utama. Him. 36.


®RobertA. Dahl. 1985. Ana/ZsaPb/ft/k Modem. Jakarta: BumiAksara. Him. 38.
®David Easton. 1984. Kerangka Kerja Analisa Sistem Politik. Publikasi Oktober 1991.
141
tetap memilih bidang yang akan ditekuninya berdasarkan UU No. 5 Tahun 1974 yang
dalam pembangunan daerah, satu hal yang sentralistis itu harus berubah (terutama para
pasti dan menarik dari UU No. 22 tahun 1999 pejabatnya) dan menyesuaikannya dengan
iaiah rumusan pasal 11 nya yang menetapkan keinginan undang-undang baru itu, atau
11 bidang yang wajib dllaksanakan oleh dengan istiiah populer sekarang ini, harus
Daerah Kabupaten dan daerah kota dalam mengalami reposisi dan restrukturisasi.
rangka otonomi daerah yaitu meliputi: 1) Sesuai ketentuan undang-undang baru ini
pekerjaan umum. 2) kesehatan, 3) pendidikan DPRD bukan iagi bagian dari Pemerintah
dan kebudayaan, 4) pertanian, 5) Daerah tetapi sebagai Badan Legislatif
perhubungan, 6) industri dan perdagangan, Daerah, berkedudukan sejajar dan menjadi
7) penanaman modal, 8) lingkungan hidup, 9) mitra dari Pemerintah Daerah; sedang
pertanahan. 10) koperasidan 11)tenagakeria. Pemerintah Daerah adalah Badan Eksekutif
Di samping itu masih terbuka peluang dl Daerah yang terdiri dari Kepala daerah beserta
bidang lain apabila dicermati dengan balk, perangkat daerah lainnya. Dengan wewenang
seperti untuk pencalonan Kepala Daerah dan yang bertambah besardlberikan kepada DPRD
wakiinya, penentuan calon-calon wakil rakyat terutama dalam memilih dan menetapkan
di DPR, DPRD dan MPR dan juga di bidang Kepala Daerah Kabupaten dan Kota, meminta
pengawasan. pertanggungjawabannya dan mengusulkan
Harus diakul juga bahwa untuk dapat pemberhentiannya apabila
berpartlsipasi maksimal dalam pertanggungjawabannya ditolak DPRD
pembangunan daerah tidak hanya tergantung sampai dua kali; dan mengingat kewenangan
dari diri (Internal) civil society. Walaupun civil yang begitu luas diberikan kepada daerah
society sudah solid secara organisasi, punya terutama melalui Pasal 7 dan 11 UU No. 22
SDM yang baik dan punya pengurus yang Tahun 1999, yaitu:
berwibawa masih membutuhkan dukungan
faktor eksternal agar dapat berpartlsipasi "mencakup kewenangan dalam
maksimal dalam pemerlntahan dan seluruh bidang pemerlntahan kecuali
pembangunan. Faktor eksternal dimaksud kewenangan dalam bidang politik
adalah dukungan pemerintah daerah dan luar negeri, pertahanan keamanan,
partislpasi masyarakat daerah dan perdilan, moneter dan fiskal, agama
simpatisannya dalam menyampalkan Ide atau serta kewenangan bidang lain;
gagasan, kebutuhannya, kepentlngannya dan Bidang pemerlntahan yang wajib
kritiknya kepada civil society bersangkutan. • dilaksankan Daerah Kabupaten dan
Kota meliputi: pekerjaan umum,
1. Faktor Pemerintah Daerah kesehatan, pendidikan dan
Agar UU No. 22 Tahun 1999 dapat kebudayaan, pertanian, perhubungan,
dllaksanakan di daerah dengan baik dan industri dan perdagangan, penanaman
masyarakat berperan serta dalam modal, lingkungan hidup, pertanahan,
pemerlntahan dan pembangunan maka koperasi dan tenaga kerja."
pemerintah daerah yang selama ini bekerja

142 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL 7.AGUSTUS 2000:135 -148


Mustari Pide. Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Otonomi Daerah...

Pemerintah daerah-iah yang terutama berpartisipasi dalam pengambilan keputusan


mengalami restrukturisasi. Kemudian agar politik; c) melaksanakan hukum untuk
prinsip-prinsip penyelenggaraan otonomi melindungi kepentingan masyarakat; d)
derahdapat terlaksanayaitu demokrasi, peran mengembangkan ekonomi pasar atas dasa'r
serta masyarakat, pemerataan dan keadllan; tanggung jawab kepada masyarakat; e)
dan hal-hal yang mendasar dalam UU No. 22 orientasi politik pemerintah menuju
Tahun 1999 juga terwujud yaitu pembangunan.
memberdayakan masyarakat, menumbuhkan Penyelenggaraan pemerintahan yang
prkrsa dan kreativitas, meningkatkan peran kurang balk (dadgovernance) diidentifikasikan
serta masyarakat, maka pegawai negeri sipil dengan indikator-indiktor: 1) hal-hal yang
terutama yang diberl kesempatan menjadi bersifat publik dn pribadi, balk dalam
birokrat harus mengalami reposisL Mereka tatalaksana maupun kepemilikannya tidak
harus netral daiikekuatan politik, danini sesuai jelas perbedaannya; 2) terialu banyak regulasi
dengan ketentuan Pasai 3 PP No. 12 Tahun pada birokrasi, sehingga menghalngi
1999 yang menyatakan bahwa pegawai negeri berfungsinya mekanisme pasar; 3) berbagai
sipil harus bersikap netral dan menghindari peraturan yang berlaku tidak mendukung
penggunaan fasilitas negara untuk golongan terciptanya ikiim kondusif dalam mendorong
tertentu, dan dalamPasalT disebutkan bahwa pembangunan; 4) perhatian pada HAM
pegawai negeri sipil yang menjadi anggota kurang; 5) prioritas tidak sesuai dengan
dan atau pengurus partai politik, maka kebutuhan pembangunan; 6) pengambilan
keanggotaan dan atau kepengurusan yang keputusn tidak transpran dan kurangnya
bersangkutan hapus secara otomatis, kecuali partisipasi masyarakat.
mereka yang tetap ingin di parpcl dan harus Reinventing government memperkenalkan
menerima konsekuensinya yaitu paradigma baru pemerintah di pusat atau
diberhentikan dari jabatan negeri. daerah yaitu pemerintah yang mampu
Dalam melakukan restrukturisasi dan memposisikan difi dan berperan sebagai
reposisi dimaksud, periu diperhatikan dan bila berikut:
mungkin dijadikan pedoman konsep ilmiah a) Catalytic Government (pemerintah yang
yang sangat populer dewasa ini yaitu konsep katalitik). Pada kedudukan seperti ini
good governance danreinventing government. pemerintah menempatkan diri sebagai
Secara umum dapat dikatakan bahwa katalisator bagi aktivitas masyarakat dan
indikator-indikator untuk dapat disebut sebagai lebih berperan sebagai pengemudi
good governance adalah:' a) melaksanakan ketimbang sebagai pendayung.'
Hak Asasi Manusia; b) masyarakat

'Robert Mass. The Issue of Governance InInternational Cooperation. Berlin Agustus 1997.
®David Osbome &Ted Gpebler. 1992. Reinventing Govemmenf. Addision Wesley. New York: Pub.
Com. Inc. Him.4

143
b) Community - owned Goverment pemerintah mereka akan cenderung
(pemerintah yang dimiliki rakyat). memanfaatkan jasa swasta. Karena itu
Pemerintah menciptakan kondisi di mana pemerintah sekarang harus lebih banyak
masyarakat merasa bahwa pemerintah mendengrkn aspirasi pelanggan dengan
yang ada itu adalah milik mereka. Di sin! berbagai metode yang modem dan lebih
pemerintah lebih memberi kewenangan akurat.
kepada masyarakatdaripadamemberikan g) Enterprising 6oirem/r)enf.(pemerintah
pelayanan. Mai tersebut didasarkan pada yang dikelola dengan semangat
asumsi bahwa masyarakat lebih wiraswasta). Karakteristik pemerintah yang
memahami masalah-masalah yang bersemangat wiraswasta iaiah
mereka hadapi daripada or^ng lain. memandang pengeluaran dalam
c) Competitive Govem/nenf (pemerintah prespektif investasi, artinya uang akan
yang kompetitif). Pada kedudukan seperti didapat apablla melakukan investasi.
ini pemerintah menyuntikkan persaingan h) Anticipatory Government (pemerintah
dalam penyeienggaraan jasa dengan pihak yang antisipatif). Pemerintah seperti ini
swasta. Jadibukan hanyaswastayang bisa adalah yang berorientasi mengantisipasi
efisien, pemerintah juga bisa efisien. masalah dan menangkap peluang masa
d) Mission - Driven Government (pemerintah depan ketimbang lebih asyik menangani
' yang dikendalikan oleh misi). Kegiatan krisis demi krisis.
pemerintah didasarkan padamisi yaitu apa i) Decentralized Govemmenf (pemerintah
yang ingin dicapai, bukan padaaturan yang yang terdesentralisasi). Pemerintah seperti
meiandasi kegiatannya. Bila kita ini adalah yang dapat melonggarkan
terperangkp pada aturan bisa jadi tuj'uan hubungan hierarkis lewat pelimpahan
yang akan dicapai malahantidaktercapai, kewenangan kepada organisasi yang lebih
karena peraturan sering kali teriambat rendah untuk mengambll keputusan dan
menyesuaikan diri dengan perubahan dalam tiap organisasi publik diterapkan
yang cepat terjadi. manajemen partislpatif.
e} Result - Oriented Government (pemerintah j) Market -oriented Govemmenf (pemerintah
yang berorientasi pada hasil). Pemerintah yang berorientasi kepada pasar).
lebih mengutamakan mengeluarkan dana ' Pemerintah seperti ini adalah yang
untuk hasil yang ingin dicapai (oi/^u/s)bukan mampu mengemudikan dan membuat
mengutamakan pembiayaan pada struktur pasar untuk menciptakan insentif
masukan-masukan (inputs), yang menyebabkan orang bergerak ke
f) Customer-Driven Govemment{pen\enntah arah yang dikehendaki oleh monuniti dan
yang berorientasi pada pelanggan). membiarkan mereka mengambll
Pemerintah seperti ini mengutamakan keputusan sendiri. Bila pemerintah dapat
kebutuhan pelanggan yaitu masyarakat, menciptakan insentif yang mempenganjhi
bukan kebutuhan birokrasi. Sering terjadi keputusan pasar, berarti dapat
bahwa masyarakat yang tidak melipatgandakan dampaknya sampai
memperoleh perlakuan yang balk dari beratus kali lipat.

144 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL. 7.AGUSTUS 2000:135-148


Mustari Pide. Paiiisipasi Masyarakat Sipil dalam Otonomi Daerah...

Pemerintah daerah yang dapat dari yang seiama ini kita anut(tradisi) kesikap
menyesuaikan diri atau mengarah pada good mental yangmodem tetapibukanwestemisasi,
governance dan menerima paradigma baru kita harus menerima modernisasi.^ Kita harus
melalui reinventing government akan berani mengubah sikap mental kita ke arah
memudahkan daerah tersebut memasuki yang lebih baik untuk kemajuan masyarakat
AFTA, APEC dan mengundang investasi luar kita ke depan ini yang banyak tantangan dan
negeri di samping yang telah disebut pada peluang bagi kita.
bagian atas yaitu mendorong untuk Masalah sikap mental ini kami sependapat
memberdayakan masyarakat, menumbuhkan dengan gagasan yang mengatakan:'^
prakarsa dan kreativitas, menlngkatkan peran
Sikap mental adalah suatu istilah populer
serta masyarakat dan memben peluang bagi
untuk dua konsep yang dengan Istilah
prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan
ilmiah disebut "sistem nilai budaya" (Culture
serta memperhatikan potensi dan
value system) dan "sikap" (attitude)'. Sistem
keanekargaman Daerah. UU No. 22 Tahun
niiai budaya adaiah suatu rangkaian dari
1999 dengan jelas juga menyatakan bahwa
konsep abstrak yang hidup dalam aiam
derah dapat mengadakan kerjasama yang
pikiran sebagian besar dari warga suatu
saling menguntungkah dehgan lembaga/
masyarakat. mengenai apa yang harus
badan di lur negeri, sehingga kedua konsep
dianggap penting dan berharga daiam
diatas sangat mendukung ketentuan tersebut
hidupnya. Dengan demikian suatu sistem
Dukungn pemerintah daerah saja belum
nilai budaya itu biasanya merupakan
cukup, masih perlu dukungan dari faktor
bagian dari kebudayaan yang berfungsi
ekstemai iainnya yaltu masyarakat daerah.
sebagai pengarah dan pendorong
kelakuan manusia. Karena sistem nilai
2. Faktor Masyarakat
budaya itu hanya merupakan konsep-
Dapat dikatakan bahwa masyarakat di konsep yang abstrak, tanpa perumusan
daerah sekarang in! masih kuat tradisi yang yang tegas, maka konsep-konsep itu
kurang menunjang pembangunan, tetapi biasanya hanya bisa dirasakan tetapi
tradisionai bukan berarti tidak dinamis dan sering tidak dapat dfnyatakan dengan
tidak mau mengalami perubahan melainkan tegas oleh warga masyarakat yang
karena sikap mental anggota masyarakatnya bersangkutan ... maka sering amat
yang umumnya masih lambat berubah. itu mendarah daging pada mereka dan sukar
bukan berarti masyarakatkite tidak mengaiami, dirobah atau diganti dengan konsep-
kemajuan, tetapi beium sebagaimana konsep baru. Sikap bukan merupakan
diharapkan. Sikap mental kita harus berubah

®J. W. Schoorl. 1980. Moderenisasi. Jakarta: Gramedia. Him. 20.


"Koentjoroningrat. 1979. Manusia dan Kebudayaan diIndonesia.Jakarta: Jambatan. Him. 380-381.

145
bagian dari kebudayaan, tetapi untuk diperbaiki. Sikap yang aktif yang
merupakan suatu hal kepunyaan para harus dinilai tinggi sebagai pengarah
individu warga masyarakat. Suatu sikap tindakan utama bukan sikap yang pasif dan
adalah potensi pendorong yang ada fatalistis. Jangan mengihgkari hidup dan
dalam jiwa individu untuk bereaksi melarikan diri kepad kebtiln atau hal-hal
terhadap lingkungannya beserta segala yang trasendental.
hal yang ada di dalam lingkungannya Itu, 2. Harus menilai tinggi konsepsi bahwa
dalam hal in! berupa manusia lain, orang mengintensifkan karyanya untuk
binatang, tumbuh-tumbuhan, benda atau menghasilkan lebih banyak karya lagi.
konsep-konsep. Sikap individu itu Aktivits jangan hanya ditujukan kepada
biasanya ditentukan oleh tiga unsur, lalah usaha untuk mencari makan memenuhi
kegiatan fisik dari individu. keadaan kebutuhan primer, dan mendambakan
jiwanya dan norma-norma serta konsep- pekerjaan sebagai pegawai yang duduk
konsep nilai budaya yang dianutnya. di belakang meja saja. Mentalitas
Dengan konsep di atasmaka kita tentunya pegawai yang hanya mementingkan karya
akan sependapat bahwa sikap mental untuk naik pangkat dan kedudukan hams
masyarakat kita harus mengalami perubahan dibuang jauh-jauh. Demikian juga
ke arah yang lebih baik kalau tidak, mungkin kegiatan untuk mencari gelar-gelar
akan menjadi penonton yang frustasi dalam akademis tanpa mementingkan ketrampilan
pemerintahan dan pembangunan terutama di keahlian yang ada dibelakangnya hams
daerah.
jugadisingkirkan. Sikap mental seperti itu
Kita tidak hanya bisa mengatakan bahwa terang meremehkan kwalitas, karya serta
sikap mental kita belum cukup baik untuk hasllnya tidak mendorong orang untuk
tabah dan ulet.
berpartisipasi dalam pembangunan, tetapi kita
harus memberi arahan juga bagaimana 3. Hams merasakan keinginan untuk dapat
sebaiknya mental bangsa Indonesia agarbisa menguasai alam serta kaidah-kaidahnya.
berpartisipasi optimal dalam pembangunan Keinginan untuk menguasai alam dan
tersebut. Ada 5 (lima) konsep sistem nilai kaidah-kaidahnya itu adalah sumber dari
budaya" yang cocok untuk pembangunan, ilmu pengetahuan. Pembangunan
yaitu: ekonomi yang modem dalam tahap lebih
lanjut yaitu industrialisasi hanya bisa
1. Dalam menghadapi hidup, orang harus dicapai dengan ilmu pengetahuan dan
menilal tinggi unsur-unsur yang teknologi. Kalau kita terns menglmporilmu
menggembirakan dari hidup; dan bahwa pengetahuan dan teknologi kita hanya
ada kesengsaraan, bencana, dosa dan menjadi bangsa kelas dua yang tems
keburukan dalm hidup memang harus menjadi konsumen teknologi negara-
disadari dan hal Itu semuanya adalah negara maju.

"/bW. Him. 382-385.

146 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL 7. AGUSTUS 2000: 135 -148


Musfar/ Pide. Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Otonomi Daerah...

4. Dalam segala aktivitas hidup, orang hams telah mengarah untuk memberdayakan
sebanyak mungkin berorientasi ke masa masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan
depan. Suatu organisasi ke masa depan kreativitas masyarakat dan meningkatkan
sangat perlu, karena sikap mental seperti peranserta masyarakat, tinggal bagaimana
itu merupakan pangkal dari keinginan menggerakkan masyarakat agar berada pada
untuk menabung dan juga mendorong posissi seperti itu. Pemerintah dan civii society
orang untuk merencanakan hidupnya akan berperanan besar untuk itu, dan apabila
setajam mungkin ke masa yang akan civil society dapat menjadi salah satu agen
datang. Sifat yang sering mengenang dan utama dalam perubahan daerah ke
merindukan masa lalu yang jaya dan enak masyarakat modem, maka masyarakat kita itu
bag! sementara masyarakat kita akan akan memberikan dukungan pada civil society
mudah mengarahkan kita ke arah dalam melaksanakan visi dan misinya. Itu
kekecewaan bahkan mungkin frustasi. berarti juga civil society dapat mengklim atau
5. Dalam menghadapi keputusan- memposisikan dirinya sebagai salah satu
keputusan orang hams bisa berorientasi organisasi yang berhak mengartikuiasikan
kesesamanya, menilai tinggi kerjasama kepentingan atau tuntutan masyarakat
dengan orang Iain, tanpa meremehkan daerahnya bahkan kalau mungkin
kwalitas individu dan tanpa menghindari mengagregasikan kepentingan dan tuntutan
tanggung jawab sendiri. Konsep kelima tersebut menjadi salah satu alternatif untuk
ini mengajarkan kita agar jangan terlalu dijadikan output oieh pemerintah daerah/
berorientasi ke atas. Mentalitet berorientsi nasional dan badan-badan atau institusi
ke atas membuat orang segan untuk lainnya.
memutuskan sesuatu yang belum pemah
dialami, dan hams menunggu contoh dan Simpulan
restu dari orang-orang yang lebih tuaatau
iebih tinggi pangkat dan kedudukannya. Sebagai penutup dari tulisan ini, maka
Mentalitet seperti ini membuat orang dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
bermental pegawai dan kurang berani 1. UU No. 22 Tahun 1999 tentang
berdiri sendiri dan bertanggung jawab. Pemerintahan Daerah telah memberi
Perubahan sikap mental masyarakat ke kesempatan kepada masyarakat Daerah
arah yang disebutkan di atas akan mendorong untuk berpartisipasi dan berprakarsa
partisipasi masyarakat daiam pemerintahan dalam pemerintahan dan pemtiangunan
dan pembangunan secara optimal. melalui pertimbangan pasal-pasalnya dan
Masyarakat (daerah ) akan lebih mudah penjelasan umumnya.
mendukung civil society apabila memiliki 2. Agar partisipasi dan prakarsa masyarakat
sikap mental seperti yang dikemukakan di atas. tersebut dapat tumbuh dan terpeliharaa
Masalahnya, membawa masyarakat derah berkembang dan tersalurkan, dibutuhkan
lebih maju di samping membutuhkan waktu, kehadiran civil society di daerah tersebut
juga dana dan daya. UU No. 22 Tahun 1999 untuk mengartikulasikannya.

147
3. Agar dapat mengartikuiasikan kebutuhan Dove, Michael R. 1985. Peranan
dan tuntutan masyarakat daerah maka Kebudayaan Tradisional Indonesia
c/V//soc/e(/tersebut harus solid dalam art) dalam Modernisasi. Yogyakarta:
benar-benar memenuhi kriteria sebagai Yayasan Obor Indonesia.
civil societyseiia mendapatdukungan dari
Easton,David. 1984.KerangkaKerjaAnalisa
pemerintah daerah dan masyarakat
Sistem Politik. Jakarta: Bina Aksara.
daerah itu sendlri. •
Mass, Robert The Issue of Good Governance
In International Cooperation. Berlin.
Daftar Pustaka
Agustus 1997.
Aimed, Gabriel A. 1978. Comparative Politics
Koentjaraningrat. 1979. Manusia dan
System Process and Policy. Boston:
Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Little. Brown and Company. Jambatan.
Budiardjo, Miriam. 1994. Demokrasi di Osborne, David & Ted Goebler. 1992.
Indonesia. Jakarta: Gramedia
Reinventing Government,
Pustaka Utama.
Addision Wesley. New York: Pub.
Clark, Robert P. 1989. Menguak Kekuasaan Comp.lnc.
dan Politik di Dunia Ketiga. Jakarta: Schoorl, J.W. 1980. Modernisasi, Jakarta:
Eriangga. Gramedia.
Dahl, Robert A. ^%5.Analisa Politik Modem.
United States Information Agency. Apakah
Jakarta: Bum! Aksara.
Demokrasi itu. Publikasi. Oktober
Diamond, Larry. "Toward Democratic 1991.
Consolidation." Jurnal of Democracy
Vol. 5 No. 3 July1994

148 JURNAL HUKUM. NO. 14 VOL 7. AGUSTUS 2000:135 -148

Anda mungkin juga menyukai