Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGGUNAAN BIK DAN EYD

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : M. Salas, M.Pd

Oleh :
1. Indana Zulfa (211105104)
2. Endah Pratiwi (211105105)

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI


KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG
WIDYA CIPTA HUSADA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas makalah “Penggunaan BIK dan EYD”
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Salas, M.Pd,
selaku Dosen Bahasa Indonesia Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan, yang telah memberikan tugas ini sehingga bisa menambah wawasan
kami tentang penggunaan BIK dan EYD.
Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Malang, 27 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL ..............................................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan .............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................2
A. Bahasa Indonesia Keilmuan (BIK) ......................................................2
1. Pengertian BIK ...............................................................................2
2. Karakteristik BIK ...........................................................................2
3. Penggunaan BIK ............................................................................2
B. EYD ......................................................................................................3
1. Pengertian EYD ..............................................................................3
2. Ruang Lingkup dan Penggunaan EYD...........................................3
BAB III PENUTUP ......................................................................................14
Kesimpulan .............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Bahasa Indonesia menurut historis banyak menyerap dari bahasa
lain. Hingga banyak ragam bahasa yang ada di Indonesia. Maka bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi dan pemersatu bangsa. Sebagaimana
kita ketahui bahwa, segala macam interaksi sosial masyarakat akan
lumpuh tanpa adanya bahasa.
Dalam bahasa Indonesia kita akan mengenal Bahasa Indonesia
Keilmuan atau ragam bahasa baku. Di mana bentuk penulisan dan
karakteristiknya berbeda dengan Bahasa Indonesia pada umumnya.
Makalah ini disusun dengan harapan menambah pengetahuan kita tentang
Bahasa Indonesia Keilmuan dan penggunaannya, serta bagaimana
penulisan Bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Bahasa Indonesia Keilmuan?
2. Apa saja karakteristik Bahasa Indonesia Keilmuan?
3. Apa saja ruang lingkup penggunaan Bahasa Indonesia Keilmuan?
4. Apa itu Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)?
5. Apa saja ruang lingkup dan penggunaan EYD?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mendeskripsikan Bahasa Indonesia Keilmuan.
2. Mengetahui karakteristik Bahasa Indonesia Keilmuan.
3. Mengetahui dan memahami ruang lingkup Bahasa Indonesia
Keilmuan.
4. Mendeskripsikan tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
5. Mengetahui ruang lingkup dan penggunaan EYD.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bahasa Indonesia Keilmuan (BIK)


1. Pengertian BIK
Bahasa Indonesia Keilmuan adalah Bahasa Indonesia yang digunakan
untuk kepentingan resmi yang bersifat ilmiah dengan unsur
kebahasaan yang bersifat baku.

2. Karakteristik BIK
a. Lugas dan jelas. Dalam hal ini bahasa yang digunakan apa adanya,
tegas, dan tidak diragukan (tidak ada kiasan).
b. Objektif. Dalam hal ini tidak penyampaiannya tidak dipengaruhi
emosi, sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
c. Cendekia. Logis, tepat, tersusun ( subjek + predikat + keterangan).
d. Ringkas dan padat. Penggunaan kalimat tidak boros.
e. Konsisten. Harus ajek, taat asas, selaras dan tidak berubah-ubah.
f. Gagasan sebagai pangkal tolak. Berorientasi pada kalimat pasif.

3. Penggunaan BIK
Ruang lingkup penggunaan Bahasa Indonesia Keilmuan di antaranya :
1. Laporan dalam bentuk naskah : makalah, laporan, hasil penelitian,
artikel, surat resmi.
2. Laporan pekerjaan yang berbentuk naskah atau surat.
3. Laporan pertanggungjawaban : laporan pemegang saham, laporan
keuangan, laporan kegiatan.

2
B. EYD
1. Pengertian EYD
EYD ( Ejaan Yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam
Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan Bahasa Indonesia dalam
tulisan, mulai dari pemakaian huruf, penulisan kata, penggunaan tanda
baca, dan penulisan unsur serapan. Menurut para ahli :
1. Keraf
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana
menggambarkan lambang bunyi-bunyi ujaran dan bagaimana
interelasi antara lambang-lambang itu (pemisahnya,
penggabungan) dalam suatu bahasa.
2. KBBI
Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambar bunyi-bunyi
(kata, kalimat) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca.
3. Arifin
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana
melambangkan bunyi uraian dan bagaimana antar hubungan
antara lambang-lambang yang dimaksud.

2. Ruang Lingkup dan Penggunaan EYD


a. Pemakaian Huruf
1) Huruf abjad. Meliputi : A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N,
O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z.
2) Huruf vokal. Meliputi : A, E, I, O, U. Namun, dalam huruf e
terdapat 2 pelafalan. Seperti dalam contoh kata internet.
3) Huruf konsonan. Meliputi : B, C, D, F, G, H, J, K, L, M, N, P,
Q, R, S, T, V, W, X, Y, Z.
4) Huruf diftong. Merupakan vokal rangkap. Meliputi : AI, AU,
OI. Contoh pada kata bagaimana, kalau, sepoi.
5) Gabungan huruf konsonan. Meliputi : KH, NG, NY, SY. Seperti
dalam kata : khawatir.

3
6) Pemenggalan kata.
a) Pada kata dasar
 Jika di tengah kata terdapat dua huruf vokal, maka
pemenggalan dilakukan di antara huruf vokal. Contoh :
sya-ir, si-ul, su-a-mi.
 Jika di tengah kata terdapat huruf konsonan dan vokal
yang berdampingan, maka pemenggalannya dilakukan
di antara huruf konsonan dan vokal : sa-tu, si-ku, buku.
 Jika di tengah kata terdapat dua huruf konsonan, maka
pemenggalannya di antara huruf konsonan. Contoh :
sep-tem-ber, wak-tu, sam-pa-i.
 Jika terdapat tiga huruf konsonan dalam satu kata,
maka pemenggalan dilakukan di antara konsonan
pertama dan kedua. Contoh : rang-ka-i, ung-kap, ul-
tra.
b) Imbuhan pada akhiran dan awalan kata termasuk yang
mengalami perubahan bentuk, maka biasanya ditulis
serangkaian kata dasarnya, dan dipenggal pada pergantian
baris. Contoh : mem-beri, me-minta, ber-sama.
c) Jika dalam satu kata terdapat dua unsur maka pemenggalan
dapat dilakukan dengan (1). Di antara unsur, (2). Sesuai
pemenggalan pada poin a. Contoh : bio-grafi atau bi-o-gra-
fi, foto-grafi atau fo-to-gra-fi.
b. Pemakaian huruf kapital dan huruf miring
1) Huruf kapital atau huruf besar
a) Digunakan sebagai huruf pertama kata awal kalimat,
misalnya :
 Apa maksudmu?
 Tolong ambil buku itu!

4
b) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung,
misalnya :
 Kadek bertanya, “Kapan kita pulang?”.
 “Kemarin aku terlambat mengumpulkan tugas”,
kata Sinta kepada Lia.
c) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan
nama Tuhan, termasuk kata ganti. Misalnya :
 Yang Maha Pengasih.
 Terima kasih atas bimbingan-Mu Ya Allah.
d) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama
orang, misalnya :
 Sultan Hasanuddin.
 Nabi Ibrahim.
e) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang. Misalnya :
 Gubernur Ali Sadikin.
 Wakil Presiden Yusuf Kala.
f) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang,
misalnya :
 Dewi Puspita Sari.
 Amir Hamzah.
g) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan nama bangsa. Misalnya :
 Bangsa Indonesia.
 Suku Jawa.
h) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya :
 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
 Tahun Hijriyah.

5
6
i) Digunakan sebagai huruf pertama nama khas dalam
geografi. Misalnya :
 Asia Tenggara.
 Danau Toba.
j) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama
negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama
dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.
Misalnya :
 Dewan Perwakilan Rakyat.
 Mahkamah Agung.
k) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk
kekerabatan atau sapaan dan pengacuan. Misalnya :
 Surat Saudara sudah saya terima.
 Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
l) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti nama
Anda. Misalnya :
 Surat Anda sudah saya balas.
 Sudahkah Anda sholat?
m) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat dan sapaan. Misalnya :
 Dr.  Doktor.
 S.H.  Sarjana Hukum.
n) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk
ulang sempurna yang terdapat pada nama badan
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen
resmi. Misalnya :
 Perserikatan Bangsa-Bangsa.
 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

7
o) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata dalam
judul, karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan
kata penghubung. Misalnya :
 Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
 Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum
Perdata”.
2) Huruf miring
a) Menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan. Misalnya :
 Buku Negarakertagama Karangan Prapanca.
 Surat Kabar Pedoman Rakyat akan dibeli.
b) Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, dan kelompok kata. Misalnya :
 Huruf pertama kata abjad adalah a.
 Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
c) Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.
Misalnya :
 Politik devideet et impera pernah merajalela di
Indonesia.
c. Penulisan Kata
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan
kata, yaitu:
1) Kata Dasar
Adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk,
yang ditulis sebagai suatu kesatuan. Misalnya :
 Buku itu sangat tebal.
 Kantor pajak penuh sesak.

8
2) Kata Turunan (kata perimbuhan)
Kata Turunan kaidah yang harus diikuti dalam penulisan
kata turunan, yaitu :
a) Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya, misalnya :
 Menulis.
 Membaca.
b) Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahului jika bentuk
dasarnya berupa gabungan kata. Misalnya :
 Sebar luaskan.
 Bertepuk tangan.
c) Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan
sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata itu ditulis
serangkai. Misalnya :
 Keanekaragaman.
 Menandatangani.
d) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya digunakan
dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
 Antarkota.
3) Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda (-). Jenis-jenis kata ulang yaitu :
 Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal.
Misalnya : Laki  Lelaki.
 Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara
keseluruhan. Misalnya : Laki  Laki-laki.
 Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi
fonem. Misalnya : Sayur  Sayur-mayur.

9
 Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan
yang mendapat imbuhan. Misalnya : Main 
Bermain-main.
d. Pemakaian Tanda Baca
1) Tanda koma (,)
Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan:
 Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
 Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
 Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
 Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
 Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah,
aduh, dan kasihan.
 Dipakai di antara : (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian
alamat, (3) tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang
ditulis secara berurutan.
 Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama
diri, keluarga, atau marga.
 Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
 Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
 Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
 Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat.

10
 Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan
langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.
2) Tanda Titik ( . )
Penulisan tanda titik di pakai pada :
 Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
 Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
 Akhir singkatan nama orang.
 Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum. Bila
singkatan itu terdiri atas tiga huruf atau lebih dipakai satu
tanda titik saja.
 Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
 Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.
 Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
 Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau ilustrasi dan tabel.
3) Tanda Titik Tanya ( ? )
Tanda tanya dipakai pada :
 Akhir kalimat tanya.
 Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang diragukan atau kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
4) Tanda Seru ( ! )
Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, rasa emosi yang kuat dan ketidakpercayaan.

11
5) Tanda Titik Dua ( : )
Tanda titik dua dipakai untuk :
 Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
 Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian
atau pemerian.
 Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
 Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
 Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.
 Di antara jilid atau nomor dan halaman.
 Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
6) Tanda Titik Koma ( ; )
Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara. dan digunakan untuk
memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.
7) Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) dipakai untuk :
 Dalam penomoran kode surat.
 Sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
8) Tanda Petik ( "…" )
Tanda petik dipakai untuk :
 Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah, atau bahan tertulis lain.
 Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti
khusus, kiasan atau yang belum.
 Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila
dipakai dalam kalimat.

12
9) Tanda Elipsis (…)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus
dan menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang
dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai
empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.
10) Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘ )
Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan
bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya :
 1 Januari ’88. (’88 = 1988)
 Ali ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
 Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)
11) Tanda Petik Tunggal ( ‘...’ )
Tanda petik tunggal dipakai untuk :
 Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
 Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
e. Penulisan Unsur Serapan
Penulisan unsur serapan pada umumnya mengadaptasi atau
mengambil dari istilah bahasa asing yang sudah menjadi istilah
dalam bahasa Indonesia. Contoh : President menjadi presiden.
Penyerapan unsur asing dalam penggunaan Bahasa
Indonesia dibenarkan, sepanjang :
 Unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak
ada yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia,
akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam
bahasa Indonesia.
 Konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada
dalam bahasa Indonesia.

13
Menerima unsur asing dalam bahasa Indonesia bukan
berarti Indonesia miskin kosakata atau ketinggalan. Penyerapan
unsur serapan asing adalah hal wajar, karena setiap bahasa
mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan
setiap penutur bahasa berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Maka dalam hal ini sering terjadi yang biasa disebut akulturasi.
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam
bahasa Indonesia dikelompokkan dua bagian, yaitu :
 Secara adaptasi
yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dalam
kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun
penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara
adaptasi, yaitu : fungsi, koordinasi, manajemen, atlet,
sistem, material, ekspor.
 Secara adopsi
yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara
utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami
perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu :
bridge, de facto, civitas academica, editor.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sangatlah
penting baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penulisan
yang bersifat ilmiah yang dalam hal ini menggunakan Bahasa
Indonesia Keilmuan. Penggunaan Bahasa Indonesia Keilmuan
harus jelas dan tegas sehingga memudahkan pemahaman pembaca.
Adapun karakteristik khusus Bahasa Indonesia Keilmuan dalam
hal ini EYD, harus diperhatikan sebagai pedoman penulisan ilmiah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, R., 2018. Bahasa Indonesia Keilmuan. [Online]


Available at: https://rifantoafandi.blogspot.com/2018/12/bahasa-
indonesia-keilmuan.html?m=1
[Diakses 23 September 2021].
I, 2020. Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Lengkap Penjelasan.
[Online]
Available at: https://www.markijar.com/2017/05/pedoman-ejaan-
yang-disempurnakan-eyd.html
[Diakses 23 September 2021].
Wulandari, F., 2017. Makalah Bahasa Indonesia Keilmuan. [Online]
Available at: http://febiul.blogspot.com/2017/04/bahasa-indonesia-
keilmuan.html?m=1
[Diakses 23 September 2021].

16

Anda mungkin juga menyukai