Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 1
TEKNIK SAMPLING
Blok Manajemen Kesehatan Gigi Masyarakat

Disusun oleh:
Kelompok Tutorial IV
1. Achmad Hendrawan S (131610101001)
2. Wahyu Hidayat (131610101002)
3. Karina S Ichwani (131610101006)
4. Fitrilia Kristina (131610101027)
5. Ikatanti Ranta A (131610101028)
6. Annora Ramadhani (131610101029)
7. Diah Indah Pratiwi (131610101033)
8. Ari Kurniasari (131610101038)
9. Nur Sita Dewi (131610101045)
10. Cynthia Octavia P.S. (131610101047)
11. Dysthika Zahra S (131610101048)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2015
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

Tutor : drg. Hj. Herniyati, M. Kes.


Ketua : Dhystika Zahra S (131610101048)
Scriber Papan : Nur Sita Dewi (131610101045)
Scriber Meja : Cynthia Octavia P.S. (131610101047)
Anggota :
1. Achmad Hendrawan S (131610101001)
2. Wahyu Hidayat (131610101002)
3. Karina S Ichwani (131610101006)
4. Fitrilia Kristina (131610101027)
5. Ikatanti Ranta A (131610101028)
6. Annora Ramadhani (131610101029)
7. Diah Indah Pratiwi (131610101033)
8. Ari Kurniasari (131610101038)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario 1 berjudul Teknik
Sampling. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok
IV pada skenario pertama. Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penyusun ingin menyampaikan
terimakasih kepada:
1. drg. Hj. Herniyati, M. Kes. selaku tutor yang telah membimbing jalannya
diskusi tutorial kelompok IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan
telah memberikan masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang
telah kami dapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Dalam
penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun
harapkan dalam perbaikan–perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, Mei 2015

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Epidemiologi berasal dari dari kata Yunani epi= atas, demos= rakyat,
populasi manusia, dan logos = ilmu (sains), bicara. Secara etimologis
epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang berhubungan
dengan peristiwa yang banyak terjadi pada rakyat, yakni penyakit dan kematian
yang diakibatkannya yang disebut epidemi. Tetapi gagasan dan praktik
epidemiologi untuk mencegah epidemi penyakit sudah dikemukakan oleh “Bapak
Kedokteran” Hippocrates sekitar 2000 tahun yang lampau di Yunani. Hippocrates
mengemukakan bahwa faktor lingkungan mempengaruhi terjadinya penyakit.
Dengan menggunakan Teori Miasma Hippocrates menjelaskan bahwa penyakit
terjadi karena “keracunan” oleh zat kotor yang berasal dari tanah, udara, dan air.
Karena itu upaya untuk mencegah epidemi penyakit dilakukan dengan cara
mengosongkan air kotor, membuat saluran air limbah, dan melakukan upaya
sanitasi (kebersihan). Teori Miasma terus digunakan sampai dimulainya era
epidemiologi modern pada paroh pertama abad kesembilanbelas.

Epidemiologi merupakan disiplin ilmu inti dari ilmu kesehatan masyarakat


(public health). Kesehatan masyarakat bertujuan melindungi, memelihara,
memulihkan, dan meningkatkan kesehatan populasi. Sedang epidemiologi
memberikan kontribusinya dengan mendeskripsikan distribusi penyakit pada
populasi, meneliti paparan faktor-faktor yang mempengaruhi atau menyebabkan
terjadinya perbedaan distribusi penyakit tersebut. Pengetahuan tentang penyebab
perbedaan distribusi penyakit selanjutnya digunakan untuk memilih strategi
intervensi yang tepat untuk mencegah dan mengendalikan penyakit pada populasi,
dengan cara mengeliminasi, menghindari, atau mengubah faktor penyebab
tersebut. Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran penyakit pada sekelompok
manusia serta faktor penyebabnya. Untuk itu ditempuh suatu pendekatan yang
berpola dan berstruktur yang dikenal dengan pendekatan epidemiologi.
Pendekatan epidemiologi adalah pola pendekatan yang mengandung rangkaian
kegiatan untuk mendapatkan keterangan tentang besarnya masalah penyakit,
dilakukan upaya pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan interpretasi data
tersebut. Ini pada dasarnya identik dengan kegiatan pokok suatu penelitian.

Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari tentang faktor-


faktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran penyakit pada sekelompok
manusia serta faktor penyebabnya. Untuk itu ditempuh suatu pendekatan yang
berpola dan berstruktur yang dikenal dengan pendekatan epidemiologi.
Pendekatan epidemiologi adalah pola pendekatan yang mengandung rangkaian
kegiatan untuk mendapatkan keterangan tentang besarnya masalah penyakit,
dilakukan upaya pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan interpretasi data
tersebut. Ini pada dasarnya identik dengan kegiatan pokok suatu penelitian.

1.2. Skenario

Drg. Krisda ingin melakukan penelitian epidemiologi tentang hubungan


pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Majumakmur. Mata pencaharian
penduduk sebagian besar adalah pekerja buruh perkebunan dengan rentang usia
20-30 tahun, yang seharian penuh bekerja di perkebunan sehingga tidak punya
waktu untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Masyarakat disana kebanyakan
berpendidikan SD. Data laporan Puskesmas menunjukkan tingkat karies gigi dan
penyakit periodontal yang tinggi. Teknik sampling yang cocok untuk penelitian
tersebut adalah?
1.3. Mapping

Penelitian Epidemiologi

Observatif Eksperimental

Deskriptif Analitik Murni Semu

Kohort

Case
Control

Cross
Sectional

Populasi/Element

Teknik Sampling

Random Non Random

Sampel
1.4. Tujuan Pembelajaran (LO)

1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan definisi


penelitian epidemiologi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan tujuan
penelitian epidemiologi.
3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan macam-
macam penelitian epiemiologi.
4. Mahasiswa mampu mengetahui penelitian epidemiologi yang tepat sesuai
skenario.
5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan definisi dan
macam-macam teknik sampling.
6. Mahasiswa mampu mengetahui teknik sampling yang tepat sesuai
skenario.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Penelitian Epidemiologi

Penelitian epidemiologi adalah jenis penelitian yang mengkaji problema


kesehatan dengan pendekatan komunitas. Dengan penelitian epidemiologi dapat
diungkap kejadian, distribusi dan determinan suatu penyakit atau status kesehatan
tertentu dalam masyarakat, dan faktor-faktor risiko yang berperan pada suatu
status kesehatan atau penyakit tertentu. Metode epidemiologi merupakan cara
pendekatan ilmiah dalam mencari faktor penyebab serta hubungan sebab akibat
terjadinya peristiwa tertentu pada suatu kelompok penduduk tertentu. Dalam hal
ini istilah penduduk dapat berarti sekelompok objek tertentu baik yang bersifat
organisme hidup seperti manusia, binatang dan tumbuhan maupun yang bersifat
benda/ material hasil produk industri serta benda lainnya.

2.2. Tujuan Penelitian Epidemiologi

Secara umum penelitian epidemiologi mempunyai tiga kegunaan :

1. Untuk kepentingan diagnosis, yaitu untuk menyusun diagnosis komunitas


atau diagnosis kelompok.
2. Untuk kepentingan penelusuran patogenesis penyakit, yaitu mempelajari
aspek etiologi dan perkembangan masyarakat.
3. Untuk kepentingan evaluasi program, yaitu sebagai sarana untuk menilai
suatu tindakan pelayanan kesehatan masyarakat tertentu.

Untuk mewujudkan pencarian dan analisis data untuk mencapai tujuan


penelitian dan pengujian hipotesis diperlukan suatu perencanaan tindakan yang
disebut dengan rancangan penelitian. Rancangan penelitian dapat diartikan
rencana tentang bagaimana cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis
data untuk memberi arti terhadap data tersebut. secara efektif dan efisien.
Perencanaan penelitian meliputi tahap identifikasi, pemilihan dan perumusan
permasalahan penelitian termasuk perumusan tujuan, definisi asumsi dan lingkup
penelitian, studi pustaka merumuskan hipotesis, identifikasi, klasifikasi dan
mendefinisikan variabel penelitian serta analisis data yang akan dipergunakan.

2.3. Macam-Macam Penelitian Epidemiologi

1. Penelitian Observasional

Adalah suatu penelitian epidemiologi dimana pengamatan terhadap


fenomena kesehatan dilakukan dalam keadaan apa adanya, tanpa adanya
intervensi atau perlakuan dari peneliti. Pada penelitian ini baik deskriptif ataupun
analitik kedalaman analisis mekanisme sebab akibat tidak dapat diperoleh. Hasil
yang didapat berupa dugaan-dugaan saja.

a. Penelitian diskriptif

Suatu penelitian yang tujuan utamanya melakukan eksplorasi diskriptif


terhadap fenomena kesehatan masyarakat yang berupa risiko ataupun efek.
Pada penelitian ini peneliti hanya berusaha memotret gambaran suatu
fenomena atau masalah kemudian menyajikan se diskriptif mungkin fenomena
tersebut tanpa mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena
tersebut dapat terjadi.

b. Penelitian analitik

Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk menggali bagaiman dan


mengapa fenomena tersebut dapat terjadi yaitu dengan melakukan analisis
hubungan antar fenomena, baik antara faktor risiko dengan efek, antar faktor
risiko, maupun antar efek. Dari analisis hubungan tersebut dapat didekati
seberapa besar kontribusi faktor risiko tertentu terhadap kejadian efek yang
dipelajari. Ini dibagi lagi menjadi 3 antara lain:
 Penelitian Kohort (Cohort)
Pada penelitian Kohort dilakukan perbandingan antara kelompok
terpapar dengan kelompok tidak terpapar kemudian dilihat akibat yang
ditimbulkannya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan waktu
secara longitudinal, atau “period time approach”. Karena faktor risiko
diidentifikasi lebih dulu dan yang ingin diketahui adalah efeknya, maka
penelitian ini disebut penelitian prospektif yaitu mengikuti
perkembangan faktor risiko sampai terjadi suatu efek tertentu yang
berhubungan dengan kesakitan.
 Penelitian Kasus Kontrol (Case Control)
Pada penelitian kasus kontrol dilakukan perbandingan antara
kelompok populasi yang menderita penyakit dengan yang tidak
menderita penyakit kemudian dicari faktor penyebabnya. Pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal, atau
“period time approach”. Karena yang diketahui adalah efek dan yang
ingin diketahui adalah faktor risiko maka sifat penelitian ini disebut
penelitian retrospektif yaitu melihat kembali kebelakang kejadian yang
berhubungan dengan kesakitan.
 Penelitian Cross Sectional
Merupakan penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor-
faktor risiko dengan efek dengan pendekatan atau observasi sekaligus
pada suatu waktu tertentu. Disebut juga penelitian transversal karena
model yang digunakan adalah “Point time Approach”. Pendekatan
suatu saat bukan dimaksudkan semua subjyek diamati pada saat yang
sama melainkan tiap subyek hanya diamati satu kali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabek pada saat
pemeriksaan.

2. Penelitian eksperimental

Ialah penelitian epidemiologi yang membandingkan data dari kelompok


yang diberi perlakuan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan. Peneliti
memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek
perlakuan tersebut diobeservasi, baik secara individual ataupun kelompok. Dalam
kaitan fungsi penelusuran patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai
potensi untuk mengungkap mekanisme sebab akibat antara faktor resiko
(penyebab penyakit) dengan efek (penyakit atau status kesehatan tertentu).

2.4. Penelitian Epidemiologi yang Tepat Sesuai Skenario


Penelitian epidemiologi yang tepat sesuai skenario di atas adalah
Epidemiologi Analitik. Hal ini karena penelitian yang dilakukan juga harus
menganilisis sebab akibat juga, tidak hanya mengetahui frekuensi dan distribusi
saja seperti pada Epidemiologi Deskriptif. Penelitian ini juga membutuhkan
hipotesa yang bisa ditentukan dengan penelitian Epidemiologi Analitik.

2.5. Definisi dan Macam-Macam Teknik Sampling


Teknik sampling adalah cara pengumpulan data jika hanya elemen sampel
(sebagian dari elemen populasi) yang diteliti agar sampel yang diambil dari
populasinya "representatif" (mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi yang
cukup untuk mengestimasi populasinya.
Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar, yaitu
Probability Sampling (Random Sample) dan Non Probability Sampling (Non
Random Sample).
1. Probability Sampling
Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai
kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau
penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas
pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias. Dengan
cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini merupakan
salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.
Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai
berikut:
- Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
- Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.
- Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.

Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitu


sebagai berikut:

a. Simple Random Sampling

Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap
unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana
analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya
dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan
lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam
organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal
yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian,
maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian
setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih
menjadi sampel.

Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang


sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini
proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random.
Ada 2 cara yang dikenal yaitu:

- Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".

- Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers"

Keuntungan : Prosedur estimasi mudah dan sederhana

Kerugian : Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi, sampel mungkin


tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi besar.
b. Stratified Random Sampling

Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan


sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling,
maupun secara systematic random sampling. Karena unsur populasi
berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang
signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil
sampel dengan cara ini. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sikap
manajer terhadap satu kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat
atas cenderung positif sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi. Agar dapat
menguji dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas paling tidak para
manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Dengan teknik pemilihan sampel
secara random distratifikasikan, maka dia akan memperoleh manajer di ketiga
tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer atas, manajer menengah dan manajer
bawah. Dari setiap stratum tersebut dipilih sampel secara acak.

Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti dapat
menentukan secara proposional dan tidak proposional. Yang dimaksud dengan
proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah
unsur populasi dalam stratum tersebut. Jumlah dalam setiap stratum tidak
proposional. Hal ini terjadi jika jumlah unsur atau elemen di salah satu atau
beberapa stratum sangat sedikit.

Keuntungan : Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.

Kerugian : Daftar populasi setiap strata diperlukan, jika daerah geografisnya


luas biaya transportasi tinggi.

c. Cluster Sampling atau Sampel Gugus

Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel


berdasarkan gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang
distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik
yang homogen (stratum A : laki-laki semua, stratum B : perempuan semua), maka
dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya
berbeda-beda atau heterogen. Misalnya, dalam satu organisasi terdapat 100
departemen. Dalam setiap departemen terdapat banyak pegawai dengan
karakteristik berbeda pula. Beda jenis kelaminnya, beda tingkat pendidikannya,
beda tingkat pendapatnya, beda tingat manajerialnnya, dan perbedaan-perbedaan
lainnya. Jika peneliti bermaksud mengetahui tingkat penerimaan para pegawai
terhadap suatu strategi yang segera diterapkan perusahaan, maka peneliti dapat
menggunakan cluster sampling untuk mencegah terpilihnya sampel hanya dari
satu atau dua departemen saja.

Keuntungan : Tidak memerlukan daftar populasi, biaya transportasi kurang

Kerugian : Prosudur estimasi sulit.

d. Systematic Sampling

Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis
dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa”. Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan
sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung
pada ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat
5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian
interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.

Keuntungan : biaya cukup rendah

Kerugian : populasi yang banyak

e. Area Sampling

Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, seorang marketing manajer
sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat
atas sebuah mata tayangan, teknik pengambilan sampel dengan area sampling
sangat tepat.

2. Nonprobability/Nonrandom Sampling

Jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen
populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur
populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau
karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.

a. Convenience Sampling

Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain


kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena
kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh
karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak
disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat
baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh
penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus
penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.

b. Purposive Sampling

Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan


tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti
menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang
diperlukan bagi penelitiannya. Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama
judgement dan quota sampling.

Judgment Sampling

Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling
baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya untuk memperoleh data
tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan,
maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan
informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang
menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”. Dalam program
pengembangan produk (product development), biasanya yang dijadikan sampel
adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri
tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu
berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik.

Quota Sampling

Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional,
namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja.

c. Snowball Sampling

Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya
bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia
minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa
dijadikan sampel. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum
lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita
lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta
kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya.
Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup,
peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. Hal ini bisa juga
dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain
yang eksklusif (tertutup).

2.6. Teknik Sampling yang Tepat Sesuai Skenario

Teknikk sampling yang cocok digunakan untuk penelitian pada skenario di


atas adalah teknik Simple Random Sampling. Hal ini ditunjukkan pada skenario
bahwa sampel juga homogen dengan mata pencaharian yang sama dan pendidikan
yang sama. Tidak ada karakteristik-karakteristik khusus dalam populasi. Jadi tidak
perlu lagi dibuatkan strata seperti pada stratified samplig yang digunakan dalm
populasi heterogen. Sehinga dengan Simple Random Sampling bisa mendapatkan
sampel yang cocok dengan penelitian yang ada pada skenario tersebut.
BAB III
KESIMPULAN

 Penelitian epidemiologi adalah jenis penelitian yang mengkaji problema


kesehatan dengan pendekatan komunitas. Dengan penelitian epidemiologi
dapat diungkap kejadian, distribusi dan determinan suatu penyakit atau status
kesehatan tertentu dalam masyarakat, dan faktor-faktor risiko yang berperan
pada suatu status kesehatan atau penyakit tertentu.
 Penelitian epidemiologi dibagi menjadi:
1. Observatif
a. Deskriptif
b. Analitik
- Cohort
- Case control
- Cross section
2. Eksperimental
 Teknik sampling adalah cara pengumpulan data jika hanya elemen sampel
(sebagian dari elemen populasi) yang diteliti agar sampel yang diambil dari
populasinya "representatif" (mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi
yang cukup untuk mengestimasi populasinya.
 Teknik sampling dibagi menjadi:
1. Random Sampling
- Simple Random Sampling
- Stratified Random Sampling
- Cluster Sampling
- Systematic Sampling
- Area Sampling
2. Non Random Sampling
- Convenient Sampling
- Purposive Sampling
- Snowball Sampling
Daftar Pustaka

Bennet, F.J., 1987. Diagnosa Komunitas Dan Program Kesehatan. Yayasan


Essentia Medika, Jakarta

Hertono,.Broto.R. "Cara-Cara Sampling", Fakultas Kesehatan Masyarakat


Univesitas Indonesia, Jakarta, 1977.

Notoatmodjo S, 1996. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta.

Rothman, K.J., 1995. Epidemiologi Modern. Yayasan Essentia Medika, Jakarta

Spiegel-R Murray. “Elementary Sampling Theory, Theory And Problems of


Statistic", Mc. Graw Hill Book, Company, C 1972.

Anda mungkin juga menyukai