Pdfslide - Tips Laptut Sampling
Pdfslide - Tips Laptut Sampling
SKENARIO 1
TEKNIK SAMPLING
Blok Manajemen Kesehatan Gigi Masyarakat
Disusun oleh:
Kelompok Tutorial IV
1. Achmad Hendrawan S (131610101001)
2. Wahyu Hidayat (131610101002)
3. Karina S Ichwani (131610101006)
4. Fitrilia Kristina (131610101027)
5. Ikatanti Ranta A (131610101028)
6. Annora Ramadhani (131610101029)
7. Diah Indah Pratiwi (131610101033)
8. Ari Kurniasari (131610101038)
9. Nur Sita Dewi (131610101045)
10. Cynthia Octavia P.S. (131610101047)
11. Dysthika Zahra S (131610101048)
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario 1 berjudul Teknik
Sampling. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok
IV pada skenario pertama. Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penyusun ingin menyampaikan
terimakasih kepada:
1. drg. Hj. Herniyati, M. Kes. selaku tutor yang telah membimbing jalannya
diskusi tutorial kelompok IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan
telah memberikan masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang
telah kami dapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Dalam
penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun
harapkan dalam perbaikan–perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Epidemiologi berasal dari dari kata Yunani epi= atas, demos= rakyat,
populasi manusia, dan logos = ilmu (sains), bicara. Secara etimologis
epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang berhubungan
dengan peristiwa yang banyak terjadi pada rakyat, yakni penyakit dan kematian
yang diakibatkannya yang disebut epidemi. Tetapi gagasan dan praktik
epidemiologi untuk mencegah epidemi penyakit sudah dikemukakan oleh “Bapak
Kedokteran” Hippocrates sekitar 2000 tahun yang lampau di Yunani. Hippocrates
mengemukakan bahwa faktor lingkungan mempengaruhi terjadinya penyakit.
Dengan menggunakan Teori Miasma Hippocrates menjelaskan bahwa penyakit
terjadi karena “keracunan” oleh zat kotor yang berasal dari tanah, udara, dan air.
Karena itu upaya untuk mencegah epidemi penyakit dilakukan dengan cara
mengosongkan air kotor, membuat saluran air limbah, dan melakukan upaya
sanitasi (kebersihan). Teori Miasma terus digunakan sampai dimulainya era
epidemiologi modern pada paroh pertama abad kesembilanbelas.
1.2. Skenario
Penelitian Epidemiologi
Observatif Eksperimental
Kohort
Case
Control
Cross
Sectional
Populasi/Element
Teknik Sampling
Sampel
1.4. Tujuan Pembelajaran (LO)
PEMBAHASAN
1. Penelitian Observasional
a. Penelitian diskriptif
b. Penelitian analitik
2. Penelitian eksperimental
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap
unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana
analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya
dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan
lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam
organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal
yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian,
maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian
setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih
menjadi sampel.
- Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti dapat
menentukan secara proposional dan tidak proposional. Yang dimaksud dengan
proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah
unsur populasi dalam stratum tersebut. Jumlah dalam setiap stratum tidak
proposional. Hal ini terjadi jika jumlah unsur atau elemen di salah satu atau
beberapa stratum sangat sedikit.
d. Systematic Sampling
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis
dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa”. Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan
sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung
pada ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat
5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian
interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.
e. Area Sampling
Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, seorang marketing manajer
sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat
atas sebuah mata tayangan, teknik pengambilan sampel dengan area sampling
sangat tepat.
2. Nonprobability/Nonrandom Sampling
Jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen
populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur
populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau
karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.
a. Convenience Sampling
b. Purposive Sampling
Judgment Sampling
Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling
baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya untuk memperoleh data
tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan,
maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan
informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang
menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”. Dalam program
pengembangan produk (product development), biasanya yang dijadikan sampel
adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri
tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu
berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik.
Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional,
namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja.
c. Snowball Sampling
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya
bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia
minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa
dijadikan sampel. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum
lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita
lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta
kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya.
Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup,
peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. Hal ini bisa juga
dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain
yang eksklusif (tertutup).