Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN

TES HIV DAN KONSELING ATAS INISIASI PETUGAS KESEHATAN


(PITC)
Panduan Tes HIV dan Konseling Inisiasi Petugas Kesehatan
I. Definisi
Provider Iniated HIV testing and counseling (PITC) adalah suatu tes HIV dan
Konseling atas insiasi petugas kesehatan kepada pengunjung fasilitas layanan
kesehatan sebagai bagian dari standar pelayanan medis.(Kementrian Kesehatan
RI,2011). Tujuan utamanya adalah untuk mebuat keputusan klinis dan/atau
menentukan pelayanan medis khusus yang tidak mungkin dilaksanakan tanpa
mengetahui status HIV seseorang seperti misalnya ART.
Apabila seseorang yang dating ke fasilitas layanan kesehatan menunjukkan
adanya tanda atau gejala yang dmengarah ke penyakit terkait HIV maka tanggung
jawab dari petugas kesehatan adalah menawarkan tes HIV dan konseling kepada
pasien tersebut sebagai bagian dari tatalaksana klinis.
PITC juga bertujuan untuk mengidentifikasi infeksi HIV pada stadium awal yang
belum menunjukkan gekjala penyakit yang jelas karena penurunan kekebalan.Oleh
karena itu kadang-kadang konseling dan tes HIV juga ditawarkan kepada pasien
dengan gejala yang mungkin tidk terkait dengan HIV sekalipun.

II. Ruang Lingkup

Penerapan Tes HIV dan Konseling atas insiasi Petugas Kesehatan dengan
menekankan pmeriksaan kesehatan terkait dengan opurtunistik dan merujuk pada
pelayanan berkelanjutan Petugas kesehatan yang dimaksud adalah dokter yang
merawat, perawat dan bidan yang diberi wewenang oleh dokter.

III Tata Laksana


A. Penerapan PITC pada semua jenis epidemi
Petugas kesehatan dibisakan untuk menawarkan tes hIV dan Konseling sebagai bagian
dari prosedur yaitu:
1. Semua pasien dewasa atau anak yang berkunjung ke sarana kesehatan dengan
gejala dan tanda atau kondisi medis yang mengindikasikan pada AIDS. Seperti
misalnya meskipun tidak selalu atau terbatas pada tuberculosis dan kondisi khusus
lainnya terutama kelompok kondisi medis yang ada dalam sistem pentahapan klinis
infeksi HIV (stadium klinis)
2. Bayi yang baru lahir dari ibu HIV positif sebagai perawatan lanjutan yang rutin pada
bayi tersebut.
3. Anak yang dibawa ke sarana kesehatan dengan menunjukkan tanda tumbuh
kembang yang kurang optimal atau gizi kurang dan tidak memberikan respon pada
terapi gizi yang memadai.
B. Penerapan PITC di daerah Epidemis Meluas

Di daerah dengan tingkat epidemic yang meluas dengan lingkungan yang


memungkinkan atau kondusif serta tersedianya sumber daya yang memadai termasuk
ketersediaan paket layanan pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV, maka
petugas kesehatan harus menawarkan tes HIV dan konseling kepada semua pasien
yang berkunjung atau berobat di semua fasilitas layanan kesehatan yaitu :

1. Fasilitas layanan rawat jalan dan rawat inap pasien TB.


2. Fasilitas layanan KIA
3. Fasilitas layanan Kesehatan Anak (<10).
4. Fasilitas layanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (KB)
5. FAsilitas layanan dengan tindakan invasive
6. Fasilitas layanan kesehtana remaja.
7. Fasilitas layanan kesehatan bagi kelompok dengan perilaku beresiko tertular HIV.
8. Fasilitas layanan hemodialisis.
9. Fasilitas kesehatan di lembaga permasyarakatan atau rumah tahanan.

C. Penerapan PITC di Epidemi Terkonsentrasi atau Tingkat Rendah.

Di daerah dengan tingkat epidemic rendah atau terkonsentrasi tidak semua pasien
ditawari konseling dan tes HIV., karena pada umumnya orang beresiko rendah untuk
tertular HIV. Di daerah tersebut prioritas ditujukan hanya pada semua pasien
dewasa/anak yang ebrobat di fasilitas layanan kesehatan dengan menunjukkan gejala
atau tanda klinis yang menindikasikan AIDS, termasuk tuberculosis dan pada pasien
anak yang diketahui terakhir dari HIV ibu positif.
Dapat dipertimbangkan untuk menerapkan PITC di fasilitas layanan kesehatan sebagai
berikut:
1. Klinik IMS.
2. Layanan kesehatan bagi masyarakat dengan perilaku beresiko.
3. Layanan KIA.
4. Layanan TB
5. Layanan Napza
D. Lingkungan Yang Kondusif
PTC harus disertai dengan penyediaan paket layanan yang terkait dengan HIV seperti
layanan pencegahan, pengobatan, perawatan dan dukungan. Lingkungan kondusif
yang diperlukan untuk penerapan PITC meliputi :
1. Ketersediaan sumber daya dan infrastruktur yang memadai.
2. Petugas kesehatan yang terlatih
3. Kode etik bagi petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan.
4. Ketersediaan dan akses ARV untuk pencegahan dan pengobatan.
5. Tersedianya sistem monitoring dan evaluasi.
i. Dokumentasi

Seluruh proses pencatatan tes HIV dan Konseling atas inisiasi petugas
kesehatan (PITC) harus dicatat secara benar dan lengkap. Tahapan pencatatan
dimulai pada saat petugas kesehatan kesehatan menemukan klien dengan gejala
infeksi opurtunistik terkait HIV. Proses pencatatan dilakukan dengan menggunakan
formulir pencatatan yang telah dibakukan oleh Kementrian Kesehatan RI. Hasil
pencatatan petugas PITC akan di input oleh petugas pencatatan dan pelaporan di
layanan VCT rujukan dengan menggunakan aplikasi komputer (SI VCT 3.4.1).

Referensi

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2011 Tes HIV dan Konseling atas Inisiasi
Petugas Kesehatan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Petunjuk Format Pencatatan dan Pelaporan
Pasien HIV/AIDS

Anda mungkin juga menyukai