Anda di halaman 1dari 29
20:27 © Pemuridan Digital-Bunga & drive.google.com Baik ekstrem dingin maupun ekstrem hangat, keduanya perlu 84 PEMURIDAN DIGITAL menyatu agar menjadi kelompok pemuridan yang wansformatif. Dodson (2012) mengatakan, seorang murid harus dibangun berdasar- kan tiga aspek: rasional (pembelajar), relasional (kekeluargaan), dan misioner (bermisi). Dalam kelompok pemuridan diperlukan aspek ra- sional dan relasional, sehingga kelompok pemuridan dapat menghasil- kan murid yang misioner. Namun, menyeimbangkan aspek rasional dan relasional bukan hal yang mudah, seperti kita harus memilih ja- lan ke kanan atau kiri. Hari-hari ini kita melihat bahwa tidak sedikit pemuda yang telah diisi dengan pengetahuan kekristenan, namun tidak mengalami transformasi hidup. Di sisi lain terdapat pemuda-pemudi Kristen yang begitu alergi terhadap Alkitab. Alkitab terasa sangat jauh dan tidak relevan bagi mereka. Dengan cara bagaimana kita dapat memadukan ekstrem hangat dan dingin di tengah situasi pandemi ini? Mungkin tidak terlalu ma- salah pada saat sebelum pandemi. Kita dapat melakukan Pendalaman Alkitab (PA) sekali dalam seminggu dan meluangkan waktu bersama untuk menonton film terbaru di bioskop atau sekadar nongkrong di warung kopi kampus bersama anggota kelompok pemuridan untuk meningkatkan aspek relasional. Namun saat terjadi pandemi, hal itu sulit dilakukan karena terpisahkan oleh jarak, Yang terbaik dapat kita lakukan adalah berjumpa lewat platform video conferences. Sering di- rasakan bahwa pertemuan secara daring tidak sehangat monton bareng ataupun nongkrong di warkop, schingga mau tidak mau kegiatan PA diagendakan sekadar mengisi kekosongan saja. Juga seringkali ditemu- kan kelompok yang mati suri dan hanya melakukan follow up via media sosial, karena pertemuan daring terasa tidak sehangat pertemuan lang- sung. Sebenarnya, ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mem- bangun aspek relasional di masa pandemi ini, salah satunya bermain game online bersama. Namun sesungguhnya PA merupakan kegiatan terbaik yang tidak hanya membangun aspek rasional, tetapi juga mem- bangun aspek relasional. Jika dipahami secara tepat, Injil tidak hanya memanggil orang untuk menerima karcis ke Sorga, Injil merupakan Kerajaan Allah yang mencakup segala hal, termasuk relasional (Dodson, 2012). Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya? Selama ini saya merasa kurang fasih berbahasa Inggris. Namun saya ALKITAB: KURIKULUM PEMURIDAN TERBAIK 85 = Cc a 11 20:28 © Pemuridan Digital-Bunga & drive.google.com ALKITAB: KURIKULUM PEMURIDAN TERBAIK 85 sadari bahwa saat ini kemampuan berbahasa Inggris amat diperlukan. Puji Tuhan, dengan menjamurnya online course for English pada masa pandemi ini, saya memutuskan untuk mengikutinya. Dengan harapan kemampuan berbahasa Inggris saya meningkat. Begitu pula dengan kelompok pemuridan. Seperti ketika saya “menyerahkan diri” kepada online course agar dapat berbahasa Inggris dengan baik, maka setiap orang yang menyerahkan diri ke dalam kelompok pemuridan pun berkeinginan untuk mengalami transformasi hidup. Namun sayang- nya, Injil yang merupakan anugerah Tuhan agar kita dapat bertransfor- masi, seringkali dianggap sepi dan tidak mampu berbicara. Gladen (2012) mengatakan,“Kelompok-kelompok secara alami akan lebih tertarik pada persekutuan. Jika sebuah kelompok berkumpul sela- ma tiga jam hanya untuk bersekutu maka akan sangat mengembi! Tetapi hal ini tidak menyehatkan kelompok.” Bukanlah tindakan yang tepat, jika kita hanya memanfaatkan persekutuan sebagai alat transfor- masi hidup. Kita membutuhkan Injil untuk mengalami transformasi. Pemuridan tidak hanya mentransfer informas pakan replikasi transformatif (Skeldon dan Waller 2018). Transformasi seorang Kristen adalah ketika ia memutuskan untuk berjuang melaku- . Pemuridan meru- kan segala sesuatu yang telah Yesus perintahkan. Tentu saja pernyataan tersebut didasari oleh Amanat Agung Tuhan Yesus yang tertulis dalam Matius 28:20a, ”... dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.” Dodson (2012) memberikan saran praktis dalam melakukan pe- muridan, yaitu mempraktikan Injil. Mempraktikan Injil merupakan upaya untuk melawan dosa dan meyakini janji-janji Tuhan kepada umat-Nya. Dodson terbiasa mempraktikan Injil pada kelompok ke- cilnya yang terdiri dari dua sampai tiga orang. Mereka bertemu secara berkala untuk saling menolong satu sama lain mengalahkan “daging” dan meyakini anugerah Injil dalam hidup mereka. Sebagai manusia kita terus-menerus dihasut oleh Iblis, namun kabar baiknya adalah In- jil menyadarkan kita, dan saudara-saudara seiman menguatkan kita. Membuktikan bahwa Injil bekerja sangat efektif di tengah persekutuan. Skeldon dan Waller (2018) mengatakan bahwa Alkitab adalah kurikulum terbaik yang dapat diberikan pada generasi milenial bahkan 86 PEMURIDAN DIGITAL sampai generasi selanjutnya. Hal terbaik yang dapat kita lakukan bagi = Cc a 11 20:28 © Pemuridan Digital-Bunga & drive.google.com 86 PEMURIDAN DIGITAL sampai generasi selanjutnya. Hal terbaik yang dapat kita lakukan bagi generasi kini adalah menyampaikan surat-surat yang Allah tuliskan ke- pada mereka. Alih-alih membaca Alkitab seperti ensiklopedia, justru Alkitab perlu dibaca sebagai surat pribadi Tuhan kepada kita. Begitu juga dengan PA, saat ber-KK maupun ber-KTB, kita perlu mem- bawakan PA seperti surat pribadi Tuhan kepada kita. Hal pertama dan paling mendasar adalah berdoa. Firman Tuhan yang akan kita sampaikan bukanlah hasil pemikiran kita sendiri, tetapi pemikiran dan isi hati Allah. Pemikiran kita harus dipimpin oleh Roh Kudus agar apa yang kita sampaikan sesuai dengan pikiran dan isi hati Allah. Seperti pulpen yang kita pakai untuk menuliskan apa yang ingin kita tulis, Allah juga memakai kita untuk menyampaikan apa yang ingin Ia sampaikan kepada orang-orang yang Ia kasihi. Dengan berdoa, kita membuka hati dan hidup kita kepada Allah, memberi-Nya kebebasan untuk melakukan apa yang sangat ingin Ia lakukan (Solihin 2018) Hal kedua adalah kita perlu memilih teks Alkitab yang sesuai de- ngan kebutuhan anggota kelompok. Jika kita menggunakan buku PA, maka tugas kita untuk memilih teks sudah diwakilkan oleh buku PA tersebut. Namun alangkah baiknya jika sesekali kita mencari teks Alkitab sendiri, schingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan para anggota kelompok. Hal ketiga adalah mencari amanat teks pada teks Alkitab yang telah kita pilih. Setiap teks Alkitab ditulis oleh penulis kepada pembacanya dalam suatu keadaan tertentu, dengan alasan tertentu (Solihin 2018). Solihin (2018) mengatakan, bahwa amanat teks sangat penting, karena kita yakin amanat teks yang disampaikan oleh penulis Alkitab kepada para pembacanya itu adalah amanat yang diilhamkan oleh Allah. Meski disampaikan pada masa lalu, amanat tersebut bersifat kekal dan diper- untukkan bagi umat Allah sepanjang zaman. Amanat teks dapat kita peroleh dengan penggalian Alkitab secara pribadi. Kita dapat mempe- lajarinya dengan mempelajari ilmu hermencutika, yaitu ilmu menafsir Alkitab. Hal keempat yang perlu kita lakukan adalah menarik aplikasi dari amanat teks tersebut ke dalam kehidupan kita maupun anggota ke- lompok kita. Setelah mendapatkan amanat teks tersebut, maka kita ALKITAB: KURIKULUM PEMURIDAN TERBAIK 87 mengetahui bahwa Tuhan menginginkan kita menjadi pribadi yang sesuai dengan apa yang Ia tulis di dalam Alkitab. Hal ini perlu kita = Cc a 11 20:28 © Pemuridan Digital-Bunga & drive.google.com lompok kita. Setelah mendapatkan amanat teks tersebut, maka kita ALKITAB: KURIKULUM PEMURIDAN TERBAIK 87 mengetahui bahwa ‘Tuhan menginginkan kita menjadi pribadi yang sesuai dengan apa yang Ia tulis di dalam Alkitab. Hal ini perlu kita gumulkan serius, agar aplikasi yang kita buat sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan, dan yang kita maupun anggota kelompok dapat melakukannya. Hal kelima adalah menjabarkan pendalaman Alkitab semenarik mungkin. Kita dapat memaksimalkan teknologi yang kita kuasai, se- perti membuat power point. Jika di masa pandemi ini kita sering meng- gunakan aplikasi video conferences, maka kita dapat menggunakan fitur share screen untuk menampilkan power point. Jika untuk mempresen- tasikan tugas ataupun produk saja kita mengusahakan yang terbaik, terlebih lagi mempresentasikan karya tulis terbaik sepanjang sejarah umat manusia. Hal keenam adalah mengintegrasikan momen sharing dengan teks Alkitab yang sedang dibahas. Sering terjadi pembahasan teks Alkitab berlalu begitu saja, karena kita tidak menarik pesan Tuhan ke dalam ke- hidupan kita. Kita perlu mendorong anggota kelompok agar memikir- kan apa yang harus ia lakukan setelah PA bersama di dalam kelompok Tripp (2012) mengatakan, “Kedewasaan dalam Alkitab tidak pernah hanya tentang apa yang Anda ketahui; kedewasaan selalu terkair de- ngan bagaimana kasih karunia memakai hal yang Anda ketahui untuk mengubah cara hidup Anda.” Alkitab adalah karya sastra yang sangat agung, Karya satra yang tidak hanya indah namun juga dipenuhi pesan dan isi hati Tuhan ter- hadap umat-Nya. Kiranya Tuhan memimpin kita untuk tetap setia dan semangat dalam memberitakan firman Tuhan, aH att 20:28 © Pemuridan Digital-Bunga & drive.google -om 15 MENYELARASKAN ESENSI PEMBINAAN DENGAN KEMAJUAN TEKNOLOGI Marqus Trianto xe MENINJAU ULANG ESENSI P anan pemuridan dalam bentuk kelompok kecil kini telah men- jadi begitu populer. Di Indonesia sudah banyak pelayanan siswa dan mahasiswa di luar Perkantas, STT, dan gereja yang juga menerap- eminar, lokakarya, dan pelatihan kan model ini. Selain itu, berbagai tentang pemuridan juga sudah banyak diadakan, baik dalam lingkup gereja lokal, kampus, atau bahkan lintas denominaisi. Istilah pemuridan pun tidak asing lagi, dan telah familier di kalangan orang Kristen. Meski bentuk pemuridan di satu tempat dengan tempat yang lain mungkin terdapat perbedaan-perbedaan tertentu, seperti doktrin, ba- han, pendekatan, dan hal-hal yang teknis lainnya, namun secara umum toh wujudnya masih sama, yaitu kelompok kecil. Di dalamnya ada seorang pemimpin, orang-orang yang dipimpin dalam jumlah terba- tas, firman Tuhan, persekutuan, serta pertumbuhan. Pemuridan lewat kelompok kecil menjadi kebutuhan yang disadari, selain ibadah hari Minggu dan persekutuan besar lainnya seperti Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR). Tentulah kenyataan tersebut merupakan kabar menggembirakan 90 PEMURIDAN DIGITAL dan patut disyukuri. Para pekerja Kristus mulai memahami strategi naleaman wine di alah Tuhan Vase Allah even 3 = C om) @ ») ~~ g 11 20:28 © Pemuridan Digital-Bunga & drive.google.com 90 PEMURIDAN DIGITAL dan patut disyukuri. Para pekerja Kristus mulai memahami strategi pelayanan yang dipakai oleh Tuhan Yesus. Allah sungguh senang meli- hat banyak orang bertobat, dibimbing, dan didampingi agar bertum- buh menjadi serupa dengan Kristus. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara kita memastilean, bahwa pemuridan yang kita kerjakan itu “lurus”? Robert E. Coleman dalam buku Rencana Agung Penginjilan—sebuah buku yang wajib dibaca oleh siapa pun yang rindu untuk belajar lebih dalam tentang penginjilan dan pemuridan—mengemukakan bahwa terdapat dua ukuran yang dipakai untuk menguji setiap upaya penginjilan, yaitu tujuan dan arti, Tajuan adalah “apakah usaha tersebut mempunyai tu- juan tertentu?” Arti maksudnya “apalcah usaha yang kita lakukan itu memiliki arti bagi dunia saat ini?” Tujuan dan arti menjadi dasar bagi kita untuk menyusun rencana kerja. Tanpa melihat pada tujuan dan arti, maka semua yang kita lakukan, termasuk pembinaan, hanyalah hal yang sia-sia dan tidak memiliki nilai sama sekali. Kegiatan pemuridan, khususnya pembinaan dalam kelompok kecil tidak dilakukan semata-mata hanya sebagai bagian dari progam kerja. Suatu kesalahan yang amat besar, jika tujuan pemuridan hanya sampai pada titik itu! Pemikiran semacam ini sangat dangkal, juga merupa- kan bentuk penyelewengan terhadap ajaran dan teladan Tuhan Yesus tentang pemuridan. TEKNOLOGI Bukan keberulan jika manusia berhasil mencapai kemajuan teknologi sebagaimana yang kita lihat saat ini. Dengan kemajuan teknologi, ma- nusia pun semakin tertolong dalam melakukan pekerjaannya. Hal yang nampaknya berat, menjadi lebih ringan dengan bantuan teknologi, Bahkan apa yang dahulu tidak mungkin, sekarang dapat dilakukan. Namun, manusia tidak boleh berbangga diri atas pencapaian ini. Teknologi semestinya dibaktikan kepada Allah dan pekerjaan-Nya. Kita tidak boleh memisahkan kemajuan teknologi dengan kemaha- kuasaan Allah atas segala sesuatu. Keberhasilan manusia dalam men- ciptakan dan mengembangkan teknologi tidak dapat dilepaskan dari mandat budaya yang Allah berikan. Manusia benar-benar dapat MENYELARASKAN ESENSI PEMBINAAN DENGAN KEMAJUAN TEKNOLOGI = Cc a 2 11 20:28 © ++ Pemuridan Digital-Bunga & drive.google.com ciptakan dan mengembangkan teknologi tidak dapat dilepaskan dari mandat budaya yang Allah berikan. Manusia benar-benar dapat MENYELARASKAN ESENSI PEMBINAAN DENGAN KEMAJUAN TEKNOLOGI 91 menaklukkan bumi ini, sesuai dengan yang Allah perintahkan pada awal penciptaan manusia (Kej. 1:8). Sekalipun manusia sudah jatuh ke dalam dosa, akan tetapi perintah Allah tersebut sama sekali tidak per- nah dicabut. Kebenaran itu masih berlaku. Allah itu Mahakuasa, Kuasa dan perbuatan-Nya sungguh tidak dapat dibarasi oleh apapun. Ia dapat bekerja lewat banyak cara, ter- masuk memakai teknologi. Bahkan, ketika umat Allah diperhadapkan dengan situasi pandemi yang membatasi ruang geraknya, Allah sang- gup memelihara dan memberikan jaminan, sehingga pekerjaan-Nya tidak berhenti. Singkatnya, kemajuan teknologi adalah salah satu ben- tuk pemeliharaan Allah atas umat-Nya. Pemeliharaan itu Allah laku- kan atas dasar kasih, yang termanifestasikan dalam Misi Agung-Nya, yaitu kesclamatan semua bangsa. Jadi, bagaimanapun juga kemajuan teknologi harus selalu dikaitkan dengan pekerjaan Allah yang ingin menjangkau seluruh dunia, Lewat kemajuan teknologi, Allah seakan berkata, “pandemi tidak dapat menghentikan pekerjaan-Ku.” KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Datangnya pandemi COVID-19 yang melanda dunia membuat kegi- atan pembinaan kelompok kecil tidak dapat dilakukan secara bertatap muka. Pertama, jelas untuk mematuhi protokol kesehatan. Kedua, kurang elok rasanya jika sekolah atau kuliah masih berjalan secara daring, tetapi kegiatan kelompok kecil diadakan secara offline. Hal ini berpotensi menjadi batu sandungan bagi orang tua siswa atau maha- siswa yang kita layani. Oleh karena itu, pertemuan kelompok kecil pun dilaksanakan secara daring. Kita bersyukur Allah telah menganugerahi kita teknologi yang semakin maju, sehingga memungkinkan kita un- tuk tetap mengadakan berbagai kegiatan di tengah pandemi, termasuk salah satunya pertemuan kelompok kecil Secara umum, setidaknya ada tiga platform atau media yang bi- asa dimanfaatkan untuk mengadakan pertemuan secara daring, yaitu Zoom Meeting, Google Meet, dan Whatsapp. Ketiga platform tersebut, entah berbentuk aplikasi smartphone atau web, menjadi amat familier, bahkan menjadi bagian hidup kita. Kehadiran platform telah me- mungkinkan kita untuk dapat bertemu secara virtual. Kita dapat saling ai att 20:28 © = (Oe ®) > 8 x Pemuridan Digital-Bunga Dd @ drive.google.com mungkinkan kita untuk dapat bertemu secara virtual. Kita dapat saling 92 PEMURIDAN DIGITAL bercakap dan memandang satu dengan yang lain. Nampaknya tidak ada alasan bagi kelompok kecil tidak dapat diadakan. Meski demikian bukan berarti tidak ada tantangan. Sebagaimana kelompok kecil secara offline memiliki tantangan, kelompok kecil se- cara daring pun mempunyai tantangannya sendiri. Yakni, jaringan in- ternet yang tidak stabil serta dalam hal menunjukkan kasih, perhatian yang tulus, serta teladan. JARINGAN INTERNET YANG TIDAK STABIL Kita menyadari bahwa setiap siswa dan/atau mahasiswa dalam pemu- ridan memiliki kondisi yang berbeda, sehingga tidak dapat kita sama- ratakan. Saya tinggal di sebuah kabupaten di mana tidak semua wilayah memiliki jaringan internet yang stabil. Tempat tinggal salah satu adik yang saya layani berada di kawasan pedesaan yang tidak memiliki ja- ringan internet yang stabil, bahkan sangat susah mendapatkan jaringan internet. Karena itu, tidak memungkinkan untuk memakai Google Meet atau Zoom Meeting. Walaupun tidak dapat menggunakan kedua platform tersebut, bukan berarti tidak ada cara lain. Media tersebut tidak mutlak harus dipakai. Agar kelompok kecil tetap berjalan, pon dan chat via Whatsapp. Namun kami lebih sering menggunakan telepon melalui Whatsapp. Unwuk fitur video call tidak dapat kami per- gunakan, karena sama beratnya seperti Google Meet dan Zoom Meeting. Dengan berkomunikasi hanya melalui telepon, saya tidak dapat melihat wajah mereka, begitu pula mereka pun tidak dapat melihat ami menggunakan tele- wajah saya. Akan tetapi, hal itu bukanlah suatu masalah yang rumit. Masalah pertemuan kelompok kecil, entah dilakukan lewat Google Meet, Zoom Meeting, atau telepon melalui Whatsapp, tidak menjadi lebih penting daripada tujuan yang hendak dicapai dalam pertemuan itu sendiri. Oleh karena itu, betapa penting bagi kita untuk selalu me- megang teguh esensi pembinaan yang kita lakukan. MENUNJUKKAN KASIH, PERHATIAN YANG TULUS, DAN TELADAN Pertemuan yang dilakukan secara langsung memiliki banyak perbedaan MENYELARASKAN ESENSI PEMBINAAN DENGAN KEMAJUAN TEKNOLOGI 93 = Cc a ai att 20:28 © = OA ») > 8 Pemuridan Digital-Bunga Dd @ drive.google.com MENUNJUKKAN KASIH, PERHATIAN YANG TULUS, DAN TELADAN Pertemuan yang dilakukan secara langsung memiliki banyak perbedaan MENYELARASKAN ESENSI PEMBINAAN DENGAN KEMAJUAN TEKNOLOGI 93 dengan berkomunikasi melalui telepon. Komunikasi jarak jauh tentu saja membuat emosi sulit terungkapkan. Kita pun mengalami kesulitan untuk menunjukkan tindakan-tindakan praktis, yang menyatakan kasih dan perhatian tulus kepada mereka. Pada pertemuan secara langsung, kita dapat mentraktir makanan atau minuman, mengajak jalan-jalan, dan lain sebagainya. Jika pertemuan dilakukan secara daring, maka apa yang harus kita lakukan? Bagaimana teladan kita,—sebagai seorang pe- mimpin kelompok kecil—dapat mempengaruhi kehidupan adik-adik yang sedang kita bimbing? Namun, hal yang paling utama bukanlah “bagaimana’ tapi “mengapa”. Mengapa kita harus melakukan hal itu? Jangan sampai kita terjebak dengan bentuk atau kegiatan. Ke- tika cara yang lama tidak dapat dilakukan, bukan berarti tidak ada cara alternatif, Untuk menunjukkan kasih dan perhatian, kita dapat melakukannya melalui chat atau telepon via Whatsapp. Kita perlu seka- li menghubungi adik-adik di luar wakeu pertemuan KTB/PA. Bahkan kira dapat mengganti agenda KTB/PA khusus hanya untuk saling ber- bagi atau sharing. Hal penting yang perlu kita ingat adalah tujuan kita melakukannya. Bahwa apapun yang kita lakukan adalah dalam rangka membina adik-adik, hanya bentuknya saja yang berbeda. Pembinaan tidak akan berjalan dengan baik tanpa kasih dan perhatian yang kita berikan kepada adik-adik yang kita layani. Dalam pembinaan perlu terjadi transfer hidup, sehingga adik-adik yang kita layani dapat mengalami transformasi hidup. Transfer hidup dimungkinkan melalui pemberian teladan dan pertolongan kuasa Roh Kudus. Pemberian teladan ini dapat dilakukan pada saat sharing sebe- lum KTB/PA dimulai atau melalui sesi khusus pengganci wakeu per- temuan KTB/PA. Sebagai contoh, kita dapat menceritakan tentang kemenangan-kemenangan kita atas kemalasan, amarah, dan berbagai pencobaan lain, dalam bentuk she kegiatan disiplin rohani sehari-hari, seperti hasil saat teduh atau kegi- atan membantu orang tua di story WA dengan tujuan memberi teladan. Sangatlah penting kita mengutamakan esensi dalam mengerjakan ing, Sclain itu kita juga dapat berbagi pembinaan di tengah pandemi ini, agar kita tidak terjebak pada hal-hal ainnya, Namun kita juga perlu bersikap terbuka serta dapat menye- suaikan diri dengan bentuk-bentuk pelayanan yang baru @ ») ~~ g ai att 20:28 © = Pemuridan Digital-Bunga & drive.google -om 16 MENJALANKAN MANDAT PENGAJARAN TEOLOGI DI TENGAH PANDEMI Nahason Bastin x andemi telah mengubah pandangan kita terhadap dunia. Kita merasakan hidup yang rapubh, setelah terbiasa hidup dengan sangat stabil dan dapat diprediksi dengan akal sehat. Namun saat ini, orang begitu mengkhawatirkan kesehatan, baik psikis maupun fisik.' Saat pandemi virus COVID-19 menyerang, terlihat fakta bahwa gereja-gereja tidak dapat melaksanakan kegiatan ibadah untuk mence- gah penycbaran yang terjadi.? Banyak orang tidak mendapatkan peng- ajaran firman Tuhan, dan akhirnya mereka bertanya, apakah Allah benar-benar ada, Mahahadir, Mahakuasa? Menengok sejarah masa lalu, penderitaan serupa pandemi pernah di- alami. Misalnya pada zaman Ulrich Zwingli orang mengalami pandemi penyakit pes (1519). Dalam kondisi tersebut, Zwingli menggubah se- buah nyanyian, The Pestlied atau “Nyanyian Pes.” Nyanyian yang mengu- atkan dan merefleksikan bahwa dalam situasi apapun yang terjadi, leita siap menerima ketetapan Allah, Berikut salah satu lirik “Nyanyian Pes”: Jadilah seperti yang Engkau kehendaki Karena aku tak kekurangan apapun Aku adalah bejana~Mu Untuk dibentuk kembali atau dihancurkan. § 96 PEMURIDAN DIGITAL Disamping sebagai penghiburan, lagu ini mengandung pengajaran yang sangat penting ketika berada di tengah penderitaan. Setidaknya ada tiga bagian yang dapat kita pelajari dari lagu ini: awal pandemi, kedekatan dengan kematian, dan sukacita pemulihan. Kita dapat = C om) 11 20:28 © ++ Pemuridan Digital-Bunga & drive.google.com 96 PEMURIDAN DIGITAL Disamping sebagai penghiburan, lagu ini mengandung pengajaran yang sangat penting ketika berada di tengah penderitaan. Setidaknya ada tiga bagian yang dapat kita pelajari dari lagu ini: awal pandemi, kedekatan dengan kematian, dan sukacita pemulihan. Kita dapat menghayati dan merefleksikan, bahwa di tengah penderitaan masa pandemi COVID-19 ini kita dapat menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah. Kita dapat sungguh-sungguh kembali kepada Allah, Kita adalah anak-anak Allah dan penghiburan kitapun berasal dari Allah. Dan penghiburan Allah tercatat di dalam kitab Injil.“ Injil adalah pengharapan kita di tengah penderitaan dunia saat ini. Sangatlah penting pengajaran di dalam pemuridan yang kembali kepada Alkitab dan Allah. Seperti halnya mahakarya Zwingli menjadi pengajaran bagi jemaat di tengah wabah pes itu. Bahwa segala sesuatu dalam kehidupan kita berada di tangan Allah. Dan kita mendapat kekuatan dalam pemeliharaan Allah. Saya yakin bahwa pengajaran dengan teologi yang benar seperti Zwingli telah menguatkan dan me- lipargandakan murid-murid yang ada pada zaman itu hingga saat ini. PENTINGNYA MANDAT PENGAJARAN TEOLOGI Salah satu keunikan dari kekristenan adalah memiliki tiga mandat yang bersumber dari Alkitab, yaitu mandat budaya (Kej. 1:28-29; 2:15), man- dat penginjilan (Mat, 28:19-20), dan mandat pengajaran/teologi (Mat. 28:19-20). Ketiga mandat ini sangatlah penting untuk kita terapkan di tengah zaman postmodern, khususnya di tengah pandemi COVID-19.5 Mandat pengajaran ini merupakan satu kesatuan dengan mandat penginjilan, yang berlandaskan: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan bap- tislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu, Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sam- pai kepada akhir zaman” (Mat. 28:19-20). Dalam ayat 19, Kristus Yesus mengajarkan kita untuk menginjili se- luruh bangsa yang ada di muka bumi dan membaptis mereka dalam nama Allah Tritunggal. Kemudian, pada ayat 20, kita harus menga- MENJALANKAN MANDAT PENGAJARAN TEOLOGI DI TENGAH PANDEMI 97 Pemuridan Digital-Bunga & drive.google.com 98 11 20:28 © ++ MENJALANKAN MANDAT PENGAJARAN TEOLOGI DI TENGAH PANDEMI 97 jarkan, yakni berteologi secara Alkitabiah. Alangkah baiknya, setelah mereka menjadi murid, kita mengajarkan teologi yang hidup. Tujuan- nya tak lain, agar mereka dapat berbuah dan beriman semakin teguh di dalam Kristus. Bahkan pengenalan akan Allah Tritunggal dan Alkitab jauh lebih dalam. Seorang teolog pernah mengatakan bahwa pengajaran sangat pen- ting kita sampaikan kepada murid-murid. Tujuan pengajaran dalam pemuridan, pertama adalah terlibat dalam penelahaan Alkitab secara dengan bimbingan Roh Kudus. Kedua, turut mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja. Ketiga, diper- cerdas lengkapi untuk memilih cara-cara pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan schari-hari, serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya. Menjadikan hidup sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih di dalam Yesus Kristus.® Oleh sebab itu, mandat pengajaran harus tetap dilaksanakan setelah kita menginjili dunia, terlebih di tengah pandemi ini. Karena, kunci ke- berhasilan dari pemuridan adalah murid yang berbuah. Dengan kecang- gihan teknologi yang tersedia kita dapat kita melakukan beberapa hal untuk melaksanakan mandat pengajaran, seperti: mengadakan webinar seperti Google Meet atau Zoom, mengirimkan renungan dan ajaran Al- kitabiah di sosial media, membentuk kelompok-kelompok Kristen un- tuk mengajar, melatih ketekunan membaca Alkitab dan hidup di dalam Kristus, mengajak murid-murid untuk mendalami Alkitab melalui buku-buku teologi yang sehat, serta menghayati bahwa Allah itu hidup dan pemeliharaan Allah terus berlangsung sepanjang zaman. Ikut meng- ambil bagian dalam pelayanan untuk memperluas kerajaan Allah, serta rajin dalam kegiatan sehari-hari. Sebab orang yang malas tidak dikehen- daki Allah.’ Sebaliknya, tangan orang rajin memegang kekuasaan (Ams. 12:24), terlebih murid-murid Kristus yang semakin berlipat ganda. HIDUP DALAM KASIH DAN BERBUAH DI TENGAH PANDEMI Kasih dan berbuah di dalam Kristus merupakan hal penting bagi kehidupan orang Kristen. Hidup kekristenan merupakan perjalanan menuju kasih, bertumbuh dalam kasih, memperluas kemampuan un- PEMURIDAN DIGITAL i, mengelilingi hati dengan kasih, dan semakin bertum- Cc a aii att 20:29 © ++ COA] x Pemuridan Digital-Bunga & drive.google.com 98 PEMURIDAN DIGITAL tuk mengasihi, mengelilingi hati dengan kasih, dan semakin bertum- buh menjadi pribadi yang termotivasi oleh kasih.* Oleh sebab itu, kekristenan tanpa kasih adalah sia-sia. Kasih adalah tanda kedewasaan iman di dalam Kristus. Permuridan dengan pengajaran yang benar akan menghasilkan murid-murid yang berbuah, dan buahnya dinikmati oleh orang sekitar. Sebab pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik juga (Mat. 12:33-37). Karena itu pengajaran dalam pemuridan haruslah meng- hasilkan buah. Dan pengajaran mengenai kedewasaan iman merupa- kan kunci yang penting di dalamnya. Berbuah adalah berimplikasi bahwa seseorang dapat bertumbuh di dalam Kristus, di dalam Roh Kudus. Kata “buah” sendiri menunjuk kepada pertumbuhan yang menuntut disiplin dalam doa, peperangan rohani, pengajaran rohani, dan pemuridan seumur hidup.? Buah-buah yang dapat kita hasilkan dalam pemuridan di tengah pandemi COVID-19 adalah pertama, buah iman (Ef. 2:8-10). Jika- lau kita beriman kepada Kristus, maka seluruh iman kita kepada-Nya akan teruji melalui perbuatan iman yang menghasilkan buah iman. Kedua, buah Roh/kedewasaan/karakter (Gal. 5:22-23). Buah Roh ini dapat diartikan sebagai kedewasaan karakter di dalam Kristus. Ketiga, buah pengetahuan (Ams, 1:7). Dalam hal ini, setiap orang Kristen ha- rus memiliki pengetahuan tentang Allah dan pengetahuan umum agar mereka tidak menjadi bodoh. Keempat, buah talenta (Luk. 19:1 1-28). Tuhan memberikan talenta kepada setiap anak-Nya bukan untuk di- simpan, tetapi harus dikembangkan agar berbuah dan melayani Tuhan melalui talenta yang dimiliki. Kelima, buah sosial (Mat. 5:16). "Tuhan menghendaki agar umat-Nya berelasi dan bergaul dengan sesama un- tuk menjadi garam dan terang dunia.'° Dari kelima buah ini, kita melihat bahwa tujuan dari pengajaran dalam pemuridan adalah agar setiap anak Allah dapat hidup berbuah. Dari hidup yang berbuah inilah orang-orang Kristen dapat melaku- kan penginjilan di tengah pandemi ini, bahkan melipatgandakan murid-murid Kristus di tengah dunia. Kasih dan hidup yang berbuah haruslah dihidupi oleh seluruh orang Kristen seumur hidupnya untuk memuliakan Allah (Rm. 11:36). I () u )) ) tint tut 20:29 -** ) Pemuridan Digital-Bunga D) dalam pemuridan adalah agar setiap anak Allah dapat hidup berbuah. Dari hidup yang berbuah inilah orang-orang Kristen dapat melaku- kan penginjilan di tengah pandemi ini, bahkan melipatgandakan murid-murid Kristus di tengah dunia. Kasih dan hidup yang berbuah haruslah dihidupi oleh seluruh orang Kristen seumur hidupnya untuk memuliakan Allah (Rm. 11:36). MENJALANKAN MANDAT PENGAJARAN TEOLOGI DI TENGAH PANDEMI =—9 KESIMPULAN Meskipun Virus COVID-19 telah mengubah cara pandang hidup kita di dunia, namun pemuridan jangan berhenti sampai disitu. Orang Kristen harus menghidupi teologi yang alkitabiah dan mengajarkannya kepada setiap murid. Orang Kristen haruslah hidup berbuah di tengah penderitaan yang ada. Sebab dari buahnya, kita dapat melihat dampak yang luar biasa dari kehidupan iman di dalam Kristus. ain att 20:29 x Pemuridan Digital-Bunga 17 PERJUANGAN YANG TAK MENGENAL KRISIS Rahel Amanda Konoralma ay andemi COVID-19 telah berlangsung sejak pertama kali World Health Organization (WHO) mengumumkan bencana interna- sional ini pada awal Maret 2020.' Kondisi ini mempengaruhi pola hidup masyarakat secara radikal demi bertahan hidup di tengah pan- demi. Salah satu upaya adalah dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi di berbagai sektor, termasuk sektor pelayanan kerohanian di Indonesia. Sebagai contoh: Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) yang telah mengerjakan pemuridan selama lima dekade’, terus bergerak secara progresif dari tahun ke tahun termasuk di masa pandemi ini. Tidak terhindarkan, metode pemuridan pun kini beralih dari tatap muka menuju digitalisasi. Situasi yang belum pernah ter- jadi sebelumnya ini tidak menghentikan langkah pembinaan siswa, mahasiswa, dan alumni yang dikerjakan oleh Perkantas dengan penuh komitmen. Kisah perjuangan para pembina serta materi pembinaan terekam bukan hanya dalam ingatan, tetapi juga telah tersimpan dalam memori berupa video, podcast, blog, ewsletter. i ini mengemukakan perjuangan membina generasi_ untuk hidup di dalam Tuhan yang tak dapat disurutkan oleh krisis apapun termasuk COVID-19. Sebaliknya, situasi sulit ini justru membuka ke- sempatan seluas-luasnya untuk hadir, bukan hanya dalam pembinaan yang berkualitas, tetapi juga pembinaan yang mengubahkan dan me- nguarkan para binaan, tanpa terbatasi jarak dan waktu. 102 PEMURIDAN DIGITAL Perkantas berkomitmen untuk menjaga pembinaan berkelanjutan sejak di bangku sekolah, perkuliahan, dan dunia pekerjaan. Komitmen idasarkan pada pentingnya pengenalan akan Tuhan sejak dini dan Cc a) tint tut 20:29 -** Pemuridan Digital-Bunga & drive.google.com yang berkualitas, tetapi juga pembinaan yang mengubahkan dan me- nguarkan para binaan, tanpa terbatasi jarak dan waktu. PEMURIDAN DIGITAL Perkantas berkomitmen untuk menjaga pembinaan berkelanjutan sejak di bangku sekolah, perkuliahan, dan dunia pekerjaan. Komitmen ini didasarkan pada pentingnya pengenalan akan Tuhan sejak dini dan tak lelah mengerjakan kehendak Tuhan scumur hidup. Pembinaan dimaksudkan untuk menolong para binaan agar bertumbuh dalam iman kepada Tuhan serta mengalami perubahan hidup schingga ber- dampak bagi keluarga, gereja, dan masyarakat.’ Pembinaan tersebut mencakup kelompok kecil (KTB), seminar, Pendalaman Alkitab (PA), retreat, lokakarya yang didesain dalam bentuk pertemuan tatap muka. Prosedur konvensional ini terbukti efektif dalam menumbuhkan rasa kebersamaan, keterikatan, dan kasih dalam persekutuan saudara sei- man. Namun, kesempatan untuk hadir secara fisik tidak selalu tersedia, terutama bagi alumni yang penuh dengan tuntutan keluarga dan peker- jaan, Schingga kesempatan untuk mengikuti pembinaan rohani yang berkualitas pun terlewarkan, dan hal ini akan meredupkan semangat anak-anak Tuhan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembinaan lain- nya. Di tengah pandemi yang juga meredupkan semangar dan peng- harapan, Tuhan menghadirkan teknologi sebagai sarana untuk belajar firman Tuhan dan mencari kehendak-Nya dalam berbagai pembinaan virtual. Pada masa pandemi ini akses untuk berpartisipasi dalam seminar virtual (webinar) rohani yang menghadirkan pembicara mancanegara menjadi terbuka lebar dan tanpa beban biaya. Contohnya: salah satu organisasi Kristen medis yaitu The International Christian Medical and Dental Association (\CMDA) meluncurkan rangkaian webinar berte- makan isu-isu berkaitan dengan COVID-19 dan pembinaan rohani bagi tenaga medis di masa pandemi.* Hal ini menandakan bahwa meskipun krisis telah menjungkir-balikkan rencana kerja dan anggaran tahunan mereka, upaya untuk mengerjakan pembinaan secara global tidak berhenti. Perlu disadari bahwa istilah webinar yang bebas biaya atau gratis tidak sepenuhnya tepat, mengingat aktivitas virtual pendi- dikan, ekonomi, sosial, dan rohani ini memerlukan jaringan internet yang baik dan membutuhkan biaya. Namun hal ini teratasi dengan adanya ketersediaan data internet yang didukung oleh pemerintah Indonesia’ dan juga beberapa perusahaan penyedia internet. Dapat dikatakan, akses internet pada masa pandemi ini minim kendala dan PERJUANGAN YANG TAK MENGENAL KRISIS 103 pembir an dapat terus berlangsung dari hari ke hari ain att 20:29 Pemuridan Digital-Bunga & drive.google.com PERJUANGAN YANG TAK MENGENAL KRISIS pembinaan dapat terus berlangsung dari hari ke hari, Perkantas telah memanfaatkan masa pandemi ini secara kreatif dalam menyusun program pemuridan bagi para binaan. Kesempatan terbuka luas bagi anak-anak Tuhan bukan hanya untuk dikuatkan, dibimbing, disegarkan melalui PA, KTB atau seminar, tetapi juga mendorong mereka agar dapat menjadi berkat dan reladan di tengah masa sulit bagi lingkungan di mana mereka berada melalui dukungan doa, dana, dan tenaga. Contohnya, Task Force COVID-19 Perkantas Nasional yang dibentuk untuk menyuplai alae pelindung diri dan mendistribusikannya kepada tenaga medis yang membutuhkan.”* Seirama dengan program nasional ini, lahir pula Task Force COVID-19 Perkantas di Surabaya, Jember, Jayapura untuk menjawab kebutu- han pangan, kesehatan, keuangan, pendidikan, dan kuota internet bagi kelompok marginal yang terdampak COVID-19.*?"° Program ini menangkap peluang dengan efektif dan telah menjangkau bukan hanya tenaga medis di seluruh pelosok negeri, tetapi juga masyarakat awam terutama mereka yang kurang beruntung, Tentu program terse- but tidak akan berjalan tanpa peran para pembina dalam mendorong binaan baik siswa, mahasiswa, dan alumni untuk ambil bagian dalam kegerakan ini. Para pembina Perkantas berjuang sepenuh hati untuk mempertahankan semangat pemuridan sekaligus menantang binaan Perkantas untuk berkontribusi lebih jauh bagi masyarakat. Hal ini me- nolong para binaan Perkantas tetap bertumbuh dan semangat pemuti- dan berkobar di tengah krisis yang menghimpit Ketika pintu kesempatan tecap terbuka untuk membina dan dibina melalui pembinaan virtual, ada dua hal yang menjadi perhatian, yaitu jarak dan waktu. Jarak seringkali menjadi pertimbangan ketika mendis- kusikan pelayanan dan pembinaan. Tempat pelayanan yang jauh dari kota asal, atau kampus yang terletak di wilayah kora yang lain, atau rumah adik binaan berada di perkampungan yang sulit dijangkau, menjadi tantangan tersendiri bagi pembina untuk menjaga api pemu- ridan terus menyala di dalam hatinya. Sesungguhnya, jarak bukanlah kendala dalam melakukan pembinaan baik dulu maupun sekarang. Namun protokol kesehatan di era pandemi COVID-19 ini menganjur- kan agar menghindari kegiatan sosial yang melibatkan banyak orang. 104 PEMURIDAN DIGITAL Akan tetapi KTB dan PA masih terjaga keberlangsungannya melalui aplikasi kolaborasi seperti Zoom dan aplikasi video-conférence lainnya'! yang mengizinkan penggunanya berkomunikasi lintas lokasi tanpa me- mandane nechedain bar nila Kohban nenie Dies nembine don Cc a)

Anda mungkin juga menyukai