Anda di halaman 1dari 4

Nama : Amanda Ilmi Yuniarsi Asikin

NIM : 200502110090

MANAJEMEN KEUANGAN

Analisis Laporan keuangan

PT.Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk 2020

 Aset. Aset lancar PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk pada tahun 2020
mengalami kenaikan sebesar 50,5% yaitu dari Rp. 3.716,6 miliyar per 31 Desember 2019
menjadi Rp. 5.593.4 miliyar per 31 Desember 2020, aset tidak lancar mengalami
kenaikan sebesar 60% dari Rp.1,0 miliyar per 31 Desember 2019 menjadi Rp. 1,6
miliyar per 31 Desember 2020, dan juga aset lain-lain meningkat sebesar 35,6% dari Rp.
357,9 milyar per 31 Desember 2019 menjadi Rp. 485,3 milyar per 31 Desember 2020.
 Nilai Persedian, persediaan barang usang menurun sebesar 6,4% yaitu dari Rp. 987,9
milyar per 31 Desember 2019 menjadi Rp. 924,6 milyar per 31 Desember 2020,
persediaan Bahan Baku juga mengalami penurun sebesar 9,7% yaitu dari Rp. 654,7
milyar per 31 Desember 2019 menjadi Rp. 591,5 milyar per 31 Desember 2020.
Persediaan barang pun mengalami penurun sebesar 12,5% yaitu dari Rp. 233,8 milyar
per 31 Desember 2019 menjadi Rp. 204,6 milyar per 31 Desember 2020. Sedangkan,
persediaan suku cadang meningkat sebesar 13,4% yaitu dari Rp. 84,9 milyar per 31
Desember 2019 menjadi Rp. 96,3 milyar per 31 Desember 2020, dan persediaan pakan
ternak juga meningkat sebesar 120,4% yaitu dari Rp.14,7 milyar per 31 Desember 2019
menjadi Rp.32,4 milyar per 31 Desember 2020.
 Nilai Penyertaan Saham mengalami peningkatan sebesar 25% dari Rp. 108,5 milyar per
31 Desember 2019 menjadi Rp. 135,6 milyar per 31 Desember 2020
 Liabilitas. Jumlah liabilitas jangka pendek tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar
178,3% yaitu dari Rp. 836,8 miliyar per 31 Desember 2019 menjadi Rp. 2327,4 miliyar
per 31 Desember 2020 sedangkan jumlah liabilitas jangka panjang mengalami kenaikan
senilai 1306,0% dari Rp.1.170,0 miliyar per 31 Desember 2019 menjadi Rp. 1.645,0
miliyar per 31 Desember 2020. Ini disebabkan karena liabilitas pajak mengalami
penurunan sebesar 6,5%, kewajiban manfaat karyawan mengalami peningkatan sebesar
19,3% dari tahun 2019 4, utang sewa pembiayaan bagian jangka panjang juga meningkat
senilai Rp. 26,8 milyar, sedangkan utang mesin bagian jangka panjang menurun 100,0%
atau senilai Rp. 9,9 milyar.
 Ekuitas. Total Ekuitas perseroan tahun 2020 mengalami penurunan sebesar Rp.873,4
miliyar atau 15,4%, yaitu dari Rp. 5.655,1 miliyar per 31 Desember 2019 menjadi Rp.
4.781,7 miliyar per 31 Desember 2020. Penurunan tersebut terjadi akibat modal saham
tidak mrngalami perubahan dan tambahan modal di setor juga tidak mengalami
perubahan
 Pendapatan usaha, jumlah Penjualan Bersih tahun 2020 mengalami penurunan 4,1%
senilai Rp.255,7 milyar dibandingkan dengan jumlah Penjualan Bersih tahun 2019, yaitu
dari Rp. 6,22 triliun di tahun 2019 menjadi Rp. 5,97 triliun di tahun 2020. Penjualan
menurut daerah geografis tercatat sebesar Rp 6,20 triliun di tahun 2019, dan Penjualan
Lokal mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar 4,0% dibandingkan dengan tahun
sebelumnya sebesar Rp. 5,95 triliun di tahun 2020, sedangkan Penjualan Ekspor
mengalami penurunan 33,1% yaitu dari Rp. 23,6 milyar di tahun 2019 menjadi Rp. 15,8
milyar di tahun 2020. Penjualan segmen usaha mengalami penurunan sebesar 3.7% dari
tahun sebelumnya, dari Rp. 6,09 triliun di tahun 2019 menjadi Rp. 5,87 triliun di tahun
2020. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya volume produk yang dijual yang
diakibatkan menurunnya permintaan dari konsumen dalam masa pandemic covid-19, dan
juga tidak adanya kenaikan harga jual produk minuman UHT pada tahun 2020.
 Beban pokok penjualan, beban Pokok Penjualan tahun 2020 menunjukkan kenaikan
dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu dari 62,4% di tahun 2019 menjadi 62,7% di tahun
2020. Ini disebabkan oleh kenaikan Persediaan Barang Jadi Awal dari 2,5% di tahun
2019 menjadi 3,9% di tahun 2020, sedangkan Beban Produksi Tidak Langsung
mengalami kenaikan dari 10,2% di tahun 2019 menjadi 10,7% di tahun 2020, Biaya
Upah Langsung sedikit naik yaitu 0,6% di tahun 2019 menjadi 0,7% di tahun 2020, dan
terjadi penurunan Persediaan Barang Jadi Akhir dari 3,8% di tahun 2019 menjadi 3,4%
di tahun 2020.
 Beban usaha, Beban Usaha di tahun 2020 menunjukkan penurunan dari 17,6% di tahun
2019 menjadi 16,8% di tahun 2020. Beban penjualan tahun 2020 juga menunjukan
penurunan sebesar 1,4% yaitu dari 14,3% di tahun 2019 menjadi 12,9% di tahunbuku
2020. Sedangkan Beban Administrasi & Umum tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar
Rp.231,2 milyar atau 0,3% dari Penjualan Bersih tahun sebelumnya.
 Beban penjualan tahun 2020 mengalami penurunan dari 14,3% di tahun 2019 menjadi
12,9% di tahun 2020. Penurunan tersebut terjadi karena pos biaya iklan dan promosi
menurun dari 7,3% di tahun 2019 menjadi 5,6% di tahun 2020, biaya angkutan menurun
dari 3,6% di tahun 2019 menjadi 3,4% di tahun 2020, sedangkan penyusutan aset hak
Guna naik 0,4% di tahun 2020, sebagai dampak dari penerapan PSAK 73, dan biaya-
biaya lainnya seperti biaya Kerusakan Barang, biaya Bahan Bakar, biaya Asuransi, dan
lainnya relatif tidak mengalami perubahan.
 Beban administrasi umum secara analisis vertikal menunjukkan bahwa Total Beban
Administrasi & Umum di tahun 2019 ini meningkat sebesar 0,6% di tahun 2020.
Perubahan ini disebabkan oleh pos biaya gaji naik dari 1,7% di tahun 2019 menjadi 2,0%
di tahun 2020, penyusutan aset hak guna naik sebesar Rp. 0,4 milyar di tahun 2020,
disebabkan dampak dari penerapan PSAK 73. Sedangkan biaya-biaya lainnya seperti
biaya Listrik dan Energi, Penyusutan Aset Tetap, biaya Amortisasi Aset Tak Berwujud,
dan biaya Sewa relatif tidak mengalami perubahan. Secara Analisis horisontal
menunjukkan pos biaya yang mengalami peningkatan cukup signifikan pada tahun 2020
dibandingkan tahun 2019 yaitu biaya penyusutan aset tetap meningkat 26,3% di tahun
2020, biaya gaji dan upah meningkat 9,3% di tahun 2020.
 Laba kotor, secara vertikal laba kotor tahun 2020 menunjukan penurunan sebesar 0,3%
yaitu dari 37,6% senilai Rp. 2.342,0 milyar di tahun 2019 menjadi 37,3% senilai Rp.
2.228,5 milyar di tahun 2020. Sedangkan secara horizontal, laba kotor menunjukan
penurunan sebesar 4,8% dari tahun sebelumnya.
 Laba sebelum Pajak, laba Sebelum Pajak tahun 2020 adalah sebesar Rp. 1.421,5 milyar
atau 23,8% dari Penjualan Bersih tahun 2020, sedangkan Laba Sebelum Pajak tahun
2019 adalah sebesar Rp. 1.375,4 milyar atau 22,1% dari Penjualan Bersih tahun 2019.
Secara vertikal terjadi peningkatan sebesar 1,7% yaitu dari 22,1% di tahun 2019 menjadi
23,8% di tahun 2020. Sedangkan, secara horizontal Laba Sebelum Pajak tahun2020 ini
meningkat sebesar 3,4% senilai Rp. 46,1 milyar
 Laba Tahun Berjalan, Secara vertikal terjadi peningkatan Laba Tahun Berjalan tahun
2020 sebesar 2,0% dibandingkan dengan Laba Tahun Berjalan tahun 2019.
Sedangkan,Secara horizontal Laba Tahun Berjalan tahunbuku 2020 ini meningkat
sebesar 7,1% ditahun 2020.
 Arus kas, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi meningkat 11,0% atau sebesar
Rp. 120,3 milyar di tahun 2020 dibandingkan dengan Kas bersih yang diperoleh dari
aktivitas operasi tahun buku 2019, dari Rp. 1.096,8 milyar di tahunbuku 2019 menjadi
Rp. 1.217,1 milyar di tahun 2020. Peningkatan Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas
operasi terutama disebabkan oleh penurunan pengeluaran kas untuk pemasok, karyawan,
dan beban operasi Lainnya sebesar Rp. 459,3 milyar, namun penerimaan kas dari
Pelanggan juga turun sebesar Rp. 179,3 milyar. kas bersih yang digunakan dalam
aktivitas investasi pada tahun 2020 meningkat 894,1% atau sebesar Rp. 2.367,7 milyar
dibandingkan dengan kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi tahun 2019.
Sedangkan kas bersih yang digunakan dalam aktivitas pendanaan pada tahun 2020, kas
bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan menurun 534,7% atau sebesar
Rp.1.260,2 milyar dibandingkan dengan Kas Bersih yang digunakan untuk Aktivitas
Pendanaan tahun 2019.
 Lain-lain, Current ratio (rasio lancar) menunjukan penurunan di tahun 2020 dari 444,4%
di tahun 2019 menjadi 240,3% di tahun 2020. Ini disebabkan oleh aset lancar mengalami
peningkatan sebasar 50% dan liabilitas lancar menunjukan peningkatan juga di tahun
2020 sebesar 178,3%. Rasio sangat lancar (quick ratio) mengalami penurunan di tahun
2020 dari 322,0% di tahun 2019 menjadi 199,9% di tahun 2020 ini disebabkan karena
meningkatnya jumlah pos kas dan setara kas, piutang usaha, pos piutang Lain-lain, dan
investasi pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain secara total sebesar
72,8%, sedangkan Liabilitas Lancar tahun 2020 meningkat 178,3%. Kas rasio (cash
ratio) ini menurun dari 244,0% di tahun 2019 menjadi 70,9% di tahun 2020. ini
disebabkan oleh menurunnya pos kas dan setara kas sebesar 19,2% sedangkan jumlah
liabilitas lancar tahun 2020 meningkat sebesar 178,3%. Tingkat kolektibilitas piutang,
pada tahun 2020 tingkat perputaran piutang usaha perseroan menurun dibandingkan
dengan tahun 2019 yaitu dari 10,8 kali di tahun 2019 menjadi 10,1 kali di tahun 2020,
sedangkan kemampuan mencairkan piutang usaha Tingkat kemampuan Perseroan untuk
mencairkan piutang usahanya di tahun 2020 adalah 35 hari, sedangkan tahun 2019
adalah 33 hari.
 Kebijakan dividen. Pada tahun 2020, perseroan telah melakukan pembelian kembali
1.155.352.800 lembar saham yang dimulai pada tanggal 25 Juni 2020 dan berakhir pada
tanggal 05 Agustus 2020, sehingga jumlah saham yang beredar menjadi sejumlah
10.398.175.200 saham.

Anda mungkin juga menyukai