Anda di halaman 1dari 15

I.

Hukum Zakat
- Membayar zakat hukumnya wajib. Berpahala bila dilaksanakan
dan berdosa bila ditinggalkan
- Salah satu ayat Al-Quran atau Hadis, menegaskan kewajiban
zakat antara lain :

َ ‫الز َكا َة َوارْ َكعُوا َم َع الرَّ ا ِكع‬


‫ِين‬ َّ ‫َوأَقِيمُوا ال‬
َّ ‫صاَل َة َوآ ُتوا‬
Dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat dan rukuklah Bersama
orang-orang yang rukuk (Q.S Albaqarah : 43)

َ ‫ص َل ٰو َت‬
‫ك‬ َ َّ‫ص ِّل َع َلي ِْه ْم ۖ إِن‬ ِ ‫صدَ َق ًة ُت َط ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّك‬
َ ‫يهم ِب َها َو‬ َ ٰ َ‫ُخ ْذ ِمنْ أ‬
َ ‫مْول ِِه ْم‬
‫َس َكنٌ لَّ ُه ْم ۗ َوٱهَّلل ُ َسمِي ٌع َعلِي ٌم‬
Ambilah zakat dari Sebagian harta mereka, dan dengan zakat itu
kami membersihkan dan mensucikan mereka, serta berdo’alah
untuk mereka, sesungguhnya do’a kamu itu menjadi
ketentraman jiwa mereka. Dan Allah Maha Mendengar dan
Maha Mengetahui (QS. At-Taubah (9) : 103)

Jika dilihat dari tekstual surah Al-Baqarah 43 dan dari Hadis Nabi
Muhammad SAW jelas terang benderang bahwa zakat itu
hukumnya wajib. Artinya berpahala bila dilakukan dan berdosa bila
ditinggalkan, jika orang-orang kaya menolak, maka dapat diambil
dengan paksa, bahkan mereka itu dianggap kafir dengan mendapat
azab.
Dan bila orang-orang kaya tersebut tetap tidak mau mengeluarkan
zakatnya sementara sudah memenuhi persyaratan untuk berzakat
seperti memiliki / menyimpan emas & perak, maka mereka akan
mendapat siksa yang pedih pada hari dipanaskan, perak dan emas
itu dalam neraka jahanam dibakar dengan dahi, lambung dan
punggung mereka (QS. At-Taubah (9):34-35)
II. Syarat wajib dan Syarat Sah Zakat
1. Islam
2. Merdeka (zakat tidak wajib atas budak)
3. Hak milik sempurna
4. Halal
5. Berkembang
6. Mencapai nisap / batas minimum zakat
7. Lebih dari kebutuhan pokok
8. Bebas dari hutang
9. Haul (telah berlalu 1 tahun)
(ternak atau zakat modal)

III. Hukum Menunaikan Zakat


Zakat merupakan bentuk ibadah seperti shalat, puasa dan lainnya
yang telah diatur berdasarkan Al-Quran dan semua ibadah ini
termasuk dalam Rukun Islam yang keempat dan menjadi salah
satu unsur penting dalam syariat Islam, karena itu, membayar zakat
adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim yang telah memasuki
syarat zakat, selain ibadah wajib, zakat juga merupakan kegiatan
amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.

IV. Syarat Wajib Zakat Fitrah


1. Islam
2. Hidup pola saat bulan Ramadhan
3. Memiliki kelebihan kebutuhan pokok untuk malam dan hari raya
idul fitri
Syarat Sah Zakat Maal dan Fitrah sebagai berikut :
1. Niat
2. Ijab Qabul
3. Doa
V. Hikmah dan Manfaat Zakat
1) Mensyukuri nikmat Allah SWT, menumbuhkan ahlak mulia
dengan rasa kemanusiaan yang tinggi menghidupkan sifat rakus
dan materialis, ketenangan hidup dan memberikan harta yang
dimiliki.
2) Membantu dan membina mustahik kearah kehidupan yang lebih
baik dan lebih sejahtera sehingga mereka dapat beribadah
kepada Allah SWT, terhindar dari kekufuran.
3) Sebagai pilar amal bersama antara orang-orang kaya yang
berkecukupan hidupnya dan para Mujahid yang seluruh
waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah SWT, karena
kesibukan tersebut ia tidak memiliki waktu untuk nafkah diri dan
keluarganya. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah (2):273

‫ضرْ بًا فِى‬ َ ‫يل ٱهَّلل ِ اَل َيسْ َتطِ يع‬


َ ‫ُون‬ ِ ‫ُوا فِى َس ِب‬ ۟ ‫ِين أُحْ صِ ر‬ sَ ‫ل ِْلفُ َق َرٓا ِء ٱلَّذ‬
‫ض َيحْ َس ُب ُه ُم ْٱل َجا ِه ُل أَ ْغ ِن َيٓا َء م َِن‬ ِ ْ‫ٱأْل َر‬
۟ ُ‫اس إ ْل َحافًا ۗ َوما تُنفِق‬ َ ُ‫ْرفُهُم بِ ِسي ٰ َمهُ ْم اَل يَسْٔـََٔل‬ ِ ُّ‫ٱلتَّ َعف‬
‫وا ِم ْن َخي ٍْر فَإِ َّن‬ َ ِ َ َّ‫ون ٱلن‬ ِ ‫ف تَع‬
‫ٱهَّلل َ بِِۦه َعلِي ٌم‬
Apa yang kami infakkan adalah untuk orang-orang fakir yang
terhalang usahanya karena jihad dijalan Allah, mereka tidak
dapat berusaha dibumi, orang tidak menyangka mereka adalah
orang-orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta
dengan tidak secara paksa kepada orang lain, dan apa saja
harta yang baik yang kami nafkahkan di jalan Allah,
sesungguhnya Allah Maka Mengetahuinya (QS. A-Baqarah (2)
273)
4) - Zakat merupakan salah satu bentuk konkrit dari jaminan sosial
yang disyariatkan oleh ajaran islam. Melalui syariat zakat
kehidupan orang-orang fakir, miskin dan orang-orang
lainnya, akan menjadi perhatian dengan baik.
- Zakat merupakan salah satu bentuk Perintah
Allah SWT untuk senantiasa melakukan tolong menolong
dalam kebaikan dan takwa, sebagaimana Firman Allah SWT
dalam QS Al-Maidah (5) : 2
‫هّٰللا‬
َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْو ۤا اَل تُ ِحلُّ ْوا َش َع ۤا ِٕٕىِ َر ِ َواَل ال َّش ْه َر ْال َح َرا َم َواَل ْالهَ ْد‬
‫ي‬
‫ْت ْال َح َرا َم يَ ْبتَ ُغ ْو َن فَضْ اًل ِّم ْن َّربِّ ِه ْم‬ َ ‫َواَل ْالقَاَل ۤ ِٕٕىِ َد َوٓاَل ٰا ِّمي َْن ْالبَي‬
‫َو ِرضْ َوانًا ۗ َواِ َذا َحلَ ْلتُ ْم فَاصْ طَا ُد ْوا ۗ َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَ ٰا ُن قَ ْو ٍم اَ ْن‬
ِّ‫اونُ ْوا َعلَى ْالبِر‬ َ ‫ص ُّد ْو ُك ْم َع ِن ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام اَ ْن تَ ْعتَ ُد ْو ۘا َوتَ َع‬ َ
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ان ۖ َواتَّقُوا َ ۗاِ َّن َ َش ِد ْي ُد‬ ِ ‫اونُ ْوا َعلَى ااْل ِ ْث ِم َو ْال ُع ْد َو‬َ ‫َوالتَّ ْق ٰوى ۖ َواَل تَ َع‬
۲ : ‫ب ﴿المائدة‬ ِ ‫﴾ ْال ِعقَا‬
5) Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana
maupun prasarana yang harus dimiliki umat Islam, seperti :
sarana ibadah, Pendidikan, kesehatan, sosial maupun
ekonomi sekaligus sarana pengembangan kualitas SDM
Muslim, orang yang menuntut Ilmu berhak menerima zakat
atas nama golongan fakir dan miskin maupun sabilillah.
6) Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar sebab
zakat itu membersihkan harta yang kotor, akan tetapi
mengeluarkan bagian dari hak orang lain, dari harta yang
kita usahakan dengan baik dan benar, sesuai ketentuan
Allah SWT yang terdapat dalam (QS Al-Baqarah (2) : 267)
7) Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat.
Zakat ini merupakan salah satu instrument pemerataan
pendapatan, bila dikelolah dengan baik, maka pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan pendapatan ekonomi akan
berjalan dengan baik.
Dan menurut Mustaq Ahmad, bahwa zakat tersebut adalah
sumber utama kas negara dan sekaligus merupakan soko
guru dan kehidupan ekonomi yang dicanangkan Alquran.
Zakat akan mencegah terjadinya akumulasi harta pada satu
tangan dan pada saat yang sama mendorong manusia untuk
melakukan investasi dan mempromosikan distribusi.
Akumulasi harta ditangan seseorang atau sekelompok orang
kaya saja, secara tegas dilarang oleh Allah SWT
sebagaimana firmanNya dalam (QS Al-Hasyr (59):7)

Agar harta itu jangan beredar diantara orang-orang kaya


saja diantara kamu (QS Al-Hasyr (59) : 7)
8) Dorongan ajaran Islam yang begitu kuat kepada orang-
orang yang beriman untuk berzakat, berinfaq dan
bersedekah, untuk mendorong umatnya maupun bekerja
dan berusaha sehingga bisa memiliki harta kekayaan
disamping dapat memenuhi kebutuhan hidup bagi dirinya
serta untuk keluarganya, dan berusaha menghindari ucapan
dan perbuatannya, sejalan dengan firman Allah dalam (QS
Al-Mu’mimun (23) ayat 1-4)

‫َق ۡد اَ ۡف َل َح ۡالم ُۡؤ ِم ُن ۡو ۙ َن‬


‫صاَل ت ِِهمۡ َخاشِ ع ُۡو َن‬ َ ‫ن هُمۡ ف ِۡى‬sَ ‫الَّذ ِۡي‬
‫َوالَّذ ِۡي َن هُمۡ َع ِن اللَّ ۡغ ِو م ُۡع ِرض ُۡو ۙ َن‬
‫ِلز ٰكو ِة َفاعِ لُ ۡو ۙ َن‬ َّ ‫َوالَّذ ِۡي َن هُمۡ ل‬
“sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman
yaitu orang-orang yang khusyu dalam sholatnya, dan orang-
orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan
yang tiada berguna dan orang-orang yang menunaikan
zakat (QS Al-Mu’minun (23) : 1-4)
“Zakat yang dikelolah dengan baik akan maupun membuka
lapangan kerja dan usaha yang luas, sekaligus penguasaan
aset-aset oleh umat Islam.
Dengan demikian zakat menurut Yusuf Al-Qardawi adalah
yang memiliki fungsi strategis penting dan menentukan
dalam membangun kesejahteraan masyarakat.
9) Mensucikan hati dari penyakit kikir dan bakhil, menimbulkan
sifat memberi dan dermawan serta bentuk partisipasi
kewajiban sosial dalam mendukung negara untuk
pengentasan kemiskinan.
10) Terwujudnya dasar-dasar solidalitas sosial antara orang-
orang fakir dan orang-orang kaya.

VI. Pengelolah Zakat


- Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai amil,
melakukan Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian Tentang
Pengumpulan, Pendistribusian dan Pendayagunaan Serta
Pelaporan dan Pertanggung Jawaban Pengelolaan Zakat.
Semestinya Amil memiliki etika dan adab-adab sebagai berikut :
1. Shiddiq
2. Amanah
3. Fathanah
4. Tabligh
5. Adil
6. Memahami hukum-hukum zakat
7. Maupun melaksanakan tugas-tugas keamilan
8. Memiliki akhlaq yang terpuji
9. Bertutur kata yang baik dan santun
10. Berpakaian yang syar’i
11. Melayani muzaki dan mustahiq dengan hati yang ikhlas
12. Tidak menerima hadiah dan muzaki dalam kaitan tugasnya
sebagai amil
13. Tidak memberi hadiah kepada muzaki yang berasal dari
harta zakat atau dari yang lainnya.
14. Tidak merokok atau melakukan perbuatan tercela lainnya.
15. Mendo’akan Muzaki baik secara langsung ataupun tidak
langsung seperti mengirimkan email, atau pesan singkat
melalui media elektrikal, cetak dan sebagainya.
Diwajibkan berdoa untuk muzaki Ketika zakatnya diambil
atau diperoleh darinya. Firman Allah SWT.

َ ‫ص َل ٰو َت‬
‫ك‬ َ َّ‫ص ِّل َع َلي ِْه ْم ۖ إِن‬
َ ‫يهم ِب َها َو‬ َ ‫ُخ ْذ ِمنْ أَمْ ٰ َول ِِه ْم‬
ِ ‫صدَ َق ًة ُت َط ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّك‬
‫َس َكنٌ لَّ ُه ْم ۗ َوٱهَّلل ُ َسمِي ٌع َعلِي ٌم‬
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS At-Taubah (9) :
103)

VII. Hubungan Zakat Dengan Pemerintah


Salah satu tugas pokok negara dalam hal ini pemerintah RI
menata kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dalam bidang
ekonomi, mulai dari menyiapkan lapangan kerja, ketenagakerjaan,
industri, distribusi dan seterusnya. Tugas pokok ini terkait dengan
kewajiban negara yaitu mensejahterahkan rakyatnya. Untuk itu
negara berkewajiban mengatur lalu lintas kekayaan dalam
masyarakat, agar kekayaan itu tidak hanya di monopoli oleh
sekelompok orang kaya, sehingga tidak orang-orang tidak miskin
tidak berkesempatan ikuti menikmati manisnya kekayaan yang
beredar didalam negaranya sendiri, agama Islam telah
mendahului itu semua, perputaran dan peredaran harta dalam
masyarakat dikemukakan Allah SWT dalam firmanNya.
‫ُول َولِذِى ْٱلقُرْ َب ٰى َو ْٱل َي ٰ َت َم ٰى‬ ِ ‫مَّٓا أَ َفٓا َء ٱهَّلل ُ َع َل ٰى َرسُولِهِۦ ِمنْ أَهْ ِل ْٱلقُ َر ٰى َفلِلَّ ِه َولِلرَّ س‬
‫ون ُدو َل ۢ ًة َبي َْن ٱأْل َ ْغ ِن َيٓا ِء مِن ُك ْم ۚ َو َمٓا َءا َت ٰى ُك ُم ٱلرَّ سُو ُل‬َ ‫يل َكىْ اَل َي ُك‬ ِ ‫ْن ٱلس َِّب‬ ِ ‫ِين َوٱب‬ ِ ‫َو ْٱل َم ٰ َسك‬
۟ ُ‫ُوا ۚ َوٱ َّتق‬
sِ ‫وا ٱهَّلل َ ۖ إِنَّ ٱهَّلل َ َشدِي ُد ْٱل ِع َقا‬
‫ب‬ ۟ ‫َف ُخ ُذوهُ َو َما َن َه ٰى ُك ْم َع ْن ُه َفٱن َته‬
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-
kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang
kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu,
maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah amat keras hukumannya. (QS Al-Hasyr (59):7).
ADA 8 GOLONGAN YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT FITRAH

1. Fakir = orang yang tidak punya harta dan tidak ada hasil
pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan pokok dan
tanggungjawabnya

2. Miskin = orang yang mempunyai harta atau mempunyai hasil


usaha pekerjaan tapi masih belum mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya.

3. Fisabilillah = Orang berjuang di Jalan Allah seperti : berperang,


berdakwah, Kesehatan dll.

4. Mualaf = Sekelompok orang yang dianggap lemah Imannya


karena baru masuk islam, tujuannnya adalah untuk
memantapkan keyakinan Islam sebagai agamanya
dan Allah Tuhannya dan Nabi Muhammad Rasulnya.

5. Ibnusabil = Orang yang terputus bekalnya dalam perjalanan


(Musafir) dan bagi pelajar perantau

6. Gharim = Orang-orang yang mempunyai Hutang, menanggung


Hutang dan Hak sanggup membayarnya.

7. Amil Zakat = Panitia Penerima dan Pengelola dana zakat

8. Riqab = Hambasahaya atau budak


1. Pengetahuan tentang Baznas dan Tata Kelola Baznas Sesuai
tingkatan
- Baznas merupakan suatu Lembaga Pemerintah Nonstruktural
yang bersifat mandiri dan bertanggungjawab kepada presiden
melalui Menteri Agama RI
- Tata Kelola Baznas sesuai tingkatan pengelolaan zakat di
Indonesia dilakukan oleh Baznas untuk membantu Baznas
dalam tugas pengelolaan zakat, maka masyarakat dapat
membentuk LAZ.
Selanjutnya Baznas Provinsi dan Baznas Kabupaten / Kota
dibentuk dengan surat Dirjen Bimas Islam Kemenag RI.
Baznas Provinsi/Kabupaten/Kota merupakan Lembaga Non
Struktural Daerah sesuai tingkatan dan bertanggungjawab kepada
Kepala Daerah yang mengangkatnya.
Hubungan antara Baznas Pusat, Baznas Provinsi di
Kabupaten/Kota meskipun tidak Struktural, tetapi
memiliki hubungan koordinasi yang kuat dan alur pelaporannya.
Adapun alur pelaporannya, dimana :
 Baznas Pusat wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
pengelolaan zakat, infak dan sedekah dan dana sosial
keagamaan lain yang dilaporkan kepada presiden melalui
Menteri Agama RI.
 Baznas Provinsi, wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
pengelolaan zakat, infak dan sedekah dan dana sosial
keagamaan lainnya dilaporkan kepada Baznas pusat dan
pemerintah daerah secara berkala.
 Baznas Kabupaten / Kota, wajib menyampaikan laporan
pelaksanaan pengelolaan zakat, infak dan sedekah serta dana
sosial keagamaan lainnya, dilaporkan kepada Baznas Provinsi
dan pemerintah daerah secara bekala.
b. Distribusi pendayagunaan zakat
- Zakat wajib didistribusikan ke mustahik sesuai syariat islam
- Pendistribusian zakat berdasarkan skala prioritas dengan
memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan dan kewilayahan.
- Zakat dapat digunakan untuk usaha produktif dalam rangka
penanganan fakir miskin dan kualitas umat.
- Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif ini dilakukan
apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi
- Peraturan Menteri Agama No. 52 Tahun 2014 tentang
pendayagunaan zakat usaha produktif.
- Baznas Provinsi/Kabupaten/kota dan LAZ dalam mengelola
kegiatan pendistribusian dan pendayagunaan zakat mempunyai
tugas dan fungsi dalam hal :
- Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pertanggungjawaban dan pelaporan.

c. Pelaporan dan Pertanggungjawaban


 Baznas Pusat = wajib menyampaikan laporan
pelaksanaan pengelolaan zakat, infak
dan sedekah dan dana sosial lainya
kepada presiden melalui Menteri agama
RI
 Baznas Provinsi = dilaporkan kepada Baznas Pusat dan
pemerintah daerah secara berkala
 Baznas kab/kota = Dilaporkan kepada Baznas Provinsi dan
pemerintah daerah secara berkala.
 LAZ = Dilaporkan kepada Baznas dan
pemerintah daerah secara berkala.
 Laporan pelaksanaan harus diaudit Syariah atau
dan keuangan
 Audit Syariah dilakukan oleh kementerian dan audit keuangan
dilakukan oleh akuntan publik
 Laporan neraca keuangan tahunan Baznas pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota diumumkan melalui media cetak atau media
elektronik.
1. Pengelolaan Zakat berbasis manajemen
a. Konsep dasar pengelolaan zakat
Pada dasarnya konsep dasar pengelolaan zakat berangkat dari
firman Allah dalam Alquran surat At-Taubah ayat 103,
firmannya :
ۗ ‫ك َس َكنٌ لَّ ُه ْم‬
َ ‫ص َل ٰو َت‬
َ َّ‫ص ِّل َع َلي ِْه ْم ۖ إِن‬
َ ‫يهم ِب َها َو‬ َ ‫ُخ ْذ ِمنْ أَمْ ٰ َول ِِه ْم‬
ِ ‫صدَ َق ًة ُت َط ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّك‬
‫َوٱهَّلل ُ َسمِي ٌع َعلِي ٌم‬
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. (QS. At-Taubah ayat 103)

2. Konsep zakat dalam islam


1. Makna Zakat
Mempunyai arti, berkah, tumbuh, bersih, baik dan suci
2. Zakat dan Macamnya
Zakat secara Harfiah adalah bersih, meningkat dan berkah.
Sedangkan menurut istilah adalah kadar Sebagian harta dari
harta yang syarat minimal (nishab) dan
rentan waktu satu tahun (haul) yang menjadi hak dan diberikan
kepada Mustahiq (Penerima Zakat) + (Rafiq, 2012:262)
1. Pengetahuan tentang Regulasi Zakat
- UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat
- PP no. 4 Tahun 2014 tentang pelaksanaan UU No. 23 Tahun
2011
- Instruksi presiden RI No. 3 tahun 2014 tentang optimalisasi
pengumpulan zakat di Kementerian / Lembaga / BUMN / BUMD
melalui Baznas
- Keputusan Presiden No. 8 Tahun 2001 tentang Baznas
- Keputusan Menteri Agama RI No. 118 Tahun 2014 tentang
pembentukan Baznas Provinsi
- Peraturan Baznas No. 3 Tahun 2018, tentang pendistribusian
dan pendayagunaan zakat
- Peraturan Baznas No. 4 Tahun 2018, tentang pelaporan
keuangan
- Peraturan Baznas No. 1 Tahun 2019 tentang Tata Cara
pengangkatan dan pemberhentian pimpinan Baznas Provinsi /
Kabupaten / Kota.
- Peraturan Baznas No. 3 Tahun 2019, tentang tata cara
permohonan rekomendasi izin pembentukan dan pembukaan
perwakilan LAZ.

2. Pengetahuan tentang Islam dan Hukum-hukum Islam


Jawab :
Agama Islam mempunyai Hukum yang mengatur segala perbuatan
yang dilakukan setiap muslim. Hukum tersebut mengandung
keharusan boleh memiliki mengandung
(syariat tentang adanya hukum.

3. Visi & Misi


Visi : Terwujudnya pengelolaan zakat berbasis manajemen di era
teknologi digitaslisai di Provinsi Sulawesi Tengah
Misi : - Melakukan koordinasi dengan BAZNAS kabupaten/kota,
dan Lembaga Amil Zakat dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi untuk pengelolaan
zakat dalam pencapaian target nasional.
- Mengoptimalkan kerjasama dengan instansi pemerintah
Badan Usaha Milik Daerah, dan masyarakat dalam
pengumpulan zakat di Provinsi Sulawesi Tengah
- Mengoptimalkan pendistribusian dan pendayagunaan
zakat untuk pengentasan kemiskinan, peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
- Menerapkan sistem manajemen keuangan yang
transparan dan akuntabel berbasis teknologi informasi
dan komunikasi terkini.
- Menerapkan sistem pelayanan prima kepada seluruh
pemangku kepentingan zakat di Provinsi Sulawesi
Tengah.
- Menggerakkan dakwah Islam untuk kebangkitan zakat
nasional melalui sinergi ummat.
- Mengarus utamakan zakat sebagai instrumen
pembangunan menuju masyarakat yang adil dan
makmur, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.

4. Manajemen Pengelolaan Zakat


Model manajemen tersebut meliputi proses :
- Perencanaan
- Pengorganisasian
- Pengarahan
- Pengawasan
Keempat model ini dapat diterapkan dalam setiap aktivitas
pengelolaan zakat dengan konsep sosialisasi, pengumpulan,
dan pendayagunaan dan pengawasan.
Konsep dasar pengelolaan zakat berangkat dari firman Allah dalam
Alquran Surat At-Taubah ayat 103 firmanNya,
Artinya : ambillah zakat dari Sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah
untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman
jiwa bagi mereka dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui.

1) UU No. 23 Tahun 2011 dan PMA No. 25 Tahun 2016, tentang tata
cara dalam pengelolaan zakat (Sanksi)
2) Larangan = Pasal 37 (memiliki, menjaminkan dll)
Pasal 38 (selaku amil, tanpa izin)
3) Ketentuan Pidana = pasal 39 (tidak melakukan distribusi) pidana 5
tahun, denda 500 juta.
Pasal 25 = Zakat wajib distribusi.
 Pasal 40, Sebagian pada pasal 37 (larangan) ini hukuman pidana
5 tahun, denda 500 juta.
 Pasal 41, Sebagian pada pasal 38 (larangan) pidana 1 tahun,
denda 50 juta.
 Pasal 42
- Tidak pidana sebagaiman dimaksud dalam pasal 39 dan pasal
40 merupakan kejahatan.
- Tindak pidana Sebagian dimaksud pasal 41 merupakan
pelanggaran.

Anda mungkin juga menyukai