Anda di halaman 1dari 2

Unggul Rajev Pradana

464889

EXERCISE 3–3
a. Dalam capital lease, dengan asumsi bahwa kepemilikan properti akan dialihkan kepada penyewa
pada akhir masa sewa, penyewa akan mencatat aset yang disewanya di dalam laporan keuangan
sebagai aset beserta kewajiban sebesar nilai present value dari aset itu, pada saat dimulainya sewa.
Pembayaran sewa tahun berjalan akan dialokasikan sebesar berkurangnya kewajiban ditambah
beban bunga. Adapun aset tersebut akan disusutkan sesuai dengan metode yang digunakan
penyewa, tetapi periodenya menggunakan masa sewa.
b. Dalam operating lease, penyewa tidak mencatat apapun ketika dimulainya sewa tersebut. Dalam
laporan keuangan, penyewa akan mencatat pembayaran sewanya sebagai rent expense pada
periode tersebut dengan metode garis lurus, serta menandingkannya dengan kas keluar atau rent
payable. Jika pembayaran sewanya (uang yang dikeluarkan) ternyata tidak menggunakan metode
garis lurus, maka tidak akan konsisten dengan pola pengakuan beban sewa operasional.

EXERCISE 3–12
a. Dari sudut pandang perusahaan, pembelian kembali saham mirip dengan dividen karena
perusahaan sama-sama harus mengeluarkan uang. Pada saat pembagian dividen, seluruh
pemegang saham menerima uang tunai secara proporsional. Sedangkan jika perusahaan membeli
kembali sahamnya, yang menerima uang hanya pemegang saham preferen saja.
b. Manajer lebih memilih pembelian saham treasury daripada pembayaran dividen karena pembelian
saham kembali bisa meningkatkan rasio keuangan perusahaan. Tanpa mengeluarkan cash
dividend, maka perusahaan memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dalam mengelola uangnya.
c. Investor lebih suka jika perusahaan menggunakan kelebihan uang tunainya untuk membeli saham
treasury daripada membayar dividen, karena hal itu dapat menurunkan jumlah saham yang
beredar. Semakin banyak saham yang beredar, maka kepemilikan pemegang saham yang ada
semakin kecil.

EXERCISE 4–4
a. Seorang analis akan menganggap nilai ending inventory lebih berguna jika dihitung menggunakan
FIFO, karena ending inventory FIFO telah menggambarkan biaya persediaan terkini. Hal ini terjadi
karena dengan metode FIFO, persediaan yang dibeli lebih dulu dijual lebih dulu sedangkan
persediaan terbaru belum terjual. Sedangkan dalam metode LIFO, persediaan yang terakhir dibeli
akan dijual terlebih dulu, sehingga informasi biaya atas persediaan tersebut bisa dikatakan telah
usang.
b. Seorang analis akan menganggap COGS lebih berguna jika dihitung menggunakan LIFO, karena
dengan metode ini COGS telah menggambarkan biaya terkini. Hal ini terjadi karena dalam metode
LIFO, biaya pembelian terakhir akan dibebankan pertama ke COGS ketika barang tersebut terjual.
c. Perusahaan yang menggunakan metode LIFO harus mengungkapkan jumlah persediaan yang akan
dilaporkan jika perusahaan tersebut menggunakan metode FIFO. Perbedaan jumlah antara kedua
metode penghitungan ini disebut sebagai cadangan LIFO. Analis dapat menggunakan cadangan
LIFO untuk menghitung jumlah arus kas yang terpengaruh baik secara kumulatif maupun untuk
periode saat ini dengan menggunakan LIFO, contohnya:
(1) Inventories = Reported LIFO inventory + LIFO reserve
(2) Increase deferred tax payable = LIFO reserve x Tax rate
(3) Retained earnings = Reported retained earnings + (LIFO reserve x (1 - Tax rate))

EXERCISE 4–8
a. Keadaan-keadaan yang tepat untuk mengkapitalisasi biaya sebagai aset antara lain:
• Ketika perusahaan menginginkan pendapatan yang lebih tinggi pada periode akuisisi. Hal ini
dikarenakan kapitalisasi itu menunda pengakuan beban di laporan laba-rugi.
• Ketika perusahaan ingin melakukan income smoothing. Hal ini dikarenakan nilai capital
expenditures biasanya sangat besar, tetapi jarang terjadi. Sedangkan pendapatan yang
dihasilkan oleh aset tersebut relatif stabil dari waktu ke waktu.
• Ketika perusahaan ingin melaporkan kas keluarnya dengan fair. Pada saat biaya perolehan aset
tersebut diakui sebagai expense, maka biaya tersebut akan dilaporkan sebagai operating cash
out-flows. Namun, ketika biaya itu dikapitalisasi, maka akan dilaporkan sebagai investing cash
out-flows. Mengakui biaya aset sebagai expense dapat membuat operating cash out-flows
menjadi overstated dan investing cash out-flows menjadi understated.
b. Beban-beban tertentu ditetapkan selama periode akuntansi tertentu berdasarkan alokasi biaya
aset yang sistematis dan rasional. Beberapa aset (seperti tanah, bangunan, dan mesin) memiliki
masa manfaat yang diharapkan lebih dari satu periode. Karena digunakan untuk aktivitas operasi,
maka nilai kemanfaatannya akan berkurang seiring dengan penggunaanya. Asumsi masa manfaat
aset tersebut didasarkan pada kondisi ekonomi, studi teknik, pengalaman, serta informasi fisik aset
itu sendiri. Setelah ditentukan masa manfaatnya, maka dapat ditentukan beban penyusutannya.
Metode alokasi yang digunakan harus rasional dan harus konsisten dari waktu ke waktu.
Contohnya: beban depresiasi aset tetap dan beban amortisasi aset tak berwujud.

Anda mungkin juga menyukai