Anda di halaman 1dari 12

Arman Mappiasse: Afiks Derivasional dan ...

AFIKS DERIVASIONAL DAN INFLEKSIONAL BAHASA SOBEY


DI KABUPATEN SARMI PROVINSI, PAPUA

(DERIVATIONAL AND INFLECTIONAL AFFIXES OF SOBEY IN SARMI


REGENCY, PAPUA)

Arman Mappiasse
Balai Bahasa Provinsi Papua
Jalan Yoka, Waena, Distrik Heram, Jayapura, Papua
Ponsel: 082238928360
Pos-el: mappiasse.arman@yahoo.com

Tanggal Naskah Masuk: 23 Maret 2016


Tanggal revisi Akhir: 17 Mei 2017

Abstract
This research aims to describe about derivational and inflectional affixes
in Sobey and to know whether there is any morphophonemic process of
affixation process in Sobey language as well. This research uses qualitative
descriptive method with recording and noting as data collecting techniques.
Stages in data collecting of this research are: (1) data collecting, (2) data
analyzing, and (3) presentation of data analysis result. The result shows that
there are some affixes in Sobey language, such as, there are six prefix types
of inflexion formed, eight types of suffix formed, two types of infix formed,
and one type of circumfix or ambifix which is in derivational and inflectional
manifestation. This affixation process in Sobey language does not create any
morphophonemic phenomenon.
Keywords: affix, derivational, inflectional, Sobey language.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan afiks-afiks derivasi dan infleksi
dalam bahasa Sobey serta mengetahui ada tidaknya proses morfofonemis
pada proses afiksasi dalam bahasa Sobey. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data perekaman
dan pencatatan. Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang digunakan
dalan penelitian ini melalui tiga tahapan, yaitu (1) tahap penyediaan data,
(2) tahap penganalisisan data, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam bahasa Sobey terdapat 6
prefiks pembentuk infleksi dan derivasi, 8 sufiks pembentuk infleksi serta
7 pembentuk derivasi, 2 infiks pembentuk derivasi, dan terakhir hanya ada
1 konfiks pembentuk infleksi. Proses afiksasi dalam bahasa Sobey tidak
menimbulkan adanya peristiwa morfofonemik.
Kata kunci: Afiksasi, derivasi, infleksi, bahasa Sobey

13
Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 13–24

1. Pendahuluan “Pemerintah selalu membina dan


1.1 Latar Belakang mengembangkan, baik bahasa Indonesia
maupun bahasa-bahasa daerah sebab
Kegiatan pendokumentasian dan kegiatan pembinaan dan pengembangan bahasa
penelitian bahasa-bahasa daerah di Papua pada daerah tidak saja untuk menjaga
khususnya dan di Nusantara pada umumnya kelestarian bahasa-bahasa daerah,
akhir-akhir ini mulai marak dilakukan oleh para tetapi bermanfaat juga bagi pembinaan
ahli bahasa. Para ahli bahasa sangat menyadari dan pengembangan bahasa Indonesia
bahwa pendokumentasian dan penelitian bahasa- sebagai bahasa nasional yang tidak
bahasa daerah dalam semua aspek sangat penting dapat dilepaskan dari pembinaan dan
dilakukan karena bahasa daerah, di samping pengembangan bahasa-bahasa daerah
memuat unsur kedaerahan, juga berkaitan karena keduanya mempunyai hubungan
dengan pertumbuhan, pengembangan, dan timbal balik yang erat.”
pembakuan bahasa nasional, serta mengandung
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
identitas kebangsaan.
menjaga kelestarian bahasa daerah adalah dengan
Berdasarkan hal tersebut, masalah
melakukan penelitian dan pendokumentasian.
penyelamatan, pemeliharaan, pembinaan,
Penelitian terhadap bahasa daerah merupakan
dan pengembangan bahasa daerah tidak hanya
salah satu cara untuk menemukan data
berkaitan dengan kepentingan masyarakat
kebudayaan daerah karena bahasa daerah erat
pemilik bahasa itu sendiri, tetapi juga untuk
hubungannya dengan keberadaan penutur dari
kepentingan nasional. Oleh karena itu, negara
bahasa-bahasa daerah tersebut.
berkewajiban menjaga bahasa daerah agar tidak
Bahasa Sobey adalah salah satu bahasa
mengalami kepunahan. Hal tersebut sesuai
daerah yang ada di Kabupaten Sarmi, Provinsi
dengan penjelasan dalam UUD 1945 yang
Papua, Indonesia. Bahasa Sobey digolongkan
berhubungan dengan Bab XV, Pasal 36, yang
ke dalam bahasa-bahasa Austronesia. Bahasa
berbunyi bahwa bahasa-bahasa daerah perlu
ini dituturkan oleh masyarakat yang berdiam
dibina dan dipelihara oleh negara.
di wilayah Sawar, Bagaiserwar, dan Distrik
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Papua. Selain
merupakan provinsi yang terbanyak memiliki
itu, beberapa penutur bahasa Sobey tersebar di
bahasa daerah di Indonesia. Banyaknya bahasa
pulau seperti, Likiki, Wakde, Yamna, Anos, dan
daerah di Provinsi Papua dan Provinsi Papua
Podena. Adapun jumlah penutur bahasa Sobey
Barat tersebut merupakan aset yang sangat
diperkirakan 2000 orang (Henro, 2005:100).
berharga sebagai pemerkaya dan pengembangan
Penelitian mengenai bahasa Sobey,
kosakata bahasa Indonesia. Hal tersebut
sepanjang pengetahuan penulis, belum pernah
sejalan dengan pendapat Abdullah (1999) yang
dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan
menyatakan bahwa salah satu peran bahasa
yang berkaitan dengan bahasa Sobey di bidang
daerah yang sangat menonjol adalah sebagai
kesastraan adalah Morfologi Cerita Rakyat
pemerkaya kosakata dan pemerkaya istilah
Sobey (2014), penelitian tersebut dilakukan oleh
bahasa Indonesia.
Sriyono dkk.
Di dalam bahasa daerah terdapat kekayaan
budaya dalam bentuk kearifan lokal yang tidak
ternilai harganya dan juga merupakan sumber 1.2 Masalah
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pelestarian, Berdasarkan uraian pada latar belakang,
pemertahanan, dan pengembangan bahasa pada kesempatan ini penulis berusaha mengkaji
daerah merupakan hal yang tidak terpisahkan jenis-jenis derivasi dan infleksi dalam bahasa
dari pengambilan kebijakan yang berkaitan Sobey. Adapun masalah pokok yang dikaji
dengan masalah kebahasaan di Indonesia. dalam penelitian ini adalah (1) afiks-afiks apa
Oleh karena itu, kehadiran pemerintah, baik saja yang dapat membentuk derivasi dan infleksi
pusat maupun daerah sangat diperlukan untuk dalam bahasa Sobey? (2) Apakah proses afiksasi
menjaga kelestarian bahasa daerah, sebagaimana dalam bahasa Sobey menimbulkan peristiwa
diungkapkan oleh Halim (1980:15—21) berikut. morfofonemik?
14
Arman Mappiasse: Afiks Derivasional dan ...

1.3 Tujuan ialah morfem yang dipergunakan sebagai dasar


Selanjutnya, kajian ini bertujuan untuk pembentukan kata bentukan atau kata jadian.
mendeskripsikan afiks-afiks yang dapat Berdasarkan berbagai pandangan tersebut, dapat
membentuk derivasi dan infleksi dalam bahasa disimpulkan bahwa morfologi adalah salah
Sobey serta menelusuri ada tidaknya peristiwa satu cabang linguistik yang mempelajari proses
morfofonemik dalam proses afiksasi dalam pembentukan kata.
bahasa Sobey. Dalam penelitian ini morfologi diartikan
sebagai istilah yang mengandung konsep
morfem, kata, pembentukan kata, serta makna
1.4 Metode verba. Morfem ialah satuan makna terkecil
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yang dapat digunakan untuk membentuk suatu
adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini ujaran. Konsep morfem berbeda dari konsep
digunakan untuk mendeskripsikan aspek infleksi kata. Yang dimaksud dengan kata ialah bentuk
dan derivasi dalam bahasa Sobey. Data dalam bebas yang paling kecil atau dengan kata lain
penelitian ini adalah karakteristik ujaran atau dapat dinyatakan bahwa setiap satu bentuk
tuturan yang diperoleh langsung dari penutur bebas merupakan kata. Adapun yang dimaksud
asli (native speaker). Data tersebut diperoleh dengan morfem ialah bentuk linguistik yang
dengan cara wawancara yang langsung dicatat paling kecil yang tidak mempunyai bentuk lain
dan direkam dengan tape recorder. Adapun sebagai unsurnya (Ramlan, 1978:12), contoh
langkah yang dilakukan dalam penelitian ini bentuk assasawo ‘memanjat’ terdiri atas dua
melalui tiga tahapan, yaitu (1) tahap penyediaan morfem, yaitu morfem bebas sawo ‘panjat’ dan
data, (2) tahap penganalisisan data, dan (3) morfem terikat assa. Bentuk sawo merupakan
tahap penyajian hasil analisis data (Sudaryanto kata dalam bahasa Sobey karena sawo dapat
1993:5–8). berdiri sendiri dalam ujaran dan mempunyai
makna leksikal. Sebenarnya dapat dikatakan
bahwa semua kata adalah morfem, tetapi tidak
2. Kajian Teori semua morfem adalah kata.
Penelitian ini berkaitan dengan aspek afiks Derivasi menurut Keraf (1991:58) adalah
dalam bahasa Sobey, khususnya afiks derivasi dan suatu proses untuk mengubah identitas leksikal
infleksi. Oleh karena itu, teori yang digunakan sebuah kata, baik dengan memindahkan kelas
dalam penelitian ini adalah teori yang berkaitan katanya maupun tidak memindahkan kelas
dengan bidang morfologi. Jika berbicara tentang katanya. Chaer (2007:175) mengatakan bahwa
konsep morfologi, para ahli bahasa pada derivasi merupakan pembentukan kata secara
umumnya memiliki pendapat yang hampir sama. derivatif yang membentuk kata baru, yaitu kata
Verhaar (2006:97) mendefinisikan morfologi yang identitas leksikalnya tidak sama dengan
merupakan kegiatan mengidentifikasikan kata dasarnya. Parera (1990:21) menyatakan
satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan bahwa derivasi kata merupakan pernyataan
gramatikal. Sementara itu, Kridalaksana bagaimana kata-kata lama dengan menggunakan
(1993:111) mengatakan bahwa morfologi adalah prefiks, sufiks, kata majemuk, dan sebagainya.
bidang linguistik yang mempelajari morfem dan Sementara itu, menurut Kridalaksana (1993:40),
kombinasi-kombinasinya. derivasi adalah proses pengimbuhan afiks
Sejalan dengan itu, Ramlan (1978:1–2) noninflektif pada dasar untuk membentuk
mendefinisikan bahwa morfologi ialah bagian kata. Adapun pengertian infleksi sebagaimana
dari ilmu bahasa yang membicarakan atau dikatakan oleh Brinton (2000:78) adalah
mempelajari seluk-beluk struktur kata serta afiks yang mampu menghasilkan bentuk-
pengaruh perubahan-perubahan struktur kata bentuk kata baru dari leksem dasarnya,
terhadap golongan dan arti kata. Sementara itu, sedangkan menurut Kridalaksana (1993:830),
Brataatmaja (1987:59) mengatakan bahwa proses infleksi adalah perubahan bentuk kata yang
morfologi ialah suatu proses perubahan bentuk menunjukkan berbagai hubungan gramatikal
morfem dasar ke bentuk kata bentukan atau kata yang mencakup deklinasi, nomina, pronomina,
jadian. Yang dimaksud dengan morfem dasar adjektiva, dan konjungsi, serta merupakan unsur
15
Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 13–24

yang ditambahkan pada sebuah kata untuk mengakibatkan adanya perubahan kelas kata.
menunjukkan suatu hubungan gramatikal. Dengan demikian, prefiks i- termasuk afiks
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui infleksional karena tidak mengubah kelas
bahwa derivasi adalah suatu perubahan proses kata pada bentuk dasarnya.
kelas kata dengan atau tanpa pemindahan
b. Afiksasi dengan Prefiks /asa-/ yang Dapat
kelas kata, akibat adanya penambahan prefiks,
Membentuk Infleksi Verba
sufiks, infiks, ataupun konfiks. Infleksi adalah
Proses pembentukan prefiks /asa-/ yang
perubahan bentuk kata akibat adanya proses
tergolong ke dalam infleksi verba dapat
afiksasi tanpa mengubah ciri-ciri leksikal kata
dijelaskan di bawah ini
itu dengan atau tanpa mengubah kelas kata.
asa- + V  V
asa- + sawo ‘panjat’(v)  asasawo ‘memanjat’
3. Hasil dan Pembahasan (v).
Afiks merupakan suatu bentuk lingusitik Sawo (v) artinya ‘panjat’ mendapat
yang di dalam suatu kata merupakan unsur prefiks asa- menjadi asasawo (v), artinya
langsung yang bukan kata dan bukan pokok ‘memanjat’. Pelekatan prefiks asa- pada
kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada kata dasar sawo memang menghasilkan
bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata baru. bentukan kata-kata yang berbeda, tetapi tidak
Afiks merupakan salah satu unsur yang sangat mengakibatkan adanya perubahan kelas kata.
penting dalam pembentukan kata atau penentuan Dengan demikian, prefiks asa- termasuk afiks
kelas kata tertentu dalam bahasa. Afiks dapat infleksional karena tidak mengubah kelas kata
berupa prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks. pada bentuk dasarnya.
Proses afiksasi dalam bahasa Sobey tidak
ditemukan adanya perubahan fonem atau tidak c. Afiksasi dengan Prefiks /eyit-/ yang Dapat
ditemukan adanya peristiwa morfofonemis, baik Membentuk Infleksi Verba
berupa prefiks, infiks, sufiks, maupun konfiks. Proses pembentukan prefiks /eyit-/ yang
Dalam bahasa Sobey ditemukan beberapa afiks tergolong ke dalam infleksi verba dapat
pembentuk verba. Untuk lebih jelasnya berikut dijelaskan di bawah ini
disajikan contoh-contohnya. eyit- + V  V
eyit- + ama ‘datang’ (v)  eyitama
‘mendatangkan’ (v).
3.1 Prefiks Pembentuk Infleksi
Prefiks adalah afiks atau imbuhan yang Ama (v) artinya ‘datang’, mendapat
ditempatkan di bagian depan suatu kata dasar. prefiks eyit- menjadi eyitama (v), artinya
Dalam bahasa Sobey ditemukan jenis afiksasi ‘mendatangkan’. Pelekatan prefiks eyit-
dengan prefiks /i-/, /asa-/, /eyit-/, /efe-/, /as-/, dan / pada kata dasar ama menghasilkan bentukan
yo-/ yang dapat membentuk infleksi jika bergabung kata-kata yang berbeda, tetapi tidak
dengan verba, nomina, adjektiva, dan numeralia. mengakibatkan adanya perubahan kelas kata.
a. Afiksasi dengan Prefiks /i-/ yang Dapat Dengan demikian, prefiks eyit- termasuk afiks
Membentuk Infleksi Verba dalam Bahasa infleksional karena tidak mengubah kelas kata
Sobey pada bentuk dasarnya.
Proses pembentukan prefiks /i-/ yang d. Afiksasi dengan Prefiks /efe-/ yang Dapat
tergolong ke dalam infleksi verba dapat Membentuk Infleksi Verba
dijelaskan di bawah ini Proses pembentukan prefiks /efe-/ yang
i- + V  V tergolong ke dalam infleksi verba dapat
i- + tefaro ‘lempar’  itefaro ‘melempar’. dijelaskan di bawah ini
Tefaro (v) artinya ‘lempar’ mendapat efe- + V  V
prefiks i- menjadi itefaro (v), artinya efe- + frof ‘lari’(v)  efefrof ‘lari-lari’(v).
‘melempar’. Pelekatan prefiks i- pada Frof (v) artinya ‘lari’, mendapat prefiks
kata dasar tefaro memang menghasilkan efe- menjadi efefrof (v) yang artinya ‘lari-lari’.
bentukan kata-kata yang berbeda, tetapi tidak Pelekatan prefiks efe- pada kata frof tidak
16
Arman Mappiasse: Afiks Derivasional dan ...

mengakibatkan adanya perubahan kelas kata. infleksional karena tidak mengubah kelas
Dengan demikian, prefiks efe- termasuk afiks kata pada bentuk dasar yang dilekatinya.
infleksional karena tidak mengubah kelas kata h. Afiksasi dengan Prefiks /bem-/ yang Dapat
pada bentuk dasar yang dilekatinya. Membentuk Infleksi Adjektiva
e. Afiksasi dengan Prefiks /as-/ yang Dapat Proses pembentukan prefiks /bem-/ yang
Membentuk Infleksi Verba tergolong ke dalam infleksi adjektiva dapat
Proses pembentukan prefiks /as-/ yang dijelaskan di bawah ini
tergolong ke dalam infleksi verba dapat bem- + Adj  Adj
dijelaskan di bawah ini bem- + benanatu‘kecil’ (adj.)  bem
as- + VV benanatu‘terkecil’ (adj).
as- + sarey ‘main’(v)  assarey ‘bermain’(v). Benanatu (adj) artinya ‘kecil’
Sarei (v) artinya ‘main’ mendapat prefiks mendapatkan prefiks bem- menjadi
as- menjadi assarei (v) yang artinya ‘bermain’. bembenanatu (adj), artinya ‘terkecil’.
Pelekatan prefiks as- pada kata sarei tidak Pelekatan prefiks bem- pada kata dasar
mengakibatkan adanya perubahan kelas kata. benanatu tidak mengakibatkan adanya
Dengan demikian, prefiks as- termasuk afiks perubahan kelas kata. Dengan demikian,
infleksional karena tidak mengubah kelas kata prefiks bem- termasuk afiks infleksional
pada bentuk dasar yang dilekatinya. karena tidak mengubah kelas kata pada
bentuk dasarnya.
f.
Afiksasi dengan Prefiks /yo-/ yang Dapat
Membentuk Infleksi Verba i. Afiksasi dengan Prefiks /fe-/ yang Dapat
Proses pembentukan prefiks /yo-/ yang Membentuk Infleksi Numeralia
tergolong ke dalam infleksi verba dapat Proses pembentukan prefiks /fe-/ yang
dijelaskan di bawah ini tergolong ke dalam infleksi numeralia dapat
yo- + VV dijelaskan di bawah ini
yo- + ebetfe ‘dimarahi’ (v)  yoebetfe fe- + Num  Num
‘memarahi’(v). fe- + da ’idu ‘dua’ (num)  feda ’idu
‘kedua’ (num).
Ebetfe (v) artinya ‘dimarahi’ mendapat Da’idu (num) artinya ‘dua’ mendapatkan
afiks prefiks yo- menjadi yoebetfe (v) yang prefiks fe- menjadi feda’idu (num), artinya
artinya ‘memarahi’. Pelekatan prefiks yo- pada ‘kedua’. Pelekatan prefiks fe- pada kata
kata dasar ebetfe tidak mengakibatkan adanya dasar da’idu tidak mengakibatkan adanya
perubahan kelas kata. Dengan demikian, perubahan kelas kata. Dengan demikian,
prefiks yo- termasuk afiks infleksional karena prefiks fe- termasuk afiks infleksional
tidak mengubah kelas kata pada bentuk dasar karena tidak mengubah kelas kata pada
yang dilekatinya. bentuk dasar yang dilekatinya.
g. Afiksasi dengan Prefiks /yo-/ yang Dapat j. Afiksasi dengan Prefiks /fe-/ yang Dapat
Membentuk Infleksi Verba Membentuk Infleksi Numeralia
Proses pembentukan prefiks /yo-/ yang Proses pembentukan prefiks /fe-/ yang
tergolong ke dalam infleksi verba dapat tergolong ke dalam infleksi numeralia dapat
dijelaskan di bawah ini dijelaskan di bawah ini
yo- + VV fe- + Num Num
yo- + efas ‘tanam/ditanami’ (v)  yoefas fe- + tow ‘tiga’ (num)  fetow
‘menanam’(v). ‘ketiga’(num).
Efas (v) artinya ‘tanam/ditanami’ Tow (num) artinya ‘tiga’, mendapatkan
mendapatkan prefiks yo- menjadi yoefas (v), prefiks fe- menjadi fetow (num), artinya
artinya ‘menanam’. Pelekatan prefiks yo- ‘ketiga’. Pelekatan prefiks fe- pada kata tow
pada kata dasar efas tidak mengakibatkan ‘tiga’ tidak mengakibatkan adanya perubahan
adanya perubahan kelas kata. Dengan kelas kata. Dengan demikian, prefiks fe-
demikian, prefiks yo- termasuk afiks termasuk afiks infleksional karena tidak
17
Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 13–24

mengubah kelas kata pada bentuk dasar yang efei- + Adj  V


dilekatinya. efei- + nare ‘lambat’ (a)  efeinare
k. Afiksasi dengan Prefiks /tara-/ yang Dapat ‘perlambat’ (v).
Membentuk Infleksi Numeralia Nare (adj) artinya ‘lambat’ mendapat
Proses pembentukan prefiks /fe-/ yang prefiks efei- menjadi efeinare (v), artinya
tergolong ke dalam infleksi numeralia dapat ‘perlambat’. Pelekatan prefiks efei- pada
dijelaskan di bawah ini kata dasar efeinare mengakibatkan adanya
tara- + Num Num perubahan kelas kata, yaitu dari adjektiva
tara- + da’idu‘dua’ (num)  tarada’idu berubah menjadi verba. Dengan demikian,
‘dua kali’(num). prefiks efei- termasuk afiks derivasional dalam
Da’idu (num) artinya ‘dua’ dalam bahasa bahasa Sobey yang dapat membentuk verba
Sobey, mendapatkan prefiks tara- menjadi derivasi jika bergabung dengan adjektiva.
tarada’idu (num), artinya ‘dua kali’. Pelekatan b. Afiksasi dengan prefiks /efei-/ dapat
prefiks tara- pada kata dasar da’idu tidak membentuk verba derivasi jika bergabung
mengakibatkan adanya perubahan kelas kata. dengan adjektiva. Berikut contoh prefiks /
Dengan demikian, prefiks tara- termasuk efei-/ dalam bahasa Sobey beserta proses
afiks infleksional karena tidak mengubah pembentukannya
kelas kata pada bentuk dasar yang dilekatinya. efei- + Adj  V
l. Afiksasi dengan Prefiks /dam-/ yang Dapat efei- + seseya ‘cepat’ (a)  efeiseseya
Membentuk Infleksi Nomina ‘percepat’ (v).
Proses pembentukan prefiks /dam-/ yang Seseya (adj) artinya ‘cepat’ mendapatkan
tergolong ke dalam infleksi nomina dapat prefiks efei- menjadi efeiseseya (v), artinya
dijelaskan di bawah ini ‘percepat’. Pelekatan prefiks efei- pada kata
dam- + N  N seseya mengakibatkan adanya perubahan
dam- + dimo‘rumah’ (n)  damdimo ‘rumah- kelas kata, yaitu dari adjektiva berubah
rumah’(n). menjadi verba. Dengan demikian, prefiks
efei- termasuk afiks derivasional karena
Dimo (n) artinya ‘rumah’ mendapatkan
mengubah kelas kata pada bentuk dasar yang
prefiks dam- menjadi damdimo (n), artinya
dilekatinya.
‘rumah-rumah’. Pelekatan prefiks dam- pada
kata dasar dimo tidak mengakibatkan adanya c. Afiksasi dengan prefiks /yotawe-/ dapat
perubahan kelas kata. Dengan demikian, membentuk verba derivasi jika bergabung
prefiks dam- termasuk afiks infleksional dengan adjektiva. Berikut contoh prefiks
karena tidak mengubah kelas kata pada /yotawe-/ dalam bahasa Sobey beserta
bentuk dasar yang dilekatinya. proses pembentukannya
yotawe- + Adj  V
3.2 Prefiks Pembentuk Derivasi yotawe- + edafar’cukup’ (a)  yotaweedafar
‘mencukupkan’ (v).
Prefiks adalah afiks atau imbuhan yang
ditempatkan di bagian depan suatu kata dasar. Dalam Edafar (adj) artinya ‘cukup’
bahasa Sobey ditemukan jenis afiksasi dengan mendapatkan prefiks yotawe- menjadi
prefiks /efei-/, /a-/, /afei-/, /yotawe-/, /an-/, /afei-/, dan yotaweedafar (v), artinya ‘mencukupkan’.
/meswo-/ yang dapat membentuk verba derivasi jika Pelekatan prefiks yotawe- pada kata dasar
bergabung dengan nomina, adjektiva, dan numeralia. edafar mengakibatkan adanya perubahan
Berikut contoh afiksasi dengan prefiks dalam bahasa kelas kata, yaitu dari adjektiva berubah
Sobey yang dapat membentuk verba derivasi. menjadi verba. Dengan demikian, prefiks
a. Afiksasi dengan prefiks /efei-/ dapat yotawe- termasuk afiks derivasional karena
membentuk verba derivasi jika bergabung mengubah kelas kata pada bentuk dasar
dengan kelas kata adjektiva. Berikut contoh yang dilekatinya.
prefiks /efei-/ dalam bahasa Sobey beserta d. Afiksasi dengan prefiks /meswo-/ dapat
proses pembentukannya membentuk verba derivasi jika bergabung
18
Arman Mappiasse: Afiks Derivasional dan ...

dengan adjektiva. Berikut contoh prefiks / afei- + N  V


meswo-/ dalam bahasa Sobey beserta proses afei- + fepamo ‘putih’ (n)  afeifepamo
pembentukannya ‘putihkan’(v).
meswo- + Adj  V Fepamo (n) artinya ‘putih’ mendapatkan
meswo- + fiya ‘indah’ (a)  prefiks afei- menjadi afeipamo (v) artinya
meswofiya‘memperindah’(v). ‘putihkan’. Pelekatan prefiks afei- pada
Fiya (adj) artinya ‘pukul’ mendapatkan kata dasar fepamo mengakibatkan adanya
prefiks meswo- menjadi meswofiya (v), artinya perubahan kelas kata, yaitu dari nomina
‘memperindah’. Pelekatan prefiks meswo- berubah menjadi verba. Dengan demikian,
pada kata dasar fiya mengakibatkan adanya prefiks afei- termasuk afiks derivasional
perubahan kelas kata, yaitu dari adjektiva karena mengubah kelas kata pada bentuk
berubah menjadi verba. Dengan demikian, dasar yang dilekatinya.
prefiks meswo- termasuk afiks derivasional h. Afiksasi dengan prefiks /an-/ dapat
karena mengubah kelas kata pada bentuk membentuk verba derivasi jika bergabung
dasar yang dilekatinya. dengan numeralia. Berikut contoh prefiks /
e. Afiksasi dengan prefiks /a-/ dapat mengubah an-/ dalam bahasa Sobey beserta proses
bentuk nomina jika bergabung dengan verba. pembentukannya
Berikut contoh prefiks /a-/ dalam bahasa an- + Num  V
Sobey beserta proses pembentukannya an- + tesese ‘satu’ (num)  antesese
a- + V N ‘bersatu’(v).
a- + yope ‘pukul’ (v)  ayope ‘pemukul’ (n). Tesese (num) artinya ‘satu’, mendapatkan
Yope (v) artinya ‘pukul’ mendapatkan prefiks an- menjadi antesese (v), artinya
prefiks a- menjadi ayope (n) artinya ‘pemukul’. ‘bersatu’. Pelekatan prefiks an- pada
Pelekatan prefiks a- pada kata dasar yofe kata dasar tesese mengakibatkan adanya
mengakibatkan adanya perubahan kelas kata, perubahan kelas kata, yaitu dari numeralia
yaitu dari verba berubah menjadi nomina. berubah menjadi verba. Dengan demikian,
Dengan demikian, prefiks a- termasuk afiks prefiks an- termasuk afiks derivasional karena
derivasional karena mengubah kelas kata mengubah kelas kata pada bentuk dasar yang
pada bentuk dasar yang dilekatinya. dilekatinya.
f. Afiksasi dengan prefiks /a-/ dapat membentuk
verba derivasi jika bergabung dengan nomina. 3.3 Sufiks Infleksi
Berikut contoh prefiks /a-/ dalam bahasa Sufiks adalah afiks yang dilekatkan pada
Sobey beserta proses pembentukannya sebelah kanan atau akhir bentuk kata dasar.
a- + N  V Dalam bahasa Sobey ditemukan sebanyak
a- + sadid ‘jalan’ (n)  asadid ‘berjalan’ (v). delapan macam sufiks yang tergolong sufiks
infleksi, yaitu /-ye/, /-fe/, /-widfe/, /-yase/, /-wo/,
Sadid (n) artinya ‘jalan’ mendapatkan
/-war/, /-newo/, dan /-rani/.
prefiks a- menjadi asadid (v) artinya
‘berjalan’. Pelekatan prefiks a- pada kata a. Afiksasi dengan sufiks /-ye/ tidak menimbulkan
sadid mengakibatkan adanya perubahan perubahan bentuk verba yang dilekatinya.
kelas kata, yaitu dari nomina berubah menjadi Berikut contoh sufiks /ye-/ dalam bahasa
verba. Dengan demikian, prefiks a- termasuk Sobey beserta proses pembentukannya.
afiks derivasional karena mengubah kelas V + -ye  V
kata pada bentuk dasar yang dilekatinya. ama ‘datang’ (v) + -ye  amaye ‘datangi’(v).
g. Afiksasi dengan prefiks /afei-/ dapat Ama (v) artinya ‘datang’ mendapatkan
membentuk verba derivasi jika bergabung sufiks -ye menjadi amaye (v), artinya ‘datangi’.
dengan nomina. Berikut contoh prefiks / Pelekatan sufiks -ye pada bagian belakang
afei-/ dalam bahasa Sobey beserta proses kata dasar ama tidak mengakibatkan adanya
pembentukannya perubahan kelas kata. Dengan demikian,
19
Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 13–24

sufiks -ye termasuk sufiks infleksional karena e. Afiksasi dengan sufiks /-wo/ tidak
tidak mengubah kelas kata pada bentuk dasar menimbulkan perubahan bentuk verba
yang dilekatinya. yang dilekatinya. Berikut contoh sufiks /
wo-/ dalam bahasa Sobey beserta proses
b. Afiksasi dengan sufiks /-fe/ tidak menimbulkan
pembentukannya.
perubahan bentuk verba yang dilekatinya.
V + -wo  V
Berikut contoh sufiks /fe-/ dalam bahasa
essa ‘panjat’(v) + -wo  essawo ‘memanjat’(v).
Sobey beserta proses pembentukannya
V + -fe  V Essa (v) artinya ‘panjat’, mendapatkan
akit ‘bawa’ (v) + -fe  akitfe ‘bawakan’ (v). sufiks -wo menjadi essawo (v), artinya
‘memanjat’. Pelekatan sufiks -wo pada
Akit (v) artinya ‘bawa’ mendapatkan sufiks
bagian belakang kata dasar essa tidak
-fe menjadi akitfe (v), artinya ‘bawakan’.
mengakibatkan adanya perubahan kelas kata.
Pelekatan sufiks -fe pada bagian belakang
Dengan demikian, sufiks -wo termasuk sufiks
kata dasar akit tidak mengakibatkan adanya
infleksional karena tidak mengubah kelas kata
perubahan kelas kata. Dengan demikian,
pada bentuk dasar yang dilekatinya.
sufiks -fe termasuk sufiks infleksional karena f. Afiksasi dengan sufiks /-newo/ tidak
tidak mengubah kelas kata pada bentuk dasar menimbulkan perubahan bentuk verba
yang dilekatinya. yang dilekatinya. Berikut contoh sufiks
c. Afiksasi dengan sufiks /-widfe/ tidak /-newo/ dalam bahasa Sobey beserta proses
menimbulkan perubahan bentuk verba yang pembentukannya.
dilekatinya. Berikut contoh sufiks /-widfe/ dalam V + -newo  V
bahasa Sobey beserta proses pembentukannya akin ‘makan’ (v) + -newo  akinnewo
V + -widfe  V ‘silahkan makan’ (v).
efti ‘beli’(v) + -widfe  eftiwidfe Akin (v) artinya ‘makan’ mendapatkan
‘membelikan’(v). sufiks -newo menjadi akinnewo (v), artinya
Efti (v) artinya ‘bawa’ mendapatkan ‘silakan makan’. Pelekatan sufiks -newo
sufiks -widfe menjadi eftiwidfe (v), artinya pada bagian belakang kata dasar akin tidak
‘membelikan’. Pelekatan sufiks -widfe pada mengakibatkan adanya perubahan kelas kata.
bagian belakang kata efti tidak mengakibatkan Dengan demikian, sufiks -newo termasuk
adanya perubahan kelas kata. Dengan sufiks infleksional karena tidak mengubah
demikian, sufiks -widfe termasuk sufiks kelas kata pada bentuk dasar yang dilekatinya.
infleksional karena tidak mengubah kelas g. Afiksasi dengan sufiks /-rani/ tidak
kata pada bentuk dasar yang dilekatinya. menimbulkan perubahan bentuk verba yang
d. Afiksasi dengan sufiks /-yase/ tidak dilekatinya. Berikut contoh sufiks /rani-/ dalam
menimbulkan perubahan bentuk adjektiva bahasa Sobey beserta proses pembentukannya.
yang dilekatinya. Berikut contoh sufiks V + -rani  V
/-yase/ dalam bahasa Sobey beserta proses emus ‘minum’ (v) + -rani  emusrani
pembentukannya ‘minum-minum’ (v).
Adj + -yase  Adj Emus (v) artinya ‘minum’, mendapatkan
sesiya ‘cepat’ (a) + -yase  sesiyase ‘cepat- sufiks -rani menjadi emusrani (v), artinya
cepat’ (a). ‘minum-minum’. Pelekatan sufiks -rani
Sesiya (adj) artinya ‘cepat’, mendapatkan pada bagian belakang kata dasar emus tidak
sufiks -yase menjadi sesiyase (adj), artinya mengakibatkan adanya perubahan kelas kata.
‘cepat-cepat’. Pelekatan sufiks -yase pada Dengan demikian, sufiks -rani termasuk
bagian belakang kata dasar sesiya tidak sufiks infleksional karena tidak mengubah
mengakibatkan adanya perubahan kelas kata. kelas kata pada bentuk dasar yang dilekatinya.
Dengan demikian, sufiks -yase termasuk h. Afiksasi dengan sufiks /-war/ yang
sufiks infleksional karena tidak mengubah ditambahkan pada nomina tidak menimbulkan
kelas kata pada bentuk dasar yang dilekatinya. perubahan bentuk kata. Di bawah ini disajikan
20
Arman Mappiasse: Afiks Derivasional dan ...

contoh beserta proses pembentukannya dalam adjektiva menjadi nomina. Dengan demikian,
bahasa Sobey. sufiks -mau termasuk sufiks derivasional
N + -war  N karena mengubah kelas kata pada bentuk
damdimo ‘rumah (n) + -war  damdimowar dasar yang dilekatinya.
‘rumah-rumahan’ (n).
c . Af iksa si de nga n suf iks /-wo / d a p a t
Damdimo (n) artinya ‘rumah’ mendapatkan membentuk verba derivasi jika bergabung
sufiks -war menjadi damdimowar (n), artinya dengan adjektiva. Berikut contoh sufiks
‘rumah-rumahan’. Pelekatan sufiks -war /-wo/ dalam bahasa Sobey beserta proses
pada bagian belakang kata damdimo tidak pembentukannya.
mengakibatkan adanya perubahan kelas kata. Adj + -wo  V
Dengan demikian, sufiks -war termasuk sufiks densa ‘tinggi’ (a) + -wo  densawo
infleksional karena tidak mengubah kelas kata ‘meninggikan’ (v).
pada bentuk dasar yang dilekatinya.
Densa (adj) artinya ‘tinggi’ mendapatkan

sufiks -wo menjadi densawo (v), artinya
3.4 Afiksasi dengan Sufiks Pembentuk ‘meninggikan’. Pelekatan sufiks -wo
Derivasi pada bagian belakang kata dasar densa
Dalam bahasa Sobey ditemukan sebanyak mengakibatkan adanya perubahan kelas
tujuh macam sufiks, yaitu sufiks /-yopi/, /-mau/, kata, yaitu dari adjektiva menjadi verba.
/-maw/, /-wo/, /-ot/, /-eno/, dan /-emser/. Berikut Dengan demikian, sufiks –wo termasuk sufiks
disajikan contoh proses pembentukan setiap derivasional karena mengubah kelas kata
sufiks derivasi dalam bahasa Sobey. pada bentuk dasar yang dilekatinya.
a. Afiksasi dengan sufiks /-yopi/ dalam bahasa d. Afiksasi dengan sufiks /ot-/ dapat membentuk
Sobey dapat menghasilkan nomina jika nomina derivasi jika bergabung dengan verba.
bergabung dengan adjektiva. Berikut proses Berikut contoh sufiks /ot-/ dalam bahasa
pembentukan beserta contohnya. Sobey beserta proses pembentukannya.
Adj + -yopi  N V + -ot  N
mene ‘malu’ (a) + -yopi  meneyopi mariri ‘hitung’(v) + -ot  maririot
‘pemalu’ (n). ‘perhitungan’ (n).
Mene (adj) artinya ‘malu’mendapatkan sufiks Mariri (v) artinya ‘hitung’ mendapatkan
-yopi menjadi meneyopi (n), artinya ‘pemalu’. sufiks -ot menjadi maririot (n), artinya
Pelekatan sufiks -yopi pada bagian belakang ‘perhitungan’. Pelekatan sufiks -ot pada bagian
kata dasar mene mengakibatkan adanya belakang kata dasar mariri mengakibatkan
perubahan, yaitu adjektiva menjadi nomina. adanya perubahan kelas kata, yaitu dari verba
Dengan demikian, sufiks -yopi termasuk sufiks menjadi nomina. Dengan demikian, sufiks
derivasional karena mengubah kelas kata pada –ot termasuk sufiks derivasional karena
bentuk dasar yang dilekatinya. mengubah kelas kata pada bentuk dasar yang
b. Afiksasi dengan sufiks /-mau/ dapat dilekatinya.
membentuk verba derivasi jika bergabung e. Afiksasi dengan sufiks /-maw/ dapat
dengan adjektiva. Berikut contoh sufiks / membentuk verba derivasi jika bergabung
mau-/ dalam bahasa Sobey beserta proses dengan adjektiva. Berikut contoh sufiks
pembentukannya. /-maw/ dalam bahasa Sobey beserta proses
Adj + -mau  N pembentukannya.
fiya ‘bagus’ (a) + -mau  fiyamau ‘terbagus’ (n). Adj + -maw  V
Fiya (adj) artinya ‘bagus’ mendapatkan fiya ‘bagus’(a) + -maw  fiyamaw
sufiks -mau menjadi fiyamau (n), artinya ‘terbagus, terbaik’(v).
‘terbagus’. Pelekatan sufiks -mau pada bagian Fiya (adj) artinya ‘bagus’, mendapatkan
belakang kata dasar fiya mengakibatkan sufiks -maw menjadi fiyamaw (v), artinya
adanya perubahan kelas kata, yaitu dari ‘terbaik/terbagus’. Pelekatan sufiks -maw
21
Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 13–24

pada bagian belakang kata dasar fiya Nena (adj) artinya ‘takut’, mendapatkan
mengakibatkan adanya perubahan kelas kata, sufiks -yopi menjadi nenayopi (n), artinya
yaitu dari adjektiva menjadi verba. Dengan ‘penakut’. Pelekatan sufiks -yopi pada bagian
demikian, sufiks -maw termasuk sufiks belakang kata dasar nena mengakibatkan
derivasional karena mengubah kelas kata adanya perubahan kelas kata, yaitu dari
pada bentuk dasar yang dilekatinya. adjektiva menjadi nomina. Dengan demikian,
f. Afiksasi dengan sufiks /efei-/ dapat sufiks -yopi termasuk sufiks derivasional
membentuk adjektiva derivasi jika bergabung karena mengubah kelas kata pada bentuk
dengan nomina. Berikut contoh sufiks dasar yang dilekatinya.
/-meno/ dalam bahasa Sobey beserta proses
pembentukannya. 3.5 Afiksasi dengan Infiks
N + -meno  Adj
Dalam bahasa Sobey ditemukan dua infiks
femen ‘hitam’ (n) + -meno  femenmeno
derivasional, yaitu /-der-/ dan /-men-/.
‘kehitam-hitaman’ (a).
a. Afiksasi dengan infiks /-der-/ jika dilekatkan
Femen (n) artinya ‘hitam’, mendapatkan pada nomina dapat menghasilkan adjektiva.
sufiks -meno menjadi femenmeno (adj), Berikut proses pembentukannya.
artinya ‘kehitam-hitaman’. Pelekatan sufiks N + -der-  Adj
-meno pada bagian belakang kata dasar femen fedara ‘merah’ (n) + -der-  federdara
mengakibatkan adanya perubahan kelas kata, ‘kemerah-merahan’ (a).
yaitu dari nomina menjadi adjektiva. Dengan
demikian, sufiks -meno termasuk sufiks Fedara (n) artinya ‘merah’ mendapatkan
derivasional karena mengubah kelas kata infiks –der- menjadi federdara (adj), artinya
pada bentuk dasar yang dilekatinya. ‘kemerah-merahan’. Penyelipan infiks –
der- pada bagian tengah kata dasar fedara
g. Afiksasi dengan sufiks /-emser/ dapat mengakibatkan adanya perubahan kelas
membentuk adjektiva derivasi jika bergabung kata, yaitu dari nomina menjadi adjektiva.
dengan nomina. Berikut contoh sufiks Dengan demikian, infiks –der- termasuk
/-emser/ dalam bahasa Sobey beserta proses infiks derivasional karena mengubah kelas
pembentukannya. kata pada bentuk dasar yang dilekatinya pada
N + -emser  Adj tengah kata.
fedara ‘merah’ (n) + -emser  fedaraemser b. Afiksasi dengan infiks /-men-/ jika
‘kemerah-merahan’ (a). dilekatkan pada nomina dapat menghasilkan
Fedara (n) artinya ‘merah’, mendapatkan adjektiva. Berikut proses pembentukannya.
sufiks -emser menjadi fedaraemser (adj), N + -men-  Adj
artinya ‘kemerah-merahan’. Pelekatan sufiks femeno ‘hitam’ (n) +-men-  femenmeno
-emser pada bagian belakang kata dasar ‘kehitam-hitaman’ (a).
fedara mengakibatkan adanya perubahan Femeno (n) artinya ‘hitam’ mendapatkan
kelas kata, yaitu dari nomina menjadi verba. infiks –men- menjadi femenmeno (adj),
Dengan demikian, sufiks -emser termasuk artinya ‘kehitam-hitaman’. Penyisipan infiks
sufiks derivasional karena mengubah kelas –men- pada bagian tengah kata dasar femeno
kata pada bentuk dasar yang dilekatinya. mengakibatkan adanya perubahan kelas
h. Afiksasi dengan sufiks /-yopi/ dapat kata, yaitu dari nomina menjadi adjektiva.
membentuk nomina derivasi jika bergabung Dengan demikian, infiks –men- termasuk
dengan adjektiva. Berikut contoh sufiks infiks derivasional karena mengubah kelas
/-yopi/ dalam bahasa Sobey beserta proses kata pada bentuk dasar yang dilekatinya pada
pembentukannya. tengah kata.
Adj + -yopi  N
nena ‘takut’ (a) + -yopi  nenayopi
‘penakut’ (n). 3.6 Afiksasi dengan Konfiks
Konfiks adalah afiks yang terdiri atas
22
Arman Mappiasse: Afiks Derivasional dan ...

prefiks dan sufiks yang ditempatkan pada awal /, /as-/, dan /yo-/. Afiksasi dengan sufiks
dan akhir di antara kata dasar. Dalam bahasa pembentuk infleksi dalam bahasa Sobey
Sobey konfiks tidak banyak ditemukan. Berikut terdiri atas sufiks /-ye/, /-fe/, /-widfe/,
ditemukan satu konfiks dalam bahasa Sobey. /-yase/, /-wo/, /-war/, /-newo/, dan /-rani/.
Konfiks dam-war pada bagian awal dan akhir Afiksasi dengan prefiks pembentuk derivasi
kata pada kata dasar dimo tidak mengakibatkan dalam bahasa Sobey terdiri atas prefiks /
adanya perubahan kelas kata. Berikut proses efei-/, /a-/, /afei-/, /yotawe-/, /an-/, dan /
pembentukannya dalam bahasa Sobey meswo-/. Afiksasi dengan sufiks pembentuk
dam-war + N  N derivasi dalam bahasa Sobey terdiri atas
dam-war + dimo‘rumah’ (n) damdimowar sufiks /-yopi/, /-mau/, /maw/, /-wo/, /-ot/,
‘rumah-rumahan’(n). /-meno/, dan /-emser/. Afiksasi dengan
infiks pembentuk derivasi dalam bahasa
Dimo (n) artinya ‘rumah’ mendapatkan
Sobey hanya terdiri atas dua infiks, yaitu
konfiks dam–war menjadi damdimowar (n),
infiks /-der-/ dan /-men-/. Afiksasi dengan
artinya ‘rumah-rumahan’. Pelekatan konfiks
konfiks pembentuk infleksi dalam bahasa
dam–war pada bagian depan dan akhir kata dasar
Sobey hanya ada satu yang berhasil
dimo tidak mengakibatkan adanya perubahan
ditemukan, yaitu /dam-war/.
kelas kata. Dengan demikian, konfiks dam–
2. Proses afiksasi yang menimbulkan proses
war termasuk konfiks infleksional karena tidak
morfofonemis sebagai akibat dari adanya
mengubah kelas kata pada bentuk dasar yang
pertemuan antara dua morfem tidak
dilekatinya pada awal dan akhir kata. Berkaitan
ditemukan.
dengan contoh tersebut, peneliti belum tuntas
dalam menelusuri datanya.
4.2 Saran
Data aspek kebahasaan bahasa Sobey
4. Penutup yang dikaji dalam penelitian ini masih begitu
4.1 Simpulan sederhana, khususnya jika dilihat dari kajian
Berdasarkan hasil pembahasan menyangkut morfologi yang begitu luas. Oleh karena itu,
aspek derivasi dan infleksi dalam bahasa Sobey kajian ini masih perlu ditindaklanjuti dengan
dapat dikemukakan hal-hal berikut. melakukan penelitian aspek kebahasaan lainnya
1. Proses afiksasi dalam bentuk prefiks, yang lebih mendalam. Hal tersebut penting
dilakukan mengingat bahwa penutur bahasa
sufiks, infiks, dan konfiks dalam bahasa
Sobey saat ini kurang lebih 2.000 orang. Jumlah
Sobey merupakan proses pembentukan
penutur yang tidak begitu banyak membuat
kata, baik secara infleksional maupun
bahasa Sobey berada dalam kondisi yang kurang
secara dervasional. Afiksasi dengan prefiks
aman.
pembentuk infleksi dalam bahasa Sobey
terdiri atas prefiks /i-/, /asa-/, /eyit-/, /efe-

Daftar Pustaka
Abdullah, Irwan (Ed.). 1999. Bahasa Nusantara: Posisi dan Penggunaannya Menjelang Abad ke-21.
Jakarta: Pustaka Pelajar.
Brataatmaja, T. Heru Kasida. 1987. Morfologi Bahasa Indonesia. Kanisius: Yogyakarta.
Brinton, Laurel J. 2000. The Structure of Modern English: A Linguistic Introduction. Amsterdam:
John Benyamins.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Halim, Amran. (Ed.) 1980. Pembinaan Bahasa Nasional. Jakarta: P3b. Depdikbud.
Hanro, Y. Lekitoo dan Djeki R. Djoht. 2005. Sejarah Sarmi. Jayapura: Pemerintah Kabupaten Sarmi,
Provinsi Papua & Laboratorium Antropologi Uncen.

23
Metalingua, Vol. 15 No. 1, Juni 2017: 13–24

Keraf, Gorys. 1991. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Parera, Jos Daniel.1990. Morfologi. Jakarta: Gramedia.
Ramlan, M. 1978. Ilmu Bahasa Indonesia, Morfologi. Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University
Press.
Sriyono dkk. 2014. Morfologi Cerita Rakyat Sobey. Jayapura. Balai Bahasa Papua.
Verhaar, J.W.M. 2006. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

24

Anda mungkin juga menyukai