Anda di halaman 1dari 8

Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)

Volume 2, Nomor 1, Maret 2020| P-ISSN : 2716-4112 | E-ISSN: 2722-3329

PROSES DERIVASI DAN INFLEKSI DALAM BAHASA INDONESIA PADA BERITA KORAN
JAWA POS RADAR JOMBANG EDISI JULI 2019

Fatimatuz Zuhro¹
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Hasyim Asy’ari, ozaocha13@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang pembentukan kata derivasi dan infleksi dalam
Bahasa Indonesia. Perlu adanya bukti yang konkrit untuk mengetahui keduanya, seperti berita dalam koran,
majalah, dan bacaan lainnya. Hal tersebut dikarenakan proses derivasi dan infleksi akan dipahami dalam
bentuk bacaan bukan hanya teori saja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan
datanya menggunakan studi pustaka. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah proses derivasi dan
infleksi, sedangkan subjek penelitiannya yaitu kolom berita di Koran Radar Jombang Jawa Pos pada edisi
tertentu secara acak. Hasil penelitian didapatkan bahwa didalam Koran Radar Jombang didapatkan beberapa
kata yang mengalami prposes derivasi dan infleksi.

Kata kunci : Derivasi, Infleksi

Abstact

This study aims to analyze the formation of words of derivation and inflection in Indonesian. Concrete
evidence is needed to find out both, such as news in newspapers, magazines and other readings. That is
because the process of derivation and inflection will be understood in the form of reading not just theory.
This study uses a qualitative method. Data collection techniques using literature study. As for the object of
research is the process of derivation and inflection, while the subject of research is the news column in the
Radar Jombang Jawa Pos Newspaper in a particular edition randomly. The results showed that in the Radar
Jombang Newspaper obtained several words that experienced the derivation and inflection.

Key Words: Derivation, Infleksion

PENDAHULUAN morfologi tentang kata,sintaksis tentang


kalimat, sedangkan semantik tentang
Dalam bahasa Indonesia, kata makna kalimat. Namun, yang perlu kita
linguistik bukan hanya berarti ilmu tingkatkan mulai bunyi-bunyi menjadi
tentang bahasa, tetapi juga berarti bahasa kata atau bentuk kata yang bisa dipahami
itu sendiri, atau mengenai bahasa. oleh manusia.
Sebagai alat komunikasi manusia bahasa
adalah satu sistem yang bersifat Awalnya manusia hanya bisa
sistematis sekaligus sistemis. Yakni menangkap apa yang mereka dengar,
bahasa bukan sistemtunggal yang bisa setelah itu mereka bisa mengucap huruf
berdiri sendiri, akan tetapi terdiri dari yang terbentuk dalam kata. Pola-pola
beberapa subsistem. Berupa fonologi, kebahasaan yang bersifat mengatur,
morfologi, sintaksis dan semantik. secara morfologis ada pada proses
Fonologi membahas tentang bunyi, morfemis yang nama lainnya adalah

Proses Derivasi dan Infleksi…| 1


Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 1, Maret 2020| P-ISSN : 2716-4112 | E-ISSN: 2722-3329

pembentukan kata, yang dikenal dengan derivasi secara sintaksis tidak dapat
derivasi dan infleksi. diramalkan, tidak otomatis, tidak
sistemik, bersifat opsional/ sporadis,
Menurut Ramlan (2012: 21) serta secara morfologis dapat mengubah
morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa identitas leksikal. Untuk bahasa Indonesia
yang membicarakan seluk beluk bentuk misalnya, proses morfologis infleksi dan
kata serta pengaruh perubahan- derivasi tersebut akan memberikan
perubahan bentuk kata sebuah penjelas tentang status
terhadap golongan dan arti kata, atau leksikonnya, sehingga secara morfologis
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dapat diketahui pembentukan kata yang
morfologi memepelajari seluk beluk mana yang termasuk infleksi dan derivasi
bentuk kata serta fungsi perubahan- itu. Oleh karena itu, pada penelitian ini
perubahan bentuk kata menganalisis tentang proses derivasi dan
itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi infleksi dengan objek Koran Radar
sematik. Dalam kajian morfologi biasanya Jombang Edisi Juli 2019.
dibedakan adanya beberapa morfem
berdasarkan kriteria tertentu, di METODE PENELITIAN
antaranya morfem terikat dan morfem
bebas. Morfem bebas adalah morfem yang Penelitian ini menggunakan
tanpa kehadiran metode kualitatif. Bogdan dan Taylor
morfem lain dapat muncul dalam ujaran. (Moleong, 2002:3) mendefinisikan
Dalam bahasa Indonesia misalnya bentuk pendekatan kualitatif sebagai prosedur
pukul, ambil, potong dan gali termasuk penelitian yang menghasilkan data
dalam deskriptif berupa kata- kata tertulis atau
morfem bebas. lisan dari orang-orang dan perilaku yang
Berdasarkan macam-macam diamati.
morfem, terdapat juga proses morfologis
dalam morfologi. Proses morfologis ialah Indikasi dari model penelitian ini yang
pembentukan kata-kata dengan membedakannya dengan penelitian jenis
menghubungkan morfem yang satu lainnya, antara lain:
dengan morfem yang lain atau yang 1) adanya latar alamiah;
sering diartikan sebagai proses 2) manusia sebagai alat atau instrumen;
penggabungan morfem-morfem menjadi 3) metode
kata. Bentuk yang terkecil kualitatif;
ialah morfem, sedangkan yang terbesar 4) analisis data secara induktif;
ialah kata (Samsuri, 1994: 190). Salah 5) teori dari dasar (grounded theory);
satu proses dalam morfologi dikenal 6) deskriptif;
dengan istilah derivasi dan infkleksi. 7) lebih mementingkan proses dari pada
Infleksi merupakan proses hasil;
morfologis yang melibatkan tataran 8) adanya batas
sintaksis, bersifat sistematis, predictable, yang ditentukan oleh fokus;
teratur, otomatis, bersifat konsisten, tidak
mengubah identitas leksikal. Adapun

Proses Derivasi dan Infleksi…| 2


Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 1, Maret 2020| P-ISSN : 2716-4112 | E-ISSN: 2722-3329

9) adanya kriteria khusus untuk pasif atau atau penempatan subjek yang
keabsahan data; berbeda-beda.
10)desain yang bersifat sementara;
11)hasil penelitian dirundingkan dan Bauer menyatakan bahwa derivasi
disepakati adalah proses dalam ilmu fonologi yang
bersama. menghasilkan morfem baru, sedangkan
infleksi adalah proses morfologis yang
Teknik pengumpulan data menggunakan hasilnya adalah bentuk-bentuk kata yang
teknik baca dan catat. Sedangkan teknik berbeda dari kata yang sama. Lebih lanjut
analisis data nalisis data penelitian ini akan Bauer menjelaskan bahwa pembentukan
infleksional dapat diramalkan, sedangkan
dilakukan berdasarkan langkah-langkah
pembentukan derivasional tidak dapat
berikut: diramalkan.
1. mereduksi data yang terdapat pada Ada juga menurut pendapat
Koran Radar Jombang Edisi Juli 2019 Verhaar ada dua bagian bawahan yang
2. mengenali proses derivasi dan infleksi terpenting dalam sistem morfemis, adalah
pada Koran Radar Jombang Edisi Juli bagian yang berdasarkan derivasi dan
2019. golongan yang berdasarkan infleksi.
Bagianinfleksi adalah daftar sistem yang
3. menganalisis data sesuai dengan teori
terdiri atas bentuk-bentuk dari kata yang
4. menyimpulkan hasil analisis proses sama, sedangkan derivasi adalah daftar
derivasi dan infleksi Koran Radar yang terdiri atas bentuk-bentuk kata yang
Jombang Edisi Juli 2019. tidak sama. Misalnya bentuk memakan
dan dimakan merupakan dua bentuk
PEMBAHASAN (aktif dan pasif) dari kata yang sama,
yaitu makan; sedangkan bentuk
Derivasi adalah pembentukan kata
memakandan pemakan merupakan dua
yang dapat merubah kelas kata.Yang
kata yang berbeda (verba dan nomina).
awalnya kata kerja menjadi kata benda,
Dengan kata lain, infleksi adalah proses
atau yang lainnya.Seperti beli dan
morfemis yang diterapkan pada kata
pembeli.Kata “beli” adalah kata kerja,
sebagai unsur leksikal yang sama,
setelah mendapat imbuhan, jadilah kata
sedangkan derivasi adalah proses
“pembeli” yang menjadi kata
morfemis yang mengubah kelas katanya.
benda.Sedangkan infleksi adalah
Ia juga menjelaskan bahwa semua
pembentukan kata yang tidak merubah
perubahan afiksasi yang melampaui
kelas kata, tapi menempatkat kata sesuai
identitas kata disebut derivasi,
dengan kalimatnya.Misalnya pada contoh
sedangkanyang mempertahankan
kata “beli” tadi, jika mendapat awalan me-
identitas kata disebut infleksi.
akan menjadi “membeli”, mendapat
awalan di- menjadi ”dibeli”. Kata beli akan
tetap menjadi kata kerja, tapi bisa
membolak-balikkan kalimat aktif menjadi

Proses Derivasi dan Infleksi…| 3


Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 1, Maret 2020| P-ISSN : 2716-4112 | E-ISSN: 2722-3329

Dalam kajian Baeurjuga, ditetapkan shortage ’kekurangan’, dan bandage


bahwa dalam ilmu morfologi ada cara ‘pembalut’.
tersendiri dalam menentukan sebuah 2) Seperti jika imbuhan mengubah
afiksasi atau imbuhan dalam kata bentuk kata dasarnya, imbuhan atau
termasuk derivasi atau infleksi. Peneliti afiks itu bersifat derivasional. Apabila
menggunakan teori tersebut pada analisis afiks itu tidak mengubah bentuk kata
kata pada berita di Koran Jawa Pos Radar dasarnya maka imbuhan kata itu
Jombang Brantas Raya tanggal 16 Juli merupakan infleksional.
2019 bagian pendidikan yang berjudul 1) Pada suatu kaidah umum, bahwa
“Disdikbud Jombang Pantau Pelaksanaan apabila dapat menambahkan
MPLS SMP”.Dalam judul berita tersebut imbuhan infleksi pada salah satu
terdapat kata ‘pelaksanaan’.Yang dapat jenis kelas kata maka akan dapat
dianalisis sebagai berikut. pula ditambahkan pada yang lain.
Seperti, imbuhan pada kata kerja,
maka pada kata benda bisa juga.
Pada proses pertama, ia termasuk Kela Pemb
afiks secara derivasi karena kelas kata Imb
N Asal s entuk
menjadi berubah. Yang awalnya kata uha Hasil
o. Kata Kat an
kerja menjadi kata benda. Juga perubahan n
a Kata
makna terjadi pada proses tersebut. Kat
Begitu juga pada proses kedua. Pe-
Laks Pelaks a Deriv
Sedangkan pada proses ketiga dan 1. dan
ana anaan ben asi
keempat, terjadi afiks secara infleksional –an
da
karena kata ‘laksana’ walaupun mendapat
Kat
imbuhan tetap menjadi kata kerja dalam
Laks Pelaks a Deriv
bentuk berbeda. 2. Pe-
ana ana ben asi
Teori-teori tersebut oleh Baeur da
dituliskan sebagai mana berikut. Kat
Me-
Laks Melaks a Inflek
1) Imbuhan pada infleksi selalu 3. dan
ana anakan kerj si
–an
menampakkan makna yang dapat a
diprediksi dan teratur, sedangkan Kat
makna dari imbuhan pada derivasi Di-
Laks Dilaks a Inflek
tidak dapat diramalkan. Seperti 4. dan
ana anakan kerj si
imbuhan infleksi –s yang –an
a
menunjukkan makna jamak dalam Namun yang terjadi pada proses
bahasa Inggris, pada bentuk kata deivasi justru sebaliknya. Imbuhan
friends, eggs, dan bags. Berbeda derivasional tidak dapat
dengan perubahan makna secara ditambahkan pada setiap anggota
derivasi pada bentuk –age kelas yang bersangkutan. Dengan
dalamadvantage ‘keuntungan’, demikian, dapat ditentukan bahwa

Proses Derivasi dan Infleksi…| 4


Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 1, Maret 2020| P-ISSN : 2716-4112 | E-ISSN: 2722-3329

pada imbuhan-imbuhan tau ntaui aukan


infleksional itu bersifat produktif, Terpa Terpa Terpan
Ter-
sedangkan imbuhan derivasional ntau ntaui taukan
bersifat tidak produktif. Pema
Pe- - -
ntau
Menurut Subroto, setiap proses
Pe- Pema
secara morfologi, sebuah afiks akan DERIVA
dan ntaua - -
termasuk infleksi kalau di dalam suatu SIONAL
–an n
paradigma dapat diramalkan untuk
Panta
menggantikan afiks infleksi -an - -
uan
lainnya.Dengan demikian, terdapat juga
makna yang teratur secara gramatikal di
dalam paradigma infleksi.Ciri-ciri yang
demikian tidak terdapat pada susunan
pada afiks derivasional. Verhaar (1978) Dalam menentukan proses
juga menyatakan bentuk-bentuk kata derivasi infeksi dan dilakukan dengan
seperti membuka, dibuka terbuka, perbandingan ada atau tidaknya
kaubuka, dan bukalah adalah susunan perbedaan makna kata kerja yang ber
afiks infleksional. Dengan anonim, afiks dan kata dasar yang ditunjukkan
bentuk-bentuk tersebut merupakan kata oleh perbedaan identitasnya. Afiksasi
yang sama, yang berarti juga empunyai (imbuhan) atau reduplikasi (pengulangan
idetitas leksikal yang sama. Perbedaan kata) yang tidak mengubah makna kata
bentuknya adalah berkenaan dengan adalah proses infleksi, dan afiksasi atau
modus kalimatnya.Maka begitulah, reduplikasi yang mengubah maknakata
awalan me-, di-, ter, ku- dan kau- adalah adalah proses derivasi.Proses infleksi
infeksional.Kita bisa ambil contoh pada dalam bahasa Indonesia meliputi afiksasi
kata dasar ‘pantau’ pada judul berita tadi. dan reduplikasi yang dipaparkan di
bawah ini.
IMB
BENT BENT BENTU
UHA JENIS
UK 1 UK 2 K3
N
- - -
PantaPanta Pantau
u ui kan a) Imbuhan Infleksi Meng-, Di-, Klitik Ku-
Mem , Dan Kau-
Mema Meman
Me- antau Afiksasi (imbuhan) meng-, di-, dan
ntau taukan
i INFLEK klitik ku-,kau- pada verba berobjek
Dipan Dipan Dipant SIONAL (transitif) tindakannyatidak mengubah
di-
tau taui aukan makna kata, akan tetapi menurunkan
Kaup Kaupa bentuk kata sesuai dengan tuntutan
Kaupa
Kau- antai ntauka sintaksis. Perhatikan kata KUPAS dan
ntau
u n KUTIP secara infleksi dapat diturunkan
Ku- Kupan Kupa Kupant

Proses Derivasi dan Infleksi…| 5


Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 1, Maret 2020| P-ISSN : 2716-4112 | E-ISSN: 2722-3329

bentuk mengupas, dikupas, kukupas,


kaukupas, dan mengutip, dikutip, kukutip,
dan kaukutip. Pengimbuhan afiks meng- + Dari paparan di atas, pengimbuhan
KUPAS (verba transitif tindakan), afiks infleksi meng- merupakan tuntutan
mengupas (verba transitif tindakan aktif struktur sintaksis dalam bentuk formal,
dalam bentuk formal), dan afiks meng- + yakni subjek (kami) diletakkan pada
KUPAS (verba transitif tindakan), posisi sebelum kata kerja (memantau)
mengupas (verba transitif tindakan aktif). yang mengisi fungsi subjek dan objek
Kemudian, imbuhan di- dan klitik ku-, (kegiatan) diletakkan pada posisi sesudah
kau- + KUPAS (verba transitif tindakan), kata kerja (memantau) yang mengisi
dikupas, kukupas, dan kaukupas adalah fungsi sebagai objek. Selanjutnya, afiks
bentuk verba pasif transitif infleksi di- pada kata itu merupakan
tuntutan struktur sintaksis, yaitu objek
Untuk lebih jelasnya ,perhatikan (kegiatan) diletakkan pada posisi
paparan di bawah ini dari beberapa sebelum kata kerja (dipantau). Dengan
kalimat dalam berita Koran Jawa Pos begitu, pengimbuhan afiks infleksi meng-
tadi,. Yang terdapat pada alenia kedua dan di- tidak akan merubah makna
dalam kalimat “Hari ini kami memantau leksikal kata tersebut.
kegiatan PLS”.
b) Reduplikasi Infleksi Bahasa Indonesia
Leksem PANTAU Verba
Tran Pada pembentukan kata juga tak
sitif luput dari reduplikasi atau pengulangan
Tind kata.Proses reduplikasi penuh
akan (pengulangan kata penuh) pada verba
Kami Memantau Verba transitif tindakan merupakan proses
(kegiatan) Transitif reduplikasi infleksi karena untuk
Tindakan menyatakan murni tindakan tanpa
Aktif mengubah makna kata kerja tersebut.
Berbentuk Prosesitu juga bisa terjadipada banyak
Formal verba transitif tindakan dan memiliki
Kegiatan Dipantau Verba makna yang tetap, yakni pluralitas atau
(kami) Transitif jamak. Dengan demikian, reduplikasi
Tindakan penuh pada infleksi ini adalah proses
Pasif reduplikasi infleksi yang digunakan untuk
menurunkan kata kerja reduplikasi
Kegiatan Kupantau Verba
(adik) Transitif transitiftindakan plural.
Tindakan Hal itu terbukti dari contoh kalimat di
Pasif bawah ini.
Kaupantau Verba
(adik) Transitif 1) Hatta menendang-nendang kursi
Tindakan 2) Ocha menimang-nimang bayiku.
Pasif 3) Denada menggedor-gedor pintu kamar.

Proses Derivasi dan Infleksi…| 6


Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 1, Maret 2020| P-ISSN : 2716-4112 | E-ISSN: 2722-3329

Pada contoh kalimat di atas, fungsi dasar itu.Kata berafiks itu kemudian bisa
predikat diisi kata kerja reduplikasi ditentukan termasuk derivasi atau
transitip yang menunjukkan tindakan infleksi.
jamak atau plural. (menendang-nendang,
menimang-nimang, menggedor-gedor). Dalam menentukan proses
Kata kerja reduplikasi transitip ini juga derivasiinfeksi dan dilakukan dengan
diturunkan dari proses reduplikasi penuh perbandingan ada atau tidaknya
pada verba transitif tindakan menendang, perbedaan makna kata kerja yang ber
menimang dan menggedor (dari kata afiks dan kata dasar yang ditunjukkan
TENDANG, TIMANG dan GEDOR). Hal ini oleh perbedaan identitasnya. Afiksasi
menunjukkan bahwa pada verba (imbuhan) atau reduplikasi (pengulangan
reduplikasi transitip kata) yang tidak mengubah makna kata
tindakan.menendang-nendang, adalah proses infleksi, dan afiksasi atau
menimang-nimang, menggedor-gedoyang reduplikasi yang mengubah maknakata
terjadi adalah bentuk jamak dari kata adalah proses derivasi.Pada
tunggal yang berafiks itu. Yakni pembentukan kata juga tak luput dari
menendang, menimang dan menggedor. reduplikasi atau pengulangan kata.

SIMPULAN Proses reduplikasi penuh


(pengulangan kata penuh) pada verba
Dari empat pembahasan diatas transitif tindakan merupakan proses
dapat diketahui bahwa dalam reduplikasi infleksi karena untuk
pembentukan kata seacara derivasional menyatakan murni tindakan tanpa
dan infliksional menyangkut juga mengubah makna kata kerja tersebut.
beberapa aspek dalam ilmu morfologi, Proses itu juga bisa terjadi pada banyak
mulai dari afiksasi, reduplikasi, dan juga verba transitif tindakan dan memiliki
proses morfoemis sehingga dapat makna yang tetap, yakni pluralitas atau
menghasilkan bentuk kata yang dapat jamak. Dengan demikian, reduplikasi
digunkan dalam kaidah-kaidah kata pada penuh pada infleksi ini adalah proses
Bahasa Indonesia. reduplikasi infleksi yang digunakan untuk
menurunkan kata kerja reduplikasi
Kata-kata dalam bahasa-bahasa transitiftindakan plural (makna jamak).
berefleksi, seperti bahasa Arab, Bahasa
Latin, dan Bahasa Sanskerta, untuk dapat
digunakan di dalam kalimat harus
disesuaikan dulu bentuknya dengan DAFTAR PUSTAKA
kategori-kategori gramatikal yang Chaer, Abdul. 2014. Linguistik Umum Edisi
berlaku dalam bahasa itu. Alat yang Revis Cetakan Keempat. Jakarta. PT.
digunakan untuk penyesuaian bentuk itu RINEKA CIPTA.
biasanya berupa afiks, yang mungkin
berupa prefiks, infiks, dan sufiks, atau Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi
juga berupa modifikasi internal yakni Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
perubahan yang terjadi dalam bentuk
Remaja Rosdakarya.

Proses Derivasi dan Infleksi…| 7


Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Volume 2, Nomor 1, Maret 2020| P-ISSN : 2716-4112 | E-ISSN: 2722-3329

Ramlan, M. 2009. Morfologi Suatu Tinjauan Subroto, D. Edi, 1985b. “Infleksi dan
Derivasi (Kemungkinan
Deskriptif. Yogyakarta: C.V.
Penerapannya dalam Pemerian
Karyono. MorfologiBahasa
Indonesia)”.Yogyakarta:
Samsuri. 1994. Analisis Bahasa. Universitas Sarjanawiyata Taman
Jakarta: Erlangga. Siswa.

Proses Derivasi dan Infleksi…| 8

Anda mungkin juga menyukai