PROSES DERIVASI DAN INFLEKSI DALAM BAHASA INDONESIA PADA BERITA KORAN
JAWA POS RADAR JOMBANG EDISI JULI 2019
Fatimatuz Zuhro¹
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Hasyim Asy’ari, ozaocha13@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang pembentukan kata derivasi dan infleksi dalam
Bahasa Indonesia. Perlu adanya bukti yang konkrit untuk mengetahui keduanya, seperti berita dalam koran,
majalah, dan bacaan lainnya. Hal tersebut dikarenakan proses derivasi dan infleksi akan dipahami dalam
bentuk bacaan bukan hanya teori saja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan
datanya menggunakan studi pustaka. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah proses derivasi dan
infleksi, sedangkan subjek penelitiannya yaitu kolom berita di Koran Radar Jombang Jawa Pos pada edisi
tertentu secara acak. Hasil penelitian didapatkan bahwa didalam Koran Radar Jombang didapatkan beberapa
kata yang mengalami prposes derivasi dan infleksi.
Abstact
This study aims to analyze the formation of words of derivation and inflection in Indonesian. Concrete
evidence is needed to find out both, such as news in newspapers, magazines and other readings. That is
because the process of derivation and inflection will be understood in the form of reading not just theory.
This study uses a qualitative method. Data collection techniques using literature study. As for the object of
research is the process of derivation and inflection, while the subject of research is the news column in the
Radar Jombang Jawa Pos Newspaper in a particular edition randomly. The results showed that in the Radar
Jombang Newspaper obtained several words that experienced the derivation and inflection.
pembentukan kata, yang dikenal dengan derivasi secara sintaksis tidak dapat
derivasi dan infleksi. diramalkan, tidak otomatis, tidak
sistemik, bersifat opsional/ sporadis,
Menurut Ramlan (2012: 21) serta secara morfologis dapat mengubah
morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa identitas leksikal. Untuk bahasa Indonesia
yang membicarakan seluk beluk bentuk misalnya, proses morfologis infleksi dan
kata serta pengaruh perubahan- derivasi tersebut akan memberikan
perubahan bentuk kata sebuah penjelas tentang status
terhadap golongan dan arti kata, atau leksikonnya, sehingga secara morfologis
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dapat diketahui pembentukan kata yang
morfologi memepelajari seluk beluk mana yang termasuk infleksi dan derivasi
bentuk kata serta fungsi perubahan- itu. Oleh karena itu, pada penelitian ini
perubahan bentuk kata menganalisis tentang proses derivasi dan
itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi infleksi dengan objek Koran Radar
sematik. Dalam kajian morfologi biasanya Jombang Edisi Juli 2019.
dibedakan adanya beberapa morfem
berdasarkan kriteria tertentu, di METODE PENELITIAN
antaranya morfem terikat dan morfem
bebas. Morfem bebas adalah morfem yang Penelitian ini menggunakan
tanpa kehadiran metode kualitatif. Bogdan dan Taylor
morfem lain dapat muncul dalam ujaran. (Moleong, 2002:3) mendefinisikan
Dalam bahasa Indonesia misalnya bentuk pendekatan kualitatif sebagai prosedur
pukul, ambil, potong dan gali termasuk penelitian yang menghasilkan data
dalam deskriptif berupa kata- kata tertulis atau
morfem bebas. lisan dari orang-orang dan perilaku yang
Berdasarkan macam-macam diamati.
morfem, terdapat juga proses morfologis
dalam morfologi. Proses morfologis ialah Indikasi dari model penelitian ini yang
pembentukan kata-kata dengan membedakannya dengan penelitian jenis
menghubungkan morfem yang satu lainnya, antara lain:
dengan morfem yang lain atau yang 1) adanya latar alamiah;
sering diartikan sebagai proses 2) manusia sebagai alat atau instrumen;
penggabungan morfem-morfem menjadi 3) metode
kata. Bentuk yang terkecil kualitatif;
ialah morfem, sedangkan yang terbesar 4) analisis data secara induktif;
ialah kata (Samsuri, 1994: 190). Salah 5) teori dari dasar (grounded theory);
satu proses dalam morfologi dikenal 6) deskriptif;
dengan istilah derivasi dan infkleksi. 7) lebih mementingkan proses dari pada
Infleksi merupakan proses hasil;
morfologis yang melibatkan tataran 8) adanya batas
sintaksis, bersifat sistematis, predictable, yang ditentukan oleh fokus;
teratur, otomatis, bersifat konsisten, tidak
mengubah identitas leksikal. Adapun
9) adanya kriteria khusus untuk pasif atau atau penempatan subjek yang
keabsahan data; berbeda-beda.
10)desain yang bersifat sementara;
11)hasil penelitian dirundingkan dan Bauer menyatakan bahwa derivasi
disepakati adalah proses dalam ilmu fonologi yang
bersama. menghasilkan morfem baru, sedangkan
infleksi adalah proses morfologis yang
Teknik pengumpulan data menggunakan hasilnya adalah bentuk-bentuk kata yang
teknik baca dan catat. Sedangkan teknik berbeda dari kata yang sama. Lebih lanjut
analisis data nalisis data penelitian ini akan Bauer menjelaskan bahwa pembentukan
infleksional dapat diramalkan, sedangkan
dilakukan berdasarkan langkah-langkah
pembentukan derivasional tidak dapat
berikut: diramalkan.
1. mereduksi data yang terdapat pada Ada juga menurut pendapat
Koran Radar Jombang Edisi Juli 2019 Verhaar ada dua bagian bawahan yang
2. mengenali proses derivasi dan infleksi terpenting dalam sistem morfemis, adalah
pada Koran Radar Jombang Edisi Juli bagian yang berdasarkan derivasi dan
2019. golongan yang berdasarkan infleksi.
Bagianinfleksi adalah daftar sistem yang
3. menganalisis data sesuai dengan teori
terdiri atas bentuk-bentuk dari kata yang
4. menyimpulkan hasil analisis proses sama, sedangkan derivasi adalah daftar
derivasi dan infleksi Koran Radar yang terdiri atas bentuk-bentuk kata yang
Jombang Edisi Juli 2019. tidak sama. Misalnya bentuk memakan
dan dimakan merupakan dua bentuk
PEMBAHASAN (aktif dan pasif) dari kata yang sama,
yaitu makan; sedangkan bentuk
Derivasi adalah pembentukan kata
memakandan pemakan merupakan dua
yang dapat merubah kelas kata.Yang
kata yang berbeda (verba dan nomina).
awalnya kata kerja menjadi kata benda,
Dengan kata lain, infleksi adalah proses
atau yang lainnya.Seperti beli dan
morfemis yang diterapkan pada kata
pembeli.Kata “beli” adalah kata kerja,
sebagai unsur leksikal yang sama,
setelah mendapat imbuhan, jadilah kata
sedangkan derivasi adalah proses
“pembeli” yang menjadi kata
morfemis yang mengubah kelas katanya.
benda.Sedangkan infleksi adalah
Ia juga menjelaskan bahwa semua
pembentukan kata yang tidak merubah
perubahan afiksasi yang melampaui
kelas kata, tapi menempatkat kata sesuai
identitas kata disebut derivasi,
dengan kalimatnya.Misalnya pada contoh
sedangkanyang mempertahankan
kata “beli” tadi, jika mendapat awalan me-
identitas kata disebut infleksi.
akan menjadi “membeli”, mendapat
awalan di- menjadi ”dibeli”. Kata beli akan
tetap menjadi kata kerja, tapi bisa
membolak-balikkan kalimat aktif menjadi
Pada contoh kalimat di atas, fungsi dasar itu.Kata berafiks itu kemudian bisa
predikat diisi kata kerja reduplikasi ditentukan termasuk derivasi atau
transitip yang menunjukkan tindakan infleksi.
jamak atau plural. (menendang-nendang,
menimang-nimang, menggedor-gedor). Dalam menentukan proses
Kata kerja reduplikasi transitip ini juga derivasiinfeksi dan dilakukan dengan
diturunkan dari proses reduplikasi penuh perbandingan ada atau tidaknya
pada verba transitif tindakan menendang, perbedaan makna kata kerja yang ber
menimang dan menggedor (dari kata afiks dan kata dasar yang ditunjukkan
TENDANG, TIMANG dan GEDOR). Hal ini oleh perbedaan identitasnya. Afiksasi
menunjukkan bahwa pada verba (imbuhan) atau reduplikasi (pengulangan
reduplikasi transitip kata) yang tidak mengubah makna kata
tindakan.menendang-nendang, adalah proses infleksi, dan afiksasi atau
menimang-nimang, menggedor-gedoyang reduplikasi yang mengubah maknakata
terjadi adalah bentuk jamak dari kata adalah proses derivasi.Pada
tunggal yang berafiks itu. Yakni pembentukan kata juga tak luput dari
menendang, menimang dan menggedor. reduplikasi atau pengulangan kata.
Ramlan, M. 2009. Morfologi Suatu Tinjauan Subroto, D. Edi, 1985b. “Infleksi dan
Derivasi (Kemungkinan
Deskriptif. Yogyakarta: C.V.
Penerapannya dalam Pemerian
Karyono. MorfologiBahasa
Indonesia)”.Yogyakarta:
Samsuri. 1994. Analisis Bahasa. Universitas Sarjanawiyata Taman
Jakarta: Erlangga. Siswa.