4. TUMOR INTRAKRANIAL
**Pendahuluan
A. Tumor Intrinsik Hemisfer Serebral
B. Tumor Ekstrinsik Hemisfer Serebral
C. Tumor Intrinsik Fossa Posterior
D. Tumor Ekstrinsik Fossa Posterior
E. Tumor Seller/Supraseller
F. Tumor Regio Pineal
G. Tumor Sistema Ventrikuler
H. Tumor Orbita
KEMBALI KEHALAMAN UTAMA
TUMOR ORBITA
Patologi
Kelenjar lakrimal:
Adenoma fleomorfik: biasanya jinak, tapi rekurensi ter-
jadi bila tidak dilakukan eksisi kengkap.
Karsinoma
Jaringan limfoid:
Limfoma: Tumbuh primer didalam orbit, atau sekunder a-
tas kelainan menyeluruh pada tubuh.
Retina:
Retinoblastoma: Tumor anak-anak yang sangat ganas.
Melanoma
Tulang:
Osteoma: biasanya mengenai sinus frontal atau ethmoid,
bisa menyebabkan mukosel frontal.
Sista dermoid
Sista epidermoid
Saraf optik:
Glioma (astrositoma pilositik): Tumbuh sangat lambat.
Neurofibroma/neurinoma
Jaringan ikat:
Rabdomiosarkoma: Tumor anak-anak ganas dengan pertum-
buhan dan penyebaran lokal cepat.
Pemeriksaan
Pengelolaan
Pendekatan operatif:
Orbital medial: untuk tumor anterior, terletak dimedial
saraf optik.
Transkranial-frontal: untuk tumor dengan perluasan in-
trakranial atau terletak posterior dan medial dari sa-
raf optik.
Lateral: untuk tumor yang terletak superior, lateral,
atau inferior dari saraf optik.
EKSOFTALMOS ENDOKRIN
Ganas
Karsinoma:
Karsinoma nasofaring, sinus para nasal atau telinga bi-
sa meluas keintrakranial baik melalui erosi langsung
atau melalui foramina tengkorak. Sering menembus dura
(berbeda dengan karsinoma metastatik cord spinal) dan
mungkin mengenai hampir semua saraf kranial. Penyebaran
melalui jalur CSS menyebabkan meningitis karsinomatosa
dan bisa menyebabkan palsi saraf kranial multipel.
Foto polos dan CT scan memperlihatkan lesi osteo-
litik dasar tengkorak. Tindakan biasanya terbatas pada
biopsi retrofaringeal dan radioterapi.
Khordoma:
Tumor jarang yang berasal dari sisa sel notokhord ter-
jadi terutama pada daerah sfenoido-oksipital dan sakro-
koksigeal. Walau pertumbuhan mulai pada garis tengah,
sering meluas tak simetris keruang intrakranial. Khor-
doma tampil pada semua usia, namun puncak insidensnya
pada dekade keempat. Metastasis jarang terjadi.
Klinis, kebanyakan pasien menunjukkan obstruksi
nasal. Palsi saraf kranial biasanya mengikuti dan ter-
gantung pada lokasi tumor.
Foto polos memperlihatkan massa jaringan lunak de-
ngan lesi osteolitik pada sfenoid, basi-oksiput atau a-
peks petrosa. CT scan menampilkan adanya massa berkal-
sifikasi sebagian yang menyebabkan destruksi tulang
yang jelas dan meluas keruang nasofaringeal.
Lokasi tumor mencegah pengangkatan total. Biasanya
dilakukan debulking ekstensif (terkadang melalui rute
transoral) dikombinasikan dengan radioterapi. Kebanyak-
an pasien mati dalam 10 tahun sejak tampilan pertama.
Jinak
Osteoma:
Tumor jarang, biasanya terjadi pada sinus frontal dan
mengerosi kedalam orbit, ruang nasal, atau fossa ante-
rior. Bila drainase sinus tersumbat, terjadi mukosel,
sering dengan isi terinfeksi. Lesi ini memerlukan eksi-
si, baik melalui pendekatan ethmoidal atau melalui kra-
niotomi frontal.