TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Migrasi
migrasi, dan oleh karena itu pula terjadi proses pencampuran darah
dan kebudayaan.
akibat dari berbagai perbedaan antara daerah asal dan daerah tujuan.
10
11
tenaga kerja yang tersedia bagi mereka di daerah asal dan daerah
penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan tidak ada niatan
2012), bila seseorang menuju ke daerah lain dan sejak semula sudah
dari daerah asal menuju ke daerah tujuan dalam batas waktu tertentu
12
dengan kembali ke daerah asal pada hari itu juga. Sedangkan migrasi
waktu lebih dari satu hari, namun kurang dari enam bulan.
alamt ke alamat lain atau dari satu kota ke kota lain tapi masih dalam
Dalam situasi seperti ini, agar dua kekuatan ini dapat terpenuhi,
dalam batas toleransinya maka orang tersebut tidak akan pindan dan
terjadi apabila:
yang satu dengan tempat yang lain. Apabila tempat yang satu
tujuan
daerah asal
untuk bermigrasi.
migrasinya
terkecil. Jika dikaitkan dengan teori di atas maka para migran dapat
cakupan yang lebih luas, masyarakat atau tenaga kerja pada suatu
analisis migrasi pada era 1970-an hingga menjelang awal tahun 1990
negatif adalah faktor yang memberi nilai negatif pada daerah yang
yang dapat diperoleh dari migrasi itu positif atau negatif. Selain itu
Sehingga daerah yang kaya sumber alam tentunya akan lebih mudah
stabil. Daerah yang kaya sumber daya manusia akan menjadi lokasi
Gambar 2.1.
Hubungan Pengambilan Keputusan untuk Melaksanakan
Migrasi dan Pola Migrasi Penduduk
Tidak Terpenuhi
Terpenuhi (Stress)
Tidak Pindah
Tidak Pindah Pindah
di daerah tujuan.
(area of destination).
(area of origin).
keluar. Bila migrasi yang masuk lebih besar dari pada megrasi
keluar lebih besar dari pada migrasi masuk disebut migrasi neto
negatif.
23
Atau dengan kata lain migrasi total adalah semua orang yang
pernah pindah.
commuter).
kelahirannya.
atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan. Migrasi itu merupakan
ukuran dari arus migrasi antara dua daerah asal dan tujuan.
kemampuan ekonomi yang kuat, akan memberi dukungan yang kuat pula
sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari perkembangan alam pikiran
masyarakat dan kebudayaan barat yang dapat dipandang sebagai bagian dari
26
104 A/MEN/2012 yang dimaksud dengan TKI yaitu warga negara Indonesia
baik laki-laki maupun perempuan yang bekerja di luar negeri dalam jangka
TKI, maka yang dimaksud rumah tangga TKW adalah rumah tangga atau
keluarga di mana isteri bekerja atau pernah bekerja sebagai TKI luar negeri.
Menjadi tenaga kerja wanita di luar negeri banyak tenaga wanita mendapat
rumah tangga seperti mesin cuci, seterika dan petunjuk cara menghubungi
budaya dan karakter orang Arab termasuk yang paling signifikan adalah
petunjuk dasar ketika dalam penerbangan. TKW tidak atau kurang konsern
salah satu sebabnya adalah mereka sudah terobsesi dengan gaji dan
(TKW)
untuk bekerja di luar negeri dan menjadi tenaga kerja wanita (TKW) adalah
sebagai berikut:
28
ekonomi keluarga
3. Tergiur oleh upah dan gaji yang lebih besar dibandingkan dengan bekerja
di dalam negeri
suami.
migrasi dengan menjadi tenaga kerja wanita (TKW) adalah sebagai berikut:
1. Ketidakpuasan terhadap situasi yang ada, karena itu ada keinginan untuk
bukan hanya untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga tetapi dapat pula
bahwa bekerja dirantau jauh lebih memuaskan, terutama kalau dilihat pada
beberapa perubahan pada sikap dan tingkah laku, yang memunculkan gaya
hidup baru pada sebagian mereka. Hal itu antara lain terlihat pada
pandangan mereka tentang gambaran ideal dari keluarga yang mantap yang
dibutuhkan.
negeri adalah:
tinggi
memperoleh uang.
keluarga,
pengalaman,
bekerja di luar negeri adalah adanya persepsi bahwa dengan bekerja ke luar
negeri akan memperoleh upah dan gaji yang tinggi sehingga akan membantu
naik haji, masalah keluarga di mana suami tidak atau tidak cukup dalam
memberikan nafkah.
kontrak (ex-ante) yaitu biaya – biaya yang muncul dalam menetapkan suatu
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran