Anda di halaman 1dari 9

Journal Of Marine Research.

Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 85-93


Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN GASTROPODA DI VEGETASI


MANGROVE KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU,
KOTA SEMARANG

Seto Haryoardyantoro*), Retno Hartati, Widianingsih

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Dipenogoro
Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698
email : setoharyoardyantoro@yahoo.com

Abstrak

Hutan mangrove merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas tinggi. Produktivitas ini
berasal dari detritus organik yang merupakan bahan dasar penghasil unsur hara yang penting bagi
kelangsungan jaring-jaring makanan bagi inverterbrata, salah satunya adalah gastropoda.Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan kelimpahan gastropoda yang terdapat
di vegetasi mangrove Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Penelitian ini
dilaksanakan bulan September 2011-Maret 2012. Materi penelitian ini adalah semua jenis gastropoda
yang ditemukan di lokasi penelitian yang dibagi menjadi 4 stasiun dan masing-masing terdapat 3 sub
stasiun berupa transek (1x1)m2. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 11 spesies gastropod
(termasuk dalam 3 famili) di vegetasi mangrove Kelurahan Tugurejo, yaitu Cerithidea cingulata,
Cerithidea cingulata cingulata, Cerithidea sp.1, Cerithidea sp.2, C. quadrata, Telescopium telescopium,
Terebralia palustris (Potamididae), Littorina articulata, Littorina carinifera, L. pallescense
(Littorinidae), dan Sphaerassiminea miniata (Assiminidae). Spesies yang paling sering ditemukan
adalah C. cingulata cingulata dan T. telescopium, sedangkan yang paling jarang adalah C. quadrata.
Nilai kelimpahan cenderung lebih tinggi pada stasiun C yang didominasi oleh Avicennia marina. Nilai
Indeks Keanekaragaman (H') pada Stasiun A dan B berkategori rendah, sedangkan pada Stasiun C
dan D termasuk sedang. Nilai Indeks Keseragaman (e) pada Stasiun A dan B termasuk berkategori
rendah, sedangkan Stasiun C dan D masing-masing tinggi dan sedang. Dominansi spesies hanya
ditemukan pada Stasiun C, dengan ditemukannya Cerithidea cingulata cingulata sebanyak 192 ind/m2
dari total kelimpahan 287 ind/m2.
Kata kunci : Mangrove; Gastropoda; Komposisi; Kelimpahan.

Abstract
Mangrove forest is one of the unique natural ecosystems with high productivity. That comes
from organic detritus or litter fall which is essential nutrient sources for organism souch as fish and
inverterbrates, one of which is gastropod. The purpose of this study was to determine the composition
and abundance of gastropods found in mangrove vegetation Tugurejo Village, District Tugu,
Semarang. This study was conducted in September 2011-March 2012. This study material is all
gastropods found at the sites. Research consists of 4 stations and samples were taken with using
transek (1 x 1) m2 in 3 sub stations. The research revealed that there were 11 species of gastropod
belonged to 3 families, i.e. C.rithidea cingulata cingulata, Cerithidea sp.1, Cerithidea sp.2, C.
quadrata, T. telescopium, Terebralia palustris (Potamididae), Littorina articulata, L. carinifera, Littorina
pallescense (Littorinidae), and Sphaerassiminea miniata (Assiminidae). The species most frequently
found was C. cingulata cingulata and T. telescopium. While most species rarely found is C. quadrata.
The highest abundance average value was found at Station C which was dominated by Avicennia
marina. The diversity index (H ') at Station A and B was low, while at Station C and D was moderate.
The Uniformity Index (e) at Station A and B was low but at Station C and D was high and moderate.
There was species dominance is Cerithidea cingulata cingulata at Station C.
Keywords: Mangrove; Gastropod; Composition; Abundance.

*)
Penulis penanggung jawab

85
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 85-93
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Pendahuluan
Makrozoobentos merupakan salah Materi dan Metode
satu kelompok penting dalam ekosistem Materi penelitian ini adalah semua
mangrove. Biota ini sangat berperan jenis gastropoda yang ditemukan di
dalam dekomposisi serasah mangrove. lokasi penelitian.
Makrozoobentos yang hidup di kawasan Metode yang digunakan dalam
mangrove lebih didominasi oleh filum penelitian ini adalah deskriptif eksploratif.
moluska yang diwakili oleh beberapa Pada penelitian ini yang dideskripsikan
spesies gastropoda yang umumnya hidup adalah komposisi dan kelimpahan
menempel pada akar dan batang gastropoda. Secara eksploratif penelitian
mangrove serta pada permukaan ini diharapkan dapat menjelaskan adanya
sedimen (Agard et.al, 1993). Gastropoda keterkaitan antara perbedaan
tersebut memegang peranan penting, karakteristik pada setiap Stasiun
dengan mengubah detritus organik penelitian dengan gastropoda yang
menjadi biomassa yang pada akhirnya hidup didalamnya.
akan berperan dalam siklus makan dan Pengambilan sampel gastropoda
energi. dilakukan pada transek berukuran
2
Kehadiran gastropoda sangat (1x1m ) dan sampai kedalaman 10 cm.
ditentukan oleh kondisi ekosistem Pengambilan sampel dilakukan pada
mangrove yang ada. Hal ini karena saat air surut, sedimen disaring dengan
kelimpahan dan distribusi gastropoda ayakan dengan mesh size 0,5 mm.
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan Selanjutnya sampel tersebut dimasukkan
setempat, seperti faktor fisika-kimia ke dalam botol sampel dan diisi dengan
(suhu, salinitas, derajat keasaman (pH), larutan formalin 10% yang telah
pasang-surut, kandungan bahan organik dicampur dengan rose bengal. Sampel
dan ukuran butir), ketersediaan tersebut kemudian dibawa ke
makanan, pemangsaan dan kompetisi laboratorium untuk disortir kemudian
(Suwondo et al., 2006). disaring dengan menggunakan ayakan
Pesisir Pantai Utara Pulau Jawa 0,1 mm (Sasekumar, 1974). Selanjutnya
sebagian besar telah mengalami tekanan seluruh sampel diidentifikasi di
fisik berupa pemanfaatan lahan untuk Laboratorium Terpadu Jurusan Ilmu
area pertambakan, industri, pemukiman, Kelautan, FPIK UNDIP, Semarang dengan
pariwisata dan berbagai peruntukan menggunakan buku identifikasi Dharma
lainnya. Selain itu, keadaan alam yang (1988).
kurang baik membuat area lahan Pengukuran suhu, salinitas, dan
mangrove terus mengalami kerusakan. Di pH dilakukan dengan mengukur air pori
Kelurahan Tugurejo yang terletak di yang berada pada lokasi penelitian. Pada
Kecamatan Tugu, Kota Semarang, kondisi tiap-tiap transek diambil sampel sedimen
tersebut diperparah dengan erosi dan seberat ± 1,5 kg untuk dianalisa ukuran
banjir/rob yang berlangsung selama butir dan bahan organiknya. Data ini
beberapa tahun terakhir, sehingga luasan kemudian digunakan sebagai data
vegetasi mangrove semakin menurun. pendukung.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui komposisi dan Kelimpahan
kelimpahan gastropoda yang terdapat di Kelimpahan individu dapat
vegetasi mangrove Kelurahan Tugurejo, dinyatakan sebagai jumlah individu per
Kecamatan Tugu, Kota Semarang. satuan luas (Bakus, 1990). Kelimpahan
86
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 85-93
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

tersebut dihitung dengan rumus:


Xi
A = Indeks Kesamaan Komunitas
ni Indeks kesamaan komunitas dihitung
Keterangan : menurut Odum (1996) sebagai berikut :
A = Kelimpahan (Individu/ m2)
Xi = Jumlah individu dari jenis ke-i S =
ni = Luasan plot jenis ke-i ditemukan
Keterangan :
A = Jumlah spesies pada lokasi 1
Indeks Keanekaragaman Jenis
B = Jumlah spesies pada lokasi 2
Indeks keanekaragaman Shannon-
C = Jumlah spesies yang sama pada
Weaver dihitung dengan rumus (Odum,
kedua lokasi
1996):
S = Indeks Kesamaan antara dua
Hˈ = ‒ komunitas

Keterangan : Pola Persebaran Spesies


H′ = Indeks Keanekaragaman Shannon- Krebs (1985) menghitung pola
Weaver persebaran spesies dengan rumus :
∞ = Spesies ke- i
 ∑ Xi 2 − ∑ Xi 
Ni = Jumlah individu spesies ke-i ID = n 
N = Jumlah total individu  (∑ Xi 2
)− ∑ Xi 
Keterangan:
Indeks Keseragaman
ID = Indeks dipersi Morisita
Indeks Keseragaman dihitung
n = jumlah total unit sampling
menurut Odum (1996), yaitu :
∑ Xi = Jumlah total jenis i
H' ∑ Xi2 = Jumlah jenis ke-i
e=
Log 2 S Hasil dan Pembahasan
Keterangan : Komposisi Spesies Gastropoda
e = Indeks keseragaman Spesies gastropoda yang
H = Indeks keanekaragaman ditemukan di Kelurahan Tugurejo,
Hmaks = log2S Kecamatan Tugu, Kota Semarang terdiri
S = Jumlah jenis dari 11 spesies dan 3 famili (Tabel 1).
yaitu Cerithidea cingulata, C. cingulata
Indeks dominansi cingulata, Cerithidea sp.1, Cerithidea
Indeks Dominansi Simpson sp.2, C. quadrata, Telescopium
dihitung dengan rumus Simpson (1949 telescopium, Terebralia palustris
dalam Odum (1996). (Potamididae), Littorina articulata, L.
2 carinifera, L. pallescense (Littorinidae),
 Xi 
C = ∑  dan Sphaerassiminea miniata
N (Assiminidae).
Keterangan:
C = Indeks Dominansi
Xi = Jumlah individu jenis ke-i
N = Jumlah seluruh individu
ditemukan

87
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 85-93
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Tabel 1. Komposisi Spesies Gastropoda di Vegetasi Mangrove Kelurahan Tugurejo


Kecamatan Tugu, Kota Semarang pada bulan September 2011–Maret 2012.

STASIUN
Gastropoda A B C D
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Subkelas Prosobranchiata
Famili Potamididae
Cerithidea cingulata cingulata - - - - - - + + + + + +
C. cingulata - - - - - - + + + - - +
Cerithidea sp.1 - - - - - - - - - + - -
Cerithidea sp.2 - - - - - - - + + + + -
C. quadrata - - - - - - + - - - - -
Telescopium telescopium + + + + + + - - - - - -
Terebralia palustris - - - - - - + + - + + +
Famili Littorinidae
Littorina carinifera - - - - - - + - + - - -
L. articulata - - - - - - + - + - - -
L. pallescense - - - - - - + - + - - -
Famili Assiminidae
Sphaerassiminea miniata - - - - - - - - + - - -
Jumlah species per substasiun 1 1 1 1 1 1 7 4 7 4 3 3
Jumlah species per stasiun 1 1 8 5
Keterangan : (+) = Ditemukan gastropoda
(−) = Tidak ditemukan gastropoda

Di Stasiun C dan D ditemukan lebih Stasiun C dan D merupakan area yang


banyak jenis maupun jumlah individu memiliki jenis mangrove yang sama dan
gastropoda dibandingkan dengan Stasiun memiliki kerapatan yang lebat, sedangkan
A dan B. Hal tersebut karena substrat pada Stasiun A dan B memiliki kerapatan
pada Stasiun C dan D merupakan pasir mangrove rendah dan di sekelilingnya
dan sedikit berlumpur yang disukai terdapat tambak, sehingga kelimpahan
gastropoda dan lokasi kedua stasiun ini dari kedua stasiun ini rendah.
sangat dekat dengan laut, sehingga Kehidupan komunitas gastropoda
periode perendaman oleh pasang surut sangat didukung oleh faktor lingkungan
terjadi cukup lama. Sedangkan pada yang optimum dan tidak ada perbedaan
Stasiun A dan B hanya ditemukan satu yang tajam dari setiap parameter
spesies. Hal ini disebabkan oleh substrat lingkungan (suhu, pH, salinitas dan bahan
di Stasiun A dan berupa silt dan terletak di organik) untuk tiap lokasi. Menurut
sekitar tambak dan sungai yang jauh dari Bengen (2004) tumbuhan mangrove
laut, sehingga tidak banyak gastropoda merupakan sumber makanan potensial,
yang mampu bertahan hidup di daerah dalam berbagai bentuk (zat hara dan
tersebut. bahan organik) bagi semua biota yang
hidup di ekosistem hutan mangrove,
Kelimpahan Spesies Gastropoda sehingga kerapatannya sangat
berpengaruh terhadap kelimpahan
Nilai kelimpahan gastropoda pada gastropoda dan biota lainnya.
Stasiun C dan D jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan Stasiun A dan B.

Tabel 2. Kelimpahan Gastropoda (Ind/m2) di Vegetasi Mangrove Kelurahan Tugurejo


Kecamatan Tugu, Kota Semarang pada bulan September 2011 – Maret 2012.
88
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 85-93
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

A B C D
Spesies
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Famili Potamididae
Cerithidea cingulata cingulata - - - - - - 284 107 186 170 108 127
C. cingulata - - - - - - 16 8 25 - - 11
Cerithidea sp.1 - - - - - - - - - 9 - -
Cerithidea sp.2 - - - - - - - 19 87 27 37 -
C. quadrata - - - - - - 1 - - - - -
Telescopium telescopium 5 14 16 9 11 13 - - - - - -
Terebralia palustris - - - - - - 103 2 - 22 27 25
Famili Littorinidae
Littorina carinifera - - - - - - 1 - 5 - - -
L. articulata - - - - - - 1 - 1 - - -
L. pallescense - - - - - - 1 - 3 - - -
Famili Assiminidae
Sphaerassiminea miniata - - - - - - - - 10 - - -
Jumlah 5 14 16 9 11 13 407 136 317 228 172 163
Rata-rata 12 11 287 188

Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks


Nilai kelimpahan gastropoda pada Keseragaman (e) dan Indeks
Stasiun C dan D jauh lebih tinggi Dominansi Spesies (C)
dibandingkan dengan Stasiun A dan B.
Stasiun C dan D merupakan area yang Nilai Keanekaragaman di Stasiun A
memiliki jenis mangrove yang sama dan dan B sangat rendah, yaitu hanya
memiliki kerapatan yang lebat, sedangkan ditemukan satu spesies. Pada Stasiun C
pada Stasiun A dan B memiliki kerapatan dan D mempunyai nilai keanekaragaman
mangrove rendah dan di sekelilingnya sedang, karena ditemukan 10 spesies.
terdapat tambak, sehingga kelimpahan Menurut Odum (1996) keanekaragaman
dari kedua stasiun ini rendah. jenis tergantung dari pemerataan individu
Kehidupan komunitas gastropoda dalam tiap jenisnya dan keanekaragaman
sangat didukung oleh faktor lingkungan jenis dalam suatu komunitas dinilai
yang optimum dan tidak ada perbedaan rendah jika penyebarannya tidak merata.
yang tajam dari setiap parameter Indeks Keseragaman bernilai tinggi
lingkungan (suhu, pH, salinitas dan bahan di Stasiun C dan memiliki populasi spesies
organik) untuk tiap lokasi. Menurut bervariasi. Sebaliknya Indeks
Bengen (2004) tumbuhan mangrove Keseragaman bernilai rendah di Stasiun A
merupakan sumber makanan potensial, dan Stasiun B diduga karena
dalam berbagai bentuk (zat hara dan menunjukkan kesamaan spesies yang
bahan organik) bagi semua biota yang rendah dan memiliki nilai populasi spesies
hidup di ekosistem hutan mangrove, yang sangat sedikit. Diduga faktor
sehingga kerapatannya sangat parameter lingkungan, kerapatan hutan
berpengaruh terhadap kelimpahan mangrove serta kondisi lokasi pada setiap
gastropoda dan biota lainnya. stasiunnya berbeda, dan menyebabkan
variasi dalam jumlah maupun jenis
spesies yang ditemukan.

89
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 85-93
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Dominansi hanya terdapat di Stasiun C, dalam suatu komunitas sering kali terjadi
sedangkan di ketiga stasiun lainnya tidak karena pengaruh manusia terhadap
terdapat dominansi. Species yang komunitas, misalnya petani tambak yang
dominan adalah Cerithidea cingulata menebang pohon mangrove untuk
cingulata. Menurut Odum (1996) memperluas lahan tambak sehingga
dominansi individu atau spesies serasah mangrove yang merupakan
menunjukkan betapa kuatnya individu makanan untuk sebagian besar gastopoda
atau jenis tersebut mendominasi dalam tidak tersedia, ataupun pemanfaatan
suatu daerah. Nontji (1987) beberapa spesies tertentu oleh manusia
menambahkan spesies yang mampu untuk dikonsumsi terus menerus sehingga
beradaptasi dengan lingkungan maka menyebabkan spesies yang lain menjadi
akan mendominasi habitat tersebut. dominan.
Sedangkan Krebs (1985) menyatakan
bahwa penghilangan satu spesies dominan
Tabel 3. Nilai dan Kategori Indeks Keanekaragaman (H'), Keseragaman (e) dan
Dominansi (C) di Vegetasi Mangrove Kelurahan Tugurejo Kecamatan Tugu, Kota
Semarang pada bulan September 2011 – Maret 2012
Keanekaragaman Keseragaman Dominansi
Stasiun
H' Kategori E Kategori C Kategori

A 0,303 Rendah 0 Rendah 0,007 TAD


B 0,314 Rendah 0 Rendah 0,008 TAD
C 1,863 Sedang 0,621 Tinggi 2,375 AD
D 1,062 Sedang 0,458 Sedang 0,023 TAD

Pola Sebaran Spesies dan Indeks Kesamaan Komunitas

Tabel 4. Pola sebaran jenis Gastropoda di vegetasi mangrove Kelurahan Tugurejo


Kecamatan Tugu, Kota Semarang pada bulan September 2011–Maret 2012.

STASIUN
No. Spesies
A B C D
C C
1 Cerithidea cingulata cingulata - -
(1,138) (1,032)
C C
2 C. cingulate - -
(1,142) (3)
C
3 Cerithidea sp.1 - - -
(3)
C C
4 Cerithidea sp.2 - -
(2,108) (1,513)
R
5 C. quadrata - - -
(0)
C C
6 Telescopium telescopium - -
(1,114) (0,960)
C C
7 Terebralia palustris - -
(2,886) (0,979)
C
8 Littorina carinifera - - -
(2)
R
9 L. articulate - - -
(0)
C
10 L. pallescense - - -
(1,5)
C
11 Sphaerassiminea miniata - - -
(3)

90
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 85-93
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Keterangan: C = mengelompok / clumped


R = acak / random
- = tidak ditemukan

Tabel 7. Indeks Kesamaan Komunitas (%) Gastropoda antar stasiun di Vegetasi


Mangrove Kelurahan Tugurejo Kecamatan Tugu, Kota Semarang pada bulan
September 2011–Maret 2012.

STASIUN A B C D

A X 100 0 0
B X 0 0
C X 61.5385
D X

Gastropoda yang ditemukan variasi ini ada hubungannya dengan


selama penelitian sebagian besar kondisi lingkungan yang spesifik
memiliki pola penyebaran (Hutabarat dan Evans, 1985).
mengelompok diduga karena Nilai indeks kesamaan
daerah vegetasi mangrove tersebut komunitas Stasiun A dan C, A dan
kondisi lingkungan yang optimum D, B dan C serta B dan D termasuk
bagi kelangsungan hidup sangat rendah. Sedangkan indeks
gastropoda. Menurut Odum (1996) kesamaan komunitas antara Stasiun
penyebaran yang umum terdapat di C dan D, A dan B termasuk kategori
alam adalah pola penyebaran sangat tinggi. Hal ini dimungkinkan
mengelompok. Pola sebaran karena kondisi lingkungan yang
mengelompok dapat diakibatkan relatif ekstrim dan relatif
oleh adanya pengumpulan individu berdekatan sehingga gastropoda
dalam menanggapi perubahan yang sanggup bertahan hidup
cuaca dan musim, perubahan sangatlah terbatas, sehingga hanya
habitat dan proses reproduktif. terdapat satu komunitas. Odum
Lebih lanjut dikatakan oleh Odum (1996) menyebutkan bahwa
(1996) bahwa distribusi hewan semakin tinggi nilai kesamaan
bentik dipengaruhi beberapa faktor, komunitas maka semakin banyak
yaitu sifat fisik, kimia, dan biologi spesies yang sama ditemukan dan
perairan. Sifat-sifat fisik perairan begitu pula sebaliknya. Krebs
yang berpengaruh langsung (1989) menambahkan semakin
terhadap hewan bentik, antara lain banyak jenis yang sama di kedua
kedalaman, substrat dasar, lokasi tersebut maka akan semakin
kecepatan arus dan suhu perairan. besar juga nilai indeks kesamaan
Substrat dasar perairan terdiri dari komunitas antara kedua lokasi
sedimen berlumpur, pasir, liat dan tersebut.
sedikit substrat keras. Sifat kimia
yang berpengaruh, antara lain pH,
O2 dan CO2. Keadaan lingkungan
tersebut mempunyai variasi yang
cukup besar dari satu ke perairan
yang lain, sehingga dengan adanya
91
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 85-93
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Kesimpulan review yang sangat berharga pada


Komposisi gastropoda yang artikel ini.
ditemukan di Kelurahan Tugurejo, DAFTAR PUSTAKA
Kecamatan Tugu, Kota Semarang
terdiri dari 11 spesies (3 famili), Agard, J.B.R., J. Gobin, and
yaitu Cerithidea cingulata, C. R.M.Warwick, 1993. Analysis
cingulata cingulata, Cerithidea sp.1, of marine macrobenthic
Cerithidea sp.2, C. quadrata, community structure in
Telescopium telescopium, Terebralia relation to pollution, natural
palustris (Potamididae), Littorina oil seepage and seasonal
articulata, L. carinifera, L. disturbance in a tropical
pallescense (Littorinidae), environment (Trinidad, West
Sphaerassiminea miniata Indies). Mar. Ecol. Prog. Ser.
(Assiminidae). Nilai kelimpahan Vol 92: 233-243.
gastropoda lebih tinggi pada
Stasiun C yang didominasi oleh Bakus, G. J. 1990. Quantitative
Avicennia marina dan substrat
ecology and marine biology.
berupa pasir. Nilai Indeks
Keanekaragaman (H') pada Stasiun Department of Biological
A dan B termasuk dalam kategori Science University of
rendah, sedangkan pada Stasiun C
Southern California. Los
dan D termasuk dalam kategori
sedang. Nilai Indeks Keseragaman Angeles. C. A. 90089-0371.
(e) pada Stasiun A dan B termasuk A-A. Balkeman/Roterdam :
rendah, sedangkan Stasiun C dan D
164 pp.
berturut-turut kategori tinggi dan
sedang. Terdapat dominansi spesies Bengen, D.G. 2004. Ekosistem dan
ada Stasiun C. Pola sebaran Sumberdaya Alam Pesisir
gastropoda di lokasi penelitian dan Laut Serta Prinsip
mengelompok/clumped (87,5%)
Pengelolaannya. Pusat Kajian
dan sisanya tersebar acak/random.
Nilai kesamaan komunitas keempat Sumberdaya Pesisir dan
stasiun penelitian berkategori Lautan. Fakultas Perikanan
sangat rendah, tinggi dan sangat
dan Ilmu Kelautan. Institut
tinggi.
Pertanian Bogor. Bogor. Hlm
Ucapan Terimakasih
13-23.
Hutabarat dan Evans. 1985.
Penulis menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah ikut Pengantar Oseanografi.
membantu dalam penelitian atas Universitas Indonesia Press.
bantuan tenaga, fikiran dan
Jakarta. hlm. 30-42.
dukungannya. Kepada reviewer
Jurnal Penelitian Kelautan Krebs, C.J. 1985. Ecological The
disampaikan penghargaan atas Experimental Analysis of

92
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 85-93
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Distribution and Abundance, Sasekumar, A. 1974. Distribution of


New York, 766 pp. Macrofauna on a Malayan
Krebs, C.J. 1989. Ecological Mangrove Shore. The Journal
Methodology. Herper and of Animal Ecology, 43 : 51-
Row Publisher, New York, 69.
694 pp. Suwondo., E. Febrita., dan F.
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Sumanti. 2006. Struktur
Djambatan. Jakarta.368 hal. Komunitas Gastropoda Pada
Odum, E. P. 1996. Dasar-Dasar Hutan Mangrove di
Ekologi. Edisi Ketiga. Gadjah Kepulauan Sipora Kabupaten
Mada University Press. Kepulauan Mentawai
Yogyakarta. 697 hlm. Sumatera Barat. Jurnal
Biogenesis, 2(1): 25-29.

93

Anda mungkin juga menyukai