Penyebab kerusakan lingkungan hidup penting untuk diketahui. Kerusakan lingkungan hidup yaitu
perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan tersebut tak berfungsi dengan baik
lagi.Kerusakan lingkungan hidup juga bisa diartikan sebagai proses deteriorasi lingkungan.Kerusakan
lingkungan hidup ada berbagai bentuk, di antaranya kerusakan ekosistem, pencemaran air, tanah,
udara, hutan gundul, hingga tanah tandus. Kerusakan lingkungan hidup dapat disebabkan dua faktor,
yakni akibat ulah manusia tak bertanggungjawab dan akibat peristiwa alam.
A. Pencemaran Lingkungan
“Masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain dalam udara, dan
atau berubahnya tatanan (komposisi) air / udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga
kualitas udara / air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.”
Kriteria Pencemaran Lingkungan
kriteria yang dapat menjelaskan bedanya lingkungan yang kotor (terganggu) dan lingkungan yang
tercemar.
Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya.
Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan
berarti bahwa semua air sudah tercemar.
Beberapa jenis pencemaran lingkungan air adalah berdasarkan:
a. Kuantitas air limbah : Kualitas air limbah dapat diketahui melalui karakteristiknya, baik yang
bersifat fisik, kimia dan biologis.
b. Sifat fisik : ditandai dengan kondisi bahan padatan, baik yang terapung, tersuspensi, terlarut dan
mengendap. Yang mengendap terdiri dari pasir dan lumpur kasar, lumpur halus dan lumpur
koloid.
c. Sifat kimia: dapat digolongkan kedalam jenis organik : minyak, lemak, protein, dan karbonat,
anorganik : sulfat, chlorida, nitrogen, fosfor, belerang dan logam berat dan jenis gas, seperti gas
hirogen sulfida, karbon dioksida, oksigen, dan metan.
d. Sifat biologis: terdiri dari berbagai jenis organisme terdapat di dalam air limbah, yang dapat
diklasifikasikan dalam kelompok binatang (bertulang belakang dan jenis kerang-kerangan),
tumbuhan (lumut dan pakis), protista (bakteri, mikroorganisme)
b. Bangunan peresapan
Ada 2 (dua) jenis bangunan peresapan yang sering digunakan, yaitu :
Peresapan memanjang. Tipe ini digunakan pada daerah yang memiliki muka air tanahnya
tinggi (dangkal) dengan kedalaman sampai dengan 2,5 m dari muka tanah, dan areal lahan
yang tersedia untuk jenis peresapan ini harus tersedia cukup luas
Peresapan sumuran. Tipe ini digunakan pada daerah yang memiliki muka air tanah yang
cukup dalam (kedalaman melebihi 2,5 m dari muka tanah), areal lahan yang diperlukan
untuk peresapan sumuran ini tidak terlalu luas.