Anda di halaman 1dari 25

HIPERTENSI

Dosen Pengampu: Ns. Dwin Seprian, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Firdya Nur Shina (841201002)


Putri Frisxkhiya Pangesti (841201003)
Ristania Oasis (841201004)
Siti Nurfatimah (841201005)
Endang Dwi Lestari (841201006)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATAN YARSI PONTIANAK

2020/2021
i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur dengan tulus dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Tugas Makalah dengan judul “ Hipertensi ” ini dapat selesai
tepat pada waktunya.

Penyusunan Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas
pendidikan DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Pontianak. Penulis
berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Promosi Kesehatan bapak Ns. Dwin
Seprian, M.Kep Kami juga berterima kasih kepada para pihak yang mendukung penulisan
makalah ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tuaku yang selalu
memberi do'a, dukungan dan semangat tiada henti dan selalu memberi dukungan baik moral
maupun material dalam penyusunan tugas makalah ini.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya dan semua pihak yang telah memberikan
kesempatan, dukungan dan bantuan menyelesaikan tugas literature ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan
kemampuan penulis, namun peneliti berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan.
Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan Literature ini. Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Pontianak, 7 Oktober 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN COVER .......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BABI. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................................ 2

BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................... 3


A. Apa yang dimaksud dengan Hipertensi ............................................................. 3
B. Apa yang dimaksud dengan Penyebab Hipertensi ............................................ 4
C. Apa yang dimaksud dengan Factor Risiko Hipertensi ...................................... 5
D. Apa yang dimaksud dengan Cara Pencegahan Hipertensi ............................... 7
E. Apa yang dimaksud dengan Komlikasi Hipertensi ........................................... 8
BAB III. SATUAN ACARA PENYULUHAN .................................................................. 12

BAB IV. PENUTUP .......................................................................................................... 22


A. Simpulan............................................................................................................ 22
B. Saran ................................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi pembuluh darah secara
persisten mengalami peningkatan tekanan (Lu et al., 2015). World Health Organization
(WHO) 2015 menyebutkan bahwa penderita hipertensi di dunia mencapai 1,13 Miliar
orang dan hanya 36,8% yang minum obat hipertensi. Sedangkan di Indonesia,
prevalensi ini terus meningkat (Kementrian Kesehatan RI, 2018). Berdasarkan data
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2016 peningakatan jumlah prevalensi penderita
hipertensi di Indonesia dari tahun 2013 ke 2016 mencapai 32,4%. Kondisi ini perlu
mendapat perhatian lebih, karena hipertensi merupakan penyakit yang paling umum
terjadi pada sistem kardiovaskuler yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit
kronis seperti stroke, gagal jantung bahkan berakibat pada kematian (Gil-Extremera &
Gómez-González, 2015).
Kekuatan tekanan darah sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan banyak faktor lain
meliputi faktor predisposisi dan presipitasi seperti umur dan jenis kelamin, riwayat
keluarga, genetik, stress, obesitas dan gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol,
dan diet yang tidak sehat. Penelitian menunjukan bahwa resiko hipertiensi meningkat
seiring bertambahnya usia. Pada perempuan, resiko hipertensi lebih tinggi dibandingkan
dengan pria, hal ini sangat berhubungan dengan manajemen stress dan kekhasan
karakter pada masing-masing jenis kelamin. (Wang, Tiwari & Wang, 2014)
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dan
Ardiansyah M, 2012).
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya. (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H, (2016),

1
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh
darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi dipengaruhi oleh
faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti usia, jenis kelamin dan
genetik/keturunan, maupun yang bersifat eksogen seperti obesitas, konsumsi garam,
rokok dan kopi.( Hananta I.P.Y., & Freitag H, 2011),

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi ?
2. Apa yang dimaksud dengan penyebeb hipertensi ?
3. Apa yang dimaksud dengan faktor-faktor risiko hipertensi ?
4. Apa yang dimaksud dengan cara pencegahan hipertensi ?
5. Apa yang dimaksud dengan komlikasi hipertensi

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang materi
Hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui yang dimaksud dengan hipertensi
b. Mengetahui yang dimaksud dengan penyebeb hipertensi
c. Mengetahui yang dimaksud dengan faktor-faktor risiko hipertensi
d. Mengetahui yang dimaksud dengan cara pencegahan hipertensi
e. Mengetahui yang dimaksud dengan komplikasi hipertensi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
resikonya. (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H, (2016),
Kekuatan tekanan darah sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan banyak faktor
lain meliputi faktor predisposisi dan presipitasi seperti umur dan jenis kelamin, riwayat
keluarga, genetik, stress, obesitas dan gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol,
dan diet yang tidak sehat. Penelitian menunjukan bahwa resiko hipertiensi meningkat
seiring bertambahnya usia. Pada perempuan, resiko hipertensi lebih tinggi
dibandingkan dengan pria, hal ini sangat berhubungan dengan manajemen stress dan
kekhasan karakter pada masing-masing jenis kelamin. (Wang, Tiwari & Wang, 2014).
Konsumsi alkohol dan merokok adalah gaya hidup yang sangat buruk dan
dapat meningkatkan rsisiko hipertensi. Studi ilmiah menunjukan, pengaruh rokok dan
alkohol terhadap hipertensi sangat besar. Selain kandungan rokok dan alkohol sangat
berbahaya, efek konsumsi keduanya dapat menimbulkan adiktif. Secara fisik dan
psikologis tentu akan mengakibatkan penurunan kualitas kesehatan (Leone, 2015).
Pola makan yang salah, baik dari jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi
beresiko tinggi meningkatkan hipertensi. Konsumsi makanan yang mengandung
lemak dan kolesterol beresiko timbulnya plak yang menumpuk pada pembuluh darah,
sehingga elastisitas pembuluh darah menjadi berkurang. Hal ini menjadi penyebab
umum hipertensi pada pasien yang tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi (Goyal
& Sarwate, 2014).

B. penyebab hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan (Ardiansyah
M, 2012) :
1. Hipertensi primer (esensial)
3
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90% tidak
diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial diantaranya:
a. Genetik
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi
mendapatkan penyakit hipertensi.
b. Jenis kelamin dan usia
Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause berisiko
tinggi mengalami penyakit hipertensi.
c. Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak.
Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan kandungan
lemak yang tinggi secara langsung berkaitan dengan berkembangnya
penyakit hipertensi.
d. Berat badan obesitas
Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi.
e. Gaya hidup merokok dan konsumsi alcohol
Merokok dan konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan berkembangnya
hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang terkandung dalam keduanya.

2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya.
Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu :
a. Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin
terjadi beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal.
Penyembitan pada aorta tersebut dapat menghambat aliran darah sehingga
terjadi peningkatan tekanan darah diatas area kontriksi.
b. Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit
utama penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler
berhubungan dengan penyempitan
c. satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke
ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi
4
disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous dyplasia (pertumbuhan
abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan
infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur serta fungsi ginjal.
d. Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen).
Kontrasepsi secara oral yang memiliki kandungan esterogen dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteron-
mediate volume expantion. Pada hipertensi ini, tekanan darah akan
kembali normal setelah beberapa bulan penghentian oral kontrasepsi.
e. Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat
menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal- mediate hypertension
disebabkan kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin.
f. Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.
g. Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk
sementara waktu.
h. Kehamilan
i. Merokok
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan
katekolamin mengakibatkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut
jantung serta menyebabkan vasokortison yang kemudian menyebabkan
kenaikan tekanan darah.

C. Faktor-faktor risiko hipertensi


Menurut (Aulia R, 2017), faktor-risiko hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu :
1. Faktor yang tidak dapat diubah
a. Riwayat Keluarga
Seseorang yang memiliki keluarga seperti, ayah, ibu, kakak kandung/saudara
kandung, kakek dan nenek dengan hipertensi lebih berisiko untuk terkena
hipertensi.
b. Usia
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-
laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
5
meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.
c. Jenis Kelamin
Dewasa ini hipertensi banyak ditemukan pada pria daripada wanita.
d. Ras/etnik
Hipertensi menyerang segala ras dan etnik namun di luar negeri hipertensi
banyak ditemukan pada ras Afrika Amerika daripada Kaukasia atau Amerika
Hispanik.

2. Faktor yang dapat diubah


Kebiasaan gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan hipertensi antara lain
yaitu:
a. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi karena dalam rokok
terdapat kandungan nikotin. Nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil dalam
paru-paru dan diedarkan ke otak. Di dalam otak, nikotin memberikan sinyal
pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau adrenalin yang akan
menyemptkan pembuluh darah dan memaksa jantung bekerja lebih berat karena
tekanan darah yang lebih tinggi (Murni dan Andrea, G.Y, 2013).
b. Kurang aktifitas fisik
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
yang memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya aktifitas fisik merupakan
faktor risiko independen untuk penyakit kronis dan secara keseluruhan
diperkirakan dapat menyebabkan kematian secara global (Iswahyuni, S, 2017).
c. Kebiasaan minum kopi
Kopi seringkali dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, termasuk
peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol darah karena kopi mempunyai
kandungan polifenol, kalium, dan kafein. Salah satu zat yang dikatakan
meningkatkan tekanan darah adalah kafein. Kafein didalam tubuh manusia
bekerja dengan cara memicu produksi hormon adrenalin yang berasal dari
reseptor adinosa didalam sel saraf yang mengakibatkan peningkatan tekanan
darah, pengaruh dari konsumsi kafein dapat dirasakan dalam 5-30 menit dan
bertahan hingga 12 jam (Indriyani dalam Bistara D.N., & Kartini Y, 2018).

6
d. Kebiasaan konsumsi makanan banyak mengandung garam Garam merupakan
bumbu dapur yang biasa digunakan untuk memasak. Konsumsi garam secara
berlebih dapat meningkatkan tekanan darah. natrium merupakan kation utama
dalam cairan ekstraselulertubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan cairan.
Natrium yang berlebih dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga
menyebabkan edema atau asites, dan hipertensi. ( Sarlina, dkk, 2018),

D. Cara pencegahan hipertensi


Penderita hipertensi perlu untuk diberikan pendidikan kesehatan untuk
meningkatakan kesadaran tentang bahaya penyakit hipertensi. Dimana dengan
memberikan pendidikan kesehatan akan menggugah kesadaran masyarakat tentang
penyakit hipertensi yang selama ini mereka derita. Tim pelaksanan pengabdiann kepada
masyarakat melibatkan mahasiswa dalam kegiatan ini dengan tujuan agar mahasiswa
dapat langsung mempraktekkan pemberian pendidikan kepada masyarakat serta
memahami enimena permasalahan yang sering dijumpai oleh masyarakat khusunya
tentang penyakit hipertensi. (Styawan, 2018).
Pemberian pendidikan kesehatan tersebut ditujukan kepada masyarakat agar
mengetahui pecegahan dan pengobatan hipertensi agar tidak memperparah keadaan
hipertensinya dan mencegah komplikasi berbahaya dari hipertensi seperti jantung
koroner dan stroke. Hal ini sesuai dengan yang mengatakan bahwa pendidikan
kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi
dirinya sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya. Di samping itu dalam konteks ini
pendidikan kesehatan juga memberikan pengertian-pengertian tentang tradisi,
kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan maupun yang
menguntungkan kesehatan. ( Notoatmodjo, 2010).

E. komplikasi hipertensi
Menurut Ardiansyah, M. (2012) komplikasi dari hipertensi adalah :
1. Stoke

7
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada
hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area
tersebut berkurang. Arteri yang mengalami aterosklerosis dapat melemah dan
meningkatkan terbentuknya aneurisma.
2. Infark Miokardium
Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami arterosklerotik tidak
pada menyuplai cukup oksigen ke miokardium apabila terbentuk thrombus yang
dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Karena terjadi
hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan okigen miokardioum
tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
infark.
3. Gagal Ginjal
Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler-kapiler
glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah mengalir ke unti fungsionla
ginjal, neuron terganggu, dan berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.
Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urine dan terjadilah
tekanan osmotic koloid plasma berkurang sehingga terjadi edema pada penderita
hipertensi kronik.
4. Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna (hipertensi yang
mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang tinggi disebabkan oleh
kelainan yang membuat peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke
dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Akibatnya neuro-neuro
disekitarnya terjadi koma dan kematian.

8
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI

Masalah : Hipertensi
Pokok Pembahasan : Hipertensi
Sasaran : Keluarga Tn.H
Jam : 14.30 – Selesai
Waktu : 60 Menit
Tanggal : 14 Oktober 2021
Tempat : Kediaman Tn.H
Pemateri : Firdya Nur Shina
Moderator : Putri Frisxkhiya Pangesti
Fasilitator 1 : Siti Nurfatimah
Fasilitator 2 : Ristania Oasis
Observer : Endang Dwi Lestari

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh darah
vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan jantung harus
bekerja lebih keras untuk memompa darah. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia
WHO (2015) menyatakan 1,3 Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data itu
mengartikan 1 dari 3 orang di Dunia terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia hasil
Riskesdas tahun 2018 Hipertensi mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas
2013 dari 25,8% menjadi 34,1%.

B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan Keluarga Tn,H mampu memahami
dan mengerti tentang Hipertensi.

C. Tujuan Khusus
1. Mengetahui yang dimaksud dengan hipertensi
2. Mengetahui yang dimaksud dengan penyebeb hipertensi
3. Mengetahui yang dimaksud dengan faktor-faktor risiko hipertensi
4. Mengetahui yang dimaksud dengan cara pencegahan hipertensi
5. Mengetahui yang dimaksud dengan komplikasi hipertensi

D. Materi Penyuluhan
Terlampir

9
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. Media
1. Leaflet

G. Setting tempat

penyaji
moderator
Fasilitator 1

Fasilitator 2
Peserta Anak (1)
Peserta (ayah)

Peserta Anak

Peserta (ibu)
(2)

observer

H. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan
no waktu Sasaran media Pj
kegiatan penyuluhan
1. Pembukaan 7 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab Kata- Moderator
salam salam kata / (putri)
2. Memperkenalk 2. Mendengarkan kalimat
an diri dan menyimak
3. Menyampaikan 3. Bertanya
tentang tujuan mengenai
pokok materi perkenalan dan
4. Meyampakaika tujuan jika ada
n pokok yang kurang
pembahasan jelas
5. Kontrak waktu

10
2. Pelaksanaan 30 menit Penyampaian 1. Mendengarkan Leaflet Penyaji
Materi dan menyimak (firdya)
2. Bertanya 2.
mengenai
1. Pre halhal yang
( Menayakan belum jelas dan
kepada dimengerti
keluarga
berkaitan
materi yang
akan di
berikan )
2. Menjelaskan
pengertian
3. Menjelaskan
penyebab
4. Menjelaskan
tanda dan
gejala
5. Menjelaskan
faktor resiko
6. Menjelaskan
upaya
pencegahan
7. Pos
(evaluasi
Keluarga
apakah sudah
paham
mengenai
hipertensi )
3. Penutup 23 menit 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata- Moderator
2. Memberikan menjawab kata/ (putri)
kesempatan tentang kalimat
pada peserta pertanyaan
untuk yang diajukan
bertanya 2. Mendengar
3. Melakukan 3. Memperhatikan
evaluasi 4. Menjawab
4. Menyampaika salam
n kesimpulan
materi
5. Mengakhiri
pertemuan
dan
mengucapkan
salam

11
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh
darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. World Health Organization
(WHO) pada tahun 2015 menyebutkan bahwa penderita hipertensi di dunia mencapai
1,13 Miliar orang dan hanya 36,8% yang minum obat hipertensi. Sedangkan di
Indonesia, prevalensi ini terus meningkat (Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2016 peningakatan jumlah
prevalensi penderita hipertensi di Indonesia dari tahun 2013 ke 2016 mencapai 32,4%.
Kondisi ini perlu mendapat perhatian lebih, karena hipertensi merupakan penyakit
yang paling umum terjadi pada sistem kardiovaskuler yang dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit kronis seperti stroke, gagal jantung bahkan berakibat pada
kematian (Gil-Extremera & Gómez-González, 2015).
Kekuatan tekanan darah sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan banyak faktor
lain meliputi faktor predisposisi dan presipitasi seperti umur dan jenis kelamin, riwayat
keluarga, genetik, stress, obesitas dan gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol,
dan diet yang tidak sehat. Penelitian menunjukan bahwa resiko hipertiensi meningkat
seiring bertambahnya usia. Pada perempuan, resiko hipertensi lebih tinggi
dibandingkan dengan pria, hal ini sangat berhubungan dengan manajemen stress dan
kekhasan karakter pada masing-masing jenis kelamin. (Wang, Tiwari & Wang, 2014).
Konsumsi alkohol dan merokok adalah gaya hidup yang sangat buruk dan
dapat meningkatkan rsisiko hipertensi. Studi ilmiah menunjukan, pengaruh rokok dan
alkohol terhadap hipertensi sangat besar. Selain kandungan rokok dan alkohol sangat
berbahaya, efek konsumsi keduanya dapat menimbulkan adiktif. Secara fisik dan
psikologis tentu akan mengakibatkan penurunan kualitas kesehatan (Leone, 2015).
Pola makan yang salah, baik dari jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi
beresiko tinggi meningkatkan hipertensi. Konsumsi makanan yang mengandung
lemak dan kolesterol beresiko timbulnya plak yang menumpuk pada pembuluh darah,
sehingga elastisitas pembuluh darah menjadi berkurang. Hal ini menjadi penyebab

12
umum hipertensi pada pasien yang tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi (Goyal
& Sarwate, 2014).

B. penyebab hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan (Ardiansyah
M, 2012) :
1. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90% tidak
diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial diantaranya:
a. Genetik
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi
mendapatkan penyakit hipertensi.
b. Jenis kelamin dan usia
Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause berisiko
tinggi mengalami penyakit hipertensi.
c. Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak.
Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan kandungan
lemak yang tinggi secara langsung berkaitan dengan berkembangnya
penyakit hipertensi.
d. Berat badan obesitas
Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi.
e. Gaya hidup merokok dan konsumsi alcohol
Merokok dan konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan berkembangnya
hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang terkandung dalam keduanya.

2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya.
Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu :
a. Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin
terjadi beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal.
Penyembitan pada aorta tersebut dapat menghambat aliran darah sehingga
13
terjadi peningkatan tekanan darah diatas area kontriksi.
b. Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit
utama penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler
berhubungan dengan penyempitan
c. satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke
ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi
disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous dyplasia (pertumbuhan
abnormal jaringan fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan
infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur serta fungsi ginjal.
d. Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen).
i. Kontrasepsi secara oral yang memiliki kandungan esterogen dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteron-
mediate volume expantion. Pada hipertensi ini, tekanan darah akan
kembali normal setelah beberapa bulan penghentian oral kontrasepsi.
e. Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat
menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal- mediate hypertension
disebabkan kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin.
f. Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.
g. Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk
sementara waktu.
h. Kehamilan
i. Merokok
i. Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan
katekolamin mengakibatkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut
jantung serta menyebabkan vasokortison yang kemudian menyebabkan
kenaikan tekanan darah.

C. Faktor-faktor risiko hipertensi


Menurut (Aulia R, 2017), faktor-risiko hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu :
1. Faktor yang tidak dapat diubah
a. Riwayat Keluarga
14
Seseorang yang memiliki keluarga seperti, ayah, ibu, kakak kandung/saudara
kandung, kakek dan nenek dengan hipertensi lebih berisiko untuk terkena
hipertensi.
b. Usia
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki
meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita meningkat pada
usia lebih dari 55 tahun.
c. Jenis Kelamin
Dewasa ini hipertensi banyak ditemukan pada pria daripada wanita.
d. Ras/etnik
Hipertensi menyerang segala ras dan etnik namun di luar negeri hipertensi
banyak ditemukan pada ras Afrika Amerika daripada Kaukasia atau
Amerika Hispanik.

2. Faktor yang dapat diubah

Kebiasaan gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan hipertensi antara lain
yaitu:
a. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi karena dalam
rokok terdapat kandungan nikotin. Nikotin terserap oleh pembuluh darah
kecil dalam paru-paru dan diedarkan ke otak. Di dalam otak, nikotin
memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau
adrenalin yang akan menyemptkan pembuluh darah dan memaksa jantung
bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi (Murni dan
Andrea, G.Y, 2013).
b. Kurang aktifitas fisik
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang
memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya aktifitas fisik merupakan faktor risiko
independen untuk penyakit kronis dan secara keseluruhan diperkirakan dapat
menyebabkan kematian secara global (Iswahyuni, S, 2017).
c. Kebiasaan minum kopi
Kopi seringkali dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, termasuk
peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol darah karena kopi
15
mempunyai kandungan polifenol, kalium, dan kafein. Salah satu zat yang
dikatakan meningkatkan tekanan darah adalah kafein. Kafein didalam
tubuh manusia bekerja dengan cara memicu produksi hormon adrenalin
yang berasal dari reseptor adinosa didalam sel saraf yang mengakibatkan
peningkatan tekanan darah, pengaruh dari konsumsi kafein dapat dirasakan
dalam 5-30 menit dan bertahan hingga 12 jam (Indriyani dalam Bistara
D.N., & Kartini Y, 2018).
d. Kebiasaan konsumsi makanan banyak mengandung garam Garam
merupakan bumbu dapur yang biasa digunakan untuk memasak. Konsumsi
garam secara berlebih dapat meningkatkan tekanan darah. natrium
merupakan kation utama dalam cairan ekstraselulertubuh yang berfungsi
menjaga keseimbangan cairan. Natrium yang berlebih dapat mengganggu
keseimbangan cairan tubuh sehingga menyebabkan edema atau asites, dan
hipertensi. ( Sarlina, dkk, 2018),

D. Cara pencegahan hipertensi


Penderita hipertensi perlu untuk diberikan pendidikan kesehatan untuk
meningkatakan kesadaran tentang bahaya penyakit hipertensi. Dimana dengan
memberikan pendidikan kesehatan akan menggugah kesadaran masyarakat tentang
penyakit hipertensi yang selama ini mereka derita. Tim pelaksanan pengabdiann kepada
masyarakat melibatkan mahasiswa dalam kegiatan ini dengan tujuan agar mahasiswa
dapat langsung mempraktekkan pemberian pendidikan kepada masyarakat serta
memahami enimena permasalahan yang sering dijumpai oleh masyarakat khusunya
tentang penyakit hipertensi. (Styawan, 2018).
Pemberian pendidikan kesehatan tersebut ditujukan kepada masyarakat agar
mengetahui pecegahan dan pengobatan hipertensi agar tidak memperparah keadaan
hipertensinya dan mencegah komplikasi berbahaya dari hipertensi seperti jantung
koroner dan stroke. Hal ini sesuai dengan yang mengatakan bahwa pendidikan
kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi
dirinya sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya. Di samping itu dalam konteks ini
pendidikan kesehatan juga memberikan pengertian-pengertian tentang tradisi,

16
kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan maupun yang
menguntungkan kesehatan. ( Notoatmodjo, 2012).

E. komplikasi hipertensi
Menurut Ardiansyah, M. (2012) komplikasi dari hipertensi adalah :
1. Stoke
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada
hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area
tersebut berkurang. Arteri yang mengalami aterosklerosis dapat melemah dan
meningkatkan terbentuknya aneurisma.
2. Infark Miokardium
Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami arterosklerotik tidak
pada menyuplai cukup oksigen ke miokardium apabila terbentuk thrombus yang
dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Karena terjadi
hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan okigen miokardioum
tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
infark.
d. Gagal Ginjal
Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler-kapiler
glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah mengalir ke unti fungsionla
ginjal, neuron terganggu, dan berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.
Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urine dan terjadilah
tekanan osmotic koloid plasma berkurang sehingga terjadi edema pada penderita
hipertensi kronik.
e. Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna (hipertensi yang
mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang tinggi disebabkan oleh
kelainan yang membuat peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke
dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Akibatnya neuro-neuro
disekitarnya terjadi koma dan kematian.

I. Evaluasi
1. Proses
Peserta mengikuti kegiatan dengan antusias, yang ditandai dengan:
a. Peserta menyimak tanpa teralihkan perhatiannya
b. Peserta mengajukan pertanyaan
2. Hasil

17
Peserta dapat menjelaskan Kembali dengan benar tentang pengertian, penyebab, faktor
risiko,cara pencegahan, dan komplikasi dari hipertensi.

18
Kuesioner

J. Pengetahuan Hipertensi

no Pertanyaan B S
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?
2. Apa penyebab hipertensi?
3. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi?
4. Bagaimana cara penanganannya?
5. Bagaimana cara mencegah hipertensi?
6. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan
hipertensi ?
7. Apakah anda tahu bagaimana seseorang
dapat menderita hipertensi ?
8. Menghindari stress dapat mencegah
peningkatan tekanan darah ?
9. Kapan harus minum obat hipertensi?
10. Apa yang di maksud diet hipertensi ?
11. Kenapa Harus Diet?
12. Makanan apa yang boleh / di anjurkan?
13. Makanan apa yang harus di batasi ?
14. Bagaimana cara mencegah komplikasi ?

19
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh
darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Penyebabnya dibagi menjadi dua golongan yang pertama (primer) adalah
hipertensi yang 90% tidak diketahui penyebabnya yaitu: genetik, jenis kelamin dan
usia, diit konsumsi garam atau kandungan lemak, bb obesitas, merokok dan minum
alkohol. Adapun yang kedua (sekunder) adalah jenis hipertensi yang diketahui
penyebabnya seperti: penyempitan aorta congenital, penyakit parenkim dan vaskular
ginjal, penggunaan kontrasepsi hormonal, gangguan endokrin, stres, kehamilan,
merokok.
Penderita hipertensi perlu untuk diberikan pendidikan kesehatan untuk
meningkatakan kesadaran tentang bahaya penyakit hipertensi. Adapun koplikasi
hipertensi antara lain stroke, infark miokardium, gagal ginjal, ensafalopati (kerusakan
otak).

B. Saran
Penderita hipertensi sebaiknya mengontrol jumlah kalori yang dimakan setiap
hari dan imbangi dengan berolahraga secara teratur. Bagi penderita hipertensi, makanan
bergaram dapat meningkatkan tekanan darah. Batasi makanan yang mengandung kadar
garam tinggi, dan cukup menambahkan sedikit garam pada makanan

20
DAFTAR PUSTAKA

Annas Budi Setaiawan.2018. Promosi Kesehatan Sebagai Usaha Menurunkan Tekanan


Darah Penderita Hipertensi. Vol 1. Kalimantan Timur:

H. Setiawan. Promosi Kesehatan Pencegahan Hipertensi Sejak Dini

Gil-Extremera, B. and Gómez-González, J. V. (2015) ‘Hypertension as the Major Cause of


Stroke’, pp. 9–12. doi: 10.1088/1674-1056/18/1/050.

Kementrian Kesehatan RI (2018) ‘Hipertensi Membunuh Diam-diam, Ketahui Tekanan


Darah Anda’, Depkes.Go.Id, pp. 3–4. doi: 10.1360/zd-2013-43-6-1064.

Leone, A. (2015) ‘Smoking and Hypertension’, Journal of Cardiology and Current Research,
2(2), p. 86. doi: 10.15406/jccr.2015.02.00057.

Lu, Y. et al. (2015) ‘Lifestyle and risk of hypertension: Follow-up of a young pre-
hypertensive cohort’, International Journal of Medical Sciences, 12(7), pp. 605–612.
doi: 10.7150/ijms.12446.

Goyal, R. and Sarwate, N. (2014) ‘A correlative study of hypertension with lipid profile’, Impact
Journals, 2(2), pp. 143–150.

Wang, F. J., Tiwari, V. K. and Wang, H. (2014) ‘Risk factors for hypertension in India and
China: A comparative study’, Health and Population: Perspectives and Issues, 37(1– 2),
pp. 40–49. doi: 10.1111/j.1438-8677.2012.00688.x.

Ardiansyah, Muhamad. 2012. Medikal bedah untuk mahasiswa jogjakarta:DIVAPress

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan


Penerapan Diagnosa Nanda, Nic, Noc dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta: Penerbit
Mediaction.

Hananta I.P.Y., Freitag H (2011). Deteksi Dini dan Pencegahan Hipertensi dan Stroke.
Yogyakarta : MedPress.

Aulia, R., (2018). Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Pasien Hipertensi Di


Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr.Moewardi Surakarta Periode Februari- April 2018.
Journal of Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diunduh tanggal 13 November 2018

Andrea, G. Y., 2013, Korelasi Derjat Hipertensi Dengan Stadium Penyakit Ginjal Kronik
Di Rsup Dr. Kariadi Semarang Periode 2008-2012.

Iswahyuni, S 2017, ‘Hubungan Antara Aktifitas Fisik Dan Hipertensi Pada Lansia,
Profesi (Profesional Islam) Media Publikasi Penelitian, vol.14, no.2,

Bistara, D.N. dan Kartini, Y. 2018. Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi dengan

21
Tekanan Darah Pada Dewasa Muda. Jurnal Kesehatan Vokasional Vol. 3 No. 1.

Palimbong, Sarlina, Maria Dyah Kurniasari Dan Refilda Kiha. (2018). “Keefektifan Diet
Rendah Garam Pada Makanan Biasa Dan Lunak Terhadap Kesembuhan Hipertensi”.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol. 3 No. 1

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

22

Anda mungkin juga menyukai