Kebenaran wahyu itu ada pada dirinya. Andai tidak ada akal, wahyu tetap
benar. Namun wahyu turun untuk orang yang berakal, sehingga, orang yang
berakal tadi, harus membuktikan dulu, bahwa yang ia terima adalah wahyu yang
sebenarnya, bukan ‘wahyu abal’. Karena banyak juga yang mengaku nabi, dan
mengaku dapat wahyu. Namun bagaimana kita dapat membuktikan validitas
wahyu tersebut? lagi2 dengan akal, validitas wahyu dapat dibuktikan.