Anda di halaman 1dari 3

Tugas KB 4 munardi

Tuliskan jawaban anda yang menggambarkan solusi dari kasus berikut:


Seringkali kita sering menghukum anak karena tidak berintegritas, padahal pada saat
yang sama kita sering menunjukan bahwa kita sendiri belum berintegritas. Mi- salnya
anak akan dihukum karena terlambat datang ke sekolah di saat yang sama ada guru
yang terlambat tetapi tidak mendapatkan hukuman apapun. Ketidakkonsistenan ketika
ada orang dewasa yang melanggar aturan kita anggap itu hal yang biasa. Padahal itu
adalah cara ampuh mengajari mereka untuk tidak konsisten. Pertanyaan:
1. Tentukan pendekatan yang paling relevan didukung oleh fakta-fakta di lapangan
untuk menunjukkan konsistensi berperilaku pada diri anda sendiri!
2. Upaya apa yang dilakukan untuk meluaskan konsistensi perilaku berintegritas
kepada lingkup yang lebih luas. Seberapa tingkat keyakinan anda terhadap ke-
berhasilannya

JAWABAN

1. Pendekatan yang paling Relevan


Kalau menururt saya Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and
Learning (CTL) adalah pendekatan yang sesuai dalam menerapkan
pembelarajan di sekolah yang menjunjung tinggi asas integrase. Karena
Pendekatan Kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu
mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan
bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang
mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat
mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang
bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk
menggapainya.
Karena dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk
belajar yang penting,yaitu:
a. Mengaitkan
Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti
konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep
baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan
demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
b. Mengalami
Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti
menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui
sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat
memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian
yang aktif.
c. Menerapkan
Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan
masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang
realistic dan relevan.
d. Kerjasama
Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang
signifikan. Sebaliknya,siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat
mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman
kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar,tetapi
konsisten dengan dunia nyata.
e. Mentransfer
Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan focus
pada pemahaman bukan hapalan.
2. Upaya yang dilakukan untuk meluaskan konsistensi perilaku berintegritas
kepada lingkup yang lebih luas.
Konsistensi perilaku berintegritas dapat dilihat dari bukti-bukti nyata segala
prilaku yang terlintas dalam pikiran, terucap melalui perkataan, dan terungkap
melalui perilaku atau tindakan tidak bisa dihapus. Semua terekam dan
membekas selamanya, serta menjadi bagian utuh dari diri kita. Keberadaan
rekam jejak itu sesuatu yang keberadaannya bersifat mutlak. Demikian pula
perilaku orang berintegritas, akan mudah terlihat dan disaksikan banyak orang.
Adapun upaya yang dapapat dilakukan dalam meluaskan konsistensi
berintegritas adalah :
a. Proses penguatan integritas dapat dilakukan dari bukti-bukti fisik yang
tampak di kelas, di sekolah dan area-area di mana penguatan integritas
dilakukan. Seperti contoh Dokumen RPP dan ADM Guru yang lainnya
dibuat sendiri oleh guru dan selalu disesuaikan dengan kondisi peserta didik
dan konteks lokal sekolahnya;
b. Membuat suasana kelas dan sekolah yang mencerminkan jejak penguatan
integritas seperti kelas terjaga kebersihannya, senantiasa rapi, teratur,
tertata, nyaman dan membuat betah;
c. Membiasakan Penampilan seluruh warga sekolah rapi, bersih, nampak tata
kelola lingkungan yang terencana baik;
d. Mempunyai keyakinkan diri bahwa guru memiliki peran menentukan bagi
masa depan anak. Lahirnya generasi berintegritas di masa datang
ditentukan oleh guru pada hari ini.
e. Dalam setiap pembelajaran dengan kompetensi apapun, lakukan dengan
perkataan yang jujur, bertanggungjawab, berdisiplin, mandiri, dan peduli.
f. Menguatkan jiwa anak dengan berbagai slogan seperti “Berani Jujur Hebat”,
“Hebat itu Tidak Menyontek”, “Hebat itu Mandiri”, dan lain sebagainya.
g. Menentukan indikator ketercapaian kompetensi sebagai penanda, anak
telah mencapai kompetensi yang ditentukan.
h. Merancang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sebaik mungkin.
i. Mengupayakan setiap kebaikan yang dilakukan terus diluaskan ke luar
kelas, luar sekolah dan ke keluarga dan masyarakat.

Dari beberapa upaya yang dapat dilakukan di atas saya yakin jika kita bias
benar-benar melaksanakannya dengan baik maka keberhasilan dalam
upaya untuk meluaskan konsistensi perilaku berintegritas kepada lingkup yang
lebih luas dapat dilakukan secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai